Anda di halaman 1dari 5

TETAP SHALEH SETELAH RAMADHAN

Khutbah Pertama:

َ ‫ َوبَ َع‬،‫ َو َج َع َل ُأ َّمتَنَا ُأ َّمةَ اِإل ْساَل ِم َخ ْي َر ُأ َّم ٍة‬،َ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ َأ ْك َم َل لَنَا ال ِّدي َْن َوَأتَ َّم َعلَ ْينَا النِ ْع َمة‬
‫ث فِ ْينَا‬
َ ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬،َ‫الح ْك َمة‬
‫ك‬ ِ ‫اب َو‬ َ َ‫َرس ُْوالً ِمنَّا يَ ْتلُ ْو َعلَ ْينَا آيَاتِ ِه َوي ُِّز ِك ْينَا َويُ َعلِّ ُمنَا ال ِكت‬
‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ بَ َعثَهُ هللاُ لِ ْل َعالَ ِمي َْن قُ ْد َوةً َو َرحْ َمةً؛‬،ُ‫لَهُ؛ بِيَ ِد ِه الفَضْ ُل َوال َعطَا ُء َوال ِمنَّة‬
‫ب ال ُج َّم ِة‬ ِ ِ‫ل ال َع ِظ ْي َم ِة َوال َمنَاق‬Pِ ‫ضاِئ‬َ َ‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِعي َْن ُأ ْولِي الف‬ َ ‫ات هللاِ َو َساَل ُمهُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو‬ ُ ‫صلَ َو‬ َ .
ِ‫ثُ َّم َأ َّما بَ ْع ُد ِعبَا َد هللا‬:
Bertakwalah kepada Allah Ta’ala. Jadilah orang yang senantiasa merasa diawasi oleh Allah. Karena
Dia Maha Melihat apa yang kita perbuat dan Maha Mendengar apa yang kita ucapkan.
Dan takwa kepada Allah adalah menaati Allah berdasarkan petunjuk dari Allah dan berharap pahala
dari-Nya. Juga meninggalkan perbuatan maksiat yang dilarang oleh Allah berdasarkan petunjuk dari-
Nya karena takut akan adzab-Nya.
Ayyuhal mukminun ibadallah,
Musim-musim kebaikan yang agung telah berpiasah dengan kita. Kemarin kita melihat pemandangan
yang membuat hati orang-orang beriman gembira. Masjid penuh.
Kaum muslimin betah duduk-duduk di dalamnya dengan berbagai aktivitas ibadah. Shalat, membaca
Alquran, bermajlis taklim dengan mempelajari agama.
Di luar masjid kita lihat mereka berbagi dengan orang-orang miskin dan anak-anak yatim. Malam
harinya masjid diisi dengan shalat tarawih dan senandung ayat-ayat Alquran.
Di akhir Ramadhan, sebagian masjid terisi dua puluh empat jam dengan sejumlah besar orang yang
beritikaf. Mereka bersabar mengisi ketaatan sebulan penuh.
Dan menjauhi apa yang Allah Ta’ala larang. Mereka berharap pahala dari Allah. dan masa-masa itu
adalah pasarnya orang-orang beriman.
Mereka menginginkan mendapat keuntungan di akhirat yang dijanjikan oleh Allah yang tidak pernah
menyelisihi janji-Nya.

‫صبَرُوا َجنَّةً َو َح ِريرًا‬


َ ‫َو َج َزاهُم بِ َما‬
“Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian)
sutera.” [Quran Al-Insan: 12]
Ibadallah,
Meskipun kita sudah berpisah dengan bulan ampunan dan pembebasan dari api neraka, kesempatan
untuk berbuat baik menaati Allah dan menjauhi larangan-Nya belum berakhir.
Selama usia masih Allah berikan, maka pintu kebaikan masih terbuka. Oleh karena itu, sudah
seharunya kesempatan tersebut kita manfaatkan.

َ َ‫َوٱ ْعبُ ْد َرب ََّك َحتَّ ٰى يَْأتِي‬


ُ ِ‫ك ْٱليَق‬
‫ين‬
“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” [Quran Al-Hijr: 99]
Ibadallah,
Di antara tanda diterimanya amal ibadah kita adalah lahirnya atau munculnya semangat untuk
melakukan ibadah lainnya.
Karena amal kebaikan itu saling menyeru satu dengan yang lain. Seorang tabi’in yang mulia, al-Hasan
al-Bashri rahimahullah mengatakan,

“ُ‫ فَِإ َذا قَبِ َل هللاُ ال َع ْب َد فَِإنَّهُ يُ َوفِّقُه‬،‫ َو ِم ْن ُعقُ ْوبَ ِة ال َسيَِّئ ِة ال َسيَِّئةُ بَ ْع َدهَا‬،‫الح َسنَةُ بَ ْع َدهَا‬ َ ‫ِإ َّن ِم ْن َج َزا ِء‬
َ ‫الح َسنَ ِة‬
‫ت فِى‬ َ ‫ ِإ ْن لَ ْم تَ ُك ْن فِى ِزيَا َد ٍة فََأ ْن‬،‫ “يا َ اب َْن آد َم‬:‫الح َس ُن‬ َ ‫ال‬ ِ ‫ َويَصْ ِرفُهُ َع ِن ال َمع‬،‫ِإلَى الطَا َع ِة‬
َ َ‫ َوقَ ْد ق‬،‫ْصيَ ِة‬
‫ان‬
ِ ‫ص‬ َ ‫نُ ْق‬
“Di antara balasan Allah terhadap amal kebajikan adalah seseorang termotivasi melakukan kebaikan
lainnya. Dan bentuk hukuman kemaksiatan adalah keinginan mencoba kemaksiatan lainnya. Apabila
Allah menerima amal ibadah seseorang, Dia akan memberinya taufik untuk melakukan ibadah lainnya
dan memalingkannya dari kemaksiatan.”
Beliau melanjutkan, “Berarti wahai anak Adam, kalau amal taat kalian tidak bertambah, sebenarnya
kalian berada dalam kekurangan.”
Ucapan beliau ini kalau kita kaitkan dengan Ramadhan kemarin, kalau Ramadhan kemarin tidak
menambah semangat kita untuk melakukan ketaatan di bulan Syawal ini, artinya Ramadhan kemarin itu
penuh kekurangan.
Kaum muslimin,
Sesungguhnya, Tuhan yang kita ibadahi dan sembah di bulan Ramadhan kemarin adalah Tuhan yang
sama di bulan Syawal ini dan bulan-bulan lainnya. Karena itu, para ulama kita mengatakan,
ً ‫ضانِيّا‬
َ ‫ُك ْن َربَّانِيّا ً َواَل تَ ُك ْن َر َم‬
“Jadilah engkau seorang yang Rabbani (yang senatiasa taat kepada Allah), bukan cuma musiman
Ramadhan saja.”
Jangan kita batasi ketaatan kita kepada Allah di bulan Ramadhan saja. Tapi kita jadikan kebiasaan baik
Ramadhan kemarin menjadi gaya hidup kita selamanya. Yang kemarin ke masjid, jangan tinggalkan
masjid.
Yang kemarin sedekah, membaca Alquran, puasa, shalat malam, mendengar pengajian, dll. jangan
hanya dilakukan di bulan Ramadhan saja.
Tapi terus pupuk kebiasaan baik tersebut setelah Ramadhan. Hingga akhir hayat kita tetap istiqomah
dalam kebaikan. Inilah maksud dari firman Allah Ta’ala,

َ ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم‬


‫ون‬ َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذ‬
َّ ‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” [Quran Ali Imran: 102].
Dan bagi orang-orang yang istiqomah, Allah Ta’ala mengabarkan,

ٌ ‫ين قَالُوا َربُّنَا هَّللا ُ ثُ َّم ا ْستَقَا ُموا فَاَل َخ ْو‬


َ ُ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْم يَحْ َزن‬
‫ون‬ َ ‫ِإ َّن الَّ ِذ‬
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap
istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.” [Quran
Al-Ahqaf: 13]
Seandainya mereka istiqomah terus di jalan kebaikan hingga ajal mereka, mereka tidak takut tentang
apa yang akan mereka hadapi setelah kematian. Yaitu kehidupan akhirat.
Dan tidak khawatir dengan keluarga yang mereka tinggalkan. Karena Allah yang akan menjaminnya.
‫ين قَالُوا َربُّنَا هَّللا ُ ثُ َّم ا ْستَقَا ُموا تَتَنَ َّز ُل َعلَ ْي ِه ُم ْال َماَل ِئ َكةُ َأاَّل تَ َخافُوا َواَل تَحْ َزنُوا َوَأ ْب ِشرُوا بِ ْال َجنَّ ِة الَّتِي‬
َ ‫ِإ َّن الَّ ِذ‬
َ ‫ُك ْنتُ ْم تُو َع ُد‬
‫ون‬
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:
“Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang
telah dijanjikan Allah kepadamu”.” [Quran Fussilat: 30].

Ibadallah,

Allah juga memberikan permisalan yang luar biasa tentang orang-orang yang sudah membiasakan diri
untuk melakukan taat. Yaitu orang-orang yang sudah mencoba membentuk kebiasaan baik. Kemudian
kebiasaan tersebut dia rusak dengan melakukan perbuatan maksiat yang hakikatnya sama sekali tidak
produktif untuk dunia dan akhiratnya.

Allah umpamakan dengan seorang perempuan yang memintal benang. Setelah satu bulan ia rajut
benang tersebut membuat sesuatu, setelah rampung sebulan dan membentuk hasil rajutan yang bagus,
ia malah merusaknya. Allah Ta’ala berfirman,

‫ت َغ ْزلَهَا ِم ْن بَ ْع ِد قُ َّو ٍة َأ ْن َكاثًا‬ َ َ‫َواَل تَ ُكونُوا َكالَّتِي نَق‬


ْ ‫ض‬
“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal
dengan kuat, menjadi cerai berai kembali.” [Quran An-Nahl: 92]

Kita tengah merajut kebiasaan baik. Dan kebiasaan kita di bulan Ramadhan kemarin, hampir saja
menjadi kebiasaan baru atau gaya hidup baru yang tengah kita bentuk.

Ketika Ramadhan usai, usaha itu kita uang. Kebiasaan itu kita abaikan dan tidak lagi kita jadikan
bagian dari diri kita. Inilah permisalan yang Allah sebutkan di atas.

Dan kita di Ramadhan kemarin mendapat nikmat taufik dari Allah yaitu mudahnya melakukan taat.
Kemudian maksiat setelah mendapat nikmat tentu saja bukanlah bentuk syukur. Syukur nikmat adalah
menaati Allah. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

‫ا ْع َملُوا آ َل َدا ُوو َد ُش ْكرًا‬


“Beramallah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah).” [Quran Saba’: 13]

Ibadallah,

Di masa yang belum sepekan berlalu dari Ramadhan ini, marilah kita muhasabah. Kita timbang-
timbang amal perbuatan dan kondisi kita sekarang ini. Kalau sekiranya kita berubah segera kita
perbaiki. Karena kondisinya belum berat.

Dorongan melakukan kebaikan adalah cahaya di hati. Tatkala ada cahaya tersebut, kita besarkan lagi
cahayany, jangan malah kita padamkan dengan memilih melakukan perbuatan yang berkebalikan
dengannya.

Pِ ‫اَللَّهُ َّم يَا َربَّنَا َويَا َسيِّ َدنَا َو َم ْواَل نَا اِجْ َعلْ ُمر ُْو َر اَألي َِّام َوال ُّشه ُْو ِر َواَأل ْع َو ِام ُم ْغنَما ً لَنَا َولِ ْل َخ ْي َرا‬
‫ت ُمرْ تَق ًى‬
َ‫ َواَل تَ ِك ْلنَا ِإلَى َأ ْنفُ ِسنَا طَرْ فَة‬،‫ص َراطا ً ُم ْستَقِ ْي ًما‬ ِ ‫ْك‬ َ ‫ َوا ْه ِدنَا ِإلَي‬،‫ك يَا َح ُّي يَا قَي ُّْو ُم‬ َ ‫ َوَأ ِعنَّا َعلَى‬،‫َو ُسلَّ ًما‬
َ ِ‫طا َعت‬
‫ َع ْي ٍن‬.
ٍ ‫َأقُ ْو ُل هَ َذا القَ ْو َل َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِي َولَ ُك ْم َولِ َساِئ ِر ال ُم ْسلِ ِمي َْن ِم ْن ُكلِّ َذ ْن‬
‫ب فَا ْستَ ْغفِر ُْوهُ يَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ِإنَّهُ هُ َو‬
َ ‫ال َغفُ ْو ُر‬.
‫الر ِح ْي ُم‬
Khutbah Kedua:

‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل‬،‫ضى‬ َ َ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َح ْمداً َكثِيْراً طَيِّبا ً ُمب‬
َ ْ‫اركا ً فِ ْي ِه َك َما يُ ِحبُّ َربُّنَا َويَر‬
‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِعي َْن‬
َ ‫صلَّى هللاُ َو َسلَّ َم َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو‬َ ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ؛‬،ُ‫ْك لَه‬
َ ‫ َش ِري‬.
‫ أما بعد أيها المؤمنون‬:
Marilah kita bertakwa kepada Allah. Karena barang siapa yang bertakwa kepada Allah, Dia akan
menjaganya. Kemudian menunjukinya kepada perkara-perkara terbaik dalam kehidupan dunia dan
akhiratnya.

Ibadallah,

Apabila puasa yang Allah wajibkan telah berlalu, maka masih ada amalan-amalan puasa sunat yang
bisa kita amalkan. Khususnya sekarang ini di bulan Syawal. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh Imam muslim dalam Sahihnya, dari Abu Ayyub al-Anshari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

‫صيَ ِام ال َّد ْه ِر‬


ِ ‫ان َك‬ ٍ ‫ان ثُ َّم َأ ْتبَ َعهُ ِستًّا ِم ْن َش َّو‬
َ ‫ال َك‬ َ ‫ض‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫صا َم َر َم‬
“Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian dia ikuti dengan berpuasa enam hari di bulan
Syawal, itu seperti puasa sepanjang tahun.”

Dan melaksanakan puasa Syawal adalah tanda di antara tanda-tanda diterimanya puasa Ramadhan kita.
Karena tanda diterimanya kebaikan itu adalah melahirkan kebaikan lainnya. Demikian juga puasa
Syawal ini sebagai bentuk syukur kita kepada Allah Ta’ala yang telah memberi kita taufik untuk
melakukan amalan ketaatan di bulan Ramadhan kemarin.

Baca Juga: Dapat Perhatian Ridwan Kamil, Impian Mak Esih Tinggal di Rumah Layak Huni Segera
Terwujud

Puasa Syawal ini juga ibarat puasa sunat rawatib yang mengiringi puasa wajib di bulan Ramadhan. Dia
ibarat shalat bakdiah yang mengiringi shalat wajib. Apalagi Nabi mengatakan jika digabung dengan
puasa Ramadhan, ibarat kita telah melakukan puasa setiap hari selama setahun penuh. Ini benar-benar
karunia dari Allah Yang melipat-gandakan balasan kebaikan.

، ‫ أن أصدق الحديث كالم هللا وخير الهدى هدى محمد صلى هللا عليه وسلم‬-‫واعلموا – عباد هللا‬
‫ وعليكم‬، ‫ وكل ضاللة في النار‬، ‫ وكل بدعة ضاللة‬، ‫ وكل محدثة بدعة‬، ‫وشر األمور محدثاتها‬
‫بالجماعة فإن يد هللا على الجماعة‬.

َ ‫ ﴿ ِإ َّن هَّللا‬:‫وصلوا وسلموا – رعاكم هللا – على محمد بن عبد هللا كما أمركم هللا بذلك في كتابه فقال‬
‫ وقال‬، ]٥٦:‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِيما ً ﴾ [األحزاب‬ َ ‫ون َعلَى النَّبِ ِّي يَا َأيُّهَا الَّ ِذ‬
َ ‫ين آ َمنُوا‬ َ ُّ‫ُصل‬
َ ‫َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َع ْشرًا)) وجاء عنه عليه الصالة‬َ ً‫اح َدة‬
ِ ‫ي َو‬َّ َ‫صلَّى َعل‬ َ ‫ (( َم ْن‬: ‫صلى هللا عليه وسلم‬
‫ على اإلكثار من الصالة والسالم عليه في ليلة الجمعة ويومها‬P‫ والسالم الحث‬.
، ‫اللهم ص ِّل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد‬
. ‫وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد‬
‫ وعثمان‬، ‫ وعمر الفاروق‬، ‫وارض اللهم عن الخلفاء الراشدين األئمة المهديين ؛ أبي بكر الصديق‬
َ
‫ وعن التابعين ومن تبعهم‬، ‫وارض اللهم عن الصحابة أجمعين‬
َ ، ‫ وأبي الحسنين علي‬، ‫ذي النورين‬
‫ وعنَّا معهم بمنِّك وكرمك وإحسانك يا أكرم األكرمين‬، ‫ بإحسان إلى يوم الدين‬.
‫اللهم أعز اإلسالم والمسلمين‪ ،‬وأذل الشرك والمشركين‪ ،‬ودمر أعداء الدين‪ .‬اللهم انصر من نصر‬
‫دينك وكتابك وسنة نبيك محمد صلى هللا عليه وسلم‪ .‬اللهم آ ِمنا في أوطاننا‪ ،‬وأصلح أئمتنا ووالة‬
‫أمورنا‪ ،‬واجعل واليتنا فيمن خافك اتقاك واتبع رضاك يا رب العالمين‪ .‬اللهم وفِّق ولي أمرنا لما‬
‫تحبه وترضاه من سديد األقوال وصالح األعمال يا حي يا قيوم يا ذا الجالل واإلكرام‬
‫اللهم آت نفوسنا تقواها‪ ،‬زكها أنت خير من زكاها أنت وليها وموالها‪ .‬اللهم أصلح لنا ديننا الذي‬
‫هو عصمة أمرنا‪ ،‬وأصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا‪ ،‬وأصلح لنا آخرتنا التي فيها معادنا‪ ،‬واجعل‬
‫الحياة زيادة لنا في كل خير والموت راحة لنا من كل شر‪ .‬اللهم إنا نسألك حبك وحب من يحبك‬
‫وحب العمل الذي يقربنا إلى حبك‪ .‬اللهم زيِّنا بزينة اإليمان واجعلنا هداة مهتدين‪ .‬اللهم إنا نسألك لذة‬
‫النظر إلى وجهك الكريم والشوق إلى لقائك في غير ضراء مضرة وال فتنة مضلة‪ .‬اللهم إنا نسألك‬
‫الهدى والتقى والعفة والغنى‪ .‬اللهم وأصلح لنا شأننا كله وال تكلنا إلى أنفسنا طرفة عينا‪ .‬ربنا إنا‬
‫ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين‪ .‬اللهم اغفر لنا ولوالدينا وللمسلمين‬
‫‪ .‬والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات األحياء منهم واألموات‬
‫‪ .‬ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي اآلخرة حسنة وقنا عذاب النار‬
‫َولَ ِذ ْك ُر هَّللا ِ َأ ْكبَ ُر َوهَّللا ُ يَ ْعلَ ُم َما ‪ ، ‬عباد هللا ‪ :‬اذكروا هللا يذكركم ‪ ،‬واشكروه على نعمه يزدكم‬
‫*** تَصْ نَع َ‬
‫ُون‬

Anda mungkin juga menyukai