(Bekerja Keras)
Ayat Al Qur’an tentang Giat Bekerja
QS Al Mujadalah:11
سحِ هللاُ لَ ُك ْم َو ِاذَا قِ ْي َل َ س ُح ْوا َي ْف َ س ُح ْوا فِى ا ْل َم َج ِل ِس فَا ْف َّ ََيآيُّ َها الَّ ِذيْنَ ا َ َمنُ ْوآ اِذَا قِ ْي َل لَ ُك ْم تَف
ت َو هللاُ ِب َما ٍ ش ُز ْوا َي ْرفَعِ هللاُ الَّ ِذيْنَ ا َ َمنُ ْوا ِم ْن ُك ْم َو الَّ ِذيْنَ ا ُ ْوت ُ ْوا ْال ِع ْل َم دَ َر َج ُ ش ُز ْوا فَا ْنُ ا ْن
ت َ ْع َملُ ْونَ َخبِيْر
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam
majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
QS Al Jumu’ah: 9-11
ض َوا ْبتَغُوا ِم ْنِ ص ََلة ُ فَا ْنت َ ِش ُروا ِفي ْال َ ْر َّ ت ال ِ َ ضي ِ ُفَإِذَا ق
َ يرا لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح
ون َّ َللا َوا ْذ ُك ُروا
ً َِللاَ َكث ِ َّ ض ِلْ َف
Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.” (Surah Al-
Jumu’ah (62) ayat 10).
1. Bekerja keras adalah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap orang
yang mengaku dirinya beriman kepada Allah SWT, hal ini dibuktikan dengan
banyaknya perintah Allah dalam Al-qur’an yang menyuruh untuk bekerja.
2. Salah satu prasyarat untuk terhindarnya umat manusia dari kerugian yang sangat besar
adalah dengan bekerja yaitu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik. Yang dalam
bahasa Al-qur’an disebut dengan Amilusshalihat.
3. Bekerja secara produktif adalah merupakan ciri dan karakteristik seorang muslim
yang terbaik sesuai dengan implementasi hadits Nabi, tangan diatas (yang memberi)
lebih baik daripada tangan yang dibawah (yang menerima).
4. Bekerja disamakan dengan Jihad Fi Sabilillah.
Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat 93-96
ukuran font
Cetak
Add new comment
Ayat ke 93
ِ ُاحدَة ً َولَ ِك ْن ي
ض ُّل َم ْن يَشَا ُء ِ َللاُ لَ َجعَلَ ُك ْم أ ُ َّمةً َو
َّ َولَ ْو شَا َء
)93( َع َّما ُك ْنت ُ ْم ت َ ْع َملُونَ َويَ ْهدِي َم ْن يَشَا ُء َولَت ُ ْسأَلُ َّن
Artinya:
Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah
menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu
kerjakan. (16: 93)
2. Semua perbuatan dan tingkah laku manusia baik itu kecil atau
besar akan dimintai pertanggungjawaban di Hari Kiamat.
Ayat ke 94-95
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
Ayat ke 96
َ ْصبَ ُروا أ َجْ َرهُ ْم ِبأَح
)96( َس ِن َما َكانُوا يَ ْع َملُون َ َق َولَنَجْ ِزيَ َّن الَّذِين ِ َّ ََما ِع ْندَ ُك ْم يَ ْنفَدُ َو َما ِع ْند
ٍ َللا بَا
Artinya:
Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah
adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan
kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan. (16: 96)
| Print |
SocButtons v1.4
Dalam sejarah ulama salaf, diriwayatkan bahwa khalifah rasyidin ke V Umar bin Abdil Aziz
dalam suatu shalat tahajjudnya membaca ayat 22-24 dari surat ashshoffat
Beliau mengulangi ayat tersebut beberapa kali karena merenungi besarnya tanggungjawab
seorang pemimpin di akhirat bila telab melakukan kedzaliman. Dalam riwayat lain Umar bin
Khatab r.a. mengungkapkan besarnya tanggung jawab seorang pemimpin di akhiarat nanti
dengan kata-katanya yang terkenal : “Seandainya seekor keledai terperosok di kota Baghdad
nicaya Umar akan dimintai pertanggungjawabannya, seraya ditanya : Mengapa tidak
meratakan jalan untuknya ?” Itulah dua dari ribuan contoh yang pernah dilukiskan para
salafus sholih tentang tanggungjawab pemimpin di hadapan Allah kelak.
Pada prinsipnya tanggungjawab dalam Islam itu berdasarkan atas perbuatan individu saja
sebagaimana ditegaskan dalam beberapa ayat seperti ayat 164 surat Al An’am
164( ) َو ََل ت َ ْكسِبُ ُك ُّل َن ْف ٍس ِإ ََّل َعلَ ْي َها َو ََل ت َِز ُر َو ِاز َرة ِو ْز َر أ ُ ْخ َرى
Artinya: “Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada
dirinya sendiri dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.”
Seorang yang cerdas selayaknya merenungi hal ini sehingga tidak meremehkan perbuatan
baik sekecil apapun dan tidak gegabah berbuat dosa walau sekecil biji sawi. Mengapa
demikian ? Boleh jadi perbuatan baik atau jahat itu mula-mula amat kecil ketika dilakukan,
akan tetapi bila pengaruh dan akibatnya terus berlangsung lama, bisa jadi akan amat besar
pahala atau dosanya.
12(ين
ٍ ص ْي َناهُ فِي ِإ َم ٍام ُم ِب
َ ْش ْيءٍ أح َ َ) ِإنَّا نَحْ نُ نُحْ ِيي ْال َم ْوت َى َونَ ْكتُبُ َما َقدَّ ُموا َو َءاث
َ ار ُه ْم َو ُك َّل
Artinya: Kami menuliskan apa-apa yang mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka
tinggalkan. (Yaasiin 12).
Ayat ini menegaskan bahwa tanggangjawab itu bukan saja terhadap apa yang diperbuatnya
akan tetapi melebar sampai semua akibat dan bekas-bekas dari perbuatan tersebut. Orang
yang meninggalkan ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah atau anak yang sholeh ,
kesemuanya itu akan meninggalkan bekas kebaikan selama masih berbekas sampai kapanpun.
Dari sini jelaslah bahwa Orang yang berbuat baik atau berbuat jahat akan mendapat pahala
atau menanggung dosanya ditambah dengan pahala atau dosa orang-orang yang meniru
perbuatannya. Hal ini ditegaskan dalam Surat An nahl 25
Di sini kita merenung sejenak seraya bertanya: “apabila yang memerintah kejahatan atau
kedurhakaan itu seorang pemimpin yang memilik kekuasaan penuh, apakah dia saja yang
akan menanggung dosanya dan dosa rakyatnya karrena mereka dipaksa ? Ataukah rakyat juga
harus menaggung dosanya walau ia lakukan di bawah ancaman paksaan tersebut ?” Menurut
hemat saya, seorang penguasa dianggap tidak memaksa selama raksyat masih bisa memiliki
kehendak yang aada dalam dirinya. Perintah seorang pimpinan secara lisan maupun tulisan
tidak berarti melepaskan seorang bawahan dari tanggungjawab atas semua perbuatannya.
Alquran mencela orang-orang yang melakukan dosa dengan alasan pimpinannya menyuruh
berbuat dosa. Allah menyatakan sbb.
ضلُّونَا
َ َ سادَتَنَا َو ُكبَ َرا َءنَا فَأ َ َ)وقَالُوا َربَّنَا إِنَّا أ
َ ط ْعنَا َ س
َ 66(وَل ُ الر َ ََللاَ َوأ
َّ ط ْعنَا َ َار يَقُولُونَ يَالَ ْيتَنَا أ
َّ ط ْعنَا ِ َّيَ ْو َم تُقَلَّبُ ُو ُجو ُه ُه ْم فِي الن
67(يَل َ س ِب
َّ )ال
: “Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: “alangkah
baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat pula kepada Rasul” Dan mereka berkata:
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-
pembesar kami , lalu mereka menyesatkan kami dari jalan yang benar”. (Al ahzab 66-67).
: “Harapanmu itu sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari itu karena kamu
telah menganiaya dirimu sendiri . Sesungguhnya kamu bersekutu dalam azab itu. (Az
Zukhruf 39).
Dari sini jelaslah bahwa pemimpin yang dzalim tidak akan bisa memaksa hati seseorang
kendati mampu memaksa yang lahiriyahnya. Oleh sebab itu rakyat atau bawahanpun harus
bertanggung jawab terhadap akidahnya dan perbuatannya kendati di sana ada perintah dan
larangan pimpinan.
Berbeda dengan hukum paksaan yang menimpa orang-orang lemah yang ditindas penguasa
yang mengancam akan membunuhnya dan memang bisa dilaksanakan. Hal ini pernah terjadi
pada masa awal Islam di Makkah dimana orang yang masuk Islam di paksa harus murtad
seperti Bilal bin Rabbah, keluarga Yasir dst. Mereka dipaksa menyatakan kekufuran. (lihat
An Nahl 106 dan An Nisa’ 97-99)
Tanggung jawab seorang berkaitan erat dengan kewajiban yang dibebankan padanya.
Semakin tinggi kedudukannya di masyarakat maka semakin tinggi pula tanggungjawabnya.
Seorang pemimpin negara bertanggung jawab atas prilaku dirinya, keluarganya, saudara-
saudaranya, masyarakatnya dan rakyatnya. Hal ini ditegaskan Allah sbb.; “Wahai orang-
orang mukmin peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (At Tahrim 6)
Sebagaimana yang ditegaskan Rasululah saw : “ Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap
pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya..”(Al Hadit)
Pemimpin dalam level apapun akan dimintai pertanggungjawabannya dihadapan Allah atas
semua perbuatannya disamping seluruh apa yang terjadi pada rakyat yang dipimpinnya. Baik
dan buruknya prilaku dan keadaan rakyat tergantung kepada pemimpinnya. Sebagaimana
rakyat juga akan dimintai pertanggungjawabannya ketika memilihseorang pemimpin. Bila
mereka memilih pemimpin yang bodoh dan tidak memiliki kapabilitas serta akseptabilitas
sehingga kelak pemimpin itu akan membawa rakyatnya ke jurang kedurhakaan rakyat juga
dibebani pertanggungjawaban itu.
Seorang penguasa tidak akan terlepas dari beban berat tersebut kecuali bila selalu melakukan
kontrol, mereformasi yang rusak pada rakyatnya , menyingkirkan orang-orang yang tidak
amanah dan menggantinya dengan orang yang sholeh. Perrtolongan allah tergantung niat
sesuai dengan firman Allah
11(ش ْيءٍ َع ِليم َّ اَّللِ يَ ْه ِد قَ ْلبَهُ َو
َ َللاُ ِب ُك ِِّل َّ صيبَ ٍة ِإ ََّل ِبإِذْ ِن
َّ َللاِ َو َم ْن يُؤْ ِم ْن ِب ِ اب ِم ْن ُم
َ صَ َ ) َما أ
Artinya : Barangsiapa yang beriman kepada Allah akan ditunjuki hatinya danAllah Maha
Mengetahui ats segala sesuatu. (At Taghobun 11)
Wallahu a’lamu.
Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan,
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah
kesudahan segala urusan. (QS.Luqman:22)
Makalah Al Qur'an Hadist tanggung jawab
terhadap keluarga dan masyarakat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tanggung jawab adalah salah satu ajaran pokok dari agama. Bahwa Tuhan Maha Adil, maka
setiap orang pasti akan mempertanggung jawabkan perbuatannya, sekecil apapun itu, dan
akan mendapatkan balasan yang setimpal. Balasan bisa di terima kelak di akhirat, atau
sekarang di dunia, atau bahkan dua-duanya, dibalas di dunia dan diakhirat.
Perilaku tanggung jawab harus diterapkan dimana saja kita berada karena ini merupakan sifat
yang terpuji, oleh karena itu kita wajib bertanggung jawab atas segala bentuk apapun yang
kita perbuat, entah itu perbuatan baik ataupun tidak. Bertanggung jawab berarti kita juga
telah berlaku jujur.
Tanggung jawab kita sebagai manusia itu bermacam-macam mulai dari beribadah kepada
Tuhan, sampai Kalifatullahi atau sebagai seorang pemimpin.
Maka dari itu kita sebagai manusia makhluk yang sempurna harus bersikap tanggung jawab
dibidang apapun atau diprofesi apapun yang kita jalani agar semua yang kita lakukan
mendapat Ridho dari Tuhan yang Maha Esa.
BAB II
PEMBAHASAN
Yang manapun itu, bertanggung jawab adalah nilai moral yang mulia. Yang membuat
manusia berhati-hati untuk tidak merugikan orang lain, bahkan berusaha semampunya untuk
selalu berbuat kebaikan bagi orang lain. Orang-orang yang bertanggung jawab adalah orang
yang bermanfaat bagi sistem masyarakat, atau sistem apapun juga. Sebaliknya orang-orang
yang tidak bertanggung jawab cenderung merusak sistem di manapun dia berada.
Manusia adalah makhluk yg sadar. Ini adalah kualitasnya yg paling menonjol; Kesadaran
dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia
eksternal, menyingkap rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa
masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal pada permukaan serba-indera dan
akibat saja, tetapi mengamati apa yg ada di luar penginderaan dan menyimpulkan penyebab
dari akibat. Dengan demikian ia melewati batas penginderaannya dan memperpanjang ikatan
waktunya sampai ke masa lampau dan masa mendatang, ke dalam waktu yg tidak dihadirinya
secara objektif. Ia mendapat pegangan yg benar, luas dan dalam atas lingkungannya sendiri.
Kesadaran adalah suatu zat yg lebih mulia daripada eksistensi.
Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk hidup
yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ; ia mampu mempelajari,
manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya
secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan
manusia memiliki kekuatan ajaib-semu –quasi-miracolous– yg memberinya kemampuan
untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan
kedalaman eksistensial yg tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu posisi untuk
menikmati apa yg belum diberikan alam.
Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah puas
dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya.
Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak
memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yg ada. Kekuatan
inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki, mewujudkan,
membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah.
Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai. Nilai
terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana
suatu motif yg lebih tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut
ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela untuk
membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.
Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri, dan
sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan mulia. Ia
memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk
memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami.
Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yg tidak akan punya arti
kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.
2.4 HUBUNGAN MANUSIA DAN TANGGUN JAWAB
Tanggung jawab merupakan sesuatu yang mendampingi hak asasi manusia sejak lahir.dapat
kita lihat tanggung jawab mengandung 2 unsur kata yaitu menangggung dan menjawab
.menanggung sendiri yaitu memikul sesuatu baik nyata ataupun tidak sedangkan menjawab
adalah sesuatu hasil yang mutlak dari sebuah reaksi manusia dalam merespon sesuatu
disekitarnya.dapat diartikan tanggung jawab adalah sesuatu yang ditanggung dan harus
dilakukan oleh manusia bauk terlihat maupun tidak terlihat.tanggung jawab sendiri erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari manusia maka dari itu diperlukan sebuah tekad untuk
melaksanakan sebuah tanggung jawab.
Contoh sehari-hari sebuah tanggung jawab yaitu:
Seorang anak yang telah menerima hak untuk disekolahkan oleh orang tuanya maka
harus belajar dengan giat dan menjadi seorang siswa/siswi yang berprestasi
TUHAN menciptakan manusia ke dunia dan memberikan hak untuk hidup namun
manusia tersebut harus taat dan mematuhi larangannya agar tetap selamat.
b) Tanggung jawab terhadap keluarga, yaitu tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab
kepada keluarganya terhadap nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan
kesejahteraan, keselamatan, pendidikan,dan kehidupan.
c) Tanggung jawab terhadap masyarakat, yaitu manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan
manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial.
d) Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara, yaitu suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia,
tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak,
bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh
negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri, dan apabila perbuatan itu salah, maka
harus bertanggung jawab kepada negara.
e) Tanggung jawab terhadap Tuhan, yaitu Tuhan menciptakan manusia dibumi ini bukanlah
tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai
tanggung jawab langsung terhadap Tuhan, sehingga tindakan manusia tidak lepas dari
hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai
macam agama.
ط ِب ْر َعلَ ْي َها ََل نَ ْسأَلُ َك ِر ْزقًا ن َْح ُن ن َْر ُزقُ َك َو ْال َعا ِق َبةُ ِللت َّ ْق َوى
َ ص َّ َوأْ ُم ْر أ َ ْهلَ َك ِبال
ْ ص ََل ِة َوا
) ١٣٢ :(طه
a. Terjemahan Surah Taha : 132
Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu
dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki
kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.
2. Sebab Turunya Surah Taha : 132 (Asbabun Nuzul)
Thaahaa Termasuk huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian daripada surat-
surat Al Quran, ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-
surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya.
diantara Ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena
dipandang Termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan
yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang
berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian Para Pendengar
supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu
diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka
tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad s.a.w.
semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran
Asbabunuzu_____________________
Sumber :http://alquranmulia.wordpress.com/2013/01/22/asbabun-nuzul-surah-thaahaa
Dalam akhir ayat di atas, Allah menyatakan : "Kami tidak me-minta rezeki darimu, tetapi
Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan balasan yang baik adalah bagi orang-orang
yang taqwa ".
Maksud dari ungkapan ini adalah bahwa yang diminta Allah dari manusia adalah ibadah
dan taqwanya kepada Allah, bukan balasan rezeki seperti yang diminta oleh para pembesar
manusia dari bawahannya. Dan tuntutan ibadah serta ketaqwaan pun bukan berarti bahwa
Allah memerlukan ibadah dan ketaqwaan itu, sebab Allah akan tetap besar dan agung
meskipun tak seorang pun manusia menyembah dan mengabdi kepada-Nya. Tetapi, ibadah
dan taqwa itu mengandung hikmah, kegunaan, manfaat nilai-nilai luhur seperti yang telah
disebutkan di atas. Ini semata-mata untuk keperluan manusia sendiri. Selanjutnya pahala
ibadat akan diterimanya pula nanti di akhirat.
Sarimakna
Tugas seorang kepada keluarga bagi putra-putrinya clan anggota keluarga lainnya adalah :
1. mengajari mereka untuk melaksanakan shalat sejak dini.
2. menanamkan sifat sabar kepada mereka dalam melaksanakan shalat dan perintah-perintah
Allah yang lain.
3. memberikan pengertian kepada mereka bahwa manfaat shalat adalah untuk kepentingan
dirinya sendiri
4. Terjemahan Kata Perkata
Q.S. Thaha : 132
س َل نَ ْفس بِ َما َ َوذَ ِر الَّذِينَ ات َّ َخذُوا دِينَ ُه ْم لَ ِعبًا َولَ ْه ًوا َوغ ََّرتْ ُه ُم ْال َحيَاة ُ الدُّ ْنيَا َوذَ ِ ِّك ْر بِ ِه أ َ ْن ت ُ ْب
ع ْد ٍل َل يُؤْ َخ ْذ ِم ْن َها أ ُولَئِ َك َ ش ِفيع َو ِإ ْن ت َ ْع ِد ْل ُك َّل َ ي َوَل َّ ُون
ٌّ َللاِ َو ِل ِ ْس لَ َها ِم ْن د َ ت لَي ْ َسب
َ َك
َسبُوا لَ ُه ْم ش ََراب ِم ْن َح ِم ٍيم َو َعذَاب أ َ ِليم ِب َما َكانُوا َي ْكفُ ُرون َ الَّذِينَ أ ُ ْب ِسلُوا ِب َما َك
a. Terjemahan Surah Al An’am : 70
dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama[485] mereka sebagai main-main
dan senda gurau[486], dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah
(mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka,
karena perbuatannya sendiri. tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi
syafa'at[487] selain daripada Allah. dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun,
niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. mereka Itulah orang-orang yang dijerumuskan
ke dalam neraka. bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan
azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.
b. Sebab Turunya Surah Al An’am
dalam ayat Ini Allah menghibur nabi Muhammad s.a.w. dengan menyatakan bahwa orang-
orang musyrikin yang mendustakan nabi, pada hakekatnya adalah mendustakan Allah sendiri,
Karena nabi itu diutus untuk menyampaikan ayat-ayat Allah.
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim, yang bersumber dari ‘Ali bin Abi Thalib
bahwa Abu Jahl berkata kepada Nabi saw.: “Kami bukan tidak mempercayaimu, akan tetapi
kami tidak percaya kepada apa yang kamu bawa.” Maka Allah menurunkan ayat ini sebagai
penjelasan bahwa orang-orang seperti itu tidak perlu disesali, karena hanya orang yang
dzalim yang menentang ayat-ayat Allah.
Sumber: asbabun nuzul, KHQ Shaleh dkk
http://alquranmulia.wordpress.com/2013/01/28/asbabun-nuzul-surah-al-anam
c. Penjelasan Ayat
Manusia sebagai indifidu tidak dapat lepas dari lingkungan sekitarnya (mayarakatnya).
Sebagai makhluk sosial tentu interaksi dengan sesama dalam lingkunganya tidak dapat
terhindarkan. Kewajiban kita sebagai seorang muslim dan mukmin adalah sebagai pengajak
kepada kebenaran (dai), sikap masyarakat terhadap ajakan itu tentu beragam, ada yan
menerima dan ada pula yang menolaknya
.
Dalam Q.S Al-An’am ayat 70 ini, Allah memberi peringatan kepada nabi Muhammad SAW,
dan umatnya agar tidak terlalu memperhatikan tingkah polah orang-orang musyrik yang
sangat menyakitkan hati, sebab kalau sikap mereka itu selalu diperhatikan, akhirnya justru
menjadi beban pikiran orang-orang Islam, khususnya para da’I. biarkan saja mereka dalam
kemusyrikannya dan serahkan urusannya kepada Allah.
Namun, dalam kalimat berikutnya Allah memerintahkan Nabi Muhammad Saw dan para da’I
untuk memperingatkan orang dengan aaran-ajaran dari Al-Qur’an agar mereka dapat menjaga
diri dengan tidak terjerumus ke dalam jurang api neraka karena perbuatan mereka sendiri.
Si dalam ayat ini pun dijelaskan hahwa yang dapat membantu seseorang di akhirat kelak
hanyalah amal shalehnyasendiri. Harta kekayaan di dunia, kawan, jabatan, san sebagainya
tidak akan bisa menolong disrinya sendiri dari siksaan api neraka. Mereka yang di dunia
menganggap ringan ajaran-ajaran agama yang dibawa Rasul karena terbuai oleh kehidupan
dunia, akan mendapatkan balasan yang asngat pedih berupa minuman air yang mendidih dan
azab yang menyakitkan di akhirat kelak
َ ْه ًوا:
َ Senda Gurau ش ِف ْي ُع
َ : Pemberi Syafaat
ْ غَر: Ditipu
ت ت َ ْع ِد ُل: Engkau ganti
َح ِم ْي ُم: Air Yang Mendidih
2.9 An Nisa : 36
سانًا َوبِذِي ا ْلقُ ْربَى َو ْاليَتَا َمى َ ش ْيئًا َوبِ ْال َوا ِلدَي ِْن ِإ ْح
َ َللاَ َوَل ت ُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َّ َوا ْعبُدُوا
س ِبي ِل َو َما ِ ب ِب ْال َج ْن
َّ ب َواب ِْن ال ِ اح
ِ صَّ ب َوال ِ ُار ْال ُجن ِ ار ذِي ْالقُ ْربَى َو ْال َج ِ ين َو ْال َج ِ سا ِك َ َو ْال َم
)٣٦( ورا ً َللاَ َل يُ ِحبُّ َم ْن َكانَ ُم ْختَاَل فَ ُخ َّ ت أ َ ْي َمانُ ُك ْم ِإ َّنْ َملَ َك
a. Terjemhan Surah An Nisa : 36
sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu
sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri.
b. Penjelasan Ayat
Ayat 9 di atas menjelaskan fungsi keluarga, yaitu menjaga kelangsungan hidup keluarga dari
kepunahan dengan cara menyiapkan generasi penerus yang lebih kuat, baik fisik maupun
mentalnya. Dari segi fisik, mereka harus dibekali dengan makanan dan minuman yang
bergizi, disamping sandang, pangan dan perumahan yang memadai. Sedangkan dari segi
mental, mereka harus dibekali dengan pendidikan agama yang dapat menuntut mereka ke-
pada jalan yang benar. Akhir ayat itu pun menganjurkan kepada para orang tua untuk
memperlakukan semua anggota keluarganya dengan tegur saga atau ucapan-ucapan yang baik
yang menunjukkan sikap kasih sayang dan mendidik.
Q.S. al-Nisa: 9
ض َعافًا ِ Lemah
سدِيدًا َ Benar
2.10 Surah Hud : 117-119
)و َل ْو شَا َء َرب َُّك لَ َج َع َل َ ١١٧( َص ِل ُحون ْ ظ ْل ٍم َوأ َ ْهلُ َها ُم
ُ َو َما َكانَ َرب َُّك ِليُ ْه ِل َك ْالقُ َرى ِب
تْ ) ِإَل َم ْن َر ِح َم َرب َُّك َو ِلذَ ِل َك َخلَقَ ُه ْم َوت َ َّم١١٨( َاحدَة ً َوَل يَزَ الُونَ ُم ْخت َ ِل ِفين ِ اس أ ُ َّمةً َو
َ َّالن
)١١٩( َاس أ َ ْج َم ِعين ِ َّألن َج َهنَّ َم ِمنَ ْال ِجنَّ ِة َوالن
َّ لمْ َك ِل َمةُ َر ِب َِّك
a. Terjemahan Surah Hud : 117 – 119
117. dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang
penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.
118. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi
mereka Senantiasa berselisih pendapat,
119. kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah
menciptakan mereka. kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: Sesungguhnya aku
akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.
b. Penjelasan Ayat
Pada ayat 117,dijelaskan bahwa tidak ada dibinasakan suatu negeri, jika penduduk
negeri itu masih suka berbuat kebaikan dan tidak bebuat dzalim.Siksa Allah SWT. Akan
datang apabila manusia itu suka berbuat dzalim.
Selanjutnya, pada ayat 118, dijelaskan Bahwa Allah SWT. Mampu menjadikan
manusia sebagai umat yang satu dalam beragama. Akan tetapi, Allah SWT. Menjadikan
manusia itu dilengkapi dengan akal. Mereka mempunyai kemampuan berbuat dan berikhtiar
tanpa ada paksaan.selain itu,mereka mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang berbeda
beda. Oleh karena itu, timbul perbedaan pendapat dan perselisihan yang tak ada habis
habisnya.
Kemudian, pada ayat 119, dijelaskan bahwa orang-orang yang tidak berselisih,
merekalah yang mendapat rahmat, topik,dan hidayah Allh SWT. Mereka bersatu serta selalu
mengupayakan persatuan agar manusia taat pada ketentuan dan peraturan Allah SWT.
Mereka itulah yang termasuk orang – orang yang berbahagia dan diakhirat akan dimasukkan
kedalam surga. Adapun yang selalu berselisih, mereka termasuk orang orang yang celaka dan
akan menjadi penghuni neraka.pada akhir ayat ini,Allah SWT menegaskan bahwa dia akan
memenuhi neraka jahannam dengan jin dan manusia,yaitu mereka yang selalu berbuat jahat
dan onar dimuka bumi ini.
c. Arti Kata Perkata
ٍَراع : Pemimpin
َمسْؤل : Ditanya
َ زَ ْو ِجها : Suaminya
ْالخا َ ِد ُم : Pembantu
س ِي ِد ِه
َ : Tuanya
َُح ِسبْت : Saya Mengira
2.11 Hadist Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Keluarga & Masyarakat
سلَّ َم
َ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َ ِس ْو َل هللا ُ س ِم ْعتُ َر َ ي هللاُ َع ْن ُه َما قَا َل َ ض
ِ ع َم َر َر ُ َع ْن َع ْب ِد هللاِ ب ِْن
اإل َما ُم َراعٍ َو َم ْسؤ ُْول َع ْن َر ِعيَّتِ ِه ِ ًكلُّ ُك ْم َراعٍ َو َكلُّ ُك ْم َم ْسؤ ُْول َع ْن َر ِعيَّتِ ِه َو:ُيَقُ ْول
ت زَ ْو ِج َها َو ِ ع ْن َر ِعيَّتِ ِه َو ْال َم ْرأَة ُ َرا ِع َية فِى َب ْيَ الر ُج ُل َراعٍ فِى أ َ ْه ِل ِه َو َم ْسؤ ُْول َّ َو
ُس ِيِّ ِد ِه َو َم ْسؤ ُْول َع ْن َر ِعيَّ ِت ِه َوقَا َل َح ِس ْبت َ َم ْسؤ ُْولَة َع ْن َر ِعيَّ ِت َها َو ْالخَا ِد ُم َراعٍ ِفى َما ِل
الر ُج ُل َراعٍ فِى َما ِل اَبِ ْي ِه َو َم ْسؤ ُْول َع ْن َر ِعيَّتِ ِه َو ًكلُّ ُك ْم َراعٍ َو َكلُّ ُك ْم َّ َو: أ َ ْن قَا َل
َم ْسؤ ُْول َع ْن َر ِعيَّتِ ِه
)(رواه البخارى ومسلم والترمذى
a. Terjemahan Hadist
Dari Abdullah bin Umar ra. ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : "Setiap
kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Imam adalah pe-
mimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Lelaki adalah pemimpin dalam keluarganya
dan bertanggung jawab atas anggota keluarganya. Dan seorang perempuan adalah
pemimpin dalam rumah tangga suaminya, dan ia bertanggung jawab atas semua anggota
keluarganya. Seorang pembantu adalah pemimpin bagi harta majikannya, dan ia
bertanggung jawab atas keselamatan dan keutuhan hartanya". Abdullah berkata : 'Aku
mengira Rasulullah mengatakan pula bahwa seseorang adalah pemimpin bagi harta
ayahnya dan bertanggung jawab atas keselamatan dan keutuhan hartanya itu. Semua kamu
adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas'segala yang dipimpinnya.
(HR. Bukhari Muslim dan Turmudzi)
b. Penjelasan Hadist
Hadits di atas menjelaskan bahwa pada hakikatnya semua manusia itu adalah pemimpin bagi
segala hal yang ada di b awah wewenangnya sesuai dengan tingkat dan kedudukan masing-
masing, mulai dari pemimpin formal sampai dengan pemimpin yang non-formal. Dengan
demikian, semua orang harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang menjadi
tanggung jawabnya. Disebutkan dalam hadits tadi umpamanya seorang pembantu adalah
pemimpin bagi harta majikannya dan ia bertanggung jawab atas keutuhan dan keselamatan
harta majikannya itu. Ini artinya bahwa seorang pembantu tugasnya bukan hanya
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang diberikan kepadanya, tetapi ia juga harus
bertanggung jawab dan berusaha untuk menjaga kekayaan majikannya dari kerusakan atau
kehilangan, apakah itu diakibatkan oleh pencurian, kebakaran, kelalaian, dan sebagainya.
c. Arti Kata Perkata
ٍَراع
Pemelihara
ِ زَ ْو
ج Suami
س ِيِّ ِد
َ Tuan
َُح ِس ْبت (saya) mengira