TINJAUAN PUSTAKA
Jenis penggilingan yang umum dilakukan pada industri semen terdiri atas :
a. Pengilingan Kering
Pengeringan dan
Umpan Penggilingan Produk
(basah) (kering)
Gas panas yang masuk ke dalam sistem kontak langsung dengan material
untuk pengeringan material. Sistem ni digambarkan pada Gambar 2.3
berikut:
Pada sistem ini terdapat pemisah antara gas panas dan material. Gas panas
yang masuk tidak kontak langsung dengan material yang dikeringkan.
Sistem ini dapat digambarkan pada Gambar 2.4 (Duda, 1985).
Gas panas
Material
Gas panas
Gambar 2.4. Sistem gas panas kontak tak langsung
dengan material
Faktor-faktor yang dapat menentukan seberapa besar kapasitas mill secara umum
dipengaruhi oleh :
Kekerasan material ditentukan oleh sifat kimia dan fisika dari material itu
sendiri. Pengilingan material yang keras dapat menyebabkan distribusi
ukuran material bertambah besar.
Kegunaan grinding media ukuran besar dalam mill adalah sebagai pemecah
(crushing) lanjutan material, sedangkan pada grinding media ukuran kecil
berguna untuk :
Perbandingan panjang (L) terhadap diameter (D) untuk setiap mill antara lain
ditentukan oleh jumlah compartement dan kekerasan material yang akan
digiling. Material yang keras memerlukan diameter yang lebih besar sehingga
perbandingan L/D menjadi lebih kecil, karena akan memeberikan efek
pukulan yang lebih besar pada saat grinding media jatuh. Jika perbandingan
L/D besar maka akibatnya material yang dihasilkan akan lebih halus dan
menurut teori energi spesifik yang dikonsumsi akan menjadi lebih besar
(Duda, 1985).
Mesin pemecah terdiri dari dua tipe yaitu : mesin pemecah primer (primary
crusher) yang digunakan untuk memecahkan bahan mentah hasil tambang
menjadi kepingan dengan ukuran 150-200 mm dan dapat menampung segala
macam yang keluar dari muka tambang, mesin pemecah sekunder (secondary
crusher) memecahkan lagi kepingan-kepingan itu menjadi partikel yang
ukurannya 6 mm. Mesin pemecah memiliki berbagai jenis antara lain :
Mesin giling berfungsi untuk memperkecil lagi umpan hasil pecahan menjadi
serpihan. Hasil dari penggilingan halus akan lolos ayakan 200 mesh. Mesin
giling halus terdiri dari :
Mesin giling ultra halus menampung partikel umpan yang lebih besar dari 6
mm dan hasil giling 1 sampai 50 μm. Mesin giling ultra halus terdiri dari :
Mesin potong dapat menghasilkan partikel yang memiliki ukuran dan bentuk
tertentu dengan panjang 2 mm sampai dengan 10 mm. Mesin potong pada
umumnya terdiri dari :
1. Tube Mill
Di Plant ini alat utama yang digunakan adalah Tube Mill. Proses yang terjadi
pada sistem ini dapat dilihat pada Gambar 2.6 dibawah ini:
Clinker yang telah disimpan dalam silo akan diumpankan oleh appront feeder
kedalam unit cement mill. Setelah ditarik, clincer melalui sector gate masuk
dan diangkut dengan menggunakan appront conveyor dan dilanjutkan dengan
belt conveyor menuju bin feeder sebelum diumpankan ke roller press. Untuk
gypsum, pozzolan dan limestone high grand akan diangkut menuju cement
mill dengan menggunakan belt conveyor dan laju massanya diatur oleh
dosimat feeder. Total laju alir massa yang masuk ke dalam cement mill diukur
menggunakan belt weighter. Clinker dikeluarkan dari bin menuju roller presss
untuk digiling. Prinsip kerja dari roller press adalah material masuk melalui
celah diantara 2 buah roller dimana moveable roller bergerak dan akan
menekan material sehingga materail akan memutar fixed roller akibat adanya
gesekan antara material dengan fixed roller sehingga material akan diberikan
gaya tekan akibat adanya sistem tekanan hidrolik akibat perputaran roller
dengan arah yang berbeda. Setelah clinker yang telah digiling pada roller
press maka gypsum dan material ketiga (pozzolan dan limestone) akan
diumpankan dari hopper masing masing dengan menggunakann dosimat
feeder ke belt conveyor yang terdapat clincer tadi dan selanjutnya, semua
material akan dimasukkan ke dalam mill (Tube mill) untuk proses
penggilingan. Dari belt conveyor campuran ini kemudian diumpankan ke
Tube Mill.
Penggilingan ketiga material tersebut dilakukan di dalam tube mill.
Tube mill yang digunakan bertipe tube mill UMS 5.4 X 14 dengan kapasitas
215 ton/jam. Feed arragement yang digunakan terdapat penyemprot air
(water injection) yang digunakan untuk menurunkan temparatur
kompartemen, sedangkan untuk discharge arragement yang digunakan
berjenis end discharge yang memiliki dua keluaran, yaitu gas dikeluarkan
melalui bagian atas ditarik fan meunju electrostatic precipitator dan semen
hasil penggilingan dikeluarkan melalui bagian bawah untuk diteruskan
menuju sepax separator.
Pada cement mill terdapat dua kompartemen dimana proses
penggilingan yang terjadi pada pada kompartemen 1, yaitu coorse grinding
yang menggunakan gaya impact untuk proses penggilingannya. Sedangkan
untuk kompartemen 2, yaitu fine grinding dengan menggunakan gaya gesek
sehingga material akan tergerus oleh grinding ball. Kompartemen 1 dengan
panjang 3.05 m, sedangkam kompartemen 2 memiliki panjang 10.16. hal ini
disebabkan karena proses penggilingan di dalam kompartemen 2
membutuhkan waktu yang lama. Di dalam kompartemen 1 untuk suhunya
sekitar 105̊C dan bola besi yang biasanya disebut grinding ball berdiameter
40-90 mm, sedangkan untuk kompartemen 2 bersuhu 125̊C dan grinding ball
yang digunakan berukuran 17-35 mm. Untuk suhu di dalam mill dijaga pada
tingkat yang aman, yaitu antara 105-125̊C, pengaturan suhu ini penting untuk
kondisi operasi electrostatic precipitator (EP) karena EP akan bekerja dengan
baik pada suhu diatas 110̊C.
Di antara kompartemen 1 dan kompartemen 2 terdapat suatu pemisah
yang disebut center diafragma. Pada center diafragma terdapat slot plate di
kompartemen 1 yang berfungsi untuk lewatnya material halus menuju ke
kompartemen 2 dan material akan keluar dari slote opening yang tersusun
pada center screen. Selain itu, pada center screen di kompartemen 2 juga
terdapat water injection yang berfungsi menurunkan temperatur di
kompartemen 2. Jenis center diafragma yang digunakan pada tube mill di
Pabrik Indarung V adalah double diafragma jenis combi dan diafragma.
Penggilingan yang terjadi pada tube mill disebabkan karena adanya
tumbukan material dengan grinding media. Rotasi tube mill menyebabkan isi
mill yang terdiri dari grinding media dan material umpan terangkat akibat
gaya sentrifugal serta friksi antara media dan lining. Tinggi pengangkatan isi
tube mill tergantung beberapa faktor, seperti liner design, kecepatan
perputaran mill, bentuk, ukuran dan berat grinding media, friksi antara lining
dan grinding media serta friksi antara mill charge.
Hasil produk setelah penggilingan kemudian keluar melalui bawah
mill dan dibawa oleh bucket elevator dari air slide untuk selanjutnya
dimasukkan ke dalam separator. Sedangkan gas dari cement mill yang ditarik
dari fan masuk ke electrostatic precipitator dan gas dibuang menuju cerobong
(stack). Debu yang tertangkap EP ditransportasikan oleh screw conveyor ke
air slide. Produk separator yang kasar (tailing) kemudian dibalikkan
seluruhnya ke dalam kompartemen 1 mill melalui air slide dan digabungkan
dengan fresh feed untuk digiling kembali. Fineness produk separator
kemudian ditransport oleh air slide kemudian dilanjutkan oleh bucket elevator
menuju ke silo semen.
Komponen eksternal
1. Feed Arrangements
Peralatan untuk umpan mill harus memenuhi fungsi fungsi sebagai
berikut:
Tipe tipe dari feed arragement yaitu, spout feeder, drum feeder, step type
feeder dan feed chute of airswept mills
2. Mill Shell
Mill shell adalah alat yang terbuat dari baja dan terdiri dari beberapa
bagian plat yang dilas. Tekanan maksimum berada di bagian tengah shell.
3. Mill Heads
Tube mill di topang oleh trunion bearing pada mill head yang dipasang
dengan las atau dibautkan pada mill shell. Mill yang ukuran kecil
seringkali dilengkapi dengan integral head dimana trunion dan mill
head dicor jadi satu. Integral head ini dibautkan pada flens mill shell.
Pada mill ukuran yang besar biasanya mill head dibagi secara konsentris
menjadi bagian dalam dan bagian luar.
4. Mill Bearing
Tube mill dilengkapi dengan sliding bearing yang mempunyai
kelemahan karena memberikan tahanan awal yang cukup besar
dibandingkan dengan roller bearing. Untuk mengatasi hal ini maka
digunakan pompa oli bertekanan tinggi sebelum mill dioperasikan.
Pompa akan memompa minyak ke celah antara metal bearing dan
journal bearing dengan tekanan cukup tinggi sehingga mampu
mengangkat trunion mill sebelum dioperasikan.
5. Mill Drive
Mill drive merupakan sebagai penggerak utama dari tube mill. Mill drive
dibagi atas 3 grup, yaitu : girth gear, central drive dan gearless drives.
Komponen Internal
1. Liner
Liner berfungsi untuk melindungi bagian dalam tube mill. Liner yang
digunakan harus tahan terhadap gaya tumbuk (deformasi, breakage),
friksi dan korosi.
2. Intermediate Diaphragm
Fungsi dari intermediate diaphragm adalah untuk membagi mill menjadi
kompartemen 1 dan kompartemen 2. Untuk mempertahankan efisiensi
grinding sepanjang mill, penempatan grinding media diperlukan.
3. Discharge Diaphragm
Discharge diaphragm dipasang di ujung pada tipe end discharge mill atau
dibagian tengah pada tipe center discharge mill.
4. Grinding Media
Grinding media atau bola baja sebagai media penghancur atau
penggilingan, ukuran bola baja berbada antara kompartemen 1 dan 2.
Untuk kompartemen 1, ukuran grinding ball antara 50-100mm dan untuk
kompartemen 2 antara 15-50mm.
Prinsip kerja tube mill dengan cara memanfaatkan tumbukan dan gesekan bola
dan material sehingga didapatkan serbuk material yang halus. Prinsip kerja
penggilingan yang dilakukan oleh roda penggilingan pada Tube Mill dapat
dilihat pada Gambar 3 berikut :
Gambar 3. Prinsip Kerja Penggilingan
Sumber : (Duda, 1985)
Main Filter dapat didefinisikan sebagai peralatan yang memiliki fungsi untuk
memisahkan antara ,aterial halus (produk semen) dengan udara panas yang
dihisap oleh mill fan.
Di dalam Main Filter material halus menempel pada permukaan bag filter karena
material halus tersebut tidak dapat melewati pori pori dari bag filter, sedangkan
udara panas dapat melewati pori pori tersebut sehingga udara panas keluar tanpa
mengandung material halus dan dapat langsung di buang ke lingkungan.
Material halus (produk semen) yang menempel pada permukaan bag filter
dirontokkan dengan cara menembakkan udara bertekanan tinggi dengan bantuan
kompressor, sehingga material halus yang menempel akan rontok disebabkan
oleh adanya dorongan dari udara bertekanan tadi. Material yang jatuh/rontok
akan diteruskan ke tempat penyimpnan semen (Cement Silo).