1. Alat Utama
Fungsi Alat :
Prinsip Kerja :
Bahan baku diumpankan ke dalam mill dengan melalui double flap
valve.Raw meal masuk ke drying chamber tube mill bercampur dengan gas panas
dari suspension preheater. Di drying chamber material dikeringkan, liftter pada
drying chamber menghamburkan material supaya cepat kering dan memudahkan
perpindahan material memasuki compartment-1 melewati center piece. Setelah
melewati center piece ini material akan masuk ke compartment-1 dan di sini
terjadi proses penggilingan material dengan metoda tumbukan. Putaran mill
mengakibatkan grinding media dan material feed terangkat oleh gaya sentrifugal
dan gesekan/friksi antara grinding media dan liner.
Setelah penggilingan di compartment-1, material hasil penggilingan
selanjutnya melewati diaphragm antara compartment-1 dan outlet selanjutnya
dikirim oleh air slide menuju ke separator, sedangkan gas panas keluar menuju
cyclone. Untuk material yang masih kasar dipisahkan di separator dan kemudian
dikembalikan ke chamber 2 untuk digiling kembali dengan ukuran grinding
media yang lebih kecil dibandingkan dengan ukuran grinding media chamber 1.
Siklon memisahkan gas panas yang berasal dari raw mill dengan material
menggunakan mill fan. Material yang tidak terpisahkan dari gas panas akan
dibawa ke EP fan yang juga menarik gas panas dari GCT untuk kemudian
dimasukkan ke electrostatic precipitator dan dibuang melalui cerobong.
1. Grinding Table
Terletak di dalam mill dan didukung oleh reducer. Grinding table berputar
pada porosnya yang digerakkan oleh motor.
2. Table Liner (Wear Ring)
Melindungi grinding table dari keausan. Table liner dipasangkan pada bagian
permukaan atasnya yang terdiri dari 10 bagian. Pemasangan table liner
menggunakan clamping ring.
3. Dam Ring
Merupakan pelindung dan penutup dari reducer dan grinding table. Selain itu
mill stand berfungsi untuk support dan tempat kedudukan bearing rocker
arm. Mill body adalah housing bagian atas dari mill stand.
5. Grinding Roller
Poros roller merupakan bagian dari rocker arm. Poros tersebut tidak berputar,
tetapi rollernya berputar karena bergesakn dengan material di atas table yang
berputar. Roller terdiri dari hub dan tyre yang keduanya di ikat dengan
menggunakan clamping ring. Tyre adalah bagian dari luar roller yang mudah
aus dan dapat diganti.Pelumasan dari bearing-bearing roller dilakukan secara
sirkulasi dengan circulation pump sistem.
- Menaikkan roller dari table dan material bed supaya mill dapat di start
tanpa beban.
Untuk memungkin fungsi hydraulic sebagai spring dan absorber, maka piston
hdraulic dihubungkan dengan accumulator yang berisi nitrogen.
7. Louvre Ring
Susunan sudu-sudu yang terletak disebelah luar dari dam ring, di mana
udara / gas masuk ke dalam roller mill, dan susunannya sedemikian rupa
sehingga aliran gas tersebut berbentuk spiral.
8. Classifier
9. Tailing Cone
Gambar :Vertical mill 3C
Perbedaan prinsip antara tube mill dan roller mill adalah media
penggilingnya. Pada tube mill menggunakan gaya tumbukan (impact force) dari
grinding media, sedangkan pada roller mill menggunakan gaya tekan roller pada
meja putar.
Penggilingan terjadi karena material bergerak ke arah tepi meja, karena
adanya gaya sentrifugal dan material akan hancur waktu melewati roller, setelah
melewati roller dan sampai di bagian tepi meja, material yang sudah halus akan
terbawa aliran gas panas ke arah atas mill. Pada bagian atas mill ada alat pemisah
(clasifier) yang akan memisahkan material kasar dan halus.
Oleh karena udara panas dipakai sebagai pengering dan sekaligus alat
transport material, maka proses yang terjadi adalah pengeringan selama
penggilingan (drying during grinding)
Secara sederhananya prinsip kerja dari Vertical roller mill yaitu sebagai
berikut:
Umpan material
Material basah diumpankan melalui air sealed feed gate ke atas grinding
table.Feed gate dirancang untuk dapat mencegah masuknya false air ke
dalam mill dan melindungi mill terhadap tekanan negative yang tinggi di
dalam mill body.Untuk material yang basah dan lengket, triple gates
(heatable) dibutuhkan dan umumnya digunakanlrotating airlocks.
Penggilingan
Material (umpan segar, material resirkulasi, dan tailing separator) yang
melewati tengah meja di bawah roller kemudian digiling di antara roller dan
grinding track. Ukuran maksimum partikel yang dapat digiling di bawah
roller adalah berukuran maks. 5-8 % diameter roller dimana ukuran tersebut
tergantung pada diameter roller, kecepatan meja, tekanan roller dan
karakteristik material (granulometry and properties)
Sirkulasi material
Sirkulai internal material dapat dilihat pada gambar berikut. Material yang
mengalir di atas dam ring ditangkap dan kemudian terangkat oleh aliran gas
vertical dari nozzle ring. Partikel kasar jatuh kembali ke grinding table
sementara yang halus terangkat ke separator untuk dipisahkan. Laju sirkulasi
internal tergantung terutama pada grindability dari ground material dan dapat
mencapai 15-25 siklus. Pengurangan kecepatan gas di dalam nozzle ring
mengakibatkan jatuhnya partikel yang lebih besar. Material yang terjatuh
harus diekstraksi oleh scraper dan diresirkulasi ke dalam mill feed.
Separasi
Separasi yang baik dapat meningkatkan kualitas raw meal dan menghindari
penggilingan yang berlebih (menghemat energi). Partikel kasar (coarse
tailing) diumpankan melalui tailing cone ke tengah grinding table untuk
membantu formasi dari grinding table menjadi lebih stabil. Kehalusan raw
meal dapat lebih mudah dikontrol oleh penyesuaian kecepatan cage rotor.
Drying
Pengeringan terjadi terutama di tempat di mana gas panas keluar nozzle dan
kontak dengan material yang lembab. Partikel yang halus memiliki waktu
tinggal yang lama di dalam gas pengering (tergantung pada gas collector)
yang memastikan kinerja pengeringan yang baik.
Water injection
Pada kondisi tertentu, roller mill memerlukan injeksi air untuk menstabilkan
grinding bed, injection nozzle seharusnya menyemprot material di bagian
depan setiap roller yang disesuaikan dengan keluaran. Fasilitas water
injection dengan dosing valve dapat dipasang di dalam mill casing untuk
mendinginkan gas kiln jika suhu gas berlebih dan kurang lembabnya material.
B. Coal Mill
C. Kiln Mill
Pada zone sintering fase cair sangat diperlukan karena reaksi klinkerisasi
lebih mudah berlangsung pada fase cair, tetapi jumlah fase cair dibatasi 20-30 %
untuk memudahkan terbentuknya coating yang berfungsi sebagai isolator kiln.
Prinsip kerja dari kiln adalah memanfaatkan putaran kiln yang dihasilkan
oleh main drive.Kiln digerakkan oleh motor yang gerakannya direduksi di
gearbox yang kemudian gerakannya ditransmisikan melalui gear pinion sehingga
dapat memutar kiln yang di-support oleh supporting roller.Pada prinsipnya
supporting roller berfungsi menjaga kemiringan kiln. Sedangkan untuk menjaga
kiln agar tidak terjadi gerakan arah tangensial digunakan trust roller.
Prinsip kerja dari supporting roller dan trust roller yaitu dengan
memanfaatkan sistem hidarulik. Supporting rollermerupakan dudukankiln yang
ditahan oleh sebuah poros pada tiap-tiap Supporting Roller menggunakan sebuah
metal yang menggunakan pelumasan oli.
Keterangan :
1. Burner/Cooler Outlet 5. Transition Zone I
2. Dam Zone 6. Transition Zone II
3. Cooling Zone 7. Calcining Zone I
4. Burning Zone 8. Inlet Cone
Tabel : Spesifikasi KILN Indarung IV
Pada kiln tanpa udara tertier hampir seluruh gas hasil pembakaran maupun
untuk pembakaran sebagian bahan bakar di calciner melalui kiln.Kiln tanpa udara
tertier dapat beroperasi dengan cooler jenis planetary sehingga instalasi menjadi
sederhana dan konsumsi daya listrik lebih kecil dibanding dengan sistem kiln
memakai cooler jenis grate.
Peralatan utama kiln, selain shell kiln itu sendiri adalah burner dan batu
tahan api (refractory). Bentuk api yang dihasilkan oleh proses pembakaran sangat
menentukan proses perpindahan panas yang terjadi dan pada akhirnya akan
menentukan kualitas klinker. Sedangkan batu tahan api selain berfungsi untuk
melindungi shell kiln dan mengurangi panas yang mengalir ke lingkungan juga
berpengaruh terhadap pembentukan coating.
Komponen-Komponen Kiln :
- Supports :
Tabel : Live ring di support oleh empat set roller dan bearing
Roller Bearing
Width Diameter Width
Diameter(mm)
(mm) (mm) (mm)
I 1500 900 450 650
II 3000 1300 710 1000
III 2000 1000 560 800
IV 1500 900 450 650
Rotary kiln support :
Penyangga ini terdiri dari base plate, dua supporting roller, empat journal
bearing, dan live ring dengan supporting block dan locating ring. Penyangga ini
juga bisa berupa thrust device.
Fungsi Alat :
Cement milltype unidan mill ini adalah jenis tube mill yang digunakan
untuk menggiling klinker sehingga menjadi semen. Unidan mill mempunyai dua
grinding compartment; precrushing compartment dengan bola baja, dan fine-
grindingcompartment.
Prinsip Kerja :
Secara umum prinsip kerja dari cementmill ini sama dengan cara kerja
rawmill, bedanya pada cementmill tidak mempunyai drying chamber. Material
yang masuk ke dalam cement mill adalah klinker yang merupakan hasil keluaran
dari kiln. Temperatur kllinker yang masuk ke dalam cement mill ± 200oC sehingga
dalam proses penggilingan perlu dilakukan pendinginan untuk menghindari false
set dengan cara menambahkan air pada inlet dan outlet.
Penggilingan awal (precrushing) dilakukan di compartment 1 dan menuju
ke compartment 2 untuk penghalusan (fine grinding). Cara penghancuran material
pun sama dengan cara penggilingan material di rawmill, dimana pada
compartment 1 terjadi cataracing dan cascading pada compartment 2. Setelah
proses fine grinding di compartment 2, material cement keluar melalui outlet
menuju ke air slide, menuju elevator, kemudian menuju separator.Tailing dari
separator dikembalikan ke inlet mill oleh air slide.
Gambar : Cement mill dan bagian-bagiannya
2. Peralatan Transport
A. Belt Conveyor
Fungsi Alat :
Belt conveyor atau ban berjalan adalah alat transportasi yang paling efisien
dalam pengoperasiannya jika dibanding dengan alat berat / truck untuk jarak jauh,
karena dapat mentransport material lebih dari 2 kilometer, tergantung disain belt
itu sendiri. Material yang ditransport dapat berupa powder,granular atau lump
dengan kapasitas lebih dari 2000 ton/jam, hal ini berkembang seiring dengan
kemajuan disain belt itu sendiri. Saat ini sudah dikembangkan belt conveyor jenis
long curve, yaitu belt dengan lintasan kurva horizontal maupun vertikal dengan
radius minimum 400 m, sehingga sangat cocok untuk medan berliku dan jarak
jauh. Keuntungan lainnya penggunaan belt adalah kemudahan dalam
pengoperasian dan pemeliharaan, tetapi belt tidak tahan temperatur di atas 200
0
C.Dengan belt conveyor, material dapat diumpan disepanjang lintasan, begitu
juga pengeluarannya.
Jenis belt bisa berupa textil rubber belt, metal belt, steel cord belt. Jenis
yang paling banyak dipakai adalah jenis textil rubber belt.Lintasan belt dapat
direncanakan horizontal, inklinasi, kombinasi inklinasi dan horizontal.Sudut
kemiringannya tergantung koefisien gesek antara material yang diangkut.Dalam
prakteknya sudut inklinasi berkisar antara 7 o – 10o lebih kecil dari sudut gesek
material belt.Hal ini disebabkan karena adanya penurunan belt (belt sag) antara
idler roller, sehingga inklinasi lebih besar dari inklinasi belt itu sendiri.
Prinsip Kerja :
Prinsip kerja belt conveyor adalah mentransport material yang ada di atas
belt, dimana umpan atau inlet pada sisi tail dengan menggunakan chute dan
setelah sampai di head material ditumpahkan akibat belt berbalik arah.Belt
digerakkan oleh drive / head pulley dengan menggunakan motor penggerak. Head
pulley menarik belt dengan prinsip adanya gesekan antara permukaan drum
dengan belt, sehingga kapasitasnya tergantung gaya gesek tersebut.
Komponen Alat :
Canvas / ply
Molded Edge
Bottom Cover
Fungsi Alat :
Alat transport ini berfungsi untuk memindahkan material baik powder
ataupun granular, pada jarak yang tidak terlalu jauh dan kapasitas yang tidak
terlalu besar, dengan kelebihan mampu mentransport material yang abrasiv dan
bersuhu tinggi sampai 650 oC dengan bahan chain dari logam campuran. Alat ini
dipasangi casing yang tertutup rapat dan dilengkapi dedusting system sehingga
mencegah pencemaran lingkungan.
Karakter material yang ditransport sangat mempengaruhi disain dan bahan
untuk membuat chain, untuk material yang abrasif chain dibuat dari bahan yang
tahan aus dengan logam cor atau penempaan, sedang untuk material yang tidak
bersifat abrasif chain dapat dibuat dari bahan plat baja karbon dengan pemotongan
dan pembentukan. Komponen ini adalah komponen yang sering dilakukan
penggantian.
Prinsip Kerja :
Material yang ditransport masuk dari sisi tail melalui samping housing,
jatu diantara chain,kemudian digeser / digaruk sepanjang chain bawah dan
selanjutnya dikeluarkan melalui lubang yang ada di bawah head sprocket.
Karena cara kerjanya seperti itu, maka banyak terjadi gesekan antara
material dengan chain, maupun chain dengan bottom liner / housing, juga dengan
wear block atau rail di atasnya, karena itu chain adalah komponen yang cepat aus.
Prinsip utama dalam pemeliharaan alat transport ini adalah menjaga kondisi chain
jangan sampai keausannya melebihi batas maupun hilangnya / lepas retainer pin,
karena kerusakan pada chain dapat menyebabkan chain ini putus.
Komponen Alat :
Bagian utama drag chain terdiri dari link, pin, retainer pin, wear block
housing, head sprocket, tail drum, head dan tail bearing shaft, drive system.,
1. Drive system
Penggerak alat transport ini hampir sama dengan mesin lainnya,
menggunakan motor yang direduksi oleh gear reducer, selanjutnya dihubungkan
dengan drive shaft dari chain conveyor. Komponen lainnya adalah head sprocket
untuk menarik chain dan pada sisi tail biasanya digunakan taildrum, untuk chain
lebar digunakan tail sprocket.
2. Conveying component
Komponen utamanya adalah chain yang berfungsi menggaruk atau
menggeser material, dimana pada umumnya ada yang berbentuk U dan T. Chain
ini dirangkai dan disambung menggunakan pin dan pin tersebut dikunci dengan
cotter pin agar tidak tergeser dan lepas. Untuk bantalan chain digunakan wear
block atau liner plate atau rail dengan bahan yang tahan abrasi.
Gambar :Drag chain
3. Structure
Housing terbuat dari baja yang berbentuk persegi panjang dan terpasang
horizontal, pada bagian bawah biasanya dipasang rail atau liner untuk menahan
gesekan chain denagn housing bagian bawah.Sedangkan untuk bagian head atau
tail biasanya dilengkapi dedusting system.
C. Bucket Elevator
Fungsi :
Bucket elevator adalah alat untuk memindahkan material dari satu unit
proses ke unit lainnya secara vertikal atau sudut besar dengan menggunakan
bucket secara berkesinambungan. Sifat material yang dibawa bucket elevator
adalah material berbentuk serbuk atau butir granular yang bersifat tidak lengket
dan dapat memindahkan material dengan suhu di atas seratus derajat celcius
tergantung dari bahan bucket.
Prinsip Kerja :
Bucket elevator membawa material dengan memindahkan material dari
bawah ke atas secara vertikal atau menanjak, dimana pengumpanan dilakukan
pada sisi bawah casing, selanjutnya dengan bucket material diangkut ke atas
untuk dikeluarkan melalui sisi discharge. Pada sisi discharge, material
dikeluarkan melewati headwheel dengan gaya sentrifugal, gravitasi atau
kombinasinya.
Ada dua jenis tempat menempel bucket, yaitu bucket elevator dengan
chain dan bucket elevator dengan belt. Bucket elevator dengan chain memiliki
keunggulan tahan untuk membawa material dengan suhu lebih dari 70 oC