Anda di halaman 1dari 24

SMK Negeri 2 Baleendah

Kimia Industri
Operasi Teknik Kimia

Grinding
Anggota kelompok :
- Alfath Syahrul Anwar
- Muhammad Fajar Alfarisi
- Septian Bayu Putra
XI Kimia 3
Peta konsep
Pengertian grinding

Prinsip kerja grinding

Peralatan grinding
Grinding
Pengoperasian Peralatan grinding

Parameter dalam grinding


01 Pengertian Grinding

Grinding adalah proses pengurangan ukuran partikel


bahan olahan dari bentuk besar/kasar diubah menjadi
ukuran yang lebih kecil. Untuk itu yg namanya
grinding adalah proses pemecahan atau penggilingan. 
02 Prinsip Kerja Grinding

Grinding maupun Crushing dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun pada umumnya dilakukan ada 4
metode, yaitu sebagai berikut :

1. Compression (Tekanan) = Kompresi biasa digunakan untuk pemecahan kasar Zat padat keras, dengan
menghasilkan relatif sedikit halusan.
2. Impact (Pukulan) = Impact memberikan hasil penghalusan dan penghancuran yang berukuran kasar,
sedang maupun halus.
3. Artrition (Gesekan) = Aktris yg menghasilkan hasil yang sangat halus dari bahan yang lunak dan tidak
abrasif.
4. Cutting ( Pemotongan) = Pemotongan menghasilkan ukuran yang pasti, dan kadang-kadang juga
bentuknya. Sedikit atau tidak ada halusan yang dihasilkan. Proses pemecahan secara konveksi dan pukulan
cocok untuk bahan yang bersifat keras tidak lengket dan dan abrasi Adapun proses pemecahan dengan
gesekan cocok untuk bahan bersifat tidak abrasif
Padatan yang diayak terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Oversize/ plus material, yaitu padatan yang tertahan di atas saya kan atau material yang gagal melewati
ayakan.
b. Undersize/minus material, yaitu padatan yang lolos atau mampu melewati ayakan.

I II III
Oversize ¼ in + ¼ in + ¼ in
Lolos ¼ in, tertahan ⅛ in - ¼ + ⅛ in - ¼ + ⅛ in

Lolos ⅛ in, tertahan 1/16 in - ⅛ + 1/16 - ⅛ / 1/16 in

Undersize 1/16 in - 1/16 in - 1/16 / 0 in

Tiga metode menunjukkan fraksi ukuran hasil pengayakan


03 Peralatan Grinding Tipe Blake

A. Coarse size reduction


1. Pemecah Rahang / Jaw Crusher
Alat pemecah rahang ini terutama dipakai untuk
memecah bahan olahan berupa bijih-bijih atau batu-
batu. Bahan olahan ini ini dipecah diantara dua
rahang besi atau baja.
Konstruksinya mempunyai sepasang rahang yang satu Tipe dodge
diam dan yang satunya bergerak maju mundur
( bolak-balik ). Proses pemecahan bahan olahan dari
pemecah rahang ini berlangsung berkala dengan cara
tekanan & potongan.
2. Gyratory Crusher
Pemecahan terjadi karena pukulan kerucut yang bergerak
berputar secara eksentrik, sehingga hasilnya lebih seragam
kapasitas luasan dischargernya lebih besar Karena bekerja
secara kontinu, dan pemakaiannya lebih luas daripada jaw
Crasher.
3. Bradford breaker
Bradford breaker biasa dipakai untuk pemecahan
batu bara yang menggabungkan dua fitur yaitu
pemecahan dan pengayakan. dari mesin dilengkapi
dengan ayakan sehingga bahan yang lebih kecil dari
ukuran ayakan bisa melewatinya. Pemecahan
dilakukan dengan rotasi silinder.
4. Toothed Roll Crushe
Toothed Roll Crusher digunakan untuk batubara,
gypsum, atau material lunak yang lain titik pemecahan
terjadi karena adanya tekanan gigi-gigi dari roll terhadap
material seperti halnya memecah es secara manual.
5. Hammer Mill
Hammer mill dapat digunakan untuk batubara bahan material
berserat titik alat ini terdiri dari balok baja yang dipasang
dengan Pin ke cakram yang berputar dengan kecepatan tinggi
di dalam rumahan yang Kukuh. Palu pemukul bahan umpan
yang masuk dengan keras dan mendorongnya sampai
melewati bagian bawah dari alat yang terdapat ayakan.
6. Squirrel-cage Disintregrator
Squirrel-cage Disintregrator digunakan untuk merobek bahan
berserat seperti balok kayu tebu dan asbes. alat ini terdiri dari dua
atau lebih rumahan konsentris yang berputar berlawanan. Umpan
dimasukkan ke dalam rumahan bagian dalam titik gaya
sentrifugal mendorong material ke dalam ruang diantara sangkar
berputar dimana sobekan itu terpisah, kemudian masuk kedalam
selubung luar dari mana ia dibuang ke konveyor atau tempat
penyimpanan.
B. Intermediate size reduction

1. Cone Crusher
Prinsip kerja cone crusher mirip dengan gyratory
crusher. Kerucut bagian dalam ditopang oleh jurnal
eksentrik yang meruncing yang diputar oleh roda
gigi miring yang digerakkan oleh poros utama.
Crusher jenis ini biasanya digunakan untuk
pemecahan Kerikil dan material dengan ukuran 20-
25 cm.
2. Crushing Rolls (Roll Crusher)
Crushing Roll terdiri dari dua silinder yang kuat Yang
Berputar Ke arah satu sama lain, umpan dihimpit dan
ditarik melewati roll dengan gesekan sehingga jatuh ke
bawah. Jenis crusher ini yaitu single roll crusher, double
roll crusher dan triple roll crusher titik pemecahan pada
crusher dengan roll tunggal terjadi karena pukulan,
kompresi dan gesekan titik pada tipe double roll crusher,
kedua roda berputar dengan kecepatan yang sama.
Permukaan rol agak sempit sedang diameternya agak besar
sehingga dapat menggigit bongkahan material yang besar.
C. Fine size reduction

1. Roller Mill
Mill dengan bentuk semacam mangkuk dengan vertikal
berputar, di dalamnya dilengkapi dengan beberapa roll. Bahan
digiling di antara mangkok dan roll.
2. Ball Mill
Ball Mill terdiri dari ruang baja berbentuk silinder atau
kerucut yang berputar horizontal di dalam ruang tersebut
diisi bola baja atau besi atau batu-batu keras. Pengecilan
ukuran terjadi karena ada pukulan antara bola-bola tadi
dengan material umpan.
3. Rod Mill
Rod mill ini prinsipnya seperti Ball mill tetapi media
yang menghancurkan umpan berupa rod-rod (batang-
batang) baja. Batang-batang selalu lebih panjang dari
diameter Mill dan terletak sejajar dengan sumbu.
Pengoperasian alat ini lebih mahal dibandingkan dengan
Ball Mill.
4. Tube Mill
Tube Mill adalah istilah yang digunakan untuk
menghasilkan material si ukuran Kerikil yang
memanfaatkan silinder panjang dari lapisan batu dan
keramik dan biasanya beroperasi sebentar-sebentar
pada sejumlah material. Tube Mill sebagian besar
telah diganti oleh bumil kecuali dalam kasus dimana
zat besi dalam produk tidak dapat ditoleransi.
04 Pengoperasian Peralatan Grinding

Pada pengoperasian mesin penggiling kebanyakan didapatkan ukuran hasil sesuai yang diinginkan dalam
sekali giling, akan tetapi kadang-kadang ukuran partikel yang diinginkan belum sesuai yang diinginkan.
Jika hal tersebut terjadi, maka partikel yang ukurannya masih terlalu besar dapat dikembalikan ke mesin
penggiling untuk diperkecil lebih jauh operasi seperti ini disebut beroperasi dalam rangkaian terbuka (Open
circuit). Operasi ini memerlukan daya yang terlalu besar karena energi terbuang percuma untuk menggiling
partikel yang sudah cukup halus.
Akan lebih ekonomis jika bahan yang sudah digiling dikeluarkan dari penggiling dan dipisahkan dengan
scanner yang biasanya terdapat didalam mesin penggiling terutama mesin penggiling halus sedangkan
ukuran yang terlalu besar dikembalikan ke mesin penggiling untuk digiling lebih lanjut. operasi ini disebut
closed-circuit Operation, operasi yang diterapkan pada mesin penggiling yang dalam operasinya
dihubungkan dengan alat pemisah yang mengembalikan partikel yang terlalu besar ke dalam penggiling.
Alat pemisah dapat berupa screener atau classifier untuk serbuk yang halus.
Gambar 8.20 menunjukkan contoh operasi penggilingan dengan
rangkaian tertutup titik umpan masuk ke penggiling jenis gyratory
crusher. Pada penggiling ini umpan digiling menjadi tiga jenis
yaitu kasar, sedang dan halus. Partikel kasar dikembalikan ke
gyratory crusher untuk digiling kembali. Partikel sedang digiling
lanjut di penggiling jenis rod mill. Adapun partikel halus bersama
partikel hasil penggilingan Di rod mill dimasukkan ke ball mill.
Pada ball mill ini dilaksanakan penggilingan basah. Keluaran dari
ball mill, dimasukkan ke dalam classifier untuk melemparkan
partikel yang besar menjadi lumpur untuk didaur ulang
dimasukkan kembali ke ball mill. Hasil dari Classifier berupa
bubur atau slurry.
Dalam screening, hal yang paling penting dalam efektifitas dari ayakan titik efektifitas ayakan didasarkan
pada recovery dalam produk dari material yang diinginkan dalam umpan dan rejection dari produk dari
material yang tidak diinginkan dalam umpan titik pijat ion dapat dirumuskan sebagai berikut :

• Xp = fraksi massa material yang diinginkan dalam produk.


• Xf = fraksi massa material yang diinginkan dalam umpan.
• Xr = fraksi massa material yang diinginkan dalam reject.
• P = Massa total produk.
• F = Massa total Umpan (Feed).
• R = Massa total Reject

Rejection = 1 - (1 – xp) P / (1- xF) F


Effectiveness = Recovery × Rejection
= xpp/ xrr. ( 1- (1 - xp) P /(1- xF) F)
Neraca massa komponen didapat :
F. xf = P. xP + R. xR

Neraca massa total


F = P + R -> R = F - P

Substitusi R ke Neraca massa komponen didapatkan


P/F = (xf - xr) / (xp – xr)
Effectiveness = xp. (xf – xr) / xr. (xp – xr) [ 1 - (1- xp)
(xf –xr) / (1 - xf) (xP – xr) ]
04 Parameter dalam Grinding

Pengoperasian alat Grinding dan sizing akan ekonomis jika memperhatikan hal-hal berikut :

1. Pemilihan alat Grinding dan sizing. 2. Ukuran umpan sesuai dan dengan laju yang
seragam.

3. Segerasegera dikeluarkan secepat 4. Bahan yang tidak dapat dipecah tidak boleh
mungkin. dimasuki alat.

5. Kalor yang dibangkitkan dalam penggilingan


segera dikeluarkan.
Pada penyiapan proses Grinding dan sizing,ada beberapa sifat padatan yang akan mempengaruhi,yaitu
sebagai berikut :
1. Densitas = Densitas atau massa jenis adalah perbandingan massa dan volume. Bahan yang memiliki
densitas besar akan lebih mudah bergerak ke bawah,densitas juga menentukan material alat yang akan
dipakai, tidak mudah rusak.
2. Bulk Density = bulk density adalah perbandingan total massa padatan atau total volume yang ditempati
padatan tersebut.
3. Hardness = Hardness mengindikasikan kekerasan suatu bahan, yang akan menentukan tenaga alat
Grinding yang akan dipakai titik hardness dinyatakan dalam skala mohs, dengan skala 1-10.
4. Brittleness = Brittleness Menunjukkan kerapuhan padatan. Brittleness tinggi akan mudah dihancurkan
alat grinding.
5. Moisture content = Moisture content menunjukkan kandungan air di dalam bahan. Moisture content tinggi
akan mengakibatkan padatan lengket di dalam alat penggiling.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai