=
= 0,2452 kg/menit
b. Kapasitas output
=
= 0,0052 kg/menit
c. Rendemen pengupasan
x 100 % =
x 100 % = 82,454 %
d. Rendemen penyerutan
x 100 % =
x 100 % = 2,577 %
e. Kapasitas aktual
= kapasitas output x 60 = 0,0052 x 60 = 0,312 kg/jam
f. Kecepatan mesin penyerut
- N x d
1
= N
mesin
x d
mesin
N
mesin
=
= 2634,203 rpm
- N
mesin
x d
mesin
= N
silpenyerut
x d
2
N
silpenyerut
=
= 1540,339 rpm
- N
silpenyerut
x d
2
= N
penyerut
x D
N
penyerut
=
= 1652,364 rpm
- V
penyerut
=
penyerut
x r
penyerut
= 2
= m/s
g. Kapasitas teoritis
= Vpenyerut x 60 x n x A x
A = p x l = (20 x 10
-2
) x (9,3 x 10
-2
) = 0,0186 m
2
Kapasitas Teoritis
= 8,1786 x 60 x 1 x 0,0186 x 1044
= 9528,92 kg/jam
h. Efisiensi mesin penyerut
=
x 100 %
=
x 100 %
= %
b. Hasil Kelompok 2
Tabel 3. Data Hasil Pengirisan dengan Mesin
No. Keterangan Mesin Pengiris Satuan
1 Massa awal bahan (a) 208,1 x 10
-3
Kg
2 Massa awal bahan setelah dikupas (b) 171,2 x 10
-3
Kg
3 Massa bahan setelah diiris (c) 68,5 x 10
-3
Kg
4 Waktu pengirisan (x) 23,33/60 = 0,39 Menit
5 Jumlah potongan yang diiris (n) 50 potong
Diketahui :
singkong
= 1044 kg/m
3
Perhitungan :
a. Kapasitas Throughout
= 0,53 kg/menit
b. Kapasitas output
= 0,176 kg/menit
c. Rendemen pengupasan
x 100 % =
x 100 % = 84,29 %
d. Rendemen pengirisan
x 100 % =
x 100 % = 40,01 %
e. Kapasitas aktual
= kapasitas output x 60 = 0,176 x 60 = 10,57 kg/jam
f. Kecepatan mesin pengiris
- N x d
1
= N
mesin
x d
mesin 1
1420 x 12.8 = N
mesin
x 6.9
N
mesin
=
= 2634.20 rpm
- N
mesin
x d
mesin 1
= N
sil
.
pengiris
x d
2
2634.2029 x 6.9 = N
sil.pengiris
x 18.2
N
sil.pengiris
=
= 998.68 rpm
- N
sil.pengiris
x d
2
= N
pengiris
x D
998.6813 x 18.2 = N
pengiris
x 30
N
pengiris
=
= 605.867 rpm
- V
pengiris
=
pengiris
x r
pengiris
=
= 22,3 m/s
g. Kapasitas teoritis
= V
penyerut
x 60 x n x A x
= 22,3 x 60 x 2 x (8,5 x 5).10
-4
x 1044
= 11876,3 kg/jam
h. Efisiensi mesin pengiris
=
x 100 %
=
x 100 %
= 0,089 %
c. Hasil Kelompok 3
Tabel 4. Data Hasil Pengirisan Manual
No. Keterangan Mesin Penyerut Satuan
1 Massa awal bahan (a) 0,1604 Kg
2 Massa awal bahan setelah dikupas (b) 0,1296 Kg
3 Massa bahan setelah diiris (c) 0,128 Kg
4 Waktu pengirisan (x) 1,05 Menit
5 Jumlah potongan (n) 46 potong
Diketahui :
singkong
= 1044 kg/m
3
Perhitungan :
a. Kapasitas Throughout
=
= 0,153 kg/menit
b. Kapasitas output
=
= 0,122 kg/menit
c. Rendemen pengupasan
x 100 % =
x 100 % = 80,8 %
d. Rendemen pengirisan
x 100 % =
x 100 % = 98,76 %
e. Kapasitas aktual
= kapasitas output x 60 = 0,122 x 60 = 7,32 kg/jam
f. Keliling dan luas pisau
5,385 cm
Keliling
(
= 0,275 m
Luas pisau (A)
L1 =
= 5 cm
2
= 5 x 10
-4
m
L2 = p x t = 6,5 cm x 2 cm = 13 cm
2
= 13 x 10
-4
m
A = L1 + L2 = (
) ( )
= (
) ( )
= 5 x 10
-4
m
2
+ 13 x 10
-4
m
2
= 18 x 10
-4
m
2
g. Kapasitas teoritis
h. Efisiensi mesin penyerut
=
x 100%
=
x 100%
= 0,54 %
a= 5 cm
p= 6,5 cm
t = 2 cm
m = ?
I
II
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan tiga metoda pengecilan ukuran, yaitu
penyerutan dengan mesin, pengirisan dengan mesin dan pengirisan secara manual
dengan menggunakan pisau. Mesin yang digunakan untuk menyerut dan mengiris
berada dalam satu mesin yang sama, namun spesifikasi dari masing-masing mesin
memiliki karakteristik ukuran yang berbeda. Masing-masing kelompok
menggunakan singkong sebagai bahan, namun beratnya berbeda sehingga pada
awal praktikum dilakukan penimbangan terlebih dahulu terhadap bahan.
Dari hasil praktikum yang dilakukan oleh kelompok 1 yaitu menyerut
menggunakan mesin, didapatkan kapasitas throughout sebesar 0,2452 kg/menit
dan kapasitas outputnya sebesar 0,0052 kg/menit. Kapasitas output menunjukkan
banyaknya singkong serut yang dapat dihasilkan dalam tiap menit. Sedangkan
rendemen pengupasan didapatkan 82,454 %. Hasil ini menunjukkan bahwa
jumlah persentase singkong yang dihasilkan setelah mengalami proses
pengupasan dibandingkan jumlah singkong sebelum dikupas adalah sebanyak
82,454 %. Nilai rendemen penyerutan adalah 2,577 %. Rendemen penyerutan ini
menunjukkan jumlah persentase singkong yang dihasilkan setelah mengalami
proses penyerutan dibandingkan jumlah singkong awal sebelum dikupas. Dari
kapasitas output kemudian dapat dihitung nilai kapasitas aktualnya dengan
dikalikan 60 agar menjadi satuan kg/jam, nilainya 0,312 kg/jam. Berdasarkan
spesifikasi mesin yang diberikan, maka kecepatan dari mesin penyerut adalah
8,1786 m/s. Kapasitas teoritisnya 9528,92 kg/jam. Sedangkan efisiensi mesin
penyerut dari hasil praktikum kelompok 1 ini sangat kecil yaitu 0,0327 %.
Hasil selanjutnya adalah hasil dari kelompok 2 yaitu mengiris dengan
menggunakan mesin. Kapasitas throughout didapatkan 0,53 kg/menit dan
kapasitas outputnya sebesar 0,176 kg/menit. Rendemen pengupasan yang
dilakukan oleh kelompok 2 ini adalah 84,29 %. Nilai rendemen pengirisan adalah
40,01 %. Dari kapasitas output kemudian dapat dihitung nilai kapasitas aktualnya
dengan dikalikan 60 agar menjadi satuan kg/jam, nilainya 10,57 kg/jam.
Dikarenakan besaran pada spesifikasi mesin penyerut dan pengiris yang
digunakan untuk perhitungan kecepatan adalah sama, maka kecepatan dari mesin
penyerut sama dengan kecepatan mesin pengiris yaitu 9,5169 m/s. Kapasitas
teoritisnya 11876,3 kg/jam. Sedangkan efisiensi mesin penyerut dari hasil
praktikum kelompok 2 ini juga sangat kecil yaitu 0,089 %.
Kemudian hasil yang selanjutnya merupakan praktikum yang dilakukan
oleh kelompok 3 yaitu pengirisan singkong secara manual. Berbeda dengan 2
metode pengecilan ukuran sebelumnya, metode ini tidak menggunakan mesin
melainkan menggunakan pisau. Kapasitas throughout didapatkan 0,153 kg/menit
dan kapasitas outputnya sebesar 0,122 kg/menit. Rendemen pengupasan yang
dilakukan oleh kelompok 3 ini adalah 80,8 %. Nilai rendemen pengirisan adalah
98,76 %. Dari kapasitas output kemudian dapat dihitung nilai kapasitas aktualnya
dengan dikalikan 60 agar menjadi satuan kg/jam, nilainya 7,32 kg/jam. Untuk
keperluan penghitungan kapasitas teoritis dihitung keliling dan luas pisau yang
digunakan untuk mengiris, dimana bentuk pisau diasumsikan sebagai bentuk
persegi panjang dan bentuk segitiga pada ujungnya. Hasil perhitungan kelilingnya
adalah 0,275 m, sedangkan luasnya 18 x 10
-4
m
2
. Kapasitas teoritisnya 1358,4
kg/jam. Sedangkan efisiensi mesin penyerut dari hasil praktikum kelompok 3 ini
0,54 %.
Dari ketiga metode pengecilan ukuran yang dilakukan ini dilakukan
perbandingan terhadap masing-masing metode dengan membandingkan
efisiensinya, dimana semakin besar nilai efisiensi pada suatu metode maka metode
tersebut lebih efisien dan lebih baik untuk digunakan dilihat dari segi waktu dan
kapasitas bahan yang dihasilkan. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,
maka ternyata pengirisan dengan manual memiliki nilai efisiensi yang paling
besar yaitu 0,54 %. Sedangkan mesin pengiris menempati posisi kedua dengan
0,089 % dan mesin yang paling tidak efisien adalah mesin penyerut dengan nilai
efisiensi 0,0327 %.
Namun, dengan berdasar pada teori dan logika seharusnya metode
pengecilan ukuran dengan mesin lebih efisien dibandingkan dengan pengecilan
ukuran secara manual. Sehingga dapat disimpulkan terjadi kesalahan pada
praktikum ini. Kemungkinan kesalahan tersebut terdapat pada spesifikasi mesin
yang diberikan, karena tidak dilakukan pengukuran secara langsung.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari praktikum pengecilan ukuran, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengecilan ukuran pada bahan hasil pertanian dapat dilakukan dengan
mesin atau dilakukan secara manual.
2. Kapasitas teoritis dari mesin penyerut adalah 9528,92 kg/jam.
3. Kapasitas teoritis dari mesin pengiris adalah 11876,3 kg/jam.
4. Kapasitas teoritis dari pengirisan dengan cara manual adalah 1358,4
kg/jam.
5. Nilai kapasitas teoritis yang paling besar adalah mesin pengiris, sedangkan
yang paling kecil adalah pengirisan dengan cara manual.
6. Nilai efisiensi penyerutan dengan mesin adalah 0,0327 %.
7. Nilai efisiensi pengirisan dengan mesin adalah 0,089 %.
8. Nilai efisiensi pengirisan dengan cara manual adalah 0,54 %.
9. Pada praktikum ini, ternyata pengirisan dengan cara manual lebih efisien
dibandingkan dengan menggunakan mesin, sedangkan penyerutan dengan
mesin merupakan metode pengecilan ukuran yang paling tidak efisien.
10. Kemungkinan terjadi kesalahan pada spesifikasi mesin yang diberikan
sehingga menyebabkan terjadi kesalahan pada hasil praktikum. Hal ini
disebabkan karena tidak dilakukannya pengukuran besaran-besaran pada
mesin secara langsung.
6.2 Saran
1. Sebelum digunakan, harus dipastikan mesin dalam keadaan bersih agar
tidak ada rendemen lain yang terbawa ke wadah hasil.
2. Proses penyerutan dan pengirisan dengan mesin harus dilakukan tanpa
jeda karena akan mempengaruhi perhitungan nantinya.
3. Besaran-besaran pada mesin sebaiknya diukur secara langsung untuk
memastikan bahwa ukuran yang digunakan dalam perhitungan benar.
4. Perhitungan harus dilakukan secara teliti untuk meminimalisir kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Budi. 2010. Pengecilan Ukuran available at
http://budikolonjono.blogspot.com/2010/11/pengecilan-ukuran.html
(diakses pada 13 Oktober 2013 09:19 WIB).
Devinta. 2013. Pengecilan Ukuran. Available at:
http://blog.ub.ac.id/devintabunga/2013/04/10/pengecilan-ukuran/ (Diakses
pada tanggal 13 Oktober 2013, pada pukul 21.50 WIB).
Fellows, P.J. 1990. Food Processing Technology, Principles and Practise.
England: Ellis Horwood.
Rusendi, Dadi, dkk. 2012. Penuntun Praktikum MK. Teknik Penanganan Hasil
Pertanian. FTIP : Universitas Padjadjaran.
Zain, Sudaryanto, dkk. 2005. Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Pustaka
Giratuna : Bandung.
LAMPIRAN
Gambar 1. Penimbangan singkong
dengan kulitnya
Gambar 2. Mesin penyerut dan pengiris
singkong
Gambar 3. Pengupasan kulit singkong
Gambar 4. Penimbangan singkong
tanpa kulitnya
Gambar 5. Proses penyerutan singkong
Gambar 6. Penimbangan singkong hasil
serutan mesin