Anda di halaman 1dari 46

PROSES PEMBUATAN SEMEN

1. Alat Utama

A. Rawmill (Horizontal Mill atau Tube Mill)

Rawmill merupakan penggilingan material dengan memanfaatkan rotasi


tube mill yang menyebabkan isi mill yang terdiri dari grinding media dan material
umpan terangkat akibat gaya sentrifugal. Tinggi pengangkatan isi tube mill
tergantung beberapa faktor, antara lain :
 Liner design
 Kecepatan putaran mill
 Bentuk, ukuran, dan berat grinding media
 Friksi antara lining dan grinding media
 Friksi antara mill charge

Gambar : Duodan mill


Gambar : Raw mill 3B

Fungsi Alat :

Rawmill berfungsi untuk size reduction (pengurangan dimensi) dari


material kerja yang masuk yaitu raw meal (campuran lime stone, silica stone, clay
dan iron sand) agar dihasilkan rawmix untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam
kiln.Duodan mill terdiri dari tiga chamber, yaitu drying chamber, chamber 1, dan
chamber 2.Chamber 1 dan chamber 2 dipisahkan oleh diaphragm dan peripheral
outlet. Compartment-1 berfungsi untuk menghancurkan material yang masuk, dan
compartment-2 berfungsi menghaluskan material yang masih kasar setelah
dipisahkan dari separator dengan ukuran grinding media yang lebih kecil dari
compartment-1.

Tabel : Spesifikasi RawMill 3B

Jenis Mill - Tube Mill


Produsen - Walcanagar
Kapasitas Design Tph 160, min
Type - Central discharge
Mill Revolution Rpm 14.8
Drive System - Double drive
Power Motor kW 2 x 1500
Jumlah Kompartemen - 1 Drying + 2 grinding
Sistem - Close system
Jumlah Separator Buah 2
Jenis Separator - Dynamic Air Separator
Jenis Grinding Media - Steel ball

Prinsip Kerja :
Bahan baku diumpankan ke dalam mill dengan melalui double flap
valve.Raw meal masuk ke drying chamber tube mill bercampur dengan gas panas
dari suspension preheater. Di drying chamber material dikeringkan, liftter pada
drying chamber menghamburkan material supaya cepat kering dan memudahkan
perpindahan material memasuki compartment-1 melewati center piece. Setelah
melewati center piece ini material akan masuk ke compartment-1 dan di sini
terjadi proses penggilingan material dengan metoda tumbukan. Putaran mill
mengakibatkan grinding media dan material feed terangkat oleh gaya sentrifugal
dan gesekan/friksi antara grinding media dan liner.
Setelah penggilingan di compartment-1, material hasil penggilingan
selanjutnya melewati diaphragm antara compartment-1 dan outlet selanjutnya
dikirim oleh air slide menuju ke separator, sedangkan gas panas keluar menuju
cyclone. Untuk material yang masih kasar dipisahkan di separator dan kemudian
dikembalikan ke chamber 2 untuk digiling kembali dengan ukuran grinding
media yang lebih kecil dibandingkan dengan ukuran grinding media chamber 1.
Siklon memisahkan gas panas yang berasal dari raw mill dengan material
menggunakan mill fan. Material yang tidak terpisahkan dari gas panas akan
dibawa ke EP fan yang juga menarik gas panas dari GCT untuk kemudian
dimasukkan ke electrostatic precipitator dan dibuang melalui cerobong.

Bagian-Bagian Internal dan Eksternal Tube Mill


a. Liner
Liner berfungsi untuk melindungi bagian dalam tube mill. Liner yang
digunakan harus tahan terhadap gaya tumbuk (deformasi, breakage), friksi
dan korosi.
b. Intermediate Diaphragm
Fungsi dari intermediate diaphragm ini adalah untuk membagi mill menjadi
kompartemen I dan II, untuk mempertahankan efisiensi grinding sepanjang
mill, penempatan grinding media diperlukan. Adjustable diaphragm dapat
mengontrol aliran material dan menjaga material yang diperlukan setiap
kompartemen untuk mendapatkan efisiensi grinding yang tertinggi. Kriteria
utama dalam perancangan intermediate diaphragm adalah lebar slot dan
total area slot (open area).
c. Discharge Diaphragm
Discharge diaphragm dipasang di ujung pada tipe end discharge mill atau di
bagian tengah pada tipecenter discharge mill. Diaphragm untuk center
discharge mill terdiri dari dua single diaphragm yang dipasang di
outletkompartemen I dan II. Perbedaan antara keduanya adalah pada lebar
slot-nya.
d. Grinding Media
Untuk kompartemen I, ukuran grinding ball antara 50-100 mm dan untuk
kompartemen II antara 15-50 mm. Ukuran dari grinding ball tersebut
tergantung pada beberapa faktor, antara lain:
 Ukuran maksimal umpan yang akan digiling
 Kehalusan produk
 Diameter dan panjang mill

i. Penggilingan dengan Roller Mill (Vertical Mill)

Vertical mill merupakan mesin penggilingan bahan baku dari semen.


Berbeda dengan horizontal mill, prinsip kerja dan arah pergerakan materialnya
adalah arah vertikal/ tegak lurus.
Keuntungan pemakaian vertical mill, antara lain :
- Kapasitas pengeringan lebih tinggi ( raw material s.d kadar air 20 %)
- Power consumption lebih rendah
- Ukuran material feed bisa mencapai 100 mm
- Suara mill tidak berisik
- Residen time material di dalam mill lebih kecil
- Pemakaian tempat / area lebih kecil

Tabel : Spesifikasi RawMill 3C


Jenis Mill - Vertical Mill
Produsen - Loeche
Kapasitas Design Tph 240, min
Type Mill - LM 38.40
Table Revolution Rpm 29
Jumlah Roller Buah 4
Power Mill Motor kW 2250
Power Mill Fan kW 2250
Diameter Table Mm 3800
Diameter Tyre Mm 1625/1985
Tinggi Tyre Mm 705
Type Classifier - LJKS70

Komponen-komponen yang terdapat di Vertical mill :

1. Grinding Table
Terletak di dalam mill dan didukung oleh reducer. Grinding table berputar
pada porosnya yang digerakkan oleh motor.
2. Table Liner (Wear Ring)
Melindungi grinding table dari keausan. Table liner dipasangkan pada bagian
permukaan atasnya yang terdiri dari 10 bagian. Pemasangan table liner
menggunakan clamping ring.
3. Dam Ring

Berupa ring yang terletak di sekeliling grinding table, untuk menjaga


ketebalan material di atas table. Alat ini berperan penting dalam mengatur
efektivitas penggilingan. Apabila diperlukan ketinggian dam ring ini bisa
diatur.

4. Mill Stand dan Mill Body

Merupakan pelindung dan penutup dari reducer dan grinding table. Selain itu
mill stand berfungsi untuk support dan tempat kedudukan bearing rocker
arm. Mill body adalah housing bagian atas dari mill stand.
5. Grinding Roller

Poros roller merupakan bagian dari rocker arm. Poros tersebut tidak berputar,
tetapi rollernya berputar karena bergesakn dengan material di atas table yang
berputar. Roller terdiri dari hub dan tyre yang keduanya di ikat dengan
menggunakan clamping ring. Tyre adalah bagian dari luar roller yang mudah
aus dan dapat diganti.Pelumasan dari bearing-bearing roller dilakukan secara
sirkulasi dengan circulation pump sistem.

6. Rocker Arm dan Sistem Hidrolik


Rocker arm merupakan pembawa dari grinding roller dan duduk pada
millstand. Hydro pneumatic spring system dihubungkan dengan rocker arm
dengan lever untuk menggerakkan grinding roller menekan material ke arah
table. Hydro pneumatic spring system mempunyai fungsi sebagai berikut :

- Memberikan gaya yang konstan untuk penggilingan bahan.

- Berfungsi sebagai spring dan absorber yang memungkinkan roller


akan naik bila mengenai benda yang besar dan keras tanpa
membahayakan sistem hydrauliknya.

- Menaikkan roller dari table dan material bed supaya mill dapat di start
tanpa beban.

- Berfungsi memberikan tenaga untuk swing out dan swing in.

Untuk memungkin fungsi hydraulic sebagai spring dan absorber, maka piston
hdraulic dihubungkan dengan accumulator yang berisi nitrogen.

7. Louvre Ring
Susunan sudu-sudu yang terletak disebelah luar dari dam ring, di mana
udara / gas masuk ke dalam roller mill, dan susunannya sedemikian rupa
sehingga aliran gas tersebut berbentuk spiral.
8. Classifier
9. Tailing Cone
Gambar :Vertical mill 3C

Prinsip Kerja Alat :

Perbedaan prinsip antara tube mill dan roller mill adalah media
penggilingnya. Pada tube mill menggunakan gaya tumbukan (impact force) dari
grinding media, sedangkan pada roller mill menggunakan gaya tekan roller pada
meja putar.
Penggilingan terjadi karena material bergerak ke arah tepi meja, karena
adanya gaya sentrifugal dan material akan hancur waktu melewati roller, setelah
melewati roller dan sampai di bagian tepi meja, material yang sudah halus akan
terbawa aliran gas panas ke arah atas mill. Pada bagian atas mill ada alat pemisah
(clasifier) yang akan memisahkan material kasar dan halus.
Oleh karena udara panas dipakai sebagai pengering dan sekaligus alat
transport material, maka proses yang terjadi adalah pengeringan selama
penggilingan (drying during grinding)

Secara sederhananya prinsip kerja dari Vertical roller mill yaitu sebagai
berikut:
 Umpan material
Material basah diumpankan melalui air sealed feed gate ke atas grinding
table.Feed gate dirancang untuk dapat mencegah masuknya false air ke
dalam mill dan melindungi mill terhadap tekanan negative yang tinggi di
dalam mill body.Untuk material yang basah dan lengket, triple gates
(heatable) dibutuhkan dan umumnya digunakanlrotating airlocks.
 Penggilingan
Material (umpan segar, material resirkulasi, dan tailing separator) yang
melewati tengah meja di bawah roller kemudian digiling di antara roller dan
grinding track. Ukuran maksimum partikel yang dapat digiling di bawah
roller adalah berukuran maks. 5-8 % diameter roller dimana ukuran tersebut
tergantung pada diameter roller, kecepatan meja, tekanan roller dan
karakteristik material (granulometry and properties)
 Sirkulasi material
Sirkulai internal material dapat dilihat pada gambar berikut. Material yang
mengalir di atas dam ring ditangkap dan kemudian terangkat oleh aliran gas
vertical dari nozzle ring. Partikel kasar jatuh kembali ke grinding table
sementara yang halus terangkat ke separator untuk dipisahkan. Laju sirkulasi
internal tergantung terutama pada grindability dari ground material dan dapat
mencapai 15-25 siklus. Pengurangan kecepatan gas di dalam nozzle ring
mengakibatkan jatuhnya partikel yang lebih besar. Material yang terjatuh
harus diekstraksi oleh scraper dan diresirkulasi ke dalam mill feed.
 Separasi
Separasi yang baik dapat meningkatkan kualitas raw meal dan menghindari
penggilingan yang berlebih (menghemat energi). Partikel kasar (coarse
tailing) diumpankan melalui tailing cone ke tengah grinding table untuk
membantu formasi dari grinding table menjadi lebih stabil. Kehalusan raw
meal dapat lebih mudah dikontrol oleh penyesuaian kecepatan cage rotor.

 Drying
Pengeringan terjadi terutama di tempat di mana gas panas keluar nozzle dan
kontak dengan material yang lembab. Partikel yang halus memiliki waktu
tinggal yang lama di dalam gas pengering (tergantung pada gas collector)
yang memastikan kinerja pengeringan yang baik.
 Water injection
Pada kondisi tertentu, roller mill memerlukan injeksi air untuk menstabilkan
grinding bed, injection nozzle seharusnya menyemprot material di bagian
depan setiap roller yang disesuaikan dengan keluaran. Fasilitas water
injection dengan dosing valve dapat dipasang di dalam mill casing untuk
mendinginkan gas kiln jika suhu gas berlebih dan kurang lembabnya material.

B. Coal Mill

Fungsi dan Prinsip Kerja Alat :

Gambar : Spesifikasi coal mill 3C

Pada prinsipnya penggilingan batu bara yang ada di Indarung IV


menggunakan Vertical mill yang prinsip kerjanya sama dengan Vertical mill
penggilangan raw material di raw mill. Penggilingan batu bara juga menggunakan
tyre roller dan table. Panas yang dihasilkan dari penggilingan batu bara digunakan
untuk dua pemanasan yaitu burner dan calsiner. Pemanasan calsiner adalah untuk
preheater di B55 sebelum material rawmix memasuki kiln.Panas yang dihasilkan
calsiner bisa mencapai 780 oC.Sedangkan pemanasan burner digunakan untuk
memanaskan material di dalam kiln.Panas yang dihasilkan mencapai 1400 oC.

Gambar : Coal Mill Indarung IV

C. Kiln Mill

Fungsi Dan Prinsip Kerja Alat :


Kiln berputar (rotary kiln) merupakan peralatan utama di seluruh unit
pabrik semen, karena di dalam kiln akan terjadi semua proses kimia
pembentukan klinker dari bahan bakunya (raw mix). Secara garis besar, di dalam
kiln terbagi menjadi 3 zone yaitu zone kalsinasi, zone transisi, dan zone
sintering (klinkerisasi). Perkembangan teknologi mengakibatkan sebagian zone
kalsinasi dipindahkan ke suspension preheater dan kalsiner, sehingga proses
yang terjadi di dalam kiln lebih efektif ditinjau dari segi konsumsi panasnya.
Proses perpindahan panas di dalam kiln sebagian besar ditentukan oleh proses
radiasi sehingga diperlukan isolator yang baik untuk mencegah panas terbuang
keluar. Isolator tersebut adalah batu tahan api dan coating yang terbentuk selama
proses. Karena fungsi batu tahan api di tiap bagian proses berbeda maka jenis
batu tahan api disesuaikan dengan fungsinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan coating antara lain:
 Komposisi kimia raw mix
 Konduktivitas termal dari batu tahan api dan coating
 Temperatur umpan ketika kontak dengan coating
 Temperature permukaan coating ketika kontak dengan umpan
 Bentuk dan temperature flame

Gambar :Kiln Indarung IV

Pada zone sintering fase cair sangat diperlukan karena reaksi klinkerisasi
lebih mudah berlangsung pada fase cair, tetapi jumlah fase cair dibatasi 20-30 %
untuk memudahkan terbentuknya coating yang berfungsi sebagai isolator kiln.
Prinsip kerja dari kiln adalah memanfaatkan putaran kiln yang dihasilkan
oleh main drive.Kiln digerakkan oleh motor yang gerakannya direduksi di
gearbox yang kemudian gerakannya ditransmisikan melalui gear pinion sehingga
dapat memutar kiln yang di-support oleh supporting roller.Pada prinsipnya
supporting roller berfungsi menjaga kemiringan kiln. Sedangkan untuk menjaga
kiln agar tidak terjadi gerakan arah tangensial digunakan trust roller.
Prinsip kerja dari supporting roller dan trust roller yaitu dengan
memanfaatkan sistem hidarulik. Supporting rollermerupakan dudukankiln yang
ditahan oleh sebuah poros pada tiap-tiap Supporting Roller menggunakan sebuah
metal yang menggunakan pelumasan oli.

Gambar : Pembagian wilayah kiln

Keterangan :
1. Burner/Cooler Outlet 5. Transition Zone I
2. Dam Zone 6. Transition Zone II
3. Cooling Zone 7. Calcining Zone I
4. Burning Zone 8. Inlet Cone
Tabel : Spesifikasi KILN Indarung IV

Jenis - Kiln with Separate Line Calciner (SLC)


Diameter (efektif) Mm 5000 (4560)
Panjang Mm 80000
Kapasitas Tpd 5400
Speed normal Rpm 3
Inklinasi % 3.5
Jumlah pondasi Buah 4
Motor drive kW 2 x 165
Jumlah String Preheater Buah 2
Cyclone masing2 string Tingkat 4
Jenis cooler - Grate Cooler CPAG 12122
Jumlah grate Sector 3
Kemiringan Derajat 5/0/0
Type burner - FLS-Swirlax CO-07

Pada kiln tanpa udara tertier hampir seluruh gas hasil pembakaran maupun
untuk pembakaran sebagian bahan bakar di calciner melalui kiln.Kiln tanpa udara
tertier dapat beroperasi dengan cooler jenis planetary sehingga instalasi menjadi
sederhana dan konsumsi daya listrik lebih kecil dibanding dengan sistem kiln
memakai cooler jenis grate.
Peralatan utama kiln, selain shell kiln itu sendiri adalah burner dan batu
tahan api (refractory). Bentuk api yang dihasilkan oleh proses pembakaran sangat
menentukan proses perpindahan panas yang terjadi dan pada akhirnya akan
menentukan kualitas klinker. Sedangkan batu tahan api selain berfungsi untuk
melindungi shell kiln dan mengurangi panas yang mengalir ke lingkungan juga
berpengaruh terhadap pembentukan coating.

Komponen-Komponen Kiln :

Tabel : Dimensi live ring


Outer Innerdiameter Width
diameter (mm) (mm) (mm)
I 5910 5210 700
II 6200 5240 1150
II
6050 5230 930
I
I
5930 5230 700
V

- Supports :
Tabel : Live ring di support oleh empat set roller dan bearing
Roller Bearing
Width Diameter Width
Diameter(mm)
(mm) (mm) (mm)
I 1500 900 450 650
II 3000 1300 710 1000
III 2000 1000 560 800
IV 1500 900 450 650
Rotary kiln support :
Penyangga ini terdiri dari base plate, dua supporting roller, empat journal
bearing, dan live ring dengan supporting block dan locating ring. Penyangga ini
juga bisa berupa thrust device.

A. Cement Mill Type Unidan Mill

Tabel : Spesifikasi CementMill 3B


Jenis Mill - Tube Mill
Produsen - Walcanagar
Kapasitas Design Tph 110, min
Type - UMS 4.4 X 14
Mill Revolution Rpm 14.3
Drive System - Double drive
Power Motor kW 2 x 2000
Jumlah Kompartemen - 2
Sistem - Close loop
Jumlah Separator Buah 2
Jenis Separator - Dynamic Air Separator
Jenis Grinding Media - Steel ball
Tabel : Spesifikasi Cement Mill 3C
Jenis Mill - Tube Mill with roller press
Kapasitas Design Tph 150, min
Type - UMS 4.6 X 12
Mill Revolution Rpm 15.4
Single drive with symetro
Drive System -
gear
Power Motor kW 3650
Jumlah Kompartemen - 2
Sistem - Close loop
Jumlah Separator Buah 1
Jenis Separator - SEPAX 2S-375
Jenis Grinding Media - Steel ball

Fungsi Alat :
Cement milltype unidan mill ini adalah jenis tube mill yang digunakan
untuk menggiling klinker sehingga menjadi semen. Unidan mill mempunyai dua
grinding compartment; precrushing compartment dengan bola baja, dan fine-
grindingcompartment.

Prinsip Kerja :
Secara umum prinsip kerja dari cementmill ini sama dengan cara kerja
rawmill, bedanya pada cementmill tidak mempunyai drying chamber. Material
yang masuk ke dalam cement mill adalah klinker yang merupakan hasil keluaran
dari kiln. Temperatur kllinker yang masuk ke dalam cement mill ± 200oC sehingga
dalam proses penggilingan perlu dilakukan pendinginan untuk menghindari false
set dengan cara menambahkan air pada inlet dan outlet.
Penggilingan awal (precrushing) dilakukan di compartment 1 dan menuju
ke compartment 2 untuk penghalusan (fine grinding). Cara penghancuran material
pun sama dengan cara penggilingan material di rawmill, dimana pada
compartment 1 terjadi cataracing dan cascading pada compartment 2. Setelah
proses fine grinding di compartment 2, material cement keluar melalui outlet
menuju ke air slide, menuju elevator, kemudian menuju separator.Tailing dari
separator dikembalikan ke inlet mill oleh air slide.
Gambar : Cement mill dan bagian-bagiannya

2. Peralatan Transport

A. Belt Conveyor

Fungsi Alat :
Belt conveyor atau ban berjalan adalah alat transportasi yang paling efisien
dalam pengoperasiannya jika dibanding dengan alat berat / truck untuk jarak jauh,
karena dapat mentransport material lebih dari 2 kilometer, tergantung disain belt
itu sendiri. Material yang ditransport dapat berupa powder,granular atau lump
dengan kapasitas lebih dari 2000 ton/jam, hal ini berkembang seiring dengan
kemajuan disain belt itu sendiri. Saat ini sudah dikembangkan belt conveyor jenis
long curve, yaitu belt dengan lintasan kurva horizontal maupun vertikal dengan
radius minimum 400 m, sehingga sangat cocok untuk medan berliku dan jarak
jauh. Keuntungan lainnya penggunaan belt adalah kemudahan dalam
pengoperasian dan pemeliharaan, tetapi belt tidak tahan temperatur di atas 200
0
C.Dengan belt conveyor, material dapat diumpan disepanjang lintasan, begitu
juga pengeluarannya.
Jenis belt bisa berupa textil rubber belt, metal belt, steel cord belt. Jenis
yang paling banyak dipakai adalah jenis textil rubber belt.Lintasan belt dapat
direncanakan horizontal, inklinasi, kombinasi inklinasi dan horizontal.Sudut
kemiringannya tergantung koefisien gesek antara material yang diangkut.Dalam
prakteknya sudut inklinasi berkisar antara 7 o – 10o lebih kecil dari sudut gesek
material belt.Hal ini disebabkan karena adanya penurunan belt (belt sag) antara
idler roller, sehingga inklinasi lebih besar dari inklinasi belt itu sendiri.

Prinsip Kerja :
Prinsip kerja belt conveyor adalah mentransport material yang ada di atas
belt, dimana umpan atau inlet pada sisi tail dengan menggunakan chute dan
setelah sampai di head material ditumpahkan akibat belt berbalik arah.Belt
digerakkan oleh drive / head pulley dengan menggunakan motor penggerak. Head
pulley menarik belt dengan prinsip adanya gesekan antara permukaan drum
dengan belt, sehingga kapasitasnya tergantung gaya gesek tersebut.

Komponen Alat :

Gambar :belt confeyor


Keterangan :
1. Frame 6. Lower pulley
2. Driving pulley 7. Drive unit
3. Take up pulley 8. Feed hopper
4. Endless belt 9. Discharge spout
5. Upper pulley 10. Belt cleaner
Top cover

Canvas / ply
Molded Edge

Bottom Cover

Gambar : Lapisan belt

Gambar : Belt Conveyor

B. Drag chain (Chain Conveyor)

Fungsi Alat :
Alat transport ini berfungsi untuk memindahkan material baik powder
ataupun granular, pada jarak yang tidak terlalu jauh dan kapasitas yang tidak
terlalu besar, dengan kelebihan mampu mentransport material yang abrasiv dan
bersuhu tinggi sampai 650 oC dengan bahan chain dari logam campuran. Alat ini
dipasangi casing yang tertutup rapat dan dilengkapi dedusting system sehingga
mencegah pencemaran lingkungan.
Karakter material yang ditransport sangat mempengaruhi disain dan bahan
untuk membuat chain, untuk material yang abrasif chain dibuat dari bahan yang
tahan aus dengan logam cor atau penempaan, sedang untuk material yang tidak
bersifat abrasif chain dapat dibuat dari bahan plat baja karbon dengan pemotongan
dan pembentukan. Komponen ini adalah komponen yang sering dilakukan
penggantian.

Prinsip Kerja :
Material yang ditransport masuk dari sisi tail melalui samping housing,
jatu diantara chain,kemudian digeser / digaruk sepanjang chain bawah dan
selanjutnya dikeluarkan melalui lubang yang ada di bawah head sprocket.
Karena cara kerjanya seperti itu, maka banyak terjadi gesekan antara
material dengan chain, maupun chain dengan bottom liner / housing, juga dengan
wear block atau rail di atasnya, karena itu chain adalah komponen yang cepat aus.
Prinsip utama dalam pemeliharaan alat transport ini adalah menjaga kondisi chain
jangan sampai keausannya melebihi batas maupun hilangnya / lepas retainer pin,
karena kerusakan pada chain dapat menyebabkan chain ini putus.
Komponen Alat :
Bagian utama drag chain terdiri dari link, pin, retainer pin, wear block
housing, head sprocket, tail drum, head dan tail bearing shaft, drive system.,
1. Drive system
Penggerak alat transport ini hampir sama dengan mesin lainnya,
menggunakan motor yang direduksi oleh gear reducer, selanjutnya dihubungkan
dengan drive shaft dari chain conveyor. Komponen lainnya adalah head sprocket
untuk menarik chain dan pada sisi tail biasanya digunakan taildrum, untuk chain
lebar digunakan tail sprocket.
2. Conveying component
Komponen utamanya adalah chain yang berfungsi menggaruk atau
menggeser material, dimana pada umumnya ada yang berbentuk U dan T. Chain
ini dirangkai dan disambung menggunakan pin dan pin tersebut dikunci dengan
cotter pin agar tidak tergeser dan lepas. Untuk bantalan chain digunakan wear
block atau liner plate atau rail dengan bahan yang tahan abrasi.
Gambar :Drag chain
3. Structure
Housing terbuat dari baja yang berbentuk persegi panjang dan terpasang
horizontal, pada bagian bawah biasanya dipasang rail atau liner untuk menahan
gesekan chain denagn housing bagian bawah.Sedangkan untuk bagian head atau
tail biasanya dilengkapi dedusting system.

C. Bucket Elevator

Fungsi :
Bucket elevator adalah alat untuk memindahkan material dari satu unit
proses ke unit lainnya secara vertikal atau sudut besar dengan menggunakan
bucket secara berkesinambungan. Sifat material yang dibawa bucket elevator
adalah material berbentuk serbuk atau butir granular yang bersifat tidak lengket
dan dapat memindahkan material dengan suhu di atas seratus derajat celcius
tergantung dari bahan bucket.
Prinsip Kerja :
Bucket elevator membawa material dengan memindahkan material dari
bawah ke atas secara vertikal atau menanjak, dimana pengumpanan dilakukan
pada sisi bawah casing, selanjutnya dengan bucket material diangkut ke atas
untuk dikeluarkan melalui sisi discharge. Pada sisi discharge, material
dikeluarkan melewati headwheel dengan gaya sentrifugal, gravitasi atau
kombinasinya.
Ada dua jenis tempat menempel bucket, yaitu bucket elevator dengan
chain dan bucket elevator dengan belt. Bucket elevator dengan chain memiliki
keunggulan tahan untuk membawa material dengan suhu lebih dari 70 oC
tergantung dari bahan chain, sedangkan belt bucket elevator hanya tahan sampai
70oC tetapi memiliki kemampuan transpor dengan elevasi yang lebih tinggi
dibandingkan chain bucket elevator. Namun semua hal di atas tergantung pada
produsennya.

Gambar : Bucket Elevator dan Bucket Excavator


Komponen Alat :
A. Komponen-komponen utama chain bucket elevator
1. Drive station 10. Chain strand
2. Chain bow 11. Chain wheel
3. Barring device 12. Bucket
4. Inspection door 13. Cover
5. Oulet 14. Roller chain transmission
6. Casing 15. Back stop
7. Mounting door 16. Gear
8. Take up station 17. Coupling
9. Inlet 18. Motor
Gambar :Chain bucket elevator
B. Komponen-komponen utama belt bucket elevator

Bucket elevator head Discharge

Drive

Upper casings

Belt
Intermediate casings

Bucket

Lower casings

Bucket elevator boot


Charge

Gambar :Belt bucket elevator


C. PGC (Pneumatic Gravity Conveyor)

Fungsi Alat :
Air slide atau pneumatic gravity conveyor sangat hemat dalam
pengoperasiannya, yaitu dengan cara mentransport material ke arah menurun saja
(sekitar 6 – 14 derajat), sehingga udara yang dibutuhkan juga lebih sedikit. Air
slide sampai saat ini masih digunakan dan sangat efisien untuk material powder.

Gambar : PGC (Pneumatic Gravity Conveyor)

Prinsip Kerja :
Material yang ditransport dalam bentuk powder kering dengan suhu
terbatas sesuai dengan bahan canvas, maksimum sampai 340 oC. Material yang
ditransport diumpankan ke atas bagian PGC melalui sebuah inlet. Blower akan
meniupkan udara melalui kamar bagian bawah dan menembus canvas sehingga
material akan terfluidisasi. Dengan prinsip fluidization (bersifat fluida akibat
hembusan udara dari bawah canvas), dimana material padat dalam bentuk sangat
halus/ kecil dapat mengalir atau mengembang seperti aliran air. Jumlah aliran
udara yang diperlukan untuk mentransport ini sangat dipengaruhi jumlah material
yang ditransport dan juga hambatan atau panjangnya pipa transport. Sementara
udara akan dihisap oleh exhaust fan melewati dedusting unit.
Air slide terdiri dari box memanjang dengan sekat mendatar oleh bahan
porous yang terbuat dari canvas atau keramik, dimana pada ruang bawah diberi
udara bertekanan sehingga menghembus melalui pori-pori bahan porous menuju
material yang berakibat material bergelembung seolah terangkat dan menjadikan
efek fluidization yang memudahkan mengalir secara gravitasi seperti aliran air.
Box air slide biasanya terbuat dari plat baja memanjang dan ditopang pada
jarak tertentu dilengkapi dedusting system agar memberikan efek negatif pada
ruangan, sehingga memudahkan material mengalir. Udara yang diberikan pada
ruang udara air slide sekitar 1.3 – 1.6 m3/min dan tekanannya relatif rendah, yaitu
0.1 – 0.4 kg/cm2. Ini dapat diperoleh dari blower atau centrifugal fan.
Komponen Alat :

Gambar : Air slide


A Inlet
B Posisi atas box
C Blower
E Canvas
F Outlet
G Dedusting system

D. Power Screw / Screw Conveyor

Gambar :Screw Conveyor

Fungsi Alat :
Screw conveyor adalah alat transport untuk memindahkan material dengan
cara ditarik atau didorong menggunakan ulir, dimana alat ini cocok untuk material
powder atau granular tetapi kurang abrasif. Alat ini tidak baik untuk material
abrasif karena pada saat menari atau mendorong material terjadi gesekan antara
material dengan permukaan ulir, tetapi saat ini hal tersebut bisa diatasi dengan
melapisi ulir dengan material tahan aus. Alat ini tidak bagus untuk material
lengket karena tidak akan bisa mengalir, screw conveyor tahan terhadap
temperatur tinggi.
Alat ini biasanya digunakan untuk memindahkan material dalam jarak
dekat, kapasitasnya rendah sampai 16.700 ft3/jam.Alat ini kurang efisien dalam
menyerap daya karena banyak gesekan antara material dengan ulirnyaataupun
dengan housing-nya. Untuk screw conveyor yang panjang banyak ditemui
sambungannya, ini merupakan suatu kelemahan karana saat bantalan mulai aus,
maka kemungkinan terjadinya bending sangat besar. Jadi alat ini cocok digunakan
untuk jarak dekat, sistem yang kedap suara / tertutup.
Prinsip Kerja :
Material diumpankan pada salah satu ujung screw, kemudian akibat
adanya putaran ulir, maka material dapat mengalir ke sisi ujung lainnya.Prinsip
perpindahan material seperti didayung oleh ulir, sehingga ada gesekan material
dengan ulir. Arah putaran screw mempengaruhi arah material berpindah, sehingga
untuk aplikasinya screw conveyor ini bisa digunakan dua arah sesuai kebutuhan.
Komponen alat :
Bagian-bagian utama dari screw conveyor :
1. Drive system
Meliputi motor penggerak, gear reducer, coupling. Untuk kapasitas motor
yang tidak terlalu besar dapat menggunakan gear reducer dengan sistem shaft
mounted yang dihubungkan ke poros penggerak screw.
2. Transport component
Komponen utamanya adalah screw / ulir dari diameter 4” sampai 24”,
dimana pada kedua ujung ulir tersebutditopang oleh bantalan dan diberi pelindung
agar material yang dibawa tidak keluar dari housing. Pada panjang ulir tertentu
diberi sambungan setiap 10 kakinya, pada sambungan ini menggunakan hanger
bearing / bantalan menggantung.Bantalan tersebut biasanya terbuat dari babit,
kayu, ball bearing, atau hard iron, tergantung aplikasinya.
3. Structure
Konstruksi terdiri dari housing ulir berbentuk penampang U dengan
menghadap ke atas, pada salah satu ujungnya terdapat chute untuk masuk material
dan ujung bawahnya terdapat chute pemasukan material.Untuk memudahkan
perawatan dan pengoperasian, biasanya pada sisi atas housing diberi pintu yang
mudah dibuka tutup.
Gambar : Komponen-komponen screw conveyor

E. Laminated Feeder

Fungsi Alat :
Laminated feeder digunakan untuk menarik dan mengumpankan material
dalam bentuk bongkahan untuk diumpankan ke alat lain seperti crusher.

Prinsip Kerja :
Laminated feeder dirancang untuk kondisi kerja yang berat dengan
kemiringan 20 – 30o. Konstruksinya terbuat dari lembaran-lembaran pelat yang
bergandengan satu sama lain dengan chain yang diputar oleh motor melalui
sprocket. Laju pengumpanan material tergantung dari kecepatan feed belt.
Komponen utama laminating feeder ini terdiri dari frame, driving
station,take up, lamella chain dan lamella. Frame terdiri dari dua side board,
bagian melintang, penopang vertikal, side guide.Drive station dan take up
terpasang pada side board. Dua lamella chain terpasang pada driving stationdan
take up. Laminated feeder ini digerakkan oleh motor dengan kecepatan variabel
dengan single atau double gearing. Untuk mencegah tumpahan material, maka
dipasang sebuah spring loaded scraper pada discharge casing. Scraper ini
membersihkan lamella sebelum meninggalkan discharge casing.
Gambar : Laminated feeder

Gambar : Laminated Feeder di Indarung IV

F. Dosimat Feeder

Fungsi Alat :
Dosimat Feeder adalah alat yang bekerja dengan memanfaatkan pengaruh
gaya gravitasi untuk menentukan proporsi material secara akurat berdasarkan
input yang diberikan. Dosimat feeder digunakan untuk material curah seperti
slag,limestone, clay, gypsum, pozzolan dan klinker.Feeder mengekstrak material
dari Bin sesuai dengan proporsinya. Laju pengumpanan diatur dengan Dosimat
controller.

Prinsip Kerja :
Gambar : Dosimat Feeder
Komponen Alat :
Dosimat feeder terdiri dari suspension frame, stationary chute,
movablechute, conveyor frame, rubber atau apron conveyor,drive station, load
cellarrangement dan discharge casing.
Pada suspension frame dimasukkan gerbang tangkai (rod gate) agar bisa
menutup feed bin outlet untuk pemeliharaan atar men-tara weighing. Tangkai
tersebut bisa diaktifkan dengan pneumatic hammer.Side section, movable chute
dan conveyor frame ditumpu dengan poros pada stationary chute dengan dua
blade spring pada masing-masing sisinya dan dua wire strap pada ujung
discharge.

3. Peralatan Penarik Material


A. Side Reclaimer
Fungsi alat :
Side reclaimer merupakan peralatan penarikan material dari pile. Side
reclaimer mempunyai boom yang merupakan tempat terpasangnya scraper
chain.Boom ini bisa diangkat dan diturunkan dengan hoist yang terdapat pada side
reclaimer ini. Side reclaimer ini bisa berpindah dengan berjalan di atas dua rel
dengan dua runner wheel pada satu rel di sisi dekat stock pile dan satu runner
wheel di sisi rel yang lain (dibawah counter weight). Pada machine carriage inilah
terdapat counter weight, hoisting gear, control cabin, perlengkapan penggerak
seperti motor untuk menggerakkan drive sprocket, cable reel.

Gambar : Side reclaimer di Storage 3 Indarung IV

Prinsip kerja :
Scraper chain berjalan sliding di atas jalur yang tahan aus pada boom.
Pada scraper chain ini terpasang scraper blade. Scraper blade inilah yang akan
menarik material turun menuju alat transport (belt conveyor). Side reclaimer
berjalan di atas travelling rail, dimana kecepatan perpindahannya itu bisa diatur.
1. Kecepatan tanpa beban 15 m/min
2. Kecepatan ketika dibebani 2.5 m/min
Dengan travelling rail, side reclaimer dapat bergerak ke kiri dan ke kanan
sepanjang sisi pile sehingga hampir semua material di pile dapat di tarik. Untuk
membatasi pergerakannya maka dipasang limit switch pada ruang gerak side
reclaimer.
Take up sprocket

Scraper blade
Pile
Scraper chain

Drive sprocket

Belt conveyor

Gambar : Cara pengambilan material oleh side reclaimer

Tabel : Spesifikasi Side Reclaimer


Equipment Side Reclaimer
Supplier Schade Dortmund
Capacity 500 T/H
Ampere 90 kw
RPM 1480
Motor LAG 283 – AAJO ( Siemens)
Transmision Hydrolic Coupling 487 + VFj
Gear Box Baecke Type DKHF 355
Departemen 4A1JOI (20109)
t

Komponen-Komponen Side Reclaimer :


Komponen-komponen utama dari side reclaimer antara lain :
 Boom
 Scraper chain
 Scraper blade
 Hoisting devices
 Sprocket ( drive dan take up sprocket)
 Motor, gearbox, kopling

B. Bucket Excavator

Fungsi Alat :
Bucket excavator ini berfungsi sebagai penarik material dari storage,
khususnya material clay dari clay storage.

Prinsip Kerja Alat :


Material yang digali dibawa oleh bucket. Ketika bucket mencapai
hexagon, bucket berubah posisi menjadi posisi terbalik, sehingga material
meluncur turun dari bucket dan turun melalui discharge hopper yang selanjutnya
mengirim material ke belt conveyor. Ketika excavator mencapai salah satu posisi
ekstrim (jarak antara dinding dengan bucket), ini akan menggerakkan change over
switch.Transverse travelling gear akan stop, bridge travelling gear akan aktif, dan
bucket chain excavator akan berubah kecepatannya.
Ketika travelling bridge berubah dengan kedalaman penggalian yang
tepat, mesin bridge travelling akan stop, dan mesin transverse travelling akan
start, penggalian akan berlanjut pada arah transversal sampai change over switch
pada posisi berlawanan arahnya aktif. Jika change over switch ini aktif maka arah
dari penggalian akan berubah lagi, pertama dari arah longitudinal selanjutnya arah
transversal, begitu seterusnya.

Gambar : Bentuk dari bucket pada bucket excavator

Pada penggalian dimana storage masih penuh, maka penggalian dilakukan


secara manual (manual operation), setelah terbentuk permukaan yang rata dari
bentuk pile, maka proses manual di switch menjadi proses otomatis.

3.3 Pre-Grinder

A. Pregrinder Roller Press

Fungsi Alat dan Prinsip Kerja Alat :

Salah satu jenis pre grinder lainnya adalah roller press. Roller press ini
dapat meningkatkan kapasitas cementmill hingga ± 50 % sehingga mengurangi
biaya produksi (kwh/ton). Klinker hancur akibat perputaran dua roller yang
berputar berlawanan arah. Dua roller ini mempunyai gap tertentu dan di atur oleh
tekanan tinggi ( 210 – 230 bar).

Tabel : Spesifikasi Roller Press

Type - KPP-92/10-765
Produsen - Koppern
Jumlah roller buah 2
Panjang roller mm 1000
Diameter roller mm 765
Speed roller m/s 1.2
Power Motor kW 900
Tekanan hydrolic bar 217

Gambar :Roller Press 3C

01 Main motor
02 Reduction Gear
03 Roller press
Gambar :Roller Press3B

Komponen-Komponen Utama :
Kedua roller digerakkan secara sinkron melalui reduction gear.Safety
clutchterpasang di input gearbox dan dilengkapi speed monitor.Gear coupling
dipasang di output shaft yang menyambungkan antara shaft gearbox dengan shaft
roller press. Roller-roller ini ada dua jenis yaitu fixed roller dan floating
roller.Floating roller adalah roller yang langsung digerakkan oleh hydraulic
system. Hydraulic system ini terdiri dari hydraulic unit, pushaction cylinder, dan
accumulator. Sebelum material diumpankan di antara roller, hydraulic system
memberikan initial pressure 10 – 15 % lebih rendah dari pada tekanan operasi.
Ketika feeding material, roller akan terdorong satu sama lain dan tekanan
hydraulic menjadi naik. Tekanan ini secara otomatis menyesuaikan sesuai dengan
tekanan yang telah di setting pada awalnya.

B. Crusher

Fungsi Alat :
Crusher adalah equipment yang berfungsi untuk memecah material seperti
batu kapur, batu silika, clay, coal, dan klinker menjadi ukuran yang dinginkan.
Crusher dapat digolongkan ke dalam berbagai type antara lain :
1. Tipe impact
- Impact crusher
- Hammer crusher
2. Tipe compression
- Roller crusher
- Gyratory crusher
- Jaw crusher
Pada pabrik PT. semen indarung dipakai dua jenis crusher yaitu roller
crusher dan hammer crusher. Hammer crusher dipakai untuk lime stone, klinker,
dan roller crusher dipakai untuk clay, silica.

Gambar : HammerCrusher

Prinsip Kerja :
Roller Crusher Untuk Klinker :
Klinker diumpankan ke crusher melalui grate bar chute, jadi dengan
demikian akan mengatur ukuran klinker yang masuk ke crusher dan yang
langsung ke alat transport. Material yang kasar akan jatuh ke dalam crusher
dan akan dihantam oleh hammer serta dilemparkan ke sebuah baffle plate
sehingga menjadi kepingan-kepingan klinker.
Roller Crusher Untuk Clay :
Prinsip kerja dari crusher ini yakni dengan menggunakan dua buah
roller yang dilengkapi dengan gigi gigi dimana satu roller tetap dan roller
lainnya bergerak. Jarak kedua roller dapat diatur untuk mendapatkan derajat
reduksi tertentu. Putaran kedua roller ini berlawanan arah sehingga material
yang diumpankan dipecah dengan cara menggilasnya diantara kedua roller
tersebut.
Prinsip kerja alat ini cukup sederhana, primary crushing terjadi karena
proses impak material oleh hammer dan secondary crushing terjadi akibat
geseran dan kompresi antara hammer dan breaker plate.

3.4 De-Dusting System

A. EP (Electrostatic Precipitator)

Fungsi Dan Prinsip Kerja :


Electrosatic precipitator adalah peralatan penangkap debu yang
berdasarkan pada efek ionisasi gas di dalam medan listrik yang kuat. Medan listrik
ini dibentuk oleh discharge elektroda (elektroda negatif) dan elektroda pengumpul
(elektroda positif). Dengan beda tegangan yang cukup tinggi diantara kedua
elektroda (40.000 – 80.000 V DC) discharge elektroda akan memancarkan ion-ion
dan memuati molekul-molekul gas di sekitar elektroda dengan ion positif dan ion
negatif. Karena pengaruh medan listrik yang sangat kuat, ion negatif bergerak ke
collecting electrode. Jika dalam gas terdapat debu, ion negatif akan memberikan
muatannya ke partikel debu yang kemudian ditarik oleh elektroda positif.
Efisiensi EP tergantung kepada disain filter, sifat-sifat debu dan komposisi
gas sebagaimana dinyatakan dengan persamaan berikut :
E = 1 – e-(A/V)w
Dimana :
E = efisiensi collecting
A = total luas permukaan collecting
V = kecepatan aliran gas
w = kecepatan migrasi
Efisisensi EP sangat dipengaruhi oleh temperatur, dimana temperatur ini
akan mempengaruhi harga humidity dan resivity debu. Selain ini temperatur akan
mempengaruhi densitas gas, dimana menurunnya densitas gas akan menurunkan
sparking potensial. Sparking potensial ini akan menciptakan corona pada electric
field disekitar collectingplate dan discharge electrode.Temperatur gas yang masuk
EP sebaiknya 105o – 140 oC.

Komponen Alat :
EP terdiri dari komponen mekanikal dan komponen elektrikal.
Komponen utama mekanikal terdiri dari :
 Casing, bottom hopper dan distribusi gas
 Sistem collecting dan discharge
 Drive dan rapping sytem
 Alat transport
 Support, akses fasilitas dan insulasi
Komponen utama elektrikal terdiri dari :
 Insulator, lead insulator dan kabel tegangan tinggi
 Transformer, rectifier
 Rapping system dan grounding system
 Panel control

Gambar : EP (Electrostatic Precipitator)


Gambar :Electostatic Precipitator

B. JPF (Jet Pulse Filter)

Fungsi Dan Prinsip Kerja :


Alat ini termasuk alat pemisah material.Jet pulse filter biasanya terdiri dari
atau beberapa modul yang memiliki luas penyaringan antara 24 hingga 240 m 2.
Udara bermuatan debu masuk ke kolektor, kemudian disebarkan dan
didistribusikan ke bag filter, partikel yang berat akan terlepas dari aliran udara dan
jatuh menuju hopper.Udara terus mengalir melalui kolektor, mengumpulkan
partikel dari bag keluar melewati venturi.Saluran keluar biasanya digunakan
untuk membawa udara bersih menjauhi kolektor.
Pengumpulan debu berada di sisi luar bag filter, sebagai hasil dari udara
kotor yang melewatinya, menyebabkan pengurangan pori-pori bag.Akibatnya
terjadi perbedaan tekanan antara udara bersih dan udara kotor pada kolektor.Untuk
itu maka diberikan udara bertekanan dalam arah yang berlawanan terhadap aliran
udara normal.Automatic timing devices digunakan untuk mengatur solenoid
valves dalam interval tertentu guna membersihkan bag filter. Setiap solenoid valve
ini akan membuka diaphragm valve yang berada antara main air line dan blow
tube. Udara bertekanan akan dikeluarkan dari blow tube melalui orifis dengan
kecepatan tinggi. Karena adanya orifis ini maka terjadi kenaikan tekanan tiba-
tiba,yang menyebabkan udara keluar bertekan tinggi dan masuk ke bag filter
mendorong material yang terkumpul di sisi luarnya sehingga terjatuh ke hopper.
Gambar : Jet pulse filter
C. Cyclone

Fungsi Alat :
Cyclone merupakan peralatan yang memanfaatkan gaya sentrifugal dan
tekanan rendah yang disebabkan gerakan spin (pusaran) untuk memisahkan
padatan yang mempunyai bentuk, ukuran, dan densitas yang berbeda dari fluida
yang membawanya. Gerakan spin dalam siklon timbul karena gerakan fluida
secara tangensial memasuki siklon. Ukuran padatan yang dapat terpisahkan di
dalam siklon umumnya berukuran lebih besar dari 10 mikron (10-5m)

Prinsip Kerja :
Gas/fluida bercampur padatan masuk ke dalam silinder secara tangensial,
dan berputar seperti vortex.Di daerah cone (kerucut), diameter vortex mengecil
hingga arah aliran berbalik dan berputar ke atas melalui inner tube. Pada saat
fluida berbalik arah, padatan terpisah dari fluida pembawanya dan ditambah oleh
gaya gravitasi bumi, padatan menumpuk di bagian bawah cone untuk selanjutnya
disalurkan melalui down pipe menuju tempat lain.

Komponen Alat :
- Inlet
- Body
- Cone
- Inner tube (outlet)
- Down pipe

Gambar :cyclone

Penerapan siklon secara umum :


Siklon kira-kira dibuat pertama kali pada tahun 1885 oleh Knickerboxer
Company.Disamping bekerja individual, siklon juga dapat diterapkan sebagai pre
duster untuk mengurangi intensitas debu.
Penerapan siklon di industri semen yang lazim digunakan adalah :
- Suspension preheater
Fungsi utamanya adalah meningkatkan temperatur material dan
penyaringan material.
- Di saluran menuju rawmill dari cooler. Fungsi utamanya adalah
mengurangi debu klinker yang menuju rawmill agar komposisi
rawmill tidak terganggu.
- Finish mill

D. Bag House Filter


Fungsi Alat :
Bag house filter merupakan alat pemisah debu yang terdiri dari kantong-
kantong (bag) sebagai media pemisah antara debu dengan udara, yang terbuat dari
bahan polyester yang tahan terhadap temperatur dan kelembaban gas.
Gambar :Bag house filter

Prinsip Kerja :
Campuran udara dan partikel debu ditarik memasuki ruangan filter yang
berisi bag filter. Udara akan melewati bag, sementara itu debu yang terbawa akan
menempel pada bagaian luar bag. Debu yang menempel pada bag dibersihkan
secara berkala dengan mengalirkan udara yang berasal dari jet cleaning system.
Udara akan memasuki setiap bag pada arah yang berlawanan dengan udara yang
mengandung debu, dan menekan setiap bag, sehingga merontokkan debu yang
menempel pada dinding bag. Debu akan jatuh ke dalam hopper untuk dibawa
dengan alat transpor berikutnya. Pembersihan debu ini dilakukan dalam interval
tertentu.

Komponen Alat :
Gambar :Bag house filter
Keterangan :
(1) gas chamber (2) stiffening tubes
(3) filter casing (4) baffle plate
(5) dirty gas inlet frame (6) filter sleeves
(7) hopper walls (8) nozzle mounting plate
(9) supporting cages (10) inlet nozzles
(11) tension bar (12) bolts welded on
(13) special nuts (14) Canda injector
(15) clamp strap (16) air distributing tube
(17) air supply tube (18) air reservoir
(19) O-ring (20) diaphragm valve
(21) inspection door (22) clean gas room
(23) clean gas duct

4. Peralatan Penunjang

A. Magnetik Separator
Magnetic separator merupakan alat penunjang yang digunakan di area
Raw Mill. Magnetic separator digunakan untuk memisahkan material logam yang
terbawa oleh material utama proses pembuatan semen. Material utama pembuatan
semen yang telah bergabung dibersihkan dari material logam yang dapat
mengganggu proses penggilingan material tersebut. Magnetic separator
digunakan pada belt yang menuju vertical mill. Pemisahan material logam ini
dimaksudkan agar tidak mengurangi efisiensi penggilingan pada vertical mill.
Prinsip kerja Magnetic separator adalah memanfaatkan sistem megnetik untuk
menarik material logam. Untuk beberapa waktu tertentu motor akan ON sehingga
belt magnet akan berputar dan pada titik tertentu magnetik OFF sehingga logam-
logam yang telah dipisahkan jatuh pada tempat pembuangan. Magnetic separator
dapat dilihat pada gambar 3.35 di bawah ini :

Gambar : Magnetic separator

B. Metal Detector

Metal Detector pada prinsipnya hampir sama dengan Magnetic separator


yaitu untuk memisahkan material logam dari material utama pembuatan semen.
Akan tetapi Metal Detector terdapat di storage lime stone untuk mendeteksi
material logam. Berbeda halnya dengan magnetic separator, Metal Detector
berfungsi hanya untuk mendeteksi adanya material logam yang terbawa bersama
lime stone. Jika Metal Detector mendeteksi adanya logam maka motor belt
conveyor akan mati sehingga belt akan terhenti. Pengambilan material logam
tersebut dilakukan oleh operator. Metal Detector di storage lime stone Indarung
IV dapat dilihat pada gambar 3.38 di bawah ini :

Gambar : Metal Detector

C. Belt Weigher

Gambar :Belt Weigher Terpasang pada Belt Conveyor


Belt weigher berfungsi untuk menimbang material dari hopper yang akan
disalurkan ke stock area atau ke unit dan untuk mengetahui flow rate yang
melewati conveyor tersebut. Berada di tengah conveyor dan memiliki sensor
kecepatan dan sensor berat (load cell) di bawah Belt Conveyor. Pengukuran berat
dilakukan dengan cara menimbang laju aliran material diatas Belt Conveyor.
Melalui Differential Transformer Transmitter dan peralatan Totalizer Indicator
material dapat diketahui beratnya lewat panel angka.

Gambar :Belt weigher pada feeder


Pengoperasian dari belt scale/belt weigher menggunakan load cell atau
sensor berat untuk menghasilkan menghasilkan sinyal (mV) yang proporsional
terhadap berat yang terukur, speed sensor atau sensor kecepatan yang
mengindikasikan sinyal representatif dari pergerakan belt dan integrator yang
mengintegrasikan dua sinyal untuk menyediakan pengukuran yang sangat
dibutuhkan dalam unit keteknikan. Loss baik dari sinyal berat atau sinyal
kecepatan akan menyebabkan belt weigher untuk mengindikasikan nol ton.

Anda mungkin juga menyukai