Anda di halaman 1dari 21

Surah Hud ayat 6

ٍ ‫ع َها ۗ كُ ٌّل فِ ْي ِك ٰت‬


‫ب ُّمبِي ٍْن‬ َ ‫ّٰللا ِر ْزقُ َها َويَ ْعلَ ُم ُم ْستَقَ َّرهَا َو ُم ْست َْو َد‬ َ ‫ض ا َِّْل‬
ِ ‫علَى ه‬ َ ْ ‫۞ َو َما مِ ْن د َۤابَّ ٍة فِى‬
ِ ‫اْل ْر‬
Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya.
Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang
nyata (Lauh Mahfuzh).

KORELASI

Pada ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa tidak satu pun makhluk bergerak dan bernyawa, yang
melata, merayap atau berjalan di muka bumi ini melainkan semuanya telah dijamin Allah rezekinya.
Semua makhluk itu diberi naluri dan kemampuan untuk mencari rezeki sesuai dengan fitrah
kejadiannya. Dia mengetahui tempat kediamanya ketika hidup di dunia dan mengetahui pula tempat
penyimpanannya setelah mati. Semua itu sudah tertulis dan diatur serapi-rapinya dalam Kitab yang
nyata, yaitu Lauh Mahfuz.

TAFSIR

Binatang-binatang yang melata, yang hidup di bumi yang meliputi binatang yang merayap, merangkak,
atau pun yang berjalan dengan kedua kakinya, semuanya dijamin rezekinya oleh Allah. Binatang-
binatang itu diberi naluri dan kemampuan untuk mencari rezekinya sesuai dengan fitrah kejadiannya,
semuanya diatur Allah dengan hikmat dan kebijaksanaan-Nya sehingga selalu ada keserasian. Jika tidak
diatur demikian, mungkin pada suatu saat ada binatang yang berkembang-biak terlalu cepat, sehingga
mengancam kelangsungan hidup binatang-binatang yang lain, atau ada yang mati terlalu banyak,
sehingga mengganggu keseimbangan lingkungan.

Allah mengetahui tempat berdiam binatang-binatang itu dan tempat persembunyiannya, bahkan
ketika masih berada dalam perut induknya. Pada kedua tempat itu, Allah senantiasa menjamin
rezekinya dan semua itu telah tercatat dan diatur serapi-rapinya di Lauḥ Maḥfūẓ, yang berisi semua
perencanaan dan pelaksanaan dari seluruh ciptaan Allah secara menyeluruh dan sempurna.

Surah Hud ayat 7

‫ت‬ِ ‫ع َم اًل َۗو َل ِٕى ْن ُق ْلتَ ِا َّن ُك ْم َّم ْب ُع ْوث ُ ْونَ مِ ْۢ ْن َب ْع ِد ا ْل َم ْو‬ َ ْ‫علَى ا ْل َم ۤاءِ ِل َي ْبلُ َوكُ ْم اَيُّكُ ْم اَح‬
َ ‫س ُن‬ َ َ‫ض ِف ْي ِست َّ ِة اَي ٍَّام َّو َكان‬
َ ٗ‫ع ْرشُه‬ َ ْ ‫ت َو‬
َ ‫اْل ْر‬ ْ ‫َوه َُو الَّ ِذ‬
ِ ‫ي َخلَقَ السَّمٰ ٰو‬
َّ ْٓ َّ
‫لَيَقُ ْولَ َّن ال ِذيْنَ َكف َُر ْْٓوا ا ِْن ٰهذَا اِْل سِحْ ٌر ُّمبِ ْي ٌن‬
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan ‘Arsy-Nya di atas air, agar Dia
menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Jika engkau berkata (kepada penduduk
Mekah), “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati,” niscaya orang kafir itu akan berkata,
“Ini hanyalah sihir yang nyata.”

KORELASI

Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa di antara kekuasaan Allah lainnya adalah bahwa Dialah yang
menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada pada keduanya dalam enam masa melalui proses
penciptaan yang rapi dan teratur. Dan sebelum itu Dia menciptakan 'Arsy sebagai tempat bersemayam-
Nya di atas air.

TAFSIR

Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Dalam ayat ini disebutkan “sittati ayyām”,
artinya “enam hari”, akan tetapi pengertian hari di sini tidak dapat disamakan dengan hari seperti yang
kita alami sehari-hari, tetapi disesuaikan dengan hari menurut perhitungan Allah.
Ulama ilmu falak telah menetapkan bahwa hari-hari yang ada hubungannya dengan peredaran
bintang-bintang tidak sama dengan kadar hari yang berlaku di bumi ini.

Kemudian Allah menjelaskan bahwa singgasana-Nya sebelum penciptaan langit dan bumi, berada di
atas air. Arasy atau singgasana Allah itu termasuk alam gaib, yang tidak dapat ditangkap dengan panca
Indera. Ayat-ayat yang menerangkan hal ini termasuk ayat yang mutasyabihat, yang wajib kita imani
kebenarannya dengan menyerahkan pengertiannya kepada Allah.

Ummu Salamah, Rabi‘ah dan Malik meriwayatkan bahwa para sahabat dalam menafsirkan ayat
mutasyabihat seperti itu selalu berkata, “Istiwā (bersemayam-Nya) sudah diketahui akan tetapi
caranya tidak diketahui.” Ayat ini menunjukkan bahwa yang berada di bawah Arasy Allah itu ialah air
yang oleh Allah dijadikan unsur pokok dalam menciptakan makhluk yang hidup sebagaimana firman-
Nya:
ۤ
)‫(اْلنبياء‬ َ ‫ض كَانَتَا َرتْقاا فَفَتَ ْق ٰن ُه َم ۗا َو َجعَ ْلنَا مِ نَ ْال َم ۤاءِ كُ َّل‬
٣٠ َ‫ش ْيءٍ َح ۗي ٍ اَفَ ًَل يُؤْ مِ نُ ْون‬ ِ ‫اَ َولَ ْم يَ َر الَّ ِذيْنَ َكف َُر ْْٓوا اَ َّن السَّمٰ ٰو‬
َ ْ ‫ت َو‬
َ ‫اْل ْر‬
Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari
air; maka mengapa mereka tidak beriman? (al-Anbiyā’/21: 30)

Allah menciptakan langit dan bumi sebagai ujian bagi manusia siapakah di antara mereka yang paling
kuat imannya dan paling baik amalannya, siapa yang paling jujur dan ikhlas dalam usahanya, dan
sebagainya. Tentulah Allah tidak hanya menguji saja, akan tetapi akan memperhatikan pula hasil
ujiannya, dan memberi pahala yang seimbang. Balasan Allah itu diberikan setelah hari Kiamat. Akan
tetapi, jika Nabi Muhammad berkata kepada kaum musyrikin di kota Mekah bahwa mereka akan
dibangkitkan setelah mati untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya ketika di dunia,
maka mereka akan menjawab, “Apa yang kamu kemukakan dari Al-Qur’an itu hanyalah sihir belaka,
untuk menekan kami dan untuk mencegah kami dari kenikmatan dan kelezatan dunia.”

Surah Hud ayat 8


ْٓ
َ ‫اب ا ِٰلى ا ُ َّم ٍة َّم ْعد ُْو َدةٍ لَّيَقُ ْولُ َّن َما يَحْ بِسُهٗ ۗ اَ َْل يَ ْو َم يَأْتِ ْي ِه ْم لَي‬
َ ‫ْس َمص ُْر ْوفاا‬
َ‫ع ْن ُه ْم َو َحاقَ بِ ِه ْم َّما كَانُ ْوا بِ ٖه يَ ْستَ ْه ِز ُء ْون‬ َ َ‫ع ْن ُه ُم ا ْلعَذ‬
َ ‫ࣖ َولَ ِٕى ْن اَ َّخ ْرنَا‬
Dan sungguh, jika Kami tangguhkan azab terhadap mereka sampai waktu yang ditentukan, niscaya
mereka akan berkata, “Apakah yang menghalanginya?” Ketahuilah, ketika azab itu datang kepada
mereka, tidaklah dapat dielakkan oleh mereka. Mereka dikepung oleh (azab) yang dahulu mereka
memperolok-olokkannya.

KORELASI

Pada ayat ini Allah menjelaskan sikap orang-orang kafir itu bahkan berani menantang agar diturunkan
siksa dengan segera

TAFSIR

Orang-orang kafir itu bahkan berani menantang agar diturunkan siksa dengan segera, sebagaimana
dijelaskan pada ayat ini. Dan sungguh, jika Kami tangguhkan azab terhadap mereka yang mendustakan
ayat-ayat Kami sampai waktu yang ditentukan menurut kehendak Kami, niscaya mereka yang
menghendaki agar siksaan itu turun dengan segera akan berkata, dengan nada mengejek, “Apakah
yang menghalanginya, yakni siksaan itu turun sekarang?” Kemudian Allah berfirman, “Ketahuilah
wahai Nabi Muhammad, ketika azab itu betul-betul datang kepada mereka dengan segera, pasti azab
itu tidaklah dapat dielakkan oleh mereka. Mereka tidak dapat menahan dan menghindar dari azab
tersebut. Mereka dikepung dari segala penjuru oleh azab yang dahulu mereka memperolok-
olokkannya.” Sikap orang-orang kafir yang tidak memercayai kebenaran Al-Qur'an dan mengingkari
adanya hari pembalasan, bahkan menantang diturunkannya azab dengan segera, disebabkan oleh
kesombongan dan keangkuhan mereka, sehingga hatinya sulit menerima cahaya keimanan.

Surah Hud ayat 9

ٌ ‫سانَ مِ نَّا َرحْ َمةا ث ُ َّم نَزَ ْع ٰن َها مِ ْن ُۚهُ اِنَّهٗ لَيَـُٔ ْو‬
‫س َكفُ ْو ٌر‬ ِ ْ ‫َولَ ِٕى ْن اَذَ ْقنَا‬
َ ‫اْل ْن‬
Dan jika Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, kemudian (rahmat itu) Kami cabut kembali,
pastilah dia menjadi putus asa dan tidak berterima kasih.

KORELASI

Setelah pada ayat sebelumnya dijelaskan tentang penciptaan langit dan bumi serta apa-apa yang ada
pada keduanya, untuk menguji manusia, apakah mensyukuri nikmat Allah atau mengingkarinya, maka
pada ayat ini Allah menerangkan tentang tabiat manusia pada umumnya. Dan jika Kami berikan rahmat
Kami ke-pada manusia berupa kesehatan, harta kekayaan, kedudukan, keturunan, dan rasa aman,
kemudian rahmat itu Kami cabut kembali, maka pasti-lah dia menjadi putus asa

TAFSIR

Allah menjelaskan jika Allah memberikan kepada manusia suatu macam nikmat, sebagai karunia-Nya
seperti kemurahan rezeki, kesehatan badan, keamanan dalam negeri, dan anak-anak yang saleh,
kemudian Allah mencabut nikmat-nikmat itu, maka manusia segera berubah tabiatnya menjadi orang
yang putus asa. Mereka hanya memperlihatkan keingkaran dan tidak lagi menghargai nikmat-nikmat
yang masih ada padanya. Di samping putus asa akan hilangnya nikmat itu, mereka juga ingkar kepada
nikmat-nikmat yang masih ada padanya. Hal itu disebabkan karena ia tidak memiliki dua sifat yang
utama yaitu kesabaran dan kesyukuran.

Surah Hud ayat 10

َ ُ‫َب السَّيِ ٰات‬


ٌ ‫عنِ ْي ۗاِنَّهٗ لَف َِر‬
‫ح فَ ُخ ْو ٌر‬ َّ ‫ض َّر ۤا َء َم‬
َ ‫ستْهُ لَيَقُ ْولَ َّن ذَه‬ َ ‫َولَ ِٕى ْن اَذَ ْق ٰنهُ نَ ْع َم ۤا َء بَ ْع َد‬
Dan jika Kami berikan kebahagiaan kepadanya setelah ditimpa bencana yang menimpanya, niscaya dia
akan berkata, “Telah hilang bencana itu dariku.” Sesungguhnya dia (merasa) sangat gembira dan
bangga,

KORELASI

Seperti ayat sebelumnya, pada ayat ini Allah menjelaskan tabiat manusia yaitu Ketika Allah
memberikan kebahagiaan setelah ditimpa bencana, niscaya dia merasa sangat gembira dan bangga,
karena menganggap bahwa dirinya telah selamat dari bencana itu. Padahal Allah lah yang telah
menyelamatkan mereka, dan mereka tidak menyadari hal itu.

TAFSIR

Jika Allah menghindarkan manusia dari kemudaratan yang telah menimpa dirinya, dan menggantinya
dengan beberapa kenikmatan seperti sembuh dari sakit, bertambah tenaga dan kekuatan, terlepas
dari kesulitan, selamat dari ketakutan, maka ia berkata, “Telah hilang dariku musibah dan penderitaan
yang tidak akan kembali lagi.”

Mereka mengucapkan kata-kata yang demikian itu dengan penuh kesombongan dan kebanggaan. Pada
dasarnya mereka tidak menerima nikmat-nikmat Allah dengan bersyukur bahkan sebaliknya mereka
bersikap sombong dan takabur.
Surah Hud ayat 11
ٰۤ ُ ۗ
‫ول ِٕىكَ لَ ُه ْم َّم ْغف َِرة ٌ َّواَجْ ٌر َكبِي ٌْر‬ ‫عمِ لُوا ال ه‬
ِ ٰ‫ص ِلح‬
‫تا‬ َ َ‫ا َِّْل الَّ ِذيْن‬
َ ‫صبَ ُر ْوا َو‬
kecuali orang-orang yang sabar, dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh ampunan dan
pahala yang besar.

KORELASI

Setelah pada ayat sebelumnya Allah menjelaskan tabiat manusia Ketika diberikan nikmat mereka
menjadi sombong, Pada ayat ini Allah mengecualikan dari orang-orang yang dijelaskan pada ayat
sebelumnya.

TAFSIR

Kemudian Allah mengecualikan dari orang-orang yang bersifat seperti tersebut di atas, beberapa orang
yang sabar yang selalu berbuat kebajikan. Mereka itu berlaku sabar ketika ditimpa musibah, beriman
kepada Allah, mengharapkan pahala-Nya, dan berbuat amal saleh ketika musibahnya itu telah diganti
dengan kenikmatan, serta mensyukuri nikmat itu dengan mengamalkan berbagai amal kebajikan untuk
mencapai keridaan Allah, mereka akan mendapat ampunan dari Allah dan pahala yang besar di akhirat
nanti, sebagaimana tercantum dalam firman-Nya:

٣ ࣖ ‫صب ِْر‬
َّ ‫ص ْوا ِبال‬ ِ ‫ص ْوا ِبا ْل َح‬
َ ‫ق ە َوت ََوا‬ ِ ٰ‫ص ِلح‬
َ ‫ت َوت ََوا‬ َ ‫ ا َِّْل الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َو‬٢ ‫سانَ لَ ِف ْي ُخس ٍْر‬
‫عمِ لُوا ال ه‬ ِ ْ ‫ ا َِّن‬١ ‫َوا ْل َعص ِْر‬
َ ‫اْل ْن‬
Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk
kesabaran. (al-‘Aṣr/103: 1- 3)

Surah Hud ayat 12

‫ع ٰلى كُ ِل‬ ُ ‫علَ ْي ِه َك ْن ٌز اَ ْو َج ۤا َء َم َعهٗ َملَكٌ ۗاِنَّ َما ْٓ اَ ْنتَ نَ ِذي ٌْر ۗ َو ه‬
َ ‫ّٰللا‬ َ ‫ض ۤا ِٕى ْۢ ٌق بِ ٖه‬
ْٓ َ ‫صد ُْركَ اَ ْن يَّقُ ْولُ ْوا لَ ْو‬
َ ‫ْل ا ُ ْن ِز َل‬ َ ‫ى اِلَيْكَ َو‬ َ ‫َار ْۢكٌ بَ ْع‬
ْٓ ٰ‫ض َما ي ُْوح‬ ِ ‫فَلَ َعلَّكَ ت‬
‫ش ْيءٍ َّو ِك ْي ٌل‬َ

Maka boleh jadi engkau (Muhammad) hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan
kepadamu dan dadamu sempit karenanya, karena mereka akan mengatakan, “Mengapa tidak
diturunkan kepadanya harta (kekayaan) atau datang bersamanya malaikat?” Sungguh, engkau
hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah pemelihara segala sesuatu.

KORELASI

Setelah pada ayat sebelumnya dijelaskan tentang macam-macam tabiat manusia, maka pada ayat ini
Allah menjelaskan tentang salah satu tabiat buruk manusia yaitu sombong. Di antara kesombongan
orang-orang kafir adalah mendustakan kerasulan Nabi Muhammad dan kebenaran kitab suci Al-
Qur'an.

TAFSIR

Pada ayat ini, Allah swt menegur Nabi Muhammad saw apakah ia meninggalkan sebagian wahyu yang
diturunkan kepadanya, ataukah dadanya menjadi sempit karena ucapan orang-orang musyrik yang
meminta tanda bukti atas kerasulannya. Tuntutan mereka itu ialah jika ia benar-benar nabi, mengapa
tidak diturunkan kepadanya harta benda (kekayaan) atau mengapa tidak datang kepadanya beberapa
malaikat yang meyakinkan kerasulannya. Ucapan semacam itu diterangkan pula dalam firman Allah
yang lain:
ٌ‫ى اِلَ ْي ِه َك ْن ٌز اَ ْو تَكُ ْو ُن لَهٗ َجنَّة‬
ْٓ ‫ اَ ْو ي ُْل ٰق‬٧ ‫ْل ا ُ ْن ِز َل اِلَ ْي ِه َملَكٌ فَيَكُ ْونَ َم َعهٗ نَ ِذي اْرا‬ ِ ۗ ‫اْلس َْوا‬
ْٓ َ ‫ق لَ ْو‬ َ ْ ‫ام َويَ ْم ِش ْي فِى‬ َّ ‫الرسُ ْو ِل يَأْكُ ُل‬
َ ‫الط َع‬ َّ ‫َوقَالُ ْوا َما ِل ٰهذَا‬
ۗ
)‫ (الفرقان‬8 ...‫يَّأكل مِ ن َها‬ ْ ُ ُ ْ

Ucapan yang semacam itu yang berisi keingkaran dan cemoohan yang menimbulkan kesempitan dada
pada orang yang dihadapinya juga dialami oleh Nabi Muhammad sendiri. Pada awalnya dikhawatirkan
beliau akan terpengaruh oleh ucapan-ucapan semacam itu, sehingga beliau akan meninggalkan
sebagian wahyu yang telah diwahyukan kepadanya. Akan tetapi Nabi Muhammad terpelihara dari
tindakan seperti itu dan beliau tetap konsekuen melaksanakan risalahnya dengan sempurna sesuai
dengan firman Allah:

Surah Hud ayat 13

َ‫ّٰللاِ ا ِْن كُ ْنت ُ ْم صٰ ِد ِقيْن‬


‫ط ْعت ُ ْم ِم ْن د ُْو ِن ه‬ ٍ ‫اَ ْم يَقُ ْولُ ْونَ ا ْفت َٰرىهُ ۗقُلْ فَأْت ُ ْوا بِعَ ْش ِر سُ َو ٍر ِمثْل ِٖه ُم ْفت ََر ٰي‬
َ َ‫ت َّوا ْدع ُْوا َم ِن ا ْست‬

Bahkan mereka mengatakan, “Dia (Muhammad) telah membuat-buat Al-Qur'an itu.” Katakanlah,
“(Kalau demikian), datangkanlah sepuluh surah semisal dengannya (Al-Qur'an) yang dibuat-buat, dan
ajaklah siapa saja di antara kamu yang sanggup selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”

KORELASI

Ayat sebelumnya Allah menjelaskan tentang salah satu tabiat buruk manusia yaitu sombong. Maka
pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa orang-orang kafir Mekah menuduh bahwa Muhammad itu
telah menciptakan Al-Qur’an.

TAFSIR

Orang-orang kafir Mekah menuduh bahwa Muhammad itu telah menciptakan Al-Qur’an. Mereka
menuduh bahwa Al-Qur’an itu bukan wahyu dari Allah, akan tetapi semata-mata buatan Muhammad
belaka. Maka Nabi Muhammad diperintahkan untuk menantang orang-orang kafir Quraisy, termasuk
pula orang-orang yang meragukan bahwa Al-Qur’an itu sebagai firman Allah, untuk membuat sepuluh
surah yang sama dengan Al-Qur’an yang isinya mencakup hukum-hukum (syari’at) kemasyarakatan,
hikmat-hikmat, nasihat-nasihat, berita-berita yang gaib tentang umat-umat yang terdahulu dan berita-
berita yang gaib tentang peristiwa yang akan datang, dengan susunan kata-kata yang sangat indah dan
halus. Sesudah itu dijelaskan bahwa mereka telah mengenal Muhammad dan mereka tidak pernah
mendapatkan beliau berdusta atau menyalahi janji sehingga mendapat gelar al-Amin. Dengan sifat
yang sudah terkenal kejujurannya, tidak wajar apabila beliau tiba-tiba berubah menjadi pendusta
seperti yang mereka tuduhkan, yaitu mengada-adakan Al-Qur’an.

orang musyrikin tidak mampu menciptakan surah-surah yang sama dengan Al-Qur’an, padahal
mereka, sebagai pemimpin Quraisy, termasuk pujangga, ahli bahasa, dan sastrawan ulung. Jika mereka
secara sendiri ternyata tidak mampu mengemukakan surah-surah yang sama seperti Al-Qur’an, maka
mereka dipersilahkan mengundang orang-orang yang sanggup membantu mereka jika mereka
memang orang-orang yang benar.

Surah Hud ayat 14

َ‫ْل ا ِٰل َه ا َِّْل ه َُو ُۚفَ َهلْ اَ ْنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْون‬ ِ ‫فَ ِالَّ ْم َي ْست َِج ْيب ُْوا لَكُ ْم فَا ْعلَ ُم ْْٓوا اَنَّ َما ْٓ ا ُ ْن ِز َل ِب ِع ْل ِم ه‬
ْٓ َّ ‫ّٰللا َواَ ْن‬

Maka jika mereka tidak memenuhi tantanganmu, maka (katakanlah), “Ketahuilah, bahwa (Al-Qur'an)
itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwa tidak ada tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah
diri (masuk Islam)?”

KORELASI
Setelah pada ayat sebelumnya mereka ditantang untuk membuat semisal Al-Qur'an, pada ayat ini Allah
berfirman, maka jika mereka tidak memenuhi tantanganmu membuat semisal Al-Qur'an, “Ketahuilah,
bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dengan ilmu Allah

TAFSIR WAJIZ

Setelah mereka ditantang untuk membuat semisal Al-Qur'an, kemudian Allah berfirman, maka jika
mereka tidak memenuhi tantanganmu membuat semisal Al-Qur'an, padahal mereka adalah ahli
bahasa dan sastrawan ulung, maka katakanlah kepada mereka, “Ketahuilah, bahwa Al-Qur'an itu
diturunkan dengan ilmu Allah yang luas meliputi segala sesuatu, dan percayalah bahwa tidak ada tuhan
yang wajib disembah selain Dia, sebab hanya Allah yang mengetahui segala sesuatu dengan ilmunya,
tidak mempunyai tandingan, dan sekutu dalam kekuasaanNya. Oleh karena itu, maka maukah kamu
berserah diri masuk Islam dengan meyakini dan memercayai kekuasaan Allah, Tuhan semesta alam?”
Sekalipun bukti-bukti kebenaran Al-Qur'an sudah jelas, namun orang-orang kafir tetap tidak
memercayai dan mengakui kebenaran Al-Qur'an. Penyebab mereka ingkar adalah karena Sifat takabur
dan sombong yang mendorong seseorang mengingkari kebenaran walaupun bukti sudah jelas. (Lihat:
Surah an-Naml/27: 14).

Surah Hud ayat 15

ِ ‫َم ْن َكانَ ي ُِر ْي ُد ا ْل َحيٰوةَ ال ُّد ْنيَا َو ِز ْينَتَ َها نُ َو‬


َ‫ف اِلَ ْي ِه ْم اَ ْع َمالَ ُه ْم فِ ْي َها َوهُ ْم فِ ْي َها َْل يُ ْب َخسُ ْون‬
Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh
atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan.

KORELASI

Setelah menjelaskan tentang bukti-bukti kebenaran ajaran Islam dan Al-Qur'an, maka ayat berikut ini
menerangkan bahwa penyebab orang musyrik mendustakan Al-Qur'an

TAFSIR TAHLILI

Barang siapa yang menginginkan kesenangan hidup di dunia seperti makanan, minuman, perhiasan,
pakaian, perabot rumah tangga, binatang ternak, dan anak-anak tanpa mengadakan persiapan untuk
kehidupan di akhirat, seperti beramal kebajikan, membersihkan diri dari berbagai sifat yang tercela,
maka Allah akan memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan sesuai dengan sunnatullah
atau ketentuan Allah. Dia tidak akan mengurangi sedikit pun dari hasil usaha mereka itu, karena untuk
memperoleh rezeki tersebut terkait dengan usaha seseorang.

Hasil usaha mereka di dunia itu tergantung kepada usaha mereka, sedang amal-amal keakhiratan,
balasannya ditentukan oleh Allah Ta’ala sendiri tanpa perantara seorang pun.

Surah Hud ayat 16


ٰ ْ ‫ْس لَ ُه ْم فِى‬ ٰۤ ُ
َ‫صنَعُ ْوا فِ ْي َها َو ٰبطِ ٌل َّما كَانُ ْوا يَ ْع َملُ ْون‬ ُ َّ‫اْلخِ َرةِ ا َِّْل الن‬
َ ِ‫ار َۖو َحب‬
َ ‫ط َما‬ َ ‫ول ِٕىكَ الَّ ِذيْنَ لَي‬ ‫ا‬
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana
apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan.

KORELASI

Orang-orang yang amal perbuatannya hanya berorientasi duniawi semata, itulah orang-orang yang
tidak memperoleh sesuatu di akhirat kecuali neraka

TAFSIR TAHLILI
Orang-orang yang amalnya hanya diniatkan sekadar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan tidak
diniatkan sebagai persiapan untuk menghadapi akhirat, tidak memperoleh apa pun kecuali neraka.
Mereka berusaha di dunia bukan karena dorongan iman pada Allah dan bukan untuk membersihkan
diri dari dosa, dan bukan pula untuk mengejar keutamaan dan takwa, akan tetapi semata-mata untuk
memenuhi keinginan hawa nafsu sepuas-puasnya. Itulah sebabnya Allah menjadikan apa yang telah
mereka kerjakan di dunia sia-sia belaka.

Allah berfirman:

)‫ (الشورى‬٢٠ ‫ب‬ ٰ ْ ‫اْلخِ َر ِة ن َِز ْد لَهٗ ِف ْي َح ْرث ٖ ُِۚه َو َم ْن َكانَ ي ُِر ْي ُد َح ْرثَ ال ُّد ْن َيا نُؤْ ت ِٖه مِ ْن َها َو َما لَهٗ فِى‬
ِ َّ‫اْلخِ َر ِة مِ ْن ن‬
ٍ ‫ص ْي‬ ٰ ْ َ‫َم ْن َكانَ ي ُِر ْي ُد َح ْرث‬

Surah Hud ayat 17


ٰۤ ُ ‫ۗ ا‬ ٰ َ َ‫اَفَ َم ْن َكان‬
ُ َّ‫ب فَالن‬
‫ار‬ ِ ‫ول ِٕىكَ يُؤْ مِ نُ ْونَ بِ ٖه َۗو َم ْن يَّ ْكفُ ْر بِ ٖه مِ نَ ْاْلَحْ زَ ا‬ ْٓ ٰ‫على بَيِنَ ٍة ِم ْن َّربِ ٖه َويَتْلُ ْوهُ شَا ِه ٌد ِم ْنهُ َومِ ْن قَ ْبل ِٖه ِك ٰتبُ ُم ْوس‬
‫ى اِ َما اما َّو َرحْ َمة ا‬
َ‫اس َْل يُؤْ مِ نُ ْون‬ ٰ ْ
ِ َّ‫َم ْو ِعد ُٗه فَ ًَل تَكُ فِ ْي مِ ْريَ ٍة ِم ْنهُ اِنَّهُ ال َح ُّق مِ ْن َّربِكَ َولك َِّن اَ ْكثَ َر الن‬
Maka apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang yang sudah mempunyai bukti yang nyata (Al-
Qur'an) dari Tuhannya, dan diikuti oleh saksi dari-Nya dan sebelumnya sudah ada pula Kitab Musa yang
menjadi pedoman dan rahmat? Mereka beriman kepadanya (Al-Qur'an). Barangsiapa mengingkarinya
(Al-Qur'an) di antara kelompok-kelompok (orang Quraisy), maka nerakalah tempat yang diancamkan
baginya, karena itu janganlah engkau ragu terhadap Al-Qur'an. Sungguh, Al-Qur'an itu benar-benar
dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

KORELASI

Setelah ayat sebelumnya menjelaskan tentang kelompok orang yang hanya mengejar kemewahan
hidup di dunia, tanpa mempersiapkan diri untuk kehidupan di akhirat, ayat berikut ini menjelaskan
tentang keberadaan orang-orang yang percaya kepada ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad dan
percaya kepada isi kandungan Al-Qur'an dan mereka yang tidak percaya kepada Nabi serta Al-Qur'an.

TAFSIR TAHLILI

Kemudian Allah menjelaskan bahwa nasib orang-orang kafir yang tersesat itu tidak sama dengan
orang-orang yang berada di bawah cahaya yang datang dari Allah dan dibimbing pula oleh petunjuk-
petunjuk-Nya yang membuktikan kebenaran agamanya yaitu Al-Qur’an. Kebenaran itu juga didukung
oleh bukti-bukti yang lain yang datang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat yang diturunkan kepada Musa
sebagai landasan iman yang menjadi rahmat bagi orang Bani Israil. Orang-orang yang mempunyai sifat
tersebut tentu tidak sama dengan orang-orang yang hanya mengejar kehidupan dunia yang fana, dan
tidak sama pula dengan orang yang mengutamakan kehidupan kerohanian saja untuk mencapai
kebahagiaan di akhirat.

Barang siapa memperhatikan beberapa segi keutamaan yang tersebut dalam ayat ini, mereka itulah
orang-orang yang beriman, yang menghimpun antara dalil-dalil yang nyata dan dalil-dalil yang diambil
dari kitab lain. Mereka meyakini bahwa Al-Qur’an itu bukan buatan Muhammad akan tetapi semata-
mata wahyu dan firman Allah.

Karena itu jangan sampai ada yang meragukan kebenaran Al-Qur’an itu. Al-Qur’an tidak mengandung
kebatilan, Dia adalah firman Allah. Tetapi amat disayangkan bahwa kebanyakan manusia tidak beriman
kepadanya. Adapun orang-orang musyrik tidak mau beriman disebabkan oleh kesombongan para
pemuka-pemukanya dan karena taklid buta dari pengikut-pengikutnya terhadap ajaran nenek moyang
mereka yang sesat. Demikian pula ahli kitab, karena suka mengubah agama nabi-nabinya dan
mengadakan berbagai macam bid’ah dalam agama.
Surah Hud ayat 18
ۤ َ ‫اْل ْش َها ُد ٰ ْٓهؤ‬ ٰۤ ُ ۗ
َ‫علَى الظهلِمِ يْن‬ ِ ‫ع ٰلى َربِ ِه ُۚ ْم اَ َْل لَ ْعنَةُ ه‬
َ ‫ّٰللا‬ َ ‫ُْلءِ الَّ ِذيْنَ َكذَب ُْوا‬ َ ْ ‫ع ٰلى َربِ ِه ْم َويَقُ ْو ُل‬
َ َ‫ول ِٕىكَ يُ ْع َرض ُْون‬ ‫ّٰللا َك ِذباا ا‬ ْ َ‫َو َم ْن ا‬
َ ‫ظلَ ُم مِ َّم ِن ا ْفت َٰرى‬
ِ ‫علَى ه‬

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap
Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata, “Orang-orang
inilah yang telah berbohong terhadap Tuhan mereka.” Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) kepada orang
yang zalim.

KORELASI

Allah swt menjelaskan bahwa orang-orang yang paling aniaya terhadap dirinya dan terhadap orang
lain ialah mereka yang berbuat dusta kepada Allah dengan ucapan dan perbuatan.

TAFSIR TAHLILI

Allah swt menjelaskan bahwa orang-orang yang paling aniaya terhadap dirinya dan terhadap orang
lain ialah mereka yang berbuat dusta kepada Allah dengan ucapan dan perbuatan atau yang
mengangkat pemimpin-pemimpin mereka sebagai penolong yang dapat memberi syafa’at di akhirat,
atau mereka yang beranggapan bahwa Allah mempunyai anak seperti anggapan orang-orang Arab
Jahiliyah bahwa malaikat-malaikat itu anak-anak perempuan Allah dan anggapan orang-orang Nasrani
bahwa Nabi Isa a.s. itu anak Allah, atau mereka yang mendustakan rasul-rasul Allah dengan maksud
menghalangi manusia beriman. Pada hari Kiamat segala amal perbuatan mereka akan dihadapkan ke
hadirat Allah untuk diadili. Ketika itu, para malaikat, para nabi, dan orang-orang mukmin yang saleh
akan tampil sebagai saksi bahwa mereka adalah orang-orang yang membuat dusta terhadap Allah.
Dengan persaksian itu, akan terbongkarlah kepalsuan-kepalsuan mereka, dan mereka akan dikutuk
oleh Allah sebagai balasan dari kezaliman mereka. Allah berfirman:

ِ ‫يَ ْو َم َْل يَ ْنفَ ُع الظهلِمِ يْنَ َم ْعذ َِرت ُ ُه ْم َولَ ُه ُم اللَّ ْعنَةُ َولَ ُه ْم سُ ۤ ْو ُء الد‬
)‫ (غافر‬٥٢ ‫َّار‬
Surah Hud ayat 19
ٰ ْ ‫ّٰللا َويَ ْبغُ ْونَ َها ع َِو اج ۗا َوهُ ْم ِب‬
َ‫اْلخِ َرةِ هُ ْم ك ٰف ُِر ْون‬ َ ‫ع ْن‬
ِ ‫س ِب ْي ِل ه‬ ُ َ‫الَّ ِذيْنَ ي‬
َ َ‫صد ُّْون‬
(yaitu) mereka yang menghalangi dari jalan Allah dan menghendaki agar jalan itu bengkok. Dan mereka
itulah orang yang tidak percaya adanya hari akhirat.

KORELASI

Kemudian Allah swt menjelaskan bahwa sesungguhnya orang-orang yang zalim itu ialah yang
menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan memalingkan mereka dari agama yang benar dan
jalan yang lurus

TAFSIR

Kemudian Allah swt menjelaskan bahwa sesungguhnya orang-orang yang zalim itu ialah yang
menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan memalingkan mereka dari agama yang benar dan
jalan yang lurus. Mereka berusaha menyesatkan manusia dengan cara mengajak mereka kepada
agama yang menyimpang agar mereka lari menjauhkan diri dari agama yang benar. Mereka sengaja
berbuat demikian, karena pada dasarnya mereka tidak percaya pada hari akhirat. Allah berfirman:

ِ ‫عذَاباا فَ ْوقَ ا ْل َعذَا‬


)‫ (النحل‬٨٨ َ‫ب بِ َما كَانُ ْوا يُ ْف ِسد ُْون‬ َ ‫ّٰللا ِز ْد ٰن ُه ْم‬ َ ‫ع ْن‬
ِ ‫سبِ ْي ِل ه‬ َ ‫اَلَّ ِذيْنَ َكف َُر ْوا َو‬
َ ‫صد ُّْوا‬
Surah Hud ayat 20
ٰۤ ُ
‫س ْم َع َو َما كَانُ ْوا‬ ُ َ‫ّٰللا مِ ْن اَ ْو ِليَ ۤا َء ۘ يُضٰ ع‬
َّ ‫ف لَ ُه ُم ْالعَذَابُ ۗ َما كَانُ ْوا يَ ْستَطِ ْيعُ ْونَ ال‬ ِ ‫ض َو َما َكانَ لَ ُه ْم ِم ْن د ُْو ِن ه‬ َ ْ ‫ول ِٕىكَ لَ ْم يَكُ ْونُ ْوا ُم ْع ِج ِزيْنَ فِى‬
ِ ‫اْل ْر‬ ‫ا‬
َ‫ْص ُر ْون‬ِ ‫يُب‬
Mereka tidak mampu menghalangi (siksaan Allah) di bumi, dan tidak akan ada bagi mereka penolong
selain Allah. Azab itu dilipatgandakan kepada mereka. Mereka tidak mampu mendengar (kebenaran)
dan tidak dapat melihat(nya).

KORELASI

Setelah dijelaskan ancaman Allah terhadap orang-orang musyrik dengan siksa akhirat, kemudian Allah
menjelaskan kekuasaan-Nya menurunkan siksaan di dunia dan akhirat.

TAFSIR TAHLILI

Allah swt menjelaskan bahwa mereka yang menghalang-halangi manusia menuju jalan Allah, tidak
akan dapat melarikan diri dari siksa Allah, walaupun mereka lari ke penjuru bumi yang mana pun.
Bilamana azab itu datang menimpa mereka, mereka pasti berada dalam genggaman malaikat dan tidak
ada seorang pun yang dapat menolong mereka dari azab itu, bahkan azab Allah akan ditimpakan dua
kali lipat; pertama karena kesesatannya dan kedua karena menyesatkan orang lain. Dan juga karena
mereka tidak mau mendengarkan seruan Al-Qur’an dan melihat kebenaran, karena dirinya telah
diliputi oleh akidah yang sesat, kemusyrikan, dan kezaliman, bahkan mereka bersikap negatif terhadap
seruan Al-Qur’an, sebagaimana dijelaskan Allah:

)‫ (فصلت‬٢٦ َ‫َوقَا َل الَّ ِذيْنَ َكف َُر ْوا َْل تَ ْس َمعُ ْوا لِهٰ ذَا ا ْلقُ ْر ٰا ِن َوا ْلغ َْوا فِ ْي ِه لَعَلَّكُ ْم تَ ْغ ِلب ُْون‬
Surah Hud ayat 21
ٰۤ ُ
َ‫ع ْن ُه ْم َّما كَانُ ْوا يَ ْفت َُر ْون‬
َ ‫ض َّل‬ َ ُ‫ول ِٕىكَ الَّ ِذيْنَ َخس ُِر ْْٓوا اَ ْنف‬
َ ‫س ُه ْم َو‬ ‫ا‬
Mereka itulah orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka
ada-adakan.

KORELASI

Bahwa (orang kafir) itulah orang yang merugikan dirinya sendiri

TAFSIR TAHLILI

Sesudah itu Allah swt menjelaskan bahwa mereka yang mempunyai sifat seperti itu adalah orang-
orang yang merugikan dirinya sendiri. Mereka disingkirkan dari rahmat Allah, karena membuat-buat
dusta, menukar petunjuk dengan kesesatan, dan menyembah berhala, yang sama sekali tidak dapat
memberi mudarat atau manfaat, sehingga hilang lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka harap-
harapkan.

Allah berfirman:

‫ص ًّم ۗا َمأ ْ ٰوى ُه ْم َج َهنَّ ۗ ُم‬


ُ ‫ع ٰلى ُو ُج ْو ِه ِه ْم عُ ْمياا َّوبُ ْك اما َّو‬
َ ‫ض ِللْ فَلَ ْن ت َِج َد لَ ُه ْم اَ ْو ِليَ ۤا َء مِ ْن د ُْون ٖ ِۗه َونَحْ ش ُُرهُ ْم يَ ْو َم ا ْل ِق ٰي َم ِة‬
ْ ُّ‫ّٰللا فَ ُه َو ا ْل ُم ْهت ُۚ َِد َو َم ْن ي‬
ُ ‫َو َم ْن يَّ ْه ِد ه‬
ۤ
)‫ (اْلسراء‬٩٧ ‫س ِعي اْرا‬ ٰ
َ ‫كل َما َخبَتْ ِز ْدن ُه ْم‬ َّ ُ

Surah Hud ayat 22


ٰ ْ ‫َْل َج َر َم اَنَّ ُه ْم فِى‬
َ ‫اْلخِ َرةِ هُ ُم ْاْلَ ْخ‬
َ‫س ُر ْون‬
Pasti mereka itu (menjadi) orang yang paling rugi di akhirat.
KORELASI

Orang-orang yang disebutkan ciri-cirinya dalam ayat sebelumnya, menjadi orang-orang yang paling
rugi di akhirat

TAFSIR

Orang-orang yang disebutkan ciri-cirinya dalam ayat sebelumnya, menjadi orang-orang yang paling
rugi di akhirat, karena telah menukar kenikmatan surga dengan api neraka yang sangat panas, menukar
minuman yang lezat dengan minuman yang membakar, dan meninggalkan hidup senang dan bahagia
dengan hidup menderita dalam neraka, yang penuh dengan azab yang tidak ada putus-putusnya.
(Lihat: Surah al-Kahf /18: 103-104).

Surah Hud ayat 23


ٰۤ ُ
َ‫صحٰ بُ ْال َجنَّ ُۚ ِة هُ ْم فِ ْي َها ٰخ ِلد ُْون‬
ْ َ‫ول ِٕىكَ ا‬ ‫ت َواَ ْخ َبت ُ ْْٓوا ا ِٰلى َر ِب ِه ْم ا‬ َ ‫ا َِّن الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َو‬
‫عمِ لُوا ال ه‬
ِ ٰ‫ص ِلح‬
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dan merendahkan diri kepada
Tuhan, mereka itu penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.

KORELASI

Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, orang yang mengerjakan
kebajikan dengan tulus ikhlas, dan merendahkan diri kepada Tuhan Mereka itu adalah penghuni surga
yang kekal di dalamnya.5

TAFSIR

Berlainan sekali dengan nasib orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Mereka selalu berserah
diri kepada Allah dengan taat kepada-Nya dan kepada rasul-Nya, mengerjakan berbagai kebajikan di
dunia, melaksanakan ketaatan pada Allah dengan tulus ikhlas dan meninggalkan segala yang mungkar.
Mereka itu adalah penghuni surga yang tidak akan keluar lagi darinya, dan mereka tidak akan mati,
bahkan kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.

Surah Hud ayat 24

َ‫ٰن َمثَ اًل ۗ اَفَ ًَل تَذَ َّك ُر ْون‬ ِ َ‫ص ِم َو ْالب‬
ِ ‫صي ِْر َوالسَّمِ ي ۗ ِْع َهلْ يَ ْستَ ِوي‬ َ ‫اْل‬ َ ْ ‫ࣖ ۞ َمثَ ُل ْالف َِر ْيقَي ِْن ك‬
َ ْ ‫َاْلعْمٰ ى َو‬

Perumpamaan kedua golongan (orang kafir dan mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan orang
yang dapat melihat dan dapat mendengar. Samakah kedua golongan itu? Maka tidakkah kamu
mengambil pelajaran?

KORELASI

Dalam ayat ini, Allah swt menjelaskan bahwa perumpamaan kedua golongan itu, yaitu golongan orang-
orang kafir dan orang-orang mukmin, adalah seperti orang buta dan tuli dengan orang-orang yang
melihat dan mendengar.

TAFSIR

Allah membuat perumpamaan sifat dan keadaan kedua golongan, yaitu golongan orang-orang kafir
dan golongan orang-orang mukmin. Golongan orang kafir ibarat seperti orang buta mata kepala dan
mata hatinya, sehingga tidak melihat tanda-tanda yang dapat menghantarkan ke jalan yang benar. Dan
tuli telinganya, tidak mendengar sedikit pun tuntunan dan petuah-petuah agama.
Adapun orang mukmin diibaratkan dengan orang yang dapat melihat dengan mata kepala dan mata
hatinya dan dapat mendengar dalam keadaan sempurna, karena mereka menggunakan penglihatan
dan pendengarannya untuk memperhatikan, memahami, serta mengamalkan isi kandungan ayat-ayat
Al-Qur'an. Samakah kedua golongan itu? Tentu keduanya tidak sama. Maka dengan itu tidakkah kamu
mengambil pelajaran? Karena di balik perumpamaan terdapat pelajaran yang paling berharga.

Surah Hud ayat 25

‫س ْلنَا نُ ْو احا ا ِٰلى قَ ْومِ ٖ ْٓه اِنِ ْي لَكُ ْم نَ ِذي ٌْر ُّمبِ ْي ٌن‬
َ ‫َولَقَ ْد اَ ْر‬
Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata), “Sungguh, aku ini adalah
pemberi peringatan yang nyata bagi kamu,

KORELASI

Pada ayat ini, Allah swt menerangkan bahwa Dia telah mengutus Nabi Nuh a.s. kepada kaumnya yang
ingkar

TAFSIR

Pada ayat ini, Allah swt menerangkan bahwa Dia telah mengutus Nabi Nuh a.s. kepada kaumnya yang
ingkar. Nabi Nuh berkata kepada mereka, “Sesungguhnya aku memberi peringatan dari Allah, supaya
kamu meninggalkan syirik dan beriman serta taat kepada-Nya.”

Nama Nabi Nuh a.s. sebenarnya adalah Abdul Gaffār bin Lamak bin Mutausyilkh bin Idris a.s. dan diutus
sebagai nabi setelah Nabi Idris a.s. Namanya yang terkenal adalah Nuh karena banyak merintih, yang
menggambarkan banyaknya kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan dakwah pada kaumnya yang
musyrik. Menurut Ibnu Abbas r.a., Nabi Nuh diutus pada awal umur beliau 40 tahun dan terus-menerus
melaksanakan dakwah kepada kaumnya selama 950 tahun. Nabi Nuh a.s. antara lain berkata kepada
kaumnya, “Innī nażīrun mubīn” (Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu).
Maksudnya, Nabi Nuh memperingatkan kaumnya akan beratnya siksaan Allah yang akan menimpa
mereka karena kekafiran mereka. Maka Nabi Nuh menyuruh kaumnya agar beriman dan taat kepada-
Nya.

Surah Hud ayat 26

‫اب َي ْو ٍم اَ ِلي ٍْم‬ َ ‫علَ ْيكُ ْم‬


َ َ‫عذ‬ َ ‫اَ ْن َّْل تَ ْعبُد ُْْٓوا ا َِّْل ه‬
ُ ‫ّٰللا ۖاِنِ ْْٓي اَخ‬
َ ‫َاف‬
agar kamu tidak menyembah selain Allah. Aku benar-benar khawatir kamu akan ditimpa azab (pada)
hari yang sangat pedih.”

KORELASI

Pada ayat ini diungkapkan peringatan Nabi Nuh a.s. kepada kaumnya

TAFSIR

Pada ayat ini diungkapkan peringatan Nabi Nuh a.s. kepada kaumnya, ketika ia berkata, “Hendaklah
kamu semua tidak beribadah kecuali kepada Allah, dan jangan kamu menyekutukan-Nya. Sungguh aku
khawatir karena kamu semua banyak melakukan pelanggaran terhadap aturan agama, sehingga kamu
akan ditimpa azab yang pedih.”

Peringatan Nabi Nuh itu didasarkan atas kekhawatirannya, jika kaumnya tidak bertauhid kepada Allah,
dan tidak meninggalkan semua bentuk kemusyrikan, mereka akan ditimpa azab yang sangat pedih.
Akan tetapi kaum Nabi Nuh menentang seruan nabinya dengan empat alasan yang dibuat-buat
sebagaimana dikemukakan pada ayat berikutnya (ayat 27).

Surah Hud ayat 27

ْ َ‫علَ ْينَا مِ ْن ف‬
‫ض ْۢ ٍل‬ َ ‫الرأْ ُۚي ِ َو َما ن َٰرى لَكُ ْم‬ َ ‫فَقَا َل ْال َم ًَلُ الَّ ِذيْنَ َكف َُر ْوا مِ ْن قَ ْومِ ٖه َما ن َٰرىكَ ا َِّْل بَش اَرا ِمثْلَنَا َو َما ن َٰرىكَ اتَّبَعَكَ ا َِّْل الَّ ِذيْنَ هُ ْم اَ َرا ِذلُنَا بَاد‬
َّ ‫ِي‬
َ‫َبلْ نَظُنُّكُ ْم ٰك ِذ ِبيْن‬
Maka berkatalah para pemuka yang kafir dari kaumnya, “Kami tidak melihat engkau, melainkan
hanyalah seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang yang mengikuti engkau,
melainkan orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya. Kami tidak melihat kamu memiliki
suatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami menganggap kamu adalah orang pendusta.”

KORELASI

Ayat ini menjelaskan bantahan-bantahan kaum Nabi Nuh yang tidak menerima ajakan menuju jalan
yang benar, yaitu menyembah Allah

TAFSIR

Pertama, para pemimpinnya berkata, “Kami memandang kamu sebagai manusia biasa, sederajat saja
dengan kami. Kamu tidak mempunyai kelebihan apa-apa daripada kami, sehingga kami tidak perlu
mengikuti kamu, apalagi mengakui kamu sebagai seorang utusan Allah.”

Kedua, “Kami melihat pengikutmu adalah orang hina, rakyat biasa saja, seperti petani, kaum buruh,
dan pekerja harian yang tidak mempunyai kedudukan tinggi dalam masyarakat. Mereka lekas percaya
dan terpengaruh begitu saja tanpa pertimbangan akal.”

Ketiga, “Kami tidak melihat kamu dan pengikut-pengikut kamu mempunyai kelebihan ilmu
pengetahuan atau kekayaan yang dapat dibanggakan, yang mendorong kami untuk mengikuti
seruanmu.”

Keempat: “Kami yakin bahwa pengakuanmu sebagai utusan Allah adalah semata-mata dusta.”

Surah Hud ayat 28

َ ْ‫ع ٰلى بَيِنَ ٍة ِم ْن َّربِ ْي َو ٰا ٰتىنِ ْي َرحْ َمةا ِم ْن ِع ْند ِٖه فَعُ ِميَت‬
َ‫علَ ْيكُ ۗ ْم اَنُ ْل ِز ُمكُ ُم ْوهَا َواَ ْنت ُ ْم لَ َها ٰك ِره ُْون‬ َ ُ‫قَا َل ٰيقَ ْو ِم اَ َر َء ْيت ُ ْم ا ِْن كُ ْنت‬
Dia (Nuh) berkata, ”Wahai kaumku! Apa pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari
Tuhanku, dan aku diberi rahmat dari sisi-Nya, sedangkan (rahmat itu) disamarkan bagimu. Apa kami
akan memaksa kamu untuk menerimanya, padahal kamu tidak menyukainya?

KORELASI

Pada ayat ini dijelaskan tentang jawaban-jawaban Nabi Nuh kepada kaumnya.

TAFSIR

Dia (Nabi Nuh) berkata, “Wahai kaumku! Apa pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dan
terang dari Tuhanku bahwa aku benar-benar diutus oleh Allah, dan aku diberi rahmat dari sisi-Nya
berupa kenabian dan risalah yang mengandung keutamaan di dalamnya, sedangkan rahmat berupa
keterangan dan dalil-dalil itu disamarkan, yakni tidak tampak bagimu disebabkan kalian mengikuti
hawa nafsu. Apa kami akan memaksa kamu untuk menerimanya, padahal kamu tidak menyukainya?”
Tugas kami hanya menyampaikan ajaran yang benar, dan kami menyerahkan urusan kalian kepada
Allah.
Surah Hud ayat 29

َ‫ار ِد الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْو ۗا اِنَّ ُه ْم ُّم ٰلقُ ْوا َربِ ِه ْم َو ٰلكِنِ ْْٓي اَ ٰرىكُ ْم قَ ْو اما تَجْ َهلُ ْون‬
ِ ‫ط‬َ ِ‫ّٰللا َو َما ْٓ اَن َ۠ا ب‬ َ ‫ي ا َِّْل‬
ِ ‫علَى ه‬ ۗ ‫علَ ْي ِه َم ا‬
َ ‫اْل ا ِْن اَجْ ِر‬ َ ‫ْل اَسْـَٔلُكُ ْم‬
ْٓ َ ‫َو ٰيقَ ْو ِم‬

Dan wahai kaumku! Aku tidak meminta harta kepada kamu (sebagai imbalan) atas seruanku.
Imbalanku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang yang telah beriman.
Sungguh, mereka akan bertemu dengan Tuhannya, dan sebaliknya aku memandangmu sebagai kaum
yang bodoh.

KORELASI

pada ayat ini dijelaskan tentang jawaban-jawaban Nabi Nuh kepada kaumnya.

TAFSIR

Dan selanjutnya Nabi Nuh berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku! Aku tidak meminta harta kepada
kalian sebagai imbalan atas seruanku agar kalian mengikuti jalan yang benar. Imbalanku hanyalah dari
Allah yang memberi tugas kepadak. Dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang yang telah beriman
kepadaku hanya karena mereka kaum yang lemah dan bukan golongan terpandang lagi kaya raya.
Sungguh, mereka akan bertemu dengan Tuhannya setelah dibangkitkan untuk menerima pahala atas
keimanan mereka. Dan sebaliknya aku memandangmu sebagai kaum yang bodoh karena selalu
mengukur kebenaran dari sisi materi, sehingga kalian menginginkan kami mengusir orang-orang fakir
duduk bersama-sama dengan kami, sementara keimananmu baru sebatas janji belaka.

Surah Hud ayat 30


َ ‫ّٰللا ا ِْن‬
َ‫ط َر ْدت ُّ ُه ْم ۗ اَفَ ًَل تَذَ َّك ُر ْون‬ ُ ‫َو ٰيقَ ْو ِم َم ْن يَّ ْن‬
ِ ‫ص ُرنِ ْي مِ نَ ه‬
Dan wahai kaumku! Siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka.
Tidakkah kamu mengambil pelajaran?

KORELASI

Dalam ayat ini, Allah menjelaskan tentang ketegasan Nabi Nuh yang berseru kepada kaumnya yang
menginginkan agar Nabi Nuh mengusir para pengikutnya yang beriman

TAFSIR

“Wahai kaumku, tidak ada seorang pun yang dapat menolak siksaan Allah, jika aku mengusir mereka
yang telah beriman dan mengikuti seruanku, karena hal itu termasuk suatu kezaliman yang pasti akan
dibalas dengan azab yang berat pula. Apakah kamu tidak sadar dan mengambil pelajaran? Mereka itu
mempunyai Tuhan yang pasti akan menolongnya, dan yang mengusir mereka pasti akan binasa.”
Permintaan pengusiran para pengikut yang telah beriman tidak hanya diterima atau dialami oleh Nabi
Nuh, tetapi juga oleh nabi-nabi lain, tidak terkecuali Nabi Muhammad saw.

Surah Hud ayat 31

ْٓ ْ ‫ّٰللا اَ ْعلَ ُم بِ َما ف‬


‫ِي‬ ْْٓ ‫ْب َو َْلْٓ اَقُ ْو ُل اِنِ ْي َملَكٌ َّو َْلْٓ اَقُ ْو ُل لِلَّ ِذيْنَ ت َْزد َِر‬
ُ ‫ي اَ ْعيُنُكُ ْم لَ ْن يُّؤْ تِيَ ُه ُم ه‬
ُ ‫ّٰللا َخي اْرا ۗ َ ه‬ ِ ‫ي خَزَ ۤا ِٕى ُن ه‬
َ ‫ّٰللا َو َْلْٓ اَ ْعلَ ُم ْالغَي‬ ْ ‫َو َْلْٓ اَقُ ْو ُل لَكُ ْم ِع ْن ِد‬
‫ه‬ َّ
َ‫اَ ْنفُ ِس ِه ْم ُۚاِنِ ْْٓي اِذاا لمِ نَ الظلِمِ يْن‬
Dan aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan
dari Allah, dan aku tidak mengetahui yang gaib, dan tidak (pula) mengatakan bahwa sesungguhnya aku
adalah malaikat, dan aku tidak (juga) mengatakan kepada orang yang dipandang hina oleh
penglihatanmu, “Bahwa Allah tidak akan memberikan kebaikan kepada mereka. Allah lebih
mengetahui apa yang ada pada diri mereka. Sungguh, jika demikian aku benar-benar termasuk orang-
orang yang zalim.”

KORELASI

Dalam ayat ini, dijelaskan jawaban Nuh kepada kaumnya atas ketidakpercayaan mereka kepada
kenabian Nuh

TAFSIR TAHLILI

Dalam ayat ini, dijelaskan jawaban Nuh kepada kaumnya atas ketidakpercayaan mereka kepada
kenabian Nuh, Ia juga tidak mengatakan kepada mereka bahwa ia mempunyai gudang-gudang rezeki
dan kekayaan dari Allah, yang diperlukan oleh setiap hamba-Nya, yang bisa ia keluarkan untuk
menutupi kebutuhan dirinya dan seluruh pengikutnya. Ia sama saja seperti orang lain, memerlukan
usaha yang wajar, karena soal jaminan rezeki itu tidak termasuk dalam urusan kenabian. Sekiranya
urusan itu dijadikan bagian dari kerasulan tentu banyak orang-orang yang mengikuti nabi karena ingin
jaminan rezeki dan harta saja. Padahal gagasan yang pokok dari tugas kerasulan ialah menyucikan jiwa
manusia dengan ibadah dan makrifat kepada Allah

Selanjutnya Nabi Nuh mengatakan bahwa ia tidak mengetahui yang gaib, yang dapat mengungkapkan
benda-benda yang tersembunyi untuk menambah kekayaan, yang dapat disampaikan kepada semua
pengikut-pengikutnya, agar menjadi orang-orang yang kaya dan sebagainya. Disebutkan pula dalam
firman Allah:

‫ِي الس ۤ ُّْو ُء ِۛا ِْن اَن َ۠ا ا َِّْل نَ ِذي ٌْر َّو َب ِشي ٌْر ِلقَ ْو ٍم‬ َّ ‫ْب َْل ْستَ ْكثَ ْرتُ مِ نَ ا ْل َخي ِۛ ِْر َو َما َم‬
َ ‫سن‬ ُ ‫ض ًّرا ا َِّْل َما ش َۤا َء ه‬
َ ‫ّٰللا َۗولَ ْو كُ ْنتُ اَ ْعلَ ُم ا ْلغَي‬ ْٓ َّ ْ‫قُل‬
َ ‫ْل اَ ْم ِلكُ ِلنَ ْف ِس ْي نَ ْف اعا َّو َْل‬
)‫ (اْلعراف‬١٨٨ ࣖ َ‫( يُّؤْ مِ نُ ْون‬al-A‘rāf/7: 188)

Kemudian nabi Nuh mengatakan bahwa ia bukanlah malaikat yang diutus kepada mereka, melainkan
seorang manusia seperti mereka yang ditugaskan untuk menyeru manusia kepada ketauhidan. Dalam
ucapan Nabi Nuh itu, ada bantahan terhadap anggapan orang-orang kafir yang mengatakan bahwa
seorang rasul itu semestinya malaikat,

Ia juga tidak mengatakan kepada orang yang beriman yang mereka hinakan itu, bahwa Allah tidak akan
memberikan kebaikan kepada mereka di akhirat. Pandangan Allah berbeda sekali dengan pandangan
manusia. Sebagaimana diterangkan dalam beberapa hadis sahih:

‫ص َو ِركُ ْم إِلَى يَ ْنظُ ُر هللاَ ْلَ إِ َّن‬ َ ْ‫قُلُ ْوبِكُ ْم (رواه مسلم عن ابى هريرة) إِلَى يَ ْنظُ ُر َو ٰلك ِْن َوأَج‬
ُ ‫سامِ كُ ْم‬
“Allah tidak memandang rupa atau tubuh kamu, akan tetapi Allah memandang kepada hati kamu.”
(Riwayat Muslim dari Abu Hurairah)

Allah lebih mengetahui apa yang terkandung dalam hati mereka.

Al-Qur'an surah Hud ayat 32

‫ح قَ ْد َجاد َْلتَنَا فَا َ ْكثَ ْرتَ ِجدَالَنَا فَأْتِنَا بِ َما تَ ِع ُدنَا ْٓ ا ِْن كُ ْنتَ مِ نَ ال ه‬
َ‫ص ِد ِقيْن‬ ُ ‫قَالُ ْوا ٰينُ ْو‬
Mereka berkata, “Wahai Nuh! Sungguh, engkau telah berbantah dengan kami, dan engkau telah
memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang engkau
ancamkan, jika kamu termasuk orang yang benar.”

KORELASI

Ayat-ayat ini menerangkan tantangan kaum Nabi Nuh a.s. yang menolak kebenaran Nuh sebagai
utusan Allah
TAFSIR

Setelah Nabi Nuh memberikan jawaban-jawaban atas tuduhan kaumnya, sehingga mereka tidak
mampu lagi memberikan sanggahan walau mereka telah berpikir panjang, lalu mereka berkata,
“Wahai Nuh! Sungguh, engkau telah banyak berbantah dengan kami, karena semua alasan telah kamu
bantah dan engkau telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami dan kami pun merasa bosan
maka dari itu lebih baik hentikan saja perdebatan ini, tapi datangkanlah kepada kami azab yang engkau
ancamkan, jika kamu termasuk orang yang benar dalam ucapan yang engkau sampaikan itu.”

Tantangan ini adalah sebagai jawaban mereka terhadap perkataan Nuh a.s. kepada mereka seperti
yang telah diterangkan pada permulaan kisah ini yaitu:

َ ‫علَ ْيكُ ْم‬


َ َ‫عذ‬
)‫ (هود‬٢٦ ‫اب يَ ْو ٍم اَ ِلي ٍْم‬ َ ‫ اَ ْن َّْل تَ ْعبُد ُْْٓوا ا َِّْل ه‬٢٥ ‫س ْلنَا نُ ْو احا ا ِٰلى قَ ْومِ ٖ ْٓه اِنِ ْي لَكُ ْم نَ ِذي ٌْر ُّمبِ ْي ٌن‬
ُ ‫ّٰللا ۖاِنِ ْْٓي اَخ‬
َ ‫َاف‬ َ ‫( َولَقَ ْد اَ ْر‬Hūd/11: 25-
26)

Al-Qur'an surah Hud ayat 33

ُ ‫قَا َل اِنَّ َما يَأْتِ ْيكُ ْم بِ ِه ه‬


َ‫ّٰللا ا ِْن ش َۤا َء َو َما ْٓ اَ ْنت ُ ْم بِ ُم ْع ِج ِزيْن‬
Dia (Nuh) menjawab, “Hanya Allah yang akan mendatangkan azab kepadamu jika Dia menghendaki,
dan kamu tidak akan dapat melepaskan diri.

KORELASI

Pada ayat ini, Allah menerangkan jawaban Nabi Nuh a.s. terhadap tantangan kaumnya yang kafir itu,

TAFSIR TAHLILI

Pada ayat ini, Allah menerangkan jawaban Nabi Nuh a.s. terhadap tantangan kaumnya yang kafir itu,
dengan memberikan penjelasan bahwa urusan mendatangkan azab itu tidak berada dalam
kekuasaannya, melainkan dalam kekuasaan Allah. Mereka semestinya tidak perlu tergesa-gesa, bahkan
tidak wajar meminta dipercepat datangnya azab Allah itu, sebab apabila azab itu datang, niscaya
mereka tidak akan mampu menolak nya. Sebaliknya, permintaan yang wajar dari mereka ialah supaya
azab Allah itu tidak datang. Untuk itu, hendaklah mereka beriman kepada Allah dan mematuhi
perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya, sebagaimana yang disampaikan
kepada mereka.

Al-Qur'an surah Hud ayat 34

َ‫ّٰللا ي ُِر ْي ُد اَ ْن يُّ ْغ ِويَكُ ْم ۗه َُو َربُّكُ ْم َۗواِلَ ْي ِه ت ُ ْر َجعُ ْو ۗن‬


ُ ‫ص َح لَكُ ْم ا ِْن َكانَ ه‬
َ ‫َو َْل يَ ْنفَعُكُ ْم نُصْحِ ْْٓي ا ِْن اَ َردْتُّ اَ ْن اَ ْن‬
Dan nasihatku tidak akan bermanfaat bagimu sekalipun aku ingin memberi nasihat kepadamu, kalau
Allah hendak menyesatkan kamu. Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”

KORELASI

Pada ayat ini, Allah menerangkan lanjutan jawaban dan penjelasan Nabi Nuh a.s. kepada kaumnya
yang membangkang itu,

TAFSIR TAHLILI

Pada ayat ini, Allah menerangkan lanjutan jawaban dan penjelasan Nabi Nuh a.s. kepada kaumnya
yang membangkang itu, bahwa apapun yang disampaikan kepada mereka yang berupa nasihat itu
tidak akan ada manfaatnya, jika mereka masih tetap disesatkan oleh bujukan hawa nafsu mereka.
Itulah yang menjadi sebab kebinasaan mereka di dunia dan azab yang abadi di akhirat. Selanjut-nya
Nabi Nuh a.s. menjelaskan kepada mereka, bahwa sesungguhnya Allah adalah Tuhan mereka yang
memiliki dan mengatur dunia ini, sehingga segala sesuatu terjadi menurut ketentuan, dan kehendak-
Nya. Semuanya akan kembali kepada-Nya di akhirat, untuk menerima balasan amalnya dengan balasan
yang baik atau buruk, sesuai dengan amal perbuatannya di dunia.

Al-Qur'an surah Hud ayat 35

ْ ۤ ‫ي اِجْ َرامِ ْي َواَن َ۠ا بَ ِر‬ ۗ


َ‫ي ٌء ِم َّما تُجْ ِر ُم ْون‬ َّ َ‫ࣖ اَ ْم يَقُ ْولُ ْونَ ا ْفت َٰرىهُ قُلْ ا ِِن ا ْفت ََر ْيتُهٗ فَ َعل‬
Bahkan mereka (orang kafir) berkata, “Dia cuma mengada-ada saja.” Katakanlah (Muhammad), “Jika
aku mengada-ada, akulah yang akan memikul dosanya, dan aku bebas dari dosa yang kamu perbuat.”

KORELASI

ayat ini merupakan kelanjutan dari kisah kaum Nuh a.s. yang menerangkan bahwa mereka menuduh
Nuh a.s. memberikan nasihat-nasihat dan peringatan-peringatan yang tidak benar dan hanya dibuat-
buat saja.

TAFSIR

Allah menceritakan kisah Nabi Nuh untuk meneguhkan hati Rasulullah dan sebagai pelajaran bagi
masyarakat. Namun demikian, ternyata kaum kafir Mekah tetap enggan percaya bahkan mereka
kelompok orang kafir itu berkata, “Dia Muhammad cuma mengada-ada saja tentang Al-Qur'an.”
Katakanlah, wahai Nabi Muhammad, “Jika aku mengada-ada, akulah yang akan memikul dosanya,
sedang kalian bebas dari tanggung jawab. Akan tetapi, jika tuduhanmu itu tidak benar dan Al-Qur'an
benar-benar bersumber dari Allah, maka kalian akan memikul dosanya dan aku bebas dari dosa yang
kamu perbuat.”

Al-Qur'an surah Hud ayat 36

َ‫س ِب َما كَانُ ْوا يَ ْف َعلُ ْو ۖن‬


ْ ‫ح اَنَّهٗ لَ ْن يُّؤْ مِ نَ مِ ْن قَ ْومِ كَ ا َِّْل َم ْن قَ ْد ٰا َمنَ فَ ًَل تَ ْبتَ ِٕى‬ ٰ ِ‫َوا ُ ْوح‬
ٍ ‫ي اِلى نُ ْو‬
َ
Dan diwahyukan kepada Nuh, “Ketahuilah tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang
benar-benar beriman (saja), karena itu janganlah engkau bersedih hati tentang apa yang mereka
perbuat.

TAFSIR TAHLILI

Pada ayat ini, Allah mengisahkan bahwa Ia telah mewahyukan kepada Nabi Nuh untuk menjelaskan
hal-hal berikut:

a. Setelah kaum Nuh meminta supaya Nuh a.s. segera mendatangkan azab Allah sebagai bukti
atas kebenaran dakwahnya dan Nabi Nuh a.s. pun telah mendoakan mereka supaya dimusnahkan
Allah, maka tidak ada lagi yang beriman di antara mereka kecuali hanya sedikit saja yaitu hanya orang-
orang yang sudah menyatakan beriman kepadanya sebelum itu.

b. Sekalipun sudah ratusan tahun lamanya Nabi Nuh a.s. hidup bersama kaumnya menyampaikan
dakwah kepada mereka, namun mereka masih tetap membangkang. Hal itu tidaklah membuatnya
berduka cita dan bersedih karena memikirkan sikap mereka yang tetap tidak beriman itu, sebab azab
pembalasan Allah kepada mereka di dunia ini sudah dekat saatnya, dan mereka tidak akan dapat
mengelak dan mencegahnya.
Al-Qur'an surah Hud ayat 37
َ َ‫صن َِع ْالفُ ْلكَ بِا َ ْعيُنِنَا َو َوحْ يِنَا َو َْل تُخَاطِ ْبنِ ْي فِى الَّ ِذيْن‬
َ‫ظلَ ُم ْوا ُۚاِنَّ ُه ْم ُّم ْغ َرقُ ْون‬ ْ ‫َوا‬
Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau bicarakan
dengan Aku tentang orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”

KORELASI

Allah memerintahkan Nabi Nuh membuat kapal penyelamat itu dengan petunjuk dan pengawasan dari
Allah

TAFSIR WAJIZ

Dan Allah memberikan perintah kepada Nabi Nuh, “Buatlah sebuah kapal untuk menyelamatkanmu
dan pengikut-pengikutmu itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami tentang tata cara
pembuatannya,

Selanjutnya pada ayat ini Allah memperingatkan Nuh a.s. agar tidak lagi berbicara dengan kaumnya
yang zalim (kafir) dan tidak lagi memohon supaya dosa mereka diampuni atau dihindarkan dari azab-
Nya, karena sudah menjadi ketetapan Allah bahwa mereka akan ditenggelamkan.

Larangan serupa ini telah diberikan pula kepada Nabi Ibrahim a.s. sewaktu dia memohonkan kepada
Allah agar azab-Nya tidak ditimpakan kepada kaum Luṭ, sebagaimana disebut dalam firman-Nya:

َ ‫ع ْن ٰهذَا ُۚاِنَّهٗ قَ ْد َج ۤا َء اَ ْم ُر َر ِب ُۚكَ َواِنَّ ُه ْم ٰاتِ ْي ِه ْم‬


َ ٌ‫عذَاب‬
)‫ (هود‬٧٦ ‫غي ُْر َم ْرد ُْو ٍد‬ ْ ‫( ٰيْٓ ِاب ْٰر ِه ْي ُم اَع ِْر‬Hūd/11: 76)
َ ‫ض‬
Al-Qur'an surah Hud ayat 38

َ‫سخِ ُر ْوا مِ ْنهُ ۗقَا َل ا ِْن تَ ْسخ َُر ْوا مِ نَّا فَ ِانَّا نَ ْسخ َُر مِ ْنكُ ْم َك َما تَ ْسخ َُر ْو ۗن‬ َ ‫صنَ ُع ا ْلفُ ْل ۗكَ َوكُلَّ َما َم َّر‬
َ ‫علَ ْي ِه َم ًَلٌ ِم ْن قَ ْومِ ٖه‬ ْ َ‫َوي‬
Dan mulailah dia (Nuh) membuat kapal. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka
mengejeknya. Dia (Nuh) berkata, “Jika kamu mengejek kami, maka kami (pun) akan mengejekmu
sebagaimana kamu mengejek (kami).

KORELASI

membuat sebuah kapal besar di bawah bimbingan dan petunjuk Allah

TAFSIR WAJIZ

Setelah Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat kapal dan memberi informasi tentang
keputusan Allah untuk menenggelamkan kaumnya yang durhaka, mulailah Nabi Nuh membuat sebuah
kapal besar di bawah bimbingan dan petunjuk Allah. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati
Nabi Nuh yang sedang membuat kapal, mereka mengejeknya karena mereka tidak mengetahui tentang
tujuan Nabi Nuh membuat kapal itu. Nabi Nuh tidak menghiraukan ejekan mereka dan hanya berkata,
“Jika kamu sekarang mengejek kami, maka kami, yaitu aku dan orang-orang yang membantuku
membuat kapal, akan mengejekmu ketika azab itu datang sebagaimana kamu sekarang mengejek kami
terus-menerus.

Al-Qur'an surah Hud ayat 39

َ ‫علَ ْي ِه‬
‫عذَابٌ ُّم ِق ْي ٌم‬ َ ‫ف تَ ْعلَ ُم ْونَ َم ْن يَّأْتِ ْي ِه‬
َ ‫عذَابٌ ي ُّْخ ِز ْي ِه َويَحِ ُّل‬ َ َ‫ف‬
َ ‫س ْو‬
Maka kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan (siapa) yang
akan ditimpa azab yang kekal.”
TAFSIR WAJIZ

Maka kelak kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang akan ditimpa azab yang menghinakan di
dunia ini dan siapa pula yang akan ditimpa azab yang kekal di akhirat nanti.”

Al-Qur'an surah Hud ayat 40

‫علَ ْي ِه ْالقَ ْو ُل َو َم ْن ٰا َمنَ َۗو َما ْٓ ٰا َمنَ َمعَهٗ ْٓ ا َِّْل قَ ِل ْي ٌل‬ َ َ‫ى اِذَا َج ۤا َء اَ ْم ُرنَا َوف‬
َ ‫ار التَّنُّ ْو ُر قُ ْلنَا احْ مِ لْ فِ ْي َها مِ ْن كُ ٍل زَ ْو َجي ِْن اثْنَي ِْن َواَ ْهلَكَ ا َِّْل َم ْن‬
َ َ‫سبَق‬ ْٓ ‫َحت ه‬
Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, Kami berfirman,
“Muatkanlah ke dalamnya (kapal itu) dari masing-masing (hewan) sepasang (jantan dan betina), dan
(juga) keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan (muatkan pula) orang
yang beriman.” Ternyata orang-orang beriman yang bersama dengan Nuh hanya sedikit.

KORELASI

Pada ayat ini Allah swt menerangkan, bahwa Nabi Nuh a.s. dalam melaksanakan pembuatan kapal itu
banyak menerima ejekan dan cemoohan dari kaumnya

TAFSIR TAHLILI

Pada ayat ini Allah swt menerangkan, bahwa Nabi Nuh a.s. dalam melaksanakan pembuatan kapal itu
banyak menerima ejekan dan cemoohan dari kaumnya. Ketika datang ketetapan Allah untuk
membinasakan kaum yang kafir itu, bumi pun memancarkan air yang meluap-luap seperti meluapnya
air yang mendidih, sehingga menenggelamkan segala apa yang ada di permukaannya. Sementara
ulama memahami bahwa banjir tersebut tidak bersifat universal melainkan lokal.

Maka Allah memerintahkan kepada Nuh a.s. agar membawa ke dalam kapal itu sepasang (jantan dan
betina) dari tiap jenis binatang, agar keturunannya dapat berkembang biak sesudah air bah yang
dinamakan topan itu reda. Selain itu, Allah memerintahkan Nuh a.s. membawa ke dalam kapal itu
semua keluarganya yang laki-laki dan perempuan kecuali yang tidak beriman. Begitu juga Allah
memerintahkan Nuh a.s. membawa ke dalam kapal itu semua orang-orang yang beriman yang
jumlahnya sedikit. Sebagian mufasir ada yang mengatakan bahwa yang dibawa oleh Nuh ke dalam
kapal itu dari keluarganya ialah seorang istrinya yang beriman dan tiga putranya dari istri yang beriman
itu, yaitu Syam, Ham, dan Yafis.

Adapun jumlah orang yang beriman, yang dibawa Nuh a.s. ke dalam kapal itu tidak terdapat
keterangannya dalam Al-Qur’an atau pun dalam hadis. Dalam ayat ini hanya diterangkan bahwa jumlah
mereka sedikit. Pada permulaan ayat ini dan permulaan ayat 42 yang akan datang dilukiskan sebagian
dari kisah topan itu, dan pada ayat-ayat lain dilukiskan lebih banyak seperti dalam firman Allah:

ِ ‫ع ٰلى ذَا‬ ْٓ ‫ وفَج َّْرنَا ْاْلَ ْرض عُيُوناا فَا ْلتَقَى ا ْلم ۤاء‬١١ ‫سم ۤاءِ بم ۤاءٍ م ْنهمِ ۖر‬
١٣ ‫ت اَ ْل َواحٍ َّو ُدسُ ٍر‬ َ ُ‫ َو َح َم ْل ٰنه‬١٢ ُۚ ‫ع ٰلى اَ ْم ٍر قَ ْد قُد َِر‬
َ ُ َ ْ َ َّ ٍ َ ُّ َ ِ َ َّ ‫اب ال‬ َ ‫فَفَتَحْ نَا ْٓ اَب َْو‬
ۤ ُۚ
)‫ (القمر‬١٤ ‫ي بِا َ ْعيُنِنَا َجزَ ا اء ِل َم ْن َكانَ كُف َِر‬
ْ ‫( تَجْ ِر‬al-Qamar/54: 11-14)
Al-Qur'an surah Hud ayat 40

‫علَ ْي ِه ْالقَ ْو ُل َو َم ْن ٰا َمنَ َۗو َما ْٓ ٰا َمنَ َم َعهٗ ْٓ ا َِّْل قَ ِل ْي ٌل‬ َ َ‫ى اِذَا َج ۤا َء اَ ْم ُرنَا َوف‬
َ ‫ار التَّنُّ ْو ُر قُ ْلنَا احْ مِ لْ فِ ْي َها مِ ْن كُ ٍل زَ ْو َجي ِْن اثْنَي ِْن َواَ ْهلَكَ ا َِّْل َم ْن‬
َ َ‫سبَق‬ ْٓ ‫َحت ه‬
Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, Kami berfirman,
“Muatkanlah ke dalamnya (kapal itu) dari masing-masing (hewan) sepasang (jantan dan betina), dan
(juga) keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan (muatkan pula) orang
yang beriman.” Ternyata orang-orang beriman yang bersama dengan Nuh hanya sedikit.
Al-Qur'an surah Hud ayat 41

‫ّٰللا َمجْ ٰ۪ ٰرى َها َو ُم ْرسٰ ى َها ۗا َِّن َربِ ْي لَغَفُ ْو ٌر َّرحِ ْي ٌم‬ ْ ‫۞ َوقَا َل‬
ِ ‫ار َكب ُْوا فِ ْي َها بِس ِْم ه‬

Dan dia berkata, ”Naiklah kamu semua ke dalamnya (kapal) dengan (menyebut) nama Allah pada
waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

KORELASI

Pada ayat ini diterangkan bahwa Nuh a.s. menyuruh orang yang beriman pada risalahnya supaya naik
ke dalam kapal itu dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh

TAFSIR TAHLILI

Pada ayat ini diterangkan bahwa Nuh a.s. menyuruh orang yang beriman pada risalahnya supaya naik
ke dalam kapal itu dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh, sebab segala
kekuasaan ada di tangan-Nya. Dia dapat berbuat sekehendak-Nya, mengatur sunnah-Nya sesuai
dengan Iradah-Nya; sedang keselamatan mereka pada saat itu hanya berada di bawah kekuasaan-Nya,
di dalam lindungan-Nya.

‫ بِاس ِْم هللاِ َمجْ ٰرـ َها‬،‫الرحِ ي ِْم‬ َّ ِ‫هللا ْال َملِك‬
َّ ‫الرحْ مٰ ِن‬ ِ ‫ أَ َما ٌن ِأل ُ َّمتِ ْي مِ نَ ْالغ ََر‬:‫سلَّ َم‬
ِ ‫ق إِذَا َر ِكبُوا ْال ُف ْلكَ أَ ْن يَقُ ْو ُل ْوا “بِاس ِْم‬ َ ُ ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫قَا َل َرسُ ْو ُل هللا‬
)‫ساهَا ِإنَّهُ لَغَفُ ْو ٌر َرحِ ْي ٌم” (رواه الطبراني عن علي‬ ‫ر‬ ‫م‬
َ ُْ َ ‫و‬
Berkata Rasulullah saw, “Umatku akan selamat (tidak tenggelam) apabila mereka menaiki kapal,
supaya membaca: Bismillāhi malikirrahmānirrahīm, bismillāhi majreha wa mursāha innahū
lagafūrurrahīm.” (Riwayat Aṭ-Ṭabrāni dari Ali)

Selanjutnya pada ayat ini diterangkan bahwa Nuh a.s. menyatakan, “Sesungguhnya Tuhanku adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Ucapan ini selain mengandung syukur, menunjukkan bahwa
ia beserta pengikut-pengikutnya yang beriman selamat dari bahaya topan berkat rahmat Allah yang
sangat luas.

Al-Qur'an surah Hud ayat 42

َ‫ار َكبْ َّمعَنَا َو َْل تَكُ ْن َّم َع ا ْل ٰكف ِِريْن‬


ْ ‫ي‬ ُ ‫ج كَا ْل ِجبَا ۗ ِل َون َٰادى نُ ْو‬
َّ َ‫ح ِا ْبنَهٗ َو َكانَ فِ ْي َم ْع ِز ٍل يهبُن‬ ٍ ‫ي بِ ِه ْم فِ ْي َم ْو‬
ْ ‫ِي تَجْ ِر‬
َ ‫َوه‬
Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung. Dan Nuh
memanggil anaknya, ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil, “Wahai anakku!
Naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.”

KORELASI

Ayat ini menerangkan bahwa kapal itu berlayar membawa Nuh a.s. beserta para pengikutnya, yang
beriman, mengarungi lautan yang amat luas dan melalui gelombang-gelombang ombak yang dahsyat,
bergulung-gulung menjulang tinggi laksana gunung.

TAFSIR TAHLILI

Ayat ini menerangkan bahwa kapal itu berlayar membawa Nuh a.s. beserta para pengikutnya, yang
beriman, mengarungi lautan yang amat luas dan melalui gelombang-gelombang ombak yang dahsyat,

Setelah Nabi Nuh dan para pengikutnya masuk ke dalam kapal, dia melihat anaknya yang bernama
Kan’an pergi ke arah gunung, menjauhkan diri. Nabi Nuh memanggil-manggil anaknya seraya mengajak
turut masuk ke dalam kapal, tetapi anaknya menolak, sehingga Nabi Nuh merasa sedih dan risau.
Para ulama berbeda pendapat tentang apakah Nabi Nuh a.s. sebelum peristiwa itu tidak mengetahui
keadaan yang sebenarnya dari anaknya itu. Ada yang berpendapat bahwa Nuh a.s. memang tidak tahu,
karena sebelum peristiwa itu anaknya bersikap munafik kepadanya. Pendapat lain mengata-kan bahwa
ia tahu kekafiran anaknya, tetapi setelah anaknya itu menyaksi-kan sendiri bahwa topan sudah mulai
datang, maka Nuh mengharap kesadaran anaknya, sehingga ia mengajaknya supaya masuk ke dalam
kapal itu, namun usahanya sia-sia karena anaknya tetap menolak.

Al-Qur'an surah Hud ayat 43

َ‫ج فَ َكانَ مِ نَ ْال ُم ْغ َر ِقيْن‬


ُ ‫ّٰللا ا َِّْل َم ْن َّرحِ َم َُۚو َحا َل َب ْينَ ُه َما ْال َم ْو‬
ِ ‫اص َم ْال َي ْو َم مِ ْن اَ ْم ِر ه‬
ِ ‫ع‬ ِ ‫ي ا ِٰلى َج َب ٍل يَّ ْع‬
َ ‫ص ُم ِن ْي مِ نَ ْال َم ۤاءِ ۗقَا َل َْل‬ ْْٓ ‫س ٰا ِو‬
َ ‫قَا َل‬
Dia (anaknya) menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku
dari air bah!” (Nuh) berkata, “Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah
yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu)
termasuk orang yang ditenggelamkan.

KORELASI

Pada ayat ini, Allah menyebutkan jawaban Kan’an terhadap seruan dan ajakan ayahnya Nuh a.s. supaya
masuk ke dalam kapal

TAFSIR TAHLILI

Pada ayat ini, Allah menyebutkan jawaban Kan’an terhadap seruan dan ajakan ayahnya Nuh a.s. supaya
masuk ke dalam kapal. Ia menolak tidak mau turut masuk dengan alasan bahwa ia bisa berlindung ke
atas gunung untuk memelihara dirinya dari bahaya air bah (topan) yang mengancam itu.

Mendengar panggilan dan ajakan sang ayah, dia anaknya yang kafir itu pun menjawab, “Aku akan
mencari perlindungan ke gunung yang tinggi, sehingga dengan menaiki gunung itu dapat
menghindarkan aku dari air bahtera!” kemudian Nabi Nuh berkata, “Tidak ada yang dapat melindungi
dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang menghendaki untuk
menyelamatkan.” Dan gelombang yang besar pun menjadi penghalang antara keduanya, yakni ayah
dan anaknya; maka akhirnya dia, anak yang menolak ajakan ayahnya itu termasuk orang yang
ditenggelamkan.

Al-Qur'an surah Hud ayat 44

َ‫علَى ا ْل ُج ْودِي ِ َوقِ ْي َل بُ ْعداا ِل ْلقَ ْو ِم الظهلِمِ يْن‬ َْ ‫ي‬


َ ْ‫اْل ْم ُر َوا ْست ََوت‬ ِ ُ‫ْض ا ْل َم ۤا ُء َوق‬
َ ‫ض‬ َ ‫س َم ۤا ُء اَ ْق ِل ِع ْي َو ِغي‬
َ ‫ض ا ْبلَ ِع ْي َم ۤا َءكِ َو ٰي‬
ُ ‫َوقِ ْي َل ٰيْٓا َ ْر‬
Dan difirmankan, “Wahai bumi! Telanlah airmu dan wahai langit (hujan!) berhentilah.” Dan air pun
disurutkan, dan perintah pun diselesaikan dan kapal itupun berlabuh di atas gunung Judi, dan
dikatakan, ”Binasalah orang-orang zalim.”

KORELASI

Pada ayat ini diterangkan bahwa air bah (topan) melanda permukaan bumi yang memancarkan mata
air yang meluap-luap, ditambah dengan curahan air hujan yang berlimpah-limpah, dan kapal Nuh a.s.

TAFSIR

Dan setelah Allah membinasakan orang kafir, kemudian difirmankan oleh Allah, kepada bumi dan
langit, “Wahai bumi yang telah memancarkan air dari sumbernya! Telanlah airmu hingga kering dan
wahai langit! Berhentilah mencurahkan hujan.” Dan air pun disurutkan oleh Allah yang Mahakuasa,
dan penetapan perintah Allah membinasakan orang-orang yang mendustakan dan menyelamatkan
orang-orang yang beriman pun diselesaikan. Dan kapal itu pun berlabuh di atas gunung Judi, yakni
terletak di pegunungan Ararat (Turki), dan dikatakan, “Binasalah orang-orang zalim yang melampaui
batas hukum Allah dan ingkar kepada-Nya, serta mendustakan Rasul-Nya.”

Al-Qur'an surah Hud ayat 45

َ‫ب ا َِّن ا ْبنِ ْي مِ ْن اَ ْه ِل ُۚ ْي َوا َِّن َو ْعدَكَ ْال َح ُّق َواَ ْنتَ اَحْ َك ُم ْالحٰ كِمِ يْن‬ ٌ ‫َون َٰادى نُ ْو‬
ِ ‫ح َّربَّهٗ فَقَا َل َر‬
Dan Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah
termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.”

KORELASI

Pada ayat ini diterangkan bahwa Nabi Nuh a.s. memohon kepada Tuhan agar anaknya yang bernama
Kan’an atau Yam diselamatkan dari topan itu

TAFSIR TAHLILI

Pada ayat ini diterangkan bahwa Nabi Nuh a.s. memohon kepada Tuhan agar anaknya yang bernama
Kan’an atau Yam diselamatkan dari topan itu, karena anaknya itu adalah termasuk keluarganya dan
Allah telah menjanjikan bahwa keluarganya akan diselamatkan dari topan, dan janji Allah adalah benar,
tidak berubah, dan Ia adalah Hakim Yang Paling Bijaksana dari segala hakim. Doa Nabi Nuh a.s. ini
terjadi sebelum anaknya tenggelam, sesudah ia memanggil dan mengajaknya supaya turut masuk ke
dalam kapal itu.

Meskipun Nabi Nuh a.s. tidak mengetahui bahwa ia, setelah diperintahkan Allah membuat kapal,
masih diperkenankan memohon doa bagi orang-orang kafir, sedang anaknya sudah nyata-nyata
membangkang tidak mau diajak masuk ke dalam kapal, tetapi ia belum yakin bahwa anaknya itu
termasuk orang-orang kafir yang harus turut ditenggelamkan, apalagi ia didorong oleh perasaan kasih
sayang seorang ayah terhadap anaknya.

Anda mungkin juga menyukai