Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL

· PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN

Disusun oleh :

NAMA : AGESTINA MERDHIKA WATI

NIM : 859657648

KELAS : B/PGSD SEMESTER 1

MASA UJIAN : 2023.2

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ – BANDAR LAMPUNG

POKJAR KALIREJO

2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

PELAKSANAAN PRAKTIK PEMBELAJARAN KEAKSARAAN

FUNGSIONAL ( KF) / PEMBERANTASAN BUTA AKSARA( PBA )

DI DESA PONCOWARNO KECAMATAN KALIREJO KABUPATEN LAMPUNG


TENGAH

MASA REGISTRASI 2023.2

Disahkan oleh:

Pembimbing Mata kuliah Poncowarno,4 November 2023


Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Mahasiswi/Tutor KF

Lucky Muzayyanah S.Pd,M.Pd AGESTINA MERDHIKA WATI


ID Pembimbing 20003476

ii
PENILAIAN

Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan praktik pembelajaran Keaksaraan Fungsional ( KF ) /


Pemberantasan Buta Aksara ( PBA ) di Desa Patilereng Kecamatan BontosikuyuKabupaten Selayar,
terutama :

a.Kedisiplinan dalam menjalankan tugas –tugas praktik


b.Kelancaran mahasiswa dalam melaksanakan tiap –tiap kegiatan sesuai petunjuk dosen / tutor
mata kuliah pembelajaran berwawasan kemasyarakatan.
c. Kuantitas dan kualitas hasil kegiatan yang ditulis dalam pencatatan / laporan ini.

Maka Dosen memberikan nilai sebagai berikut :

Angka. Huruf

Poncowarno,4 November 2023

Pembimbing Mata kuliah


Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan

Lucky Muzayyanah,S.Pd,M.Pd
ID Pembimbing 20003476

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan

praktikum pembelajaran Keaksaraan Fungsional yang merupakan tugas dari mata

kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan sesuai dengan waktu yang

diberikan oleh dosen.

Tak lupa pula kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang

membantu kami baik dalam praktik maupun penyusunan laporan ini.Terkhusus

kepada Dosen Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan ibu Lucky muzayyanah S.Pd,M.Pd

Semoga Allah Swt melimpahkan rahmat dan karunia-NYA kepada kita


semua dan laporan ini dapat bermanfaat.Amin...

Poncowarno,4 November 2023

Penulis,

AGESTINA MERDHIKA WATI

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................ii
PENILAIAN..............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR......................................................................................... ..iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang..............................................................................................1
B.Tujuan............................................................................................................1
C.Manfaat .........................................................................................................1
D.Rumusan Masalah..........................................................................................1
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan............................................... 2
B. Buta Aksara..................................................................................................3
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................8
B Metode Penelitian..........................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN
A.Apa yang di maksud dengan buta aksara?..................................................12
B.Faktor penyebab terjadinya buta aksara......................................................13
C.Cara pemberantasan buta aksara.................................................................14

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keaksaraan merupakan hal atau keadaan mengenai aksara yang meliputi


membaca,menulis,berhitung dan berkomunikasi secara fungsional yang memungkinkan
seseorang untuk secara terus menerus mengembangkan kompetensi nya sehingga dapat
meningkatkan mutu dan taraf kehidupannya.sementara itu,yang dimaksud dengan Pendidikan
keaksaran adalah usaha untuk membimbing dan membelajarkan pengetahuan mengenai
keaksaraan agar bermanfaat bagi dirinya.

Masyarakat yang buta aksara jarang sekali mengakui secara terbuka bahwa dirinya buta
huruf dan berkeinginan kuat untuk belajar calistung(baca,tulis,dan berhitung).Melalui program
Pendidikan dari masyarakat dari praktik kuliah mata kuliah pembelajaran berwawasan
kemasyarakatan ,penulis melakukan penelitian yang meliputi bimbingan warga belajar
(WB).Adapun substansi yang menjadi objek penelitian adalah kegiataan Pendidikan keaksaraan
bidang bimbingan belajar mengenal kosa kata huruf .Hal ini dilakukan karena masih banyak para
orangtua yang usia nya masih muda dan tua belum mengerti huruf .Dan rendahnya Pendidikan
formal mereka yang rata-rata hanya mengemban Pendidikan sampai lulus SD saja

Untuk dapat mengembangkan kemampuan sebagai mahasiswa lulusan S1 PGSD dibidang


sosial,diperlukan peran aktif mahasiswa pada saat mengikuti perkuliahan untuk dapat berkiprah
ditengah tengah masyarakat . Dengan kegiatan ini diharapkan dan menumbuhkan dan menambah
wawasan dalam bidang bimbingan belajar

1
B.Tujuan penyelenggaraan kegiatan Pendidikan keaksaraan

Salah satu peran serta mahasiswa dalam rangka ikut berpastisipasi dalam pembangunan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia dibidang Pendidikan khususnya serta peningkatan
mendidik masyarakat .Melalui kegiatan ini diharapkan dapat :

1.untuk memahami cara memberantas buta aksara.

2.Agar masyarakat memiliki kemampuan membaca , menulis , berhitung.

C.Hasil kegiatan secara umum

Setelah dilatih selama tujuh hari sekitar 90% dari anggota sudah sesuai dengan apa yang
diharapkan dan hasilnya cukup memuaskan,mereka benar benar berusaha untuk dapatmenguasai
keterampilan dan tidak ada rasa putus asa di diri mereka.Dalam laporan ini rumusan hasil yang
hendak adalah sebagai berikut :

1.Peran aktif Pendidikan dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf meningkat

2.peran aktif dalam mengenal berhitung sudah meningkat

3.peran aktif dalam mengenal kemampuan membaca sudah meningkat

C. Manfaat Penelitian

Dengan adanya Kegiatan Praktek Lapangan Kegiatan Pembelajaran Keaksaraan Fungsional ini
diharapkan para warga belajar di Desa Poncowarno akan mendapatkan manfaat–manfaat sebagai
berikut :

1. Memanfaatkan kemampuan bacanya untuk memperoleh informasi dan ide–ide baru.

2. Memanfaatkan keterampilan menulisnya untuk menggambarkan pengalaman, peristiwa–peristiwa,


kegiatan yang dilakukan, membuat

rencana dan bahkan membuat proposal.

2
3. Memanfaatkan keterampilan berhitungnya untuk mengatur

keuangan,menentukan batas dan melakukan perhitungan–perhitungan

yang berkaitan dengan tugasnya sehari–hari, dan menghitung

banyaknya sumber–sumber atau masalah.

4. Berdiskusi dan menganalisis masalah dan sumber–sumber atau potensi yang ada di
lingkungannya.

5. Mencoba ide–ide baru yang dipelajari dari bahan bacaan, dapat menulis dengan benar,
menganalisis dan berdiskusi, dan dapat melaksanakan kegiatan belajarnya secara mandiri.

D.RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan buta aksara ?

2. Apa yang menjadi factor factor penyebab buta aksara dan bagaimana cara mengatasi buta
aksara ?

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan ( P B K )


Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan merupakan pembelajaran
yang diselenggarakan dengan menggunakan berbagai potensi (sumber daya)
yang ada pada lingkungan masyarakat, yang terdiri atas sumber daya alam,
sumber daya manusia, sumber daya budaya, dan sumber daya teknologi dengan
tujuan untuk melatih kemampuan akademis peserta didik dan Memperkuat
mental fisik dan disiplin Pembelajaran berbasis.
Dengan mengacu pada UU No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, pasal
26 ayat (4), tercantum bahwa satuan pembelajaran nonformal terdiri atas
lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar
masyarakat, majelis taklim, serta satuan pembelajaran yang sejenis.

B. Buta Aksara
Buta aksara adalah ketidakmampuan membaca dan menulis baik
bahasa Indonesia maupun bahasa lainnya. Buta aksara juga dapat diartikan
sebagai ketidakmampuan untuk menggunakan bahasa dan menggunakannya
untuk mengerti sebuah bacaan, mendengarkan perkataan, mengungkapkannya
dalam bentuk tulisan, dan berbicara. Dalam perkembangan saat ini kata buta
aksara diartikan sebagai ketidakmampuan untuk membaca dan menulis pada
tingkat yang baik untuk berkomunikasi dengan orang lain, atau dalam taraf
bahwa seseorang dapat menyampaikan idenya dalam masyarakat yang mampu
baca-tulis, sehingga dapat menjadi bagian dari masyarakat tersebut.

4
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian


1. Tempat
Pelaksanaan praktek lapangan dilaksanakan di Desa Poncowarno Kecamatan
Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah
Pusat kegiatan lapangan di Desa
Poncowarno KF.
Adapun tenaga tutorial untuk warga belajar Poncowarno adalah sebagai berikut:
a. Pengelola:Kepala desa Poncowarno
b. Tutor: AGESTINA MERDHIKA WATI
2. Waktu
Praktek lapangan AGESTINA MERDHIKA WATI di Desa Poncowarno dilaksanakan
selama Kurang lebih 3 hari. Dimulai dari tanggal 1 November sampai 3 November 2023
dimulai dari pukul 10.00 – 11.30 WIB an 13.00 – 14.30 WIB

B. Metode Penelitian
Metode pembelajaran yang kami gunakan adalah
“Metode Abjad/Huruf” karena sesuai dengan daya tangkap para warga belajar
sehingga mudah dipahami dengan disesuaikan oleh umur yang sudah lanjut.

5
BAB IV

PEMBAHASAN

1Apa yang dimaksud dengan buta aksara

Buta aksara terdiri dari dua kata yakni buta dan aksara. Buta diartikan sebagai
tidak dapat melihat, mengenali sesuatu dalam bentuk dan warna dengan cara melihat.
Sedangkanaksara adalah sistem tanda grafis atau sistem tulisan yang digunakan manusia
untuk berkomunikasi. Dengan sistem tulisan ini, manusia dapat menyimpan kekayaan akal
budinya serta mengingat berbagai peristiwa. Karena daya ingat manusia terbatas, dapat
dikatakan bahwa tulisan memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam pencatatan
sejarah dan berbagai macam peristiwa dalam kehidupan manusia. Tanda-tanda grafis yang
digunakan untuk pencatatan tersebut adalah huruf.

Aksara dapat terdiri dari huruf-huruf, angka dan aksara khusus. Aksara yang meliputi
huruf-huruf adalah:
a.ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
b.Abcdefghijklmnopqrstuvwxyzc.
c.Aksara yang meliputi angka-angka ialah: 0123456789, dan
d. Aksara khusus yakni +:-*/()=,.’[]<>;{}

UNESCO mendefinisikan bahwa buta aksara adalah:

“ability to identify, understand, interpret, create, communicate and compute, using printed and
written materials associated with varying contexts. Literacy involves a continuum of learning in
enabling individuals to achieve their goals, to develop their knowledge and potential, and to
participate fully in their community and wider society”

Artinya: kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, membuat,


berkomunikasi dan menghitung, menggunakan material tercetak dan tertulis terkait dengan
konteks yang bervariasi. Literasi melibatkan kontinum belajar dalam memungkinkan
individuuntuk mencapai tujuan mereka, untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi
mereka, dan untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam komunitas mereka dan masyarakat yang
lebih luas.

6
2.Faktor penyebab terjadinya buta aksara
Beberapa penyebab buta aksara dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a.Kemiskinan penduduk.
Sejak lama, kemiskinan, buta aksara, ketertinggalan dan keterbelakangan, serta
ketidakberdayaan masyarakat, memang sudah menjadi bagian dari masalah sosial yang kompleks
dan multidimensional.

Adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan hingga saat ini sangat mempengaruhi usaha
pemerintah dan masyarakat untuk mensukseskan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun.
Banyak anak Indonesia yang terancam buta aksara, yang diakibatkan oleh faktor kemiskinan dan
ekonomi keluarga

b. Putus sekolah dasar (SD)

Ancaman besar lain yang selalu menghantui dan menjadi penyebab timbulnya calon – calon
buta aksara adalah masih besarnya anak – anak SD/MI yang putus sekolah. Belum lagi anak –anak
yang belum memiliki kesempatan masuk sekolah dikarenakan berbagai hal, misalnya karena orang
tua dan keluarganya tidak mampu

c. Drop out program PLS


Salah satu yang kurang diperhatikan penyebab terjadinya buta aksara di Indonesia adalah
DO program PLS yang selama ini dilaksanakan baik melalui program Paket A, yang dibiayai proyek
OBAMA, UNICEF, PPLS, Pemda dan lainya yang tidak diperhitungkan angka DO-nya, termasuk
Paket A setara dengan SD dan Paket B setara SLTP.

d. Kondisi sosial masyarakat

1) Kesehatan dan gizi masyarakat.

Kondisi kesehatan dan gizi masyarakat yang kurang baik, jika tidak diperhatikan
dengan seksama akan berpengaruh pada menurunya angka partisipasi sekolah, terutama
pada tingkat sekolah dasar.
2) Demografis dan geografis
Dilihat dari segi demografis dan geografis bagian terbesar dari jumlah penduduk
tinggal di pedesaan, sekitar 70-80% penduduk dunia terutama di Negara-negara miskin dan
yang sedang berkembang termasuk Indonesia bermukim di pedesaan. Tenaga pendidik
masih sangat kurang karena sebagian penduduk pedesaan berpendidikan rendah.

3) Aspek sosiologis.

7
Ditinjau dari segi sosiologis, sebagian besar masyarakat kita beranggapan bahwa
harkat dan martabat seseorang akan meningkat apabila memiliki “ijazah” yang diperoleh
melalui jalur pendidikan formal, dengan orientasi ingin menjadi pegawai negeri atau
bekerja di perusahaan – perusahaan atau bekerja pada sektor – sektor formal.
4) Issue gender.
Jika ditinjau dari isu gender, berbagai pendapat menyatakan keberatan yang
dinyatakan dengan terus terang maupun hanya sekedar menggerutu di belakang. Pendapat
ini tidak sekedar di kalangan aktivis pembangunan, tetapi juga di kalangan orang – orang
yang berkecimpung di bidang pengembangan masyarakat utamanya di bidang pendidikan.
Isu yang berkembang tahun – tahun belakangan ini yaitu adanya pola hubungan pembagian
peran dan tugas antara laki – laki dan perempuan yang seimbang, setara dan saling
melengkapi

e Penyebab struktural
1) Skala makro
Secara struktural pengambilan kebijakan diberbagai level dan bidang, termasuk
bidang pendidikan didominasi oleh laki – laki dibanding perempuan, sehingga keputusan
yang dihasilkan pun adalah berdasarkan kacamata (kepentingan) laki – laki.
2) Skala Mikro
Dalam skala keluarga misalnya, hampir semua keputusan yang berkaitan dengan
keuangan, akan didominasi oleh figur laki – laki (ayah), termasuk keputusan pembiayaan
pendidikan bagi anak – anaknya.
3) Aspek kebijakan
Masalah klasik lainya adalah program – program yang diluncurkan oleh pemerintah
termasuk pendidikan, masih belum seluruhnya berpihak untuk kepentingan pengentasan
bagi masyarakat yang memerlukannya. Banyak program – program pendidikan yang hanya
bersifat “tawaran” dari atas yang belum tentu masyarakat membutuhkannya. Hal ini pun
terjadi pada program pendidikan keaksaraan atau pemberantasan buta aksara, sehingga
warga belajar yang menjadi sasaran didiknya tidak memiliki rasa tanggung jawab (sense of
responsibility) untuk mensukseskannya, karena bukan berangkat dari apa yang dibutuhkan

Dari beberapa faktor di atas, kemiskinan adalah faktor utama yang membuat seseorang
menjadi buta aksara karena untuk makan sehari-hari juga masih sulit apalagi untuk mengenyam

8
bangku sekolah, meskipun sekarang sudah yang namanya Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
tapi dana tersebut banyak di korupsi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Faktor struktural
juga merupakan faktor cukup memiliki andil dalam menciptakan masyarakat buta huruf karena
layanan pendidikan yang jauh juga menjadi faktor seseorang menjadi buta aksara, contohnya saja
di daerah pedalaman atau daerah terpencil sangat jauh ke sekolah dasar sekalipun, apalagi ke
sekolah lanjutan. Mereka yang di daerah terpencil harus berangkat pagi-pagi sekali atau jam lima
pagi karena jarak rumahnya dengan sekolah sangat jauh. Selain itu orang tua menganggap bahwa
sekolah itu tidak penting.

Orang tua menganggap bahwa sekolah adalah perbuatan yang sia-sia, tidak penting dan
lebiih baik menyuruh anak mereka untuk membantu berladang, berternak,
berjualan,menggembalaa hewan, atau bahkan mereka mereka menyuruh anak mereka untuk
mengemis atau ngamen di jalan.

3.Cara Pemberantasan Buta Aksara

Pelaku atau subyek dari Pengembangan Masyarakat salah satunya adalah pemerintah.
Program Pengembangan Masyarakat dari pemerintah merupakan program yangsudah terencana
secara khusus sebagai indikator keberhasilan suatu program pemerintahan.Oleh karena itu,
Pengembangan Masyarakat di sini adalah sesuatu hal yang telah terencana sejak awal. Salah satu
program Pengembangan Masyarakat oleh pemerintah adalah pemberantasan buta aksara atau
biasa disebut dengan buta huruf.

Dari sebuah surat kabar menginformasikan bahwa kondisi penduduk dunia yang 861 juta
diantaranya masih mengalami buta huruf atau buta aksara. Ironisnya, 15,04 juta diantaranya
berada di Indonesia. Hal ini sempat membuat sejumlah badan dunia seperti UNESCO, UNICEF,
WHO, World Bank dan Human Right Watch sangat prihatin dengan kondisi seperti ini. Pasalnya,
masalah buta huruf atau buta aksara sangat terkait dengan kemiskinan, keterbelakangan,
kebodohan dan ketidakberdayaan masyarakat. Atas dasar inilah badan-badan internasional
gencar mengkampanyekan dan mensosialisasikan pentingnya pemberantasan buta aksara di
dunia khususnya negara seperti Indonesia.

Kondisi yang demikian menuntut terciptanya individu-individu yang tidak hanya mampu beradaptasi,
akan tetapi juga dapat berperan penting di dalamnya. Untuk itu, kita harus sadar bahwa pemberantasan
buta huruf merupakan tanggung jawab bersama. Dalam hal ini pemerintah, lembaga pendidikan, LSM,
dan masyarakat harus mempunyai kemauan untuk keluar dari lingkaran buta huruf yang
menyengsarakan.

Upaya penanggulangan kemungkinan buta huruf dapat dilakukan sejak dini yaitu dengan sekolah.
Melalui bangku sekolah, anak dapat belajar untuk membaca agar nantinya tidak menambah daftar
panjang permasalahan di Indonesia melalui penambahan angka penyandang buta aksara

Berdasarkan sebuah penelitian, orang-orang yang menyandang buta aksara lebih tertinggal dan
lebih terbelakang daripada orang-orang yang pandai dan bisa membaca. Oleh karena itu, apabila

9
masyarakat suatu bangsa makin tertinggal dari bangsa lain, maka bisa dikatakan pembangunan negara
tersebut juga masih tertinggal dari negara lain. Buta aksara yang ada di Indonesia sebenarnya telah
ada sejak zaman penjajahan. Dari pihak negara penjajah memang telah disengaja agar rakyat
Indonesia menjadi lebih terbelakang dan bodoh-bodoh agar nantinya tidak merugikan mereka
yang menjajah. Pada masa tersebut, tidak ada sekolah untuk rakyat yang bukan keturunan
“ningrat”, sehingga rakyat Indonesia yang miskinsama sekali tidak ada kesempatan untuk
mengenyam pendidikan dan terjadilah buta aksara. Hal ini sama sekali tidak menguntungkan
rakyat Indonesia sendiri, karena menjadikan penjajah makin lama menduduki Indonesia.
Menurut pengamat sosial kemasyarakat Universitas Sebelas Maret, Prof Dr Sodiq A
Kuntoro menegaskan disamping faktor kemiskinan baik struktural dan absolut, penyebab buta
aksara juga dipengaruhi oleh masih tingginya angka putus sekolah di Indonesia. Maka Untuk
Memberantas Buta Aksara kita Harus tahu Metode Dan Upaya pemerintah Pemberantasan Buta
Aksara serta kendala Yang akan dihadapi adalah Sebagai Berikut :
a. Metode yang Digunakan dalam Upaya Pemberantasan Buta Aksara
Melalui Pendekatan Pengembangan Masyarakat Pemberantasan buta aksara tidak dapat
langsung dilaksanakan. Namun memerlukan waktu dan perancangan program yang tepat. Dalam
Pengembangan Masyarakat, program biasanya dikembangkan untuk menyediakan pelayanan
sosial yang secara langsung menyentuh klien atau sasaran perubahan. Dalam kasus
pemberantasan buta aksara ini, perancangan program dapat dilaksanakan sebagai berikut:
1. Merumuskan nama program atau intervensi. Nama program bisa mengacu pada tujuanumum
(goal) program yang berfungsi memberikan fokus pada rencana atau usaha perubahan, serta
pedoman bagi maksud atau alasan-alasan mengapa program Pengembangan Masyarakat perlu
dilakukan
2. Menyatakan tujuan-tujuan hasil. Menjelaskan hasil-hasil yang ingin dicapai sebuah program
secara terukur dalam kurun waktu tertentu dan dengan indikator atau ukuran yang ditetapkan.
Misal: menetapkan kerangka waktu, mendefinisikan populasi sasaran, merumuskan hasil yang
ingin dicapai, menyatakan indikator atau kriteria untuk mengukur pencapaian hasil

3.Menyatakan tujuan-tujuan proses. Misal: menetapkan kerangka waktu bagi proses pencapaian
tujuan, mendefinisikan populasi sasaran, merumuskan hasil dari proses pencapaian tujuan,
menyatakan indikator atau kriteria yang dapat dijadikan dokumen
4.Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Membuat format kegiatan-kegiatan
untuk memudahkan pemantauan (monitoring), merumuskan kegiatan atau tugas yang harus
selesai dilakukan untuk mencapai tujuan.

10
5.Mengembangkan rencana aksi. Merancang manajemen logistik, memilih dan melatih para
partisipan.
6.Memonitor proses kegiatan. Memonitor kegiatan-kegiatan teknis, memonitor kegiatan-kegiatan
interpersonal.
7. Mengevaluasi hasil intervensi.

Membuat laporan-laporan evaluasi secara periodik berdasarkan hasil monitoring.

b. Upaya Pemerintah untuk Memberantas Buta Aksara di Indonesia


Indonesia dapat dikatakan Negara yang tergolong cepat dalam pemberantasan buta aksara.
Bahkan hal ini telah diakui oleh badan-badan dunia seperti UNESCO, UNICEF, serta WHO. Halini menjadi
sebuah prestasi tersendiri bagi pemerintah Indonesia khususnya. Oleh karena itu, setiap tahunnya
pemerintah mempunyai target sendiri dalam upaya memberantas buta aksara. Pada tahun 2009 ini,
pemerintah mentargetkan penurunan angka buta aksara sebanyak 5% dari tahun 2008.

Akan tetapi, pada dasarnya agak susah memang untuk dapat memberantas buta aksara secara
tuntas karena buta aksara yang masih tersisa merupakan kelompok yang paling sulit diberantas. Sebab,
sebagian besar dari mereka berusia di atas 44 tahun yang umumnya berasal keluarga kurang mampu,
penglihatannya sudah terganggu dan kebanyakan tinggal di daerah terpencil.

Pemerintah tidak dapat hanya tinggal diam dengan keadaan seperti ini. Tingkat buta aksara di Indonesia
yang masih tergolong tinggi akan mengakibatkan kurang produktifnya masyarakat, sehingga dapat
dikatakan, hal ini digunakan sebagai indikator keberhasilan Pengembangan Masyarakat. Oleh karena itu,
upaya pemerintah sangatlah kuat dalam upaya pemberantasan buta aksara. Hal ini dapat dilihat dari
berbagai segi:

1.Pemerintah Indonesia mengalokasikan dana sebesar Rp 600 miliar pada tahun 2007 untuk program
pemberantasan buta aksara. Dan jumlah dana ini berbeda tiap tahunnya.

2.Pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah daerah beserta ormas-ormas lain untuk
keberhasilan pelaksanaan program ini agar angka buta aksara di Indonesia dapat berkurang semaksimal
mungkin. Diharapkan dengan adanya bantuan dari ormas lain, angka buta aksara dapat berkurang lebih
cepat dan lebih terarah.

3.Pemerintah dapat bekerjasama dengan dinas pendidikan dimana upaya pemberantasan buta aksara
dilaksanakan oleh perguruan tinggi, utamanya oleh mahasiswa. Hal ini dikarenakan: (pertama) para
mahasiswa dapat dijadikan sebagai tutor yang telah mempunyai bekal kemampuan akademis dan usia
yang masih muda sehingga mempunyai idealisme yang tinggi dalam rangka pencapaian tugas yang akan
dibebankan. (kedua) mahasiswa akan lebih intens bertemu dengan warga belajar karena berada di
lingkungan warga belajar. (ketiga) dengan pendekatan ini diharapkan waktu untuk pemberantasan akan
empat kali lebih cepat dibanding dengan yang ditangani oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan

11
organisasi lain. (keempat) adanya sebuah fakta bahwa nilai mahasiswa di mata masyarakat masih sangat
tinggi sehingga diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap program ini juga meningkat.

4. Pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta
Aksara.

5.Pemerintah menerapkan strategi untuk pemberantasan buta aksara seperti yang diusulkan oleh
UNESCO, yaitu (pertama) pemetaan jumlah penyandang buta aksara secara tepat. (kedua) perluasan
informasi dan sosialisasi pentingnya melek aksara. (ketiga) pemberdayaan sekolah formal dan nonformal
bekerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM). (keempat) program pendidikan membaca
secara inovatif melalui kegiatandi luar sekolah. (kelima) menjalin kemitraan dengan UNESCO.

Contoh nyata upaya pemerintah dalam program pengentasan buta aksara ini antara lain pada
tahun 2005, Depdiknas telah menyusun Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Nasional; (Renstra
Depdiknas) untuk tahun 2005 -2009 yang menitik beratkan kepada terwujudnya kehidupan masyarakat,
Bangsa dan Negara yang aman, bersatu, rukun dan damai, terwujudanya masyarakat Bangsa dan Negara
yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan hak asasi manusia serta terwujudnya perekonomian
yang ampuh menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan yang layak serta memberikan pondasi
yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan, yang dilandasi keimanan, ketaqwaan dan akhlak
mulia.

Guna mewujudkan itu, Menteri Pendidikan Nasional pada tahun 2006 sampai 2009 ini telah
menetapkan 3 pilar kebijakan pembangunan pendidikan agar setiap pengambil keputusan dan operator
pendidikan di pusat maupun daerah memiliki komitmen bersama tentang pemerataan dan perluasan
akses yang diarahkan pada upaya memperluas daya tampung satuan pendidikan sesuai dengan prioritas
nasional, serta memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta didik dari golongan masyarakat
yang berbeda, baik secara sosial, ekonomi, gender, lokasi tempat tinggal dan tingkat kemampuan
intelektual serta kondisi fisik. Kebijakan tersebut ditujukan untuk meningkatkan kapasitas penduduk
Indonesia agar dapat belajar sepanjang hayat dalam rangka pemenuhan hak warga Negara terhadap
pendidikan.

Dari contoh di atas, dapat kita simpulkan bahwa pendidikan sangatlah diutamakan, demi
terwujudnya esensi dari pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “mencerdaskan
kehidupan bangsa”. Sangat jelas di sini bahwa Pemerintah Indonesia sangat menjunjung tinggi
pendidikan dan selalu berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui upaya
pengentasan buta aksara, mulai dari Wajib Belajar 9 tahun hingga sekolah gratis dan program
pemberantasan buta aksara yang diperuntukkan warga yang bukan anak-anak lagi.

Namun Pemberantasan buta aksara tidak lagi cukup pada membuat warga yang belum melek
huruf mampu membaca dan menulis. Program itu mesti diarahkan dan diintegrasikan untuk
memberdayakan masyarakat menjadi lebih sejahtera. Upaya pemberantasan buta aksara diintegrasikan
juga untuk membuat warga berdaya dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan kehidupan berbangsa.
Tantangan sekarang bukan sekadar buta aksara hilang, tapi membuat warga berdaya untuk
memperbaiki taraf hidup.

12
PENGERTIAN BUTA AKSARA
Buta aksara adalah ketidakmampuan membaca dan menulis baik
bahasa Indonesia maupun bahasa lainnya. Buta aksara juga dapat diartikan
sebagai ketidakmampuan untuk menggunakan bahasa dan menggunakannya
untuk mengerti sebuah bacaan, mendengarkan perkataan,
mengungkapkannya dalam bentuk tulisan, dan berbicara. Dalam
perkembangan saat ini kata buta aksara diartikan sebagai ketidakmampuan
untuk membaca dan menulis pada tingkat yang baik untuk berkomunikasi
dengan orang lain, atau dalam taraf bahwa seseorang dapat menyampaikan
idenya dalam masyarakat yang mampu baca-tulis, sehingga dapat menjadi
bagian dari masyarakat tersebut.

KENDALA YANG DIHADAPI DALAM MEMBERANTAS BUTA AKSARA

Banyak sekali kendala yang dihadapi pemerintah untuk memberantas


buta aksara mulai dari peserta didik sampai kepada anggaran biaya untuk
kegiatan tersebut. Kendal tersebut dapat diperinci sebagai berikut:
1. Keterbatasan kemampuan peserta didik berbahasa Indonesia sehingga proses pembelajaran
terhambat.
2. Peserta didik kurang aktif dan masih malu-malu untuk mengikuti pembelajaran.

13
3. Masih adanya anak usia sekolah yang tidak bersekolah.
4. Banyak yang putus sekolah setip tahunnya.
5. Pengajar yang kurang Professional
6. Program pemberdayaan bukan sebagai program berkelanjutan tapi hanya program sesaat.
7. Kemampuan pemerintah (dalam penyediaan dana) yang terbatas.

REKAPITULASI KEMAMPUAN AWAL


CALISTUNG WARGA BELAJAR

Nama Pokjar: KF.KALIREJO

Alamat. :DESA PONCOWARNO KECAMATAN KALIREJO


Nama Tutor: AGESTINA MERDHIKA WATI

Jumlah WB: 5 (LIMA) Orang

L Kemampuan awal
No. Nama wb / Tingkat kekerasan
P

14
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

PENILAIAN AWAL WARGA BELAJAR

15
PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL

Nama Warga Belajar : Suherman

Usia:54

Jenis Kelamin:Laki Laaki

Pendidikan Terakhir : SD

Alamat : Dusun 9 Poncowarno

Keterampilan / Pekerjaan yang dimiliki WB: buruh

Kemampuan Warga Belajar:

a. Kemampuan membaca. : Kurang Lancar

b. Kemampuan menulis. : Kurang Lancar

c. Kemampuan berhitung. :Kurang mampu

Harapan / keinginan wajib belajar setelah mengikuti pelajaran KF :

perlu dilanjutakan

Poncowarno,4November2023
Tutor,

AGESTINA MERDHIKA WATI

KEMAMPUAN AWAL CALISTUNG WARGA BELAJAR

16
Nama Warga Belajar :Suherman

Keterampilan calistung Ya Tidak Ket

A Membaca
1. Belum kenal huruf sama sekali atas √
sebagian saja
Kenal huruf, tetapi tidak dapat merangkai
huruf
menjadi kata
Sudah membaca kata tetapi terpatah-patah
Sudah membaca dengan benar
Membaca paragraf pendek dengan lancar

17
1)
2) Membakar kalori dalam tubuh
3) Melatih keseimbangan
Langkah langkah Roll depan yg baik dan benar Dengan menggunakan awalan
bediri
1) Tubuh dalam posisi berdiri tegak dengan kedua tangan lurus disamping.
Arahkan pandangan lurus ke depan matras
2) Ulurkan tangan lurus memegang matras sambil membungkukkan badan
3) Posisi kepala masuk di antara dua tangan. Usahakan dagu menyentuh matras
dengan baik.

A. Back Roll (guling belakang)


Back roll (guling belakang) adalah menggulingkan badan ke belakang
dengan posisi badan tetap harus membulat. Adapun beberapa manfaat Roll
belakang bagi anak sekolah dasar

18
1) Membantu menguatkan tulang
2) Melenturkan tubuh
3) Menguatkan otot
4) Membantu meningkatkan sirkulasi darah
5) Melatih keseimbangan
Cara melakukan gerakan guling depan yang baik dan benar
1) Tubuh dalam posisi jongkok, kedua kaki rapat dengan tumit agak sedikit
diangkat.
2) Kepala menunduk dan posisi dagu menyentuh dada. Kaki ditolakkan pada
lantai ke arah belakang, dijadikan pendorong untuk menggulingkan badan.
3) Saat posisi punggung di matras, letakkan tangan yang sudah ditekuk di
samping telinga.
4) Kaki diangkat dan diayunkan melewati kepala. Pada saat yang bersamaan
tangan digunakan sebagai tumpuan dan tolakan.
5) Sesudah berguling posisikan tubuh kembali jongkok

B. Loncat Harimau
Loncat harimau merupakan salah satu gerakan dalam senam lantai tanpa
bantuan alat. Gerakan lompat harimau berasal dari sikap kedua lengan ketika
melompat dan berguling yang menyerupai harimau.

Keterampilan calistung Ya Tidak Ket.


A Membaca
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
B. Menulis
1.
2.
3.
4.
5.

19
C. Berhitung
1.
2.
3.
4.
5.

Manfaat lompat harimau bagi anak sekolah dasar


1) Meningkatkan kesehatan dan jantung
2) Memperlancar metabolisme tubuh
Langkah langkah lompat harimau
1) Sikap awalan berdiri mengambil ancang-ancang dengan kecepatan
disesuaikan. Kemudian kedua kaki rapat dan tumit diangkat. Pada beberapa
langkah terakhir bersiap melakukan tolakan.
2) Tolakan kedua kaki sehingga badan terdorong ke depan. Pergelangan kaki
dan lutut dibengkokkan untuk melompat ke atas dan ke depan. Lompatlah ke
atas dan ke depan dengan kedua tangan lurus ke depan hingga badan
melayang di udara dengan posisi badan dan kaki dalam keadaan lurus.
Setelah itu tungkai lurus, tangan diayunkan ke depan, dan mendarat lebih
dulu pada matras.
3) Tekuk kepala hingga menunduk di antara kedua tangan hingga pundak
menyentuh matras dan punggung dibulatkan sehingga terjadi gulingan ke
depan. Akhiri dengan posisi jongkok serta tangan lurus ke depan.

C. Sikap Lilin.
Sikap lilin adalah sikap meluruskan badan dengan sikap kedua kaki rapat
ke atas. Sikap lilin merupakan gerakan senam lantai yang sulit dilakukan. Faktor
yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan gerakan dalam melakukan sikap
lilin yaitu keseimbangan.
Manfaat sikap lilin bagi anak sd
1) Tubuh lebih seimbang
2) Membentuk otot perut
3) Melenturkan otot pinggang
Langkah dalam melakukan sikap lilin

20
1) Posisikanlah tubuh tidur telentang dengan kaki lurus dan tangan di samping
badan.
2) Posisi kaki harus lurus dan rapat agar bisa melakukan sikap lilin.
3) Kaki dalam posisi lurus dan rapat diangkat ke atas.
4) Gunakanlah tangan sebagai penopang pinggang dan kaki.

D. Chill Pose

Manfaat Chill pose


1) Menenangkan tubuh secara keseluruhan
2) Menegangkan punggung bagian bawah
3) Menegangkan bahu
Langkah langkah Chill pose
1) Sikap telungkap. Kemudian tengkuk kaki kedalam
2) Kedua tangan panjangkan kedepan
3) Lebaran lutut dengan jari menyentuh satu sama lain
4) Kemudian posisikan dada turun di antara paha

E. Sikap Kupu Kupu


Sikap kupu kupu Merupakan salah satu jenis senam lantai yang paling
mudah di lakukan
Manfaat sikap kupu kupu
1) Melatih kelenturan Otot kaki

Keterampilan calistung Ya Tidak Ket.


A. Membaca
1.
2.
3.
4.
5.
6.
B. Menulis
1.

21
2.
3.
4.
5.
C. Berhitung
1.
2.
3.
4.
5.

i darah
2) Meningkatkan kinerja sistem limfatik yg dpt membantu memperkuat
kekebalan tubuh

2.2.1. Senam Irama


Senam irama adalah bentuk-bentuk gerakan senam yang merupakan perpaduan
antara berbagai bentuk gerakan dengan irama yang mengiringinya, misalnya seperti
tepukan, ketukan, tambore, nyanyian, musik dan sebagainya. Keindahan bentuk-
bentuk gerakan menciptakan variasi gerakan dan membentuk gerakan melalui
koordinasi antara berbagai bentuk gerakan dengan irama.
Berikut beberapa contoh gerakan dasar senam irama
a. Gerak dasar langkah kaki
b. Gerak Ritmik ayunan lengan
c. Kombinasi gerak Ritmik Langkah kaki dan ayunan lengan
Manfaat senam irama bagi anak SD
a. Menjaga kesehatan jantung
b. Memperkuat otot dan tulang
c. Mengoptimalkan fungsi otak
d. Merawat kesehatan tulang
e. Menjaga keseimbangan fisik

22
Keterampilan calistung Ya Tidak Ket.

A. Membaca

1.

2.

3.

4.

5.

6.

B. Menulis

1.

2.

3.

4.

5.

C. Berhitung

1.

2.

3.

4.

5.

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

23
Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan
dan perkembangan anak. Gerakan senam juga dapat merangsang perkembangan kompenen
kebugaran jasmani, seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh tubuh. Senam juga
mampu mengembangkan keterampilan gerak dasar anak. Sikap dasar senam diantaranya
yaitu Chalesthentic, Tumbling dan akrobatik. Beberapa Contoh senam yang cocok unbtuk
anak SD yaitu : senam aerobic, senam lantai, dan senam irama.

3.2. SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis, menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada
sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

24
Keterampilan calistung Ya Tidak Ket.

A. Membaca

1.

2.

3.

4.

5.

6.

B. Menulis

1.

2.

3.

4.

5.

C. Berhitung

1.

2.

3.

4.

5.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat Imam. 1996. Senam. Diktat. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Wall, Jennifer and Murray, Nancy, 1994. Children & Movement, Physical Education in the
Elementary School. Dubuque, IA. WMC Brown.

25
Selimg 1 lembar

26
Keterampilan calistung Ya Tidak Ket.

A. Membaca

1.

2.

3.

4.

5.

6.

B. Menulis

1.

2.

3.

4.

5.

C. Berhitung

1.

2.

3.

4.

5.

27
Seling satu lembar

28
Keterampilan calistung Ya Tidak Ket.

A. Membaca

1.

2.

3.

4.

5.

6.

B Menulis

1.

2.

3.

4.

5.

C. Berhitung

1.

2.

3.

4.

5.

29
Sisipkan 1 lembar

30
Keterampilan calistung Ya Tidak Ket.

A. Membaca

1.

2.

3.

4.

5.

6.

B. Menulis

1.

2.

3.

4.

5.

C. Berhitung

1.

2.

3.

4.

5.

31
Sisipkan satu lembar

32
Keterampilan calistung Ya Tidak Ket.

A. Membaca

1.

2.

3.

4.

5.

6.

B. Menulis

1.

2.

3.

4.

5.

C. Berhitung

1.

2.

3.

4.

5.

33
Sisipkan satu lembar

Keterampilan calistung Ya Tidak Ket.

34
A. Membaca

1.

2.

3.

4.

5.

6.

B. Menulis

1.

2.

3.

4.

5.

C. Berhitung

1.

2.

3.

4.

5.

35

Anda mungkin juga menyukai