Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

PEMANFAATAN PLATFORM MERDEKA MENGAJAR (PMM)

PELATIHAN MANDIRI TOPIK PROJEK PENGUATAN


PROFIL PELAJAR PANCASILA

Oleh :

NAMA : RUSNANI, S.Pd.


NIP : 19811116 200903 2 005
UNIT KERJA : SMA NEGERI 2 PULANG PISAU

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 2 PULANG PISAU

2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pengembangan Diri “Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar -


Pelatihan Mandiri Topik Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila” ini telah
disahkan dan disetujui pada:

Tanggal : ..................................................

Oleh:

Mengesahkan,
Kepala SMAN 2 Pulang Pisau

RUKAYAH, S.Pd., M.Pd


NIP. 19700708 199703 2 006
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan nikmatnya kepada kita,
sehingga penulis dapat menyusun Laporan Pengembangan Diri
Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar - Pelatihan Mandiri Topik Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban penulis
atas keikutsertaan pada kegiatan Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar
- Pelatihan Mandiri Topik Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Pembuatan laporan ini dapat berjalan dengan lancar berkat bantuan
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Mariani, M.Pd., selaku Pengawas Pembina SMA Negeri 2 Pulang Pisau
yang telah membmbing dan mendampingi dalam pemanfaatan Platform
Merdeka Mengajar (PMM).
2. Rukayah,S.Pd.,M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 2 Pulang Pisau yang
telah memberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan Pemanfaatan
Platform Merdeka Mengajar - Pelatihan Mandiri Topik Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila.
3. Rekan guru SMA Negeri 2 Pulang Pisau
4. Dan semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis
selama berlangsungnya kegiatan ini.
Pada laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahan karena terbatasnya kemampuan penulis, oleh karena itu kritik
dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan guna perbaikan di
kemudian hari.
Pulang Pisau, September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................


Halaman Pengesahan ................................................................................
Kata Pengantar ...........................................................................................
Daftar Isi ......................................................................................................

BAB I BAGIAN AWAL


A. Judul Diklat ....................................................................................
B. Waktu Pelaksanaan Diklat ............................................................
C. Tempat Diklat ................................................................................
D. Tujuan Diklat .................................................................................
E. Lamanya Pelaksanaan Diklat ........................................................
F. Penyelenggara Diklat ....................................................................
G. Surat Tugas ...................................................................................
H. Sertifikat ........................................................................................

BAB II BAGIAN ISI


A. Tujuan dan Alasan Mengikuti Diklat ..............................................
B. Deskripsi Materi ............................................................................
C. Tindak Lanjut .................................................................................
D. Dampak/Hasil ................................................................................
E. Penutup .........................................................................................

BAB III BAGIAN AKHIR


A. Matriks Ringkasan Pelaksanaan Diklat .........................................

LAMPIRAN
BAB I
BAGIAN AWAL

A. Judul Diklat
Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar - Pelatihan Mandiri Topik
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

B. Waktu Pelaksanaan Diklat


Waktu pelaksanaan kegiatan dimulai tanggal 2 September hingga 14
September 2023.

C. Tempat Diklat
Kegiatan diselenggarakan secara daring/Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM).

D. Tujuan Diklat
Mendorong guru agar dapat mengembangkan kompetensi dan
profesionalitasnya dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka.

E. Lama Pelaksanaan Diklat


Pelaksanaan kegiatan berlangsung selama 2 (dua) minggu mulai
tanggal 2 September 2023 hingga 14 September 2023.

F. Penyelenggara Diklat
Diklat ini diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

G. Surat Penugasan
Pelaksanaan pelatihan mandiri dilakukan atas dasar penugasan dari
Pengawas Pembina SMA Negeri 2 Pulang Pisau, Mariani,S.Pd dan
arahan Kepala SMA Negeri 2 Pulang Pisau, Rukayah,S.Pd.,M.Pd
dalam kegiatan kunjungan dan bimbingan pengawas sekolah di SMA
Negeri 2 Pulang Pisau pada tanggal 30 Agustus 2023.

H. Sertifikat
Terlampir
BAB II
BAGIAN ISI

A. Tujuan dan Alasan Mengikuti Diklat


Sebagai seorang pendidik, penulis dituntut untuk terus
mengembangkan kompetensi sebagai bentuk integritas sebagai
seorang pendidik, sehingga akan berdampak pada peningkatan kualitas
pembelajaran yang akan dihadirkan kepada peserta didik.

Selain sebagai sarana pengembangan kompetensi penulis sebagai


pendidik, kegiatan ini menunjang pendidik dalam mengimplementasikan
kurikulum merdeka yang baru dijalankan di SMA Negeri 2 Pulang Pisau
pada Tahun Pelajaran 2023/2024.

Berdasarkan alasan yang telah disebutkan diatas, penulis mengikuti


Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar - Pelatihan Mandiri Topik
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

B. Deskripsi Materi
1. Resume Modul
a. Modul 1 - Projek dan Profil Pelajar Pancasila
Dalam ketrampilan abad 21 cakupannya tidak hanya ketrampilan
berfikir kritis dan literasi tetapi ketrampilan social. Ketrampilan
kognitif bukan yang utama tetapi jadi komponen pendukung. Ki
Hajar Dewantara merangkumnya sebagai keseimbangan
pendidikan ada olah piker, olah rasa, olah karsa dan olahraga. Ki
Hajar Dewantara juga menekankan bahwa mempelajari
pengetahuan saja tidak cukup karena pelajar perlu menggunakan
pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata dimana dapat
berinteraksi dengan lingkungan.
Dalam projek penguatan profil pancasila kita dapat mengajak
murid untuk belajar melalui projek dengan tema dan isu yang
beragam sehingga murid dapat menjawab pengetahuan dan
kompetensi abad 21. Enam dimensi kunci profil pelajar pancasila
antara lain:

Bentuk kegiatan pembelajarannya adalah projek atau disebut


projek penguatan profil pelajar pancasila. Dalam prakteknya
projek ini merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk
mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di
lingkungan sekitarnya. Prosesnya adalah serangkaian kegiatan
dengan cara menelaah suatu tema yang menentang konsteknya.
Projek penguatan profil pelajar pancasila menggunakan
pendekatan pembelajaran berbasis projek atau project based
learning. Projek penguatan profil pelajar pancasila memberikan
kesempatan bagi siswa untuk belajar dalam situasi tidak formal,
struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih
interaktif dan terlibat langsung dengan lingkungan sekitar.

Projek penguatan profil pelajar pancasila merupakan pendekatan


pembelajaran yang secara khusus dirancang untuk memberikan
pengalaman yang membangun kemampuan para murid untuk
menggunakan berbagai pengetahuan dan wawasan secara
konstektual.

Prinsip projek penguatan profil pelajar pancasila antara lain:


1. Holistik
Holistik artinya memandang segala sesuatu secara utuh
dan menyeluruh. Dalam holistik kita mengkaji sebuah
tema secara secara utuh dan melihat dari berbagai hal
untuk memahami sebuah isu secara mendalam. Tema
projek menjadi wadah untuk meleburkan berbagai
prerspektif dan konten pengetahuan secara terpaku. Cara
pandang holistik ini juga mendorong kita untuk dapat
melihat koneksi yang bermakna antara komponen dalam
pelaksanaan projek seperti murid, guru, sekolahn,
masyarakat dan realitas kehidupan sehari-hari.
2. Konstektual
Konstektual berarti kegiatan pembelajaran didasarkan
pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian.
Dalam konstektual mendorong guru dan murid untuk
dapat menjadikan lingkungan sekitan dan realitas
kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama
pembelajaran.
3. Berpusat pada Siswa
Berpusat pada Siswa berarti skema pembelajran
dirancang agar Siswa terdorong untuk menjadi subjek
pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya
secara mandiri. Dalam berpusat pada Siswa mendorong
murid untuk aktif mengelola proses belajarnya secara
mandiri dari perancanaan, menentukan jenis projek
hingga melibatkan diri dalam evaluasi projeknya.
4. Eksploratif
Eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka
ruang yang lebar bagi proses inkuiri dan
pengembagangan diri. Dalam eksploratif berkaitan
dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi
proses pengembangan diri dan proses inkuiri yang
merupakan proses memperoleh informasi dengan
mengembangkan pertanyaan, menyelesaikan
permasalahan, memperoleh wawasan, merancang
penelitian, mereflesikan secara kritis prinsip-prinsip
tertentu.
b. Modul 2 – Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila antara lain:
1. Gaya Hidup Berkelanjutan
Siswa memahami dampak aktivitas manusia, baik jangka
pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan
kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. Siswa
juga membangun kesadaran untuk bersikap dan
berperilaku ramah lingkungan, mempelajari potensi krisis
keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya serta
mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan
memitigasinya. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema:
 Jakarta: situasi banjir
 Kalimantan: hutan sebagai paru-paru dunia
 Daerah pedesaan: pemanfaatan sampah organik
2. Kearifan Lokal (SD-SMA/SMK)
Siswa membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri
melalui eksplorasi budaya dan kearifan lokal masyarakat
sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya
Siswa
Contoh kontekstualisasi tema:
 Jawa Barat: sistem masyarakat di Kampung Naga
 Papua: sistem masyarakat di Lembah Baliem
 SMK tata kecantikan: eksplorasi seni pranata acara
adat Jawa
3. Bhineka Tunggal Ika (SD-SMA/SMK)
Siswa mengenal dan mempromosikan budaya
perdamaian dan anti kekerasan, belajar membangun
dialog penuh hormat tentang keberagaman serta nilai-nilai
ajaran yang dianutnya. Siswa juga mempelajari perspektif
berbagai agama dan kepercayaan, secara kritis dan
reflektif menelaah berbagai stereotip negatif dan
dampaknya terhadap terjadinya konflik dan kekerasan.
Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema:
Menangkap isu-isu atau masalah keberagaman di
lingkungan sekitar dan mengeksplorasi pemecahannya
4. Bangunlah Jiwa dan Raganya (SMP-SMA/SMK)
Siswa membangun kesadaran dan keterampilan
memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya
maupun orang sekitarnya. Siswa melakukan penelitian
dan mendiskusikan masalah-masalah terkait
kesejahteraan diri (wellbeing), perundungan (bullying),
serta berupaya mencari jalan keluarnya. Mereka juga
menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan
kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk
isu narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi. Tema
ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/ MTs, SMA/MA,
SMK/MAK, dan sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema:
Jenjang SMP/SMA dan setara: Mencari solusi untuk
masalah cyber bullying yang marak di kalangan remaja.
Jenjang SMPLB/SMALB: Pengembangan kemandirian
dalam merawat diri dan menjaga kesehatan
5. Suara Demokrasi (SMP-SMA/SMK)
Siswa menggunakan kemampuan berpikir sistem,
menjelaskan keterkaitan antara peran individu terhadap
kelangsungan demokrasi Pancasila. Melalui pembelajaran
ini Siswa merefleksikan makna demokrasi dan memahami
implementasi demokrasi serta tantangannya dalam
konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi
sekolah dan/atau dalam dunia kerja. Tema ini ditujukan
untuk jenjang SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan
sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema:
Sistem musyawarah yang dilakukan masyarakat adat
tertentu untuk memilih kepala desa
6. Rekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI (SD-
SMA/SMK)
Siswa melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus
kemampuan berempati untuk berekayasa membangun
produk berteknologi yang memudahkan kegiatan diri dan
sekitarnya. Siswa dapat membangun budaya smart
society dengan menyelesaikan persoalan-persoalan di
masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan
teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek
teknologi. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, SMK/ MAK, dan sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema:
Membuat desain inovatif sederhana yang menerapkan
teknologi untuk menjawab permasalahan di sekitar satuan
pendidikan.
7. Kewirausahaan (SD-SMA/SMK)
Siswa mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal
dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi
tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial
dan kesejahteraan masyarakat. Melalui kegiatan ini,
kreativitas dan budaya kewirausahaan akan
ditumbuhkembangkan. Siswa juga membuka wawasan
tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan
masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta
siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh
integritas. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, dan sederajat. (Karena jenjang
SMK/MAK sudah memiliki mata pelajaran Projek Kreatif
dan Kewirausahaan, maka tema ini tidak menjadi pilihan
untuk jenjang SMK.)
Contoh kontekstualisasi tema:
Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya
jual.
Dua tema yang wajib dijalankan di SMK yaitu:
8. Kebekerjaan dan Budaya Kerja
Siswa menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah
dipahami dengan pengalaman nyata di keseharian dan
dunia kerja. Siswa membangun pemahaman terhadap
ketenagakerjaan, peluang kerja, serta kesiapan kerja
untuk meningkatkan kapabilitas yang sesuai dengan
keahliannya, mengacu pada kebutuhan dunia kerja terkini.
Dalam projeknya, Siswa juga akan mengasah kesadaran
sikap dan perilaku sesuai dengan standar yang
dibutuhkan di dunia kerja. Tema ini ditujukan sebagai tema
wajib khusus jenjang SMK/MAK.
Contoh kontekstualisasi tema:
Lampung: eksplorasi pengembangan serat tekstil dari
limbah daun nanas
Kawasan industri sekitar Jakarta: budidaya dan
pengolahan tanaman lokal Betawi.
c. Modul 3 – Merancang Projek Penguatan Profil Pancasila
A. Peran Setiap Pemangku kepentingan
Pembelajaran berbasis projek akan terlaksana secara optimal
apabila berbagai pihak dalam satuan pendidikan sebagai
komponen utama pembelajaran dapat saling mengoptimalkan
peranya.
Peran setiap pemangku kepentingan adalah sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
 Membentuk tim projek dan ikut aktif dalam
perencanaan projek
 Mengawasi dan mengelola pelaksanaan projek
 Membangun komunikasi yang kolaboratif
 Mengembangkan kapasitas pendidik
 Melakukan coaching secara berkala
 Memimpin refleksi, evaluasi dan assesment
2. Pendidik/ guru
 Bertanggung jawab dari perencanaan projek hingga
pelaksanaanya
 Fasilitator bagi murid
 Membimbing murid dalam pelaksanaan projek
3. Murid
 Berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran
4. Pengawas
 Mengawasi pelaksanaan projek
 Memberikan pendampingan dan pembinaan
 Memberikan informasi terbaru terkait kebijakan yang
berhubungan dengan kurikulum dan projek penguatan
profil pelajar pancasila
5. Dinas provinsi dan Kabupaten/ kota
 Memastikan satuan pendidikan memiliki sarana dan
prasarana yang cukup dan memadai
 Meningkatkan kapasitas guru dan tenaga pendidikan
 Memastiakan dan mengawasi keterlibatan pemangku
kepentingan
 Jika terjadi Pulang Pisaua, memberikan solusi
6. Komite
 Memberikan pengawasan dan dukungan terkait
pelaksanaan proyek
7. Masyarakat/ orang tua
 Menjadi sumber belajar yang bermakna bagi murid
untuk mengidentifikasi isu dan masalah yang muncul
 Menjadi sumber informasi
B. Identifikasi Tahapan Kesiapan
Tahap awal
 Belum memiliki system
 Diketahui pendidik secara terbatas
 Projek dijalankan secara internal
Tahap Berkembang
 Dipahami sebagai pendidik
 Mulai melibatkan pihak diluar sekolah
Tahap Lanjutan
 Projek dipahami semua pendidik
 Menjalin kerjasama dengan berbagai mitra
Identifikasi kesiapan satuan pendidikan melalui beberapa
pertanyaan:
 Apakah pembelajaran berbasis proyek sudah menjadi
kebiasaan di sekolah?
 Apakah projek sudah dilakukan secara lintas disiplin ilmu?
 Apakah satuan pendidikan memiliki system yang
mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek?
 Apakah sudah ada keterlibatan mitra?
C. Pengembangan tema projek setiap fase/ jenjang
1. Awal perjalanan : MEMILIH TEMA PROJEK
 Kekuatan/ keunggulan
 Kebiasaan
 Keadaan dan kebutuhan
 Kesukaan
 Berita/ isu terkini
 Fenomena alam
 Tokoh/ tempat penting
2. Sepanjang perjalanan: MENGEMBANGKAN TEMA
MENJADI TOPIK PROJEK
 Gaya hidup berkelanjutan
 Kearifan local
 Bhineka Tunggal Ika
 Bangunlah Jiwa dan raganya
 Suara demokrasi
 Berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI
 Kewirausahaan
3. Perjalanan lanjutan: BEREKSPRESI DAN
MENGEKSPLORASI KEMUNGKINAN
Contoh Topik : Gaya hidup berkelanjutan
Apa saja masalah, pertanyaan atau kata kunci yang terlintas?
 Makanan sehat
 Kurangi sampah plastik
 Mengapa banjir datang?
 Seberapa bahayakah polusi?
D. Perencanaan projek sebagai assessment
Format assesmen: Projek
Projek dapat dijadikan assesmen untuk melihat ketercapaian
perkembangan murid secara holistic, tidak hanya focus pada
hasil akhir saja.
Penerapan projek sebagai assesmen :
1. Merancang alokasi waktu dan dimensi profil pelajar
Pancasila
2. Membentuk tim fasilitasi projek
3. Identifikasi tingkat kesiapan satuan pendidikan
4. Pemilihan tema umum
5. Penentuan topik spesifik
6. Merancang modul projek
Contoh pilihan waktu pelaksanaan projek :
1. Tentukan 1 hari khusus dalam seminggu untuk
pelaksanaan projek
2. Alokasikan 1-2 jam pelajaran di akhir khusus untuk
pelaksanaan projek
3. Kumpulkan/ padatkan pelaksanaan tema projek dalam 1
periode waktu
d. Modul 4 – Merancang Modul Projek
Pemilihan Elemen dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila
serta Penentuan Kriteria Pencapaian
Penentuan elemen dan sub elemen akan berdampak pada
hasil capaian yang maksimal yang dapat diukur dengan asesmen
yang tepat. Dalam penentuan elemen dan sub elemen,
Bapak/Ibu Guru dapat menggunakan matriks atau tabel yang
terdapat pada naskah akademik Profil Pelajar Pancasila pada
saat merancang modul projek. Pada matriks, ada elemen yang
kita sebut dimensi, elemen, dan sub elemen, fase belajar dan
target pencapaian sesuai jenjang fase belajar. Selanjutnya kita
dapat menentukan elemen, sub elemen dan target
pencapaiannya dengan langkah yang dapat dilakukan. Alur dapat
dikembangkan, dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan Bapak/Ibu
Guru.
Sebagai contoh dari hasil asesmen diagnostik didapati bahwa
lingkungan sekolah atau lokasi tempat murid tinggal seringkali
menghadapi banjir tahunan karena rusaknya ekosistem, hal ini
disebabkan kurangnya daerah resapan air atau buang sampah
sembarangan, oleh karena itu tema yang diambil adalah Gaya
Hidup Berkelanjutan. Dalam projek ini guru berharap bahwa
murid memiliki akhlak mulia dengan menunjukkan kepedulian
akan lingkungan sekitar sehingga tergerak untuk melakukan
sesuatu yang bermakna lewat projek. Melalui hal ini kita dapat
menentukan dimensi sebagai berikut dimensi beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong
royong. Pemilihan elemen dan sub elemen yang dipilih
disesuaikan dengan kebutuhan. Pada dimensi beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, terdapat elemen akhlak pada
alam, dari elemen akhlak kepada alam, telah dijabarkan dalam
matriks beberapa pilihan sub elemen yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi murid, sehingga Bapak/Ibu Guru dapat
memilih sub elemen menjaga lingkungan alam sekitar.

Merancang Rubrik Asesmen Projek SMA/K


Tema dan topik Project pada jenjang SMA SMK yang akan
kita bahas pada materi ini contoh temanya adalah kewirausahaan
untuk jenjang SMA dan SMK di fase contoh topiknya adalah
pemanfaatan potensi daerah oleh Wirausaha muda Indonesia
melalui topik ini murid diharapkan dapat menumbuhkan profil
pelajar Pancasila yang mandiri kreatif mampu bekerjasama dan
memiliki integritas diri. Pada project ini murid diajak untuk
mengidentifikasi potensi daerah tempat tinggalnya lalu
memanfaatkannya sebagai peluang usaha. Selain itu murid
dapat belajar membangun kekuatannya dan mengasah
keterampilannya dalam hal berwirausaha. Selanjutnya
bagaimana melakukan asesmen? Pada pelaksanaannya ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Bagaimana mengukur keberhasilan suatu Project
2. Bagaimana memberikan penilaian yang tepat
3. Kapan penilaian dilakukan
Kita perlu mengidentifikasi bagaimana cara mengukur
keberhasilan aspek pembelajaran yang mau kita capai dalam
project ini, pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan
beragam instrumen misalnya rubrik. Lalu Aspek apa saja yang
dapat kita ukur dengan menggunakan rubrik?
1. Pada kegiatan Project, aspek yang pertama adalah
capaian holistik murid, rubrik digunakan untuk mengukur
ketercapaian murid secara keseluruhan sesuai dimensi
dan elemen yang dipilih pada project ini.
2. Berikutnya adalah aspek proses, dalam proses
pembelajaran project, kita akan melakukan asesmen
diagnostik yang dilakukan sebelum project dilakukan.
Asesmen ini bertujuan mengidentifikasi pengetahuan
awal murid terkait tema kewirausahaan juga sebagai
acuan merancang Project wirausahaan yang sesuai
dengan minat dan pengetahuan murid.
3. Pada aspek penilaian terakhir yang dapat kita buatkan
rubriknya yaitu aspek output atau produk atau hasil akhir
dari project kewirausahaan. Guru akan mengadakan
asesmen sumatif untuk mengukur pencapaian hasil
belajar murid yang dilakukan di akhir materi
pembelajaran. Untuk Project kewirausahaan ini terdapat
dua jenis asesmen sumatif sesuai dengan produk akhir
yaitu presentasi proposal dan unjuk karya.
Merancang/memodifikasi Modul Projek SMA/K (Bangunlah
Jiwa dan Raganya)
Yuk kita lihat perjalanan tim guru dari SMK Negeri 1
Mangunreja untuk sama-sama belajar. Pihak sekolah SMKN 1
Mangunreja menyadari bahwa fenomena penggunaan media
sosial pada murid adalah hal yang tidak dapat dibendung di era
teknologi saat ini. Media sosial memiliki dampak positif maupun
negatif pada murid SMKN mangureja khususnya dan seluruh
remaja di sekitar lingkungan sekolah, terkait dengan topik
bangunlah jiwa dan raganya pihak sekolah memiliki keprihatinan
terhadap fenomena penggunaan media sosial secara negatif
yang berpotensi untuk Merusak mental murid dan anak remaja
lainnya. Fenomena yang kerap muncul adalah perihal
perundungan melalui media social. Maka para guru melakukan
asesmen diagnostik pada murid untuk menggali dan memetakan
dinamika penggunaan media sosial pada murid. Hal yang
menarik adalah sebanyak 75% partisipan siap untuk
berkomitmen membangun aktivitas media sosial secara positif
namun masih sebagian kecil yang mengetahui referensi
bermedia sosial secara positif berdasarkan hasil asesmen
tersebut, kemudian para guru memfasilitasi murid kelas 11
dikelasnya untuk menentukan tema Project bangun jiwa dan raga
melalui kontribusi murid. Murid mulai melihat korelasi antara kata
kontribusi pada visi disekolah dengan fenomena yang sedang
diangkat, kemudian murid dan guru berhasil merumuskan topik
Project yaitu bermedia sosial seru dan bermanfaat untuk teman
sebaya. Dari topik yang telah ditentukan kemudian tim guru
merumuskan tujuan Project, tujuan ini kemudian dicapai oleh
murid guru melalui alur Project:
1. Alur satu, temukan proyek ini dimulai dengan murid
mempelajari berbagai potensi dan inspirasi positif dari
media sosial serta menggali potensi dalam diri dan
lingkungan sekitar yang dapat dioptimalkan untuk
mengolah media sosial secara positif.
2. Alur dua, murid menetapkan ide tujuan dan dampak positif
yang tumbuh pada teman sebaya bila idenya telah
diwujudkan
3. Alur tiga, murid merancang dan menjabarkan langkah
untuk mencapai tujuan serta mengidentifikasi sumber
daya pendukung dalam fase pelaksanaan projek
4. Alur 4, tingkatkan rangkaian Project diakhiri adanya
assessment sumatif dengan aktivitas presentasi hasil
Project yang memuat teknik perbaikan serta perubahan
yang dialami oleh murid maupun dampak yang terlihat
pada sasaran program.
5. Terakhir murid akan mengidentifikasi hal apa yang masih
perlu diperbaiki dan hal apa yang sudah berjalan baik
sebagai hasil refleksi dan umpan balik bagi pembelajaran
selanjutnya.
Merancang/ Memodifikasi Modul Projek SMK (Kebekerjaan)
Pada materi praktik video ini akan menjelaskan cara
merancang modul Project penguatan profil pelajar Pancasila
untuk jenjang SMK khususnya untuk tema kebekerjaan. Ada
enam tahap yang perlu dilalui saat ibu dan bapak guru
merancang sebuah Project, keenam tahapan tersebut adalah:
1. Merancang alokasi waktu dan dimensi profil pelajar
Pancasila,
2. Membentuk tim fasilitasi Project
3. Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan pendidikan
4. Pemilihan tema umum
5. Menentukan topik spesifik dan
6. Merancang model Project
Dunia kerja merupakan ruang praktik sekaligus belajar yang
sangat luas dan terbuka memberikan kesempatan bagi murid
untuk merasakan pengalaman nyata yang beragam yang dapat
membangun pemahaman mereka terhadap Ketenagakerjaan,
peluang kerja serta kesiapan kerja untuk meningkatkan
kapabilitas mereka masing-masing. Dalam merancang projek
kebekerjaan, Ibu dan bapak guru dapat mulai melibatkan murid
sejak awal project, ajak mereka berdiskusi dengan membahas
permasalahan otentik serta memberikan beberapa pertanyaan
pemantik, seperti menurutmu apa saja yang diperlukan untuk
mempersiapkan diri untuk masuk ke dunia kerja? Menurutmu apa
saja sih tantangan kerja di masa ini? Setelah mengidentifikasi
potensi diri masing-masing maka mereka dapat melakukan aksi
nyata/praktik langsung, contoh penerapan dalam tahap ini,
misalnya tentang kemahiran dalam memanfaatkan teknologi,
langsung mempraktekkan pada murid, mereka dapat membuat
surat elektronik yang baik atau mencoba memanfaatkan aplikasi
digital yang banyak digunakan dalam dunia kerja seperti MS
Word MS Excel MS PowerPoint. Untuk mengoptimalkan
pelaksanaan projek, ibu dan bapak guru perlu menyediakan
ruang dan kesempatan untuk mereka berkembang, perbanyak
juga kesempatan untuk praktik dan mencoba langsung aneka
teori dan pengetahuan yang mereka dapatkan dari dalam kelas.
Sediakan juga waktu dan energi untuk langsung memberikan
umpan balik saran dan masukan bagi murid-murid kita, lakukan
menggenapi Project dengan saling berbagi karya serta
melakukan evaluasi dan refleksi.

Merancang/ Memodifikasi Modul Projek SMA/K (Berekayasa


dan Berteknologi untuk Membangun NKRI)
Kita akan mengangkat tema merekayasa dan berteknologi
dalam membangun NKRI dengan topik berkebun. Selanjutnya
kita akan menentukan dimensi apa saja dari profil pelajar
Pancasila yang akan dicapai? dimensi yang akan dicapai fokus
pada berakhlak pada alam dan dimensi lainnya juga bisa
dikembangkan pada modul project ini yaitu bergotong-royong
dengan sub elemen kerjasama dan komunikasi untuk mencapai
tujuan Bersama, bernalar kritis dengan sub elemen mengajukan
pertanyaan mengidentifikasi mengklarifikasi dan mengolah
informasi dan juga gagasan menganalisis dan mengevaluasi
penalaran dan prosedurnya, kreatif dengan elemen memiliki
Keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi
permasalahan. Bagaimana kita akan menentukan ketercapaian
elemen ataupun sub elemen dari profil pelajar Pancasila
tersebut? Untuk assessment sumatif kita akan menggunakan dua
jenis rubrik yang berhubungan dengan elemen dari profil pelajar
Pancasila dan juga hasil karya. Rubrik hasil karya ini dibuat
bersama-sama dengan peserta didik untuk asesmen formatif,
sepanjang proses pembelajaran berlangsung melalui pemberian
umpan balik dan juga akan menggunakan jurnal Project. Project
berkebun tanpa tanah ini kita akan menggunakan proses desain
rekayasa atau engineering design proses yang terdiri dari
beberapa tahap. Akan ada kegiatan yang akan dilakukan oleh
peserta didik. Setelah kita tahu apa saja kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan di masing-masing tahapan, lanjut ke membuat
skenario pembelajaran nya. Setelah skenario pembelajaran
sudah selesai, kita lengkapi dengan lembar kerja referensi artikel
video jurnal Project dan apapun yang akan dibutuhkan oleh
peserta didik selama proses pelaksanaan proyek berlangsung.
Sampai di sini kita sudah selesai membuat Project.
komponen utama pembelajaran dapat saling mengoptimalkan
peranya.
e. Modul 5 – Pelaksanaan Projek SMP-SMA/K
1. Pelibatan dalam pembelajaran projek
 Pelibatan murid dalam projek SMP - SMA/K
Tugas sekolah atau projek bukan hanya sebatas
kewajiban yang harus dipenuhi, melainkan sebagai ruang
untuk berkembang, berproses, dan mengaktualisasikan
diri.
Sebagai fasilitator pembelajaran, guru dapat memulai
pelaksanaan projek dengan mengajak murid melihat
situasi nyata yang terjadi dalam kehidupan, kegiatan ini
dapat memancing perhatian dan keterlibatan murid.
Pada tahap ini ada 2 strategi yang bisa dilakukan.
Pertama, mengajukan pertanyaan pemantik. Yaitu
pertanyaan yang jawabannya tidak tersedia begitu saja di
buku atau internet. Pertanyaan ini mendorong murid untuk
melakukan eksplorasi lebih lanjut.
Kedua, memulai diskusi dengan permasalahan
autentik yaitu permasalahan nyata yang dialami oleh
murid dalam kehidupan sehari-hari. Guru menyampaikan
paparan dari berbagai media, mengajak narasumber,
ataupun mengajak murid langsung mengamati di
lapangan
kunci dari implementasi kegiatan Project adalah
keterlibatan belajar murid dalam proses pembelajaran
sebagai fasilitator guru diharapkan dapat kreatif
menemukan strategi untuk meningkatkan pasti belajar
seluruh murid.
Selama berproyek ada empat hal yang bisa dilakukan
untuk mendorong murid-murid agar mau dan mampu lebih
terlibat dalam berproyek, yaitu membangun ikatan dengan
murid sebagai fasilitator pembelajaran, memberikan
tantangan secara bertahap, memelihara rasa ingin tahu
dan melakukan refleksi secara berkala.
 Pelibatan Mitra
Pembelajaran Project memberikan kesempatan
kepada murid dan guru untuk mengaplikasikan langsung
proses belajar di kehidupan nyata murid dan pendidik
mengamati langsung lingkungan sekitar mereka lalu
berusaha mengidentifikasi hingga menyelesaikan
masalah di dalamnya saat belajar dengan cara tersebut.
Hal ini tentu bisa menjadi pengalaman yang bermakna
bagi semua pihak apabila dikelola dengan baik.
Siapa yang akan dilibatkan dalam pembelajaran
projek? pertama tentu ada orang tua atau wali murid.
Belajar Project adalah cara yang otentik untuk
meningkatkan keterlibatan orangtua di sekolah dengan
melibatkan orangtua mereka akan menyadari inovasi
belajar yang sedang terjadi dan dampaknya bagi anak
mereka mereka mendapatkan wawasan dan pengalaman
secara langsung sehingga dapat memberikan apresiasi
maupun masukan terhadap proses tersebut
Kedua, kita dapat melibatkan orang-orang yang ahli di
sebuah bidang atau memiliki keterampilan dan minat
spesifik sebagai narasumber. Guru dapat mendatangkan
ahli kesatuan pendidikan atau pergi ke tempat ahli berada
untuk mengamati aktivitas yang dilakukan narasumber
Setelah mengetahui Siapa yang ingin diajak
bekerjasama Kini kita dapat menentukan strategi
pelibatan pihak-pihak tersebut hal ini penting dilakukan
agar kehadiran mereka benar-benar bermakna dan
membantu pencapaian tujuan belajar yang kita harapkan.
2. Peran guru pada pembelajaran projek
Salah satu prinsip kunci Project penguatan profil pelajar
Pancasila adalah berpusat pada murid, jadi murid menjadi
subjek utama yang aktif mengelola proses belajarnya kita
sebagai guru cukup berperan sebagai fasilitator.
Seperti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia fasilitator
berarti orang yang menyediakan fasilitas atau sebagai
penyedia sesuatu. Dalam proyek penguatan profil pelajar
Pancasila ini peran guru berarti menjadi pihak yang
mendukung murid untuk mengeksplorasi berbagai hal Hai
dengan minat dan kemampuannya.
Bagaimana menjadi seorang fasilitator dalam proyek
penguatan profil pelajar Pancasila?
Yang Pertama kenali murid bukan sekedar nama. Sebagai
seorang fasilitator kita perlu mengenal keunikan dari setiap
murid mulai dari kebutuhan belajar minat kekuatan dan
tantangan mereka.
Hal ini penting agar nantinya stimulan dan tantangan yang
ibu dan bapak guru berikan sebagai fasilitator dapat sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi setiap murid kedua berikan
hal-hal yang dapat mendukung murid dalam melakukan
projectnya sebagai seorang fasilitator Project
Ibu dan bapak guru dapat mendukung mereka dengan
memberi ruang untuk mengeksplorasi isu atau topik yang
sesuai dengan tema Project misalnya melalui kegiatan diskusi
dengan pertanyaan pemantik yang berkaitan dengan isu atau
tema Projek.
Sebagai fasilitator, guru juga sangat perlu mengajari
keterampilan proses inquiry yang meliputi bertanya,
investigasi, mengolah, dan menganalisis berbagai temuan
atau karya, serta refleksi dan evaluasi.
3. Hasil belajar projek
Kegiatan perayaan hasil belajar adalah ajang para murid
menampilkan proses atau produk hasil belajar mereka dalam
sebuah acara yang melibatkan berbagai pihak sebagai
partisipan jadi tidak hanya murid dan guru saja.
Apa pun pilihan cara guru untuk merayakan hasil belajar
murid perlu diperhatikan bahwa ada beberapa prinsip yang
harus kita perhatikan agar perayaan hasil belajar dapat
bermakna
Bagi murid prinsip pertama kegiatan ini adalah acara yang
dimiliki oleh murid bukan guru. Guru akan berperan sebagai
fasilitator yang mendampingi perancangan hingga
pelaksanaan. Kedua kegiatan ini bertujuan untuk saling
mengapresiasi bukan mengevaluasi dan melakukan
penilaian.
Perayaan memberikan kesempatan yang baik bagi murid
dan guru untuk Melakukan asesmen otentik. Selanjutnya,
jadikan perayaan sebagai ajang yang baik bagi murid untuk
melatih kemampuan berinteraksi dengan masyarakat umum
Project perayaan hasil belajar tidak hanya berupa kegiatan
yang menampilkan hasil karya ide-ide dan pemikiran murid.
Perayaan yang sesungguhnya adalah ketika murid menyadari
bahwa mereka mendapatkan keterampilan atau pengetahuan
baru yang bermakna bagi diri mereka bagaimana mereka
dapat menyadari pencapaian tersebut. Di sinilah pentingnya
murid dan guru melakukan pembuatan refleksi akhir Project
atau refleksi tindaklanjut di penghujung Project.
Refleksi tindak lanjut bertujuan membahas proses
berjalannya proyek secara keseluruhan. Kegiatan ini dapat
mengevaluasi hasil belajar Project mereka dibandingkan
dengan kriteria sukses dan tujuan dari Project
Refleksi yang baik akan memperkuat hasil pembelajaran,
mempertajam keterampilan analisis, dan mengintegrasikan
pengetahuan baru serta yang telah dimiliki. Terdapat dua
pandangan dalam refleksi ini proyeksi ke belakang yang
melihat apa saja yang sudah dilakukan dan proyeksi kedepan
yang bertujuan merencanakan apa yang akan dilakukan
setelah ini.
Dengan melakukan ini murid akan memiliki rasa
kepemilikan terhadap proses belajar mereka dan mampu
menentukan target serta tujuan belajar di masa depan.
Dalam pelaksanaannya refleksi dapat dilakukan secara
verbal maupun tertulis, ada banyak metode untuk melakukan
refleksi yang dapat dipilih kita dapat memilih salah satu
diantaranya beberapa contoh kegiatan refleksi adalah diskusi
kelas, menulis jurnal, membuat video, dan membuat serta
menceritakan gambar.
Untuk mendukung kegiatan refleksi yang tepat maka
berikanlah Pertanyaan yang tepat, seperti Apakah saya
sudah berhasil mencapai tujuan belajar dari Project ini? Apa
bukti-buktinya? Bagaimana upaya yang sudah saya lakukan
selama melaksanakan aktivitas project ini? Hal apa saja
tantangan yang saya alami apa yang biasanya saya lakukan
untuk menghadapinya? Apa yang akan saya lakukan berbeda
agar bisa lebih optimal mengikuti kegiatan Project
selanjutnya? Bantuan seperti apa yang saya harapkan dari
guru dalam Project selanjutnya?

2. Deskripsi Aksi Nyata


1. Tema, Topik, Dimensi, Elemen dan Sub Elemen dalam
Projek
Tema : Kearifan Lokal
Topik : Berwirausaha
Dimensi : Kreatif, gotong royong dan berkebinekaan
global
Elemen dan Sub-elemen:
Menghasilkan karya dan tindakan yang original
• Mengolah kopi dengan berbagai varian
• Mendesain kemasan kopi yang menarik

2. Refleksi
Juan Ricarda Yudealbert : Kegiatan ini menambah pengalaman
(Murid) baru bagi saya dan bisa
mengaplikasikan ilmu desain yang
saya dapat untuk membuat kemasan
kopi yang menarik.
Yemitri, S.Pd. : Saya sebagai pecinta kopi, olahan kopi
(Guru) para siswa adalah trobosan yang baik
yang mana sebelumnya saya sendiri
tidak pernah terfikir tentang kemasan
kopi dibuat semenarik ini.
Andry Setiawan, S.Pd. : Dengan kemasan kopi yang bagus dan
(Guru) menarik, menjadikan saya tertarik
untuk mencobanya.

C. Tindak Lanjut
1. Penulis mengimplementasikan pembelajaran merdeka di kelas.
2. Penulis mempelajari topik lain dalam pelatihan mandiri di Platform
Merdeka Mengajar

D. Dampak/Hasil
1. Pengetahuan tentang kurikulum merdeka semakin meningkat.
2. Menghadirkan pembelajaran merdeka di kelas
3. Menghadirkan pembelajaran yang berpusat pada murid di kelas

E. Penutup
Kurikulum Merdeka merupakan penyempurnaan dari kurikulum
sebelumnya guna beradaptasi dengan perkembangan zaman. Sebagai
guru kita harus mau mengikuti perkembangan zaman dengan langkah
mempelajari dan mengimplementasikan kurikulum merdeka dengan
baik, langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan mengikuti
pelatihan mandiri melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM).
BAB III
BAGIAN AKHIR

Matrik Ringkasan Pelaksanaan Diklat


Nama
Nama Kegiatan Tempat / Kompetensi Nama Mata
Penyelenggara Dampak
Diklat Jam Keahlian Fasilitator Kegiatan
Diklat
Pemanfaatan Dilaksanakan Pengembangan Dra. Anie Topik : Projek Kementrian 1. Siswa dapat menyalurkan potensi
Platform Merdeka secara daring Keprofesian Kartika, M.Pd Penguatan Pendidikan, wirausaha yang mereka dimiliki dalam
Mengajar - melalui Berkelanjutan Profil Pelajar Kebudayaan, Riset projek tersebut
Pelatihan Mandiri Platform (PKB) Pancasila dan Teknologi 2. Siswa ikut serta dalam mengolah serta
Topik Projek Merdeka Republik Indonesia membudidayakan hasil kopi dengan cara
Penguatan Profil Mengajar, yang baru pada lingkungan sekitar
Pelajar Pancasila pada tanggal
3. Siswa dapat berkreasi dalam membuat
2-14
usaha penjualan kopi kemasn
September
2023
LAMPIRAN
SERTIFIKAT
Dokumentasi Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar

Anda mungkin juga menyukai