Anda di halaman 1dari 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 2

1. Surat Al-Baqarah (1): 164

Artinya: “Sessungguhnya dalam penciptan langit dan bumi, silih bergantinya


malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang
berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa
air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya,
dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran
angina dan awan yang dikendalikan antara langit danbumi; Sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesara Allah) bagi kaum yang
memikirkan”.

 Penjelasannya

Allah SWT mengingatkan akan kebesaran dan sekaligus


memerintahkan agar akal kita digunakan sehingga kita menjadi orang-orang
yang berpikir. Ketika kita melihat alam semesta, maka kita disitu berusaha
mengambil faidah. Jangan sampai kalau kita melihat alam yang indah, jalan-
jalan ke gunung, hanya sebatas menikmatinya saja. Kita hanya sebatas melihat
keindahannya tapi tidak berusaha untuk memikirkan dan mengambil faidah
dari itu semuanya.

Allah SWT mengatakan, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan


bumi.” Dan sudah kita jelaskan kemarin bagaimana Allah menciptakan langit
tujuh lapis. Dan bahwasanya lapis pertama saja, Allah sebutkan tebalnya seribu
tahun perjalanan. Dan jarak antara bumi sampai ke ‘Arsy adalah lima puluh
ribu tahun perjalanan. Ini menunjukkan betapa besarnya makhluk-makhluk
Allah SWT.

1
Bumi demikian pula Allah SWT menciptakan tujuh lapis. Dimana
lapisan-lapisannya tentunya hanya Allah yang Maha Tahu. Allah jadikan di
bumi ini gunung yang berfungsi sebagai paku supaya bumi tidak goncang.
Maka dengan adanya gunung-gunung yang Allah letakkan, bumi menjadi diam
dan kokoh.

Di bumi ini juga Allah jadikan lautannya lebih banyak daripada


daratannya. Hanya Allah yang memiliki hikmah-hikmah yang besar. Di dalam
bumi ini ada dapur magma yang sangat panas sekali. Tentu di antara hikmah
kenapa laut lebih banyak adalah untuk mendinginkan bumi ini. Demikian pula
Allah jadikan laut bergelombang dan asin. Bayangkan kalau tidak
bergelombang dan tidak asin, tentu baunya akan busuk. Dan subhanallah..
Allah ciptakan di dalam lautan sesuatu yang luar biasa. Semua makhluk-
makhluk yang ada di bumi, di lautan ada.

Ketika Allah SWT memproklamirkan ketuhanan dan keesaanNya


kepada orang- orang kafir dan musyrik, Allah SWT meyakinkan mereka
dengan menunjukkan tanda- tanda kekuasaanNya yang membuktikan bahwa
Allah SWT berhak untuk disembah.Setelah pada ayat sebelumnya Allah SWT
menyatakan keesesaan, pada ayat ini Allah SWT menyebutkan 8 (delapan)
macam tanda kekuasaanNya sebagai bukti bahwa hanya Allah SWT yang
berhak untuk disembah dan tiasa sekutu bagiNya. Semua yang disebutkan
Allah SWT sebagai tanda kekuasaanNya merupakan femomena-femnomena
alam (sunnah kauniyyah) yang kalau saja manusia merenungkan dan
mengamati secara cermat, dengan hati yang bersih dan pikiran terbuka, maka
dirinya akan gemetar menyaksikan keagungan.

Kekuasaan dan luasnya rahmat Allah SWT. Ini jelas tergambarpada


penutup ayat :

2
Muhammad Quthb, ketika mengomentari ayat-ayat semesta semacam
ini mengatakan bahwa ayat-ayat tersebut merupakan metode yang sempurna
bagi penalaran dan pengamatan Islam terhadap alam. Ayat-ayat tersebut
mengarahkan akal manusia untuk mempelajari ayat-ayat Tuhan yang tersaji di
alam raya ini. Ayat-ayat tersebut bermula dengan tafakkur dan berakhir
dengan amal. Seperti tafsir tentang penciptakaan langit dan bumi (inna fî
khalq as-samâwât wa al-ardl . . .), disamping berarti membuka tabir sejarah
penciptaan langit dan bumi, juga bermakna memikirkan sistem tata kerja alam
semesta. Karena kata khalq mengandung makna pengaturan dan pengukuran
yang cermat.

Secara tidak langsung ayat-ayat tersebut merupakan dasar bagi


berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan dan pengembangan teknologi;
geografi, pertanian, pelayaran dan kelautan, astronomi dan kedirgantaraan,
antropologi, biologi dll. Namun Al-Qur’an memberi peringatan agar manusia
bersifat realistis, bahwa program pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi harus dipersiapkan dengan benar, tanpa itu manusia tidak akan
pernah sampai kepada hasil yang diidam-idamkan. Persiapan mental dan
penguasaan terhadap ilmu dan teknologi inilah yang kemudian oleh Al-Qur’an
disebut dengan sulthân (Q.S. al-Rahman (55): 33).

Anda mungkin juga menyukai