Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN

SOAL MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR


SEGIEMPAT KELAS VII SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA NEGERI 1 KOTA BANGKO

PROPOSAL

Oleh :

ADNAN SUCIPTA
NPM. 80020511002

PROGRAM STUDI EKONOMI


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN & ILMU
PENDIDIKAN YAYASAN PENDIDIKAN
MERANGIN
2021
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan dasar untuk membantu manusia dalam
mengembangkan potensi diri agar mampu menghadapi setiap perubahan yang
terjadi akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui pendidikan,
manusia dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan kreativitas terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, pendidikan juga dapat
mengurangi kebodohan, keterbelakangan, dan kemiskinan, karena ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang dapat dijadikan manusia untuk mampu
mengatasi masalah-masalah kehidupan sehari-hari. Pendidikan tidak hanya
mencakup pengembangan intelektual saja, akan tetapi lebih ditekankan pada
proses pembinaan anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih
dewasa. Dengan perkembangan intelektualitas serta kepribadian anak didik,
diharapkan peserta didik mampu mengaplikasikan kompetensinya dalam
kehidupan masyarakat serta mampu menghadapi tantangan pendidikan di masa
datang.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 2 dan 3
tentang Dasar, Fungsi, dan Tujuan Sistem Pendidikan Nasional bahwa Pendidikan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi pesrta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan mempunyai
peran yang sangat penting. Saat ini pendidikan di Indonesia bisa dikatakan masih
cukup rendah terutama pada bidang mata pelajaran matematika.
2

Menurut Susanto (2016:185) Matematika adalah salah satu disiplin ilmu


yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan
kontribusi dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta
memberikan dukungan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Matematika mempunyai visi pada dua arah pengembangan, yaitu untuk


memenuhi kebutuhan masa kini dan kebutuhan masa datang. Visi pertama
mengarahkan pembelajaran matematika untuk pemahaman konsep dan ide
matematika yang kemudian diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika
dan ilmu pengetahuan lainnya. Visi kedua dalam arti yang lebih luas dan
mengarah ke masa depan, matematika memberi peluang berkembangnya
kemampuan menalar yang logis, sistematik, kritis dan cermat, kreatif,
menumbuhkan rasa percaya diri, dan rasa keindahan terhadap keteraturan sifat
matematika, serta mengembangkan sikap obyektif dan terbuka yang sangat
diperlukan dalam menghadapi masa depan yang selalu berubah (Utari Sumarmo,
2010:3). Oleh karena itu, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik.

Menurut Hudojo (2000), “Terdapat materi yang dengan mudah dipahami


oleh siswa, tetapi juga ada materi yang sulit untuk dipahami karena dimungkinkan
terdapat beberapa faktor yang menghambat pemahaman pada siswa, baik faktor
internal maupun eksternal”. Faktor internal atau faktor dari dalam diri siswa dapat
berupa motivasi, kemampuan intelektual siswa, minat, bakat, dan sebagainya.
Faktor eksternal adalah faktor dari luar dapat berupa kondisi lingkungan,
keluarga, guru, teman, alat belajar, dan sebagainya (Slameto, 2003).

Salah satu materi yang memegang peranan penting dalam pembelajaran


matematika utamanya dalam pembentukan nalar siswa adalah Geometri. Materi
Geometri ini merupakan salah satu topik penting dalam matematika sekolah
termasuk pada matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tujuan yang tak
kalah pentingnya dari pengajaran matematika geometri di sekolah adalah
memahami objek langsung matematika yaitu fakta-fakta, konsep, prinsip, dan skill
beserta aplikasinya (Ashari Nadjib, Vol. 8, No. 1). Bangun datar merupakan salah
satu materi geometri pada mata pelajaran matematika kelas VII. Materi bangun
3

datar juga merupakan materi yang seringkali dijadikan soal-soal Ujian


Nasional (UN) SMP dengan berbagai variasi didalamnya.

Selain memperhatikan langkah-langkah, siswa juga dituntut dalam


memahami isi dari suatu soal. Siswa juga diharapkan dapat membuat model
atau kalimat matematika. Di samping itu, siswa juga harus mampu memilih
rumus yang sesuai dan terampil di dalam melakukan suatu proses perhitungan
dan yang tidak kalah penting siswa harus mampu menyimpulkan dari jawaban
yang ditemukan. Sebenarnya hal tersebut dapat diatasi dengan melihat apakah
mereka sebenarnya sudah memahami materi dasarnya yaitu aljabar. Tetapi
kenyataannya, masih banyak kesalahan tersebut terjadi. Perhatikan gambar
dibawah ini.

Gambar 1.1 Lembar Kerja Siswa


Gambar 1.1 lembar kerja siswa dalam mengerjakan soal materi
aljabar dimana siswa diminta untuk menyederhanakan bentuk operasi
aljabar. Pada gambar diatas siswa sudah mampu mengabungkan suku yang
sejenis, hanya saja pada saat menuliskan tanda operasinya siswa masih
bingung begitupun pada hasil akhirnya. Seharusnya jawaban akhir yang
diharapkan adalah 16𝑥 + 𝑦 + 2.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti berpendapat bahwa kesalahan dalam
menyelesaikan soal aljabar adalah siswa kurang memahami konsep materi
operasi aljabar. Karena banyak yang melakukan kesalahan di dalam
menyelesaikan soal aljabar serta ingin mengetahui penyebab kesalahan
4

tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian di SMP


Negeri 1 Kota Bangko dengan judul “Analisis Kesalahan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Matematika Materi Bangun Datar Segiempat Kelas
VII SMP Negeri 1 Kota Bangko”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk kesalahan siswa kelas VII dalam menyelesaikan soal
essay pada materi bangun datar segiempat?

2. Apa faktor penyebab kesalahan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kota
Bangko yang terjadi dalam menyelesaikan soal essay pada materi bangun
datar segiempat?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kesalahan yang terjadi dalam
menyelesaikan soal essay pada materi bangun datar segiempat.

b. Untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan siswa kelas VII SMP


Negeri 1 Kota Bangko dalam menyelesaikan soal essay pada materi
bangun datar segiempat.
2. Kegunaan Penelitian

a. Dapat digunakan sebagai bahan pembanding dan sebagai referensi


penelitian yang berkaitan dengan kesalahan-kesalahan dalam
pengerjaan soal-soal pada materi bangun datar segiempat.

b. Dapat dijadikan informasi bagi para siswa sebagai subjek penelitian


untuk mengoreksi diri sendiri dan mampu meminimalisir kesalahan
yang dibuat dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan materi
bangun datar segiempat.

c. Dapat dijadikan informasi bagi para guru atau calon guru tentang
kesalahan-kesalahan dalam mengerjakan soal yang berkaitan dengan
materi bangun datar segiempat agar bisa mencari solusi untuk
meminimalisir kesalahan tersebut agar tidak terulang kembali.
5

D. Tinjauan Pustaka

1. Kajian Teoritik

a. Hakikat Matematika

Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau


mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika
dalam bahasa Belanda di sebut wiskunde atau ilmu pasti, yang
kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri utama matematika
adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau
pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya
sehingga kaitan antara konsep atau pernyataan dalam matematika
bersifat konsisten (Ashari Nadjib, Vol. 8, No. 1).

Matematika adalah sebuah ilmu yang menjadi dasar dari ilmu


lain, sehingga matematika itu saling berkaitan dengan ilmu lainnya.
Matematika merupakan suatu perhitungan angka-angka yang tidak
akan pernah lepas dari kehidupan manusia. Matematika juga
merupakan ilmu dasar yang benar-benar mengolah otak, sehingga
sering disebut sebagai ibu dari ilmu pengetahuan (Melisa, 2020:6).

Pengertian Matematika menurut beberapa Ahli di antaranya


adalah:

a. Johnson dalam Russefendi (1972)


“Matematika adalah unsur-unsur yang tidak didefinisikan,
definisi, aksioma, dan dalil-dalil dimana argumen setelah terbukti
valid pada umumnya, karena matematika ini sering disebut ilmu
deduktif”.
b. Carl Friedrich Gauss
Mengatakan Matematika sebagai “ratu ilmu“. Dalam bahasa
aslinya, Latin Regina scientiarum, juga di Jerman Konigin den
Wissenschaften, kata uang sesuai dengan ilmu pengetahuan
berarti (lapangan) pengetahuan”.
6

2. Belajar dan Pembelajaran


Belajar adalah perubahan perilaku yang direncanakan guru
dengan seperangkat tujuan yang direncanakan. Jadi, definisi belajar di
sini lebih luas (pandangan modern), yakni bahwa perolehan belajarnya
tidak hanya sekedar pengetahuan saja, melainkan dapat bermacam-
macam, dapaat berupa fakta, konsep, norma, keterampilan, intelektual,
maupun ketrampilan motorik. Intinya, belajar tidak hanya perilaku
yang tampak saja tetapi perubahan itu pada aspek yang tidak tampak
seperti menghargai orang lain, tenggang rasa, berjiwa sosial dan
sebagainya. Dalam konsep bloom sering disebut dengan ranah
kognitif, psikomotor dan afektif.

Menurut Ernest R. Hilgard dalam Sumardi Suryabrata (1984)


belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja,
yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda
dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sedangkan menurut
Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, sebagaimana
dikutip Purwanto (2002), belajar merupakan sejenis perubahan yang
diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya
berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan
sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat
adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan
serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa


belajar adalah proses perubahan yang terjadi pada individu yang
meliputi pengetahuan berupa keterampilan, kebiasaan, keragaman dan
sikap dalam jangka waktu tertentu yang melalui beberapa tahapan.

Kata pembelajaran adalah terjemahan dari “instruction“ yang


banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini
banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif-wholistik, yang
menempatkan peserta didik sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu,
7

istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang


diasumsikan dapat mempermudah peserta didik mempelajari segala
sesuatu lewat berbagai macam media seperti bahan-bahan cetak,
program televisi, gambar, audio dan lain sebagainya, sehingga semua
itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola
terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses
pembelajaran, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai
fasilitator dalam pembelajaran.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan


pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

3. Pembelajaran Matematika
Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang sistematis yang
menelaah pola hubungan, pola pikir, seni, dan bahasa yang semuanya
dikaji dengan logika serta bersifat deduktif, matematika berguna untuk
membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan
sosial, ekonomi, dan alam. Selain itu terdapat beberapa istilah yang
melekat pada matematika yaitu matematika merupakan ilmu yang
bersifat terstruktur, matematika merupakan ilmu deduktif, matematika
merupakan ilmu tenteng pola dan hubungan, matematika merupakan
bahasa, dan matematika merupakan ratu sekaligus pelayan ilmu lain
(Fahrurrozi, Syukrul Hamdi, 2017:9).

Pembelajaran merupakan suatu proses kontruksi pikiran


seorang untuk memperoleh sebuh pengetahuan dan pengalaman, yang
nantinya pengetahuan dan pengalaman tersebut digunakan untuk
menggapai sebuah tujuan tertentu. Dalam pembelajaran ini diharapkan
8

bahwa yang berperan lebih banyak adalah siswa bukan gurunya. Hal
ini akan menjadikan pembelajaran bermakna.

Tujuan pembelajaran matematika diajarkan di Sekolah dapat


dibagi menjadi dua yaitu umum dan khusus. Adapun tujuan umunya
adalah agar peserta didik mampu menggunakan matematika untuk
menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Jadi
setiap permasalahan yang seseorang jumpai dalam kehidupannya baik
itu berkenaan dengan perhitungan, pengukuran, penafsiran dapat
terselesaikan dengan mudah.

Sedangkan tujuan khusus dari pembelajaran matematika


(depdiknas, 2006) adalah sebagai berikut:
a. Siswa mampu berfikir kritis, logis, dan sistematis dalam
kaitannya pembuatan kesimpulan secara generalisasi dan
penyusunan sebuah bukti.
b. Mengajarkan siswa untuk melakukan operasi hitung dan
pengukuran secara teliti, tepat, dan cermat.
c. Siswa mampu menggunakan konsep dan prosedur dalam
pemecahan masalah matematika secara efektif dan efesien.
Dengan melihat tujuan umum dan khusus di atas
menggambarkan bahwa peran matematika dalam kehidupan sehari-
hari sangat penting. Pondasi pembelajaran akan menjadi kuat jika
matematika akan ditanamkan sejak dini pada diri anak. Tujuan
pembelajaran matematika ini akan terwujud jika dilakukan dengan
cara penemuan dan pengetahuan dikontruksi sendiri oleh siswa,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator, merencanakan proses
pembelajaran dan menciptakan iklim yang kondusif (Erna Yayuk,
2019:4).
9

4. Bangun Datar Segiempat


Bangun datar adalah bangun-bangun yang mempunyai
permukaan datar. Bangun-bangun yang termasuk bangun datar antara
lain adalah persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat,
layang-layang, trapesium, lingkaran, dan segitiga.

5. Analisis Kesalahan Matematika


Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1996:37) analisis
adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa dan untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya dari suatu pokok berbagai bagian dan
penelaahannya bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian.

Menurut Malau (1996:44) penyebab kesalahan yang sering


dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika dilihat
dari beberapa hal antara lain disebabkan kurangnya pemahaman atas
materi prasyarat maupun materi pokok yang dipelajari. Kurangnya
penguasaan bahasa matematika, keliru menafsirkan atau menerapkan
rumus, salah perhitungan, kurang teliti, lupa konsep. Hiebert dan
Lefvre (Mahmuda, 2011:13) bahwa:” Conceptual knowledge is
characterize most clearly as knowledge that rich in relationship. It
10

can be thought of as connected web of knowledge, a network in


which the linking relationships are as prominent as the discrete pieces
of information ”.

Menurut pendapat di atas, bahwa pengetahuan konseptual


adalah suatu pengetahuan yang kaya akan hubungan-hubungan.
Hubungan ini meliputi fakta dan sifat-sifat sehingga semua potongan
informasi terkait pada suatu jaringan. Sejalan dengan itu, Suherman
dkk (2001:5) bahwa konsep- konsep matematika tersususn secara
hierarkis, terstruktur, logis dan sistematis mulai dari konsep yang
paling sederhana sampai pada konsep yang palingn kompleks. Hal ini
artinya bahwa di dalam matematika terdapat konsep prasyarat dimana
konsep ini sebagai dasar untuk memahami suatu topik atau konsep
selanjutnya. Kesalahan konsep adalah kesalahan yang dilakukan siswa
dalam menafsirkan istilah, konsep, dan prinsip.

Kegiatan analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan


masalah matematika perlu dilakukan agar kesalahan-kesalahan yang
dilakukan siswa dapat diketahui dan dapat ditindaklanjuti untuk
memaksimalkan kemampuan belajar siswa. Dalam proses
pembelajaran, guru harus mampu memahami kesalahan yang dialami
siswa beserta penyebab-penyebab kesalahan tersebut muncul. Jika
diketahui sumber masalahnya, guru dapat mengupayakan
penyelesaian masalah tersebut. Terlebih dahulu guru harus
mengetahui jenis- jenis kesalahan siswa dala menjawab soal
matematika, kemudian dapat diketahui penyebab dari kesalahan
tersebut sehinnga dapat ditindaklanjuti dengan mencari solusi
mengatasi sumber masalah kesalahan siswa tersebut.

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Dalam penelitian ini membutuhkan pendekatan dan metode yang


11

dapat memudahkan peneliti mencapai tujuan dari penelitian yang


dilakukan.
a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2020:7)
penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif yaitu data yang terkumpul
berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada
angka. Data yang terkumpul setelah dianalisis selanjutnya
dideskripsikan sehingga mudah dipahami oleh orang lain.

Peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif karena


ingin menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal terkait
materi operasi aljabar serta ingin mengetahui apa saja faktor-faktor
yang memicu terjadinya kesalahan tersebut.
b. Metode Penelitian
Metode penelitian menggembarkan rancangan penelitian yang
meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu
penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut diperoleh
dan diolah/dianalisis (Salim, Haidir, 2019:45).

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah studi


kasus. Peneliti menggunakan studi kasus dan mengumpulkan data
secara langsung dari orang sekitar penelitian.
2. Setting dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah di Jambi yaitu
SMP Negeri 1 Kota Bangko yang beralamat di Jalan Prof. H. M.
Yamin, S.H., Pasar Atas Bangko, Kel. Pasar Atas Bangko, Kec.
Bangko, Kab. Merangin, Prov. Jambi.

2. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas


VII SMP Negeri 1 Kota Bangko. Distribusi siswa berdasarkan kelas
12

dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1

Jumlah Siswa Kelas VII Tahun Ajaran 2019/2020

No Kelas Jumlah Siswa


1. VII A 21
2. VII B 23
Jumlah 44
Sumber: Dokumentasi Data SMP Negeri 1 Kota Bangko

Alasan peneliti memilih kelas VII sebagai subjek penelitian


dikarenakan materi yang akan peneliti gunakan merupakan materi
dasar bangun datar segiempat yang hanya ada di kelas VII.
Adapun dalam penelitian ini untuk menentukan pemilihan
sampel, penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2020:96) Purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap
paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai
penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi
obyek/situasi sosial yang ditelliti.

3. Jenis dan Sumber Data


a. Jenis Data
1. Sumber Primer
Menurut Sugiyono (2017:193) sumber primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data.

2. Sumber Sekunder

Menurut Sugiyono (2017:193) sumber sekunder


merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
13

pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.


b. Sumber Data
Menurut Arikunto (2010:172) sumber data dalam penelitian
adalah subjek dari mana data dapat diperoleh, dan dalam penelitian
kualitatif sumber utamanya adalah kata-kata, dokumen dan lain-lain.
Sumber data ini digunakan untuk mempermudah proses penelitian.
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa
kelas VII, dan guru yang mengajar di kelas VII.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan penelitian, peneliti menggunkan teknik
pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi.
a. Observasi
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (Sugiyono,
2017:203).

Tujuan observasi ini untuk mendapatkan informasi yang sesuai


dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Dalam observasi ini
digunakan untuk mengetahui kondisi sekolah, sarana prasarana proses
kegiatan pembelajaran khususnya matematika di SMP Negeri 1 Kota
Bangko serta hal-hal yang perlu untuk diamati. Dalam observasi ini
peneliti hadir langsung dan menyaksikan kegiatan di SMP Negeri 1
Kota Bangko.
b. Wawancara
Menurut Sugiyono (2020:114) wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan
diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-
14

tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.

Adapun wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah


wawancara terstruktur artinya peneliti dan pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan
tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan
wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang
sama, dan pengumpul data mencatatnya. Wawancara dalam penelitian
ini diberikan kepada sejumlah orang yang berpengaruh terhadap
penelitian yang dilakukan, tujuannya untuk mengetahui faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi siswa dalam menyelesaikan soal.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita
biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar,
misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang
berbentul karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar,
patung, film, dan lain-lain (Sugiyono, 2020:124) . Dalam penelitian
ini dokumen yang digunakan adalah foto hasil tes pekerjaan siswa.
5. Teknik Analisis Data
Langkah-langkag analisis data menurut Miles dan Huberman
(Sugiyono, 2020:132) sebagai berikut:
a. Data Collection (Pengumpulan Data)
Pengumpulan data dilakukan berhari-hari, mungkin berbulan-
bulan, sehingga dat yang diperoleh akan banyak. Pada tahap awal
peneliti melakukan penjelajahan secara umum terhadap situasi
sosial/obyek yang diteliti. Semua dilihat dan didengar direkam semua.
b. Data Reduction (Reduksi Data)
15

Mereduksi data berarti merangkum, memilih dan memilih hal-


hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.
c. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
tabel, grafik, pie chart, pictogram, dan sejenisnya. Dalam penelitian
ini penyajian data dilakukan menggambarkan hasil reduksi data dalam
bentuk teks yang bersifat naratif.dengan mendisplay data, maka akan
memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami
tersebut.
d. Conclusion Drawing/Verification
Langkah keempat dalam analisis data adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal masih bersifat sementara,
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-
bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, mka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
a. Uji Kredibilitas
Kredibilitas merupakan validitas internal dalam penelitian
kualitatif. Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil
penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan
pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, tringulasi,
diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member
16

check.

Uji kredibilatas dalam penelitian ini tidak menggunakan semua


teknik karena mempertimbangkan kenyamanan guru. Oleh karena itu,
peneliti hanya menggunakan teknik peningkatan ketekunan,
triangulasi dan menggunakan bahan referensi sebagai berikut:
1. Peningkatan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan
secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut
maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam
secara pasti dan sistematis.
2. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi
sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi teknik dan waktu.
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dengan
wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau
kuesioner. Sedangkan triangulasi waktu data yang dikumpulkan
dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang
lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka
pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan dengan wawancara, obsevasi atau teknik
lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
3. Menggunakan bahan referensi
Menggunakan bahan referensi dalam penelitian ini
adalah sebagai pendukung untuk membuktikan data yang telah
ditemukan oleh peneliti. Adapun bahan referensi yang dapat
17

digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara, hasil


observasi, kumpulan teori, dan sebagainya.
b. Uji Dependability
Dalam penelitian kualitatif, dependability disebut reliabilitas.
Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat
mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian
kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit
terhadap keseluruhan proses penelitian yang dilakukan oleh auditor
independen atau pembimbing mulai dari menentukan masalah/fokus,
memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis
data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan.
18

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktis. Jakarta: Rineka Cipta

Ashari Nadjib. 2014. Analisis Kesalahan Pemahaman Dalam Materi


Segiempat Menurut Tingkat Berpikir Van Hiele Pada Siswa SMP Negeri
1 Suppa Kabupaten Pinrang. Jurnal Pepatuzdu

Asnath Fransina Tonda, Vivi Suwanti, Tatik Retno Murniasih. 2020. Analisis
Kesalahan Konsep Matematika Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Operasi Aljabar Berdasarkan Gaya Belajar. Jurnal Silogisme: Kajian
Ilmu Matematika dan Pembelajarannya

Erman Suherman, dkk. 2013. Strategi Pembelajaran Matematika


Kontemporer. Bandung: JICA

Erna Yayuk. 2019. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Malang:


UMM Press

Farurrozi, Syukrul Hamdi. 2017. Metode Pembelajaran Matematika.


Universitas Hamzanwadi Press

Mamik. 2015. Metodologi Kualitatif. Jawa Timur: Zifatama Melisa. 2020.


Siapa Bilang Mengajar Matematika Sulit. Guepedia

Muhammad Fathurrohman.2017. Belajar dan Pembelajaran


Modern.
Yogyakarta: Garudhawaca
Muhammad Rizqi Hadiana, Sri Adi Widodo, Dafid Slamet Setiana. 2020.
Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Masalah Segiempat Ditinjau
Dari Perkembangan Kognitif. Jurnal. Yogyakarta
Pamila Malinda, Wahyu Hidayat. 2020. Analisis Kesalahan Siswa SMP dalam
Menyelesaikan Soal Kemampuan Koneksi Matematis pada Materi Bangun
19

Datar Segi Empat. Jurnal. Bandung


Salim, Haidir. 2019. Penelitian Pendidikan Metode, Pendekatan dan Jenis.
Jakarta: Kencana
Suci Sukmawati, Risma Amelia. 2020. Analisis Kesalahan Siswa SMP Dalam
Menyelesaikan Soal Materi Segiempat Berdasarkan Teori Nolting. Jurnal
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alvabeta Sugiyono.
2020. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alvabeta
aSumarmo, Utari. 2010 Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan
Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. FMIPA UPI. Jurnal
Susanto, Ahmad. 2016. Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah
Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 (2003)

Anda mungkin juga menyukai