0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut berisi tentang identitas Elsa Pananda sebagai mahasiswa PGSD semester 2 dan jawaban atas beberapa pertanyaan mengenai pengaruh sekolah terhadap kepribadian anak, kesulitan belajar anak SD, dan contoh pendekatan belajar Multiple Intellegence.
Dokumen tersebut berisi tentang identitas Elsa Pananda sebagai mahasiswa PGSD semester 2 dan jawaban atas beberapa pertanyaan mengenai pengaruh sekolah terhadap kepribadian anak, kesulitan belajar anak SD, dan contoh pendekatan belajar Multiple Intellegence.
Dokumen tersebut berisi tentang identitas Elsa Pananda sebagai mahasiswa PGSD semester 2 dan jawaban atas beberapa pertanyaan mengenai pengaruh sekolah terhadap kepribadian anak, kesulitan belajar anak SD, dan contoh pendekatan belajar Multiple Intellegence.
Jawaban: 1. Membuka Pemikiran, disekolah anak akan diajar berbagai mata pelajaran. Semakin beragan hal hal yang dipelajari anak, maka semakin luas pula lapangan berfikirnya. 2. Mengasah kemampuan sosial, disekolah anak akan belajar rasa solidaritas maupun kompetisi dengan anak anak lain yang seusianya, sehingga dapat melatih sifat sosialnya. 3. Menyalurkan Kemampuan, disekolah anak akan diajar berbagai macam atifitas fisik terutama disekolah kejuruhan, sehingga kemampuan motoriknya lebih terasa. 2) Analisislah kesulitan belajar anak SD! Jawaban: Ada beberapa orang anak yang masih mengalami kesulitan belajar membaca. Dalam hal ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, adapun faktor internal yang menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar membaca ialah kurangnya minat dari diri siswa tersebut untuk belajar membaca sehingga mereka menjadi malas dalam belajar membaca, sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kesulitan belajar membaca siswa dapat dikelompokkan ke dalam tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. 1. Lingkungan Keluarga, seperti kurangnya perhatian orang tua, jumlah anggota keluarga yang terlalu banyak sehingga kondisi lingkungan keluarga jadi terlalu ramai. 2. Lingkungan Sekolah, seperti kurangnya perhatian guru terhadap kesulitan belajar siswanya, dan minimnya sarana dan prasarana pembelajaran. 3. Lingkungan Masyarakat, seperti teman bermain, tempat tinggal yang terlalu dekat dengan pertambangan pasir, tempat tinggal yang terlalu berdekatan antara satu dengan yang lain.
3) Beri contoh pendekatan belajar Multiple Intellegence!
Jawaban: Multiple intelligences dikembangkan oleh Thomas Armstrong ke dalam dunia pembelajaran di kelas. Multiple Intelligences telah digunakan dalam kurikulum- kurikulum Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menegah Atas di beberapa kota negara maju seperti Amerika Serikat dan Australia. Memang tidak semua sekolah di Amerika Serikat menamakan langsung sekolahnya sebagai sekolah multiple intelligences. Key Renaisance Learning Community di Indianapolis, Indiana mungkin merupakan satu-satunya sekolah yang menerapkan konsep multiple intelligences lebih lama daripada sekolah yang lain. Di sekolah ini para guru mengembangkan dua tema setiap tahun dalam berbagai topik untuk mengembangkan kecerdasan majemuk siswa. Tema-tema seperti “Perjalanan”, “Warisan”, “Keselarasan”, “Penemuan”, dan tema “Di Sini dan Sekarang, dalam Budaya Lain” . Murid-murid The Key School berpartisipasi dalam “Pod” . Pod adalah kelas campuran berdasarkan kecerdasan menonjol yang dimiliki siswa. Beberapa “Pod” antara lain Big Mac Pod (kelas komputer), The Dance Pod (kelas menari), Cinemaniac Pod (kelas perfilman), The Key Economist (kelas pelajaran ekonomi). Sekolah ini menilai kemajuan murid-muridnya berdasarkan multiple intelligences seperti portofolio, laporan kemajuan khusus yang menilai delapan tipe kecerdasan, dan lain-lain. Sekolah-sekolah lain yang telah menerapkan konsep multiple intelligences adalah Cascade Elementary School di Marysville Washington, Kent Garden Elementary School di McLean Virginia, dan beberapa sekolah lainnya di negeri Paman Sam. Penerapan multiple intelligences di beberapa sekolah tadi tidak hanya untuk proses teknik atau pun metode pembelajaran di kelas. Beberapa sekolah di atas telah menerapkan multiple intelligences dalam lingkup yang lebih luas lagi, yakni sekolah. Artinya, pengembangan kurikulum, manajemen sekolah, apalagi konsep pembelajaran guru di ruangan kelas telah diarahkan pada pengembangan kecerdasan majemuk. Di Indonesia, konsep multiple intelligences tergolong terobosan baru di dunia pendidikan. Guru-guru negara kita masih terpaku pada proses pembelajaran yang belum mengoptimalkan seluruh potensi kecerdasan siswa. Namun demikian, di kota Bandung terdapat sekolah yang telah berusaha menerapkan konsep multiple intelligences. SMA Muthahhari menamai proses penerapan multiple intelligences dengan proses bersekolah dalam upaya melahirkan para juara. Kurikulum yang dikembangkan di SMA ini diarahkan agar siswa meraih beberapa kompetensi. Siswa pun dilibatkan dalam penyusunan kurikulum. Kurikulum di SMA ini bersifat fleksibel, bahkan pada beberapa mata pelajaran siswa dilibatkan untuk memilih materi pelajaran. Artinya, siswa pun dilibatkan dalam pemilihan kurikulum. Dikemukakan Hernowo dalam pengantar buku “Sekolah para Juara” bahwa pemerintah Indonesia sendiri telah mengeluarkan sebuah kejutan bagi dunia pembelajaran. Dengan lahirnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi titik terang baru untuk memecahkan tradisi pendidikan yang terfokus pada “4 T” yang dikemukakan oleh Gardner. Menurut Hernowo, beberapa catatan penting dalam KBK yang bersinkronan bagi berkembangnya multiple intelligences di sekolah-sekolah Indonesia adalah : KBK didasarkan pada prinsip-prinsip fleksibel, sehingga mudah disesuaikan dengan perkembangan zaman. KBK menjabarkan kemampuan dasar menjadi silabus telah dicantumkan dalam pedoman umum dan pedoman khusus untuk setiap mata pelajaran, dengan demikian setiap sekolah diberikan kebebasan untuk menentukan materi pelajaran sesuai dengan kebutuhan. Dirumuskannya secara jelas dalam kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa, memungkinkan siswa akan mempelajari materi yang tidak perlu.