Anda di halaman 1dari 4

Nama : Elsa Pananda

NIM : 856574712

Prodi/Semester : PGSD/2

Mata Kuliah : Pendidikan Anak di SD

1) Temukan pengaruh sekolah pada kepribadian!


Jawaban:
1. Membuka Pemikiran, disekolah anak akan diajar berbagai mata pelajaran.
Semakin beragan hal hal yang dipelajari anak, maka semakin luas pula lapangan
berfikirnya.
2. Mengasah kemampuan sosial, disekolah anak akan belajar rasa solidaritas
maupun kompetisi dengan anak anak lain yang seusianya, sehingga dapat melatih
sifat sosialnya.
3. Menyalurkan Kemampuan, disekolah anak akan diajar berbagai macam atifitas
fisik terutama disekolah kejuruhan, sehingga kemampuan motoriknya lebih terasa.
2) Analisislah kesulitan belajar anak SD!
Jawaban:
Ada beberapa orang anak yang masih mengalami kesulitan belajar membaca.
Dalam hal ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal,
adapun faktor internal yang menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar membaca
ialah kurangnya minat dari diri siswa tersebut untuk belajar membaca sehingga
mereka menjadi malas dalam belajar membaca, sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi kesulitan belajar membaca siswa dapat dikelompokkan ke dalam tiga
yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
1. Lingkungan Keluarga, seperti kurangnya perhatian orang tua, jumlah anggota
keluarga yang terlalu banyak sehingga kondisi lingkungan keluarga jadi terlalu
ramai.
2. Lingkungan Sekolah, seperti kurangnya perhatian guru terhadap kesulitan belajar
siswanya, dan minimnya sarana dan prasarana pembelajaran.
3. Lingkungan Masyarakat, seperti teman bermain, tempat tinggal yang terlalu dekat
dengan pertambangan pasir, tempat tinggal yang terlalu berdekatan antara satu
dengan yang lain.

3) Beri contoh pendekatan belajar Multiple Intellegence!


Jawaban:
Multiple intelligences dikembangkan oleh Thomas Armstrong ke dalam dunia
pembelajaran di kelas. Multiple Intelligences telah digunakan dalam kurikulum-
kurikulum Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menegah Atas di beberapa kota
negara maju seperti Amerika Serikat dan Australia.
Memang tidak semua sekolah di Amerika Serikat menamakan langsung
sekolahnya sebagai sekolah multiple intelligences. Key Renaisance Learning
Community di Indianapolis, Indiana mungkin merupakan satu-satunya sekolah yang
menerapkan konsep multiple intelligences lebih lama daripada sekolah yang lain. Di
sekolah ini para guru mengembangkan dua tema setiap tahun dalam berbagai topik
untuk mengembangkan kecerdasan majemuk siswa. Tema-tema seperti “Perjalanan”,
“Warisan”, “Keselarasan”, “Penemuan”, dan tema “Di Sini dan Sekarang, dalam
Budaya Lain” . Murid-murid The Key School berpartisipasi dalam “Pod” . Pod adalah
kelas campuran berdasarkan kecerdasan menonjol yang dimiliki siswa. Beberapa
“Pod” antara lain Big Mac Pod (kelas komputer), The Dance Pod (kelas menari),
Cinemaniac Pod (kelas perfilman), The Key Economist (kelas pelajaran ekonomi).
Sekolah ini menilai kemajuan murid-muridnya berdasarkan multiple intelligences
seperti portofolio, laporan kemajuan khusus yang menilai delapan tipe kecerdasan,
dan lain-lain.
Sekolah-sekolah lain yang telah menerapkan konsep multiple intelligences
adalah Cascade Elementary School di Marysville Washington, Kent Garden
Elementary School di McLean Virginia, dan beberapa sekolah lainnya di negeri
Paman Sam. Penerapan multiple intelligences di beberapa sekolah tadi tidak hanya
untuk proses teknik atau pun metode pembelajaran di kelas. Beberapa sekolah di atas
telah menerapkan multiple intelligences dalam lingkup yang lebih luas lagi, yakni
sekolah. Artinya, pengembangan kurikulum, manajemen sekolah, apalagi konsep
pembelajaran guru di ruangan kelas telah diarahkan pada pengembangan kecerdasan
majemuk.
Di Indonesia, konsep multiple intelligences tergolong terobosan baru di dunia
pendidikan. Guru-guru negara kita masih terpaku pada proses pembelajaran yang
belum mengoptimalkan seluruh potensi kecerdasan siswa. Namun demikian, di kota
Bandung terdapat sekolah yang telah berusaha menerapkan konsep multiple
intelligences. SMA Muthahhari menamai proses penerapan multiple intelligences
dengan proses bersekolah dalam upaya melahirkan para juara.   Kurikulum yang
dikembangkan di SMA ini diarahkan agar siswa meraih beberapa kompetensi. Siswa
pun dilibatkan dalam penyusunan kurikulum. Kurikulum di SMA ini bersifat
fleksibel, bahkan pada beberapa mata pelajaran siswa dilibatkan untuk memilih materi
pelajaran. Artinya, siswa pun dilibatkan dalam pemilihan kurikulum.
Dikemukakan Hernowo dalam pengantar buku “Sekolah para Juara” bahwa
pemerintah Indonesia sendiri telah mengeluarkan sebuah kejutan bagi dunia
pembelajaran. Dengan lahirnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi titik
terang baru untuk memecahkan tradisi pendidikan yang terfokus pada “4 T” yang
dikemukakan oleh Gardner. Menurut Hernowo, beberapa catatan penting dalam KBK
yang bersinkronan bagi berkembangnya multiple intelligences di sekolah-sekolah
Indonesia adalah :
KBK didasarkan pada prinsip-prinsip fleksibel, sehingga mudah disesuaikan
dengan perkembangan zaman. KBK menjabarkan kemampuan dasar menjadi silabus
telah dicantumkan dalam pedoman umum dan pedoman khusus untuk setiap mata
pelajaran, dengan demikian setiap sekolah diberikan kebebasan untuk menentukan
materi pelajaran sesuai dengan kebutuhan. Dirumuskannya secara jelas dalam
kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa, memungkinkan siswa akan mempelajari
materi yang tidak perlu.

Anda mungkin juga menyukai