Anda di halaman 1dari 7

PROGRAM KB, POLIGAMI, ZHIHAR, & NIKAH

BEDA AGAMA
FIQH KONTEMPORER

KELOMPOK 3
Oti Dinda (10118091)
Deflaizar (101180070)
1) Program Keluarga Berencana

• Pengertian keluarga di sini adalah suatu diinginkan, mengatur interval di antara


kesatuan sosial terkecil di dalam kehamilan dan menentukan jumlah anak
masyarakat yang diikat oleh jalinan dalam keluarga. Mahmud Syaltut
perkawinan yang sah yang lazim disebut mendefinisikan KB sebagai pengaturan dan
dengan keluarga inti atau nuclear family, penjarangan kelahiran atau usaha
yang terdiri dari suami istri dan anak-anak, mencegah kehamilan sementara atau
dan bukan extended family atau keluarga bahkan untuk selama-lamanya sehubungan
besar yang mencakup keluarga lain dengan situasi dan kondisi tertentu, baik
terdekat. KB dalam istilah inggris disebut bagi keluarga yang bersangkutan maupun
dengan family planning atau birth control untuk kepentingan masyarakat dan negara.
ada juga yang menyebutnya dengan•  
planning parenthood. sedangkan padanan
Arabnya disebut, ‫ ت حدي د ا لنس ل‬atau ‫ت نظي م‬
‫ ا لنسل‬. Menurut WHO (World Health
Organization). KB adalah tindakan yang
membantu individu atau pasutri untuk
mendapatkan objektif-objektif tertentu,
menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
• Dari definisi di atas dapat ditarik berkeluarga dengan jumlah anak
kesimpulan bahwa KB adalah yang mungkin mampu ia
pengaturan rencana kelahiran tanggungkan sesuai dengan
anak dengan melakukan suatu kondisinya masing-masing.
cara atau alat yang dapat Perencanaan keluarga adalah
mencegah kehamilan. KB merencanakan kelahiran dengan
bukanlah berarti Birth Control merencanakan kehamilan karena
atau Tahid al-Nasl yang memakai atau menggunakan
konotasinya pembatasan atau suatu cara atau alat/obat yang
mencegah kelahiran, yang mana disebut kontrasepsi. Dengan
hal tersebut bertentangan dengan demikian dapat dibedakan antara
tujuan perkawinan yaitu mencegah kelahiran dengan
melanjutkan keturunan. mencegah kehamilan. KB adalah
Perencanaan merupakan hak dan usaha untuk mencegah
wewenang setiap manusia, kehamilan.
termasuk perencanaan
2) Tujuan Program KB

– Tujuan Demografis, yaitu upaya penurunan tingkat pertumbuhan penduduk


sebanyak 50% pada tahun 1990 dari keadaan tahun 1971. Kalau ini berhasil,
maka laju pertumbuhan penduduk di Indonesia dapat ditekan sampai 1%
pertahun mulai 1990. Dengan demikian hasil pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi serta pendapatan negara semakin dapat dirasakan,
tidak sekedar memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang konsumtif seperti
pangan, pelayanan kesehatan dan masalah-masalah sosial lainnya, tetapi
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran negara serta membangun
sarana-sarana yang lebih produktif. Dan juga untuk mewujudkan penduduk
tumbuh seimbang melalui pelembagaan keluarga kecil bahagia sejahtera.
– Tujuan Normatif, yaitu menciptakan suatu norma ke tengah-tengah
masyarakat agar timbul kecenderungan untuk menyukai keluarga kecil
dengan motto “dua anak lebih baik, tiga orang stop, lelaki perempuan sama
saja” sehingga melembaga dan merasa bangga dengan jumlah keluarga
yang relatif kecil yaitu Catur Warga atau Panca Warga.
3) Pengertian Poligami dan Dasar Hukumnya

• Kata poligami ‫زوجات‬ ( ‫ل‬EE‫دد ا‬E‫ع‬EEE‫ )ت‬berasal dari bahasa Latin polygamia poly & gamia), atau
berasal dari paduan kara dari bhaasa Yunani poly dan gamy dari akar polus (banyak),
dan perkawinan yang banyak.
• Secara terminologi poligami adalah suatu keadaan atau praktik (perkawinan) lebih dari
satu istri atau suami, pasangan yang dilakukan pada satu waktu (bersamaan). Dalam
istilah bhasa Indonesia poligami adalah sistem perkawinan yang salah satu pihak
memiliki atau mengawini beberapa lawan jenisnya dalam waktu yang bersamaan.
• Dasar hukum poligami dalam Islam maksimal sampai empat orang istri, terdapat dalam
Q.S an-Nisa’ ayat 3, sebagai berikut:
َ َ‫سٓا ِء َم ۡثنَ ٰى َوثُ ٰل‬
‫ث َو ُر ٰبَ ۖ َع فَِإ ۡن ِخ ۡفتُمۡ َأاَّل ت َۡع ِدلُو ْا فَ ٰ َو ِح َدةً َأ ۡو َما‬ ِ ‫َوِإ ۡن ِخ ۡفتُمۡ َأاَّل تُ ۡق‬
َ َ‫سطُو ْا فِي ۡٱليَ ٰتَ َم ٰى فَٱن ِك ُحو ْا َما ط‬
َ ِّ‫اب لَ ُكم ِّمنَ ٱلن‬ •
ٰ
‫َملَ َك ۡت َأ ۡي ٰ َمنُ ُكمۡۚ َذلِكَ َأ ۡدنَ ٰ ٓى َأاَّل تَ ُعولُو ْا‬
• Artinya: “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita
(lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan
dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki.
Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya”
4) Alasan dan Syarat Poligami dalam Islam

• Menurut syara’ atau hukum Islam, poligami dilakukan dengan alasan-alasan


sebagai berikut:
 Adanya ayat al-Qur’an yang menyatakan bahwa poligami bukan perbuatan
yang terlarang, bahkan ayatnya dimulai dengan kalimat perintah,
 Adanya hadits yang membolehkan suami poligami
 Adanya contoh dari Rasulullah SAW yang poligami dengan sembilan sitri,
 Adanya kecendrungan seksual kaum laki-laki yang lebih besar daripada kaum
perempuan,
 Adanya kesepakatan para ulama bahwa poligami hukumnya boleh atau mubah,
 Adanya kenyataan bahwa sejak sebelum Islam, poligami sudah dilakukan oleh
kaum laki-laki Islam hanya membatasi poligami maksimal empat orang sitri,
 Adanya persyaratan yang ditekankan untuk suami, yakni berlaku adil.
• Alasan-alasan di atas, merupakan alasan syar’iyah yang secara tekstual tertuang
dalam al-Qur’an dan al-Sunnah. Dalam alasan syar’iyah terdpaat penekanan
utama yaitu menjalankan prinsip keadilan, tetapi prinsip keadilan yang
dimaksud yaitu keadilan lahhiriyah dan bukan keadilan batiniah.
5) Hikmah Poligami

• Hikmah diizinkannya poligami dengan syarat adil adalah sebagai


berikut:
 Untuk mendapatkan keturunan bagi suami yang subur dan istri mandul,
 Untuk menjaga keutuhan keluarga tanpa menceraikan istri, sekalipun
istri tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai istri, atau ia mendapat
cacat badan atau penyakit yang tak dapat disembuhkan,
 Untuk menyelamatkan suami yang hypersex dari perbuatan zina dan
krisis akhlak lainnya,
 Untuk menyelamatkan kaum perempuan dari krisis akhlak yang tinggal
di Negara/masayarakat yang jumlah wanitanya jauh kebih banyak dari
kaum laki-laki,
 Untuk melatih suami menjadi pemimpin yang adil dalam kehidupan
dan pengelolaan keluarga dan rumah tangganya.

Anda mungkin juga menyukai