0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kedudukan alam semesta dan ilmu pengetahuan dalam perspektif filsafat pendidikan Islam. Alam semesta diciptakan oleh Allah sebagai tempat belajar bagi manusia, dan dapat dijadikan guru untuk meningkatkan kehidupan manusia. Proses penciptaan alam semesta menurut Al-Quran adalah secara bertahap, dari tiada menjadi ada.
Dokumen tersebut membahas tentang kedudukan alam semesta dan ilmu pengetahuan dalam perspektif filsafat pendidikan Islam. Alam semesta diciptakan oleh Allah sebagai tempat belajar bagi manusia, dan dapat dijadikan guru untuk meningkatkan kehidupan manusia. Proses penciptaan alam semesta menurut Al-Quran adalah secara bertahap, dari tiada menjadi ada.
Dokumen tersebut membahas tentang kedudukan alam semesta dan ilmu pengetahuan dalam perspektif filsafat pendidikan Islam. Alam semesta diciptakan oleh Allah sebagai tempat belajar bagi manusia, dan dapat dijadikan guru untuk meningkatkan kehidupan manusia. Proses penciptaan alam semesta menurut Al-Quran adalah secara bertahap, dari tiada menjadi ada.
Prespektif Filsafat Pendidikan Islam. Oleh: Kelompok 2
1. SALSABILA FATIKAH (22381062005)
2. WASILATUL KARIMAH (22381062010) 3. ULY MELLY ATUL IZ (22381062017) Kedudukan Alam Semesta ● Allah sebagai AL-Khalik, menciptakan alam semesta ini sebagai bukti kasih sayang NYA untuk manusia. ● Dalam perspektif filsafat pendidikan islam,alam adalam guru manusia. Alam Semesta ini Bukan hanya sebagai tempat tinggal tetapi alam semesta sesungguhnya merupakan tempat belajar bagi manusia. ● Alam semesta ini dapat dijadikan guru yang bijaksana. contoh: ombak dilautan yang dapat menjadi energi bagi para peselancar angin dimanfaatkan untuk terjun payung, udara deras yang di bendung untuk energi pembangkitkan listrik dan banyak lagi manfaat yang dapat digunakan untuk meningkatkan tarif kehidupan manusia. ● Disamping itu Allah menetapkan fungsi yang terkonkrit untuk alam semestayaitu fungsi ruhubiyah yang artinya alam akan marah manakala manusia bertindak serakah dan tidak bertanggung jawab. Proses Terbentuknya Alam Semesta ● Proses terbentuknya alam semesta menurut teori Big Bang Alam diciptakan dari tiada (creatio ex nibilo) meskipun ketiadaan ini tidak harus dipahami dalam arti ketiadaan yang mutlak, tetapi ada sebagai potensi kemungkinan. ● Proses terbentuknya alam semesta menurut Al-Qur’an Mengenai proses penciptaan alam semesta, Al-Qur’an telah menyebutkan secara gamblang mengenai hal tersebut, dan dapat dipahami bahwa proses penciptaan alam semesta menurut al-qur’an adalah secara bertahap. Tujuan Penciptaan Alam Menurut Al Quran ● al-Qur‟an memerintahkan manusia untuk memperhatikan dan mempelajari alam semesta dalam rangka memperoleh manfaat dan kemudahan dalam kehidupannya, serta untuk memberikan kesadaran manusia akan Keesaan dan Kemahakuasaan Allah. ● Dalam al-Qur‟an, banyak terdapat ayat yang mengajak manusia memperhatikan, memikirkan, dan mengamati alam raya. Ajakan ini dimaksudkan agar manusia memperoleh tanda-tanda yang membuktikan adanya Tuhan Pencipta alam semesta. ● Dalam konteks ini, al-Qur‟an memberi arti yang penting sekali pada pengetahuan indrawi bagi jalan untuk menemukan-Nya. Manusia diajak untuk memikirkan kejadian langit dan bumi, bergantinya siang dan malam, berlayarnya perahu di tengah lautan, bertiupnya angin (udara), diturunkannya hujan untuk kehidupan manusia dan tumbuh- tumbuhan, diciptakannya berbagai macam hewan untuk kesenangan manusia, dan sebagainya. Dalil Tentang Alam Semesta menurut pandangan Al Quran, penciptaan alam semesta dapat dilihat pada surat Al Anbiya ayat 30. “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” Bumi sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah menghidupkannya dengan menurunkan air dari langit. “Dan Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi sesudah matinya. “(QS An Nahl:65)” Thank you!