PEMBAHASAN
Dalam Q.S. Yūnus/10: 101, Allah Swt. Secara tegas memerintahkan nabi Muhammad
Saw. agar umatnya mau membaca ayat-ayat kauniyah, yaitu ayat-ayat dalam bentuk
Semua Ciptaan Allah Swt. Berupa alam semesta dan seisinya, atau dengan kata lain
memperhatikan dengan mata dan akal pikirannya tentang segala hal yang ada di
langit dan di bumi. Dengan ayat-ayat kauniyah tersebut, sebenarnya tidak ada alasan
lain lagi bagi manusia kecuali harus beriman tunduk, dan patuh kepada Allah Swt.
2. Q. S. Al-Baqarah/2: 164
Artinya: “ Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan
siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia,
apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya
bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam
binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi,
(semua itu) sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang
yang mengerti.” (Q. S. Al-Baqarah/2: 164)
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa bukti-bukti keesaan Allah Swt itu antara lain adalah
berbagai keajaiban yang terjadi di alam semesta ini. Manusia seharusnya mau
memperhatikan dan merenungkan hal tersebut agar bertambah ilmu pengetahuan dan
keimanannya kepada Allah Swt. Dalam ayat tersebut tersimpan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan dan teknologi yang seharusnya dikuasai oleh umat muslim, misalnya
ilmu pertanian, geografi, pelayaran, kelautan, astronomi, antropologi, biologi,
dirgantaraan, dan lain sebagainya. Sehubungan dengan hal tersebut Sayyid Qutub
menegaskan bahwa ayat tersebut merupakan metode yang sempurna untuk
mengarahkan akal manusia agar mempelajari ayat-ayat Tuhan yang tersedia di alam
semesta ini.
3. Q.S. Al-Hujarāt/49: 6
4. Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang
kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak
mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu
menyesali perbuatanmu itu.” (Q.S. Al-Hujarāt/49: 6)