Anda di halaman 1dari 12

Diskusi Topik

Konsep Dasar Imunologi dan Imunisasi Bayi Balita

Dosen Pembimbing :
Feri Anita Wijayanti, Bd., M.Mid
Oleh kelompok 4 :

Naifa Putri Mefira (2210333027) Ratna Anjani Sugiharto (2210333028)


Nurhermanita (2210333016) Mutia Rizva Yunda (2210333030)
Alfiyah Amatullah Yasvi (2210333026) Della Deva Nofitri (2210333032)
Roha Dhatul ‘Aisy’ (2210333024) Nuraini (2210333033)
Azzatil Alnel Putri (2210333017) Nashihah Syafa Febrina (2210333034)
Bestius Anggraini (2210333014) Fadhila Laili Riwansi (2210333035)
Elsa Vita Zs (2210333023) Dhini Aulya (2210333038)
Sharla Raissaqinah Syafril (2210333025) Syifa Rihladattul Aisy (2210333039)
Rosna (2210333018) Zahara Afifa (2210333040)
Aini Salmah Qalbi (2210333022) Layla Murya Agung (2210333041)
Salsabilla Ummairah Nasution (2210333021) Fiona Alifia Devita Ananta (2210333042)
Alifiya Syafira (2210333015) Aisyah Mardhyah Rosalind (2210333043)
Tiara Septia Tafianda (2210333019) Nadhira Salsabila Cehan (2210333044)

PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Konsep
Dasar Imunologi dan Imunisasi Bayi Balita” sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai tugas diskusi topik
dan standar nilai kuliah Konsep Kebidanan.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini telah
kami susun dengan maksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari seluruh anggota
kelompok sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat, materi maupun tata bahasa yang terdapat
dalam makalah ini. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan juga inspirasi
kepada para pembacanya.

Padang, 29 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

PENDAHULUAN......................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah................................................................................................ 4

C. Tujuan .................................................................................................................. 4

PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5

A. Pengertian Imunologi .......................................................................................... 5

B. Pengertian Imunisasi............................................................................................ 6

C. Pentingnya Imunisasi Pada Bayi Balita ............................................................... 7

D. Imunisasi yang Diberikan Pada Bayi Balita ......................................................... 7

PENUTUP ................................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 10

B. Saran .................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Imunologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang sistem
pertahanan tubuh. Terminologi kata “imunologi” berasal dari kata immunitas dari
bahasa latin yang berarti pengecualian atau pembebasan. Istilah itu awalnya dipakai
oleh senator Roma yang mempunyai hak-hak istimewa untuk bebas dari tuntutan
hukum pada masa jabatannya. Immunitas (imunitas) selanjutnya dipakai untuk suatu
pengertian yang mengarah pada perlindungan dan kekebalan terhadap suatu
penyakit, dan lebih spesifik penyakit infeksi.
Konsep imunitas yang berarti perlindungan dan kekebalan sesungguhnya telah
dikenal oleh manusia sejak jaman dahulu. Pada saat ilmu imunologi belum
berkembang, nenek moyang bangsa Cina membuat puder dari serpihan kulit
penderita cacar untuk melindungi anak-anak mereka dari penyakit tersebut. Puder
tersebut selanjutnya dipaparkan pada anak-anak dengan cara dihirup. Cara yang
mereka lakukan berhasil mencegah penularan infeksi cacar dan mereka kebal
walaupun hidup pada lingkungan yang menjadi wabah. Saat itu belum ada ilmuwan
yang dapat memberikan penjelasan, mengapa anak-anak yang menghirup puder dari
serpihan kulit penderita cacar menjadi imun (kebal) terhadap penyakit itu.
Imunologi tergolong ilmu yang baru berkembang. Ilmu ini sebenarnya berawal
dari penemuan vaksin oleh Edward Jenner pada tahun 1796. Edward Jenner dengan
ketekunannya telah menemukan vaksin penyakit cacar menular, smallpox.
Pemberian vaksin terhadap individu sehat selanjutnya dikenal dengan istilah
vaksinasi. Vaksin ini berupa strain yang telah dilemahkan dan tidak punya potensi
menimbulkan penyakit bagi individu yang sehat. Walaupun penemuan Jenner ini
tergolong penemuan yang besar dan sangat sukses, namun memerlukan waktu
sekitar dua abat untuk memusnahkan penyakit cacar di seluruh dunia setelah
penemuan besar itu.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian imunologi ?
2. Jelaskan pengertian imunisasi ?
3. Mengapa imunisasi penting untuk diberikan pada bayi dan balita ?
4. Imunisasi apa saja yang diberikan pada bayi balita ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian imunologi.
2. Mengetahui pengertian imunisasi.
3. Mengetahui pentingnya imunisasi pada bayi balita.
4. Mengetahui jenis imunisasi yang diberikan pada bayi balita.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Imunologi
Imunologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari mengenai respon
imun atau kekebalan tubuh. Respon imun ini sangat penting bagi kelangsungan
kehidupan organisme karena setiap saat terpapar oleh infeksi patogen. Patogen
merupakan agen yang dapat menyebabkan penyakit. Respon imun berusaha
mengeliminasi patogen ini sehingga tubuh menjadi lebih sehat.
Imunologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang imunitas atau kekebalan
akibat adanya rangsangan molekul asing dari luar maupun dari dalam tubuh
manusia. Manusia memiliki sistem pelacakan dan penjagaan terhadap benda asing
yang dikenal dengan sistem imun, dimana akan melindungi tubuh terhadap
penyebab penyakit, patogen seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur
Pada mulanya, imunologi dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari respon
tubuh terhadap infeksi. Namun, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
maka imunologi didefinisikan sebagai suatu ilmu eksperimental yang mempelajari
tentang sistem imunitas tubuh manusia, yang penjelasannya didasarkan atas
observasi ekperimental dan kesimpulan yang dihasilkan. Imunologi merupakan
disiplin ilmu yang dalam perkembangannya berakar dari pencegahan dan
pengobatan penyakit infeksi, dengan ruang lingkup penyakit, infeksi, dan semua
disiplin ilmu kesehatan.
Awal mula imunologi dinyatakan dinyatakan dengan adanya teori “Kontagion”
oleh Girolamo Fracastoro pada tahun 1546, yang menyatakan bahwa pada penyakit
infeksi terdapat suatu zat yang dapat memindahkan penyakit dari satu individu ke
individu lain seperti yang dimaksud, belum dapat diidentifikasi. Pada tahun 1978,
Edward Jenner mengamati bahwa seseorang dapat terhindar dari suatu infeksi
variola secara alamiah, apabila ia telah terpapar sebelumnya dengan cacar sapi
(cowpox). Meskipun belum diketahui mekanisme yang terjadi, akan tetapi
berdasarkan pengamatan tersebut, vaksin cacar mulai digunakan.
Semakin banyak penemuan terkait imunologi, menyebabkan ilmu ini dilibatkan
dalam reaksi lain dari proses kekebalan akibat pemberian toksin/antitoksin. Salah
satunya adalah Charles Richet dan Paul Portier, peneliti dari Perancis, yang pada
tahun 1901 menemukan bahwa tidak terjadi reaksi kekebalan yang diharapkan
timbul dengan menyuntikkan zat toksin pada anjing, namun yang terjadi adalah
kematian, dan hal tersebut dikategorikan sebagai reaksi anafilaksis (tanpa
pencegahan). Reaksi yang terjadi pada penemuan tersebut didefinisikan sebagai
alergi oleh Clemens Von Pirquet pada 1906.

B. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti
diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap
suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain. Imunisasi adalah suatu
upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau
hanya mengalami sakit ringan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
Imunisasi adalah proses menginduksi imunitas secara buatan baik dengan vaksinasi
(imunisasi aktif) maupun dengan pemberian antibodi (imunisasi pasif). Imunisasi aktif
menstimulasi sistem imun untuk membentuk antibodi dan respon imun seluler yang
melawan agen penginfeksi, sedangkan imunisasi pasif menyediakan proteksi sementara
melalui melalui pemberian antibodi yang diproduksi secara eksogen maupun transmisi
transplasenta dari ibu ke janin.
Vaksinasi yang merupakan imunisasi aktif, ialah suatu Tindakan yang dengan sengaja
memberikan paparan antigen dari suatu patogen yang akan menstimulasi sistem imun dan
menimbulkan kekebalan sehingga nantinya anak yang telah mendapatkan vaksinasi tidak
akan sakit jika terpajan oleh antigen serupa. Antigen yang diberikan dalam vaksinasi dibuat
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit, namun dapat memproduksi limfosit
yang peka, antibody, maupun sel memori. Imunisasi pasif dilakukan dengan memberikan
immunoglobulin yang berasal dari plasma donor. Pemberian imunisasi pasif hanya
memberikan kekebalan sementara karena immunoglobulin yang diberikan akan
dimetabolisme oleh tubuh.
C. Pentingnya Imunisasi Pada Bayi Balita
Imunisasi penting untuk menurunkan angka kejadian penyakit, kecacatan,
maupun kematian akibat penyakit-penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Imunisasi tidak hanya memberikan perlindungan pada individu
melainkan juga pada komunitas, terutama untuk penyakit yang ditularkan melalui
manusia.
Imunisasi pada balita, tidak hanya memberikan perlindungan pada balita
tersebut tetapi juga berdampak kepada anak lainnya karena terjadi tingkat imunitas
umum yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi. Imunisasi akan
membuat tumbuh kembang balita menjadi optimal yaitu menjadi balita yang sehat,
kuat, cerdas, kreatif dan berperilaku baik. Kekebalan tubuh balita yang sudah
diimunisasi akan meningkat dan terlindungi dari penyakit berbahaya, sehingga
tumbuh kembang balita tidak terganggu. Imunisasi juga mencegah berbagai
penyakit infeksi yang berbahaya dengan cara yang aman dan efektif.
Imunisasi ditujukan untuk mendapatkan imunitas atau kekebalan anak secara
individu atau pembasmian sesuatu penyakit dari penduduk sesuatu daerah.
Sedikitnya dari penduduk suatu daerah atau negeri harus mendapatkan imunisasi.
Yang tidak kalah pentingnya adalah imunisasi ulang (booster) yang perlu
dilaksanakan dalam waktu-waktu tertentu untuk meningkatkan kembali
imunitas/kekebalan bayi balita.

D. Imunisasi yang Diberikan Pada Bayi Balita


Dalam Permenkes RI Nomor 12 Tahun 2017 disebutkan bahwa Imunisasi
program terdiri dari Imunisasi rutin, imunisasi tambahan dan imunisasi khusus.
Imunisasi program harus diberikan sesuai dengan jenis vaksin, jadwal atau waktu
pemberian yang ditetapkan dalam pedoman penyelenggaraan Imunisasi.
Kementerian kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep imunisasi dasar lengkap
menjadi imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar
dan imunisasi lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak cukup, diperlukan imunisasi lanjutan
untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang optimal.
1) Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Vaksin BCG merupakan vaksin beku kering yang mengandung Mycobacterium
bovis hidup yang dilemahkan. Vaksin BCG tidak mencegah infeksi tuberkulosis
tetapi
mengurangi resiko tuberkulosis berat seperti meningitis tuberkulosa dan
tuberkulosa primer. Imunisasi BCG diberikan pada bayi < 2 bulan. Namun untuk
mencapai cakupan yang lebih luas, Kementrian Kesehatan menganjurkan
pemberian imunisasi
BCG pada umur antara 0-12 bulan. Dosis 0,05 ml untuk bayi kurang dari 1 tahun
dan 0,1 ml untuk anak (> 1 tahun)

2) Imunisasi Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinvasikan dan
bersifat non-infecious. Pemberian imunisasi Hepatitis B bertujuan untuk
mendapatkan kekebalan terhadap penyakit Hepatitis B. Vaksin disuntikan dengan
dosis 0,5 ml atau 1 (satu) HB PID, pemberian suntikan secara intramuskuler,
sebaiknya anterolateral paha. Pemberian sebanyak 3 dosis, dosis pertama diberikan
pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1 bulan)

3) Imunisasi DPT-HB-Hib
Vaksin DPT-HB-Hib (vaksin Jerap Difteri, Tetanus, Pertusis, Hepatitis B
Rekombinan, Haemophilus Influen-zae tipe B) berupa suspensi homogen yang
mengandung toksoid tetanus dan difteri murni, bakteri pertusis (batuk rejan) inaktif,
antigen permukaan Hepatitis B (HBSAg) murni yang tidak infeksius, dan komponen
Hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa kapsul polisakarida Haemophilus
Influenzae tipe B tidak infeksius yang dikonjugasikan kepada protein toksoid
tetanus.
Indikasi digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk
rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus Influen-zae tipe B secara stimultan
(Ranuh dkk, 2014).Vaksin DPT-HB-Hib harus disuntikan secara intramuskular
pada anterolateral paha atas, dengan dosis anak 0,5 ml. Kontra indikasi pemberian
vaksin DPT-HB-Hib anak yang mempunyai hipersensitif terhadap komponen
vaksin atau reaksi berat terhadap dosis vaksin kombinasi sebelumnya atau bentuk-
bentuk reaksi sejenis lainnya merupakan kontraindikasi absolut terhadap dosis
berikutnya.

4) Imunisasi Polio
Terdapat 2 kemasan vaksin polio yang berisi virus polio 1,2 dan 3. OPV (oral
polio vaccine), hidup dilemahkan, tetes, oral. Sedangkan IPV (inactivated polio
vaccine) inaktid disuntikan. Kedua vaksin polio tersebut dapat dipakai secara
bergantian.
Vaksin IPV dapat diberikan pada anak yang sehat maupun anak yang menderita
immunokompromais, dan dapat diberikan sebagai imunisasi dasar maupun ulangan.
Vaksin IPV dapat juga diberikan bersamaan dengan vaksin DPT-HB-Hib, secara
terpisah atau kombinasi. Polio-0 diberikan saat bayi lahir sesuai pedoman PPI atau
pada kunjungan pertama sebagai tambahan untuk mendapatkan cakpan imunisasi
yang tinggi. Untuk imunisasi dasar (polio-2,3,4) diberikan pada umur 2,4,
dan 6 bulan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa
konsep imunitas yang berarti perlindungan dan kekebalan sesungguhnya telah
dikenal oleh manusia sejak jaman dahulu. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, maka imunologi didefinisikan sebagai suatu ilmu eksperimental yang
mempelajari tentang sistem imunitas tubuh manusia, yang penjelasannya didasarkan
atas observasi ekperimental dan kesimpulan yang dihasilkan. Imunologi merupakan
disiplin ilmu yang dalam perkembangannya berakar dari pencegahan dan
pengobatan penyakit infeksi, dengan ruang lingkup penyakit, infeksi, dan semua
disiplin ilmu kesehatan. Sedangkan, imunisasi adalah proses menginduksi imunitas
secara buatan baik dengan vaksinasi (imunisasi aktif) maupun dengan pemberian
antibodi (imunisasi pasif).

B. Saran
Penulis menyarankan untuk pembaca terutama mahasiswa kebidanan agar
mempelajari tentang pentingnya imunisasi bagi bayi maupun ibu. Serta, mahasiswa
diharapkan dapat mengetahui konsep dasar imunologi.
DAFTAR PUSTAKA

Hadianti, dkk. 2015. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan.

Saraswati, H. 2017. Modul Imunologi. Jakarta : Universitas Esa Unggul.

Anda mungkin juga menyukai