Anda di halaman 1dari 18

Bentuk dan Makna Bahasa

Oleh
Lilimiwirdi, S.S., M.Hum.
Satuan terkecil dari bahasa itu adalah fonem
dan yang terbesarnya adalah karangan.

Fonem dapat membedakan makna, seperti dari,


tari, dan cari. Yang membedakan makna adalah
fonem d, t,dan c.

Fonem juga memiliki makna, contoh amoral


artinya tidak bermoral.
Bentuk dan makna
 Satuan bentuk bahasa
1. Fonem
2. Morfem
3. Kata
4. Frase
5. Klausa
6. Kalimat
7. Paragraf/alinea
8. Karangan/ wacana
Kalimat

S P (O) (Pel) (Ket)

disusun secara logis

menjelaskan pikiran dan


perasaan pembicara atau penulis
MAKNA BAHASA
Makna adalah hubungan bentuk bahasa dengan objek
atau sesuatu yang diacunya.

Istilah yang berkaitan dengan makna:


1. Sinonim adalah suatu kata memilki bentuk yang
berbeda, tetapi mengacu kepada makna yang sama

atau mirip, contoh pakaian= baju, bohong=dusta.

2. Antonim adalah suatu kata memiliki makna atau


arti yang berlawanan.

Contoh naik x turun, kaya x miskin, tinggi x rendah


3. Homonim adalah suatu kata memiliki lafal dan tulisan
yang sama, tetapi makna yang berbeda.

Contohnya amplop: tempat meletakkan surat

Untuk mengirim surat kepada Presiden, harus menggunakan


amplop

Amplop: Uang sogokkan


Agar ujian CPNS, dia memberi amplop kepada pejabat.
4. Homofon: suatu kata memiliki bunyi atau lafalnya
yang sama, tetapi maknanya berbeda

Contoh:
Ayu bisa memainkan gitar dengan kakinya
Bisa= dapat

Bisa ular itu diambil untuk diteliti


Bisa= racun

5. Homograf: Suatu kata yang memilki tulisan atau ejaan


yang sama ejaannya, tetapi lafal dan
maknanya berbeda.

contoh
Pada masa dahulu, orang-orang mengambil teras kayu untuk obat
teras= inti kayu

Dia duduk di teras rumah


teras=beranda
6. Polisemi: satu kata yang memilki makna yang banyak

Contoh: Kepala
a. Kepala anak itu besar sekali karena menderita
penyakit Hidrosepalus.
kepala= bagian tubuh

b. Karcis itu dihitung tiap kepala.


kepala= individu

c. Ibu Ceni sedang membuat kepala surat.


kepala= bagian dari surat

d. Dia diangkat menjadi kepala sekolah.


Makna dan Perubahan
 Makna adalah hubungan antara bentuk bahasa
dengan objek atau sesuatu yang diacunya dan
memiliki Perubahan.

Yang menyebabkan makna itu berubah-ubah:


1. Sejarah atau asal-usul kata
2. Faktor ideologi atau pemerintah
3. Asosiasi
4. Gramatikal/ Linguistik
5. Budaya
6. Kata Asing
7. Unsur kedaerahan, dsb.
Unsur pembentuk makna
1. Leksikal
Makna leksikal adalah makna yang bersifat dasar, yang
dapat berdiri sendiri tanpa melihat konteksnya. Makna
leksikal ini biasa disebut juga dengan makna kamus.

Contoh: ikan, api, layer, baca, hujan dan seterusnya

2. Garamatikal
Makna gramatikal adalah makna kata sesuai dengan
konteks (Berkenaan dengan situasi, yaitu tempat, waktu,
dan lingkungan penggunaan Bahasa).
Contoh: Makan, dimakan, memakan, pemakan,
termakan, makanan, makankan, dimakankan,dan
termakankan
3. Kontekstual
Kontekstual adalah makna kata yang berhubungan dengan
konteks. Konteks di sini adalah kalimat dan informasi yang
terkandung di sekitar pemakaian kalimat atau bahasa baik lisan
maupun tertulis.

Contoh: Makan Hati

1. Zikri suka makan hati yang sudah disup.


2. Ibu itu makan hati melihat perilaku anaknya.

Makna dalam kontek kalimatnya:


3. Zikri makan hati yang artinya hati itu memiliki kandungan gizi
sebenarnya sehingga anak itu sehat dan gemuk.
4. Ibu itu makan hati melihat perilaku anaknya adalah merasa
susah hatinya, kecewa, menderita, dongkol, sedih dan
sebagainya. Makan hati itu digunakan untuk menggambarkan
suasana hati sesorang.
Jenis-jenis Makna
1. Denotasi
Makna Denotasi adalah makna asal, asli, atau makna sebenarnya.
Contoh: rumah, bunga, kayu, pohon, dan sebagainya.
Bunga di sini adalah taaman yang cantik

2. Konotasi
Makna konotasi adalah makna yag tak sebenarnya. Makna ini bisa
ditambah atau dikurangi tergantung nilai rasa dalam berbahasa.
Contoh: Bunga desa.
Artinya gadis yang tercatik yang menjadi incaran pemuda di desanya.

3. Makna Referensial
Makna referensial adalah makna yang memiliki arti atau acuan dalam dunia
nyata.
Contoh bola, meja, buku, dan kaca sebagainya
Kata-kata ini ada acuan dan bisa dilihat oleh mata.

4. Makna Nonreferensial adalah Makna yang tidak memilki acuan dalam


dunia nyata.
Contoh: kata dan, karena, jika, maka, Tuhan, Allah, pikiran, perasaan,
pendidikan, penghargaan, dan sebagainya.
Kata-kata tersebut tidak memilki acuan atau rujukkan
Perubahan Makna

 Meluas: Kata sapaan yang berhubungan


dengan kata sapaan, contoh bapak,
saudara, ibu, dan sebagainya.
 Menyempit: Sarjana
 Ameliorasi: Istri dan wanita
 Peyorasi : Gerombolan, teroris, dan
kelaparan
 Sinestesia: Manis, hambar, dan pahit
 Asosiasi : Ampop, tumbang, dan cukur.
Makna Kata atau Bahasa
dalam Karya Ilmiah

Laras Ilmiah Ragam Standar/


Baku

Jelas Kalimat Efektif


Lugas
Teratur
Tepat makna
Sistematis
Pengertian penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik:

a. Pemilihan ragam yang sesuai dengan kebutuhan


komunikasi:
1) topik yang dibicarakan
2) tujuan pembicaraan
3) lawan bicara/pembaca
4) tempat pembicaraan

b. Logis dan sesuai dengan tata nilai masyarakat


pengguna
bahasa
Penggunaan bahasa Indonesia yang benar:

Penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah,


yang meliputi:
1) aspek fonologi
2) aspek morfologi
3) aspek sintaksis
4) kosakata
5) makna

Anda mungkin juga menyukai