Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY,

INTELLECTUALLY AND REPETITION TERHADAP KEMAMPUAN


PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DI
MADRASAH ALIYAH NEGERI 3KOTA JAMBI
Rika Agustin1, Drs. H. Husni El Hilali, M.Pd, M. Kukuh, M.Sc2
rikaagustin23@yahoo.com
1
Mahasiswa Program Studi Tadris Matematika FTK UIN STS Jambi
2
Dosen Program Studi Tadris Matematika FTK UIN STS Jambi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Auditory, Intellectually
and Repetition Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa pada materi Turunan di kelas XI
IPS MAN 3 Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yaitu True
Experimental Design yaitu Posttest-Only Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas XI IPS MAN 3 Kota Jambi yang memiliki kemampuan pemahaman konsep matematis rendah yang terdiri
dari 3 kelas dengan jumlah siswa 107 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik
simple random sampling. Berdasarkan teknik tersebut, diperoleh 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol, masing-masing kelas terdiri atas 24 siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes
berbentuk uraian dengan jumlah 6 butir soal. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data Uji T
dan Korelasi Phi. Dari hasil perhitungan uji-t diperoleh 𝑡𝑡 5% < 𝑡0 > 𝑡𝑡 1% = 2,01 < 7,93 > 2,69. Dan hasil
dari perhitungan korelasi 𝑝ℎ𝑖 diperoleh 𝑟𝑡 5% < 𝜑 > 𝑟𝑡 1% = 0,285 < 0,669 > 0,368. Dari hasil perhitungan
tersebut, peneliti menemukan bahwa penerapan model pembelajaran Auditory, Intellectually and Repetition
berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di Madrasah Aliyah
Negeri 3 Kota Jambi. hasil penelitian ini menyarankan agar guru dapat menerapkan model pembelajaran
Auditory, Intellectually and Repetition dalam pembelajaran matematika.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Auditory, Intellectually and Repetition, Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematis

ABSTRACT

The aim of this study was to discussed about The Effect of Auditory, Intellectually and Repetition in Model
Learning Application toward Students’ Ability to Comprehend the Mathematic Concept of Turunan Materials in
the Eleventh Grade of Social Study Program of MAN 3 Kota Jambi. This research was a Quantitative Research
which using True Experimental Design and Posttest-Only Control Design. The population of the research is all
of the Eleventh Grade of Social Study Program of MAN 3 Kota Jambi which has lack of the Mathematic
Concept Comprehension from 3 Classes which consist of 107 students. This research takes the sample using
Simple Random Sampling Technique. It takes 2 classes as Experimental group and Control group which consist
of 24 students. The instrument of collecting data used Essay test consist of 6 questions. The analyses of the
research used T-test and Phi Correlation. Based on the T-test calculation result is 𝑡𝑡 5% < 𝑡0 > 𝑡𝑡 1% = 2,01 <
7,93 > 2,69, and the Phi Correlation result is 𝑟𝑡 5% < 𝜑 > 𝑟𝑡 1% = 0,285 < 0,669 > 0,368. The result of
the calculation of the Auditory, Intellectually and Repetition Model is effective significantly to Students’ Ability
to Comprehend the Mathematic Concept of MAN 3 Kota Jambi. The researcher highly suggested the teachers to
use the Auditory, Intellectually and Repetition Model in Teaching Math.

Keywords : Learning Model Auditory, Intellectually and Repetition, Ability to Comprehend the
MathConcept.
I. PENDAHULUAN soal yang diberikan, ternyata jawaban siswa
Matematika sebagai suatu mata pelajaran sebagaimana pada contoh berikut :
dalam pembelajarannya merupakan pembelajaran
yang bukan hanya sekedar menghapal, tetapi
membutuhkan pemahaman konsep yang tinggi.
Pemahaman suatu konsep merupakan syarat untuk
menguasai pembelajaran. Oleh karena itu,
kemampuan pemahaman konsep matematis sangat
penting dalam pembelajaran matematika. Apabila
siswa dapat memahami konsep dengan baik maka
siswa akan mampu menghubungkan pengetahuan
yang baru didapatkan dengan pengetahuan lamanya
dan selanjutnya akan lebih mudah untuk
menentukan serta melakukan operasi yang tepat Sumber : Dokumentasi hasil tes pemahaman
untuk menyelesaikan sebuah permasalahan yang konsep matematis siswa MAN 3 Kota
dihadapinnya. Jambi
Adanya pemahaman konsep matematis akan Gambar 1. Lembar Jawaban salah siswa
berpengaruh dalam mengerjakan soal, ketika siswa
akan memecahkan suatu masalah haruslah Dari jawaban siswa diatas pada materi matriks,
mengetahui konsep mana yang akan digunakan, terlihat siswa belum bisa memahami dari konsep
namun kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa matriks dan tidak memenuhi indikator pemahaman
masih banyak siswa yang kurang paham terhadap konsep tersebut.
konsep dari materi yang sedang dipelajari, sehingga Sehubungan dengan hal di atas, Peneliti merasa
siswa merasa kesulitan ketika diberikan soal perlu adanya upaya peningkatan pemahaman
berbeda dari contoh yang dijelaskan oleh guru konsep matematis siswa yang tinggi, karena dengan
dalam proses pembelajaran ( tekstual). pemahaman konsep tersebut akan mempengaruhi
Hal ini terlihat ketika peneliti melakukan pada materi selanjutnya. Untuk meningkatkan
observasi awal di kelas XI IPS Madrasah Aliyah pemahaman konsep matematis diperlukan cara
Negeri 3 Kota Jambi pada tanggal 24 – 27 Januari tertentu dalam pembelajaran yang memungkinkan
2018, siswa mengatakan bahwa mereka mengerti siswa dapat memahami sebuah konsep matematis
dan paham terhadap contoh yang diberikan oleh dengan mudah. Salah satu cara yang dapat
guru, sehingga jarang menimbulkan pertanyaan, dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
tetapi ketika telah diberikan soal yang berbeda pemahaman konsep matematis adalah dengan
sedikit dari contoh soal mulai muncul pertanyaan- mengubah model yang digunakan dalam
pertanyaan, seperti apa yang harus dikerjakan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang
terlebih dahulu dari soal. bisa digunakan sebagai alternatif untuk mengatasi
Kondisi seperti ini terjadi disebabkan oleh permasalahan tersebut adalah model pembelajaran
beberapa faktor, seperti: masih banyak siswa yang Auditory, Intelectually and Repetition.
memiliki persepsi bahwa matematika adalah mata Menurut Dedi, Heri & Lies (Jurnal
pelajaran yang sulit untuk dimengerti, siswa hanya Universitas Pendidikan Indonesia Vol.4 no.1 Juni
sekedar menghapal dan mengingat apa yang 2011) mengatakan bahwa : Auditory Intellectually
diberikan oleh guru, tanpa memahami konsep- Repetition ( AIR ) adalah model pembelajaran
konsepnya. Kenyataan yang terjadi dapat dimana guru sebagai fasilitator dan siswalah yang
dibuktikan ketika peneliti memberikan soal yang lebih aktif. Model pembelajaran Auditory
berkaitan dengan pemahaman konsep matematis Intellectually Repetition merupakan variasi dari
sebanyak 6 soal dan hasilnya didapati kemampuan pembelajaran kooperatif yang menekankan pada 3
siswa masih berada di bawah rata-rata KKM aspek yaitu: Auditory (belajar sambil mendengar),
(kriteria ketuntasan minimal) yang telah ditetapkan Intellectually (belajar sambil berpikir), dan
sebelumnya yaitu 70. Repetition (pengulangan). Pembelajaran dengan
Ketidaktuntasan siswa terlihat pada model ini akan mampu meningkatkan pemahaman
kemampuan menjawab soal yang diberikan. Sesuai konsep matematis siswa dengan cara pengulangan
dengan indikator pemahaman konsep matematis soal, mengingat pemahaman konsep matematis
yang berhubungan dengan menyatakan ulang merupakan hal utama untuk bisa menyelesaikan
konsep, mengklasifikasikan objek-objek pemecahan masalah dari soal yang diberikan.
berdasarkan konsep matematika dan menerapkan
konsep secara algoritma, memberikan contoh atau II. METODE PENELITIAN
kontra contoh,menyajikan konsep dalam berbagai Penelitian ini merupakan penelitian
representasi, dan mengaitkan berbagai konsep kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan
matematika secara internal atau eksternal. Dari dalam penelitian ini adalah metode menggunakan
metode True Experimental Design yaitu Posttest-
Only Control Design. Dalam design ini terdapat Tes yang digunakan dalam penelitian perlu
dua kelompok yang masing-masing dipilih secara dilakukan uji validitas agar ketepatan alat penilaian
random (R). “Kelompok pertama diberi perlakuan terhadap konsep yang dinilai sesuai, sehingga
(X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Uji
diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan validitas yang digunakan dalam penelitian
kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut menggunakan validitas tes secara rasional yaitu
kelompok kontrol” ( Sugiyono, 2013, hal. 76). validitas kontruksi.
Berikut ini merupakan desain penelitiannya : “Untuk menguji validitas konstruksi, dapat
digunakan pendapat dari ahli (judgment experts).
Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi
tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan
Gambar 3.2 Posttest-Only Control Design berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta
Gambar 2. Posttest-Only Control Design pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun
itu. Mungkin para ahli akan memberi keputusan:
Keterangan: instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada
X : Perlakuan dengan menggunakan perbaikan, dan mungkin dirombak total”
model pembelajaran Auditory, (Sugiyono, 2013, hal. 125).
Intellectually and Repetition Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan
R : Pemilihan sampel secara random dianalisis dengan analisis statistik. Analisis
O2 : Hasil postes dari kelompok statistika yang akan digunakan berupa uji
eksperimen normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis, dan
O4 : Hasil postes dari Kelompok kontrol korelasi phi. Uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui sebaran data pada kelas eksperimen
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah dan kelas kontrol dengan menggunakan analisis
Negeri 3 Kota Jambi yang terletak di Jalan Marene Liliefors, uji homogenitas dilakukan untuk
RT. 07 Kelurahan Eka Jaya Kecamatan Paal. mengetahui apakah varians kelompok eksperimen
Adapun waktu penelitiannya dilakukan pada dan kelompok kontrol homogen atau sama,
tanggal 16 April 2018 sampai dengan 12 Mei 2018. pengujian dilakukan dengan menggunakan uji F,
Sekolah ini dipilih sebagai tempat penelitian atas sedangkan uji hipotesis dilakukan untuk
dasar ditemukannya beberapa permasalahan yang mengetahui apakah hipotesis alternatif yang telah
menyangkut rendahnya kemampuan pemahaman diajukan diterima atau ditolak dengan
konsep matematis siswa. menggunakan rumus T-Tes, kemudian korelasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh 𝑝ℎ𝑖 untuk melihat apakah penerapan model
siswa kelas XI IPS MAN 3 Kota Jambi yang pembelajaran Auditory, Intellectually and
memiliki kemampuan pemahaman konsep Repetition memiliki pengaruh yang signifikan
matematis rendah, yang berjumlah 107 orang terhadap kemampuan pemahaman konsep
terdiri dari kelas XI IPS 1 berjumlah 36 orang, matematis siswa.
kelas XI IPS 2 berjumlah 37 orang, dan kelas XI
IPS 3 berjumlah 34 orang. Sedangkan sampel III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam penelitian ini diambil dengan teknik Simple Sebelum penelitian dilakukan perlu diketahui
Random Sampling dimana pengambilannya secara kemampuan awal siswa dikelas XI IPS. Oleh
acak tanpa memperhatikan strata atau tingkatan karena itu peneliti mengambil nilai ulangan harian
dalam anggota kelompok populasi. Sampel yang siswa bab sebelumnya sebagai data awal untuk
terpilih terdiri dari dua kelas, yaitu kelas dilakukan analisis dengan uji normalitas populasi
eksperimen dan kelas kontrol dengan jumlah siswa dalam hal ini menggunakan uji Chi Kuadrat, dan
masing-masing 24 orang uji homogenitas populasi dalam hal ini
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji Bartlet. Setelah dilakukan
adalah tes yang berbentuk esai, untuk mengetahui analisis data awal, hasil analisis data awal
seberapa besar tingkat pencapaian konsep diperoleh:
matematika siswa MAN 3 Kota Jambi. Tes yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 6 butir Tabel 1
soal. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Populasi
Tes merupakan metode yang digunakan untuk Data XI IPS XI IPS XI IPS
memperoleh hasil belajar peserta didik ranah 1 2 3
kognitif. Tes adalah Serentetan pertanyaan atau N 36 37 34
latihan serta alat lain yang digunakan untuk 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 8,916 7,722 5,446
mengukur keterampilan, pengetahuan inteligens, 2
𝜒 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 9,488 9,488 9,488
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
Kesimpulan Normal Normal Normal
atau kelompok.(Suharsimi, 2013, hal. 193).
Repetition dengan yang tidak menerapkan model
pembelajaran Auditory, Intellectually, and
Tabel 2 Repetition dilakukan dengan uji t test.
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Populasi Sebelum melakukan uji t test perlu dilakukan
Kelas N 𝝌𝟐 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝝌𝟐 𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 pemeriksaan terlebih dahulu terhadap data hasil
penelitian dengan melakukan pengujian persyaratan
XI IPS 1 36
analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
XI IPS 2 37 4,662 5,991 Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian
XI IPS 3 34 ini adalah uji Liliefors. Uji Liliefors adalah uji
Kesimpulan Homogen normalitas yang digunakan untuk menguji sampel
yang kecil yakni 𝑛 < 30. Adapun ketentuan uji
normalitas yaitu sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas
Jika 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka distribusi data
dan uji homogenitas dapat disimpulkan bahwa data
pada kelas XI IPS 1,XI IPS 2 , dan XI IPS 3 tidak normal,
memiliki populasi yang berdistribusi normal dan Jika 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka distribusi data
memiliki varians yang homogen atau memiliki normal.
kesamaan rata-rata karena memenuhi kriteria
𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Tabel 3
Selanjutnya peneliti mengambil sampel acak hasil perhitungan uji normalitas data:
dengan menggunakan teknik Simpel Random Data N 𝑳𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝑳𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
Sampling, yang terdiri dari kelas eksperimen dan Eksperimen 24 0,093 0,176
kelas kontrol. Masing-masing kelas diberi Kontrol 24 0,170 0,176
perlakuan yang sama yakni mengajar sebanyak 5
kali pertemuan, lalu diberikan tes akhir (posttest) Berdasarkan hasil perhitungan dapat
dengan instrumen yang digunakan yaitu tes disimpulkan bahwa data kelas eksperimen dan
kemampuan pemahaman konsep matematis kelas kontrol berdistribusi normal.
sebanyak 6 soal. Tiap soal memiliki skor minimum Setelah dilakukan uji normalitas, diketahui
0 dan skor maksimum 4, sehingga jika siswa dapat bahwa kedua kelompok sampel dalam penelitian ini
menjawab seluruh pertanyaan dengan benar, maka dinyatakan berasal dari sampel yang berdistribusi
skor total yang didapatkan adalah 24. Skor hasil tes normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan uji beda varians terbesar dan
selanjutnya dikonversi untuk mendapatkan nilai varians terkecil. Uji homogenitas dilakukan untuk
akhir dengan rumus: mengetahui apakah kedua kelompok sampel
memiliki varians yang sama (homogen) atau tidak.
skor yang diperoleh siswa Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua
skor total
× 100. (Abdul Majid,
kelompok dikatakan homogen apabila 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤
2014, hal. 195)
Berdasarkan hasil posttest, diperoleh nilai rata- 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 di ukur pada taraf signifikansi 𝛼 = 0,05.
rata tes akhir siswa kelas eksperimen dengan kelas Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas
kontrol. Nilai rata-rata tes akhir kelas eksperimen diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 1,394 dan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar
adalah sebesar 76,25, nilai median sebesar 76,5, 2,014 Berdasarkan perhitungan dapat disimpulkan
nilai modus sebesar 71,5 dengan standar deviasi bahwa kedua kelompok memiliki varians yang
9,977 sedangkan kelas kontrol diperoleh nilai rata- homogen.
rata tes akhir sebesar 56,79, niali median sebesar Setelah dilakukan pengujian persyaratan
55,33, nilai modus sebesar 59,50 dengan standar analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas,
deviasi 8,27. Perbedaan nilai rata-rata tersebut diperoleh kesimpulan bahwa kedua data
tidak terjadi secara kebetulan, melainkan karena berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya
adanya perbedaan perlakuan saat mengajar dikelas adalah melakukan pengujian hipotesis dengan
eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan hasil tes menguji uji t test. 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻𝑎
akhir tersebut menunjukkan bahwa kemampuan diterima Berdasarkan hasil uji hipotesis t test
pemahaman konsep matematis siswa yang diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 7,93 dan pada taraf signifikan
menerapkan model pembelajaran Auditory, 5% diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,01 dan taraf signifikansi
Intellectually, and Repetition lebih baik daripada 1%𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,69 dengan demikian 2,01 < 7,93 >
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa 2,69. Sehingga 𝐻𝑎 diterima, artinya kedua variabel
yang tidak menerapkan model pembelajaran terdapat perbedaan yang signifikan.
Auditory, Intellectually, and Repetition. Kemudian Untuk melihat berapa besar pengaruh model
untuk membuktikan adanya perbedaan yang pembelajaran Auditory, Intellectually, and
signifikan antara kemampuan pemahaman konsep Repetition terhadap kemampuan pemahaman
matematis siswa yang menerapkan model konsep matematis siswa digunakan perhitungan
pembelajaran Auditory, Intellectually, and Korelasi phi.
Tabel 4
Hasil Perhitungan Korelasi phi
II
I Eksperimen Kontrol Jumlah

Tinggi 21 (a) 5 (b) 26


Rendah 3 (c) 19 (d) 22
Jumlah 24 24 48

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai


𝜑 = 0,67. Dengan 𝑑𝑓 = 26, maka diperoleh taraf
signifikan 5% sebesar 0,29 dan taraf signifikan 1%
sebesar 0,37 . Karena 𝜑 yang diperoleh melalui
perhitungan (𝜑 = 0,669) adalah lebih besar dari
pada 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,29 < 0,67 > 0,37 maka 𝐻𝑎
(Hipotesis alternatif) diterima. Berarti terdapat
pengaruh yang signifikan antara nilai tes
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
yang menerapkan model pembelajaran auditory,
intellectualy and repetition.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis serta pembahasan,
maka dapat diperoleh kesimpulan dari perhitungan
uji-t dan korelasi phi pada data postest dapat bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan
pemahaman konsep siswa kelas eksperimen yang
diberi model pembelajaran Auditory Intellectually
and Repetition dan kelas kontrol yang diberi model
pembelajaran langsung (direct instruction),
sehingga dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Auditory Intellectually and Repetition
memberi pengaruh yang signifikan terhadap
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

V. DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta
Rohendi, D, dkk. (2011). Penerapan Model
Pembelajaran Auditory Intellectually
Repetition (AIR) dan Upaya Meningkatkan
Kemampuan Aplikasi Siswa pada Mata
Pelajaran TIK. Jurnal Universitas
Pendidikan Indonesia, 4(1)
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Majid, Abdul. (2014). Penilaian Autentik Proses &
Hasil Belajar. Bandung: Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai