FEBRUARI 2021
Pengertian Al-Asma’ Al-Husna
Kata األسماءadalah bentuk jamak dari kata اإلسمyang berarti nama. Dan akan
merupakan akar dari kata السموyang artinya ketinggian, atau السمةyang berarti
tanda. Dengan demikian mengandung arti nama merupakan tanda bagi sesuatu, dan
sekaligus harus dijunjung tinggi.1
kata حسنىmenunjukkan bahwa nama-nama Allah Swt. adalah sempurna dan tidak
ؕع اوہُ بٰ َہا ۪ َو ذَ ُروا الَّذ اٰینَ ی اُل ٰحد اُونَ فٰ اۤۡی ا َ اس َمآئٰ ٖہ
ُ َو ٰ ہّلِلٰ ااۡلَ اس َما ٓ ُء اال ُح اس ٰنی فَا اد
سی اُجزَ اونَ َما کَانُ اوا َیعا َملُ اون
َ
Artinya: “Hanya milik Allah Asma’ul Husna, maka bermohonlah Kepada-Nya
dengan menyebut Asma’ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang
1
Ahkam Al-Qur`an 2/793 -dengan perantara kitab Asma`ullah wa Shifatuhu karya Al-Asyqar hal.
23
2
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dimaknai sebagai tingkat perbandinganyang teratas atau
bentuk kata yang menyatakan paling. Lihat Departemen Pendidikan Nasional, KBBI,(Jakarta:
Pusat Bahasa 2008),1394.
3
M. Quraish Shihab, Al-Asma’ Al-Husna (Tangerang: Lentera Hati 2013), 23-24
4
Muhammad Al-Ghazali, Al-Ghazali Menjawab 100 soal Keislaman terj. Abdullah Abbas
(Tangerang: Lentera Hati 2012) 555.
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) Nama-nama-Nya. Nanti mereka
akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”5
Jadi al-asma’ al-husna adalah nama-nama yang dimiliki oleh Allah Swt. yang
terbaik di antara nama-nama yang lain, sekaligus sebagai tanda bagi-Nya supaya
manusia atau makhluk-Nya dapat mengenal dan beriman kepada-Nya serta dapat
menjunjung tinggi sebagai sifat yang sempurna, agung, dan indah, dengan cara
mengamalkan kandungan nama-nama-Nya.
Berdasarkan hadis Nabi Saw. Al-asma’ al-husna berjumlah Sembilan puluh
Sembilan nama. Berikut berbunyi:
5
Departemen Agama Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Jamanatul Ali 2005), 175
6
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Ensiklopedi Hadis 2; Shahih al-Bukhari 2,terj.
Subhan Abdullah Idris Iman Ghazali (Jakarta: Almahira, 2012). 618
7
Subhan Al-Asma’,24
8
Ahsin W. Al-Hafidz,Kamus Ilmu Al-Qur’an (Jakarta: Amzah,2012),68
satu nama Allah Sw. kemudian beliau melanjutkan kaitannya dengan hadis riwayat
bukhari di atas yang membatasinya, hal tersebut berlaku bagi salah satu pokoknya
bukan keduanya, yaitu mengangkat jumlah dan bagi siapa yang mengucapkan atau
menghafalkannya akan masuk surga. 9
9
Al-Ghazali,Al-Asma’ Al-Husna; Rahasia nama-nama Indah Allah terj. Ilyas hasan (Bandung:
Mizan. 1998),209-210
10
Ibid.213
11
Umar Sulaiman Al-Asyqar,Al-Asma’ Al-Husna ter. Syamsuddin TU dan Hasan Suadi (Jakarta:
Qisthi press,2009),11
12
Ibid.12.
● Pentingnya Memahami Al-Asma’ Al-Husna
Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qathani mengungkapkan tetang keutamaan al-
asma’ al-husna, yang merupakan sumber dan bahan yang paling besar untuk
menggapai keteguhan dan kekuatan iman. Adapun tahapan yang harus dilakukan,
yaitu: pertama, menghafal lafazh dan jumlahnya. Kedua, memahami maknanya.
Ketiga, berdoa dengannya,baik dalam hal memuji atau memohon kepada-Nya.
Menganal Allah Swt. meliputi tiga macam tauhid: Tauhid Rububiyah, Tauhid
Uluhiyah, serta Tauhid Asma’ dan sifat. Semua ini merupakan ruh iman, asal, dan
kesudahannya. Apabila seseorang bertambah ma’rifatnya maka bertambah kuat
keimanannya.
Dalam hadis Nabi Saw. Disebutkan kata حفظها atau dalam riwayat lain
memakai kata احصاها yang bermakna menghafal. Maksud hafal disini tidak
hanya dalam hal mengingat sehingga tidak lupa,tapi menghafal, mehami makna dan
isinya, memuji Allah dengannya, serta memohon kepada-Nya dan meryakininya 14
13
Zurkani jahja, 99/jalan mengenal tuhan (Yokyakarta: Pustaka Pesantren, 2010),xviii.
14
Sa’id bin Ali bin Wahf al-qathani, syarah asma’ul husna, terj.Abu Fatima Muhammad Iqbal
Ahmad Ghzali (Jakarta: Pustaka Imam Asy-syafi’I,2005),2
● Perbedaan Al-Asma’ Al-Husna dan Sifat Wajib Bagi Allah Swt
Sebagai mana yang telah dijelaskan tentang makna al-sama’ al-husna yaitu
nama-nama Allah Swt. yang terbaik diantara nama-nama yang lain, termasuk yang
dimiliki oelh makhluk-Nya. Dialah maha diatas segalanya, dengan segala
keutamaan yang telah disebutkan, yakni apa yang terkandung dalam kata
“menghafal” dalam arti mengamalkan kandungannya, yang menyebabkan
dimasukkan ke surga, hal ini menunjukkan bahwa subtansi dari al-sama’ al-husna
adalah nama-nama Allah Swt. sekaligus sifat-Nya yang juga sebagian diturunkan
manusia juga memiliki sifat pengasih terhadap sesama makhluk-Nya, bahkan suatu
kebaikan apabila mengamalkannya namun disini sifat Allah Swt. tetap yang terbaik.
Adapun tentang sifat wajib (20) bagi Allah Swt; sebagai mana yang tertera
dalam konsep tauhid sifat yakni meng-Esakan Allah Swt. dalam sifatnya dengan
meyakini bahwa Allah Swt. memiliki sifat-sita yang tidak sama dengan sifat-sifat
yang lain dan tak seorang pun memiliki sifat sebagai mana sifat Allah Swt; 15 seperti
sifat بقاءyang Artinya kekal Allah Swt; sedangkan manusia tidak kekal.
Jadi menurut hemat penulis, dapat di ambil kesimpulan bahwa, al-asma’ al-
husna dan sifat wajib bagi Allah Swt. berbeda dalam hal subtansi atau
kandungannya. Walaupun dapat pula dikatakan al-asma’ al-husna juga terkandung
sifat-sifat Allah Swt;
● Kesimpulan
Kita harus menyakini Asmaul Husna, Nama-nama Allah Swt. tentu saja
bukan hanya menghafalkannya tetapi juga memahaminya, merenungi, dan
mengaplikasikannya dengan kehidupan sehari-hari dengan cara melaksanakan
perintahnya dan menjauhi larangannya, kita akan mempelajari tentang Asmaul
Husna yang meliputi pemgertian dan memahami Asmaul Husna, penjelasan
selengkapnya sebagai berikut
Keutamaan asmaul husna ditegaskan oleh Rasulullah Saw bersabda dalam Hadist
berikut :
رواہ مسلم (هلل تسعة وتسعون اسما من حفظها دخل الجنة: ۴۸۳۵)
Artinya : Sesungguhnya Allah Swt mempunyai sembilan puluh sembilan nama ,
barang siapa yang menghafalkannya , ia akan masuk surga. (HR. Muslim: 4853)
Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad Bin Ismail. Ensiklopedi Hadis 2;Shahih Al-
Bukhari2,terj. Subhan Abdullah Idris Imam Ghazali. Jakarta: Al-Mahira,2012.
Al-Qahthani, Sa’id bin Ali bin Wahf. Syarah Asmaul Husna, Terj. Abu Fatimah
Muhammad Iqbal Ahmad Ghazali. Jakarta: Pustaka Imam Asy-syafi’I,2005.