Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL

ANALISIS MATERI AL-ASMA’ AL-HUSNA

DAN BERDO’A DENGANNYA (QS: AL-A’RAF 180)

PROGRAM LIQO PEKANAN

FEBRUARI 2021
Pengertian Al-Asma’ Al-Husna

Kata ‫ األسماء‬adalah bentuk jamak dari kata ‫ اإلسم‬yang berarti nama. Dan akan

merupakan akar dari kata ‫ السمو‬yang artinya ketinggian, atau ‫ السمة‬yang berarti

tanda. Dengan demikian mengandung arti nama merupakan tanda bagi sesuatu, dan
sekaligus harus dijunjung tinggi.1

Sedangkan kata ‫ الحسنى‬adalah bentuk jamak dari kata ‫ احسن‬yang berarti


terbaik. Pensifatan nama-nama Allah Swt. dengan bentuk kata superlatif 2, yang
menunjukkan sifat tersebut terbaik diantara yang baik lainnya. Sebagaimana sifat
pengasih lainnya, yang juga dimiliki oleh manusia/makhluknya, tetapi karena nama
bagi Allah Swt. yang terbaik, maka pastilah sifat kasih-Nya melebihi sifat yang
dimiliki makluk-Nya, baik dalam kapasitas kasih maupun subtansinya. Demikian

kata ‫ حسنى‬menunjukkan bahwa nama-nama Allah Swt. adalah sempurna dan tidak

tercemar oleh kekurangan3. Orang yang memperhatikan nama-nama Allah Swt.


akan mendapatkan pemahaman sebagai sifat-sifat ketinggian, tanda-tanda
kesempurnaan, keagungan dan keindahan. Dan sifat dapat disebut nama, jika sifat
tersebut ada dalam diri pemiliknya serta senantiasa bersamanya sehingga tidak
dapat terpisahkan darinya.4
Firman-Nya dalam Surat al-A’raf (7) ayat 180 yang berbunyi:

ؕ‫ع اوہُ بٰ َہا ۪ َو ذَ ُروا الَّذ اٰینَ ی اُل ٰحد اُونَ فٰ اۤۡی ا َ اس َمآئٰ ٖہ‬
ُ ‫َو ٰ ہّلِلٰ ااۡلَ اس َما ٓ ُء اال ُح اس ٰنی فَا اد‬
‫سی اُجزَ اونَ َما کَانُ اوا َیعا َملُ اون‬
َ
Artinya: “Hanya milik Allah Asma’ul Husna, maka bermohonlah Kepada-Nya
dengan menyebut Asma’ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang

1
Ahkam Al-Qur`an 2/793 -dengan perantara kitab Asma`ullah wa Shifatuhu karya Al-Asyqar hal.
23
2
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dimaknai sebagai tingkat perbandinganyang teratas atau
bentuk kata yang menyatakan paling. Lihat Departemen Pendidikan Nasional, KBBI,(Jakarta:
Pusat Bahasa 2008),1394.
3
M. Quraish Shihab, Al-Asma’ Al-Husna (Tangerang: Lentera Hati 2013), 23-24
4
Muhammad Al-Ghazali, Al-Ghazali Menjawab 100 soal Keislaman terj. Abdullah Abbas
(Tangerang: Lentera Hati 2012) 555.
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) Nama-nama-Nya. Nanti mereka
akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”5
Jadi al-asma’ al-husna adalah nama-nama yang dimiliki oleh Allah Swt. yang
terbaik di antara nama-nama yang lain, sekaligus sebagai tanda bagi-Nya supaya
manusia atau makhluk-Nya dapat mengenal dan beriman kepada-Nya serta dapat
menjunjung tinggi sebagai sifat yang sempurna, agung, dan indah, dengan cara
mengamalkan kandungan nama-nama-Nya.
Berdasarkan hadis Nabi Saw. Al-asma’ al-husna berjumlah Sembilan puluh
Sembilan nama. Berikut berbunyi:

Artinya:“Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda:


Sesungguhnya Allah Swt. mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus
kurang satu, barang siapa yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga”.
(H.R. Bukhari).6

Sebenarnya banyak yang meriwayatkan hadis tersebut selain Al-Bukhari, di


antaranya ada Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad.7 Ada pula yang
mengatakan bahwa jumlah nama-nama Allah Swt. tidak terbatas yang tercantum
dalam Al-Qur’an dan Hadis. Sedangkan sebagiannya hanya berupa penarikan
kesimpulan dari beberapa perbuatan dan sifat-sifat Allah Swt. yang diutarakan
dalam kitab suci maupun Hadis Nabi Saw.8

Berdasarkan hadis di atas sudah secara jelas disebutkan terdapat sembilan


puluh sembilan nama dan ditegaskan dengan seratus kurang satu. Dalam hal ini
Imam Al-Ghazali menuturkan dengan dua pandangan yang berbeda. Pertama, Jika
bijak tidak tidak akan mengatakan Sembilan puluh Sembilan dirham walaupun
sudah termasuk seribu dirham. Bila jumlah tertentu disebutkan, maka tidak ada
angka setelah itu. Kedua, jika nama-nama Allah Swt. tidak melebihi dari sembilan
puluh sembilan, kenapa Nabi Saw. menuturkan bahwa “Ramadhan” adalah salah

5
Departemen Agama Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Jamanatul Ali 2005), 175
6
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Ensiklopedi Hadis 2; Shahih al-Bukhari 2,terj.
Subhan Abdullah Idris Iman Ghazali (Jakarta: Almahira, 2012). 618
7
Subhan Al-Asma’,24
8
Ahsin W. Al-Hafidz,Kamus Ilmu Al-Qur’an (Jakarta: Amzah,2012),68
satu nama Allah Sw. kemudian beliau melanjutkan kaitannya dengan hadis riwayat
bukhari di atas yang membatasinya, hal tersebut berlaku bagi salah satu pokoknya
bukan keduanya, yaitu mengangkat jumlah dan bagi siapa yang mengucapkan atau
menghafalkannya akan masuk surga. 9

Lebih jauh, Al-Ghazali mengungkapkan alasan penetapan bilangan dengan


sembilan puluh sembilan, tidak sertus saja, karen itu yang telah ditetapkan oelh
Nabi Saw. Ketika mengatakan “serratus kurang satu” Allah itu ganjil yang
mencintai hal-hal yang ganjil.10

Umar Sulaiman al-Asyqar dalam bukunya Al-Asma’ Al-Husna,


mengutarakan bahwa para ulama telah sepakat tentang jumlah al-asma’ al-husna
yang mendekati delapan puluh nama. Namun ada sebagian yang menetapkan
jumlahnya sembilan puluh sembilan nama,dan sebagian yang lain mengatakan lebih
dari itu, bahkan ada yang berpendapat, jumlahnya lebih dari duaratus nama.11
Berapapun, al-Asyqar tetap menaruh perhatiannya kepada pendapat yang lebih kuat
yakni jumlah sembilan puluh sembilan nama.12

Berdasarkan uraian diatas, terjadi perbedaan pendapat tentang jumlah al-


asma’ al-husna. Tetapi jika mengacu kepada hadis Nabi Saw. Tentang jumlah al-
asma’ al-husna Sembilan puluh Sembilan, dengan ketegasan “sembilan kurang
satu”, ditambah dengan periwayat hadis yang lebih dari dua orang, bahkan al-
Ghazali dengan ungkapan yang masuk akal walaupun juga ada keterangan bahwa
beliau menyebutkan sebuah hadis tentang nama Allah Swt. yang lain,tapi tetap
pendapat beliau lebih mengarah kepada jumlah Sembilan puluh Sembilan. Al-
Asyqar pun mengutarakan hal yang sama dalam pendapatnya.

9
Al-Ghazali,Al-Asma’ Al-Husna; Rahasia nama-nama Indah Allah terj. Ilyas hasan (Bandung:
Mizan. 1998),209-210
10
Ibid.213
11
Umar Sulaiman Al-Asyqar,Al-Asma’ Al-Husna ter. Syamsuddin TU dan Hasan Suadi (Jakarta:
Qisthi press,2009),11
12
Ibid.12.
● Pentingnya Memahami Al-Asma’ Al-Husna

Menurut Sukarni Jahja, al-asm’ al-husna dalam Agama Islam memiliki


beberapa aspek. Pertama, menjelaskan tentang “kepribadian” Allah Swt. yang
kemudian setiap orang akan mengenal-Nya. Kedua, nama-nama itu dapat
digunakan untuk bermohon kepada-Nya, ketiga, dengan mengamalkan makna
nama-nama tersebut maka tegakla moral yang di cita-citakan oleh agama Islam.
Keempat, jika kurang mampu untuk mengamalkannya, minimal bisa menghafal dan
membacanya setiap hari.13 Oleh karena itu, dalam hadis disebutkan, “orang yang
menghafalnya, dia akan masuk surga”.

Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qathani mengungkapkan tetang keutamaan al-
asma’ al-husna, yang merupakan sumber dan bahan yang paling besar untuk
menggapai keteguhan dan kekuatan iman. Adapun tahapan yang harus dilakukan,
yaitu: pertama, menghafal lafazh dan jumlahnya. Kedua, memahami maknanya.
Ketiga, berdoa dengannya,baik dalam hal memuji atau memohon kepada-Nya.
Menganal Allah Swt. meliputi tiga macam tauhid: Tauhid Rububiyah, Tauhid
Uluhiyah, serta Tauhid Asma’ dan sifat. Semua ini merupakan ruh iman, asal, dan
kesudahannya. Apabila seseorang bertambah ma’rifatnya maka bertambah kuat
keimanannya.

Dalam hadis Nabi Saw. Disebutkan kata ‫حفظها‬ atau dalam riwayat lain

memakai kata ‫احصاها‬ yang bermakna menghafal. Maksud hafal disini tidak

hanya dalam hal mengingat sehingga tidak lupa,tapi menghafal, mehami makna dan
isinya, memuji Allah dengannya, serta memohon kepada-Nya dan meryakininya 14

Jadi,sangat penting bagi seseorang untuk menjadikan nama-nama Allah Swt.


sebagai cerminan hidup dalam berprilaku sesuai dengan cita-cita agama islam, dan
hal itu tidak akan terwujud tanpa melalui proses mempelajari, memahami,
mengahayati, dan sampai kepada mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

13
Zurkani jahja, 99/jalan mengenal tuhan (Yokyakarta: Pustaka Pesantren, 2010),xviii.
14
Sa’id bin Ali bin Wahf al-qathani, syarah asma’ul husna, terj.Abu Fatima Muhammad Iqbal
Ahmad Ghzali (Jakarta: Pustaka Imam Asy-syafi’I,2005),2
● Perbedaan Al-Asma’ Al-Husna dan Sifat Wajib Bagi Allah Swt

Sebagai mana yang telah dijelaskan tentang makna al-sama’ al-husna yaitu
nama-nama Allah Swt. yang terbaik diantara nama-nama yang lain, termasuk yang
dimiliki oelh makhluk-Nya. Dialah maha diatas segalanya, dengan segala
keutamaan yang telah disebutkan, yakni apa yang terkandung dalam kata
“menghafal” dalam arti mengamalkan kandungannya, yang menyebabkan
dimasukkan ke surga, hal ini menunjukkan bahwa subtansi dari al-sama’ al-husna
adalah nama-nama Allah Swt. sekaligus sifat-Nya yang juga sebagian diturunkan

kepada hamba-hamba-Nya seperti ‫الرحمن‬ yang artinya maha pengasih, dan

manusia juga memiliki sifat pengasih terhadap sesama makhluk-Nya, bahkan suatu
kebaikan apabila mengamalkannya namun disini sifat Allah Swt. tetap yang terbaik.
Adapun tentang sifat wajib (20) bagi Allah Swt; sebagai mana yang tertera
dalam konsep tauhid sifat yakni meng-Esakan Allah Swt. dalam sifatnya dengan
meyakini bahwa Allah Swt. memiliki sifat-sita yang tidak sama dengan sifat-sifat
yang lain dan tak seorang pun memiliki sifat sebagai mana sifat Allah Swt; 15 seperti

sifat ‫ بقاء‬yang Artinya kekal Allah Swt; sedangkan manusia tidak kekal.
Jadi menurut hemat penulis, dapat di ambil kesimpulan bahwa, al-asma’ al-
husna dan sifat wajib bagi Allah Swt. berbeda dalam hal subtansi atau
kandungannya. Walaupun dapat pula dikatakan al-asma’ al-husna juga terkandung
sifat-sifat Allah Swt;

● Kesimpulan

Kita harus menyakini Asmaul Husna, Nama-nama Allah Swt. tentu saja
bukan hanya menghafalkannya tetapi juga memahaminya, merenungi, dan
mengaplikasikannya dengan kehidupan sehari-hari dengan cara melaksanakan
perintahnya dan menjauhi larangannya, kita akan mempelajari tentang Asmaul
Husna yang meliputi pemgertian dan memahami Asmaul Husna, penjelasan
selengkapnya sebagai berikut
Keutamaan asmaul husna ditegaskan oleh Rasulullah Saw bersabda dalam Hadist
berikut :
‫ رواہ مسلم (هلل تسعة وتسعون اسما من حفظها دخل الجنة‬: ۴۸۳۵)
Artinya : Sesungguhnya Allah Swt mempunyai sembilan puluh sembilan nama ,
barang siapa yang menghafalkannya , ia akan masuk surga. (HR. Muslim: 4853)

Yang di maksud dengan barang siapa yang menjaganya (‫ )من حفظها‬sehingga


seseorang bisa masuk surga , yaitu :
1. Menghafalkan dan menguasai Asmaul Husna.
2. Memahami makna Nama-nama Allah Swt. dan kandungan yang ada di dalamnya
.
3. Menerapka mengaktualisasikan atau mengimplementasikan ajaran atau nilai
yang ada di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka

Ahkam Al-Qur`an 2/793 -dengan perantara kitab Asma`ullah wa Shifatuhu karya


Al-Asyqar

Ahmad,Muhammad. Tauhid-Ilmu Kalam.Badung: CV Pustaka Setia, 1998.

Al-Asyqar, Umar Sulaiman. Al-Asma’ Al-Husna,terj. Syamsuddin TU dan Hasan


Suadi. Jakarta: Qisthi Press,2009.

Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad Bin Ismail. Ensiklopedi Hadis 2;Shahih Al-
Bukhari2,terj. Subhan Abdullah Idris Imam Ghazali. Jakarta: Al-Mahira,2012.

Al-Ghazali, Muhammad. Al-Asma’ Al-Husna:Rahasia nama-nama Indah Allah,


terj. Ilyas Hasan. Badung: Mizan, 1998.

Al-Ghazali Menjawab 100 Soal Keislaman,terj. Abdullah Abbas. Tangerang:


Lentera Hati,2012.

Al-Hafidz, Ahsin W. Kamus Ilmu Al-Qur’an. Jakarta: AMZAH,2012.

Al-Qahthani, Sa’id bin Ali bin Wahf. Syarah Asmaul Husna, Terj. Abu Fatimah
Muhammad Iqbal Ahmad Ghazali. Jakarta: Pustaka Imam Asy-syafi’I,2005.

Departemen Pendidikan Nasional. KBBI. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.

Jahja, Zurkani.99 Jalan Mengenal Tuhan. Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2010.

Shihab,M. Quraish. Al-Asma’ Al-Husna. Tengerang: Lentera Hati, 2013.

Anda mungkin juga menyukai