Anda di halaman 1dari 15

1

MAKALAH
“ZAKAT, HAJI, UMRAH DAN PEMBELAJARANNYA DI
MADRASAH”
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah”Materi dan Pembelajaran FIQIH di Madrasah”
Dosen Pengampuh : Zaitun, S.Pd.I., M.Pd.I

Disusun oleh :
Farhan (201010090)
Moh AlFirmansyah (201010097)
Moh Fikriansyah (201010093)
Sri Rawinda (201010073)
Dela Adelia (201010098)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM PALU

TAHUN AJARAN 2022


2

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang
zakat, haji, umrah dan pembelajarannya Di madrasah ini dengan tepat waktu.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, Maret 2022

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................................5
A. Zakat dan Pembelajarannya di Madrasah.....................................................................5
B. Haji dan Pembelajarannya di Madrasah.......................................................................7
C. Umrah dan Pembelajarannya di Madrasah................................................................11
BAB III..................................................................................................................................14
PENUTUPAN........................................................................................................................14
A. Kesimpulan................................................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara bahasa, zakat artinya suci, berkah, dan berkembang. Sementara itu,
secara istilah, zakat adalah mengeluarkan sebagian harta yang diwajibkan Allah
SWT untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya (mustahik),
sesuai kadar dan haulnya, dengan rukun dan syarat tertentu.
Merupakan rukun Islam kelima yang wajib ditunaikan, terutama bagi mereka
yang sudah mampu secara lahir maupun batin. Hal ini berarti ketika seorang
Muslim sudah mampu secara fisik, ilmu, dan ekonomi untuk melaksanakan
ibadah haji, hendaklah untuk menyegerakannya.
Kewajiban untuk haji ini diterangkan dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 97
sebagai berikut: "Dan kewajiban manusia (kepada Allah) bagi yang sudah
mampu melaksanakan ibadah haji, adalah segera dengan segera
menunaikannya."
Ibadah umroh merupakan ibadah ziarah ke kota Mekkah dengan
melaksanakan beberapa amalan mulai dari niat/ ihram, tawaf, sa’i hingga
diakhiri dengan memotong rambut. Berikut ini adalah pengertian umroh beserta
syarat, hukum, rukun hingga waktu pelaksanaannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi zakat dan pembelajarannya di Madrasah ?
2. Bagaimana definisi haji dan pembelajarannya di Madrasah ?
3. Bagaimana definisi umrah dan pembelajarannya di Madrasah ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi zakat dan pembelajarannya di Madrasah
2. Untuk mengetahui definisi haji dan pembelajarannya di Madrasah
3. Untuk mengetahui definisi umrah dan pembelajarannya di Madrasah
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Zakat dan Pembelajarannya di Madrasah


1. Definisi
Secara bahasa, zakat artinya suci, berkah, dan berkembang. Sementara itu,
secara istilah, zakat adalah mengeluarkan sebagian harta yang diwajibkan
Allah SWT untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya
(mustahik), sesuai kadar dan haulnya, dengan rukun dan syarat tertentu.
2. Hukum Zakat
Para ulama sepakat mengeluarkan zakat hukumnya wajib bagi setiap
Muslim yang memenuhi syarat wajib zakat. Sebagaimana ketentuan dalam
syariat agama. Perintah mengeluarkan zakat tertuang dalam beberapa ayat
Perintah tentang zakat juga dijelaskan dalam surat ini tepatnya pada ayat 103.
Allah SWT berfirman dalam Q.S At-Taubah ayat 103 sebagai berikut:

‫ك َس َكنٌ لَّ ُه ْم ۗ َوٱهَّلل ُ َس مِي ٌع َعلِي ٌم‬


َ ‫ص لَ ٰو َت‬
َ َّ‫ص ِّل َعلَي ِْه ْم ۖ ِإن‬
َ ‫يهم ِب َه ا َو‬ َ ‫ُخ ْذ مِنْ َأمْ ٰ َول ِِه ْم‬
ِ ‫ص دَ َق ًة ُت َط ِّه ُر ُه ْم َو ُت َز ِّك‬

Artinya:"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya
doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui."

3. Alat-alat zakat
Ulama-ulama fikih menamakan zakat perniagaan dengan istilah. Meliputi alat-
alat , barang-barang, pakaian, makanan, perhiasan, binatang, tunbuhan, dan
tanah.

4. Pembelajarannya di Madrasah
Ulama-ulama fikih menamakan zakat perniagaan dengan istilah “Harta
Benda Perdagangan” (Arudz al Tijaroh), yakni: Semua yang diperuntukkan
untuk dijual selain uang kontan dalam berbagai jenisnya, meliputi alat-alat,
6

barang-barang, pakaian, makanan, perhiasan, binatang, tumbuhan, tanah,


rumah, dan barang-barang tidak bergerak maupun bergerak lainnya.

5. Landasan Hukum
Menurut Ibnu Arabi dalam Syarh at-Turmizi Jilid 2 hal 104 bahwa ayat
“pungutlah zakat dari kekayaan mereka” (QS. 9:103) itu berlaku menyeluruh
atas semua kekayaan, bagaimanapun jenis, nama, dan tujuannya. Orang yang
ingin mengecualikan salah satu jenis haruslah mampu mengemukakan satu
landasan. (Hukum Zakat hal. 301)

Abu Dzar “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, Unta ada


sedekahnya, kambing ada sedekahnya, dan pakaian juga ada sedekahnya”
(Ibnu Hazm, Al-Muhalla, jilid 5: 234-235). Pakaian (al-Baz) menurut al-
Qomus berarti baju, peralatan rumah tangga, dan sebagainya, yang meliputi
kemeja, perabot, peralatan dapur. Dan wajib zakat atas nilai harganya apabila
diinvestasikan dan diperjualbelikan (Hukum Zakat hal. 303)

Ibnu Mundzir berkata “Para ulama fikih sudah sampai pada suatu
kesimpulan bahwa harta benda yang dimaksudkan untuk diperdagangkan
wajib zakat apabila masanya sudah sampai setahun”. Hal ini diriwayatkan dari
Umar, anaknya, dan Ibnu Abbas. Hasan, Jabir bin Zaid, Maimun bin Mahran,
Thawus, Nakha’I, Tsauri, AuzaI, Syafi’I, Abu Ubaid, Ishaq, dan Abu Hanifah
dan kawan-kawannya (Al-Mughni, jilid 3: 30) Dalam fiqh Islam perusahaan
dikenal dengan syirkah. Pada era modern sekarang ini, perusahaan adalah
merupakan lambang kekuatan perekonomian. Oleh sebab itu, tidak pantas
membiarkan perusahaan terlepas dari kewajiban zakat.

Ketentuan Berlalu masanya setahun Mencapai nishob 85 gr emas Bebas


dari hutang Kadar zakat yang dikeluarkan adalah 2,5 % Dapat dibayarkan
dengan uang atau barang Cara Perhitungan (Modal+Keuntungan+Piutang) –
(Hutang+Kerugian) x 2,5%

Contoh: Bapak Fulan seorang pedagang warung kelontong, ia memiliki


aset (modal) sebanyak Rp 10.000.000,- setiap bulannya ia mendapatkan
keuntungan bersih sebesar Rp 3.000.000,- /bulan. Usaha itu ia mulai pada
7

bulan Januari 2010, setelah berjalan 1 tahun pada bulan tersebut ia


mempunyai piutang yang dapat dicairkan sebesar Rp 5.000.000,- dan hutang
yang harus ia bayar pada bulan tersebut sebesar Rp 3.00.000,-.

Jawaban:

Zakat dagang dianalogikan kepada zakat emas, nishabnya adalah 85gr


emas, mencapai haul dan dengan tarif 2,5%

Aset atau modal yang dimiliki Rp 10.000.000,-

Keuntungan setiap bulan Rp 3.000.000,- x 12 = 36.000.000,-

Piutang sejumlah Rp 5.000.000,-

Hutang sejumlah Rp 3.000.000,-

Penghitungan zakatnya adalah: (Modal + untung + piutang ) – (hutang )


x 2,5%= zakat

(10.000.000 + 36.000.000 + 3.000.000) – (3.000.000,-) x 2,5% = Rp


1.200.000 ,-

Jadi zakatnya adalah Rp 1.750.000

B. Haji dan Pembelajarannya di Madrasah


a.) Definisi
Merupakan rukun Islam kelima yang wajib ditunaikan, terutama bagi
mereka yang sudah mampu secara lahir maupun batin. Hal ini berarti ketika
seorang Muslim sudah mampu secara fisik, ilmu, dan ekonomi untuk
melaksanakan ibadah haji, hendaklah untuk menyegerakannya.
Kewajiban untuk haji ini diterangkan dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 97
sebagai berikut: "Dan kewajiban manusia (kepada Allah) bagi yang sudah
mampu melaksanakan ibadah haji, adalah segera dengan segera
menunaikannya."
8

Haji menurut bahasa adalah berkunjung ketempat yang agung, sedangkan


menurut istilah adalah berziarah ke tempat tertentu pada waktu-waktu tertentu
untuk melakukan amalan-amalan tertentu dengan niat ibadah.
b.) Hukum dan waktu haji
1. Hukum Haji
Setelah mengenali pengertian haji, kamu juga harus mengetahui
hukumnya dalam Islam. Pergi haji hukumnya wajib bagi setiap orang Muslim
dewasa yang telah memenuhi syarat.
Syarat yang dimaksud adalah mampu secara fisik, ilmu, dan mampu secara
ekonomi untuk mengadakan perjalanan ke Baitullah, Arab Saudi, minimal
satu kali dalam seumur hidup.

Kewajiban melaksanakan haji bagi yang mampu ini didasarkan pada firman
Allah SWT pada Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 97 yang artinya: "Dan
kewajiban manusia (kepada Allah) bagi yang sudah mampu melaksanakan
ibadah haji, adalah segera dengan segera menunaikannya."

2. Waktu Pelaksanaan Haji


Sebagai umat Islam perlu mengenali waktu pelaksaan ibadah haji.
Untuk melaksanakan ibadah haji, bisa dilakukan setiap satu tahun sekali.
Pelaksanaan ibadah haji waktunya terbatas, yaitu pada saat waktu awal bulan
Syawal sampai Hari Raya Iduladha di bulan Dzulhijjah.

c.) Rukun Haji


Berikut ini beberapa rukun haji yang harus diamalkan oleh jamaah haji
saat pelaksaan ibadah ke Tanah Suci, antara lain:
1. Ihram
Rukun haji yang pertama yaitu ihram. Yang dimaksud dengan
berihram yaitu keadaan suci yang menandai dimulainya ritual haji untuk
setiap jamaah. Rukun haji ihram ini dimulai dengan membaca niat
hingga mengenakan pakaian ihram sebagai penutup aurat dan menjaga
kebersihan.
9

Ihram yang merupakan rukun haji dibedakan atas ihram laki-laki


dan ihram wanita. Pakaian ihram untuk laki-laki terdiri dari dua lebar
kain yang dipakai dengan cara diikat di bagian bawah dan
diselempangkan ke badan. Sedangkan, bagi kaum wanita, cukup
memakai pakaian biasa yang bersih serta tidak diperbolehkan menutup
muka dan telapak tangan.

2. Wukuf di padang Arafah


Rukun haji yang selanjutnya yaitu wukuf di Arafah. Wukuf
adalah inti dari proses pelaksanaan ibadah haji, waktu di mana seluruh
jamaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk beribadah dengan
optimal. Waktu wukuf dimulai saat tergelincirnya matahari (masuknya
waktu zuhur) pada tanggal 9 Dzulhijjah hingga terbitnya fajar di hari
berikutnya, yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah.

3. Tawaf Ifadhah
Thawaf merupakan rukun haji ketiga yang harus dilakukan
setelah berihram dan wukuf di Arafah. Tawaf merupakan ritual
berjalan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Tawaf
ifadhah dikerjakan setelah para jamaah haji berada di Mina untuk
melempar jumrah, kemudian kembali ke Mekkah.

4. Sa’i
Sa’i dalam rukun haji merupakan aktivitas berjalan kaki atau
berlari-lari kecil secara bolak-balik sebanyak tujuh kali dari bukit
Shafa ke Marwah, begitupun sebaliknya. Namun, bagi jamaah yang
sakit atau tidak kuat berjalan, maka diperbolehkan untuk melakukan
rukun haji ini menggunakan kursi roda sendiri atau bantuan yang telah
disediakan oleh pihak Masjidil Haram. Saat melintasi kawasan antara
bukit Shafa dan Marwah, para jamaah laki-laki disunahkan untuk
10

berlari-lari kecil. Sedangkan, bagi jamaah wanita disunnahkan untuk


berjalan cepat.

5. Tahallul
Setelah melaksanakan Sa’i, jamaah melakukan rukun haji yang
selanjutnya, yaitu tahallul. Yang dimaksud tahallul yaitu memotong
rambut. Untuk laki-laki, paling sedikit menggunting tiga helai rambut,
sedangkan bagi jamaah wanita cukup menggunting ujung rambutnya,
paling sedikit tiga lembar juga. Jika sudah melakukan rukun haji ini,
maka segala macam larangan dalam masa ihram sudah diperbolehkan
atau dihalalkan (tahallul). Setelah ini pun para jamaah diperbolehkan
untuk mengganti pakaian ihram menjadi pakaian biasa.

6. Tertib
Rukun haji yang terakhir namun tak kalah penting yaitu tertib.
Artinya, semua rukun haji dan umrah hendaknya dikerjakan secara
tertib atau berurutan, seperti yang dijelaskan di atas.

Itulah beberapa rukun haji yang perlu Sahabat ketahui. Mungkin di antara
Sahabat ada yang bertanya-tanya, apa bedanya rukun haji dengan rukun
umrah? Apakah kedua ibadah ini memiliki perbedaan lainnya?

Jika ibadah haji mencakup 6 rukun, sedangkan umrah hanya 5 rukun. Saat
melaksanakan ibadah umroh, para jamaah tidak perlu melakukan wukuf di
padang Arafah seperti saat pelaksanaan haji. Sebab, kegiatan wukuf di padang
Arafah hanya dikhususkan oleh jamaah haji sesuai dengan syariah Islam.

Selain mengacu pada rukun, ibadah haji dan umroh juga memiliki beberapa
perbedaan lain yang penting untuk dipahami. Perbedaan kedua ibadah ini bisa
dibagi ke dalam beberapa hal, di antaranya perbedaan hukum, waktu
pelaksanaan, tempat pelaksanaan, jumlah jamaah, dan biaya.
11

Seperti yang Sahabat ketahui, untuk melaksanakan ibadah haji, biasanya kita
harus menunggu sampai bertahun-tahun lamanya agar bisa pergi ke Tanah
Suci. Hal ini dikarenakan untuk ibadah haji, kita memiliki nomor porsi
masing-masing yang menentukan tanggal keberangkatan ke Tanah Suci.

Itulah sebabnya, tak sedikit pula orang yang ingin beribadah umrah terlebih
dahulu sebelum nantinya ada kesempatan untuk ibadah haji. Apalagi ibadah
umrah tidak perlu menunggu bertahun-tahun lamanya untuk melaksanakan
ibadah ke Tanah Suci.
d.) Pembelajarannya di Madrasah
Penerapan pembelajaran Fiqih Materi haji di Madrasah Tsanawiyah dari
segi pelaksanaannya guru Fiqih memberikan materi secara teoritis pada
minggu sebelumnya tentang haji. Setelah itu, pada minggu berikutnya, siswa
mempraktekkan apa yang dijelaskan oleh guru pada minggu yang telah lalu.

C. Umrah dan Pembelajarannya di Madrasah


a) Definisi
Ibadah umroh merupakan ibadah ziarah ke kota Mekkah dengan
melaksanakan beberapa amalan mulai dari niat/ ihram, tawaf, sa’i hingga
diakhiri dengan memotong rambut. Berikut ini adalah pengertian umroh
beserta syarat, hukum, rukun hingga waktu pelaksanaannya. Allah SWT
menjadikan Ka’bah sebagai Baitullah menjadi tempat berkumpul seluruh
umat Islam di seluruh dunia. Hal ini sebagaimana Allah SWT telah berfirman
dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 125 yang memiliki arti: "Dan
(ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul
bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam
Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan
Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf,
yang ruku' dan yang sujud" (QS. Al Baqarah: 125).
b) Hukum Umrah
Hukum melaksanakan umroh berbeda-beda oleh sebagian ulama. Dalam
pendapat Imam Syafii dan Imam Hambali menyatakan bahwa ibadah umroh
hukumnya wajib untuk satu kali seumur hidup bagi yang mampu. Sementara
12

itu pendapat Imam Maliki dan Imam Hanafi menyatakan bahwa ibadah umroh
hukumnya adalah sunnah muakkadah.
e.) Rukun Umrah
1. Ihram dan berniat memulai umroh
Ihram adalah memakai pakaian tidak berjahit dan tidak mengenakan
penutup kepala bagi laki-laki. Bagi perempuan, ihram adalah memakai
pakaian apa saja asal menutup aurat dan dilarang mengenakan penutup muka
serta kaos tangan. Setelah ihram, jamaah wajib berniat umroh dan mengambil
miqat di tempat yang ditentukan. Pengambilan miqat untuk jamaah Indonesia
biasanya di Bir Ali, Dzul Hulaifah dan Tan'im. Setelah ihram, jamaah wajib
menjauhi semua larangan yang ditentukan.
2. Tawaf
Rukun kedua ini adalah hawaf adalah mengelilingi Kakbah sebanyak
tujuh kali. Putaran dimulai di Hajar Aswad dengan arah melawan jarum jam.
Sehingga saat thawaf, Kakbah selalu berada di sebelah kiri jamaah. Doa yang
dibaca saat tawaf bebas sesuai harapan tiap muslim. Setalah selesai
mengelilingi Kakbah disunnahkan salat di belakang Maqam Ibrahim. Saat
tawaf, jamaah dilarang berdesak-desakan atau mengganggu orang lain.
3. Sa'i
Di rukun yang ketiga ini, jamaah umroh berlari-lari kecil antara bukit
Shafa dan Marwa. Sa'i sebaiknya dilakukan bersambung dengan tidak
diselingi ngobrol, ke kamar mandi, atau kegiatan lain.
4. Tahallul
Usai thawaf dan sa'i, jamaah wajib menutup umroh dengan tahallul. Di
tahap ini, jamaah mencukur sebagian rambut. Jamaah pria biasanya ada yang
memilih botak, sedangkan wanita memilih mencukur sedikit rambut di balik
hijab.

5. Tertib
Tiap jamaah wajib melakukan semua rukun umroh sesuai urutan,
tanpa ada yang terlewat. Semua kegiatan dilakukan dengan tenang, antri,
tanpa mengganggu ibadah dan kenyamanan jamaah lain.
13

f.) Pembelajarannya di Madrasah


Pembelajaran materi umrah bagi siswa di madrasah sama halnya dengan
pembelajaran haji yakni siswa diharapkan dapat memahami materi yang
dikemukakan dari guru, dan juga siswa diharapkan dapat mempraktekannya di
pertemuan selanjutnya
14

BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Zakat dibagi menjadi dua, yakni zakat fitrah yang diwajibkan bagi setiap muslim
ketika mendekati akhir bulan ramadhan sedangkan zakat mall adalah zakat harta yang
diberikan ketika harta seseorang itu sudah masuk dalam kriteria wajib zakat mall

Haji dan umrah adalah adalah berkunjung ketempat yang agung, sedangkan menurut
istilah adalah berziarah ke tempat tertentu pada waktu-waktu tertentu untuk melakukan
amalan-amalan tertentu dengan niat ibadah, hanya saja haji dilakukan di waktu tertentu yakni
ketika bulan Dzulhijjah sedangkan umrah bisa dilakukan kapan saja

B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di
atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.
15

DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5862568/urutan-rukun-umroh-pengertian-dan-
bedanya-dengan-rukun-haji

https://www.suara.com/news/2021/10/29/100631/pengertian-umroh-syarat-hukum-
rukun-dan-waktu-yang-wajib-diketahui

https://www.adira.co.id/detail_berita/metalink/6-rukun-haji-yang-wajib-dilakukan-agar-
ibadahnya-sah

Anda mungkin juga menyukai