NIM : 8111421166
Rombel Insternasional
Periode pembentukan dan pertumbuhan hukum islam dimulai pada fase tasyri’ (perundang-
undangan hukum islam) di masa kenabian yang dimulai ketika Allah mengutus Nabi Muhammad
SAW membawa wahyu yang berupa Al-Qur’an saat beliau berada di gua Hiro pada hari Jum’at
tanggal 17 Ramadhan tahun 13 sebelum Hijriah (611 M). Tasyri’ pada masa Nabi disebut masa
pembentukan tasyri’, karena pada masa inilah terbentuknya hukum Islam. Beliau hijrah ke
madinah dan ayat-ayat ahkam pun turun beserta hadis-hadis yang berkenaan dengannya
Periode ini merupakan pertumbuhan tasyri’ yang berlangsung selama 22 tahun 2 bulan 22
hari. Pada periode ini ada dua fase yaitu :
1. Fase Rasulullah berada di Makkah (selama 12 tahun), fokus utama fase ini adalah
penyebaran dakwah ketauhidan dan berusaha memalingkan umat manusia dari
menyembah berhala.
2. Fase Rasul berada di Madinah (selama 10 tahun), pada fase ini media-media dakwah
telah berjalan lancar dan Islam telah terbina menjadi umat dan menjadi satu pemerintahan
Sumber-sumber tasyri’ yang digunakan pada zaman Rasul ada tiga yaitu Al-Qur’an, Hadis
dan Ijtihad. Apabila terjadi suatu peristiwa yang menghendaki adanya hukum yang mungkin
timbul karena adanya suatu pertanyaan, perselisihan atau adanya permintaan kepada Rasul, maka
Allah mewahyukan kepada Rasul lewat wahyu-wahyu-Nya. Bila belum ada, maka rasul
melakukan ijtihad untuk menetapkan hukum. Kalaupun ijtihad yang dilakukan Rasul salah, maka
Allah akan mengingatkan atau membenarkannya.
ayat-ayat hukum mengenai soal-soal ibadah ada 140 ayat didalam Al-Qur’an (ayat-ayat
ibadah ini berkenaan dengan sholat,zakat dan haji), sedangkan ayat Al-Qur’an mengenai ilmu
Mu’amalah jumlahnya 228, kurang lebih 3% dari jumlah seluruh ayat-ayat yang terdapat dalam
Al-Qur’an. Klarifikasi 228 ayat hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an itu menurut penelitian
Prof Abdul Wahab Khallaf adalah sebagai berikut
1. Hukum Keluarga yang terdiri dari hukum perkawinan dan hukum kewarisan
sebanyak 70 ayat.
2. Hukum perdata lainnya, di antaranya hukum perjanjian (perikatan) terdapat 70
ayat.
3. Mengenai hukum ekonomi keuangan termasuk hukum dagang terdiri dari 10 ayat.
4. Hukum pidana terdiri dari 30 ayat.
5. Hukum tata negara terdiri dari 10 ayat.
6. Hukum internasionan terdapat 25 ayat.
7. Hukum acara dan peradilan terdapat 13 ayat
2.Zaman sahabat
Pasca kepergian Rasulullah SAW, hukum Islam yang telah di bangun oleh oleh beliau sebagai
dasar-dasar yang mengatur kehidupan bermasyarakat, kemudian diteruskan oleh para sahabat-
sahabat nabi yang semasa hidupnya secara sukarela sudah ikut terlibat dalam perjuangan nabi
mensyi’arkan ajaran-ajaran Islam. Adapun sumber dan metode penetapan hukum pada masa
sahabat dapat disarikan dari al Qur’an, hadits Rasulullah SAW, dan Ijtihad Sahabat. Sedangkan
dalam pandangan Khudari Bik, sumber pengambilan hukum pada masa sahabat dapt di ambil
dari; al Qur’an sebagai landasan utama, kemudian as Sunnah, Qiyas atau Ra’yu (pendapat), lalu
Ijma yang bersandar pada al Qur’an, sunnah dan qiyas (Khudari Bik. 259).
Pada zaman ini, al Qur’an telah di bukukan dan mushaf telah disentralisasikan, sehingga kaum
Muslim dapat terhindar dari pertikaian tentang sumber utama bagi masyarakat Islam yang
sebelumnya mereka terpecah kepada beberapa kelompok.Kemudian sunnah pada zaman ini,
masih terjaga kemurniannya, tidak terkontaminasi dengan kebohongan dan penyimpangan
karena zaman yang begitu dekat dengan Rasulullah dan para penukilnya adalah para sahabat
Rasul.
A. kekhalifahan sahabat Abu Bakar as Shidiq,
ia memgang kekuasaan tasyri mengenai problem yang belum ada ketetapan hukumnya
menurut nash dalam suatu lembaga tasyri yang dibentuk dan di hadiri oleh para sahabat.
Abu Bakar dikenal sebagai orang yang jujur dan disegani, ia merupakan salah satu
sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah SAW, karena kedeketannya dengan Rasul
itulah, ia mempunyai pengertian yang dalam tentang jiwa keislaman di banding dengan
sahabat yang lain
B. khalifah sahabat Umar bin Khatab
Tabi’in adalah orang yang bertemu sahabat meskipun tidak berguru kepadanya. Setelah
masa kholifah ke empat berakhir, fase selanjutnya adalah zaman Tabi’in. Secara historis, masa
Tabi’in merupakan masa yang dipenuhi permasalahan. Perkembangan wilayah politik Islam
yang semakain luas, kehidupan masyarakat yang semakin maju dan kompleks.
Dalam melakukan ijtiihad, para ulama Tabi’in mengikuti cara yang telah dirintis
sebelumnya oleh para sahabat, meliputi :
1. Al – Qur’an merupakan sebuah kitab petunjuk dan bimbingan agama secara umum. Oleh karena
itu, ketentuan hukum dalam al – Qur’an tidak bersifat rinci, pada dasarnya ketentuan al – Qur’an
merupakan kaidah – kaidah umum.
2. Sunnah intinya adalah ajaran – ajaran Nabi SAW yang disampaikan lewat ucapannya,
tindakannya, atau persetujuannya.
3. Ijma’ merupakan kesepakatan para ulama (ahli hukum yang melakukan penemuan hukum
syarak). Apabila tidak ditemukan dalam ijma’, mereka berpedoman kepada hasil ijtihad pribadi
dari sahabat yang dianggap kuat dalilnya.
4. Qiyas merupakan perluasan ketentuan hukum yang disebutkan di dalam teks al – Qur’an dan
Sunnah sehingga mencangkup kasus serupa yang tidak disebutkan dalam teks kedua sumber
pokok itu berdasarkan persamaan. Untuk sahnya dilakukan qiyas, harus terpenuhinya empat
rukun qiyas:
a. Adanya kasus pokok, yaitu kasus yang disebutkan di dalam al – Qur’an atau hadist.
b. Adanya ketentuan hukum kasus pokok
c. Adanya kasus cabang, yaitu kasus baru yang belum ada ketentuan hukumnya
d. Adanya ’illat bersama, yaitu alasan hukum yang sama antara kedua kasus bersangkutan.
5. Disamping itu, mereka menggunakan ra‘yu sebagaimana yang dilakukan Sahabat. Dalam
penggunaan ra’yu, mereka menggunakan qiyas, jika mereka menemukan pandanan masalahnya
dengan apa yang terdapat dalam nash. Apabila tidak mungkin, mereka menempatkan
kepentingan umum atau kemaslahatan sebagai rujukan dalam ijtihad.
Perkembangan hukum Islam ditandai dengan munculnya aliran – aliran politik yang secara
implisist mendorong terbentuknya aliran hukum. Diantara faktor – faktor yang mendorong
perkembangan hukum islam adalah sebagai berikut:
A. Perluasan Wilayah , kekuasaan Islam telah luas. Hingga ke berbagai daerah yang
mempunyai kebiasaan, muamalat dan kemaslahatan yang berbeda. Batas daerah
kekuasaan Islam memanjang ke Timur sampai Cina, dan Barat sampai ke Andalusia.
B. Perbedaan Penggunaan Ra’yu unculnya dua aliran yaitu, aliran hadist dan aliran ra’yu.
Aliran hadist adalah golongan yang lebih banyak menggunakan riwayat dan sangat hati –
hati dalam penggunaan ra’yu. Sedangkan, aliran ra’yu adalah golongan yang lebih
banyak menggunakan ra’yu dibanding dengan hadist.Kemunculan dua aliran semakin
mendorong perkembangan hukum Islam pada saat itu.
C. Kaum muslimin pada periode ini sangat antusias ingin mengamalkan ibadah dan
muamalat (dalam arti luas) yang benar – benar sesuai denfgan al – Qur’an dan Sunnah.
Karena itu baik secara kelompok maupun perseorangan, mereka selalu merujuk kepada
ahli – ahli ilmu dan hukum, untuk meminta fatwa – fatwa sesuai dengan al – Qur’an dan
Sunnah
D. Pada masa ini telah timbul penemuan – penemuan teori atau konsep – konsep hukum
yang ditunjang oleh lingkungan tempat mereka berada, untuk mengembangkan penemuan
– penemuan teori atau konsep – konsep hukum yang telah mereka miliki. Pada masa ini,
tercatat dalam sejarah pemikiran hukum Islam, lahirnya mazhab – mazhab dalam hukum
Islam :
1. Mazhab Hanafi
Perintisnya adalah Abu Hanifah an – Nu’man bin Tsabit, berasal dari keturunan Persia, lahir di
Kufah tahun 80 H (699 M).
2. Mazhab Maliki
Perintisnya adalah Malik bin Anas al – Asybahi al – ’Arabi, berasal dari Yaman, lahir di
Madinah tahun 93 H (713 M).
3. Mazhab Syafi’i
Perintisnya adalah Abdullah bin Muhammad bin Idris bin Abbas bin Usman bin Syafi’i asy –
Syafi’i, berasal dari keturunan Quraisy, lahir di Gaza tahun 159 H (767 M).
4. Mazhab Hambali
Perintisnya adalah Imam Abu ’Abdillah Ahmad bin Hanbal, lahir di Baghdad pada tahun 164 H
(855 M).
Hukum islam mengalami periode kebangkitan yang dimulai pada bagian kedua
abad ke-19 sampai dengan saat ini dengan tokoh sentralnya adalah Jalaludin Al-Afghani
(1839-1897) dan Muhammad Abduh (1849-1905) yang pemikirannya dipengaruhi oleh
pemikiran Ibnu Taimiyah (1263-1328). Pada periode ini ciri utama pertumbuhan dan
perkembangan hukum islam adalah adanya ajakan untuk mendirikanPan Islamisme dan
melakukan perubahan menyeluruh terhadap dunia Islam khususnyadi bidang
pendayagunaan akal atas Al-Qurâan dan Sunnah dan sekaligus melepaskan ikatan dari
belenggu mazhab. Kedua, adalah pendekatan hukum Islam melalui
Perbandingan Mazhab
baik mazhab Syafi’i, Maliki, Hanafi maupun Hambali ditambah lagi dengan MazhabSyi’
ah. Ketiga, ditandai dengan perhatian yang cukup besar dari dunia Eropa danBarat pada
umumnya untuk mempelajari hukum Islam sehingga mereka menjadikanhukum Islam
sebagai mata kulliah resmi di Fakultas-Fakultas Hukum. Keempat,
dari perkembangan hukum Islam ini adalah adanya kecenderungan pada negeri-negeri ber
penduduk muslim untuk kembali kepada Hukum Islam seperti yang terlihat di
TimurTengah dan di Asia Tenggara.
Beliau adalah orang yang sangat cinta dengan ilmu dan quran, sehingga iapun berangkat ke
mekah untuk memperdalam kitab suci tersebut. Beliau adalah sosok yang gigih dan ingin selalu
belajar . Semasa hidup dia juga sangat produktif terlihat dari banyaknya karya beliau, dan hal ini
harusnya menjadi pelajaran yang dapat diteladani bagi anak muda.
Karya-karya Hasbi:
Karya tulisnya yang pertama adalah dalam bentuk booklet yang berjudul Penoetoep
Moeloet, selain itu banyak sekali karya-karya beliau dalam bentuk buku baik dalam bidang
Tafsir, hadits maupun fiqh antara lain: Al-Islam, Pedoman Shalat, Pedoman Zakat, Tafsir An-
Nur, Mutiara Hadits, Koleksi Hadits Hukum, Kuliah Ibadah, Pengantar Ilmu Fiqh, Pengantar
Fiqh Mu’amalah, Falsafah Hukum islam, Pedoman Haji dan masih banyak yang lainnya.
Hal yang dapat diteladani :
Beliau merupakan sosok yang sangat bertangung jawab, peduli dengan lingkungan
sekitar dan keadaan masyarakat lainnya. Dia juga sosok yang pemikir , maka dari itu beliau
banyak menciptakan karya-karya hukum yang bahkan masih ada sampai sekarang.
Buya Hamka telah menulis sekitar 100 buku dan berbagai artikel bertema agama, tasawuf,
sejarah hingga roman anak muda. karyanya yang paling terkenal yaitu Di Bawah Lindungan
Ka’bah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan Merantau ke Deli. Beliau juga menullis
tentang hukum islam, seperti Tafsir Al-azhar, Tasawuf Modern , dan lain sebagainya.
Banyak sekali karya yang telah beliau bukukan terutama dalam bidang fiqh, antara lain yakni:
Hukum Perkawinan Islam, Hukum Waris Islam, Asas-asas hokum Mu’amalat, Hukum Islam
tetang Riba, Hukum Islam tentang Wakaf, Falsafah Ibadah dalam Islam, Kawin Campur, Hukum
Zakat dan lain sebagainya.
Dia adalah sosok yang pemikir, sehingga hasil karya nya msih dipakai sampai sekarang. Dia juga
sosok yang berdedikasi tinggi dalam perkembangan ilmu islam di Indonesia.