Anda di halaman 1dari 44

A.

Definisi
Al-tasyri’ merupakan istilah teknis tentang
proses pembentukan hukum
(SYARI’AH/FIQH) atau peraturan perundang-
undangan.
1. Periode Rosulullah (610 M-632 M)
Periode insya’ dan takwin (pertumbuhan dan
pembentukan)

2. Periode Sahabat (632-722 M) / 90 tahun


Periode tafsir dan takmil (penafsiran dan
penyempurnaan).

3. Periode Tabi’in, 661 – 750 M.

4. Periode Pembentukan madzab dan pembukuan


hadits, 750 – 1258 M.

5. Periode Taklid atau kemunduran


Periode ini terbagi 2 fase :

1. Fase Mekah (12 th)


Sejak diangkat sbg Rasulullah-hijrah.
Ciri-ciri fase ini :
◦ Jumlah umat Islam sangat sedikit
◦ Masih dalam masa pembentukan aqidah,
sehingga belum kuat.
◦ Dikucilkan oleh penentangnya.
◦ Instrumen hukum belum memadahi.
2. Fase Madinah (10 th) /hijrah-wafat.
Ciri-ciri fase ini :
◦ Islam telah kuat (banyak dan berkualitas)
◦ Adanya perintah untuk ber-Islam secara kaafah
(menyeluruh).
◦ Instrumen hukum semakin lengkap.
◦ Dicontohkan dan diawasi langsung oleh Rasulullah.
Langsung pada Rosul Muhammad SAW.
Hukum-hukum dari beliau merupakan
hukum bagi kaum muslimin, baik
bersumber dari Allah (wahyu) maupun dari
beliau sendiri (sabda).
Pada fase ini, jika terdapat perbedaan
pendapat pada para sahabat, sampai mereka
mengambil keputusan, maka hal itu bukan
sebagai tasyri’ (hukum bagi umat Islam)
kecuali ada ketetapan dari Rosulullah, baik
berupa qouliyah (perkataan), fi’liyah
(perbuatan) maupun taqririyah (sikap diam).
1. Wahyu Allah
Tiap-tiap hukum dalam Al Quran disyariatkan
untuk sesuatu kejadian yang memerlukan
penetapan hukumnya.

2. Ijtihad Rosulullah sendiri (tidak terlepas dari


pengawasan Allah).
Dalam hal :
Menjelaskan maksud Al Qur’an
Jika terdapat kebutuhan penetapan hukum,
maka beliau melakukan tahapan :
1. Menunggu wahyu Allah
2. Beliau berijtihad dengan berdasar ayat-ayat
hukum yang telah ada, atau kemaslahatan,
3. Bermusyawarah dengan para sahabat.
1. Hukum ditetapkan secara berangsur-angsur

Hikmahnya :
Lebih mudah dipahami
Lebih ringan diamalkan
 I = seolah-olah menolong padahal mencelakakan
(Ar Rum: 39)
 II = digambarkan sebagai sesuatu yang jelek

(An Nisa: 160-161)


 III = Larangan riba berlipat ganda

(Ali Imran: 130)


 IV = Larangan riba (haram) tanpa syarat

(Al Baqoroh: 275-276, 278-279)


2. Mensedikitkan pembuatan hukum.
Hukum disyariatkan sekedar memenuhi
kebutuhan.
3. Memberikan kemudahan dan keringanan
4. Berjalannya hukum sesuai dengan
kemaslahatan dan perkembangan
masyarakat.
Tasyri’ (Penetapan Hukum) Periode
Rosulullah adalah wahyu yang
berwujud ayat-ayat hukum dalam Al
Quran dan ijtihad Rosulullah yang
berwujud hadits-hadits hukum.

Keduanya merupakan sumber hukum


utama bagi hukum Islam.
Ini periode penafsiran hukum dan semakin
terbukanya pintu ijtihad terhadap hal-hal baru,
yang belum ada dasar hukumnya.

Kepemimpinan Periode Sahabat :


1. Abu Bakar
2. Umar bin Khattab
3. Usman bin Affan
4. Ali bin Abi Thalib.

Keempatnya dikenal dengan nama Khulafaur


Rasyidin.
Beberapa Persoalan terkait dengan Tasyri’
(Penetapan Hukum) Periode Sahabat

1.Terdapatmuslimin yang awam (hanya dapat


memahami nash-nash hukum dengan
perantaraan orang yang faham dengan nash-
nash hukum). Artinya, tidak semua sahabat,
mahir dalam hal hukum.
2. Bahwa materi / pengetahuan hukum belum
tersebar secara merata di kalangan kaum
muslim
3. Bahwa materi hukum hanya mensyariatkan
hukum-hukum bagi hal-hal yang terjadi,
namun tidak mensyariatkan hukum-hukum
bagi hal-hal yang mungkin terjadi di masa
mendatang.
Mengatasi persoalan tsb, diperlukan :
1. Penjelasan secara luas kepada kaum
muslimin mengenai hal-hal yang
memerlukan penjelasan dan
penafsiran ayat-ayat hukum dalam Al
Quran dan Sunnah
2. Menyebarluaskan hafalan (ayat-ayat
hukum) dari Al Quran dan Hadits Rosul

3. Memberi fatwa (Penetapan Hukum


dari Ulama) bagi kaum muslimin
tentang peristiwa-peristiwa hukum
yang belum ada ketentuan hukumnya
dalam Quran dan Sunnah.
Sumber-sumber Tasyri’ Periode Sabahat :
Al Quran, As Sunnah, dan Ijtihad Sahabat.

Pada periode Abu Bakar.


Al Quran mulai dibukukan (disatukan).
Hal ini karena banyak sahabat penghafal Al
Quran gugur dalam peperangan.
Lanjutan :

As Sunnah belum dibukukan, karena


dikhawatirkan akan bercampur dengan Al Quran.

Jika terdapat persoalan baru yang perlu


penetapan hukum, namun tidak diatur dalam Al
Quran dan Sunnah, para sahabat melakukan
ijtihad.

Ijtihad sahabat belum dibukukan.


Pada masa Abu Bakar dan Umar,
metode ijtihad yang sering digunakan
adalah ijma’ (kesepakatan ulama).

Tidak terdapat perbedaan pendapat


yang berarti di kalangan para
sahabat dalam menetapkan hukum.
Periode Usman bin Affan dan Ali bin Abi
Thalib, Islam telah melakukan ekspansi
ke Mesir, Kufah, Basrah dll.

Banyak para sahabat keluar dari Madinah,


dan berdakwah di wilayah baru. Hal ini
menyebabkan kelangkaan Sahabat.

Mulailah terjadi perbedaan pendapat yang


lebih sering dan tajam di kalangan para
sahabat.
Pada dasarnya, setelah Rasulullah wafat, mulai
timbul 2 pandangan berbeda tentang
kepemimpinan umat Islam. Hal ini berhubungan
dengan otoritas penetapan hukum.

Kecenderungan ini semakin menguat pada masa


khalifah Usman dan Ali. Pada kelanjutannya
mengerucut menjadi 2 kelompok :
1. Kepemimpinan semestinya berpindah
kepada ahlul bait (keturunan Rasulullah),
termasuk otoritas menetapkan hukum dan
menjelaskan makna Al Quran. (kelompok
Syiah).

2. Rasulullah tidak menentukan/menunjuk


penggantinya scr langsung, oleh karenanya,
mesti melalui musyawarah.
Al Quran dan Sunnah sudah ditetapkan
sebagai sumber hukum utama untuk
menarik hukum-hukum berkenaan dengan
masalah baru. (kelompok Ahlussunnah atau
Sunni).
1. Terdapatnya perbedaan pendapat dalam
perpindahan kepemimpinan antara Sunni dan
Syiah.
2. Sifat Al Quran (ayat-ayat mutasyabihat – yg
memiliki banyak arti/pandangan)
3. Sifat Sunnah, terdapat yang bersifat personal
yang personal/ individual.
4. Perbedaan pendapat dalam (frekwensi)
penggunaan Ra’yu
 Perbedaan pendapat karena sifat Al Quran :
1. Dalam Al Quran terdapat kata yang
bermakna ganda.
Contoh : quru dalam QS Al Baqarah :228
dapat diartikan haidl dan thuhr (suci)

2. Hukum yang ditentukan Al Quran


umumnya berasal dari satu sebab yang
dibutuhkan saat itu. Jd, jika terdapat dua
sebab, maka diperlukan penafsiran dari
hukum-hukum lainnya yang terkait.
Contoh : waktu tunggu bagi wanita hamil
yang ditinggal mati suaminya.
Sebab-sebab perbedaan yang berkenaan
dengan sunnah :

a.Tidaksemua sahabat memiliki penguasaan yg


sama terhadap sunnah.
b.Perbedaan penguasaan menyebabkan
perbedaan dalam menggunaan ra’yu
(akal/pengetahuan).
 Pemerintahannya dipimpin Bani Umayyah.
 Terjadi perebutan kekuasaan (fitnah besar)
umat Islam pada akhir masa Sahabat.

 Terdapat upaya perdamaian (tahkim), dimana


Ali RA sebagai khalifah dan Mu’awiyah bin Abi
Sufyan sebagai gubernur Damaskus.

 Pendukung Ali yang tidak setuju tahkim,


membelot, dan berusaha makar (kelompok
khawarij).
 Mu’awiyah
mengambil alih
kepemimpinan umat Islam.

 Jd,
ketika itu umat Islam terpecah
menjadi tiga kelompok yaitu
penentang Ali dan Mu’awiyah
(khawarij), pengikut setia Ali (syiah)
dan Sunni.
Pada fase ini perkembangan hukum Islam
ditandai dengan munculnya aliran-aliran
politik yang secara implisit mendorong
terbentuknya aliran hukum (madzhab).

Faktor-faktor
lain yang mendorong
perkembangan hukum Islam adalah :
Faktor-faktor Pendorong Perkembangan
hukum Islam :
1. Perluasan wilayah
Mu’awiyah melakukan ekspansi (menguasai
Tunisia, Aljazair, Maroko s/d samudera Atlantik.

Banyaknya daerah baru, berarti banyak pula


persoalan yang dihadapi oleh umat Islam dan
harus diselesaikan.

Ijtihad terus dilakukan dan oleh karenanya


hukum Islam menjadi berkembang.
2. Perbedaan penggunaan ra’yu

Periode tabi’in, fuqaha dapat dibedakan


menjadi 2 yaitu aliran hadits (Madinah) dan
aliran ra’yu (Kufah).

Aliran hadis : banyak menggunakan riwayat


dan sangat hati-hati dalam pemakaian ra’yu,
sedangkan aliran ra’yu, lebih banyak
menggunakan ra’yu dibanding aliran hadis.
 Sumber hukum Islam periode Tabi’in

Langkah-langkah penetapan hukumnya :


1. Al Quran
2. Sunnah
3. Apabila tidak ada dalam Quran dan Sunnah
maka kembali pada pendapat sahabat
4. Apabila tidak diperoleh dalam pendapat
sahabat, maka mereka berijtihad.
 Pelanjut Dinasti Umayyah : Abassiah.

 Berbeda dengan fase sebelumnya yang


ditandai dengan perluasan wilayah,
maka fase ini ditandai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan.
 Faktor Berpengaruh Terhadap
Berkembangnya ilmu pengetahuan Islam :

1. Banyak karya-karya Yunani diterjemahkan


dalam bahasa Arab
2. Banyak berkembang pemikiran, perdebatan
dalam pemahaman Islam.
3. Kuatnya upaya umat Islam dalam menjaga
Al Quran melalui hafalan dan pencatatan.
 Aliran hukum Islam (madzhab) terkenal dan
masih ada pengikutnya : Hanafiah, Malikiyah,
Syafi’iyah dan Hanabilah.

 Aliran fikih yang tumbuh dan berkembang


hingga sekarang dimungkinkan karena ada
dukungan dari penguasa.

Contoh :
Mazhab Hanafi mulai berkembang ketika Abu
Yusuf, muridnya menjadi hakim dalam tiga
pemerintahan Abbasiyah.
 Akhir zaman keemasan fikih adalah
ketidakmunculan mujtahid mutlak yang dapat
membangun cara dan mekanisme berfikir
hingga tidak ada lagi mujtahid pendiri
mazhab.
 Fase ini merupakan fase pergeseran orientasi.
Kalau sebelumnya merujuk langsung kepada
Al Quran dan Sunnah, maka yang dirujuk
pada fase ini adl kitab-kitab fikih.
 Beberapa sebab munculnya taklid :
1. penghargaan yang berlebihan terhadap guru
2. banyaknya kitab fikih sehingga ulama
disibukkan dengan membuat penjelasan-
penjelasan
3. melemahnya daulah islamiyah
4. adanya anjuran penguasa untuk mengikuti
aluran yang dianutnya
5. adanya keyakinan sebagian ulama bahwa
pendapat mujtahid adalah benar.
Eksis tidaknya mazhab fiqh bergantung pada :
tokoh, murid- murid, dan reputasinya.

Terdapat tiga mazhab / aliran hukum Islam :


-Ahlus Sunah,
-Syi’ah ,
–Khawarij.
1. AHLUS SUNNAH :
a. Hanafiyah :
* Pendiri : Abu Hanifah, lahir : 80 H, di Kufah
* Ciri : - Rasional, - banyak menggunakan qiyas,
istihsan, istishab.
* Dasar istinbat : -Qur’an, - Sunnah, - asar sahih
yg mashur -fatwa sahabat, qiyas, istihsan, ‘urf.
b. Malikiyah:
* Pendiri : Malik bin Anas, lahir th 93 H, di Madinah.
* Ciri : -Banyak mengandalkan Hadis, kurang gunakan rasio.
* Dasar Istinbat : -Qur’an , Sunnah, Ijma’ Ulama Madinah,
mafhum mukhalafah, zari’ah, maslahah.

C. Syafi’iyah:
* Pendiri : Muhammad bin Idris As-Syafi’I, lahir 150 H, di
Gaza, Palestina.
* Ciri : Perpaduan antara Ahlu Ra’yi (rasionalis) dan Ahlul-
Hadis. Punya qaul qadim dan qaul Jadid, ambil hadis
Ahad, ambil Ijma’ , dan qiyas.
* Dasar Istinbat : Qur’an, Sunnah, Ijma’, Fatwa sahabat yg di
sepakati dan yg tidak,qiyas, istidlal / syar’u
man qablana.

D. Hanabilah:
* Pendiri : Ahmad bin Hanbal, lahir 164 H, di Bagdad
Ciri : - Banyak berpijak pd dalil naqli (skriptualis) dr pd rasio.
Dasar istinbat : Qur’an , Sunnah, Fatwa Sahabat yg tak diten-
tang, Fatwa yg plg dekat dg nas, Hadis mur-
sal dan da’if yg lbh kuat dr qiyas, qiyas.

e. Zahiriyah :
* Pendiri : Dawud bin Ali az-Zahiri, lahir 202 H, di Kufah.
* Ciri : Ambil teks literal Qur’an dan Hadis tanpa penafsiran
(skriptualis murni), ambil Ijma’ , menolak qiyas.
* Dasar istinbat : Qur’an, Sunnah, Ijma’ seluruh umat, ad-Dalil.

2. SYI’AH
* Kelompok pendukung Ali bin Abi Talib / ahlul Bait.
* Mereka sepakat bhw imam mrk ma’sum, dan terus berganti
namun mrk berbeda ttg siapa yg menjadi imam, shg ada
aliran-aliran, al :
a. Ja’fariyah
Dasar : Qur’an, Hadis yg diriwayatkan golongan Syiah,
ucapan imam yg ma’sum, menolak ijma’ dan qiyas.

b. Zaidiyah :
* Dasar : Seperti Ja’fariyah (Hadis hanya yg diriwayatkan
oleh golongan mereka.

C. Isma’iliyah :
* Ciri : - Membagi Qur’an menjadi dua : -lahir dan batin.
Aliran ini terbagi menjadi dua :
- Golongan yg berorientasi pd nas (akhbari)
- Golongan yg berorientasi pd nalar (ushuli).
*Dasar : Seperti aliran syi’ah yang lain.

Anda mungkin juga menyukai