Anda di halaman 1dari 10

Peran Indonesia dalam Organisasi Internasional

Oleh:
Kelompok 2
Adelia Vernanda (01)
Angeline Federova P. (05)
Desvita Cristiones Andrea (13)
Giselle Neyva Siahaya (15)
Kristio Goysal (21)
Kyan Pratama Lolobua (22)
Stephanie Ayumi R. (27)
Yohana Sheril P. (30)
Daftar Isi
Tujuan Penulisan

Makalah ini membahas mengenai organisasi-organisasi


internasional, antara lain Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
Association of Southeast Asian Nations (Asean), dan Gerakan Non
Blok. Selain itu, penulis juga membahas mengenai peran serta
dampak organisasi internasional tersebut terhadap Indonesia.
Makalah ini dibuat dengan beberapa tujuan, yang pertama adalah
untuk melatih kami selaku penulis agar mampu menyusun karya atau
tulisan ilmiah yang benar. Kedua, untuk menambah wawasan dan
pengetahuan penulis serta pembaca mengenai organisasi
internasional tersebut.
A. Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bagi Indonesia dalam
Mempertahankan Kemerdekaan
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB merupakan organisasi
internasional terbesar di dunia yang diikuti oleh 193 negara
anggota. PBB dikenal juga dengan nama United Nations atau UN. PBB
didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945. PBB ini berdiri sebagai
pengganti liga bangsa-bangsa dan juga untuk mencegah adanya konflik
atau perang serupa terjadi kembali. Adapun tujuan PBB yaitu sebagai
berikut.
 untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional;
 untuk mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa
atas dasar kesetaraan dan prinsip penentuan nasib sendiri;
 untuk membina kerja sama di seluruh dunia dalam memecahkan
masalah ekonomi, sosial, budaya dan kemanusiaan;
 untuk mempromosikan hak asasi manusia dan kebebasan
fundamental bagi masyarakat dunia;
 berfungsi sebagai pusat di mana berbagai negara dapat
mengkoordinasikan kegiatan mereka menuju pencapaian tujuan
PBB; dan
 untuk menyelamatkan generasi penerus dari momok perang.
Indonesia sendiri bergabung dengan PBB pada tanggal 28
September 1950 sebagai anggota ke 60. Dengan demikian, secara tidak
langsung kemerdekaan Indonesia telah diakui oleh negara-negara lain
yang juga berada di PBB dan memiliki kedudukan yang sama dengan 59
negara anggota lainnya, setelah sang Saka Merah Putih dikibarkan di
depan Gedung Markas Besar PBB. Indonesia memiliki hak yang sama
dengan negara lainnya untuk ikut menciptakan dan melaksanakan
ketertiban dan perdamaian dunia serta dapat turut serta memecahkan
permasalahan-permasalahan dunia.
Indonesia dan PBB memiliki keterikatan sejarah yang kuat
mengingat kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tahun
1945, tahun yang sama ketika PBB didirikan dan sejak tahun itu pula PBB
secara konsisten mendukung Indonesia untuk menjadi negara yang
merdeka, berdaulat, dan mandiri. Oleh sebab itu, banyak negara yang
mendaulat Indonesia sebagai “truly a child” dari PBB. Hal ini dikarenakan
peran PBB terhadap Indonesia pada masa revolusi fisik cukup besar
seperti ketika terjadi Agresi Militer Belanda I, Indonesia dan Australia
mengusulkan agar persoalan Indonesia dibahas dalam sidang umum
PBB. Selanjutnya, PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN) yang
membawa Indonesia-Belanda ke meja Perundingan Renville. Ketika
terjadi Agresi militer Belanda II, PBB membentuk UNCI yang
mempertemukan Indonesia-Belanda dalam Perundingan Roem Royen.
Pemerintah RI mengutus Lambertus Nicodemus Palar sebagai Wakil
Tetap RI yang pertama di PBB. Duta Besar Palar bahkan telah memiliki
peran besar dalam usaha mendapatkan pengakuan internasional
kemerdekaan Indonesia pada saat konflik antara Belanda dan Indonesia
pada tahun 1947. Duta Besar Palar memperdebatkan posisi kedaulatan
Indonesia di PBB dan di Dewan Keamanan walaupun pada saat itu beliau
hanya sebagai "peninjau" di PBB karena Indonesia belum menjadi
anggota pada saat itu. Pada saat berpidato di muka Sidang Majelis
Umum PBB ketika Indonesia diterima sebagai anggota PBB, Duta Besar
Palar berterima kasih kepada para pendukung Indonesia dan berjanji
bahwa Indonesia akan melaksanakan kewajibannya sebagai anggota
PBB. Posisi Wakil Tetap RI dijabatnya hingga tahun 1953.
PBB sangat berperan penting bagi Indonesia baik dalam
mempertahankan kemerdekaan maupun dalam bidang ekonomi, politik,
sosial budaya, seperti:

 Melakukan upaya untuk mengembalikan Irian Barat, dalam


perselisihan ini PBB membentuk United Nations Temporary
Executive Authority (UNTEA). UNTEA selaku pemerintahan
sementara PBB kemudian menyerahkan Irian Barat kepada
Indonesia yang disahkan pada tanggal 1 Mei 1969.
 Dengan bekerjasamanya UNICEF dan Indonesia dengan
ditandatanganinya perjanjian kerja sama senilai 93,5 juta dollar AS
untuk meningkatkan upaya memperbaiki kondisi anak-anak
Indonesia pada tahun 2009 serta mendukung pemenuhan hak-hak
mereka.
 Dengan bekerjasamanya WHO dengan Indonesia dalam
meningkatkan kesehatan rakyat Indonesia melalui Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan program KB melalui
Badan Koordinator Keluarga Berencana (BKKBN).
Sementara itu, Indonesia pun berperan aktif pada saat menjaga
keamanan PBB. Indonesia mengirimkan kontingen Garuda untuk
mengemban tugas dalam misi perdamaian PBB di negara-negara yang
terjadi konflik.
B. Peran Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) bagi Indonesia
ASEAN merupakan singkatan dari Association of Southeast Asian
Nations yang mana berarti merupakan nama untuk negara-negara yang
berada di Asia Tenggara. Semua kata atau frasa ASEAN adalah Bahasa
Inggris dan memiliki maknanya masing-masing. Bila diartikan secara
umum, ASEAN adalah suatu perserikatan atau organisasi antar bangsa
yang wilayahnya berada di kawasan Asia Tenggara. Asean didirikan pada
tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand oleh lima negara pendiri
yaitu Indonesia, Filipinan, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Sejarah terbentuknya ASEAN dimulai dari situasi perang dingin
antara Amerika Serikat dengan Rusia yang membawa dampak stabilitas
keamanan pada negara-negara di Asia Tenggara. Karena dampak
stabilitas keamanan yang besar kepada negara-negara di Asia Tenggara,
diperlukan sebuah wadah atau organisasi yang bisa melindungi negara-
negara di Asia Tenggara. Benang merah yang menyatukan negara-
negara tersebut karena kesamaan aspek, antara lain kesamaan letak
geografis, pernah dijajah oleh bangsa lain (kecuali Thailand), dan
memiliki persamaan akar budaya yakni rumpun Melayu.
Maka berkumpulah lima negara di Bangkok pada 8 Agustus 1967
membahas berbagai persoalan dan solusi untuk masalah yang timbul di
kawasan Asia Tenggara.
ASEAN memiliki tujuan, yaitu sebagai berikut.
 Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan
perkembangan budaya negara di kawasan Asia Tenggara.
 Menjunjung tinggi hukum dan hubungan negara-negara Asia
Tenggara serta memelihara perdamaian dan stabilitas.
 Secara aktif memajukan kerjasama dan gotong royong di bidang
ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
administrasi.
 Saling membantu di bidang fasilitas pelatihan dan penelitian di
bidang pendidikan, teknis dan administrasi.
 Memperkuat kerjasama untuk meningkatkan efisiensi di bidang
pertanian, pengembangan industri dan perdagangan, termasuk
penelitian perdagangan barang internasional, peningkatan sarana
transportasi dan komunikasi, serta peningkatan taraf hidup
masyarakat.
 Meningkatkan penelitian tentang masalah-masalah serta solusinya
bagi negara di Asia Tenggara.
Dengan menjadi anggota ASEAN, Indonesia melakukan kerja sama
dengan negara-negara ASEAN di berbagai bidang. Seperti dalam bidang
ekonomi, yaitu pada sektor industri dilakukan melalui ASEAN Industrial
Cooperation (AICO). Beberapa proyek industri yang dilakukan oleh
ASEAN meliputi industri pupuk yang ada di Aceh-Indonesia dan Malaysia.
Kemudian dalam bidang olahraga, ASEAN mengakui bahwa olahraga
menjadi salah satu instrumen paling efektif dalam membawa interaksi
yang lebih besar bagi negara-negara ASEAN. South East Asian Games
atau SEA Games menjadi perayaan olahraga bagi negara-negara ASEAN
yang diadakan setiap dua tahun sekali. Kali
terakhir Indonesia menyelengarakan SEA Games terjadi pada 2011
dengan menjadikan Jakarta dan Palembang sebagai kota tuan rumah.
Indonesia juga berperan aktif dalam ASEAN. Indonesia pernah
terlibat dalam mewujudkan perdamaian di kawasan Asia Tenggara, yaitu
pada saat terjadi konflik antara Kamboja dan Vietnam. Kala itu,
Indonesia ditunjuk oleh ASEAN sebagai pihak penengah dalam konflik
tersebut. Selain itu, Indonesia juga merupakan penyelenggara KTT
(Konferensi Tingkat Tinggi) pertama ASEAN pada tanggal 23-24 Februari
1976 di Bali. Komitmen Indonesia dalam memperkuat kesatuan dan
sentralitas ASEAN juga  sangat terlihat selama berlangsungnya berbagai
pertemuan ASEAN dan pertemuan lain terkait ASEAN. Dalam kaitan ini,
Indonesia telah menginisiasi 'Joint Statement of the Foreign Ministers of
ASEAN Member States on the Maintenance of Peace, Security, and
Stability in the Region' dalam Pertemuan Tingkat Menlu ASEAN ke-49
pada 24-25 Juli 2016.
Tentunya terdapat dampak-dampak yang ditimbulkan dari adanya
kerja sama ASEAN dengan Indonesia. Dampak tersebut dibagi menjadi
dua, yaitu dampak positif dan dampak negatif.
1. Dampak positifnya adalah memperluas pasar untuk produk dalam
negeri, mendorong kemajuan teknologi dan pendidikan dalam
negeri, dan memperluas lapangan kerja.
2. Dampak negatifnya adalah terjadinya persaingan tidak sehat
karena adanya perdagangan bebas, pasar dalam negeri didominasi
oleh produk luar negeri, dan pertemuan rutin/rapat asean
memakan banyak biaya serta waktu.
C. Peran Gerakan Non-Blok (GNB) bagi Indonesia

Anda mungkin juga menyukai