Anda di halaman 1dari 15

PERAN INDONESIA DALAM KAA, ASEAN, GNB,

DAN PASUKAN GARUDA


MAKALAH SEJARAH KELAS XII

Disusun oleh :
Jeremy Abednego XII MIPA 2/17
Karina Christianty XII MIPA 2/18
Vincent Darryll XII MIPA 2/30

SMAK PENABUR HARAPAN INDAH


JAWA BARAT
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dari sebagian masyarakat dunia, bangsa Indonesia selalu melakukan hubungan


dengan bangsa lainnya. Dalam menjalin hubungan dengan bangsa lain, kita
menetapkan politik luar negeri yang "bebas" dan "aktif". Politik luar negeri bebas
aktif ini mulai dicanangkan sejak awal merdeka. Sebagai salah satu perwujudan
politik luar negeri yang bebas aktif, bangsa Indonesia pernah menyelenggarakan
Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955 dan juga membentuk Gerakan
Non Blok bersama beberapa negara Asia Afrika lainnya.

Pada umumnya, negara yang telah merdeka dan bedaulat penuh akan
mengadakan hubungan dengan negara lain. Setiap negara memiliki perbedaan
masyarakat, struktur pemerintah, kepentingan nasional dan perbedaan-perbedaan
lainnya. Namun, perbedaan tersebut biasanya menimbulkan suatu kebutuhan yang
menyebabkan adanya hubungan internasional. Bahkan tidak bisa dipungkiri bahwa
suatu negara yang tidak dapat menjalin hubungan internasional dengan negara lain
akan sulit untuk mempertahankan kedaulatannya.

Indonesia juga ikut dalam pertemuan. Indonesia juga bergabung dalam


organisasi yang bertujuan untuk perdamaian dunia seperti PBB, ASEAN, GNB, KAA,
OKI, dan masih banyak lagi. Walaupun Perang Dunia sudah berakhir, namun usaha –
usaha untuk mempertahankan suatu perdamaian harus selalu dilaksanakan. Maka dari
itu banyak lembaga – lembaga yang berdiri dengan tujuan untuk menjaga perdamaian
di dunia ini. Dalam suatu negara tidak dapat berdiri sendiri, seperti halnya individu
sebagai makhluk sosial. Negara tentunya akan memerlukan negara atau komponen
yang lain. Bahkan ada pula negara yang memiliki keterkaitan serta ketergantungan
dalam aspek ekonomi, sosial, dan politik. )ika adanya keterkaitan antar negara dengan
negara lain tersebut tentunya ada sebuah hubungan yang baik. Salah satunya
merupakan negara kita sendiri yaitu negara Indonesia dengan Negara-negara lain.
Dinamakan masyarakat global, ditandai adanya saling ketergantungan antar bangsa,
adanya persaingan yang ketat dalam suatu kompetisi dan dunia cenderung
berkembang kearah perebutan pengaruh antar bangsa, baik lingkup regional, ataupun
lingkup global. Namun pada kenyataanya masih banyak hubungan yang bertentangan
antara negara satu dengan yang lain. Yang mengakibatkan terjadinya konflik dan
terusiknya perdamaian dunia. Konflik biasanya dipicu dengan adanya masalah dalam
hal sosial, ekonomi, politik, agama maupun kebudayaan. Terjadinya konflik akibat
adanya keserakahan, kurang saling menghargai dan mengerti antara satu dengan yang
lain. Dari masalah di atas dalam makalah ini akan membahas mengenai apa yang
dimaksud dengan perdamaian dunia itu sendiri serta peran Indonesia dalam
perdamaian dunia.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1. Apa saja peran Indonesia dalam KAA?

1.2.2. Apa saja peran Indonesia dalam ASEAN?

1.2.3. Apa saja peran Indonesia dalam GNB?

1.2.4. Apa saja peran Indonesia dalam Pasukan Garuda?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1.4.1. Untuk mengetahui peran Indonesia dalam KAA
1.4.2. Untuk mengetahui peran Indonesia dalam ASEAN
1.4.3. Untuk mengetahui peran Indonesia dalam GNB
1.4.4. Untuk mengetahui peran Indonesia dalam Pasukan Garuda
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Peran Indonesia dalam KAA

Konferensi Asia Afrika atau KAA merupakan konferensi pertama di dunia


yang melibatkan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Di mana bangsa-bangsa
tersebut sebagian besar baru merdeka dari penjajahan negara-negara Eropa,
bahkan ada beberapa yang baru merdeka. Bangsa Asia Afrika ini juga sebagian
besar masih belum menjadi anggota organisasi internasional dunia PBB.
Berdasarkan hal di atas, beberapa negara kemudian sepakat untuk mengadakan
pertemuan pendahuluan untuk membicarakan nasib Bangsa-Bangsa Asia Afrika.
jadi, sebelum diselenggarakannya KAA diadakan pendahuluan.

KAA berpengaruh sangat besar kepada Indonesia dan kepada bangsa-


bangsa di Asia Afrika secara keseluruhan. Indonesia mendapat dukungan dari
banyak negara mengenai masalah Papua. Setelah KAA, ketegangan RRC dengan
Amerika Serikat tentang sengketa Taiwan mulai mencair dengan berbagai
perundingan. Gerakan yang menjadikan negara-negara tidak berpihak pada blok
mana pun yang saat itu sedang berebut pengaruh terhadap negara-negara
berkembang. Peran Indonesia dalam KAA sangat strategis. Peran tersebut, yaitu :

1. Pemrakarsa

Indonesia menjadi salah satu negara pemrakarsa diselenggarakannya


KAA bersama panca negara. Indonesia ikut serta dalam dua konferensi
sebelum diadakannya KAA.

2. Tempat Konferensi

Tempat KAA pertama kali adalah di Indonesia. Tepatnya di Gedung


Merdeka, Bandung pada tanggal 18 sampai 24 April 1955. Konferensi
pendahuluan sebelum diadakannya KAA juga terjadi di Indonesia, yaitu
Konferensi Bogor. Penyelenggraan KAA yang kedua juga diadakan di
Indonesia, yaitu pada tanggal 19 sampai 23 April 2015 di Jakarta dan pada
tanggal 24 April di Bandung. Pada KAA yang kedua ini dihadiri oleh 89
negara Asia Afrika dari 109 negara yang ada.

3. Panitia Konferensi

Penyelenggraan KAA pertama di Indonesia, selanjutnya panitia


penyelenggartan juga dilakukan oleh tokoh Indonesia.

 Ketua Panitia Penyelenggara KAA adalah Sanusi Harjadinata,


Gubernur Jawa Barat saat itu.
 Ketua KAA adalah PM Ali Sastroamidjoyo
 Sekjend KAA adalah Ruslan Abdul Gani, Sekjen Kementerian Luar
Negeri Indonesia
 Ketua Komite Kebudayaan adalah Muhammad Yamin, Menteri
Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia
 Ketua Komite Ekonomi adalah Prof Ir. Rooseno, Menteri Ekonomi
Indonesia
 Pembukaan KAA diberikan sambutan oleh Presiden Soekarno

4. Kerjasama

Setelah diadakannya KAA sampai kini, Indonesia masih melakukan


kerjasama dengan negara-negara Asia Afrika berdasartkan politik luar negeri
bebas aktif.

1.2 Peran Indonesia dalam ASEAN


Saat ini ASEAN beranggotakan semua negara-negara, dimana berada di
kawasan Asia tenggara. Beberapa tahun belakangan ini, ASEAN sudah
menjajaki perluasan anggota terhadap negara-negara yang berada disekitar
kawasan ASEAN seperti : Bangladesh, Papua Nugini, Palau, Republik China
(Taiwan), bahkan Timor Leste. ASEAN ialah soko guru atas politik luar negeri
yang dianut oleh Indonesia.

Dengan terciptanya suatu kawasan wilayah Asia Tenggara yang stabil,


damai, aman, kondusif, dan terjalinnya hubungan yang harmonis diantara
negara-negara kawasan ini ialah sebuah hal yang penting serta sebagai modal
dasar atas pembangunan Indonesia.

Disini Indonesia mempunyai suatu peranan yang cukup penting pada


perkembangan ASEAN, karena Indonesia alah salah satu penentu arah
perkembangan organisasi tersebut. Berikut beberaapa peran Indonesia dalam
ASEAN.

1. Salah satu negara pelopor pendirinya ASEAN


ASEAN (Association of Southeast Asian Nation) ialah wadah bagi
negara-negara yang berada di Kawasan Asia Tenggara yang bergerak di
bidang ekonomi dan geo-politik. Organisasi ini dibentuk berdasarkan
“Deklarasi Bangkok” pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Indonesia
menjadi salah satu negara pelopor pendirinya ASEAN, selain keempat nama
nama pendiri ASEAN lainnya, Indonesia diwakili oleh Adam Malik.
Sementara itu, keempat negara lainnya adalah Narsisco Ramos (Filipina),
Tun Abdul Razak (Malaysia), Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Koman
(Thailand). Dengan begitu Indonesia merupakan salah satu negara pendiri
ASEAN.
2. Salah satu pemimpin ASEAN
Indonesia pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, pernah
menjadi pemimpin ASEAN. Dimana dengan gaya kepemimpinannya,
Indonesia dapat menjalin kerja sama yang baik dengan berbagai negara di
Kawasan Asia Tenggara untuk mencapai Tujuan dari ASEAN(Association of
Southeast Asian Nations). Indonesia memperkenalkan doktrin ketahanan
nasional pada Pertemuan ASEAN ministerial meeting kelima di Singapura.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia saat itu, Adam
Malik. Hal tersebut ditujukan dalam rangka mempertegas tujuan ASEAN.
Selain itu, Peran Indonesia dalam Asean juga menyampaikan
makalah yang berjudul “Reflection” dalam ranga mengajak anggota-anggota
ASEAN untuk mengevaluasi kesepakatan ekonomi sebelumnya.
Kesepakatan tersebut terkait dengan program kerja sama sektoral di berbagai
bidang. Pada saat Indonesia memimpin ASEAN, Indonesia telah sukses
dalam menyelenggarakan serangkaian pertemuan seperti:
 Menyelenggarakan ASEAN Ministerial Meeting (Pertemuan Tingkat
Menteri ASEAN)

 Menyelenggarakan ASEAN Regional Forum (Forum Kawasan ASEAN)

 Pertemuan kementrian kawasan dalam rangka membahas mengenai


penanggulangan berbagai masalah yang terjadi. Baca juga peran Indonesia
dalam OPEC, peran Indonesia dalam AFTA, dan peran Indonesia dalam
hubungan internasional.
3. Tuan Rumah Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN
Indonesia sebagai negara anggota ASEAN telah mendapatkan
kepercayaan untuk mengadakan KTT ASEAN. KTT ASEAN yang
diselenggarakan di Indonesia diantaranya adalah:

 KTT ASEAN Ke-1 diselenggarakan di Bali, Indonesia, pada 23 -24


Februari 1976. KTT yang diselenggarakan di Bali ini menghasilkan
kesepakatan mengenai pembentukan sekretariat ASEAN yang berpusat di
Jakarta. Sekretaris Jenderal atau Sekjen pertamanya adalah putra bangsa,
yakni H. R. Dharsono.

 KTT ASEAN ke-9 diselenggarakan di Bali, Indonesia, pada 7 – 8 Oktober


2003. Indonesia pada KTT tersebut mengusulkan dibentuknay Komunitas
ASEAN atau ASEAN Community yang meliputi bidang sosial, ekonomi,
budaya, dan keamanan.

 KTT ASEAN ke-18 diselenggarakan di Jakarta, Indonesia, pada 4 – 8 Mei


2011.

 KTT ASEAN ke-19 diselenggarakan di Bali, Indonesia, pada 17 – 19


November 2011. Pada KTT ini disepakati mengenai Kawasan bebas
senjata nuklir di Asia Tenggara atau SEANWFZ (Southeast Asia Nuclear
Weapon Free Zone). Baca juga akhir Perang Dunia 2, tujuan organisasi
APEC, sejarah terbentuknya ASIAN GAMES, dan jenis manusia purba
Asia.
4. Menciptakan perdamaian di Kawasan Asia Tenggara
Indonesia termasuk negara yang selalu aktif dalam membantu
menjaga perdamaian dunia. Salah satunya adalah dengan menciptakan
perdamaian di Kawasan Asia Tenggara. Peran Indonesia dalam perdamaian
dunia khususnya di Kawasan Asia Tenggara diantaranya adalah:

 Indonesia berperan sebagai negara yang menengahi saat terjadi konflik


antara Vietnam dan Kamboja pada 1987. Hingga akhirnya pada tahun
1991, tepatnya dalam Konferensi Paris, kedua negara tersebut akhirnya
menyepakati perjanjian damai.

 Indonesia kembali berperan dalam menengahi konflik antara Pemerintah


Filipina dengan Moro National Front Liberation (MNFL). Kedua belah
pihak akhirnya menyepakati perjanjian damai yang dilakukan saat
pertemuan di Indonesia.

Peran Indonesia dalam menjaga perdamaian tidak hanya berfokus pada


Kawasan Asia Tenggara saja. Indonesia juga memiliki peran seperti peran
Indonesia dalam Misi Garuda dan peran Indonesia dalam Perang
Dingin melalui GNB.
5. Peran Indonesia dalam bidang maritim
Indonesia selalu berupaya aktif untuk mendorong penguatan kerja
sama keamanan maritim. Hal ini utamanya dalam penanggulangan isu illegal,
unreported, and unregulated fishing (IUUF). Indonesia juga merupakan
negara pendorong implementasi EAS Statement on Enhancing Regional
Maritime Cooperation yang dipelopori Indonesia dan disepakati tahun 2015.

6. Peran Indonesia dalam memberikan bantuan kemanusiaan


Indonesia tidak hanya aktif dalam menjaga perdamaian di Kawasan
ASEAN. Indonesia juga memiliki peran dalam merespon perkembangan isu
Rakhine State dengan mendorong dibukanya akses bantuan kemanusiaan ke
Rakhine State. Indonesia memberikan bantuan kemanusiaan, menawarkan
berbagai inisiatif untuk membantu rekonsiliasi nasioan dan interfaith
dialogue. Selain itu, Indonesia juga mendorong Myanmar memberikan berita
terbaru secara berkala terkait dengan perkembangan situasi di Rakhine.

7. Pendirian Pusat Studi ASEAN di berbagai wilayah di Indonesia


Indonesia melalui Kementrian Luar Negerinya terus membentuk dan
menggerakkan Pusat Studi ASEAN. Jumlah pusat studi tersebut berjumlah
40 yang tersebar di seluruh Indonesia. Pusat studi tersebut dibangun untuk
ikut serta mendiseminasikan informasi kepada masyarakat luas dan
memberikan rekomendasi kebijakan.

8. Peran Indonesia dalam memastikan sentralitas ASEAN


Indoensia memiliki peran penting dalam memastikan sentralitas
ASEAN. Contohnya yakni saat Indonesia memprakarsai dikeluarkannya
Joint Statement of the Foreign Ministers of ASEAN Member States on the
Maintenance of Peace, Security, and Stability in the Region pada Juli 2016.

9. Peran Indonesia dalam isu Laut China Selatan


Indonesia menjadi negara honest broker dan aktif dalam
menggulirkan prakarsa serta inovasi berupa berbagi interim measures.
Indonesia juga turut berperan dengan disepakatinya dua interim measures,
yakni Join Statement on the Application of CUES dan Hotline of
Communications. Indonesia memiliki peran dalam proses negosiasi
Kerangka Code of Conduct (CoC). Salah satunya ialah dengan dihasilkannya
draft awal Kerangka CoC di Bali, Indonesia, pada bulan Februari 2017.

10. Peran Indonesia dalam pengawasan narkotika


Indonesia adalah inisator pembentukan ASEAN Seaport Interdicition
Task Force (ASITF). Hal ini dilakukan dengan menjadikan seaport sebagai
daerah perbatasan pengawasan Narkotika dan Prekursor Narkotika selain
airport.

11. Peran Indonesia dalam bidang ekonomi dan bisnis


Indonesia menjadi negara driving force yang amat diperhitungkan
dalam rangakaian perundingan RCEP. Kesepakatan Chapter on Small
Medium Enterprises (SMES) dan Chapter on Economic and Technical
Cooperation (ECOTECH) dicapai saat Indonesia memimpin. Indonesia juga
terlibat aktif dalam pengembangan start-up business. Hal tersebut dilakukan
melalui penguatan pilot project berupa incubator pelatihan di bidang
peningkatan produksi, akses pasar, akses finansial, dan pengembangan
peraturan serta sumber daya manusia.
1.3 Peran Indonesia dalam GNB

Peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok, di antaranya, sebagai salah satu
negara pemrakarsa berdirinya Gerakan Non Blok, yang kedua Indonesia menjadi
salah satu negara pengundang pada Konferensi Tingkat Tinggi GNB I, yang ketiga
Indonesia pernah menjadi ketua GNB pada tahun 1992-1995 dan menjadi tuan
rumah penyelenggara KTT dan GNB di Jakarta serta turut dalam pemecahan
masalah dunia berdasarkan perdamaian dunia, memperjuangkan HAM, dan tata
ekonomi dunia yang berdasarkan pada asas keadilan.

Ketika Indonesia menjadi Ketua GNB pada 1992, Indonesia berperan bagi
perdamaian dunia. Seperti, memberi sumbangan bagi penyelesaian masalah
Republik Demokrasi Rakyat Korea, Bosnia, Herzegovina, dan penyelesaian utang
luar negeri negara-negara berkembang. Presiden Soeharto saat itu mengusulkan
untuk negara terbelakang diperlukan penyelesaian utang sekaligus dan bukan
penjadwalan kembali utang secara berkali-kali selama bertahun-tahun.

1.4 Peran Indonesia dalam Pasukan Garuda

Indonesia selalu berkomitmen untuk melaksanakan ketertiban dunia yang


berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Hal ini
merupakan amanat dari aline IV Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945. Salah satu bentuk perwujudan komitmen ini adalah peran
Indonesia dalam Misi Garuda.

Misi Garuda tidak terlepas dari terbentuknya United Nations Peacekeeping


Operations (Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB/ MPP PBB). MPP PBB adalah
“flagship enterprise” PBB yang dibentuk sebagai “alat” PBB untuk menjaga
perdamaian dan keamanan internasional. Berdasarkan data UN DPKO per
31Oktober 2018, tercatat lebih dari 100.000 personel dari 124 negara yang
diterjunkan di 14 MPP PBB. Mereka berasal baik dari unsur militer, polisi, maupun
sipil. Total anggaran MPP PBB untuk periode Juli 2018 hingga Juni 2019
mencapai USD 6,69 milyar.
Peran MPP PBB pada awalnya hanya terbatas pada pemeliharaan gencatan
senjata dan stabilisasi situasi di lapangan. Hal ini untuk memberikan ruang bagi
usaha-usaha politik dalam menyelesaikan konflik. Namun, saat ini tugas dari MPP
PBB menjadi semakin luas. Mayoritas MPP PBBB sebelumnya dihadapkan pada
konflik antar negara, tetapi kini juga dituntut untuk dapat diterjunkan pada
berbagai konflik internal dan perang saudara. MPP PBB juga bahkan dihadapkan
pada meningkatnya konflik yang bersifat asimetris, ancaman kelompok bersenjata,
terorisme dan radikalisme, serta penyakit menular. Baca juga penyebab Perang
Dingin, negara yang terlibat Perang Dunia 2, kronologi Perang Dunia 2, dan akhir
Perang Dunia 2.
Misi Garuda merupakan salah satu bentuk komitmen Indonesia dalam
melaksanakan MPP PBB. Misi Garuda adalah pasukan yang terdiri dari Tentara
Nasional Indonesia (TNI) yang ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di negara
lain. Pembentukan Pasukan Garuda diawali dengan munculnya konflik di Timur
Tengah pada 26 Juli 1959. Tiga negara yang terdiri dari Inggris, Prancis, dan Israel
melancarkan serangan gabungan terhadap Mesir. Hal ini pun akhirnya
menimbulkan perdebatan diantara negara-negara lainnya.

Menteri Luar Negeri Kanada saat itu, Lester B. Perason, mengusulkan


dibentuknya pemelihara perdamaian di Timur Tengah dalam Sidang Umum PBB.
Usulan tersebut pun disetujui, sehingga pada tanggal 5 November 1956, Sekretaris
Jenderal PBB membentuk United Nations Emergency Forces (UNEF).

Indonesia menyatakan kesediaannya untuk bergabung dalam UNEF. hingga saat


ini Indonesia telah mengirimkan Misi Garuda I sampai Misi Garuda XXVI-C2.
Menurut data Kementrian Luar negeri pada 21 Maret 2016, Indonesia pun menjadi
contributor terbesar ke-10 untuk Pasukan Pemeliharaan Perdamaian PBB dari 124
negara.

Meskipun Indonesia tidak hanya mengirimkan Pasukan Garuda ke Mesir


saja, tetapi ada alasan khusus mengapa Indonesia menyatakan kesediaannya
memelihara perdamaian di Timur Tengah. Saat Indonesia menyatakan
kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Mesir segara menyelenggarakan sidang
menteri luar negeri negara-negara Liga Arab. Pada 18 November 1946, Liga Arab
menetapkan resolusi pengakuan kemerdekaan Republik Indonesia sebagai negara
merdeka dan berdaulat penuh. Hal ini menjadi pengakuan de jure menurut hukum
internasional.

Sekretaris Jenderal Liga Arab saat itu, Abdurrahman Azzam Pasya,


mengutus Konsul Jenderal Mesir di India, yakni Mohammad Abdul Mun’im, untuk
pergi ke Indonesia. Ia sampai ke Yogyakarta, ibu kota RI saat itu, setelah
menempuh perjalanan panjang dan penuh rintangan terutama dari pihak Belanda.
Utusan Mesir diterima secara kenegaraan oleh Presiden Soekarno dan Moh. Hatta
pada 15 Maret 1947. Peristiwa ini merupakan bentuk pengakuan pertama atas
kemerdekaan RI oleh negara asing.

Indonesia bahkan membuka Perwakilan RI di Mesir dengan menunjuk HM


Rasyidi sebagai Kuasa Usaha. Perwakilan RI tersebut merangkap sebagai misi
diplomatik tetap untuk seluruh negara-negara Liga Arab. Kedekatan hubungan ini
memberi makna pada perjuangan Indonesia saat terjadi perdebatan di forum
Majelis Umum PBB dan Dewan Keamanan PBB yang membahas sengketa
Indonesia-Belanda. Para diplomat Arab pun dengan gigih mendukung Indonesia.

Presiden Soekarno membalas hal tersebut dengan mengunjungi Mesir dan


Arab Saudi pada Mei 1956 serta Irak pada April 1960. Indonesia juga mendukung
keputusan Majelis Umum PBB untuk menarik mundur pasukan Inggris, Prancis,
dan Israel dari wilayah Mesir. Pada akhirnya, Indonesia untuk pertama kalinya
mengirim Pasukan Pemeliharaan Perdamaian PBB ke Mesir yang dinamakan
Kontingen Garuda I atau KONGA I. Baca juga penyebab Perang Yaman dan Arab
Saudi dan penyebab Perang Israel dan Palestina.
Peran Indonesia dalam Misi Garuda diwujudkan dengan dikirimkannya
Kontingen Garuda ke berbagai negara. Rincian dari peran Kontingen Garuda
(KONGA) beserta misi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. KONGA I dikirim tanggal 8 Janari 1957 ke Mesir yang terdiri dari 559
pasukan. Pasukan dipimpin oleh Letnan Kolonel Infaneri Hartoyo yang
kemudian digantikan Letnan Kolonel Infanteri Suadi Suromihardjo.
2. KONGA II dikirim pada 1960 ke Kongo yang terdiri dari 1.074 pasukan.
Pasukan dipimpin oleh Kol. Prijatna dan digantikan oleh Letkol Solichin G.P.
3. KONGA III dikirim pada 1962 ke Kongo yang terdiri atas 3.475 pasukan.
KONGA III di bawah misi UNOC dan dipimpin oleh Brigjen TNI Kemal Idris
dan Kolonel Infanteri Sobirin Mochtar.
4. KONGA IV dikirim pada 1973 ke Vietnam. Pasukan ini berada di bawah misi
ICCS dan dipimpin oleh Brigjen TNI Wiyogo Atmodarminto.
5. KONGA V dikirim ke Vietnam pada 1973 di bawah misi ICCS. Pasukan
dipimpin oleh Brigjen TNI Harsoyo.
6. KONGA VI dikirim ke Timur Tengah pada 1973 di bawah misi UNEF.
Pasukan dipimpin oleh Kolonel Infanteri Rudini.
7. KONGA VII pada 1974 dikirim ke Vietnam di bawah misi ICCS. Pasukan ini
dipimpin oleh Brigjen TNI [[S. Sumantri]] dan digantikan oleh Kharis Suhud.
8. KONGA VIII dikirim ke Timur Tengah pada 1974 dalam rangka misi
perdamaian PBB di Timur Tengah. Pengiriman pasukan dilakukan paska
Perang Yom Kippur antara Mesir dan Israel.
9. KONGA IX dikirim ke Iran dan Irak pada tahun 1988. Konga IX berada di
bawah misi UNIIMOG.
10. KONGA X dikirim pada 1989 ke Namibia. Pasukan ini berada di bawah misi
UNTAG dan dipimpin oleh Kol Mar Amin S.
11. KONGA XI dikirim ke Irak-Kuwait pada 1992 di bawah misi UNIKOM.
12. KONGA XII dikirim ke Kamboja padaa 1992 di bawah misi UNTAC.
13. KONGA XIII dikirim ke Somalia pada 1992 di bawah misi UNOSM dan
dipimpin oleh May Mar Wingky S.
14. KONGA XIV dikirim ke Bosnia-Herzegovina pada 1993 di bawah misi
UNPROFOR.
15. KONGA XV dikirim ke Georgia pada 1994 di bawah misi UNIMOG dan
dipimpin oleh May Kav M. Haryanto.
16. KONGA XVI dikirim ke Mozambik pada 1994 di bawah misi UNOMOZ dan
dipimpin oleh May Pol Drs Kuswandi.
17. KONGA XVII dikirim ke Filipina dpada 1994. Pasukan ini dipimpin oleh
Brgjen TNI Asmardi Arbi.
18. KONGA XVIII dikirim ke Tajikistan pada November 1997 dan dipimpin oleh
Mayor Can Suyatno.
19. KONGA XIX dikirim ke Sierra Leone pada 1999-2002 yang bertugas sebagai
misi pengamat.
20. KONGA XX dikirim ke Republik Demokratik Kongo pada tahun 2003.
21. KONGA XXI dikirim ke Liberia mulai tahun 2003. Pasukan ini terdiri dari
perwira AD, AL, dan AU yang terlatih dalam misi PBB dan memiliki
kecakapan khusu sebagai pengamat militer.
22. KONGA XXII dikirim ke Sudan pada 9 Februari 2008 sebagai pengamata
militer dan juga berkontrbusi untuk UNAMID (Darfur).
23. KONGA XXIII bertugas di Lebanon (UNIFIL) dan sempat ditunda
keberangkatannya pada akhir September 2006.
24. KONGA XXIV bertugas di Nepal (UNMIN) mulai tahun 2008.
25. KONGA XXV bertugas di Lebanon mulai tahun 2008 dan sudah melakukan
11 kali rotasi hingga 2019.
26. KONGA XXVI bertugas di Lebanon pertama kali pada tahun 2008 untuk
melaksanakan tugas sebagai satuan FHQSU dan INDO FP Coy.
27. KONGA XXVII tergabung dalam misi UNAMID di Darfur dan bertugas
mulai tanggal 21 Agustus 2008.
28. KONGA XXVIII dikirim pada 16 Maret 2009 untuk bergabung dalam MTF
UNIFIL.
29. KONGA XXIX dikirim ke Lebanon pada 29 Desember 2009 untuk
memberikan dukungan kesehatan kepada personel UNIFIL maupun
humanitarian.
30. KONGA XXXI dibentuk untuk memelihara citra UNIFIL di mata masyarakat
Lebanon. Indonesia mengirimkan pasukannya sejak tahun 2010.
31. KONGA XXX bertugas sejak bulan Juli 2011 dengan nama Satgas MCOU
XXX-A/UNIFIL.
BAB III
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai