Anda di halaman 1dari 6

​ akalah

M
Hubungan internasional

Makalah ini disusun atas tugas Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan guru
pembimbing Norta Erisa P.SH

Disusun oleh kelompok 10:


-Reena Alfiona
-Rivaldo Christopher Lenama
-Raul David Oktavian

KELAS: XI MIPA 2
Tahun ajaran 2019/2020

Kata Pengantar

Pertama-tama kami panjatkan Puji syukur kepada tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tentang “Hubungan Internasional.”
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan,
yang dalam pembuatannya terdapat banyak pihak yang telah membantu dan membimbing
kami. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan rasa terima kasih
kepada :
1. Ibu Norta Erisa P.SH selaku guru pendidikan kewarganegaraan yang telah membimbing
dalam pembuatan makalah ini.
2. Terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.
3. Serta pihak-pihak lainnya yang tidak dapat kami sebut satu-persatu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, sehingga dalam
kesempatan kali ini juga kami bermaksud untuk meminta saran dan masukan dari semua
pihak demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi. Kami juga berharap agar makalah
yang telah kami susun ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

​DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka

​BAB 1
​PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar belakang Konferensi Asia Afrika adalah sejak peristiwa Perang Dunia II di tahun 1945.
Banyaknya negara-negara yang memproklamasikan kemerdekaannya yang sebelumnya
dijajah oleh bangsa-bangsa di Eropa. Diantaranya adalah Indonesia, Pakistan, India,
Vietnam dan Filipina.
Namun sayangnya waktu itu tidak semua negara bisa memerdekaan diri, ada pula yang
masih berjuang untuk bisa meraih kemerdekaanya.
Masalah yang dihadapi adalah negara-negara di asia dan Afika terhalang oleh kolonialisme
yang dikuasai oleh dua blok besar di dunia yaitu blok timur dan blok barat yang saat itu
sedang melakukan perang dingin.
Meskipun keberadaan PBB sudah cukup mendinginkan masalah tersebut namun banyak
negara di Asia dan Afrika yang mendapatkan dampak negatifnya secara berkepanjangan.
Akhirnya perdana Menteri Sri Lanka mengundang perwakilan Negara Myanmar, Pakistan
dan Indonesia untuk bisa membahas masalah tersebut.
Konferensi ini dikenal dengan nama Konferensi Kolombo. Kala itu Indonesia diwakili oleh Ali
Sastroamidjojo.
Atas perintah Presiden Soekarno Ali Sastroamidjojo diutus untuk menyampaikan ide
membentuk KAA.
Pertemuan tersebut dengan maksud membangun solidaritas antar negara-negara di Asia
dan Afrika demi melepas konflik yang terjadi di negara masing-masing.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Konferensi Asia Afrika?
2. Apakah tujuan dibentuknya Konferensi Asia Afrika?
3. Apa isi Dasasila Bandung?
4. Apa saja hasil dari Konferensi Asia Afrika?
5. Apa saja peranan Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain :


1. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya Konferensi Asia Afrika
2. Untuk mengetahui hasil dari Konferensi Asia Afrika
3. Untuk mengetahui peranan Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika

​BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah Konferensi Asia Afrika


Berakhirnya Perang Dunia I membawa pengaruh terhadap bangsa-bangsa Asia dan Afrika
untuk memperoleh kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan. Di samplng itu juga
dltandai dengan munculnya dua kekuatan ideologis, politis, dan militer termasuk
pengembangan senjata nuklir. Negara Republik Indonesia dalam menyelenggarakan
kehidupan bermasyarakat dan bernegara selalu berlandaskan pada Pancasila dan UUD
1945. Salah satu bentuk penyetenggaraan kehidupan bernegara adalah menjalin kerja sama
dengan negara lain. Kebijakan yang menyangkut hubungan dengan negara lain terangkum
dalam kebijakan politik luar negeri. Oleh karena itu, pelaksanaan politik luar negeri
Indonesia juga harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Indonesia mencetuskan
gagasannya untuk menggalang kerja sama dan solidaritas antarbangsa dengan
menyelenggarakan KAA.
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif. Bebas. artinya bangsa Indonesia tidak
memihak pada salah satu blok vang ada di dunia. Jadi, bangsa Indonesia berhak
bersahabat dengan negara mana pun asat tanpa ada unsur ikatan tertentu. Bebas juga
berarti bahwa bangsa Indonesia mempunyai cara sendiri dalam menanggapi masalah
internasional. Aktif berarti bahwa bangsa Indonesia secara aktif ikut mengusahakan
terwujudnya perdamaian dunia. Negara Indonesia memilih sifat politik luar negerinya bebas
aktif sebab setelah Perang Dunia II berakhir di dunia telah muncul dua kekuatan adidaya
baru yang saling berhadapan, yaitu negara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat
memelopori berdirinya Blok Barat atau Blok kapitalis (liberal), sedangkan Uni Soviet
memelopori kemunculan Blok Timur atau blok sosialis (kortiunis).
Dalam upaya meredakan ketegangan dan untuk mewujudkan perdamaian dunia,
pemerintah Indonesia memprakarsai dan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Usaha
ini mendapat dukungan dan negara-negara di Asia dan Afrika. Bangsa-bangsa di Asia dan
Afrika pada umumnya pernah menderita karena penindasan imperialis Barat. Persamaan
nasib itu memmbulkan rasa setia kawan. Setelah Perang Dunia II berakhir, banyak negara
di Asia dan Afrika yang berhasil mencapai kemerdekaan, di antaranya adalah India,
Indonesia, Filipina, Pakistan, Burma (Myanmar), Sri Lanka, Vietnam, dan Libia. Sementara
itu, masih banyak pula negara yang berada di kawasan Asia dan Afrika belum dapat
mencapai kemerdekaan. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika yang telah merdeka tidak
melupakan masa lampaunya. Mereka tetap merasa senasib dan sependeritaan. Lebih-lebih
apabila mengingat masih banyak negara di Asia dan Afrika yang belum merdeka. Rasa setia
kawan itu dicetuskan dalam Konferensi Asia Afrika. Sebagai cetusan rasa setia kawan dan
sebagai usaha untuk menjaga perdamaian dunia, pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
mempunyai arti penting, baik bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada khususnya
maupun dunia pada umumnya.
Prakarsa untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika dikemukakan pertama kali oleh Perdana
Menteri Rl AU Sastroamijoyo yang kemudian mendapat dukungan dari negara India,
Pakistan, Sri Lanka, dan Burma (Myanmar) dalam Konferensi Colombo.
2. Tujuan dibentuknya Konferensi Asia Afrika
* Mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antar bangsa-bangsa Asia-Afrika, serta
untuk menjajagi dan melanjutkan kepentingan timbal balik maupun kepentingan bersama.
* Meninjau masalah-masalah hubungan sosial, ekonomi dan kebudayaan dalam
hubungannya dengan negara-negara peserta.
* Mempertimbangkan masalah-masalah mengenai kepentingan khusus dari bangsa-bangsa
Asia-Afrika seperti yang menyangkut kedaulatan nasional, rasionalisme, dan kolonialisme.
* Meninjau kedudukan Asia-Afrika serta rakyatnya, serta memberikan sumbangan untuk
meningkatkan perdamaian dan kerja sama internasional.

3. Isi Dasasila Bandung.

1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di
dalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa
3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun
kecil
4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri
negara lain
5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian
ataupun kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB
6. Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi
kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara
lain
7. Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan
kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara
8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti
perundingan, persetujuan, arbitrasi, ataupun cara damai lainnya, menurut pilihan
pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBBcc
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama
10. Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban Internasional

4. Hasil dari Konferensi Asia Afrika

Terdapat 10 poin utama hasil Konferesi Asia Afrika dalam Dasasila Bandung antara lain
sebagai berikut:
1. Menghormati hak-hak asasi manusia dan menghormati tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip
dalam Piagam PBB.
2. Menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara.
3. Mengakui persamaan derajat semua ras serta persamaan derajat semua negara besar
dan kecil.
4. Tidak campur tangan di dalam urusan dalam negeri negara lain.
5. Menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan dirinya sendiri atau secara
kolektif, sesuai dengan Piagam PBB.
6. (a) Tidak menggunakan pengaturan-pengaturan pertahanan kolektif untuk kepentingan
khusus negara besar mana pun.
7. (b) Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain mana pun.
8. Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau menggunakan kekuatan terhadap
keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun.
9. Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara-cara damai, seperti melalui
perundingan, konsiliasi, arbitrasi, atau penyelesaian hukum, ataupun cara-cara damai
lainnya yang menjadi pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB.
10. Meningkatkan kepentingan dan kerja sama bersama.
11. Menjunjung tinggi keadilan dan kewajiban-kewajiban internasional.

5. Peranan Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika

Peran Indonesia dalam Konferensi Asia-Afrika


* Indonesia ikut memprakarsai dan juga sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi
Pancanegara II berlangsung pada tanggal 28-29 Desember 1954 di Bogor. Konferensi ini
merupakan pendahuluan dari Konferensi Asia-Afrika.
* Indonesia ikut memprakarsai dan juga sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi
Asia-Afrika yang berlangsung pada tanggal 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung
(Jawa Barat). Dalam Konferensi tersebut beberapa tokoh Indonesia menduduki peranan
penting, diantaranya:
* Ali Sastroamidjoyo sebagai ketua konferensi, Sekretarisnya Jenderal Konferensi : Ruslan
Abdulgani sebagai sekretaris jenderal konferensi, Mr. Muh. Yamin sebagai ketua komite
kebudayaan, Prof. Ir. Roseno sebagai ketua Komite Ekonomi.

​BAB III
PENUTUP

Kesimpulan​:

Berdasarkan sejarah Konferensi Asia Afrika dapat disimpulkan bahwa sejak dilaksanakan
Konferensi Asia Afrika telah mencetuskan rasa setia kawan dan sebagai usaha untuk
menjaga perdamaian dunia, pelaksanaan Konferensi Asia Afrika mempunyai arti penting,
baik bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada khususnya maupun dunia pada umumnya.
Konferensi Asia Afrika juga sangat berperan penting dalam hal kerja sama ekonomi dan
kebudayaan, serta masalah kolonialisme dan perdamaian dunia. Selain itu juga Konferensi
Asia Afrika membawa pengaruh yang besar bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan
bangsa di Asia dan Afrika. Konferensi Asia Afrika dan pengaruhnya terhadap solidaritas
antar bangsa tidak hanya berdampak pada negara-negara di Asia dan Afrika, tetapi juga
bergema ke seluruh dunia.

Saran
Jika Anda ingin mengetahui atau mengkaji lebih dalam tentang Konferensi Asia Afrika,
sebaiknya banyak-banyaklah membaca buku tentang sejarah dunia. Serta bergemarlah
dalam menuntut ilmu yang berkaitan dengan sejarah dunia.

Daftar Pustaka

http://kuantannet.blogspot.com/2018/04/makalah-konferensi-asia-afrika-kaa.html?m=1
https://guruppkn.com/peran-indonesia-dalam-kaa/amp
http://disdik.jabarprov.go.id/news/84/sejarah-singkat-kaa%2C-kelahiran-dasasila-bandung-%
28bagian-2%29

Anda mungkin juga menyukai