Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“KONFERENSI ASIA AFRIKA”

Disusun oleh:
Dhico Satria P. (6)
Lendiar Septatis V. S. (11)
Naswa Lunara T. (16)
Nurlita Khusnul K (19)
Sahla Aurelia P. (23)
Sefila Nesya D. (25)

SMA NEGERI 1 SURAKARTA


Tahun pelajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ini tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yuliastuti Fajarsari, selaku guru pendidikan
kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kami.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 27 januari 2020

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….……………………. i


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………...…… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG …………………………………………………………………...1
B. RUMUSAN MASALAH ………………………………………………………………...1
C. TUJUAN PENULISAN……………………………………………………………….…1
BAB II ISI
A. LATAR BELAKANG TERJADINYA KONFERENSI ASIA AFRIKA……………….2
B. PERAN INDONESIA DALAM KONFERENSI ASIA AFRIKA………………………2
C. DAMPAK SETELAH TERJADINYA KONFERENSI ASIA AFRIKA……………….3
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ………………………………………………………………………….5
B. SARAN ………………………………………………………………………………….5
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif, bebas, artinya bangsa Indonesia
tidak memihak pada salah satu blok yang ada di dunia. Jadi, bangsa Indonesia berhak
bersahabat dengan negara manapun asal tanpa ada unsur iktan tertentu. Bebas juga berarti
bahwa bangsa Indonesia mempunyai cara sendiri dalam ikut mengusahakan terwujudnya
perdamaian dunia. Negara Indonesia memilih sifat politik luar negerinya bebas aktif
sebab setelah Perang Dunia II berakhir di dunia telah muncul dua kekuatan adidaya baru
yang saling berhadapan, yaitu negara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat
memelopori berdirinya Blok atau Blok Kapasitas (Libera), sedangkan Uni Soviet
memelopori kemunculan Blok Tmur atau Blok Sosialis (Komunis).
Dalam upaya meredakan ketegangan dan untuk mewujudkan perdamaian dunia,
pemerintah Indonesia memprakarsai dan menyelesaikan KAA. Usaha ini mendapat
dukungan dari negara-negara di Asia Afrika. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada
umumnya pernah menderita karena penindasan imperalisme Barat. Persamaan nasib itu
menimbulkan rasa setia kawan. Setelah Perang Dunia II berakhir, banyak negara di Asia
dan Afrika yang berhasil mencapai kemerdekaan.
Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika yang telah merdeka tidak melupakan masa
lampaunya. Mereka tetap merasa senasib dan sependeritaan. Rasa setia kawan itu
dicetuskan dalam Konferensi Asia Afrika. Sebagai cetusan rasa setia kawan dan sebagai
usaha untuk menjaga perdamaian dunia, pelaksanaan Konferensi Asia Afrika mempunyai
arti penting, baik bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada khususnya, maupun dunia
pada umumnya.

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang
dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Latar belakang apa yang melandasi terjadinya Konferensi Asia Afrika?


2. Apa peranan Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika?
3. Apa dampak yang dihasilkan setelah terjadinya Konferensi Asia Afrika?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui latar belakang apa yang melandasi terjadinya Konferensi Asia
Afrika.
2. Untuk mengetahui peranan Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika.
3. Untuk mengetahui dampak yang dihasilkan setelah terjadinya Konferensi Asia
Afrika.
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG TERJADINYA KONFERENSI ASIA AFRIKA

1. Bangsa-bangsa Asia-Afrika memiliki persamaan nasib dan sejarah yakni


Samosata menjadi sasaran penjajahan bangsa-bangsa Eropa.
2. Semakin meningkatnya kesadaran bangsa-bangsa Asia-Afrika yang masih terjajah
untuk memperoleh kemerdekaan.
3. Perubahan politik yang terjadi setelah Perang Dunia II berakhir yakni situasi
internasional diliputi kecemasan akibat adanya perlombaan senjata antara Blok
Barat dan Blok Timur.
4. Diantara bangsa-bangsa Asia yang telah merdeka masih belum terdapat kesadaran
untuk bersatu, yang kemudian Rusia dan Amerika Serikat ikut melibatkan diri
dalam masalah tersebut.

Konferensi Asia–Afrika didahului oleh Persidangan Bogor pada tahun 1949.


Persidangan Bogor merupakan pendahuluan bagi Persidangan Kolombo dan Konferensi
Asia–Afrika. Persidangan Bogor ke-2 diadakan pada 28–29 Desember 1954.
Konferensi Asia–Afrika merefleksikan apa yang oleh para penyelenggara
dianggap sebagai keengganan kekuatan Barat untuk berkonsultasi dengan mereka
mengenai keputusan yang mempengaruhi Asia dalam pengaturan ketegangan Perang
Dingin; keprihatinan mereka atas ketegangan antara Republik Rakyat Tiongkok dan
Amerika Serikat; keinginan mereka untuk meletakkan fondasi yang lebih kuat bagi
hubungan perdamaian Tiongkok dengan diri mereka sendiri dan Barat; penentangan
mereka terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Prancis di Afrika Utara dan
pemerintahan kolonialnya di Aljazair; dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan
kasusnya dalam perselisihan dengan Belanda di Nugini Barat (Irian Barat).
Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia, menggambarkan dirinya sebagai
pemimpin kelompok negara ini, yang kemudian ia gambarkan sebagai "NEFOS" (Newly
Emerging Forces, Kekuatan Dunia Baru). Pada 4 Desember 1954, Perserikatan Bangsa-
Bangsa mengumumkan bahwa Indonesia telah berhasil mendapatkan masalah Irian
Barat yang ditempatkan dalam agenda sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-
Bangsa tahun 1955. Rencana untuk konferensi Asia–Afrika diumumkan pada bulan yang
sama.
2

B. PERAN INDONESIA DALAM KONFERENSI ASIA AFRIKA

 Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi


Pancanegara II yang berlangsung tanggal 28-29 Desember 1954 di Bogor (Jawa
Barat). Konferensi ini sebagai pendahuluan dari KAA.

 Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan KAA yang


berlangsung pada tanggal 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung (Jawa
Barat). Dalam konferensi ini beberapa tokoh Indonesia menduduki peranan
penting, diantaranya adalah
Ketua Konferensi : Mr. Ali Sastroamidjoyo
Sekretaris Jenderal Konferensi : Ruslan Abdulgani
Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Muh. Yamin
Ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir. Roseno

 Dalam KAA Indonesia termasuk salah satu penggagas pertemuan tersebut


bersama Mesir dan India sehingga diadakan untuk yang pertama kalinya di
Bandung tahun 1955.

C. DAMPAK SETELAH TERJADINYA KONFERENSI ASIA AFRIKA

 Perintis dalam membina solidaritas bangsa-bangsa dan merupakan titik tolak untuk
mengakui kenyataan bahwa semua bangsa di dunia harus dapat hidup
berdampingan secara damai.
 Cetusan rasa setia kawan dan kebangsaan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk
menggalang persatuan.
 Penjelmaan kebangkitan kembali bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.
 Pendorong bagi perjuangan kemerdekaan bangsa di dunia pada umumnya serta di
Asia dan Afrika khususnya.
 Memberikan pengaruh yang besar terhadap perjuangan bangsa-bangsa di Asia dan
Afrika dalam mencapai kemerdekaannya.
 Banyak negara-negara Asia-Afrika yang merdeka kemudian masuk menjadi
anggota PBB.
 Konferensi Asia Afrika mampu menjadi penengah dua blok yang saling berseteru
sehingga dapat mengurangi ketegangan/détente akibat Perang Dingin dan
mencegah terjadinya perang terbuka.
 Gagasan Konferensi Asia Afrika berkembang lebih luas lagi dan diwujudkan
dalam Gerakan Non Blok.

3
 Politik bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Burma (Myanmar), dan Sri
Lanka tampak mulai diikuti oleh negara-negara yang tidak bersedia masuk Blok
Timur ataupun Blok Barat.
 Belanda cemas dalam menghadapi kelompok Asia Afrika di PBB sebab dalam
Sidang Umum PBB, kelompok tersebut mendukung tuntutan Indonesia atas
kembalinya Irian Barat ke pangkuan RI.
 Australia dan Amerika Serikat mulai berusaha menghapuskan diskriminasi ras di
negaranya.
4

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan sejarah Konferensi Asia Afrika dapat disimpulkan bahwa sejak dilaksanakan
Konferensi Asia Afrika telah mencetuskan rasa setia kawan dan sebagai usaha untuk menjaga
perdamaian dunia, pelaksanaan Konferensi Asia Afrika mempunyai arti penting, baik bagi
bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada khususnya maupun dunia pada umumnya. Konferensi
Asia Afrika juga sangat berperan penting dalam hal kerja sama ekonomi dan kebudayaan, serta
masalah kolonialisme dan perdamaian dunia. Selain itu juga Konferensi Asia Afrika membawa
pengaruh yang besar bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan bangsa di Asia dan Afrika.
Konferensi Asia Afrika dan pengaruhnya terhadap solidaritas antar bangsa tidak hanya
berdampak pada negara-negara di Asia dan Afrika, tetapi juga bergema ke seluruh dunia. Tujuan
utama konferense tersebut ialah untuk membicarakan kepentingan bersama bangsa-bangsa Asia
afrika pada saat itu, mendorong terciptanya perdamaian dunia, dan mempromosikan Indonesia
sebagai tempat konferensi.

B. SARAN
Jika Anda ingin mengetahui atau mengkaji lebih dalam tentang Konferensi Asia Afrika,
sebaiknya banyak-banyaklah membaca buku tentang sejarah dunia. Serta bergemarlah dalam
menuntut ilmu yang berkaitan dengan sejarah dunia.
5
DAFTAR PUSTAKA
http://kuantannet.blogspot.com/2018/04/makalah-konferensi-asia-afrika-kaa.html?m=1

http://yuliastutiksponz.blogspot.com/2013/02/makalah-konfersi-asia-afrika.html?m=1

http://www.donisetyawan.com/dampak-pelaksanaan-konferensi-asia-afrika-kaa/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Konferensi_Asia%E2%80%93Afrika

Anda mungkin juga menyukai