Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“KONFERENSI ASIA AFRIKA”

Kelompok 1
Anggota :
Aulia Putri Agustin

Ismia Finasti

Nur Alya

Anurul Indah

Syifa Auliyah

Pani Apriliyani

Jeffri Febrian

M.Rohmat

Cahya Julianto

Kelas : Xll Ips 1

Jl. Raya Purwadadi No.1, Belendung, Kec. Purwadadi, Kabupaten Subang, Jawa Barat 41261
Kata pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan bagi penulis untuk
menyelesaikan makalah Konferensi Asia Afrika. Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua
yang sudah memberikan dukungannya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah Konferensi Asia
Afrika dan juga kepada beberapa sumber yang telah membantu penulis dalam memberikan informasi
untuk menulis makalah Konferensi Asia Afrika. Tak lupa penulis haturkan terima kasih kepada Bapak
Andi selaku guru mata pelajaran sejarah peminatan, karena sudah memberikan tugas membuat makalah
sehingga penulis bisa belajar tentang membuat makalah dan mendalami materi Konferensi Asia Afrika.

Subang, 29 Oktober 2022


DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................

Daftar isi...............................................................................................................................

BAB 1

• Latar belakang..................................................................................................................

• Tujuan................................................................................................................................

BAB II

• Anggota KAA....................................................................................................................

• Hasil dari KAA..................................................................................................................

BAB III

• Pengaruh KAA................................................................................................................

• Peranan Indonesia dalam KAA.....................................................................................

BAB IV

• Kesimpulan.....................................................................................................................

• Saran...............................................................................................................................
BAB 1
Latar belakang

Politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif. Bebas, artinya bangsa Indonesia tidak memihak pada
salah satu blok yang ada di dunia. Jadi, bangsa Indonesia berhak bersahabat dengan negara mana pun
asal tanpa ada unsur ikatan tertentu. Bebas juga berarti bahwa bangsa Indonesia mempunyai cara
sendiri dalam menanggapi masalah internasional.

Aktif berarti bahwa bangsa Indonesia secara aktif ikut mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia.
Negara Indonesia memilih sifat politik luar negerinya bebas aktif sebab setelah Perang Dunia II berakhir
di dunia telah muncul dua kekuatan adidaya baru yang saling berhadapan, yaitu negara Amerika Serikat
dan Uni Soviet.

Amerika Serikat memelopori berdirinya Blok Barat atau Blok kapitalis (liberal), sedangkan Uni Soviet
memelopori kemunculan Blok Timur atau blok sosialis (komunis). Dalam upaya meredakan ketegangan
dan untuk mewujudkan perdamaian dunia, pemerintah Indonesia memprakarsai dan menyelenggarakan
Konferensi Asia Afrika. Usaha ini mendapat dukungan dari negara-negara di Asia dan Afrika. Bangsa-
bangsa di Asia dan Afrika pada umumnya pernah menderita karena penindasan imperialis Barat.
Persamaan nasib itu menimbulkan rasa setia kawan. Setelah Perang Dunia II berakhir, banyak negara di
Asia dan Afrika yang berhasil mencapai kemerdekaan, di antaranya adalah India, Indonesia, Filipina,
Pakistan, Burma (Myanmar), Sri Lanka, Vietnam, dan Libia.

Sementara itu, masih banyak pula negara yang berada di kawasan Asia dan Afrika belum dapat
mencapai kemerdekaan. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika yang telah merdeka tidak melupakan masa
lampaunya. Mereka tetap merasa senasib dan sependeritaan.

Lebih-lebih apabila mengingat masih banyak negara di Asia dan Afrika yang belum merdeka. Rasa setia
kawan itu dicetuskan dalam Konferensi Asia Afrika. Sebagai cetusan rasa setia kawan dan sebagai usaha
untuk menjaga perdamaian dunia, pelaksanaan Konferensi Asia Afrika mempunyai arti penting, baik bagi
bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada khususnya maupun dunia pada umumnya.

Tujuan
Tujuan dari Konferensi Asia Afrika (KAA) adalah:

•Meninjau kedudukan Asia-Afrika serta rakyatnya, serta memberikan sumbangan untuk meningkatkan
perdamaian dan kerja sama internasional.

•Meninjau masalah-masalah hubungan sosial, ekonomi dan kebudayaan dalam hubungannya dengan
negara-negara peserta.

•Mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antara bangsa-bangsa Asia-Afrika, serta untuk
menjajagi dan melanjutkan kepentingan timbal balik maupun kepentingan bersama.

•Meninjau kedudukan Asia-Afrika serta rakyatnya, serta memberikan sumbangan untuk meningkatkan
perdamaian dan kerja sama internasional.

BAB II
Anggota Konferensi Asia Afrika (KAA)

Konferensi Asia-Afrika berlangsung pada tanggal 18-25 April 1955 bertempat di Gedung Merdeka,
Bandung. Konferensi ini dihadiri oleh 29 negara (termasuk lima negara sponsor) dari 30 negara yang
diundang. Satu negara yang tidak hadir yakni Federasi Afrika Tengah (Rhodesia dan Nyasa) karena
sedang terjadi pergolakan politik orang-orang Negro menentang ras diskriminasi.

Dalam KAA ini negara-negara peserta terdiri dari 3 kelompok pandangan politiknya yang berbeda, yaitu:
kelompok yang pro Barat, seperti Filipina, Muang Thai, Pakistan, Iran, dan Turki; kelompok yang
beraliran Komunis yaitu RRC dan Vietnam Utara; dan kelompok yang netral seperti India, Birma,
Srilangka dan Indonesia, serta ada juga yang belum menampakkan pandangan politiknya.

Hasil dari Konferensi Asia Afrika (KAA)

Konferensi Asia-Afrika menghasilkan beberapa keputusan yang disepakati para peserta sebagai berikut:

•Kerja sama ekonomi, antara lain mengusahakan kemajuan ekonomi, memajukan perdagangan, saling
memberikan bantuan teknik, dan mendirikan bank-bank.

•Kerja sama kebudayaan, antara lain memajukan kerja sama kebudayaan sebagai jalan terpenting untuk
mendapatkan pengertian antara bangsa-bangsa Asia -Afrika, memajukan pendidikan dan pengajaran
dengan pertukaran pelajar, pelatih, dan guru.

•Masalah hak asasi manusia, yakni menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia seperti yang tercantum
dalam Piagam PBB serta menentang ras diskriminasi.

•Masalah bangsa-bangsa yang belum merdeka, yakni menentang adanya imperialisme dan menuntut
kemerdekaan bagi rakyat Aljazair, Maroko, dan Tunisia.

•Masalah-masalah lain, yakni mengakui hak-hak bangsa Arab di Palestina dan menuntut soal Palestina
diselesaikan secara damai, menuntut kembalinya wilayah Irian Barat (sekarang Papua) kepada Indonesia
serta menuntut hak wilaya Aden bagi Yaman.

•Pernyataan mengenai usaha memajukan perdamaian dan kerja sama di dunia. Selain keputusan KAA di
atas, konferensi Asia-Afrika juga mengajak semua bangsa di dunia untuk hidup bersama dalam
perdamaian dan menjalankan kerja sama dalam suasana persahabatan atas dasar sepuluh prinsip yang
dikenal dengan “Dasasila Bandung” (Bandung Declaration).

BAB III
Pengaruh konferensi Asia Afrika (KAA)

Konferensi Asia-Afrika di tutup secara resmi pada tanggal 24 April 1955. para utusan kembali ke
negaranya masing-maisng untuk memperjuangkan hasil-hasil konferensi secara bersama-sama.
Konferensi Asia- Afrika membawa pengaruh atau akibat penting, misalnya:

•Berkurangnya ketegangan dan bahaya pecahnya peperangan yang bersumber dari persengketaan
masalah Taiwan antara RRC dengan Amerika Serikat.

•Perjuangan bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk mencapai kemerdekaan semakin meningkat. Hal ini
tampak dengan meningkatnya jumlah negara-negara Asia-Afrika yang merdeka setelah tahun 1955.

•Politik luar negeri bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Birma, dan Srilangka mulai diikuti
negara-negara lain yang tidak masuk Blok Barat maupun Blok Timur.

Peranan Indonesia dalam konferensi Asia Afrika (KAA)

Peranan Indonesia dalam KAA adalah:

1.)Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Pancanegara II yang
berlangsung tanggal 28-29 Desember 1954 di Bogor (Jawa Barat). Konferensi ini sebagai pendahuluan
dari Konferensi Asia Afrika.

2.)Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika yang
berlangsung pada tanggal 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung (Jawa Barat). Dalam konferensi
ini beberapa tokoh Indonesia menduduki peranan penting, di antaranya adalah : Ketua Konferensi : Mr.
Ali Sastroamidjoyo, Sekretaris Jenderal Konferensi : Ruslan Abdulgani, Ketua Komite Kebudayaan : Mr.
Muh. Yamin, dan Ketua Komite Ekonomi: Prof. Ir. Roseno.

BAB lV
Kesimpulan

Konferensi Asia Afrika adalah pertemuan yang berlangsung antara 18-24 April 1955, di Gedung
Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan
Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara
imperialis lainnya.

Saran

Penulis sadar masih banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari bapak/ibu guru untuk penulis untuk lebih baik kedepannya. Saran dan kritik
yang membangun dari bapak/ibu guru akan sangat penulis harapkan untuk dijadikan pembelajaran dan
ilmu untuk kedepannya agar lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai