Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“HEDONISME”

Diajukan untuk memenuhi tugas


Mata Pelajaran Sosiologi

Disusun oleh :

Nama 1. Delia Adika Putri


: 2. Siti Rahma
3. Aulia Putri Agustin
4. Dian Destarina
5. Handika Wahyundia
6. Moh. Rokhmat

Kelas : XII-IPS 1
SMA NEGERI 1 PURWADADI

KABUPATEN SUBANG

2022
Kata pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
pembuatan Makalah Hedonisme Mata pelajaran Sosiologi. Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini bertujuan untuk lebih mengenal gaya hidup manusia.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Bpk Bara Subagja selaku
guru Mata Pelajaran Sosiologi. Penulis menyadari pembuatan makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu. kritik dan saran yang sifatnya konstruktif
sangat diharapkan oleh penulis. Akhir kata, kami berharap semoga makalah
hedonisme ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten dan bagi
penulis khususnya. Demikian kata pengantar dari penulis. penulis menyampaikan
terima kasih atas perhatian dan koreksi dari berbagai pihak .

Purwadadi, 19 September 2022


Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................... I
Daftar Isi ............................................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah ...................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
1.3 Identifikasi Masalah ..................................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 4
2.1 Hedonisme ................................................................................................... 4
2.2 Pengertian Hedonisme menurut para Ahli .................................................. 5
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................. 7
3.1 Jenis-Jenis Hedonisme .................................................................................. 7
3.2 Ciri-Ciri Hedonisme ....................................................................................... 7
3.3 Penyebab munculnya sifat Hedonisme ........................................................ 8
3.5 Dampak Buruk sifat Hedonisme ................................................................... 8
3.6 Hedonisme di Kalangan Remaja ................................................................... 9
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah
Manusia sejak masa kecilnya selalu mencari kesenangan dan bila tidak
mencapainya, manusia itu akan mencari sesuatu yang lain lagi untuk memenuhi rasa
ingin bahagia atau senang tersebut.
Disinyalir Hedonisme telah erat melekat dalam hidup kita. Kelekatan itu
berupa seringnya kita terjebak dalam pola hidup Hedonis. Pola hidup seperti ini
mudah kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari. Dimana orientasi hidup selalu
diarahkan pada kenikmatan, kesenangan atau menghindari perasaan-perasaan tidak
enak.
Pandangan tentang kesenangan ini kemudian berkembang dengan
munculnya istilah hedonisme, sebagai jawaban dari pertanyaan yang bersifat
falsafah mengenai “apa yang menjadi hal terbaik bagi manusia?”. Hal ini sebagai
mana yang ditulis oleh Dr. K. Bertens dalam bukunya Etika, bahwa gagasan
mengenai hedonisme ini diawali dengan Sokrates yang menanyakan tentang apa
yang sebenarnya menjadi tujuan akhir manusia, lalu Aristippos menjawab bahwa
yang menjadi hal terbaik bagi manusia adalah kesenangan atau hedonisme.
Manusiawi memang tatkala manusia hidup untuk mencari kesenangan,
karena sifat dasar manusia adalah ingin selalu bermain (homo ludens yang berarti
makhluk bermain) dan bermain adalah hal hakiki yang senantiasa dilakukan untuk
memperoleh kesenangan. Akan tetapi bukan berarti kita bisa dengan bebas dan
brutal mendapatkan kesenangan, hingga menghalalkan berbagai cara demi
memperoleh kesenangan.Sikap menghalalkan segala cara untuk memperoleh
kesenangan telah banyak menghinggapi pola hidup para remaja saat ini.Sebagai
contohnya,remaja yang suka bergonta-ganti pasangan atas dasar senang-senang
saja. Ternyata luar biasa infiltrasi budaya liberal sehingga berhasil mencengkram
norma-norma kesusilaan manusia. Tidak salah lagi ini suatu propaganda yang sukses
mengakar dalam jiwa-jiwa pemuja hedonisme. Namun ironisnya, mereka para
pemuja kesenangan dunia semata, tak menyadari bahwa hal yang dilakukannya
adalah perilaku hedon.
Contoh yang kita hadapi saat ini misalnya, segala media informasi dari
berbagai penjuru berusaha terus menginvasi diri kita melalui life style. Gaya hidup
yang terus disajikan bagaikan fast food melalui media televisi. Gambaran yang ada
seperti mimpi tentang kehidupan orang miskin yang tiba-tiba kaya layaknya dalam
telenovela. Sinetron cinta yang terus mengguyur dan memprovokasi kita untuk
merealisasikan cinta lewat bercinta membuat kita gila dan terbuai kehidupan
duniawi. Cerita sinetron yang kian jauh dari realita ternyata telah menyihir para
pemirsa. Dengan setengah sadar para penikmat sinema telah tergiring untuk meniru
dan menjadikannya paradigma baru dalam menikmati hidup di masa muda.
Dan ketika Hedonisme sudah menjadi pegangan hidup para muda mudi
banyak nilai-nilai luhur kemanusiaan para remaja luntur, bahkan hilang. Kepekaan
sosial mereka terancam tergusur manakala mereka selalu mempertimbangkan
untung rugi dalam bersosialisasi. Masyarakat terlihat seperti mumi hidup yang tak
berguna bagi mereka. Dan mereka seolah menjadi penjaga kerajaan kenikmatan
yang tak seorangpun boleh mengendus apalagi mencicipinya. Orang lain hanya
boleh melongo melihat kemapanan mereka.Sungguh mereka menjadi sangat tidak
peduli. Akibatnya ketika ada orang yang membutuhkan uluran tangan, mereka
menyembunyikan diri dan enggan berkorban.
Sekarang ini perkembangan jaman dan juga perkembangan teknologi yang
semakin berkembang itu sangat mempengaruhi untuk mendorong remaja untuk
melakukan gaya hidup hedonisme, dimana mengutamakan kesanangan, kepuasan,
juga rasa ingin tahu atau mencoba hal-hal yang baru yang membuat hati senang dan
tidak peduli akan lingkungan disekitar, baik itu yang dilakukan positif. maupun
negatif. Hedonisme sebagai fenomena dan gaya hidup sudah tercermin dari perilaku
mereka sehari-hari. Mayoritas pelajar berlomba dan bermimpi untuk bisa hidup
mewah. Berfoya-foya dan nongkrong di kafe, mall dan plaza.Ini merupakan bagian
dari agenda hidup mereka.
Gaya hidup merupaan gambaran bagi setiap orang dimana seberapa besar
nilai moral orang tersebut dalam masyarakat disekitarnya. Gaya hidup juga sangat
berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi.Semakin bertambahnya
zaman dan semakin canggihnya teknologi, maka semakin berkembang luas pula
penerapan gaya hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup juga
dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang menjalankannya, itu
tergantung pada bagaimana orang tersebut
Akan tetapi hedonisme ini kendati merupakan sifat alamiah manusia, namun
memiliki sisi negatif, kemudian bagaimana agar sifat hedonisme ini bisa dihindari
atau diperkecil dari sisi negatifnya tersebut?
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka kelompok kami merumuskan
masalah yang akan menjadi pembahasan dalam makalh ini, yaitu;
1. Apa itu hedonisme menurut para ahli?
2. Mengapa seseorang mempunyai sifat hedonism?

1.3 Sistematika Penulisan

Penulisan makalah ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:


Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, metodologi, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian pustaka
Bab III Pembahasan terdiri dari Hedonisme, akar dan sebab masalah dari
hedonisme, akibat dari hedonisme dan bagaimana cara menghindari akibat buruk
dari sifat hedonisme
Bab IV Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hedonisme
Hedonisme adalah istilah yang sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yakni
Hedone berarti kesenangan. Jadi, hedonisme adalah gaya hidup yang berfokus
mencari kesenangan dan kepuasan tanpa batas.
Hedonisme artinya juga dapat diartikan pula sebagai pandangan hidup yang
menganggap bahwa seseorang akan merasakan bahagia dengan cara mencari
kebahagiaan sebanyak mungkin serta dengan cara bagaimana pun harus
menghindar dari perasaan yang dapat membuatnya merasakan sakit.
Sifat hedonisme adalah berusaha menghindari hal-hal yang menyakitkan
atau menyusahkan dengan memaksimalkan perasaan-perasaan menyenangkan.
Collins Gem menyebut bahwa hedonisme merupakan sebuah doktrin yang
menyampaikan bahwa kesenangan adalah hal yang paling penting di dalam hidup.
Menurut Gem, hedonisme suatu suatu ideologi atau paham yang dianut oleh
seseorang yang mencari kesenangan hidup saja. Sementara menurut Sarwono, Arti
hedonisme ialah konsep diri di mana gaya hidup seseorang dilakukan sesuai dengan
gambaran yang ada dipikirannya.
Burhanuddin, menyampaikan bahwa Definisi hedonisme adalah sesuatu
yang dianggap baik, yakni yang mendatangkan kesenangan. Dengan kata lain,
sesuatu yang hanya mendatangkan kesusahan, penderitaan, dan tidak
menyenangkan adalah sesuatu yang dinilai tidak baik.
2.2 Pengertian Hedonisme menurut para Ahli

1. Pengertian Hedonisme Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (1989)


Pengertian hedonisme adalah konsep diri, di mana gaya hidup seseorang dijalani
sesuai dengan gambaran yang ada dipikirannya. Sebagai contoh pengertian
hedonisme adalah seorang olahragawan, biasanya gaya hidup sehat merupakan
prinsip hidup dan menjadi kesenangan tersendiri bagi mereka.
2. Pengertian Hedonisme Menurut W. Poespoprodjo (2010)
Pengertian hedonisme adalah suatu anggapan bahwa kesenangan atau kenikmatan
merupakan tujuan akhir hidup yang baik dan tertinggi.
3. Pengertian Hedonisme Menurut Levan`s & Linda (2003)
Pengertian hedonisme adalah pola perilaku yang dapat diketahui dari aktivitas,
minat maupun pendapat yang selalu menekankan pada kesenangan hidup
2. Pengertian Hedonisme Menurut Susianto (1993)
Pengertian hedonisme adalah pola hidup yang mengarahkan aktivitasnya untuk
mencari kesenangan hidup dan aktivitas tersebut berupa menghabiskan waktu di
luar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli
barang yang kurang diperlukan dan selalu ingin menjadi pusat perhatian.
5. Pengertian Hedonisme Menurut Benthem dalam Faqih (2003)
Pengertian hedonisme adalah suatu dorongan individu untuk berperilaku dengan
memegang prinsip kesenangan.
6. Pengertian Hedonisme Menurut Collins Gem (1993)
Pengertian hedonisme adalah sebuah doktrin yang menyatakan bahwa kesenangan
adalah hal yang paling penting dalam hidup. Dengan kata lain, hedonisme adalah
paham yang dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan hidup semata-mata.
7. Pengertian Hedonisme Menurut Suprana (2003)
Pengertian hedonisme adalah pola hidup yang mengarahkan aktivitasnya untuk
mencari kesenangan hidup, seperti; lebih banyak menghabiskan waktu di luar
rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, sering membeli barang-
barang yang mahal hanya untuk memenuhi kesenangan saja, dan selalu ingin
menjadi pusat perhatian.
8. Pengertian Hedonisme Menurut Burhanuddin (1997)
Pengertian hedonisme adalah sesuatu yang dianggap baik, sesuai dengan
kesenangan yang didatangkannya. Dengan kata lain, sesuatu yang hanya
mendatangkan kesusahan, penderitaan, serta tidak menyenangkan merupakan
sesuatu yang dinilai tidak baik.
9. Pengertian Hedonisme Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Pengertian hedonisme adalah pandangan yang menganggap kesenangan dan
kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup.
10. Pengertian Hedonisme Menurut Hirscman dan Halbroak (dalam Utami, 2008)
Pengertian hedonisme adalah kecenderungan konsumen terhadap budaya
konsumtif yang menggunakan produk untuk memperoleh kesenangan-kesenangan
duniawi atau pola hidup glamour yang berorientasi pada materi.
11. Pengertian Hedonisme Menurut Mila (2013)
Pengertian hedonisme adalah pola hidup individu yang menganggap bahwa
kenikmatan materi sebagai tujuan utama untuk mencari kesenangan. Karakteristik
hedonisme adalah kebendaan yang di ukur dengan harta yang dinilai dengan uang,
dengan uang tersebut individu dapat mencari kesenangan.
12. Pengertian Hedonisme Menurut Kunto (dalam Putri, 2009)
Pengertian hedonisme adalah bahasa Yunani, adalah hedone, berarti kenikmatan,
kegembiraan, adalah gaya hidup yang menjadikan kenikmatan atau kebahagiaan
sebagai tujuan. Orientasi hidup selalu diarahkan pada kenikmatan dengan sepadat-
padatnya menghindari perasaan-perasaan yang tidak enak atau menyakitkan.
13. Pengertian Hedonisme Menurut Sujanto (dalam Masmuadi, 2007)
Pengertian hedonisme adalah berorientasi pada kesenangan umumnya banyak
ditemukan di kalangan remaja khususnya mahasiswa.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Jenis-Jenis Hedonisme


Ideologi Hedonisme yang ada di tengah-tengah masyarakat terbagi menjadi
tiga (3) macam, yaitu Psychological Hedonism, Evaluative Hedonism, dan
Rationalizing Hedonism.
1. Psychological Hedonism
Jenis hedonisme ini menganggap bahwa manusia diciptakan secara lahiriah
menginginkan kesenangan. Secara naluri, manusia itu memang mempunyai sifat
untuk menghindari rasa sakit serta juga derita.
2. Evaluative Hedonism
Kemudian jenis hedonisme yang satu ini menganggap bahwa kesenangan
merupakan apa yang seseorang inginkan serta kejar. Dalam konsep evaluative
hedonism, hanya kesenanganlah yang berharga serta rasa sakit atau
ketidaksenangan merupakan hal yang mengecewakan atau dianggap sebagai
sesuatu yang tidak layak untuk dirasakan oleh manusia.
3. Rationalizing Hedonism
Jenis hedonisme yang terakhir memiliki pandangan bahwa seseorang mencari
kesenangan, tapi juga memahami konsekuensi yang akan mereka terima. Contohnya
seseorang mengonsumsi NAPZA untuk mencari kesenangan dan melepaskan beban
masalah sejenak. Tapi mereka para pengguna tahu bahwa hal tersebut buruk untuk
kesehatan dan juga bisa membawanya ke ranah pidana.

3.2 Ciri-ciri hedonisme:


Gaya hidup hedonisme adalah memang mudah ditemukan di masyarakat, namun
tidak sedikit pula yang tidak menyadari bahwa dirinya telah terjebak dalam gaya
hidup hedonisme. Berikut ciri-cirinya:
1. Orang dengan sikap hedonisme merupakan orang yang egois atau
mementingkan dirinya sendiri
2. Orang dengan sikap hedonisme artinya cenderung memiliki konsumtif
3. Orang dengan sikap hedonisme adalah cenderung tidak memiliki
perencanaan dalam hidupnya
4. Orang dengan sikap hedonisme artinya cenderung sombong karena
mengendepankan penampilannya di mata orang lain

3.3 Penyebab munculnya sifat Hedonisme


Faktor internal atau dari dalam diri sendiri, merupakan penyebab hedonisme
yang paling utama. Setiap manusia sudah pasti memiliki sifat dasar yang ingin
memiliki banyak kesenangan dan kebahagiaan. Ditambah lagi dengan sifat lain dari
manusia, yaitu rasa tidak pernah puas yang mereka miliki. Setiap manusia sudah
pasti memiliki sifat dasar yang ingin memiliki banyak kesenangan dan kebahagiaan.
Ditambah lagi dengan sifat lain dari manusia, yaitu rasa tidak pernah puas yang
mereka miliki.
3.4 Dampak buruk hedonisme
Hedonisme merupakan perilaku yang tentunya buruk sehingga berdampak
negatif pada seseorang maupun sekitarnya. Dampak dari hedonisme adalah sebagai
berikut:

1. Konsumtif
Hedonisme adalah sifat yang cenderung
menimbulkan perilaku konsumtif secara
berlebihan, bahkan meski saat
pemasukannya tak cukup untuk
membiayai pengeluarannya Ilustrasi sifat konsumtif
2. Egois
Hedonisme adalah cenderung ditemui
pada orang yang memiliki sifat
individualis serta mementingkan dirinya
sendiri atau bersikap egois.

Ilustrasi sifat Egois


3. Boros
Gaya hidup hedonisme adalah tentu
saja merupakan pemborosan. Karena
orang hedon lebih mementingkan
kesenangan ketimbangan kebutuhan
dari barang yang dibelinya.
Ilustrasi sifat boros
4. Tidak Bertanggung Jawab
Hedonisme adalah biasanya tidak
bertanggung jawab. Ini dikarenakan
orang tersebut hanya fokus pada
dirinya sendiri, sehingga menjadi orang
yang memiliki sifat kurang
bertanggung jawab.
Ilustrasi sifat tidak bertanggung jawab
5. Pemalas
Hedonisme adalah sifat yang
berikaitan dengan rasa malas. Ini
wajar, mengingat orang dengan gaya
hidup hedon kerap tidak menghargai
waktu dan uangnya
Ilustrasi sifat pemalas
6. Korupsi
Hedonisme adalah salah satu pangkal
dari korupsi. Ini karena pendapatan
yang tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya, sehingga
terpaksa melakukan korupsi. Salah
satu dampak dari gaya hidup
hedonisme yang sering terjadi pada
seseorang ialah kebiasaan melakukan
korupsi. Bukan hanya korupsi uang, Ilustrasi sifat korupsi
namun juga hal lain, seperti misalnya
korupsi waktu, korupsi pekerjaan,
serta lain sebagainya.

3.6 Hedonisme di Kalangan Remaja


“Virus” hedon tidak hanya menyerang orang dewasa yang sudah bekerja.
Dari anak hingga orang tua tak luput dari ancaman virus ini. Anak punya
kecenderungan hedonistis. Akibat kodrat biologis dan belum jalanya daya penalaran,
anak harus bergantung pada ibu atau orang lain. Minum dibuatkan, makan disuapin,
jalan jauh merengek minta gendong. Ia menggantungkan hidupnya pada orang lain
karena memang ia belum sanggup mengerjakan sendiri. Ia hanya ingin nyaman dan
nikmat Hedonis? Ya, tapi lebih tepat disebut hedonis secara biologis.Bersama
dengan berjalannya waktu dan proses sosialisasi, ia akan mulai punya kesadaran dan
kemampuan menentukan pilihan. Nah, kalau ia sudah sampai pada taraf kesadaran
seperti itu namun tetap bersikap ”kebayi-bayian” seperti tadi, barulah ia disebut
hedonis.
Generasi yang paling tidak aman terhadap sebutan hedonis adalah
remaja.Paham ini mulai merasuki kehidupan remaja. Remaja sangat antusias
terhadap adanya hal yang baru. Gaya hidup hedonis sangat menarik bagi mereka.
Daya pikatnya sangat luar biasa, sehingga dalam waktu singkat munculah fenomena
baru akibat paham ini. Fenomena yang muncul, ada kecenderungan untuk lebih
memilih hidup enak, mewah, dan serbakecukupan tanpa harus bekerja keras. Titel
“remaja yang gaul dan funky” baru melekat bila mampu memenuhi standar tren saat
ini. Yaitu minimal harus mempunyaihandphone, lalu baju serta dandanan yang
selalu mengikuti mode. Beruntung bagi mereka yang termasuk dalam golongan
berduit, sehingga dapat memenuhi semua tuntutan kriteria tersebut.Akan tetapi
bagi yang tidak mampu dan ingin cepat seperti itu, pasti jalan pintaslah yang akan
diambil. Tidaklah mengherankan, jika saat ini muncul fenomena baru yang muncul di
sekitar kehidupan kampus. Misalnya adanya “ayam kampus” (suatu pelacuran
terselubung yang dilakukan oknum mahasiswi), karena profesi ini dianggap paling
enak dan gampang menghasilkan uang untuk memenuhi syarat remaja gaul dan
funky.
Hidup adalah kesempatan untuk bersenang-senang bagi mereka. Masa
bodoh dengan kuliah, yang penting have fun tiap hari. Hal ini bisa dianggap sebagai
efek fenomena free sex yang melanda kehidupan kaum muda sekarang.Sudah tentu,
jika anggapan tentang seks bebas diterapkan ke tengah-tengah pergaulan remaja,
pastilah tidak etis. Sebab, bangsa kita menganut adat-istiadat timur yang
menganggap seks sebagai hal yang sakral.Kemudian contoh kasus lain lagi, yaitu
praktik jual beli nilai di kampus yang sekarang sedang merebak. Jika dilihat lebih
jauh, ternyata itu juga dampak dari gaya hidup hedonis yang melahirkan adanya
mentalitas instan.
Segalanya bisa diperoleh dengan uang dan kekuasaan. Bila demikian,
otomatis semua urusan beres. Akhirnya, semboyan non scholae sed vitae discimus
(belajar untuk bekal dalam menjalani kehidupan) pudar dan menghilang. Karena
yang diutamakan bukan proses melainkan hasil. Jika bisa memperoleh hasil dengan
cara simpel walaupun salah, mengapa tidak dilakukan? Untuk apa kita harus melalui
proses panjang dengan pengorbanan, kalau hasilnya sama.
Tak terasa, tapi efeknya tak terduga, paham hedonisme terus berlangsung
dan merasuk ke dalam benak masyarakat kita tanpa ada tindakan pencegahan. Salah
satu contoh kasusnya adalah acara-acara hedonisme yang berkedok mencari bibit-
bibit penyanyi berbakat. Acara ini sangant diminati terutama para remaja. Bila
dilihat secara jeli ternyata acara tersebut menawarkan gaya hidup yang tidak jauh
dari konsep Hedonisme. Acara ini tentunya membutuhkan biaya yang banyak untuk
memfasilitasi para kontestannya, tapi bila melihat keadaan bangsa kita yang sedang
morat-marit ekonominya, dapat disimpulkan ada dua kondisi yang kontradiksi,
disatu sisi lain keadaan perekonomian bangsa sedang krisis tapi acara menghambur-
hamburkan uang semakin marak. Aneh memang, banyak warga Indonesia yang
miskin, tidak punya rumah, gedung sekolah yang hampir roboh, tunjangan pegawai
yang kecil, dan jumlah pegangguran yang membludak, tapi hal ini tidak membuat
para peserta acara yang sebagian besar adalah remaja tersebut prihatin atau
menangis tersedu-sedu, mereka malah sedih dan mengeluarkan air mata bila rekan
seperjuangannya tereleminasi. Nampak jelas sikap egoisme dan sikap mengejar
kesenangan pribadi mereka. Ini adalah bukti hedonisme yang banyak menjadi
impian anak-anak muda di negeri Seribu satu masalah ini.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setiap manusia pasti ingin merasakan kenikmatan dan kesenangan, apalagi para
remaja. Tapi sayangnya untuk memperoleh kenikmatan dan kesenangan tersebut
banyak remaja yang menghalalkan segala cara. Apapun mereka lakukan, agar apa
yang mereka inginkan dapat mereka peroleh tanpa peduli dengan resikonya.
Hedonisme di kalangan remaja telah berkembang pesat mengikuti perkembangan
jaman pola pikir yang hanya mementingkan kesenangan saja membuat para remaja
terbuai dalam sebuah kehidupan yang kadang tidak realistis.Yang penting
senang,senang dan senang.Tak mau bersakit-sekit dulu,inginya senang-senang
selalu,itulah moto yang banyak dipakai para remaja untuk menikmati hidup ini.
Dengan terlalu mendewakan kesenangan, duniawi, akan membuat seseorang
kehilangan arah hidupnya sehingga dapat menimbulkan kemiskinan karena terlalu
menghamburkan materii demi kesenangan semata.
Keberhasilan mencapai tujuan inilah yang kemudian membuatnya nikmat atau
puas. Sementara itu berkenaan dengan hedonisme etis ada dua gagasan yang patut
diperhatikan. Pertama, kebahagiaan tidak sama dengan jumlah perasaan nikmat.
Nikmat selalu berkaitan langsung dengan sebuah pengalaman ketika sebuah
kecondongan terpenuhi, begitu pengalaman itu selesai, nikmatpun habis. Sementara
itu, kebahagiaan menyangkut sebuah kesadaran rasa puas dan gembira yang
berdasarkan pada keadaan kita sendiri,dan tidak terikat pada pengalaman-
pengalaman tertentu.
Dengan kata lain, kebahagiaan dapat dicapai tanpa suatu pengalaman nikmat
tertentu. Sebaliknya, pengalaman menikmati belum tentu membuat bahagia. Kedua,
jika kita hanya mengejar nikmat saja, kita tidak akan memperoleh nilai dan
pengalaman yang paling mendalam dan dapat membahagiakan. Sebab, pengalaman
ini hanya akan menunjukan nilainya jika diperjuangkan dengan pengorbanan.
4.2 Saran
Untuk membentengi diri dari hedonisme yang hanya menawarkan kenikmatan
sesaat, harus dimulai dari diri sendiri dan juga dukungan orang lain. Untuk para
orang tua hendaknya meningkatkan kontrol terhadap anak-anak. Tanamkan nilai
moral yang nantinya berguna bagi mereka. Misal tanamkan sikap hidup
hemat,arahkan mereka pada pergaulan yang baik,dan didik mereka untuk mandiri.
Sedangkan bagi para remaja, berpikirlah dulu sebelum bertindak jangan hanya
mengejar kesenangan saja. Masa depan masih panjang,masih banyak hal yang
berguna yang dapat mereka lakukan tanpa harus hura-hura dan foya-foya.

Anda mungkin juga menyukai