Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“HEDONISME”

Diajukan untuk memenuhi tugas


Mata Pelajaran Sosiologi

Disusun oleh :

Nama 1. Delia Adika Putri


: 2. Siti Rahma
3. Aulia Putri Agustin
4. Dian Destarina
5. Handika Wahyundia
6. Moh. Rokhmat

Kelas : XII-IPS 1
SMA NEGERI 1 PURWADADI

KABUPATEN SUBANG

2022
Kata pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
pembuatan Makalah Hedonisme Mata pelajaran Sosiologi. Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini bertujuan untuk lebih mengenal gaya hidup manusia.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Bpk Bara Subagja selaku
guru Mata Pelajaran Sosiologi. Penulis menyadari pembuatan makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu. kritik dan saran yang sifatnya konstruktif
sangat diharapkan oleh penulis. Akhir kata, kami berharap semoga makalah
hedonisme ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten dan bagi
penulis khususnya. Demikian kata pengantar dari penulis. penulis menyampaikan
terima kasih atas perhatian dan koreksi dari berbagai pihak .

Purwadadi, 19 September 2022


Daftar Isi
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………………… I
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………………….. II
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………………......... 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………………………………….. 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................................ 4
2.1 Hedonisme ….…………………………………………………………………………………………......... 4
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................... 5
2.1 Jenis-Jenis Hedonisme …………………………………………………………………………............ 5
2.2 Ciri-Ciri Hedonisme ……………………………………………………………………………………...... 5
2.3 Penyebab munculnya sifat Hedonisme ……………………………………………………........ 6
2.5 Cara menghindari sisi negatif dari Hedonisme .................................................... 6
2.6 Dampak Buruk sifat Hedonisme ………………………………………………………................ 7
BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………………………………………… 10
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………………............... 10
3.2 Saran ……………………………………………………………………………………………………………… 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sejak masa kecilnya selalu mencari kesenangan dan bila tidak
mencapainya, manusia itu akan mencari sesuatu yang lain lagi untuk memenuhi rasa
ingin bahagia atau senang tersebut.
Disinyalir Hedonisme telah erat melekat dalam hidup kita. Kelekatan itu
berupa seringnya kita terjebak dalam pola hidup Hedonis. Pola hidup seperti ini
mudah kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari. Dimana orientasi hidup selalu
diarahkan pada kenikmatan, kesenangan atau menghindari perasaan-perasaan tidak
enak.
Pandangan tentang kesenangan ini kemudian berkembang dengan
munculnya istilah hedonisme, sebagai jawaban dari pertanyaan yang bersifat
falsafah mengenai “apa yang menjadi hal terbaik bagi manusia?”. Hal ini sebagai
mana yang ditulis oleh Dr. K. Bertens dalam bukunya Etika, bahwa gagasan
mengenai hedonisme ini diawali dengan Sokrates yang menanyakan tentang apa
yang sebenarnya menjadi tujuan akhir manusia, lalu Aristippos menjawab bahwa
yang menjadi hal terbaik bagi manusia adalah kesenangan atau hedonisme.
Manusiawi memang tatkala manusia hidup untuk mencari kesenangan,
karena sifat dasar manusia adalah ingin selalu bermain (homo ludens yang berarti
makhluk bermain) dan bermain adalah hal hakiki yang senantiasa dilakukan untuk
memperoleh kesenangan. Akan tetapi bukan berarti kita bisa dengan bebas dan
brutal mendapatkan kesenangan, hingga menghalalkan berbagai cara demi
memperoleh kesenangan.Sikap menghalalkan segala cara untuk memperoleh
kesenangan telah banyak menghinggapi pola hidup para remaja saat ini.Sebagai
contohnya,remaja yang suka bergonta-ganti pasangan atas dasar senang-senang
saja. Ternyata luar biasa infiltrasi budaya liberal sehingga berhasil mencengkram
norma-norma kesusilaan manusia. Tidak salah lagi ini suatu propaganda yang sukses
mengakar dalam jiwa-jiwa pemuja hedonisme. Namun ironisnya, mereka para
pemuja kesenangan dunia semata, tak menyadari bahwa hal yang dilakukannya
adalah perilaku hedon.
Contoh yang kita hadapi saat ini misalnya, segala media informasi dari
berbagai penjuru berusaha terus menginvasi diri kita melalui life style. Gaya hidup
yang terus disajikan bagaikan fast food melalui media televisi. Gambaran yang ada
seperti mimpi tentang kehidupan orang miskin yang tiba-tiba kaya layaknya dalam
telenovela. Sinetron cinta yang terus mengguyur dan memprovokasi kita untuk
merealisasikan cinta lewat bercinta membuat kita gila dan terbuai kehidupan
duniawi. Cerita sinetron yang kian jauh dari realita ternyata telah menyihir para
pemirsa. Dengan setengah sadar para penikmat sinema telah tergiring untuk meniru
dan menjadikannya paradigma baru dalam menikmati hidup di masa muda.
Dan ketika Hedonisme sudah menjadi pegangan hidup para muda mudi
banyak nilai-nilai luhur kemanusiaan para remaja luntur, bahkan hilang. Kepekaan
sosial mereka terancam tergusur manakala mereka selalu mempertimbangkan
untung rugi dalam bersosialisasi. Masyarakat terlihat seperti mumi hidup yang tak
berguna bagi mereka. Dan mereka seolah menjadi penjaga kerajaan kenikmatan
yang tak seorangpun boleh mengendus apalagi mencicipinya. Orang lain hanya
boleh melongo melihat kemapanan mereka.Sungguh mereka menjadi sangat tidak
peduli. Akibatnya ketika ada orang yang membutuhkan uluran tangan, mereka
menyembunyikan diri dan enggan berkorban.
Akan tetapi hedonisme ini kendati merupakan sifat alamiah manusia, namun
memiliki sisi negatif, kemudian bagaimana agar sifat hedonisme ini bisa dihindari
atau diperkecil dari sisi negatifnya tersebut?

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka kelompok kami merumuskan
masalah yang akan menjadi pembahasan dalam makalh ini, yaitu;
1. Bagaimana cara menghindari sifat hedonisme?
2. Mengapa seseorang mempunyai sifat hedonisme?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui cara menghindari sifat hedonisme
2. Memahami kenapa seseorang bisa mempunyai sifat hedonism

1.4 Metodologi
Dalam penulisan makalah ini menggunakan teknik pengumpulan data
dengan menggunakan kajian pustaka yaitu mengambil informasi dari berbagai
sumber baik itu dari elektronik maupun buku-buku.
1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, metodologi, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian pustaka
Bab III Pembahasan terdiri dari Hedonisme, akar dan sebab masalah dari
hedonisme, akibat dari hedonisme dan bagaimana cara menghindari akibat buruk
dari sifat hedonisme
Bab IV Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hedonisme
Hedonisme adalah istilah yang sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yakni
Hedone berarti kesenangan. Jadi, hedonisme adalah gaya hidup yang berfokus
mencari kesenangan dan kepuasan tanpa batas.
Hedonisme artinya juga dapat diartikan pula sebagai pandangan hidup yang
menganggap bahwa seseorang akan merasakan bahagia dengan cara mencari
kebahagiaan sebanyak mungkin serta dengan cara bagaimana pun harus
menghindar dari perasaan yang dapat membuatnya merasakan sakit.
Sifat hedonisme adalah berusaha menghindari hal-hal yang menyakitkan
atau menyusahkan dengan memaksimalkan perasaan-perasaan menyenangkan.
Collins Gem menyebut bahwa hedonisme merupakan sebuah doktrin yang
menyampaikan bahwa kesenangan adalah hal yang paling penting di dalam hidup.
Menurut Gem, hedonisme suatu suatu ideologi atau paham yang dianut oleh
seseorang yang mencari kesenangan hidup saja. Sementara menurut Sarwono, Arti
hedonisme ialah konsep diri di mana gaya hidup seseorang dilakukan sesuai dengan
gambaran yang ada dipikirannya.
Burhanuddin, menyampaikan bahwa Definisi hedonisme adalah sesuatu
yang dianggap baik, yakni yang mendatangkan kesenangan. Dengan kata lain,
sesuatu yang hanya mendatangkan kesusahan, penderitaan, dan tidak
menyenangkan adalah sesuatu yang dinilai tidak baik.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Jenis-Jenis Hedonisme


Ideologi Hedonisme yang ada di tengah-tengah masyarakat terbagi menjadi
tiga (3) macam, yaitu Psychological Hedonism, Evaluative Hedonism, dan
Rationalizing Hedonism.
1. Psychological Hedonism
Jenis hedonisme ini menganggap bahwa manusia diciptakan secara lahiriah
menginginkan kesenangan. Secara naluri, manusia itu memang mempunyai sifat
untuk menghindari rasa sakit serta juga derita.
2. Evaluative Hedonism
Kemudian jenis hedonisme yang satu ini menganggap bahwa kesenangan
merupakan apa yang seseorang inginkan serta kejar. Dalam konsep evaluative
hedonism, hanya kesenanganlah yang berharga serta rasa sakit atau
ketidaksenangan merupakan hal yang mengecewakan atau dianggap sebagai
sesuatu yang tidak layak untuk dirasakan oleh manusia.
3. Rationalizing Hedonism
Jenis hedonisme yang terakhir memiliki pandangan bahwa seseorang mencari
kesenangan, tapi juga memahami konsekuensi yang akan mereka terima. Contohnya
seseorang mengonsumsi NAPZA untuk mencari kesenangan dan melepaskan beban
masalah sejenak. Tapi mereka para pengguna tahu bahwa hal tersebut buruk untuk
kesehatan dan juga bisa membawanya ke ranah pidana.

3.2 Ciri-ciri hedonisme:


Gaya hidup hedonisme adalah memang mudah ditemukan di masyarakat, namun
tidak sedikit pula yang tidak menyadari bahwa dirinya telah terjebak dalam gaya
hidup hedonisme. Berikut ciri-cirinya:
1. Orang dengan sikap hedonisme merupakan orang yang egois atau
mementingkan dirinya sendiri
2. Orang dengan sikap hedonisme artinya cenderung memiliki konsumtif
3. Orang dengan sikap hedonisme adalah cenderung tidak memiliki
perencanaan dalam hidupnya
4. Orang dengan sikap hedonisme artinya cenderung sombong karena
mengendepankan penampilannya di mata orang lain

3.3 Penyebab munculnya sifat Hedonisme


Faktor internal atau dari dalam diri sendiri, merupakan penyebab hedonisme
yang paling utama. Setiap manusia sudah pasti memiliki sifat dasar yang ingin
memiliki banyak kesenangan dan kebahagiaan. Ditambah lagi dengan sifat lain dari
manusia, yaitu rasa tidak pernah puas yang mereka miliki. Setiap manusia sudah
pasti memiliki sifat dasar yang ingin memiliki banyak kesenangan dan kebahagiaan.
Ditambah lagi dengan sifat lain dari manusia, yaitu rasa tidak pernah puas yang
mereka miliki..
3.4 Cara menghindari sisi negatif dari Hedonisme
1. Mengubah Mindset Konsumtif Jadi Produktif
Cara mengatasi hedonisme pertama, yaitu mengubah mindset konsumtif jadi
produktif. Anda harus memiliki pola pikir memandang sesuatu berdasarkan
produktivitasnya. Pertimbangkan keuntungan di masa sekarang dan masa
mendatang.
2. Menyadari Bahwa Hidup Bukan Tentang Senang-Senang Saja
Menyadari bahwa hidup bukan tentang senang-senang saja merupakan cara
mengatasi hedonisme. Anda sebagai manusia harus memahami bahwa kehidupan
ini selalu berputar. Kadang Anda akan diberikan masalah sehingga membuat
suasana sedih, susah, hingga kesulitan. Tetapi Anda juga akan memperoleh perasaan
senang dan bahagia pada waktu tertentu.
3. Susun Target dan Rencana Keuangan Jangka Panjang
Salah satu cara mengatasi hedonisme adalah menyusun target dan rencana
keuangan jangka panjang. Ketika Anda mempunyai financial planning dan
memikirkan masa depan, maka Anda bisa mengontrol gaya hidup. Sebab terdapat
hal jauh lebih penting di masa mendatang.
4. Membatasi Diri Saat Melakukan Self-Reward
Self-reward sering kali menjerumuskan kita pada gaya hidup hedonis. Sehingga
cara mengatasi hedonisme adalah membatasi diri saat melakukan self-reward. Anda
harus paham kapan waktunya self-reward. Jangan sampai melakukannya secara
terus menerus.
5. Mencatat Setiap Pengeluaran dan Pemasukan
Gaya hidup hedonis berkaitan dengan sifat boros. Oleh sebab itu, cara
mengatasi hedonisme adalah mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan. Dengan
demikian Anda bisa mengontrol keuangan Anda dan menerapkan hidup hemat.
6. Mengurangi Penggunaan Kartu Kredit
Penggunaan kartu kredit bisa menimbulkan kesenangan sesaat. Karena Anda
tinggal menggesek untuk membeli sesuatu. Karena tidak mengeluarkan cash money,
maka Anda akan sulit mengontrol pengeluaran. Sebaiknya, cara mengatasi
hedonisme adalah mengurangi penggunaan kartu kredit. Agar Anda tidak terlena
dan tergiur terus berbelanja hingga tagihan membludak.
7. Selektif Saat Memilih Lingkaran Pertemanan
Lingkungan menjadi faktor penting dalam mempengaruhi gaya hidup Anda.
Sehingga, usahakan untuk selektif saat memilih lingkaran pertemanan. Hindari circle
yang mendorong Anda untuk mengedepankan gaya hidup mewah.
3.5 Dampak buruk hedonisme
Hedonisme merupakan perilaku yang tentunya buruk sehingga berdampak
negatif pada seseorang maupun sekitarnya. Dampak dari hedonisme adalah sebagai
berikut:

1. Konsumtif
Hedonisme adalah sifat yang cenderung
menimbulkan perilaku konsumtif secara
berlebihan, bahkan meski saat
pemasukannya tak cukup untuk
membiayai pengeluarannya Ilustrasi sifat konsumtif
2. Egois
Hedonisme adalah cenderung ditemui
pada orang yang memiliki sifat
individualis serta mementingkan dirinya
sendiri atau bersikap egois.

Ilustrasi sifat Egois


3. Boros
Gaya hidup hedonisme adalah tentu
saja merupakan pemborosan. Karena
orang hedon lebih mementingkan
kesenangan ketimbangan kebutuhan
dari barang yang dibelinya.
Ilustrasi sifat boros
4. Tidak Bertanggung Jawab
Hedonisme adalah biasanya tidak
bertanggung jawab. Ini dikarenakan
orang tersebut hanya fokus pada
dirinya sendiri, sehingga menjadi orang
yang memiliki sifat kurang
bertanggung jawab.
Ilustrasi sifat tidak bertanggung jawab
5. Pemalas
Hedonisme adalah sifat yang
berikaitan dengan rasa malas. Ini
wajar, mengingat orang dengan gaya
hidup hedon kerap tidak menghargai
waktu dan uangnya
Ilustrasi sifat pemalas
6. Korupsi
Hedonisme adalah salah satu pangkal
dari korupsi. Ini karena pendapatan
yang tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya, sehingga
terpaksa melakukan korupsi. Salah
satu dampak dari gaya hidup
hedonisme yang sering terjadi pada
seseorang ialah kebiasaan melakukan
korupsi. Bukan hanya korupsi uang, Ilustrasi sifat korupsi
namun juga hal lain, seperti misalnya
korupsi waktu, korupsi pekerjaan,
serta lain sebagainya.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setiap manusia pasti ingin merasakan kenikmatan dan kesenangan, apalagi para
remaja. Tapi sayangnya untuk memperoleh kenikmatan dan kesenangan tersebut
banyak remaja yang menghalalkan segala cara. Apapun mereka lakukan, agar apa
yang mereka inginkan dapat mereka peroleh tanpa peduli dengan resikonya.
Hedonisme di kalangan remaja telah berkembang pesat mengikuti perkembangan
jaman pola pikir yang hanya mementingkan kesenangan saja membuat para remaja
terbuai dalam sebuah kehidupan yang kadang tidak realistis.Yang penting
senang,senang dan senang.Tak mau bersakit-sekit dulu,inginya senang-senang
selalu,itulah moto yang banyak dipakai para remaja untuk menikmati hidup ini.
Dengan terlalu mendewakan kesenangan, duniawi, akan membuat seseorang
kehilangan arah hidupnya sehingga dapat menimbulkan kemiskinan karena terlalu
menghamburkan materii demi kesenangan semata.
Keberhasilan mencapai tujuan inilah yang kemudian membuatnya nikmat atau
puas. Sementara itu berkenaan dengan hedonisme etis ada dua gagasan yang patut
diperhatikan. Pertama, kebahagiaan tidak sama dengan jumlah perasaan nikmat.
Nikmat selalu berkaitan langsung dengan sebuah pengalaman ketika sebuah
kecondongan terpenuhi, begitu pengalaman itu selesai, nikmatpun habis. Sementara
itu, kebahagiaan menyangkut sebuah kesadaran rasa puas dan gembira yang
berdasarkan pada keadaan kita sendiri,dan tidak terikat pada pengalaman-
pengalaman tertentu.
Dengan kata lain, kebahagiaan dapat dicapai tanpa suatu pengalaman nikmat
tertentu. Sebaliknya, pengalaman menikmati belum tentu membuat bahagia. Kedua,
jika kita hanya mengejar nikmat saja, kita tidak akan memperoleh nilai dan
pengalaman yang paling mendalam dan dapat membahagiakan. Sebab, pengalaman
ini hanya akan menunjukan nilainya jika diperjuangkan dengan pengorbanan.
4.2 Saran
Untuk membentengi diri dari hedonisme yang hanya menawarkan kenikmatan
sesaat, harus dimulai dari diri sendiri dan juga dukungan orang lain. Untuk para
orang tua hendaknya meningkatkan kontrol terhadap anak-anak. Tanamkan nilai
moral yang nantinya berguna bagi mereka. Misal tanamkan sikap hidup
hemat,arahkan mereka pada pergaulan yang baik,dan didik mereka untuk mandiri.
Sedangkan bagi para remaja, berpikirlah dulu sebelum bertindak jangan hanya
mengejar kesenangan saja. Masa depan masih panjang,masih banyak hal yang
berguna yang dapat mereka lakukan tanpa harus hura-hura dan foya-foya.

Anda mungkin juga menyukai