Anda di halaman 1dari 14

ALIRAN-ALIRAN ETIKA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1

- Amelia Fitriani (A1B120014)


- Ferdi (A1B120056)
- Dimas Erdiansyah (A1B120111)
- Haris Fadillah Pohan (A1B120114)
- Pasma Nababan (A1B120090)
- Silvy Aprilia (A1B120044)
- Ummi Maymunah (A1B120035)

DOSEN PENGAMPU

1. Dr. Drs. Ali Idrus, M.Pd.i, ME


2. Ir. Sri Novianti, mp

Pend. Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi

0
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari sifatnya sebagai makhluk
sosial.Setiap detik manusia pasti berinteraksi dengan seluruh isi alam semesta, baik yang
hidup maupun yang mati, baik yang berakal maupun yang tidak, baik yang bersahabat dengan
manusia itu sendiri maupun yang menjadi musuh.
Alam semesta memang diciptakan Allah dengan berpasang-pasang, begitu juga
dengan etika. Ada etika yang dapat membuat lingkungan di sekeliling kita merasa bersahabat
dan nyaman dengan adanya diri kita, ada juga etika yang bisa membuat lingkungan sekitar
kita menjadi illfeeldan mengharapkan kepergian kita. Namun tidak semua orang mempunyai
penilaian yang sama terhadap perilaku. Terkadang apa yang kita lakukan sudah benar menurut
kita dan menurut beberapa orang, tapi tidak sedikit juga orang-orang yang menganggap kita
telah melakukan kesalahan besar.
Seiring berkembangnya zaman, pola pemikiran dan kehidupan manusia juga ikut
bergerak dinamis. Sampai kapanpun pembahasan mengenai etika tidak akan pernah berhenti
kecuali jika kehidupan manusia berakhir. Oleh karena itu makalah ini ditulis dengan judul
“Penerapan Aliran-aliran Etika Dalam Kehidupan” sebagai bahan referensi bagi pembaca
untuk menjalankan segala rutinitas dalam kehidupan sehari-hari yang tak bisa lepas dari
lingkungan sosial.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian dan konsep Eudaemonisme dalam kehidupan masyarkat?
2. Apa pengertian dan konsep Hendonimse dalam kehidupan masyarakat?
3. Apa pengertian dan konsep Utilitarianisme dalam kehidupan masyarakat?
4. Apa keunggulan dan kekukurangan aliran-aliran etika tersebut?

1.3. MANFAAT DAN TUJUAN PENULISAN


Manfaat penulisan :
1. Mengetahui pengertian dan konsep Eudaemonisme dalam kehidupan masyarakat.
2. Mengetahui pengertian dan konsep Hendonisme dalam kehidupan masyarakat.
3. Mengetahui pengertian dan konsep Utilitarianisem dalam kehidupan masyarakat.
4. Mengetahui keunggulan dan kekurangan aliran-aliran etika tersebut.

Tujuan penulisan :
1. Untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah, yaitu mata kuliah Pancasila.
2. Untuk mengetahui berbagai macam aliran-aliran etika beserta contohnya dalam
kehidupan masyarakat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN EUDAEMONISME


Eudaemonisme atau dapat juga dieja eudaimonisme, atau eudemonisme, didalam etika,
dapat diartikan yakni sebagai teori realisasi-diri yang menjadikan kebahagiaan atau juga
kesejahteraan pribadi ialah sebagai yang utama baik bagi manusia.
Kebahagiaan, memang, biasanya itu dianggap sebagai keadaan pikiran yang dihasilkan
dari atau menyertai beberapa tindakan. Tetapi jawaban Aristoteles dalam pertanyaan “Apa itu
eudaimonia?” (Yakni, “aktivitas apa yang sesuai dengan kebajikan”; atau apa yang
“kontemplasi”).
Pertanyaan itu menunjukkan bahwa baginya eudaimonia bukanlah suatu keadaan
pikiran akibat atau menyertai kegiatan atau aktivitas tertentu tetapi merupakan nama untuk
kegiatan atau aktivitas ini sendiri. “Apa itu eudaimonia?” Lalu pertanyaan yang sama dengan
“Apa kegiatan/aktivitas terbaik yang mampu dilakukan manusia?”.
Namun kemudian, seorang moralis, misalnya, utilitarian Inggris pada abad ke-18 serta
19 Jeremy Bentham dan juga John Stuart Mill-mendefinisikan kebahagiaan ialah sebagai
kesenangan serta tidak adanya rasa sakit. Yang lain, masih menganggap kebahagiaan yakni
sebagai kondisi pikiran, telah mencoba membedakannya dari kesenangan dengan alasan
bahwa itu ialah mental, bukan tubuh; abadi, tidak sementara; serta rasional, bukan emosional.
Prinsip pokok didalam faham ini yakni suatu kebahagiaan bagi diri sendiri serta
kebahagiaan bagi orang lain. Aristoteles juga mengemukakan bahwa untuk dapat mencapai
eudaemonia ini diperlukan 4 hal yaitu;
 Kesehatan, kebebasan, kemerdekaan, kekayaan serta kekuasaan;
 Kemauaan;
 Perbuatan baik; dan
 Pengetahuan batiniah.

2.2 PENGERTIAN EUDAEMONISME MENURUT PARA AHLI


Dibawah ini merupakan definisi eudaemonisme yang dikemukakan oleh para ahli,
antara lain diantaranya ialah sebagai berikut;
a) Kamus Besar Bahasa Indoneisa (KBBI)
Eudominisme ini dapat diartikan yakni sebagai aliran filsafat etika yaitu mengenai
menafsirkan tujuan manusia sehingga tercapainya kebahagiaan yang paripurna akibat
mekarnya segala potensi manusia.

b) Collins English Dictionary


Eudaeminisme ini merupakan suatu doktrin etis bahwa kebahagiaan pribadi ialah
kebaikan utama serta tujuan tindakan yang tepat. Kebahagiaan seperti itu dipahami di
dalam hal kesejahteraan yang didasarkan pada realisasi diri yang bajik serta rasional.

2
c) Merriam Webster
Eudaemonisme ini merupakan sebuah teori yang berusaha menunjukan bahwa
tujuan etis tertinggi ialah kebahagiaan serta kesejahteraan pribadi.

d) The Basic Of Philosophy


Eudaimonisme (atau Eudaemonisme atau Eudaimonia) ini merupakan filsafat
moral yang mendefinisikan tindakan benar yakni sebagai tindakan yang mengarah pada
“kesejahteraan” individu, dengan demikian menganggap “kesejahteraan”
memiliki/mempunyai nilai penting.

e) New World Encyclpedia


Eudaimonisme ini ialah teori etika yang menyatakan bahwa kebahagiaan
(eudaimonia) dicapai dengan melalui kebajikan (aretê). Eudaimonia serta aretê ialah
dua konsep sentral di dalam etika Yunani kuno. Eudaimonia, yang secara harfiah ini
berarti “memiliki roh penjaga yang baik,” sering diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris yakni sebagai “kebahagiaan,” serta meskipun sejauh ini memadai, itu tidak
sepenuhnya menangkap arti dari kata Yunani tersebut. Satu perbedaan penting ialah
bahwa kebahagiaan itu tampaknya terkait erat dengan penilaian subyektif kualitas
hidup seseorang, sedangkan untuk eudaimonia ini merujuk pada kehidupan yang
diinginkan dengan secara objektif. Eudaimonia kemudian merupakan suatu gagasan
yang lebih luas dari pada kebahagiaan karena peristiwa/kejadian buruk yang tidak
berkontribusi pada pengalaman kebahagiaan seseorang memang memengaruhi
eudaimonia seseorang.

f) Philosophy Terms
Eudaimonia ini sering diterjemahkan yakni sebagai “kebahagiaan,” tapi itu agak
menyesatkan. Eudaimonia ini berasal dari dua kata Yunani Eu- yang artinya bagus serta
Daimon yang artinya jiwa atau “diri”. Kata yang sulit untuk dapat diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris. Dalam filsafat Yunani, Eudaimonia ini ialah mencapai kondisi
terbaik bagi manusia, di dalam segala hal – tidak hanya kebahagiaan, tetapi juga
kebajikan, moralitas, serta kehidupan yang bermakna. Itu merupakan tujuan akhir filsafat:
untuk dapat menjadi orang yang lebih baik-untuk memenuhi potensi unik kita yakni
sebagai manusia.

Aristoteles yang menulis mengenai ide itu yang penting bagi banyak filsuf
Yunani, dari Socrates, (Bapak filsafat Yunani) hingga Stoicisme (filsafat Yunani-akhir).
Anda bisa mencapai Eudaimonia, Aristoteles berpendapat, dengan bekerja keras,
mengembangkan kebajikan Anda, serta unggul dalam tugas apa pun. Namun, Aristoteles
pun juga menulis bahwa hidup di tempat yang tepat serta menyeimbangkan
aktivitas/kegiatan Anda dengan kebijaksanaan juga penting untuk dapat mencapai
Eudaimonia.

3
2.3 KONSEP EUDAEMONISME
Terdapat lima (5) versi eudaimonisme yang berbeda, antara lain ialah sebagai berikut;
1. Pemikiran Sokrates
Konsep eudaimonia: Kebajikan penting dan juga memadai bagi kehidupan
eudaimonik. Kurangnya kebajikan tentu membuat orang tersebut benar-benar sakit di
jiwanya.

2. Pemikiran Platonis (“Akademik”)


Konsep eudaimonia: Kebajikan ini diperlukan walaupun tidak mencukupi untuk
kehidupan eudaimonik: seseorang juga perlu memenuhi sejumlah keinginan manusia lainnya
(“selera” jiwa), tetapi kebahagiaan itu tidak dapat dicapai tanpa alasan serta kebajikan, sebab
jiwa tidak akan seimbang tanpa itu.

3. Pemikiran Aristotelian (“Peripatetic”)


Konsep eudaimonia: Kebajikan ini diperlukan walaupun tidak cukup untuk kehidupan
eudaimonik: hanya orang-orang yang cukup beruntung untuk dididik, agak kaya, sehat, serta
bahkan cukup tampan dapat mengejar eudaimonia. Esensi menjadi manusia ialah
kemampuan dalam berpikir, serta kehidupan eudaimonik ialah mengejar keunggulan dalam
akal (yang mengarah pada kebajikan).

4. Pemikiran Epicurean
Konsep eudaimonia: Kebajikan bukanlah komponen intrinsik dari eudaimonia, tetapi
hanya berperan untuk dapat mencapainya. Tujuan hidup ialah untuk memaksimalkan
kesenangan (di dalam jangka panjang) serta meminimalkan rasa sakit (juga dalam jangka
panjang). Mengejar kebajikan ini membawa kesenangan serta mengurangi rasa sakit, jadi itu
ialah salah satu alat untuk menjadi eudaimon.

5. Pemikiran Stoic
Konsep eudaimonia: Etika Stoic ialah versi eudaimonisme yang sangat kuat. Kaum
Stoa ini membuat klaim radikal bahwa kehidupan eudaimon merupakan suatu kehidupan
yang bermoral baik. Kebajikan moral itu baik, serta kejahatan moral buruk, serta segala hal
lainnya, seperti kesehatan, kehormatan, dan juga kekayaan. Oleh sebab itu, para Stoa
berkomitmen untuk dapat mengatakan bahwa barang-barang eksternal yakni seperti
kekayaan serta kecantikan fisik tidak seluruhnya baik. Kebaikan moral itu diperlukan serta
cukup untuk eudaimonia.

2.4 CIRI EUDAEMONISME


Dibawah ini merupakan beberapa konsep paling penting dari Nicomachean Ethics atau juga
Etika Nicomachean yang ditulis oleh Aristoteles (384-322) Aristoteles ini mengatakan bahwa
segala aktivitas/kegiatan hidup manusia terarah kepada kebajikan. Kebaikan yang dikejar
itulah yang disebut kebahagiaan.
Eudaimonia serta Kebajikan:

4
 Eudaimonia bukan hanya kesenangan.
 Kehormatan dan keunggulan bukanlah tujuan mereka.
 Eudaimonia adalah tujuan akhir.
 Untuk menjadi baik, seseorang harus terus melakukan tindakan keunggulan dan
kebajikan.
 Jika seseorang itu mulia, ia akan mendapat kesenangan dari hal-hal yang mulia.
 Kesenangan adalah bagian dari eudaimonia.
 Orang eudaimonik bertindak dengan anggun dalam menghadapi kemalangan.
 Seseorang tidak dapat memiliki kehidupan eudaimonik jika kehidupan itu berakhir
dengan memalukan atau tidak bahagia.
 Kebajikan moral terbentuk melalui kebiasaan, dan harus dipraktikkan.
 Seseorang harus mengendalikan diri sehubungan dengan kesenangan dan keberanian
dalam menghadapi rasa sakit.
 Kebajikan dan sifat buruk adalah karakteristik sukarela, bukan emosi.
 Lebih sulit menjadi baik daripada buruk; baik adalah target yang lebih sempit.
 Kita masing-masing harus menemukan makna diri kita secara individu.
 Pilihan bersifat sukarela, dan melibatkan pertimbangan.
 Kebajikan ada di dalam hak pilihan kita

Selain beberapa konsep di atas, lebih jauh lagi terdapat beberapa hal yang perlu diketahui
terkait Eudaimonea, antara lain:

 Eudaimonia bukanlah suatu karakteristik, tetapi suatu kegiatan, dan itu adalah
kebaikan tertinggi.
 Kehidupan eudaimonik adalah kehidupan yang baik.
 Pengetahuan teoretis, kontemplasi, dan kecerdasan adalah kebajikan tertinggi.
 Eudaimonia yang lengkap menggunakan pengetahuan, kontemplasi, dan kecerdasan.
 Belajar dan pengetahuan harus mengarah pada tindakan.
 Ketakutan mendorong sebagian besar orang untuk menghindari aksi-aksi dasar, tetapi
seharusnya kebaikan itu yang mendorong tindakan ini.
 Kata-kata tidak memiliki kekuatan untuk mengubah rata-rata orang menjadi baik.

2.5 DAMPAK EUDAEMONISME


Kebahagiaan yang dikemukakan oleh Aristoteles tidak terletak pada pengertian menikmati
hasil atau prestasi, tapi pada karakter kontemplasi rasional sebagai suatu aktivitas manusia
untuk mengalami pencerahan. Kebajikan yang dikejar itulah yang disebut kebahagiaan.
Dengan kata lain, manusia selalu menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Meskipun ada
manusia yang menginginkan penderitaan dalam hidupnya, hal tersebut disebabkan karena
situasi hidup yang dia hadapi. Artinya ialah manusia itu ingin menghindari penderitaan itu
sendiri. Kenyataan atau juga realitas inilah yang kini terjadi pada bangsa kita, bahwa rakyat
hidup dalam realitas ketidakbahagiaan akibat dari kelaparan, kemiskinan, kekurangan

5
perhatian pemerintah atas penderitaan rakyat. Sehingga, hal tersebut bisa disimpulkan bahwa
aliran “eudaemonisme ini lebih mengedepankan kepentingan individual (pribadi) atau juga
kelompok tertentu daripada kepentingan Bersama.”

2.6 CONTOH EUDAEMONISME


Jika Anda adalah orang tua, Anda harus unggul dalam membesarkan anak-anak Anda; jika
Anda seorang dokter, Anda harus unggul dalam menyembuhkan orang; dan jika Anda seorang
filsuf, Anda harus unggul dalam memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan, dan
memberikan pengajaran. Tentu saja, setiap orang memainkan banyak peran dalam kehidupan,
dan dengan unggul dalam semua peran itulah seseorang mencapai Eudaimonia. Aristoteles
berpendapat bahwa, selain peran spesifik kita (orang tua, dokter, filsuf), semua manusia
berbagi tujuan – satu hal yang kita semua lakukan yang membuat kita menjadi manusia.
Untuk mencapai Eudaimonia sejati, Anda harus unggul dalam hal ini – menjadi orang yang
bermoral, mengendalikan emosi Anda. Karena, Aristoteles berpendapat bahwa ini adalah
kemampuan manusia yang paling maju dan unik.
Jadi, alih-alih kebahagiaan, Eudaimonia dapat diterjemahkan sebagai: pemenuhan, menjalani
kehidupan (moral) yang baik, pertumbuhan manusia, dan keberhasilan moral atau spiritual.

Contoh eudaimonisme dalam kehidupan masyarakat sekitar :


 Kedua orang tua yang selalu mengupayakan apa saja demi membesarkan anaknya.
Contoh kecil, kedua orang tua rela meminjam uang kepada rentenir demi membiayai
pengobatan dan pendidikan anaknya.
 Seorang dokter yang selalu berusaha terampil menangani para pasiennya.
 Dan masih banyak lagi contoh lainnya dalam kehidupan masyarakat

2.7 KONSEP DAN PENGERTIAN HEDONISME DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT


Secara bahasa, Hedonisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu “hedone” yang artinya
kesenangan. Hedonisme adalah jenis ideologi atau pandangan hidup yang menyatakan bahwa
kebahagian hanya didapatkan dengan mencari kesenangan pribadi sebanyak-banyaknya dan
menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme mengajarkan bahwa
kenikmatan atau kesenangan merupakan tujuan hidup dan acuan dalam berperilaku dalam
sebuah anggota masyarakat. Dalam paham hedonisme, kesenangan pribadi atau kelompoknya
merupakan yang utama, mereka tidak peuli dengan perasaan atau kesenangan orang lain. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa hedonisme merupakan pandangan hidup yang berdasarkan
atas hawa nafsu. Penganut paham hedonisme disebut hedonis. Hedonisme sangat
berhubungan dengan kekayaan, kenikmatan batin, kenikmatan seksual, kekuasaan dan
kebebasan.

6
2.8 Pengertian Hedonisme Menurut Para Ahli
Adapun beberapa ahli memberikan pandangannya terhadap pemahaman fenomena
hedonisme adalah antara lain sebagai berikut:
1. Frans Magnis Susen : Definisi hedonisme menurut Frans, adalah pandangan hidup
yang menganggap individu akan menjadi atau merasa bahagia dengan mencari
kebahagiaan sebanyak mungkin serta sebisa mungkin menghindari atau menekan
perasaan-perasaan yang menyakitkan.

2. Sarwono: Selanjutnya, Bagi Sarwono, arti hedonisme ialah konsep diri, di mana gaya
hidup seseorang dilakukan sesuai dengan gambaran yang ada dipikirannya.

3. Burhanuddin : Definisi hedonisme merupakan sesuatu yang dianggap baik, yakni


yang mendatangkan kesenangan. Dengan kata lain, sesuatu yang hanya mendatangkan
kesusahan, penderitaan, dan tidak menyenangkan adalah sesuatu yang dinilai tidak
baik.

4. Collins Gem : Dalam pandangan Gem, istilah hedonisme ini merupakan suatu doktrin
yang menyatakan bahwa kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup.
Oleh karena itu, paham ini dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan dalam
hidup semata.

Dari beberapa penjelasan pengertian hedonisme menurut beberapa para ahli di atas, maka
bisa disimpulkan bahwa fenomena sosial hedonisme merupakan pandangan hidup inidividu
atau kelompok yang berdasarkan atas hawa nafsu, yakni yang berhubungan dengan kekayaan,
kenikmatan batin, kenikmatan seksual, kekuasaan, dan kebebasan.

2.9 Contoh Hedonisme dalam kehidupan masyarakat


Contoh hedonisme adalah antara lain tindakan yang merusak tembok dengan cara mencorat-
coretnya demi kesenangan semata, bermain game sampai kecanduan sehingga melupakan
waktu emasnya untuk meningkatkan kualitas dirinya atau untuk sesuatu yang berharga dalam
kehidupan. Dalam persoalan ini, menggambarkan perilaku hedonisme dalam diri individu
atau kelompok pada praksis individualis, tidak peduli atau acuh pada lingkungan sosial, dan
pemalas. Praksis ini sampai saat ini masih terjadi dalam kehidupan masyarakat, yang
umumnya dipraktikkan oleh kaum remaja.

2.10 PENGERTIAN UTILITIARISME


Utilitiarisme adalah salah satu teori moral yang paling di kenal dan memiliki pengaruh
seperti bentuk konsekuensialusme lainnya, gagasan itu dianggap benar atau salah secara arti
etika tergantung pada pengaruhnya lebih khusus lagi satu-satunya efek tindakan yang relevan
adalah hasil baik dan buruk yang mereka hasilkan.

7
Utilitiarisme juga dapat diartikan adalah pandangan terhadap sebuah tindakan yang
dilihat dari sisi etika dimana tindakan tersebut bertujuan untuk memaksimalkan kegunaan atau
kebahagiaan bagi sebanyak mungkin orang.
pengertian utilitiarisme menurut menurut para ahli adapun definisi utilitiarisme
menurut para ahli, antara lain:

a) Salam (1997)
Utilitiarisme secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu dari kata utilitas yang
artinya useful, berguna, berfaedah dan menguntungkan.jadi dapat di katakana bahwa
paham ini menilai baik atau tidaknya, susila atau tidak susilanya sesuatu, ditinjau dari
segi kegunaan atau faedah yang di datangkan.

b) Mangun Hardjo (2000)


Utilitiarisme secara etimolgi dapat diartikan sebagai suatu paham etis yang
berpendapat bahwa yang baik ialah yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan.
Sebaliknya yang jahat atau buruk ialah yang tidak bermanfaat, tak berfaedah, merugikan.

c) john struat mill


Utilitiarisme ialah aliran yang menerima keegunaan atau prinsip kebahagiaan
terbesar sebagai landasan moral, berpendapat bahwa tindakan benar sebanding dengan
apakah tindakan itu meningkatkan kebahagiaan, dan salah selama tindakan itu
menghasilkan lawan kebahagiaan.
d) Rakhmat (2004)
Utilitiarisme adalah pandangan hidup bukan teori tentang wacana moral. Dengan
demikian, moralitas merupakan seni bagi kebahagiaan individu dan sosial. Dan
kebahagiaan atau kesejahteraan pemuasan secara harmonis atas hasrat-hasrat individu.

Teori utilitiarisme percaya bahwa tujuan moral adalah untuk membuat hidup lebih
baik dengan meningkatkan jumlah hal-hal baik (seperti kesenangan dan kebahagiaan)di dunia
dan mengurangi jumlah hal-hal buruk (seperti rasa sakit dan ketidakbahagiaan).Kaum
utilitiarisme berpikir bahwa apa yang membuat moralitas menjadi benar atau dapat
dibenarkan adalah kontribusi positifnya bagi manusia. Utilitiarisme adalah teori etis dan
filosofis yang menyatakan bahwa tindakan terbaik terbaik adalah tindakan yang
memaksimalkan utilitas.utilitas itu sendiri bukanlah konsep yang sederhana meskipun
tujuannya adalah untuk mewakili keadaan yang baik untuk individu. Macam teori utilitiarisme
terdapat dua macam teori etika normatif utilitiarisme, yaitu:

1. Tindakan
Utilitiarisme sebagaimana yang lazim dipahami adalah utilitiarisme tindakan kaidah
dasarnya bisa dirumuskan sebagai berikut yaitu “bertindaklah sedemikian rupa sehingga
setiap tindakanmu tersebut dapat menghasilkan akibat-akibat baik yang lebih besar di
dunia daripada akibat buruknya.”

8
2. peraturan
Berdasarkan teori ini yang diperhitungkan bukan lagi akibat baik dan buruk dari tiap
tiap tindakan sendiri melainkan dari peraturan umum yang mendasari tindakan sendiri
melainkan dari peraturan umum yang mendasari tindakan itu. Jadi yang dipersoalkan
sekarang ialah akibat –akibat baik dan buruk dari suatu peraturan jika diberlakukan
secara umum. Sekarang kaidah dasarnya berbunyi “bertindaklah selalu sesuai dengan
kaidah-kaidah yang penerapannya menghasilkan akibat baik yang lebih besar didunia ini
daripada buruknya.”

Ciri teori utilitiarisme:


Teori utilitiarisme memiliki 5 karakteristik utama yaitu sebagai berikut:
1. Universalisme
Utilitiarisme berpendapat bahwa moralitas itu universal, bahwa standar moral yang
sama berlaku untuk semua orang dan semua situasi. Standar yang menentukan apa yang
benar adalah semua untuk kita semua terlepas dari siapa kita. Konsekuensi penting dari
pandangan ini adalah bahwa utilitas bagi semua orang adalah penting dan pada
kenyataanya dianggap sama pentingnya dan pentingnya berpendapat bahwa semua orang
harusdihitung secara setara.

2. Konsekuensialisme
Utilitiarisme berpendapat bahwa yang penting, secara moral adalah konsekuensi
dari tindakan. Kata teknis untuk ini adalah “teleologis.” Artinya bagi para utilitarian ini
adalah hasil dunia nyata dari Sesuatu yang baik atau buruk nukan seseatu yang intrinsik
dengan tindakan itu sendiri. Misalnya :
Berbohong itu buruk jika menghasilkan konsekuensi buruk(yang biasanya
dilakukan kebohongan). Itu tidak akan salah hanya karena itu bohong. Pandangan
itu cukup kontroversial dan penentang utama kaum konsekuensialis adalah orang-
orang yang mendukung untuk penegakan dalam pengertian hak.

3. Welfarisme (kesejahteraan)
Welfarisme adalah pandangan bahwa konsekuensi signifikan secara moral adalah
dampak pada kesejahteraan manusia ada banyak pemahaman yang berbeda tentang
kesejahteraan manusia tetapi istilah “welfarisme” biasanya dikaitkan dengan konsepsi
ekonomi tentang kesejahteraan.Apa yang baik adalah kesejahteraan orang tergantung
pada apakah setiap orang sebagai individu menjalani kehidupan yang baik dari perspektif
mereka. Keyakinan yang bertentangan dengan welfarisme akan menjadi gagasan bahwa
sesuatu adalah konsekuensi. Sebagai contoh salah satu kepercayaan sepeti itu adalah
bahwa keadilan pada dasarnya baik meskipun dalam situasi dimana tidak ada orang yang
terlibat yang peduli atau memanfaatkan dengan cara apapun.

9
4. Agregasi
Utilitiarisme adalah filsafat agregat yang berarti bahwa konepsi tentang barang
barang individu memungkinkan mereka untuk disimpulkan menjadi ukuran tunggal dari
keseluruhan barang. Agregasi bersifat kontroversial karena banyak orang percaya bahwa
kesejahteraan orang yang berbeda pada prinsipnya tidak dapat di bandingkan.

5. Maksimalisasi
Utilitiarisme adalah filosofi pemaksimalan yang paling terkenal. Filsafat
pemaksimalan adalah filsafat yang mengatakan bahwa apapun yang terbaik adalah
memili sebanyak itu dengan sebaik mungkin. Dalam kasus utilitiarisme tindakan terbaik
adalah tindakan yang menghasilkan tingkat kesejahteraan tertinggi. Dampak
Utilitiarisme:
Adapun untuk serangkaian akibat positif dan negative dari adanya penerapan
utilitiarisme antara lain adalah sebagai berikut:
a) Kebahagiaan
Prinsip utama teori moral utilitiarian, prinsip utilitas, menyatakan bahwa
tindakan yang benar adalah tindakan yang menghasilkan kebahagiaan paling
menyeluruh. Jika kita menerapkan teori ini dalam kehidupan kita, munkin kita
menjadi lebih tidak egoisdan banyak masalah yang kita hadapi mungkin
teratasi.
b) Tidak ada diskriminasi
Prasangka dan dalam arti diskriminasi tidak memiliki tempat disni karena
masing masing individu menghitung sama ketika menghitung kebahagiaan
yang dihasilkan oleh tindakan kita. Mil sendiri berjuang untuk hak hak
perempuan, melawan perbudakan dan untuk praktik perburuhan yang adil yang
konstisten dengan keyakinan utilitiarinnnya.

2.11 Contoh Utilitiarisme


Beberapa contoh utilitiarisme yang ada di masyarakat daalam kehidupan masyarakat misalnya
adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan pewarna pakaian pada makanan anak anak.
Di sebuah sekolah ada penjual makanan yaitu agar agar dan gulali dan ternyata
menggunakan pewarna pakaian dalam jajanan yang di jual untuk anak anak tersebut bukan
menggunakan pewarna makanan. Secara etis hal ini memang tidak beretika, karena dapat
merugikan konsumen yaitu anak-anak.Tapi dalam konsep utilitiarisme hal tersebut akan
menghasilkan keuntungan yang banyak bagi penjual sebab dia mampu menggantikan pewarna
makanan yang mahal dengan pewarna yang murah.

2. Seseorang mengumpulkan dana dari para penjalan kaki untuk membantu orang
yang tidak mampu.
perusahaan rokok memroduksi rokok dari tembakau pilihan dengan tindak produk
yang banyak beredar dipasaran maka akan diperoleh keuntungan yang besar tapi keuntungan

10
yang besar tersebut juga menyebabkan tingkat pajak yang tinggi terhadap perusahaan. Oleh
karena itu perusahaan megambil keputuan yaitu dengan menggunakanmetode utilitarian
denggan cara setiap pembeli rokok yang di produksi oleh perusahaan tersebut akan membayar
pajak yang ditangguhkan. Sehingga perusahaan tidak lagi membayar pajak tetapi konsumen
lah yang membayarnya.

Dari contoh utilitiarisme diatas dapat disimpulkan bahwa utilitiarisme adalah teori
jenis etika yang menentukan benar dan salah berfokus pada hasil.utilitiarisme berpendapat
bahwa pilihan yang paling etis adalah yang akan menghasilkan kebaikan terbesar untuk
jumlah terbesar Ini adalah satu satunya kerangka moral. Dari penjelasan tersebut dapatlah
dikatakan bahwa utilitiarisme adalah teori jenis etika yang menentukan benar dan salah
dengan berfokus pada hasil. Utilitiarisme berpendapat bahwa pilihan yang paling etis adalah
yang akan menghasilkan kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar. Ini adalah satu-satunya
kerangka moral yang dapat digunakan untuk membenarkan kekuatan militer atau perang. Ini
juga merupakan pendekatan paling umum untuk penalaran moral yang digunakan dalam
bisnis karena cara yang digunakan untuk memperhitungkan biaya dan manfaat. Namun karena
tidak dapat memprediksi masa depan sulit untuk mengetahui dengan pasti apakah konsekuensi
dari tindakan tersebut akan baik atau buruk. Ini adalah salah satu batasan utilitiarisme.

2.12 KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN ALIRAN-ALIRAN ETIKA

EUDAEMONISME
1. Keunggulan Eudaemonisme
a. Bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan akhir yang
disebut kebahagiaan.
b. Manusia mencapai kebahagiaan dengan menjalankan secara baik kegiatan-
kegiatan rasionalnya dengan disertai keutamaan.
2. Kekurangan Eudaemonisme
a. Sikap manusia yang hanya mencari kebahagiaan akan menjadi egois yang
mementingkan diri sendiri tanpa melihat dan memeperhatikan keadaan
sekelilingnya.
b. Tidak adanya toleransi antar bermasyarakat

HEDONISME
1. Keunggulan Hedonisme
a. Motivasi yang kuat dalam mencapai keinginannya.
b. Pantang menyerah dan bersikeras.
c. Menghargai waktu dan kesempatan, karena setiap waktu dan kesempatan
digunakan untuk mewujudkan yang mereka inginkan.
2. Kekurangan Hedonisme
a. Menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginanny sehingga cenderung
menggunakan cara yang negatif (tidak baik).

11
b. Egosi dan tidak memiliki kepekaan sosial.
c. Mengganggu orang lain karena dalam mencapai keinginanya mereka tidak
peduli dengan orang di sekitarnya.

UTILITIARISME
1. Keunggulan Utilitarianisme
Ada 3 (tiga) implikasi mengejar kesenangan yang secara kualitatif lebih tinggi:
a. Masyarakat akan lebih maju dalam hal peradaban. Masyarakat yang hanya
mengejar kesenangan fisik akan sulit berkembang karena hanya akan terpaku pada
apa yang dialami saat ini demi kepuasan fisik. Kesenangan kualitas tinggi
menuntut kebebasan sosial. Kebebasan akan memberi kesempatan kepada
masyarakat untuk bisa hidup lebih beradab karena ada unsur spiritual yang ingin
dicapai.
b. Manusia dapat hidup bersama secara lebih adil dengan prestasi yang lebih tinggi.
Kesenangan fisik bisa melahirkan egoisme karena tiap-tiap orang hanya akan
mementingkan kesenangan dirinya, tidak mau berbagi karena bisa mengurangi
kesenangan fisiknya. Sebaliknya, motivasi akan kesenangan spiritual justru akan
menumbuhkan rasa saling berbagi karena pemberian secara spiritual tidak akan
mengurangi kebahagiaan si pemberi. Dengan demikian, kompetisi yang ada
adalah kompetisi yang lebih sehat dan dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi.
c. Pemerintah akan terdorong untuk mendidik warga negara agar bisa mengejar
kenikmatan secara kualitatif sehingga menjadi manusia yang haus akan kemajuan.
Pola pikir yang ditanamkan seperti ini akan membantu masyarakat dan negara
untuk mengalami kemajuan.
2. Kelemahan Etika Utilitarianisme
a) Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis
akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit.
b) Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada
dirinya sendiri dan hanya memperhatikan niali suatu tindakan sejauh berkaitan
dengan akibatnya.
c) Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang.
d) Variable yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.
e) Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling bertentangan, maka
akan ada kesulitan dalam menentukan prioritas di antara ketiganya.
f) Etika utilitarianisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan
demi kepentingan mayoritas

12
BAB III
PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas. Dari seluruh pandangan, pemikiran, teori, serta sistem
filsafat. Tidak ada yang cocok untuk diterapkan pada zaman modern. Hal tersebut
dikarenakan terdapat perbedaan konteks kebudayaan serta dinamika dalam lingkungan
sosial masyarakat. Hampir seluruh teori-teori tersebut didasarkan oleh kebudayaan
setempat sehingga tidak sesuai bila dikaji pada sistem sosial zaman sekarang.

13

Anda mungkin juga menyukai