DOSEN PENGAMPU
0
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan penulisan :
1. Untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah, yaitu mata kuliah Pancasila.
2. Untuk mengetahui berbagai macam aliran-aliran etika beserta contohnya dalam
kehidupan masyarakat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
c) Merriam Webster
Eudaemonisme ini merupakan sebuah teori yang berusaha menunjukan bahwa
tujuan etis tertinggi ialah kebahagiaan serta kesejahteraan pribadi.
f) Philosophy Terms
Eudaimonia ini sering diterjemahkan yakni sebagai “kebahagiaan,” tapi itu agak
menyesatkan. Eudaimonia ini berasal dari dua kata Yunani Eu- yang artinya bagus serta
Daimon yang artinya jiwa atau “diri”. Kata yang sulit untuk dapat diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris. Dalam filsafat Yunani, Eudaimonia ini ialah mencapai kondisi
terbaik bagi manusia, di dalam segala hal – tidak hanya kebahagiaan, tetapi juga
kebajikan, moralitas, serta kehidupan yang bermakna. Itu merupakan tujuan akhir filsafat:
untuk dapat menjadi orang yang lebih baik-untuk memenuhi potensi unik kita yakni
sebagai manusia.
Aristoteles yang menulis mengenai ide itu yang penting bagi banyak filsuf
Yunani, dari Socrates, (Bapak filsafat Yunani) hingga Stoicisme (filsafat Yunani-akhir).
Anda bisa mencapai Eudaimonia, Aristoteles berpendapat, dengan bekerja keras,
mengembangkan kebajikan Anda, serta unggul dalam tugas apa pun. Namun, Aristoteles
pun juga menulis bahwa hidup di tempat yang tepat serta menyeimbangkan
aktivitas/kegiatan Anda dengan kebijaksanaan juga penting untuk dapat mencapai
Eudaimonia.
3
2.3 KONSEP EUDAEMONISME
Terdapat lima (5) versi eudaimonisme yang berbeda, antara lain ialah sebagai berikut;
1. Pemikiran Sokrates
Konsep eudaimonia: Kebajikan penting dan juga memadai bagi kehidupan
eudaimonik. Kurangnya kebajikan tentu membuat orang tersebut benar-benar sakit di
jiwanya.
4. Pemikiran Epicurean
Konsep eudaimonia: Kebajikan bukanlah komponen intrinsik dari eudaimonia, tetapi
hanya berperan untuk dapat mencapainya. Tujuan hidup ialah untuk memaksimalkan
kesenangan (di dalam jangka panjang) serta meminimalkan rasa sakit (juga dalam jangka
panjang). Mengejar kebajikan ini membawa kesenangan serta mengurangi rasa sakit, jadi itu
ialah salah satu alat untuk menjadi eudaimon.
5. Pemikiran Stoic
Konsep eudaimonia: Etika Stoic ialah versi eudaimonisme yang sangat kuat. Kaum
Stoa ini membuat klaim radikal bahwa kehidupan eudaimon merupakan suatu kehidupan
yang bermoral baik. Kebajikan moral itu baik, serta kejahatan moral buruk, serta segala hal
lainnya, seperti kesehatan, kehormatan, dan juga kekayaan. Oleh sebab itu, para Stoa
berkomitmen untuk dapat mengatakan bahwa barang-barang eksternal yakni seperti
kekayaan serta kecantikan fisik tidak seluruhnya baik. Kebaikan moral itu diperlukan serta
cukup untuk eudaimonia.
4
Eudaimonia bukan hanya kesenangan.
Kehormatan dan keunggulan bukanlah tujuan mereka.
Eudaimonia adalah tujuan akhir.
Untuk menjadi baik, seseorang harus terus melakukan tindakan keunggulan dan
kebajikan.
Jika seseorang itu mulia, ia akan mendapat kesenangan dari hal-hal yang mulia.
Kesenangan adalah bagian dari eudaimonia.
Orang eudaimonik bertindak dengan anggun dalam menghadapi kemalangan.
Seseorang tidak dapat memiliki kehidupan eudaimonik jika kehidupan itu berakhir
dengan memalukan atau tidak bahagia.
Kebajikan moral terbentuk melalui kebiasaan, dan harus dipraktikkan.
Seseorang harus mengendalikan diri sehubungan dengan kesenangan dan keberanian
dalam menghadapi rasa sakit.
Kebajikan dan sifat buruk adalah karakteristik sukarela, bukan emosi.
Lebih sulit menjadi baik daripada buruk; baik adalah target yang lebih sempit.
Kita masing-masing harus menemukan makna diri kita secara individu.
Pilihan bersifat sukarela, dan melibatkan pertimbangan.
Kebajikan ada di dalam hak pilihan kita
Selain beberapa konsep di atas, lebih jauh lagi terdapat beberapa hal yang perlu diketahui
terkait Eudaimonea, antara lain:
Eudaimonia bukanlah suatu karakteristik, tetapi suatu kegiatan, dan itu adalah
kebaikan tertinggi.
Kehidupan eudaimonik adalah kehidupan yang baik.
Pengetahuan teoretis, kontemplasi, dan kecerdasan adalah kebajikan tertinggi.
Eudaimonia yang lengkap menggunakan pengetahuan, kontemplasi, dan kecerdasan.
Belajar dan pengetahuan harus mengarah pada tindakan.
Ketakutan mendorong sebagian besar orang untuk menghindari aksi-aksi dasar, tetapi
seharusnya kebaikan itu yang mendorong tindakan ini.
Kata-kata tidak memiliki kekuatan untuk mengubah rata-rata orang menjadi baik.
5
perhatian pemerintah atas penderitaan rakyat. Sehingga, hal tersebut bisa disimpulkan bahwa
aliran “eudaemonisme ini lebih mengedepankan kepentingan individual (pribadi) atau juga
kelompok tertentu daripada kepentingan Bersama.”
6
2.8 Pengertian Hedonisme Menurut Para Ahli
Adapun beberapa ahli memberikan pandangannya terhadap pemahaman fenomena
hedonisme adalah antara lain sebagai berikut:
1. Frans Magnis Susen : Definisi hedonisme menurut Frans, adalah pandangan hidup
yang menganggap individu akan menjadi atau merasa bahagia dengan mencari
kebahagiaan sebanyak mungkin serta sebisa mungkin menghindari atau menekan
perasaan-perasaan yang menyakitkan.
2. Sarwono: Selanjutnya, Bagi Sarwono, arti hedonisme ialah konsep diri, di mana gaya
hidup seseorang dilakukan sesuai dengan gambaran yang ada dipikirannya.
4. Collins Gem : Dalam pandangan Gem, istilah hedonisme ini merupakan suatu doktrin
yang menyatakan bahwa kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup.
Oleh karena itu, paham ini dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan dalam
hidup semata.
Dari beberapa penjelasan pengertian hedonisme menurut beberapa para ahli di atas, maka
bisa disimpulkan bahwa fenomena sosial hedonisme merupakan pandangan hidup inidividu
atau kelompok yang berdasarkan atas hawa nafsu, yakni yang berhubungan dengan kekayaan,
kenikmatan batin, kenikmatan seksual, kekuasaan, dan kebebasan.
7
Utilitiarisme juga dapat diartikan adalah pandangan terhadap sebuah tindakan yang
dilihat dari sisi etika dimana tindakan tersebut bertujuan untuk memaksimalkan kegunaan atau
kebahagiaan bagi sebanyak mungkin orang.
pengertian utilitiarisme menurut menurut para ahli adapun definisi utilitiarisme
menurut para ahli, antara lain:
a) Salam (1997)
Utilitiarisme secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu dari kata utilitas yang
artinya useful, berguna, berfaedah dan menguntungkan.jadi dapat di katakana bahwa
paham ini menilai baik atau tidaknya, susila atau tidak susilanya sesuatu, ditinjau dari
segi kegunaan atau faedah yang di datangkan.
Teori utilitiarisme percaya bahwa tujuan moral adalah untuk membuat hidup lebih
baik dengan meningkatkan jumlah hal-hal baik (seperti kesenangan dan kebahagiaan)di dunia
dan mengurangi jumlah hal-hal buruk (seperti rasa sakit dan ketidakbahagiaan).Kaum
utilitiarisme berpikir bahwa apa yang membuat moralitas menjadi benar atau dapat
dibenarkan adalah kontribusi positifnya bagi manusia. Utilitiarisme adalah teori etis dan
filosofis yang menyatakan bahwa tindakan terbaik terbaik adalah tindakan yang
memaksimalkan utilitas.utilitas itu sendiri bukanlah konsep yang sederhana meskipun
tujuannya adalah untuk mewakili keadaan yang baik untuk individu. Macam teori utilitiarisme
terdapat dua macam teori etika normatif utilitiarisme, yaitu:
1. Tindakan
Utilitiarisme sebagaimana yang lazim dipahami adalah utilitiarisme tindakan kaidah
dasarnya bisa dirumuskan sebagai berikut yaitu “bertindaklah sedemikian rupa sehingga
setiap tindakanmu tersebut dapat menghasilkan akibat-akibat baik yang lebih besar di
dunia daripada akibat buruknya.”
8
2. peraturan
Berdasarkan teori ini yang diperhitungkan bukan lagi akibat baik dan buruk dari tiap
tiap tindakan sendiri melainkan dari peraturan umum yang mendasari tindakan sendiri
melainkan dari peraturan umum yang mendasari tindakan itu. Jadi yang dipersoalkan
sekarang ialah akibat –akibat baik dan buruk dari suatu peraturan jika diberlakukan
secara umum. Sekarang kaidah dasarnya berbunyi “bertindaklah selalu sesuai dengan
kaidah-kaidah yang penerapannya menghasilkan akibat baik yang lebih besar didunia ini
daripada buruknya.”
2. Konsekuensialisme
Utilitiarisme berpendapat bahwa yang penting, secara moral adalah konsekuensi
dari tindakan. Kata teknis untuk ini adalah “teleologis.” Artinya bagi para utilitarian ini
adalah hasil dunia nyata dari Sesuatu yang baik atau buruk nukan seseatu yang intrinsik
dengan tindakan itu sendiri. Misalnya :
Berbohong itu buruk jika menghasilkan konsekuensi buruk(yang biasanya
dilakukan kebohongan). Itu tidak akan salah hanya karena itu bohong. Pandangan
itu cukup kontroversial dan penentang utama kaum konsekuensialis adalah orang-
orang yang mendukung untuk penegakan dalam pengertian hak.
3. Welfarisme (kesejahteraan)
Welfarisme adalah pandangan bahwa konsekuensi signifikan secara moral adalah
dampak pada kesejahteraan manusia ada banyak pemahaman yang berbeda tentang
kesejahteraan manusia tetapi istilah “welfarisme” biasanya dikaitkan dengan konsepsi
ekonomi tentang kesejahteraan.Apa yang baik adalah kesejahteraan orang tergantung
pada apakah setiap orang sebagai individu menjalani kehidupan yang baik dari perspektif
mereka. Keyakinan yang bertentangan dengan welfarisme akan menjadi gagasan bahwa
sesuatu adalah konsekuensi. Sebagai contoh salah satu kepercayaan sepeti itu adalah
bahwa keadilan pada dasarnya baik meskipun dalam situasi dimana tidak ada orang yang
terlibat yang peduli atau memanfaatkan dengan cara apapun.
9
4. Agregasi
Utilitiarisme adalah filsafat agregat yang berarti bahwa konepsi tentang barang
barang individu memungkinkan mereka untuk disimpulkan menjadi ukuran tunggal dari
keseluruhan barang. Agregasi bersifat kontroversial karena banyak orang percaya bahwa
kesejahteraan orang yang berbeda pada prinsipnya tidak dapat di bandingkan.
5. Maksimalisasi
Utilitiarisme adalah filosofi pemaksimalan yang paling terkenal. Filsafat
pemaksimalan adalah filsafat yang mengatakan bahwa apapun yang terbaik adalah
memili sebanyak itu dengan sebaik mungkin. Dalam kasus utilitiarisme tindakan terbaik
adalah tindakan yang menghasilkan tingkat kesejahteraan tertinggi. Dampak
Utilitiarisme:
Adapun untuk serangkaian akibat positif dan negative dari adanya penerapan
utilitiarisme antara lain adalah sebagai berikut:
a) Kebahagiaan
Prinsip utama teori moral utilitiarian, prinsip utilitas, menyatakan bahwa
tindakan yang benar adalah tindakan yang menghasilkan kebahagiaan paling
menyeluruh. Jika kita menerapkan teori ini dalam kehidupan kita, munkin kita
menjadi lebih tidak egoisdan banyak masalah yang kita hadapi mungkin
teratasi.
b) Tidak ada diskriminasi
Prasangka dan dalam arti diskriminasi tidak memiliki tempat disni karena
masing masing individu menghitung sama ketika menghitung kebahagiaan
yang dihasilkan oleh tindakan kita. Mil sendiri berjuang untuk hak hak
perempuan, melawan perbudakan dan untuk praktik perburuhan yang adil yang
konstisten dengan keyakinan utilitiarinnnya.
2. Seseorang mengumpulkan dana dari para penjalan kaki untuk membantu orang
yang tidak mampu.
perusahaan rokok memroduksi rokok dari tembakau pilihan dengan tindak produk
yang banyak beredar dipasaran maka akan diperoleh keuntungan yang besar tapi keuntungan
10
yang besar tersebut juga menyebabkan tingkat pajak yang tinggi terhadap perusahaan. Oleh
karena itu perusahaan megambil keputuan yaitu dengan menggunakanmetode utilitarian
denggan cara setiap pembeli rokok yang di produksi oleh perusahaan tersebut akan membayar
pajak yang ditangguhkan. Sehingga perusahaan tidak lagi membayar pajak tetapi konsumen
lah yang membayarnya.
Dari contoh utilitiarisme diatas dapat disimpulkan bahwa utilitiarisme adalah teori
jenis etika yang menentukan benar dan salah berfokus pada hasil.utilitiarisme berpendapat
bahwa pilihan yang paling etis adalah yang akan menghasilkan kebaikan terbesar untuk
jumlah terbesar Ini adalah satu satunya kerangka moral. Dari penjelasan tersebut dapatlah
dikatakan bahwa utilitiarisme adalah teori jenis etika yang menentukan benar dan salah
dengan berfokus pada hasil. Utilitiarisme berpendapat bahwa pilihan yang paling etis adalah
yang akan menghasilkan kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar. Ini adalah satu-satunya
kerangka moral yang dapat digunakan untuk membenarkan kekuatan militer atau perang. Ini
juga merupakan pendekatan paling umum untuk penalaran moral yang digunakan dalam
bisnis karena cara yang digunakan untuk memperhitungkan biaya dan manfaat. Namun karena
tidak dapat memprediksi masa depan sulit untuk mengetahui dengan pasti apakah konsekuensi
dari tindakan tersebut akan baik atau buruk. Ini adalah salah satu batasan utilitiarisme.
EUDAEMONISME
1. Keunggulan Eudaemonisme
a. Bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan akhir yang
disebut kebahagiaan.
b. Manusia mencapai kebahagiaan dengan menjalankan secara baik kegiatan-
kegiatan rasionalnya dengan disertai keutamaan.
2. Kekurangan Eudaemonisme
a. Sikap manusia yang hanya mencari kebahagiaan akan menjadi egois yang
mementingkan diri sendiri tanpa melihat dan memeperhatikan keadaan
sekelilingnya.
b. Tidak adanya toleransi antar bermasyarakat
HEDONISME
1. Keunggulan Hedonisme
a. Motivasi yang kuat dalam mencapai keinginannya.
b. Pantang menyerah dan bersikeras.
c. Menghargai waktu dan kesempatan, karena setiap waktu dan kesempatan
digunakan untuk mewujudkan yang mereka inginkan.
2. Kekurangan Hedonisme
a. Menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginanny sehingga cenderung
menggunakan cara yang negatif (tidak baik).
11
b. Egosi dan tidak memiliki kepekaan sosial.
c. Mengganggu orang lain karena dalam mencapai keinginanya mereka tidak
peduli dengan orang di sekitarnya.
UTILITIARISME
1. Keunggulan Utilitarianisme
Ada 3 (tiga) implikasi mengejar kesenangan yang secara kualitatif lebih tinggi:
a. Masyarakat akan lebih maju dalam hal peradaban. Masyarakat yang hanya
mengejar kesenangan fisik akan sulit berkembang karena hanya akan terpaku pada
apa yang dialami saat ini demi kepuasan fisik. Kesenangan kualitas tinggi
menuntut kebebasan sosial. Kebebasan akan memberi kesempatan kepada
masyarakat untuk bisa hidup lebih beradab karena ada unsur spiritual yang ingin
dicapai.
b. Manusia dapat hidup bersama secara lebih adil dengan prestasi yang lebih tinggi.
Kesenangan fisik bisa melahirkan egoisme karena tiap-tiap orang hanya akan
mementingkan kesenangan dirinya, tidak mau berbagi karena bisa mengurangi
kesenangan fisiknya. Sebaliknya, motivasi akan kesenangan spiritual justru akan
menumbuhkan rasa saling berbagi karena pemberian secara spiritual tidak akan
mengurangi kebahagiaan si pemberi. Dengan demikian, kompetisi yang ada
adalah kompetisi yang lebih sehat dan dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi.
c. Pemerintah akan terdorong untuk mendidik warga negara agar bisa mengejar
kenikmatan secara kualitatif sehingga menjadi manusia yang haus akan kemajuan.
Pola pikir yang ditanamkan seperti ini akan membantu masyarakat dan negara
untuk mengalami kemajuan.
2. Kelemahan Etika Utilitarianisme
a) Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis
akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit.
b) Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada
dirinya sendiri dan hanya memperhatikan niali suatu tindakan sejauh berkaitan
dengan akibatnya.
c) Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang.
d) Variable yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.
e) Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling bertentangan, maka
akan ada kesulitan dalam menentukan prioritas di antara ketiganya.
f) Etika utilitarianisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan
demi kepentingan mayoritas
12
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas. Dari seluruh pandangan, pemikiran, teori, serta sistem
filsafat. Tidak ada yang cocok untuk diterapkan pada zaman modern. Hal tersebut
dikarenakan terdapat perbedaan konteks kebudayaan serta dinamika dalam lingkungan
sosial masyarakat. Hampir seluruh teori-teori tersebut didasarkan oleh kebudayaan
setempat sehingga tidak sesuai bila dikaji pada sistem sosial zaman sekarang.
13