Anda di halaman 1dari 6

Laporan Baca

Judul Buku :Pijar Filsafat Yunani Klasik

Pengarang : Sandy Hardian Susanto Herho

Penerbit : Perkumpulan study ilmu kemasyarakatan ITB( PSIK ITB)

Bab , Judul, Halaman : IX Pijar Kebahagian dalam Filsafat Epikuren90-97 /Kebagian


Filsafat Aristoteles 65-74

Pembuat Laporan : Andre Manumpak Gultom

Nomor Induk Mahasiswa : 1810014

Tingkat / Semester : 3 /5

Jenis Tugas : Laporan Baca UTS

Bahasa Indonesia kacau!

Nilai 80, 00
I. PENDAHULUAN / Pengantar singkat

Filsafat Efikurenisme ini adalah filsafat aliran – aliran bersifar fraksis yang bukan saja
mencandara kebenaran yang kaku , melainkan juga menawarkan menawarkan hidup yang
dijalani dengan penuh kebijaksanaan , dan kebahagian , kebahagian dalam filsafat yunani , yang
mana seringkali diistilakan sebagai eudakamia, seringkali tidak berkores pondensi tepat apa
yang dikenal dalam dunia moderen sebagai kebahagian, dan menurut Epikuren kebahagian
yang dimasud adalah sebagai kondisi sejahterah atau nasib yang baik , dan tokoh menganggap
lebih baik kita menderita atau sering disebut dalam yunani apatheia sering diterjemakan sebagai
apatis atau , atau lebih tepatnya kedamaian , karena apatheia berati kondisi ketiadaan apa yang
di sebut pathos atau pendritaan . Fissuf Aristotes adalah filsafat mengenai kecintaan yang
begitu mendalam pada ilmu pengetahian alam , semua manusia secara alamiah mengahsrati
pengetahuan , selain itu Aristoteles juga menjunjung tinggi penyelidikan rasional , dimana
aktifitas ini menurutnya dengan sendirinya mendatang kebahagian, semua manusia berbahagia

1
saat berfilsafat , dan inggin menghabiskan waktunya , dan inggin menghabiskan waktunya untu
hal itu saja , kebahagian itu menurut aristoteles adalah keseluruhan yang meliputi kehidupan .
Kebahagian itu bukannya dapat bertumbuh lalu menghilang seperti waktu yang singkat seperti
sensasi kesenangan ., seperti yang dikatakan Aristoteles dalam Etika NikomaXeia , seperti
halnya mata air yang tidak mungkin terbentuk dalam satu hari , pun begitu juga dalam manusia
, kebahagian sejati tidak dapat diraih dalam waktu singkat.

II. Rangkuman Gagasan Utama

Menurut seorang Filsuf Epikuren penderitaan dapat disebut menderita dalam jiwa
disebabkan oleh dua faktor yaitu kepercayaan sesat dan yang tidak alami. Dalam melihat
kesesatan ini dapat merupakan dari kematian . Filsuf - filsuf Epikurean layaknya Filsuf nutaris
lainya , sudah selayaknya manusia hidup dengan seturut dengan alam , maka mereka
menganggap adalah hal yang dialami kita takut akan kematian Menurut Epikurous adalah
alami jika takut kematian pada momen kematian , yang mana memang menyakitkan secara
biologis akan tetapi yang menyesatkan ialah adalah kehidupan kita yang menyakitkan kita.
Biasakanlah diri untuk mengangap kematian bukan apa – apa bagi kita konsep baik , dan buruk
muncul dari kesadaran kita , sedangkan pemikiran yang benar tentang kematian membawa kita
mendapat menikmati kehidupan mortal ini dengan lebih penuh, dengan jalan bukan dengan
mengangankan hidup abadi melainkan dengan menghilangkan kerinduan keabadian, Iman pada
yang ilahi juga dianggap membawa kita kepada kepercayaan yang sesat. Epikorus menolak
pemahaman populer semasa hidupnya , yang mana beranggapan dewa – dewa merupakan sosok
tempramental yang bertanggung jawab pada kelangsungan hidup – mati manusia, dan
menghukum manusia karena berbagai alasan yang baginya tidak masuk akal, ia menawarkan
pendekatan ilmia dalam menjalani kehidupan, jika tidak pernah merasa terusik dengan
peringatan yang disampaikan dengan fenomena, astronomis, dan atmofris, kita tidak akan
berminat untuk memperlajari Ilmu Alam atau Doktrin- Doktrin Pokok , Penyebab lain
kegelisahan jiwa adalah hasrat yang berlebihan, menurut Filsafat Epikurean mengkategorikan
hasrat menjadi hasrat alamiah, dan hasrat tidak alami . Hasrat yang tidak alami inilah harus
dihindari kita harus merefleksikan hasrat – hasrat kita , sebagian merupakan hasrat alami, dan
lainya harat sama sekali tanpa dasar, hasrat- hasrat alami ini memang membutukan untuk
hidup , beberapa hasrat yang mana tidak alamiah , maka tubuhlah harus mendisiplikan diri , dan

2
hasrat tersebut hendaknya disingkirkan jika kita inggin mencapai kebagian.Terdapat ihwal
menarik disini , bahwa untuk memperoleh kebahagian adalah pemenuhan hasrat yang
dibutuhkan , terdapat prasyarat, yaitu pembedaan hasrat secara tegas antara hasrat alamia dan
hasrat yang tidak alami , perlu dilakukan prioritas antara keduanya . jika terus berupaya
mengejar hasrat tidak alami Hasrat tidak wajar, maka akan dihadapkan pada resiko bukan
dengan rasa sakit pada tubuh, tetapi juga tidak dengan kesetabilan jiwa, karena pemenuhan
hasrat yang tidak wajar sama sekali muskil, sedangkan hasrat yang alamiah umumnya dapat
dipuaskan lebih mudah . pada titik ini pun pandangan Epikurean mirip dengan Stoisme , karena
Filsafat Efikurean berpendapat merupakan absennya rasa sakit , tidaklah mengejutkan jika
penganut aliran ini mempokuskan diri untuk menghindari diri rasa sakit , maka kita harus
menghindari diri demikian sebaliknya , kita akan mendapat menerimanya contoh yang paling
nyata ketika kita berolaga, kita merasakan sakit – sakit pada otot yang sobek, akan tetapi
membawa kenikmatan pada tubuh di kemudian hari.Epikorous berpendapat selama rasa sakit
itu membuat bahagia orang -orang yang menjalaninya pada kehidupan normal maka hal
tersebut dapat dilakukan , meskipun demikian Epikuros menolak menolak metode penyiksaan
diri yang membuat ketergantungan dan akhirnya menimbulkan kesengsaraan . Stoik dan
Epikurean ingin membuktikan bahwa orang bijak dapat bahagia dalam kondisi tersiksa
apapun . macam – macam tanggapan terhadap rasa sakit . Analogi yang tepat menjelakan prihal
ini adalah ketika kita berada dalam kondisi pertempuran, rakyat sipil terluka kemungkinan besar
merasa sakit yang terlebih dalam daripada prajurit yang terluka . mengapa demikian , karena
bagi rakyat sipil lukanya merupakan bagi bencana , sedangkan prujurit mungkin berupaya
luka ini merupakan sebentuk pengabdianya pada negara. Contoh lainya ketika kita diputuskan
kekasih pascah droup out kuliah , tentu akan membuat kita rentan Bunuh diri, timbang kita
diputuskan pacar selagi kuliah kita beres . Kemiripan lainnya bahwa baik pada Epikuarinesme,
dan stoisme sama – sama mendefinisikan kebahagian dari sisi negatif, yang mana kebahagian
dianggap sebagai ketiadaan gangguan Fisik dan mental . pandangan ini agaknya ddidasarkan
pada premis, bahwa kebahagian merupakan kondisi alamia setiap manusia , dan karenanya jika
kita mampu mengeliminasikan penderitaan ,maka niscaya kita akan berbahagia inilah konsep
tentang Apatheia, dan ataraxia.

Menurut Filsuf Aristoteles dalah adalah kecintaan yang begitu dalam pada ilmu pengetahuan
seperti yang dituliskan dalam pembagian pembuka metafisika , semua manusia secara ilmiah

3
menghasrati pengetahuan , selain itu Aristoteles juga menjunjung tinggi penyeledikan rasional,
dimana aktifitas menurutnya dengan sendirinya akan mendatangkan kebahagiaan . seperti kata
yang dikutip Lambilixos dalam Proteptique, penemuan kebikjasanaan selalu menyenangkan ,
semua manusia bahagia saat berfilsafat , dan ingin menghabiskan waktunya untuk hal itu saja ,
serta menyingkirkan aktifitas lainnya . salah satu karya Aristoteles yang paling berpengaruh
adalah Etika Nikomaxeia, dimana ia menjelaskan teori tentang kebahagian yang masih relavan
relavan hingga hari ini . Pertanyaan- pertanyaan kunci yang hendak yang hendak dijawab pada
kuliah kali adalah , apa tujuan ekstensi manusia ? disetiap ruang kehidupan kita menjumpai
tiap-tiap manusia mencarik kenyamanan, kemakmuran , dan reputasi, meskipun demikian tidak
kemanusiaan , meskipun tujuan – tujuan sementara itu yang memberikan nilai tertinggi bagi
tujuan akhir kemanusiaan , meskipun tujuan – tujuan sementara itu juga memiliki nilai. Untuk
dapat menjadi tujuan akhir , tindakan tersebut haruslah bersifat ansich , dalam arti itu tujuan
tersebut haruslah diasrati oleh tujuan itu sendiri, tanpa referensi apa pun pada tujuan lainnya ,
dan bersifat harus untuk dicapai setiap manusia. Aristoteles berpendapat, bahwa nyaris setiap
orang mendambahkan kebahagian sebagai tujuan akhir . Tesis ini sangat mudah untuk
dipahami , bahwasanya kita mengiginkan uang , kenyamanan , dan kehormatan,, karena kita
percaya kebaikan – kebaikan itu akan membuat kita bahagia.

Nampak , bahwa kebaikan lain- lainnya ditunjukan untuk memperoleh kebahagian , yang mana
merupakan causa sui tujuan kemanusiaan . Bagi Aristoteles , kebahagian yang dimaksud
adalah tujuan akhir yang mana meliputi keseluruhan kehidupan . kebahagian tersebut bukanya
yang dapat bertumbuh , lalu menghilang dalam waktu yang singkat seperti sensasi
kesenangan . kebahagian yang dimasudkan oleh Aristoteles lebih merupakan ukuran seberapa
jauh kita telah mengoptimalkan potensi – potensi kehidupanya dibandingkan kita . seperti yang
dikatakan oleh Aristoteles dalam Etika Nikomeaxeia, seperti halnya mata air yang tidak
mungkin terbentuk dalam satu hari,pun juga dengan manusia , kebahagian sejati tidak dapat
diraih dalam waktu singkat. Dalam rangka menjelaskan kebahagian manusia , Aristoteles
menggunakan pandangannya tentang alam yang ia dapatkan selama melanjutkan riset biologi .
Jika kita memperhatikan alam ,terdapat empat jenis materi dan benda yang berbedayang akan
kita jumpai , setiap dari keempatnya dibedakan berdasarkan tujuan hiduupnya. Doktrin
Aristoteles keutamaan sebagai jalan tengah ini , berkesesuaian dengan pemikiran yunani kuno

4
dimana keadilan dipandang sebagai kesenimbangan antara kekuatan – kekuatan yang saling
bertentangan.

III. . Tinjauan / Tanggapan

Tokoh – Tokoh Filsuf yang dua itu sangat berbeda tokohnya . tetapi sama – sama menanggapi
mengenai tentang alam dan mengajarkan kepahitan dalam hidup .,sama mempunyai kehidupan
kesedihan dalam hidup , lebih baik kita hidup dalam tertindas tetapi bisa membantu orang lain
dan lebih baik menolong sesama , menlong orang yang - yang tertindas. dan menolong sesama
manusia atau menolong orang tertindas untuk apa kita hidup senang dalam dunia ini. dan kita
kita tidak mempunyai Etika dalam kehidupan manusia ,sama seperti konteks kita sekarang
manusia hanya sesuka hatinya dalam hidup ini hanya mementingkan dirinya saja dan seolah –
seolah manusia sudah semakin merusak alam ini, dan manusia hanya memikirkan dirinya saja
tapi tidak mengunakan rasional nya dalam dirinya seakan- akan manusia hanya memakai
kemampuannya sendiri dan memikirkan diri saja seperti konteks sekarang umat manusia hanya
mementingkan dirinya sendri dan membuat sesamanya tidak senang dalam hidupnya dan
percuma kita mempunyai Tuhan . kalo kita pun masi membenci sesama manusia dan
seharusnya kita tidak usa mempunyai Tuhan kalo sifat kita masi mengucilkan sesama manusia
juga seakan- akan . Tuhanlah yang membuat kita senang dalam dunia ini lebih baik kita
menderita didalam hidup ini supaya kita sama memperhati derjatnya manusia dan lebih baik kita
hdup dengann kesiksaan hidup kita dan kita hanya gilak uang dalam hidup ini atau pun harta
yang kita miliki tidak bisa kita mampu untuk menolong umat manusia lebih baik kita hidup
tersiksa daripada memiliki harta tapi kita tidak bisa menolong sesama manusia dan manusia itu
lebih baik kita hidup menferita dalam hidup ini , karena dalam hidup kta haruslah memiliki
kebaikan dengan sesama manusia dan jug semua ciptaan Tuhan tanpa terkecuali, dan lebih baik
kita mengikuti seperti filsuf- filsuf diatas lebih baik kita hidup menderita dan kita tidak memiliki
Tuhan , dan juga seharusnyaTuhan juga sebagai rasional dalam hidup kita dan dunia pun masi
dunia politis dalam negara ini juga kita sudah menganggap potis suatu negara ini karena
seharusnya kita harus berbuat baik dengan sesama bukan dengan politis, dan kita harus ada
memiliki kecintaan sebagai umat manusia ke sesama manusia lain .

5
6

Anda mungkin juga menyukai