Anda di halaman 1dari 5

EPIKURISME

OLEH :
KELOMPOK
Dwi Gemilang
Kristyana Dewi
Queen Mahayani
Gede Dharmayasa
Gede Wisnu Prawerthi
Arya Surya Agung
Raga Prayudha
Eri Prastika
Intan Safira Morgana
Cindhi Duati

1416051076
1416051077
1416051078
1416051079
1416051080
1416051081
1416051083
1416051085
1416051086
1416051089

Fakultas Hukum
Universitas Udayana
2015

Kata pengantar
Om swastyastu
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan dan berkat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah Filsafat Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Bangsa Indonesia ini
dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah, pendidikan
kewarganegaraan. Makalah ini menjelaskan lebih mendalam mengenai ideologi Pancasila
sebagai ideologi bangsa Indonesia dengan bahasa yang lebih mudah untuk di cerna dan di
pahami.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku
panduan yang berkaitan dengan Pancasila, serta infomasi dari media massa yang
berhubungan dengan filsafat Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Pancasila yang ditinjau dari aspek
filsafat atau falsafah, khususnya bagi penulis. Akhir kata, mungkin dalam penulisan makalah
ini masih banyak kekurangan. Kritik dan saran tentunya sangat kami harapkan demi
perbaikan dan kesempurnaan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Om shanti shanti shanti om

ISI
Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu
Pemikiran filsafat ilmu banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Namun pada dasarnya
filsafat ilmu baik dibarat, india dan Cina muncul dari yang sifatnya religius. Pembagian
secara periodesasi filsafat ilmu barat adalah zaman kuno, zaman abad pertengahan, zaman
modern dan masa kini. Periodesasi filsafat ilmu cina adalah zaman kuno, zaman pembauran,
zaman neokonfusionisme dan zaman modern. Untuk cina adalah periode weda, biracarita,
sutra-sutra dan sekolastik. Dalam filsafat ilmu india yang penting adalah bagaimana manusia
bisa berteman dengan dunia bukan untuk menguasai dunia. Adapun filsafat ilmu islam hanya
ada dua periode yaitu: periode mutakalimin dan filsafat ilmu islam.
Jadi, perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini tidaklah berlangsung secara
mendadak melainkan berlangsung secara bertahap. Karena untuk memahami sejarah
perkembangan ilmu mau tidak mau harus melakukan pembagian secara periode yang
menampilkan ciri khas tertentu.

2.5.1 Zaman Pra Yunani Kuno (Zaman Batu)


Pada abad VI SM yunani muncul lahirnya filsafat ilmu dan mulai berkembang suatu
pendekatan yang sama sekali berlainan. Mulai saat itu orang mencari jawaban rasional
tentang problem alam semesta.dengan demikian filsafat ilmu dilahirkan.
2.5.2 Zaman yunani kuno
1. Zaman keemasan yunani
Zaman yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat ilmu, karena pada masa ini
orang memiliki kebebasan untuk menguingkapkan ide atau pendapatnya. Yunani pada masa
itu dianggap sebagai gudang ilmu, karena yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai
mitologi-mitologi.
2. Masa Helinistis Romawi
Pada masa ini muncul beberapa aliran yaitu sebagai aliran sebagai berikut:
a. stoisisme, menurut paham ini jagad raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut logos.
Oleh karena itu segala kejadian menurut ketetpan yang tidak dapat dihindari.
b. epikurisme, segala-galanya terdiri dari atom-atom.
c. skepisisme, mereka berfikir bahwa bidang teoritis manusia tidak sanggup mencapai kebenaran
d. eklektisisme, suatu kecenderungan umum yang mengambil berbagai unsur filsafat ilmu dari
aliran-aliran lain tanpa berhasil mencapai suatu pemikiran yang sungguh-sungguh.
e. neoplatoisme, yakni paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat ilmu plato.
Nama Epikurisme berasal dari tokoh aliran yaitu EPIKUROS (341-270). Filsafat
EPIKUROS hanya diarahkan pada satu tujuan, yaitu: memberi kebahagiaan kepada
manusia. Jadi yang diutamakan etika, adapun yang menjadi dasar etika ini logika
dan fisikanya.
Logika
dan
Fisika.
Ajarannya tentang logika dan fisikanya adalah sebagai berikut: Sumber
pengetahuan menurut EPIKUROS ialah pengalaman: pengalaman berkali-kali
dapat mengakibatkan pengertian. Pengertian ini dapat membawa orang pada
pengetahuan tentang dasar sedalam-dalamnya dan tersembunyi. Adapun dasar
sedalam-dalamnya bagi semua hal itu dinamainya atom. Atom ini terlalu kecil dan
tak tercapai oleh indera. Karena geraknya maka terjadilah bermacam-macam benda
di dunia ini sekali-kali tak ada hubunganny dengan dewa-dewa.
Jiwa manusia itupun benda juga, tetapi halus. itulah sebabnya maka manusia dapat
mencapai pengertian, karena jiwa menerima sinar dari benda lainnya semacam
dengan dia. Jiwa tak mungkin tanpa badan, daripada itu tak mungkin ada hidup
sesudah badan itu tak ada
Etika
EPIKUROS hendak memberi kebahagiaan yang berupa ketenangan (ataraxia).

Manusia hidupnya tidak tenang, karena terganggu oleh takut akan tiga hal, yaitu
takut akan marah dewa, takut akan mati serta takut akan nasib.
Takut ini sama sekali tak perlu, tak usalah kita takut. (Jika kita tak takut akan tiga hal
itu tentulah kita tenang!).
Maka utarakanlah apa sebabnya kita tak usah takut: Kita tak usah takut akan marah
dewa. Segala sesuatunya didunia ini terjadi karena gerak atom, bukanlah karna
dewa. Jika sekiranya dewa itu ada, maka mereka hidup didunianya sendiri dan
berusaha untuk tenang serta berbahagia juga. Jika sekiranya mereka itu harus
marah karena tingkah laku manusia. Alangkah celaka hidup dewa-dewa itu karna
harus selalu maran-marah saja!
Terhadap matipun manusia tak usah takut. Jiwa kita itupun dapat dan akan mati,
sebab tanpa badani, tak mungkin ada jiwa. Habis hidup ini tak ada lanjutan hidup
manusia.
Jadi maut itu malahan melepaskan manusia dari sakit dan sengsara. Lagi pula
selama kita masih hidup tak adalah maut,jika maut datang, tak adalah kita!
Kepada nasibpun kita tak usah takut. Segala kejadian di dunia itu ditentukan oleh
gerak atom. Bagaimana usaha kita, kita tak dapat mengubahnya. Dengan demikian
tak adalah alasan sedikitpun untuk takut.
Segala nafsu dan cenderung manusia itu terarahkan pada kebahagiaan. Itu tidak
berarti bahwa segala nafsu diikuti saja, sebab nafsulah yang mengakibatkan
kesengsaraan. Maka dari itu haruslah nafsu itu diatur. Mengatur nafsu itulah
kebijaksanaan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Filsafat ilmu adalah tinjauan kritis tentang pendapat ilmiah dengan menilai metode-metode
pemikirannya secara netral dalam kerangka umum cabang pengetahuan intelektual
2. Ruang lingkup filsafat ilmu melingkupi ontologi ilmu yang mengupas hakikat dari ilmu itu
sendiri, epistemologi ilmu yang membahas tatacara dan landasan untuk mencapai
pengetahuan ilmiah tersebut dan terakhir aksiologi ilmu yang meliputi nilai-nilai normatif
dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan.
3. Objek dari filsafat ilmu dapat bersifat umum dan bersifat khusus yang terbagi menjadi dua
yaitu secara mutlak dan tidak mutlak
4. sejarah perkembangan filsafat sudah dimulai sejak zaman yunani kuno dengan tokoh-tokoh
terkenal seperti aristoteles, plato, thales dan sebagainya, kemudian dilanjutkan pada zaman
abad pertengahan yang digawangi oleh para pemuka agama dengan terpengaruh pada
pemikiran tokoh yunani kuno. perkembangan filsafat selanjutnya adalah zaman renaissance

atau kebangkitan kembali yang berpendapat pada kebebasan manusia dan tidak didasarkan
pada campur tangan tuhan. perkembangan terakhir yaitu pada zaman modern yang ditandai
dengan beruntunnya penemuan-penemuan ilmiah dan mutakhir yang dirintis pada zaman
renaissaince

DAFTAR PUSTAKA
Abbas Hamami M. 1976. Filsafat (Suatu Pengantar Logika Formal-Filsafat Pengatahuan).
Yogyakarta : Yayasan Pembinaan Fakultas Filsafat UGM.
. 1982. Epistemologi Bagian I Teori Pengetahuan. Diktat. Yogyakarta: Fakultas Filsafat
UGM.
. 1980. Disekitar Masalah Ilmu; Suatu Problema Filsafat. Surabay: Bina Ilmu.
. Epistimologi Masa Depan dalam jurnal filsafat. Seri 1, februari 1990.
Ismaun. 2001. Filsafat ilmu (Diktat Kuliah). Bandung : UPI Bandung.
Jujun S. Suriasumantri. 1982. Filsafah Ilmu : Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan.

Latar Belakang
Berbincang mengenai filsafat baru mulai merebak di abad awal 20, namun france bacon
dengan metode induksi yang ditampilkannya pada abad 19 dapat dikatakan sebagai peletak
dasar filsafat ilmu khasanah bidang filsafat secara umum. Sebagian ahli filsafat berpandangan
bahwa perhatian yang besar terhadap peran dan fungsi filsafat ilmu mulai mengedepan tatkala
ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dalam hal
ini, ada semacam ke khawatiran yang muncul pada kalangan ilmuan dan filsuf, termasuk juga
kalanagan agamawan, bahwa kemajuan iptek dapat mengancam eksistensi umat manusia,
bahkan alam dan beserta isinya.
Para filsuf terutama melihat ancaman tersebut muncul lantaran pengembangan iptek
berjalan terlepas dari asumsi-asumsi dasar filosofisnya seperti landasan ontology,
epistemologis dan aksiologis yang cenderung berjalan sendiri-sendiri. Untuk memahami
gerak perkembangan iptek yang sedemikian itulah, maka kehadiran filsafat ilmu sebagai
upaya meletakkan kembali peran dan fungsi iptek sesuai dengan tujuan semula, yakni
mendasarkan diri dan concern terhadap kebahagian umat manusia, sangat di perlukan, inilah
beberapa pokok bahasan utama dalam pengenalan terhadap filsafat ilmu, disamping objek
dan pengertian filsafat ilmu yang kan dijelaskan terlebih dahulu

Anda mungkin juga menyukai