Anda di halaman 1dari 10

PERAN FILSAFAT DALAM PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS

DAN MANFAAT BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

Nama : Azzalea Shafa Thana K

NIM : F.111.22.0202

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SEMARANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Filsafat sering disebut sebagai pengetahuan rasional pertama. Dalam
perkembangannya filsafat menghasilkan ilmu-ilmu mandiri, seperti psikologi,
sosiologi, kedokteran, fisika, dan biologi. Krena melahirkan ilmi-ilmu seperti
sekarang, filsafat sering disebut sebagai “ibu ilmu pengetahuan”. Filsafat sendiri
adalah disiplin intelektual yang mempelajari hakikat segala sesuatu yang bersifat
fundamental. Definisi filsafat penting karena berfungsi sebagai jembatan sebelum
kita menelaah lebih lanjut pengertian filsafat manusia itu sendiri. Filsafat
berupaya dapat memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan pengalaman
yang melingkupi hidup manusia. Dengan filsafat manusia berupaya mengenal
diri sendiri dan mencoba memberikan jawaban atas pertanyaan relasi dirinya
dengan hakikat keteraturan alam semesta (Henderson, 1960). Plato mengartikan
filsafat sebagai pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan
kebenaran yang asli karena kebenaran itu mutlak di tangan Tuhan. Filsafat tidak
dapat benar-benar mencapai kebenaran mutlak, filsafat hanyalah sebuah usaha
demi untuk mendekati kebenaran.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) filsafat dapat
didefinisikan sebagai:
1. Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala
yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.
2. Teori yang mendasari alam piker atau suatu kegiatan.
3. Ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemology.
4. Filsafat.
Filsafat dapat menegaskan pangkal historis ilmu psikologi. Seperti yang
kita ketahui, psikologi serta seluruh ilmu yang lain, maksudnya pecahan yang
berasal filsafat. Dalam filsafat, kita jua sanggup menciptakan refleksi- refleksi
yang lumayan mendalam ihwal konsep jiwa dan sikap manusia.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan filsafat psikologi??
2. Apa peranan filsafat bagi ilmu psikologi?
3. Pengertian dari filsafat manusia?
4. Manfaat filsafat untuk kehidupan manusia?
5. Filsafat sebagai pandangan hidup dan ilmu?
6. Filsafat manusia Indonesia sebagai dasar psikologi Indonesia?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Filsafat Psikologi

Filsafat psikologi merupakan sesuatu kajian sistematis yang saling


mempengaruhi antara filsafat dengan psikologi dalam perihal menekuni
permasalahan kognisi. Pengaruh timbal- balik ini karena terdapatnya sebagian
konsep utama dari kajian filsafat tentang kognisi yang ditemui dalam kajian
psikologi tentang kognisi, serta perihal ini tidak ditemui dalam disiplin ilmiah
yang lain. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kajian psikologi
menjadi lebiheksplisit. Akhirnya secara resmi psikologi sebagai sebuah ilmu
yang otonom berhasildiletakkan pertama kali oleh Wilhelm Wundt dengan
didirikannya laboratorium psikologi yang pertama di Universitas Leipzig di
Jerman pada tahun 1879 (awal abad ke-19). Psikologi Wundt bertumpu pada
introspeksi sebagai metode untuk mengkajimental. Psikologi yang berakar pada
filsafat mengalami perkembangansecara gradual sebagai ilmu yang diterima
secara luas dalam proses lebih dari 200 tahun. Cabang - cabang baru dalam
psikologi terus mengalami perkembangan demikian juga dengan bukti-bukti
ilmiah baru tentang fenomena psikologis dalam kehidupan manusia.

Dalam membahas psikologi sebagai ilmu maka pembahasannya tidak dapat


dilepaskan dari landasan yang menjadi cakupan filsafat ilmu, yaitu ontologi,
epistimologi dan aksiologi.

1. Ontologi, merupakan cabang filsafat yang membahas hakikat “ada” dan


“realitas”. Suriasumantri (1990) mengemukakan bahwa ontologimembahas
tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau suatu
pengkajian mengenai teori tentang “ada”.
2. Epistemologi, adalah cabang filsafat yang membicarakan hal – hal yang
berhubungan dengan hakikat pengetahuan manusia (Payne, 2015).
3. Aksiologi, adalah cabang filsafat yang mempelajari hakikat nilai. Aksiologi
membahas hal – hal terkait nilai sebagai kualitas yang dipermasalahkan dalam
hubungannya dengan hidup manusia.

2.2. Peranan Filsafat Bagi Perkembangan Ilmu Psikologi

Filsafat bisa menegaskan akar historis ilmu psikologi. Secara spesifik,


filsafat bisa menyampaikan kerangka berpikir yg sistematis, logis, serta rasional
bagi para psikolog, baik praktisi maupun akademisi. Filsafat bisa menemukan
kerangka berpikir secara sistematis terhadap para psikolog terutama pada ilmu
logika yang merupakan salah satu cabang dari filsafat. Dengan ilmu logika, yang
merupakan salah satu cabang filsafat, para psikolog dibekali kerangka berpikir
yang kiranya sangat berguna di dalam kerja-kerja mereka. Seluruh ilmu
pengetahuan dibangun di atas dasar logika, begitu juga dengan psikologi. Metode
pendekatan dan penarikan konklusi seluruhnya berdasarkan pada prinsip-prinsip
nalar. Mempelajari akal secara sistematis, para psikolog bisa mulai menyebarkan
ilmu psikologi secara sistematis, logis, serta rasional. Pada hal ini, nalar klasik
dan logika pada masa ini bisa menjadi sumbangan cara berpikir yg besar bagi
ilmu psikologi.

Filsafat juga memiliki cabang yang cukup penting bagi perkembangan ilmu
psikologi, yaitu etika, yang dimaksud etika disini adalah ilmu perihal moral.
Sementara moral sendiri berarti segala sesuatu yang terkait menggunakan baik
serta buruk. Di dalam praktek ilmiah, para ilmuwan membutuhkan etika sebagai
panduan, sehingga penelitiannya tidak melanggar nilai-nilai moral dasar, seperti
kebebasan dan hak-hak asasi manusia. Sebagai praktisi, seorang psikolog
membutuhkan panduan etis di dalam kerja-kerja mereka. Etika, atau yang banyak
dikenal sebagai filsafat moral, hendak memberikan konsep berpikir yang jelas
dan sistematis bagi kode etik tersebut, sehingga bisa diterima secara masuk akal.
Adapun salah satu cabang filsafat yang kiranya sangat mempengaruhi
psikologi adalah eksistensialisme. Eksistensialisme sendiri adalah cabang filsafat
yang merefleksikan manusia yang selalu bereksistensi di dalam hidupnya. Jadi,
manusia dipandang sebagai individu yang terus menjadi, yang berproses mencari
makna dan tujuan di dalam hidupnya. Dalam konteks psikologi, eksistensialisme
mengental menjadi pendekatan psikologi eksistensial, atau yang banyak dikenal
sebagai terapi eksistensial.

2.3. Pengertian Filsafat Manusia

Filsafat manusia adalah disiplin filsafat atau cabang filsafat yang


mempelajari hakikat manusia melalui suatu karakteristik sudut pandang filsafat
yang bersifat komprehensif, radiks sampai hakikat, dan spekulatif sejauh
kemungkinan akal rasio manusia dapat menjangkaunya.

Filsafat manusia mempelajari makna dan hakikat terdalam makhluk yang


disebut manusia. Lebih jauh, secara inklusif filsafat manusia mencoba
menjabarkan tujuan hidup manusia (Weij, 1988), baik dalam hidup sebagai
individu maupun anggota masyarakat sosial, atau juga nagian dari totalitas
menyeluruh alam semesta.

2.4. Manfaat Filsafat Untuk Manusia

Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki suatu
bidang tertentu dari realitas yang tertentu saja. Filsafat senantiasa mengajukan
pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang ada. Filsafat pun selalu
mempersoalkan hakikat, prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas yang ada,
bahkan apa saja yang dapat dipertanyakan, termasuk filsafat itu sendiri.
Adapun beberapa manfaat filsafat untuk manusia secara umum:

1. Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti
apa adanya.
2. Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita,
karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-
pertanyaan mendasar.
3. Filsafat membuat kita lebih kritis.
Sedangkan ada pula beberapa manfaat filsafat untuk manusia secara khusus,
antara lain:
1. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap
pandangan filsafat lainnya
2. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan
pandangan dunia.
3. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam
kehidupan.
4. Filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik
5. Filsafat ilmu bermanfaat untuk membangun diri kita sendiri dengan
berpikir secara radikal (berpikir sampai ke akar-akarnya), kita
mengalami dan menyadari keberadaan kita.

2.5. Filsafat Sebagai Pandangan Hidup dan Ilmu

Filsafat sebagai pandangan hidup (weltanschauung) ketika kita sedang


berfilsafat, pada dasarnya kita sedang menyelami kodrat kita sebagai manusia.
Manusia memiliki kodrat sebagai makhluk individu dan makhluk sosial; serta
makhluk yang terdiri dari jiwa dan raga. Pandangan itu yang kita jadikan sebagai
dasar bagi setiap pikiran dan tindakan kita dalam menghadapi persoalan
kehidupan.

Filsafat sebagai ilmu, adalah bidang studi filsafat yang obyek materinya
berupa ilmu pengetahuan dalam berbagai jenis dan perwujudannya. Jadi meliputi
prulalitas ilmu pengetahuan. Filsafat memiliki peran sebagai ilmu karena di
dalam filsafat dibahas empat pertanyaan ilmiah. Jawaban dari keempat
pertanyaan tersebut yaitu, yang pertama, pengetahuan yang muncul dari
kebiasaan atau sesuatu yang terjadi secara berulang-ulang. Yang kedua,
pengetahuan yang muncul dari pedoman dan ada di dalam kebiasaan atau adat
istiadat yang berlaku di dalam masyarakat. Yang ketiga, pengetahuan yang
muncul dari pedoman yang dipakai dan dijadikan sebagai pegangan.

2.6. Filsafat manusia Indonesia sebagai dasar psikologi Indonesia

Filsafat manusia Indonesia adalah filsafat manusia berdasarkan Pancasila.


Berdasarkan filosofi negara (Pancasila), manusia Indonesia memiliki karakter
manusia yang berketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan,
berkeadilan sosial.

Psikologi Indonesia adalah psikologi yang berketuhanan, berkemanusiaan,


berpersatuan Indonesia, berkerakyatan, dan berkeadilan sosial. Secara
epistemology dan aksiologi, metodologi penelitian psikologi tidak bebas nilai.

Psikologi Indonesia misalnya dapat diterapkan di lingkungan perumahan


untuk mengembangkan individu, keluarga, dan komunitas Pancasila secara
berkelanjutan (Hanurawan, 2018).
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Filsafat banyak mempengaruhi psikologi, termasuk pemikiran mengenai
hakikat manusia. Untuk memahami esensi yang kompleks dalam diri
manusia kita butuh acuan yang teruji dan terpercaya. Filsafat manusia untuk
psikologi membentangkan dasar-dasar filsafat manusia dari berbagai
perspektif dan perkembangan sejarah.
Filsafat adalah ilmu dari segala ilmu dan termasuk cabang ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat untuk manusia dan menjawab berbagai
pertanyaan dasar tentang eksistensi, realitas, kebenaran, nilai, dan tujuan
hidup manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Adminpublik. “Manfaat Belajar Filsafat”, (Online),


(http://adminpublik.uma.ac.id/2021/01/07/manfaat-belajar-filsafat/#:~:text=Secara
%20umum%20manfaat%20filsafat%20%3A,Filsafat%20membuat%20kita%20lebih
%20kritis, diakses 18 Juni 2023), 2021.

Admin, “Peranan Filsafat bagi Perkembangan Ilmu Psikologi”, (Online),


(https://psikologi.uma.ac.id/peranan-filsafat-bagi-perkembangan-ilmu-psikologi/,
diakses 18 Juni 2023), 2022.

Anonym, “Manfaat dan Makna Filsafat Ilmu”, (Online),


(https://www.pancabudi.ac.id/news/news/2013-04-14~manfaat-dan-makna-filsafat-
ilmu-, diakses 18 Juni 2023), 2013.

Hanurawan, Fattah. Filsafat Manusia Untuk Psikologi. Semarang: Gramedia, 2023.


Istaroh, dan Utami Dewi., Pengantar Ilmu Filsafat. Semarang: Gramedia, 2023.
Muhidin, Syurawasti. “Filsafat Ilmu Psikologi”, (Online),
(https://www.academia.edu/37325497/FILSAFAT_ILMU_PSIKOLOGI, diakses 18
Juni 2023)

Anda mungkin juga menyukai