Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ETHICS

EPIKUROS

Dosen Pembimbing: Pak Jonsen Semibiring

Disusun Oleh:
Kelompok 1

Cindy A.T. 03012180112


Michelle 03012180126

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI


UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih karuniaNYA
sehingga makalah Pragmatisme ini dapat selesai tepat waktu. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat dalam menambah wawasan para pembaca.
Kami menyadari bahwa masih adanya kekurangan dalam makalah kami, baik tata
bahasa maupun susunan kalimatnya. Oleh karena itu, kami meminta maaf sebesar-besarnya.
Dan karena keterbatasan pengalaman dan ketidak sempurnaan pengetahuan kami dalam
makalah Pragmatisme ini, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna
menyempurnakan makalah ini Terima kasih.

Medan, 19 Maret 2019

Kelompok 1
DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................ ii

ISI................................................................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 3

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................

1.3. Tujuan Penulisan .........................................................................

BAB II ISI ...................................................................................................... 6

2.1. Hedonisme .................................................................................. 3

2.2. Hedonisme Epikuros ...................................................................

2.2.1. Biografi Epikuros ..........................................................

2.2.2. Pokok pikiran Epikuros .................................................

2.3. Hedonisme Aristippos .................................................................

2.4. Analisa

2.4.1. Tanggapan kritis ..........................................................

2.4.2. Kelebihan dan kekurangan ..........................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11

3.1. kesimpulan .................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring waktu berjalan, manusia zaman sekarang cenderung terjebak dalam kehidupan
hedonis, baik itu anak-anak sampai orang dewasa. Kehidupan hedonis ini dapat
disimbolkan dengan perilaku konsumtif yang sedang marak di sekitar masyarakat, dari segi
konsumsi hingga menghabiskan uang pada alat-alat yang tidak diperlukan.
Dari segi etika, hedonisme merupakan paham yang mengajarkan sebuah usaha untuk
memenuhi kenikmatan demi tujuan mencapai kebahagiaan yang diinginkan. Terdapat
beberapa aliran dengan pemahaman yang berbeda mengenai hedonisme dan salah satunya
merupakan hedonisme Epikuros yang dikemukakan oleh Epikuros. Filsafat epikuros
berkembang pesat pada zaman Yunani tetapi menuai kontroversi sehingga mengalami
kemunduran pada saat kekristenan muncul.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa itu hedonisme?


2. Apa itu hedonism epikuros?
3. Siapa itu Epikuros dan apa pandangannya?
4. Apa itu paham hedonisme aristippos?
5. Apa tanggapan kritis serta kelemahan dan kelebihan prinsip hedonisme?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

Dalam penulisan makalah ini, tujuan penulisan karya tersebut yakni:

1. Mempelajari tentang apa itu paham hedonisme


2. Untuk memahami paham hedonisme epikuros
3. Untuk mengetahui siapa itu Epikuros beserta pandangannya
4. Untuk memahami paham hedonisme aristippos
5. Mengetahui tanggapan kritis serta kelebihan dan kekurangan paham hedonisme
BAB II
ISI

2.1. Hedonisme
Hedonisme pertama kali muncul pada tahun 433 SM oleh Aristippos. Filsafat hedonism
muncul dikarenakan pertanyaan mengenai hal terbaik untuk masyarakat. Jawaban
hedonism terhadap pertanyaan tersebut terletak pada ‘kesenangan’. Menurut para
hedonis, hal terbaik yang ingin dimiliki oleh manusia pastilah merupakan hal yang
dapat menimbulkan kesenangan ataupun kenikmatan dalam diri manusia. Oleh karena
itu, manusia cenderung mencari sebanyak-banyaknya kenikmatan dan kebahagiaan
selama hidupnya dan menjadikan kenikmatan sebagai tujuan hidup mereka. Di dalam
praktek, hedonisme menyamakan kebaikan dengan kenikmatan atau kesenangan. Oleh
karena itu, kesenangan menjadi tujuan hidup yang paling mendasar di dalam kehidupan
manusia. Prinsip ini lah yang menjadi prinsip awal menyebarnya aliran filsafat
hedonisme. Tetapi seiring waktu berjalan, definisi kenikmatan menjadi berbeda-beda
menurut apa yang diprioritaskan oleh manusia. Dari situlah munculnya beberapa aliran
hedonisme seiring perkembangan zaman.
Berawal dari pemikir aliran Cyrenaics yang dikemukakan oleh Aristippos, Hedonisme
lebih didefinisikan ke arah kesenangan secara fisik dan actual yang artinya lebih
memfokuskan pada kesenangan yang terjadi pada saat sekarang. Setelah itu muncul lah
aliran kedua yaitu Epikureanisme. Epikureanisme bersama dengan Cyrenaics setuju
dengan konsep kenikmatan sebagai tujuan hidup manusia. Tetapi Epikureanisme
mendefinisikan kenikmatan lebih ke arah batin daripada fisik. Lalu terdapat aliran
ketiga yaitu Utilitarianisme. Cabang aliran filsafat ini mendeskripsikan kenikmatan
sebagai suatu hal yang bisa berguna, bermanfaat bagi umat manusia, dengan kata lain
bersifat fungsional.
Meskipun munculnya aliran filsafat lain yang menyebabkan hedonisme mengalami
kemunduran, tetapi dapat terlihat pengaruh hedonisme masih saja berlanjut sampai
zaman sekarang dan sedang maraknya dibicarakan oleh masyarakat. Perilaku hedonism
menjadi hal yang lazim terjadi di masyarakat sekarang terutama hedonisme dalam
bentuk fisik seperti perilaku konsumtif dengan menghamburkan uang secara berlebihan
demi tercapainya kepuasan sesaat.
2.2. Hedonisme Epikuros
2.2.1. Biografi Epikuros
Epikuros adalah seorang filsuf Yunani Kuno yang lahir pada tahun 341 SM di
Pulau Samos. Ayah dari Epikuros adalah Neokles dan Ibunya adalah Kairestrate
yang merupakan warga Athena. Epikuros merupakan salah satu dari empat
bersaudara, ketiga saudara laki-laki Epikuros bernama Neokles, Kairedemos,
dan Aristobulos. Epikuros meninggal di usia 72 pada tahun 270 SM. Epikuros
meninggal akibat mengidap penyakit batu saluran kemih dan menjalani sisa
waktunya dengan penuh kesakitan, namun ia tetap berjuang hingga akhir
hayatnya.
Epikuros merupakan seseorang yang menganut prinsip materialisme dimana ia
tidak percaya pada hal takhayul dan campur tangan dari dewa. Epikuros sempat
menuntut ilmu dari Pamfilos, seorang tokoh Platois yang berasal dari Samos.
Epikuros juga pernah mendapatkan panggilan untuk mengikuti wajib militer di
Athena selama dua tahun. Setelah ia menyelesaikan dinasnya tersebut, ia
kembali berguru dengan Nausifanes mengikuti ajaran dari Demokritos.
Epikuros juga sempat mengajar di Mitlene dan kemudian diusir oleh
masyarakat sekitarnya karena menciptakan keresahan di lingkungan masyarakat
tersebut.
Epikuros menciptakan banyak karya semasa hidupnya namun tidak sedikit dari
karyanya telah hilang. Beberapa karya tulis dari Epikuros yang masih tersisa
dan terkenal yaitu beberapa surat seperti Surat kepada Menoikeus, Pitokles, dan
Herodotos, dan kutipan-kutipan berupa Kutipan Ajaran Pokok dan Pepatah
Vatikan. Selain dari karya-karya tersebut, Epikuros juga mendirikan mazhab
yang bernama Mazhab Epikureanisme bersama dengan teman-temannya
(Metrodoros, Hermarkhos, dan Polyaenos).
Menurut Epikuros, inti dari kehidupan manusia adalah ketenangan jiwa yang
harus diperoleh untuk mendapatkan kebahagiaan hidup. Banyak manusia yang
sulit menemukan ketenangan jiwa mereka semata-mata karena ketakutan yang
mereka hadapi yakni takut akan kemarahan dewa, takut terhadap kematian, dan
takut akan nasib. Epikuros menggambarkan kebahagiaan hidup manusia
sebagai suatu kenikmatan dalam hidup yang dianggap sebagai tujuan hidup
manusia. Kenikmatan yang dimaksud oleh Epikuros adalah bebas dari perasaan
gelisah takut dan cemas serta aponia atau ketiadaan rasa sakit yang dianggap
menjadi kenikmatan jasmani tertinggi. Dapat disimpulkan bahwa ajaran
Epikuros terpengaruh oleh ajaran Demokritos.

2.2.2. Pokok pikiran Epikuros


Menurut Epikuros, inti dari kehidupan manusia adalah ketenangan jiwa yang
harus diperoleh untuk mendapatkan kebahagiaan hidup. Banyak manusia yang
sulit menemukan ketenangan jiwa mereka semata-mata karena ketakutan yang
mereka hadapi yakni takut akan kemarahan dewa, takut terhadap kematian, dan
takut akan nasib. Epikuros menggambarkan kebahagiaan hidup manusia
sebagai suatu kenikmatan dalam hidup yang dianggap sebagai tujuan hidup
manusia. Kenikmatan yang dimaksud oleh Epikuros adalah bebas dari perasaan
gelisah takut dan cemas serta aponia atau ketiadaan rasa sakit yang dianggap
menjadi kenikmatan jasmani tertinggi. Dapat disimpulkan bahwa ajaran
Epikuros terpengaruh oleh ajaran Demokritos. Berikut beberapa pokok pikiran
yang dapat ditarik dari ajaran hedonisme epikuros:
 Kenikmatan yang didefinisikan oleh Epikuros lebih menuju ke arah
rohani daripada jasmani. Kenikmatan yang diutamakan adalah
kenikmatan untuk menghindari perasaan sakit dengan mendapatkan
pikiran yang tenang.
 Hedonisme Epikuros menerapkan prinsip kebijaksanaan (phronesis) di
dalam pelaksanaannya dengan mempertimbangkan perbandingan
jangka waktu nikmat dengan rasa sakit. Oleh karena itu, sakit jangka
pendek demi mendapatkan nikmat jangka panjang lebih didukung oleh
Epikuros daripada nikmat saat sekarang yang akan mendatangkan sakit
masa panjang. Dapat disimpulkan bahwa Hedonisme Epikuros
mengutamakan nikmat yang berkepanjangan dengan prinsip menahan
diri dari kebutuhan berlebihan yang sebenarnya tidak begitu diperlukan.
Dalam penerapannya, diperlukan juga kebijaksanaan untuk
mempertimbangkan baik buruknya suatu kenikmatan yang diinginkan
dengan menuju ke kehidupan yang aman tentram.
 Hedonisme Epikuros mengambil sifat privatistik, yang artinya aliran
etika ini bersifat individualisme tetapi tidak egois. Bersifat
individualism karena fokus utama konsep hedonisme epikuros terletak
kepada kebahagiaan individu yang melaksanakan ajaran aliran
hedonism epikuros yang tertuju kepada kenikmatan rohani. Sedangkan
tidak bisa dikatakan egois karena pusat kebahagiaan epikuros terletak
kepada persahabatan dengan menyesuaikan jumlah kenikmatan yang
diinginkan dengan tujuan mengakhiri penderitaan dunia. Oleh karena itu,
hedonisme epikuros menempatkan kesederhanaan, penguasaan diri dan
kegembiraan sebagai konsep penting dalam alirannya.

2.3. Hedonisme Aristippos


Aristippos merupakan seorang filsuf Yunani yang berasal dari Afrika Utara. Aristippos
lahir pada sekitar tahun 435 SM di Kirene, Afrika Utara dan wafat sekitar pada tahun
335 SM. Aristippos merupakan seorang guru filsafat dan telah mengelilingi beberapa
tempat. Pada mulanya ia mengajar di Athena dan berpindah-pindah. Ia diyakini pernah
mengajar di Sirakusa dan Aegina. Pada akhirnya ia kembali ke Kirene dan membangun
sebuah sekolah yang bernama “Cyrenaic School”.

Aristippos pernah belajar dan berguru pada Socrates di Athena. Selama hidupnya,
Aristippos diyakini mempunyai hubungan yang baik dengan Socrates sampai dengan
akhir hayat Socrates. Sudah bukan hal asing lagi jika Aristippos memiliki pemikiran
yang sejalan dengan Socrates. Hal ini dapat dibuktikan dengan Aristippos yang setuju
dengan pendapat Socrates tentang keutamaan dalam hidup adalah “yang baik”.

Aristippos setuju dengan pendapat ini namun menafsirkan arti dari “yang baik” ini
kedalam bentuk kesenangan yang dikenal dengan istilah “hedone” dalam Bahasa
Yunani. Pemikiran Aristippos tentang kesenangan merupakan bentuk gerakan ataupun
kesenangan badani dan gerakan-gerakan tersebut dapat terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Gerakan Kasar, yaitu gerakan yang menimbulkan rasa sakit dan perasaan tidak
menyenangkan
2. Gerakan halus, yaitu gerakan yang menciptakan kesenangan
3. Tiada gerak, yaitu kegiatan manusia yang tidak menimbulkan gerakan dan bersifat
netral. Contoh dari tiada gerak yaitu manusia pada saat tidur.

2.4.1. Tanggapan kritis


 Dikarenakan prinsip etika epikurean yang mengutamakan ketenangan
dan kesederhanaan dalam kehidupan, etika epikurean justru
menyebabkan ketidakcukupan dimana ia tidak dapat menampung sikap
moral dasar seperti tanggung jawab, kewajiban, cinta kasih, perjuangan
demi keadilan, kesediaan untuk berjuang dan mengambil resiko demi
kebaikan sesama. Hedonisme dalam prinsip individualistik nya berusaha
untuk menghindari gangguan dari manusia lain sehingga mengabaikan
tanggung jawab bersama, dimana makna moral terasa kurang dalam hal
tersebut.
 Terdapat tanggapan lain bahwa kebahagiaan manusia lebih ditentukan
oleh berhasil atau tidaknya manusia dalam mencapai tujuan daripada
mencari ketenangan dengan menghindari rasa sakit dan gangguan.
 Kebahagiaan yang ditentukan oleh etika epikurean, terutama sifat
privatistiknya tidak mampu menampung keinginan manusia untuk
mengatasi keterbatasan dan berkorban demi sesama. Hal ini dikarenakan
manusia dalam kehidupannya juga merupakan sebuah makhluk sosial
yang mempunyai rasa cinta kasih dan belas kasihan terhadap makhluk
lain, sehingga manusia harus mengimbangi antara individulistik dan
sosial.
 Terlebih lagi, kebahagiaan individual menjadi kontroversial karena
manusia hanya akan berhasil jika terdapat orang lain yang beruntung dan
merasa bahagia dengan adanya keberadaan manusia tersebut. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa sebenarnya manusia membutuhkan
orang lain untuk mendapatkan kebahagiaan yang tidak dicakup oleh etika
epikurean. Dapat dilihat juga Epikuros sendiri yang menawarkan
etikanya kepada murid-muridnya melampaui kerangka nya karena ingin
membahagiakan muridnya.

Anda mungkin juga menyukai