- TEOLOGIA REFORMED
Dengan demikian, Bidat adalah sesuatu yang ditambahkan kepada apa yang
tidak terdapat di dalam ketentuan-ketentuan yang sudah digariskan. Jadi segala
sesuatu yang ditambahkan dari luar apa yang sudah ditetapkan di dalam Alkitab
atau mengurangi/menghilangkan apa yang sudah tertulis di dalam Alkitab
(Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) dapat disebut sebagai bidat.
Di dalam 1 Korintus 11:19, Paulus mencela gereja atas bidat yang ditemukan di
antara mereka - bidat yang menyebabkan perpecahan di antara mereka. Di sini
bidat dan pengajarannya berpotensi menghasilkan perpecahan dalam gereja.
Bidaat sangat berbahaya dan merusak, dan berulang kali dibahas dalam Alkitab
(Contoh: 1 Yohanes 4:1-6; 1 Timotius 1:3-6; 2 Timotius 1:13-14; dan Yudas 1).
Ciri-ciri pengajaran bidat deapat diketahui dari beberapa hal, antara lain:
Perkembangan ajaran bidat sepertinya tetap berpatok pada Alkitab, namun ada
beberapa yang mengabaikan adanya kebenaran firmjan Tuhan di dalam Alkitab,
dan mereka berfikir bahwa hal itu tidak sesuai dengan ajaran yang mereka
yakini atau dapat dikatakan sebagai “Injil minus”. serta menambahkan beberapa
pemahaman atau kitab lain pada Alkitab atau dikatakan sebagai “Injil plus”.
Lalu, bagaimana cara kita dalam menanggapi bidat dan pengajarannya, sesuai
dengan petunjuk Alkitab? Titus 3:10 mengajar, "Seorang bidat yang sudah satu
dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi." Ketika seorang jemaat gereja
menjauh dari ajaran alkitabiah, respon yang benar adalah pertama, berusaha
mengkoreksinya, namun jika ia menolak setelah dihimbau dua kali, jauhilah
orang itu. Tersirat disini bahwa orang itu harus dikucilkan. Kebenaran Kristus
selalu menyatukan orang percaya (Yohanes 17:22-23), namun seorang bidat
tidak dapat tinggal berdamai bersama Kebenaran.
Ketika kita menundukkan diri kepada otoritas Firman Allah dan berinteraksi
dengan sesama dalam kasih dan sikap hormat, maka kita dijauhkan dari
pengajaran-pengajaran bidat serta terhindar dari perselisihan dan perpecahan.
Dibawah ini kami rangkumkan beberapa sumber mengenai “Bidat Modern
Dalam Kekristenan” yang pada akhir zaman ini merambah seluruh kehidupan
dan dunia Kekristenan. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita
bersama.
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan
mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
Semakin dekat dengan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya di bumi ini,
maka bermuncullah berbagai aliran dalam Kekristenan sejak gereja yang mula-
mula didirikan hingga sekarang ini. Dan di antara aliran-aliran yang
bermunculan itu, ternyata banyak sekali pengajaran-pengajaran yang
menyimpang secara prinsip dari kebenaran firman Tuhan yang tertulis di dalam
Alkitab. Perbedaan-perbedaan pemahaman dan pengajaran yang bermunculan
dalam dunia Kekristenan dari masa ke masa, telah mengakibatkan perpecahan
jemaat, sehingga hal itu sangat membingungkan bagi umat yang masih awam
karena sama sekali tidak menyadari bahwa dibalik pengajaran-pengajaran yang
kelihatannya benar dan lurus ternyata tersembunyi suatu upaya penyesatan
yang justru malah menjauhkan umat dari kebenaran.
Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa adalah salah satu contoh dari Sekte-Sekte
dalam Kekristenan yang menjadikan kata “Gereja” sebagai bagian dalam agama
dan kepercayaan mereka, baik agama dan kepercayaan yang nyata maupun
parodi (fiksi). Sayangnya, walaupun dinilai berlawanan dengan Kekristenan,
banyak orang telah mengikuti ajaran-ajaran gereja sesat ini.
Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa (Quannengshen dalam bahasa Cina) adalah
gerakan keagamaan yang sembunyi-sembunyi dan teologis yang dimulai di Cina
pada tahun 1991. Meskipun telah dilarang oleh Partai Komunis Tiongkok karena
sikap anti-pemerintahnya, ia terus tumbuh dan dianggap sebagai kultus kiamat
yang berpengaruh.
Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa juga dikenal sebagai “Eastern Lightning” atau
“Kilat dari Timur”, sebuah istilah berdasarkan Injil Matius 24:27: "Karena
seperti kilat yang datang dari timur terlihat bahkan di barat, demikian juga
dengan kedatangan Anak Manusia." Sekte ini mempercayai bahwa Tuhan Yesus
telah kembali menjelma, kali ini sebagai wanita Cina bernama Yang Xiang-bin,
yang juga menyebut dirinya "Petir Deng." Yang adalah kepala nominal Petir
Timur, tetapi pemimpin sejati mungkin adalah "imam besar" dan kekasihnya,
Zhao Wei-shan, pria yang pertama kali mulai menyatakan bahwa Yang adalah
ilahi.
Pada tahun 2000, Zhao Wei-shan dan Yang Xiang-bin pindah ke Amerika
Serikat, dan mereka saat ini mengawasi operasi Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa
dari Kota New York. Yang Xiang-bin disebut "Kristus dari hari-hari terakhir"
dan "Tuhan Yang Maha Kuasa" dalam keyakinan bahwa ia adalah Kristus yang
datang untuk kedua kalinya untuk menyelesaikan pekerjaan Allah. Yang
memberikan ucapan yang dicatat sebagai firman Tuhan untuk hari-hari
terakhir. (Meskipun Yang dipandang sebagai inkarnasi Allah, ia dianggap
terpisah dari Yesus Kristus, yang merupakan inkarnasi Allah yang berbeda).
Gereja Tuhan Yang Mahakuasa hadir di Hong Kong, New York, dan San
Francisco, serta daratan Cina. Ada laporan yang mengganggu dari kelompok
tersebut menggunakan rayuan seksual, penculikan, suap, cuci otak, dan
pemerasan untuk memaksa anggota baru ke dalam kelompok dan
menyimpannya di sana. Kelompok ini terutama menargetkan ibu rumah tangga,
orang miskin, dan gereja rumah di Cina, pertama berteman dengan orang
percaya dan kemudian perlahan berusaha meyakinkan mereka bahwa Yang
Xiang-bin adalah penjelmaan Tuhan.
Sekte ini memandang Alkitab sebagai catatan usang tentang karya Allah di masa
lalu. "Ini tidak lebih dari catatan sejarah pekerjaan Tuhan, dan bukti dari dua
tahap pekerjaan Tuhan sebelumnya, dan tidak memberi Anda pemahaman
tentang tujuan pekerjaan Tuhan" (dari situs web resmi Eastern Lightning).
Dengan demikian, Alkitab tidak cukup dan harus dilengkapi dengan ucapan-
ucapan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, atau "Kristus pada hari-hari terakhir."
Sekte ini mengajarkan bahwa dalam Perjanjian Lama, Allah dikenal dengan
nama Yehuwa. Di era Perjanjian Baru, Tuhan dikenal sebagai Yesus Kristus.
Sekarang, di hari-hari terakhir, Dia dikenal sebagai Tuhan Yang Mahakuasa. Di
Indonesia mereka baru mengatakan bahwa kedatangan Kristus kedua kali
adalah lewat inkarnasi kedua, dan pernah juga mengatakan bisa berwujud laki2
atau perempuan. Singkatnya mereka menganggap Tuhan datang 2 kali dalam
wujud berbeda. Pertama dalam wujud Yesus, kedua dalam wujud manusia lain
(Yang Xiang-bin). Kenapa dua kali, karena karya Yesus tidak lengkap menurut
mereka. Kebangkitan Yesus dalam tubuh spiritual, sepertinya ini mereka salah
terjemahkan menjadi kebangkitan roh, sehingga pd waktu datang kembali,
Tuhan membutuhkan tubuh manusia lagi, sehingga perlu berinkarnasi lagi.
Pekerjaannya, melalui Kristus perempuan, secara kualitatif berbeda dari
pekerjaan para rasul. Meskipun Tuhan menggunakan para rasul, mereka hanya
dapat melakukan apa yang dapat dilakukan oleh manusia yang digunakan oleh
Allah.
Sekte ini mempercayai bahwa Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa adalah karya
Allah Sendiri. Menurut situs web resmi mereka, kelompok itu ”sepenuhnya
didirikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa secara pribadi, dan secara pribadi
dipimpin dan digembalakan oleh-Nya, dan itu tidak pernah diatur oleh siapa
pun. Saat ini, di Zaman Kerajaan, Allah melaksanakan Pengadilan Tahta Putih-
Nya. Semua denominasi dan sekte Kristen telah kehilangan Roh Kudus, dan
kuasa-Nya sekarang terkonsentrasi di Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa.”
Satu hal yang perlu dicatat, Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa menyangkal
Trinitas atau Allah Tritunggal, melainkan mengajarkan suatu bentuk
modalisme. Ayah, Anak, dan Roh Kudus dipandang sebagai tiga manifestasi
berbeda dari Allah Yang Esa, bukan tiga Pribadi yang berbeda. “Trinitas tidak
ada di mana pun di alam semesta ini. Allah tidak memiliki Bapa dan Anak,
apalagi ada konsep instrumen yang digunakan bersama oleh Bapa dan Anak:
Roh Kudus. Semua ini adalah kekeliruan terbesar dan tidak ada di dunia ini!”
Menurut ajaran Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa, Yesus mengampuni dosa umat
manusia di Zaman Kasih Karunia, tetapi keselamatan-Nya tidak lengkap, karena
natur dosa tetap ada dalam umat manusia. Sekarang, di Zaman Kerajaan,
melalui pengajaran Kristus di zaman akhir, umat manusia akhirnya dapat
dibebaskan dari dosa dan disucikan sepenuhnya. Ini adalah keselamatan sejati,
tersedia bagi mereka yang akan mematuhi ajaran Tuhan Yang Maha Kuasa
seperti yang diungkapkan di hari-hari terakhir. Dari situs web resmi grup, sulit
untuk menentukan dengan tepat apa yang memungkinkan seseorang mencapai
tingkat penyelamatan sejati yang terakhir ini. Tampaknya hal yang paling
penting adalah mempercayai ajaran-ajaran Gereja Tuhan Yang Mahakuasa.
Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa diselimuti kerahasiaan, dan para anggotanya
menggunakan taktik yang kuat dan telah melakukan kejahatan mengerikan atas
nama kelompok mereka. Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa memiliki semua ciri
khas sekte, dan orang-orang Kristen akan melakukannya dengan baik untuk
mengindahkan peringatan Kitab Suci: "Orang-orang tertentu. . . diam-diam
menyelinap di antara kamu. Mereka adalah orang-orang yang tidak saleh, yang
memutarbalikkan kasih karunia Allah kita menjadi suatu lisensi untuk tidak
bermoral dan menyangkal Yesus Kristus sebagai satu-satunya Penguasa dan
Tuhan kita. . . . Inilah orang-orang yang memecah belah kamu, yang hanya
mengikuti naluri alami dan tidak memiliki Roh.” (Yudas 1: 4, 19).
Di kalangan jemaat Kristen, banyak yang tidak menyadari bahwa dalam dunia
Kekristenan ini telah disusupi suatu pengajaran yang menyimpang dari
kebenaran firman Tuhan, yakni Alkitab. Pengajaran yang menyimpang itu
berasal dari suatu gerakan yang sebenarnya sudah ada selama berabad, hanya
pada masa kini gerakan itu seakan mendapatkan tempat di dalam Kekristenan.
Salah satu Gerakan itu bernama “Jesus Only Movement” atau dalam bahasa
Indonesia disebut “Gerakan Hanya Yesus”. Bagi yang tidak paham akan gerakan
ini, akan menganggapnya sebagai gerakan yang biasa saja, tetapi bagi yang peka
dan paham terhadap gerakan ini, maka akan menganggap bahwa pengajaran
gerakan “Jesus Only Movement” ini sebagaui suatu pengajaran yang sangat
berbahaya khususnya bagi pertumbuhan iman jemaat Tuhan yang belum
dewasa.
Theologia Modalisme dikutuk sesat sejak abad kedua Masehi. Gereja mula-mula
sangat menentang pandangan bahwa Allah benar-benar orang tunggal yang
bertindak dalam berbagai bentuk pada waktu yang berbeda. Sedangkan
pengajaran theologia Trinitarian berpegang pada kebenaran Alkitab bahwa
eksistensi Allah Tritunggal sering muncul secara bersamaan, dan mereka sering
berinteraksi satu sama lain (contoh: Kejadian 1:26; 3: 22; 11: 7; Mazmur 2: 7;
104: 30; 110: 1; Matius 28:19; Yohanes 14:16). Dengan demikian, jelas bahwa
theologia yang dianut oleh gerakan “Oneness Pentecostalisme” atau “Jesus Only
Movement” merupakan doktrin yang tidak Alkitabiah.
Lebih lanjut kita perlu memahami sepintas lalu tentang ciri-ciri khas gerakan
“Jesus Only Movement” ini:
(1) Gerakan “Jesus Only Movement” hanya mengakui bahwa Allah hanya
memiliki 1 Pribadi yakni Allah Yang Esa MUTLAK, sehingga menyangkal
pemahaman Allah Tritunggal, di mana Allah Yang Esa memiliki 3 pribadi:
AllahBapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus.
Satu pandangan yang dipegang oleh gerakan “Yesus Only Movement” adalah
bahwa pribadi Bapa menjelma menjadi pribadi Anak yang kemudian menjelma
lagi menjadi pribadi Roh Kudus dan bahwa pribadi - pribadi itu berturut-turut
hadir, tidak secara bersamaan atau dengan kata lain adalah bahwa Bapa, Anak,
dan Roh Kudus tidak berurutan tetapi merupakan manifestasi dari satu pribadi
yang terjadi pada waktu dan situasi yang berbeda.
Jadi intinya, Gerakan “Jesus Only Movement” adalah gerakan yang ingin
membawa gereja Tuhan keluar dari ajaran Kitab Suci yang mengakui bahwa
Bapa dan Anak dan Roh Kudus adalah 1 Oknum Allah dengan 3 Pribadi yang
berbeda.
Satu hal lagi yang perlu diketahui adalah bahwa penganut gerakan “Jesus Only
Movement” ini mempercayai bahwa Baptisan diperlukan untuk keselamatan,
dan Bahasa Roh adalah bukti pertobatan sejati.
Konsep Allah Tritunggal ada di seluruh Alkitab. Ini bukan konsep yang mudah
dipahami oleh pikiran yang terbatas. Dan karena manusia suka semuanya harus
logis dan masuk akal dalam teologinya, maka gerakan “Jesus Only Movement”,
dan juga sekte lain seperti Saksi-Saksi Yehovah, muncul untuk mencoba
menjelaskan sifat Allah. Tentu saja, ini hanya tidak dapat dilakukan tanpa
melakukan perombakan terhadap teks Alkitab. Kekristenan mengajarkan
Kristen bahwa sifat Allah tidak tunduk pada keterbatasan manusia. Iman
Kekristenan mendasari pengajarannya pada kepercayaan mutlak kepada Allah.
“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku,
demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah
tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yesaya
55:8-9).
Mereka lupa (atau pura-pura tidak tahu) bahwa ayat-ayat di Kitab Perjanjian
Lama, juga menyatakan bahwa YHWH juga tetap sama, misalnya: “… tetapi
Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mutidak berkesudahan.” (Mazmur
102:28). “Dengarkanlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israelyang Kupanggil!
Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang
terkemudian!” (Yesaya 48:12)
Jelas, kitab Mazmur dan Yesaya tidak menunjuk pada Yesus, melainkan YHWH.
Pada zaman Kitab Yesaya dan Mazmur itu ditulis, Yesus belum lahir dari rahim
Maria.
(3): YAHWEHISME.
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan
mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
Kali ini kita akan membahas pengajaran sebuah sekte yang sekarang telah
merambah dalam Kekristenan, termasuk juga di Indonesia. Gerakan mereka
disebut sebagai “Gerakan Nama Suci” atau “Sacred Name Movement” atau
“Yahweisme”. Gerakan ini berkembang dari kalangan Kristen yang dipengaruhi
Yudaisme yang popiler di Amerika Serikat dan kemudian dipopulewrkan di
Indonesia sejak dua dasa warsa lalu. Gerakan ini juga dikenal sebagai ‘Hebraic
Roots Movement’,’ yang pada dasarnya menekankan usaha kembali ke akar
yudaik praktek ibadat Yahudi dengan adat-istiadat ritualnya.
Latar belakang gerakan Yahwehisme ini sebenarnya sudah terjadi jauh seabad
sebelumnya. Pada abad-19, ada gerakan internasional kebangkitan Yahudi
(Zionisme) yang kala itu hidup dalam diaspora khususnya di Asia Utara (Rusia),
Eropah dan Amerika. Puncaknya adalah dibentuknya World Zionist
Organization dengan kongres pertama di Basel (1897). Gerakan ini semula
bersifat politik dengan tujuan mendirikan negara Yahudi di Palestina (Erets
Yisrael), dan dari gerakan ini terdapat beberapa aliran termasuk yang
menekankan Religious Zionism. Umumnya kalangan Yahudi perantauan sudah
hidup secara sekular, namun ada kalangan orthodox yang berpendapat bahwa
zionisme harus dicapai dengan mengembalikan orang Yahudi kepada agama dan
bahasa mereka, yaitu Ibrani.
Misi Religious Zionism adalah mengajak umat Yahudi sedunia untuk menggali
lagi agama Yahudi dengan Taurat mereka dan menghidupkan kembali bahasa
Ibrani bukan sekedar sebagai bahasa tulis tetapi juga sebagai bahasa percakapan
yang selama berabad-abad menjadi bahasa lisan yang mati. Pengaruh Zionisme
dengan kekuatan uang mereka menyebar ke Eropah dan Amerika Serikat.
Dalam kelompok orthodox Yahudi itu ada juga sekte yang lebih jauh ingin
mengembalikan “Nama Yahweh”, nama yang menurut mereka diterjemahkan
dari YHWH, tetragrammaton), sebagai nama diri TUHAN Sang Pencipta.
Padahal nama YHWH itu selama ini di kalangan Yahudi tradisional dianggap
terlalu suci untuk diucapkan sehingga disebut dengan nama “Adonai” (Tuhan)
atau “Ha-Shem” (Nama Itu) dan di kalangan Yahudi berbahasa Inggers disebut
“The Lord” (LORD). Semangat fundamentalisme agama Yahudi ini bukan saja
terjadi di kalangan orang Yahudi sendiri, namun dengan mulainya banyak orang
berziarah ke Israel, mereka juga mempengaruhi orang-orang Kristen yang
datang ke Palestina dan terutama yang ada di Amerika Serikat.
Dari kalangan Church of God, ada yang kemudian terpengaruh Adventisme dan
menekankan hari Sabat dan membentuk Church of God, 7thday. Tiga tokoh
dibelakang gerakan yang merintis pemujaan nama Yahweh berasal dari gereja
COG, 7thday, yang kemudian memisahkan diri di tahun 1933 menjadi COG,
7thday, Salem, yaitu Andrew N. Dugger, Clarence O. Dodd dan Herbert W.
Armstrong.Dodd setelah mengklaim didatangi dua malaekat dan dikeluarkan
dari COG, 7thday, mendirikan Assembly of Yahweh yang menggunakan kembali
nama Yahweh, merayakan hari Sabat, dan menjalankan bulan baru dan hari-
hari raya Yahudi, dan menerbitkan majalah ‘The Faith’ (1937) untuk
menyebarkan pandangannya itu.
Murid Triana lainnya, Jacob O Meyer terpecah dari Assembly of Yahweh dan
mendirikan Assemblies of Yahweh (1960), dan gereja ini pecah lagi dan dibawah
Donald Mansager mendirikan Yahweh’s Assembly in Messiah (1980). Adanya
skandal seks beberapa pendeta mendorong Mansager memisahkan diri dan
mendirikan Yahweh’s New Covenant Assembly (1985), dan pecah lagi menjadi
Yahweh’s Assembly in Yahshua (2006) yang percaya bahwa “bahasa Ibrani
adalah bahasa yang digunakan Yahweh di surga dan di taman Eden dan
digunakan dalam penulisan kitab suci PL dan PB. Bahasa Ibrani adalah induk
semua bahasa di dunia.” Anaknya, Alan Mansager berbeda pendapat dengan
ayahnya dan mendirikan Yahweh’s Restoration Ministry. Assembly of Yahweh
kemudian pecah lagi dan Robert Wirl mendirikan Yahweh’s Philadelphia Truth
Conggregation (2002).
(1) Adanya pengaruh Adventisme soal memelihara Sabat dan Kesucian Makanan
dan Saksi-Saksi Yehovah dan sekte Yahudi (Yudaisme) yang menekankan
perlunya dikembalikannya nama ‘YHWH’ (tetragrammaton) sekalipun
ditafsirkan berbeda-beda (Yahweh/Yahvah/Yah dll.) dan kembali kepada bahasa
Ibrani. Ada juga yang menekankan kembali nama Elohim dan Yahshua;
(2) Mereka menolak Kitab Suci yang memuat nama-nama Lord, God, dan Jesus
dan menggantinya dengan nama-nama Ibrani Yahweh, Elohim, dan Yahshua.
Saat ini ada belasan versi ‘Kitab Suci’ yang diterbitkan pemuja nama Yahweh’ di
Amerika Serikat;
(4) Menolak Trinitas, ada yang menganggap Yahweh sebagai Unitarian Modalis
(Sabellianisme, Yahweh itu esa dan firmannya menjadi manusia Yahshua) atau
Unitarian Subordinasionis (Arianisme, Yahshua itu lebih rendah dari Yahweh
seperti pandangan SSY), atau berbagai ajaran non-trinitarian lainnya seperti
tidak mempercayai pre-eksistensi Yahshua dll. Namun, sekalipun demikian
banyak yang mensyaratkan agar dibaptis kembali dalam nama Yahshua;
(5) Tidak merupakan satu organisasi yang solid melainkan merupakan sidang-
sidang jemaat yang independen dengan ke khasannya masing-masing, namun
jelas membedakan diri dengan kekristenan pada umumnya dan lebih bercorak
agama Yahudi dengan semua ritualnya.
Dari beberapa butir kesimpulan ini menjadi jelas apa yang diyakini oleh
penganut Yahwehisme atau Pemuja Nama Yahweh yang kemudian masuk ke
Indonesia sekitar tahun 1990.
Perkembangan di Indonesia
Pengaruh sekte ‘Yahwis’ Yahudi yang dialami beberapa orang yang berziarah ke
Israel dan Pemuja Nama Yahweh dari Amerika Serikat, mempengaruhi beberapa
kalangan kristen di Indonesia sejak dua dasawarsa yang lalu. Sekalipun mirip
dengan gerakan itu di mancanegara, di Indonesia ada ciri khas yang
ditunjukkan, yaitu semangat anti Arab/Islam dengan penolakan mereka akan
nama “Allah” yang dianggap nama berhala, mengingat bahwa tokoh-tokoh awal
Pemuja Nama Yahweh di Indonesia umumnya berasal dari penganut agama
Islam. Ini berimbas pada semangat anti-Kristen karena umat Kristen juga
menyembah “Allah”.
Di tahun 1980-an, Hamran Ambrie, tokoh muslim yang masuk Kristen merintis
usaha penginjilan untuk menobatkan umat Islam melalui wadah ‘The Good
Way’, kemudian bersama dengan dr. Suradi yang ditobatkannya pada tahun
1982, mendirikan Christian Centre Nehemia (1987) dan menerbitkan majalah
dengan judul Gema Nehemia dan brosur dan traktat. Semula mereka masih
menggunakan nama Tuhan dan Allah, namun setelah kematian Hamran Ambrie
(1987) dan berziarah ke Israel, Suradi terpengaruh Yudaisme dan menekankan
penggunaan bahasa Ibrani khususnya nama ‘Yahweh, Elohim & Yesua.’
Misi Nehemia ditujukan untuk menginjili umat Islam dan membina mereka
menjadi penginjil untuk menjangkau umat Islam. Dr. Suradi (yang kemudian
berganti nama menjadi Suradi ben Abrahamlalu diganti lagi dengan Eliezer ben
Abraham) kemudian dengan nama ‘Iman Taqwa Kepada Shiraatal Mustaqien’
lalu ‘Bet Yesua Hamasiah’ pada akhir tahun 1990-an menerbitkan lima seri
traktat berjudul ‘Siapakah yang Bernama Allah itu?’ Kelima traktat itu kemudian
disatukan, dan lalu terbit traktat ke-6 dan ke-7.
Pada umumnya dalam traktat itu disebutkan bahwa “Allah” adalah nama dewa
Arab (dewa bulan/pengairan) masa jahiliah, ini didasarkan penafsiran harfiah
potongan kutipan dari beberapa buku, padahal kalau kutipan itu dibaca
selengkapnya pengertiannya berbeda. Karena itu bila umat Kristen
menggunakan nama itu berarti menghujat Yahweh. Puncak dari penerbitan seri
traktat itu adalah pada tahun 2000 diterbitkan ‘Kitab Suci Taurat dan Injil’
(Kitab Suci 2000). Kitab Suci ini 99,9% merupakan plagiat dari Alkitab (TB)
yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) dan hanya beberapa
nama diganti seperti ‘TUHAN’ dengan YAHWE, Allah dengan Eloim, Yesus
dengan Yesua, dan beberapa nama lain seperti ‘Musa’ dengan Mose, ‘Daud’
dengan Dawid, Yohanes dengan ‘Yokhanan,’ dll.
Pembenaran diri kelompok ini terlihat dalam Prakata Kitab Suci Umat
Perjanjian Tuhan dimana mereka menyalahkan:
(1) Yudaisme orthodok, karena mengganti nama YHWH dengan Adonai;
2. Agar menarik semua Alkitab dan buku rohani yang menggunakan nama
Allah;
3. Agar menegur dengan keras Gereja-Gereja yang masih memakai nama Allah;
Kelihatan sekali penganut Yahwehisme atau Pemuja Nama Yahweh itu merasa
diri “lebih Arab dari Orang Arab sendiri dan lebih Yahudi daripada orang Yahudi
sendiri.” Bila umumnya para tokoh Islam termasuk 29 juta orang Kristen
berbahasa Arab mengaku Allah sebagai Tuhan Abraham dan nama Allah sebagai
kontraksi Al-Ilah dan merupakan alih bahasa Arab dari El/Elohim/Eloah Ibrani
atau elah/alaha Arami (dalam Ezra 5:1;6:14 ditulis ‘Elah Yisrael’), Pemuja Nama
Yahweh berusaha sekuat tenaga mengemukakan argumentasi bahwa ‘Allah’ itu
bukan ‘Al-Ilah’! Dan bila Orang Yahudi tradisional, Septuaginta, Yesus & Rasul,
dan umat Kristen sejak awal berdirinya gereja sampai sekarang sudah banyak
dibangunkan kerohaniannya dengan menyebut Yahweh/El/Elohim/Eloah
dalam bahasa mereka masing-masing, Pemuja Nama Yahweh menyatakan itu
semua adalah salah dan merekalah yang benar, sehingga mereka merasa berhak
menghakimi Lembaga Alkitab Indonesia yang menerjemahkan nama Ibrani
‘El/Elohim/Eloah’ menjadi ‘Allah’ itu!
Seperti diketahui dikalangan umat Kristen berbahasa Arab, jauh sebelum Islam
lahir, nama “Allah” sudah digunakan baik sebagai bahasa lisan maupun ketika
dituliskan sebagai Alkitab dalam bahasa Arab. Pada abad-6 SM dalam kitab Ezra
5:1/6:14 ditulis ‘Elah Yisrael’ dalam bahasa Aram, dan bahasa Aram merupakan
nenek moyang bahasa Arab Nabati dan kata ‘Elah’ itu disebut ‘Ilah’ dalam
bahasa Arab. Sejak itu banyak inskripsi dari kalangan Kristen pra-Islam sudah
menggunakan nama ‘Allah’ bahkan dalam konsili di Efesus (431 M) sudah ada
uskup Arab Haritz bernama ‘Abdullah’ (Abdi Allah). Masa kini 29 juta orang
Kristen berbahasa Arab menggunakan empat versi Alkitab Arab yang semuanya
menggunakan nama ‘Allah’ (a.l. Arabic Bible, Todays Arabic Version), ini belum
termasuk puluhan juta umat Kristen di Indonesia dan Malaysia yang selama
empat abad sudah menyebut nama ‘Allah’ yang tertuju kepada El/Elohim
/Eloah.
Marilah kita mendoakan saudara/i kita yang terpengaruh ajaran Pemuja Nama
Yahweh, dan menyadarkan mereka, agar:
(1) Menyadari agar tidak terkecoh daya tarik ‘kembali ke Ibrani’ karena simpati
kembali menggunakan nama ‘Yahweh’ akan menyeret mereka menjadi bagian
dari sekte Yahudi yang fanatik dan meninggalkan agama Kristen;
(2) Menyadari bahwa dengan mengikuti ‘Pemuja Nama Yahweh,’ mereka jatuh
dalam dosa ‘menghujat nama Allah, nama El/Elohim/Eloah dalam bahasa Arab’
yang selama ini sudah digunakan oleh 29 juta orang kristen berbahasa Arab
selama dua milenium dan puluhan juta orang Kristen Indonesia selama empat
abad;
(3) Menyadari agar tidak terseret keluar dari iman yang didasarkan Injil Kasih
ke arah iman yang dilandasi hukum Taurat yang konfrontatif;
(4) Menyadari bahwa mereka sedang ditarik keluar dari kerukunan beragama
dengan sesama penganut umat beragama di Indonesia untuk masuk dalam sikap
eksklusif Yahudi yang bersikap kontra dengan semua yang berbau Arab/Islam
dan juga yang berbau Kristen. Bagi mereka nama Yesus dan Kristenpun bisa
dianggap kafir karena bukan bahasa Ibrani;
(5) Menyadari bahwa dengan mengikuti faham Pemuja Nama Yahweh, mereka
akan ditarik keluar dari keyakinan bahwa Yesus itu Tuhan dan merupakan
pribadi bagian dari Tritunggal untuk masuk ke dalam ajaran Sabelian yang
beranggapan bahwa Yeshua adalah Yahweh sendiri, jelmaan firman yang keluar
dari Yahweh; dan
Marilah kita doakan penganut Yahwehisme atau Pemuja Nama Yahweh, karena
mereka juga tidak mencerminkan sifat Roh Kudus yang menyatukan, sebab
mereka sendiri mudah sekali terpecah-belah (di Indonesia, dalam 7 tahun 3
versi Kitab Suci diterbitkan kalangan ini dan ketiganya tidak seragam). Ini
terbukti dari ucapan salah satu sumber Pemuja Nama Yahweh, bahwa: “Akhir-
akhir ini rasa frustasi mengghinggapi komunitas Qahal Mesianik di Indonesia.
Frustasi terhadap apa? Frustasi terhadap kondisi komunitas ini yang semakin
tidak jelas arah dan tujuan pergerakannya. Beberapa orang mulai mengeluh
mengenai perselisihan diantara pemimpin, beberapa orang lainnya mengeluh
tidak siap melihat perubahan demi perubahan dan pembenahan demi
pembenahan. Sebagian yang lain mulai tidak nyaman dengan berbagai
pengajaran tentang “tefilah” [doa harian], “ibadah shabat”, “pembaruan tata
ibadah”. Sementara yang lain hanya berpuas diri dengan penggunaan nama
Yahweh namun pemahaman teologis maupun tata cara ibadah masih
mencerminkan denominasi yang lama [pentakostal, kharismatik, protestan dll]”
(Buletin Nafiri Yahshua Ministry, No.32, Februari 2007, hlm.4).
Di sekitar kita memang ada banyak pengajaran dan tafsiran yang beraneka
ragam tentang pengajaran tentang Allah, Sang Pencipta namun alangkah
baiknya sebelum mengakhiri artikel ini, kita membaca percakapan imajinatif
antara Guru Agung kita, Yesus Kristus, dengan Pdt. Timotius Bekti Sarono, yang
termuat dalam buku “Bincang-Bincang Dengan Guru Agung, terbitan Andi
Ofseet, Yogyakarta. Semoga menjadi berkat bagi kita semuanya.
OT (Oom Timotius) : Guru, sudah berapa lama Engkau bersama dengan Allah
Sang Pencipta?
OT : Tidak Guru......!
YESUS : Bukankah Firman itu bersama dengan Allah dan firman itu juga Allah (
Yohanes 1:1) ?
YESUS : Sudah sekian lama engkau menikmati kebenaran masih juga belum
mengerti?
OT : e.....
Ku di bumi ini?
OT : Engkaulah Alfa dan Omega, yang awal dan yang akhir (Wahyu 1:8)
OT : Begini Guru, melihat keberadaanMu yang kekal dari kekal itu sudah dapat
dipastikan Engkaulah satu-satunya pribadi yang dapat memberikan informasi
secara akurat tentang nama Sang Pencipta ini!
YESUS : Aku telah memperkenalkan Allah sebagai Bapa yang di sorga belumlah
itu lebih dari cukup?
OT : Tapi Guru, itu kan nama jabatan, sedangkan Bapa ‘kan harus ada nama-
Nya?
OT : Jelas tidak Guru, jadi apakah tidak perlu menyebut “personal name”nya?
YESUS : Bagaimana doa-Ku di Getsemani?
OT : Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: "Ya BapaKu, jikalau
sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti
yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39).
YESUS : Dia yang sangat mengasihi adalah Pencipta langit dan bumi cukup Aku
panggil Bapa!
OT : Ya, Guru....
YESUS : Apa yang telah Aku sampaikan akan tetap menjadi kebenaran dan itu
sudah sangat cukup untuk dipahami dan dimengerti bagi seluruh umatKu!
YESUS : Aku dan Bapa adalah satu (Yohanes 10:30), mengertikah engkau?
OT : emmm......
YESUS : Nama itu adalah penyataan BapaKu kepada Musa bagi umat pilihanKu.
OT : Dalam bahasa Ibrani dimana bahasa dimana suara Tuhan sendiri yang
mengatakanNya demikian : “Wayo'mer 'Elohiym 'el- Mosheh, 'EHYEH 'SHER
'EHYEH. Wayo'mer koh to'mar libney Yisra'el: 'EHYEH shlachaniy'leykem.
Wayo'mer `owd 'Elohiym 'el- Mosheh, Koh- to'mar 'el-bney Yisra'el: Yahweh
'Elohey 'boteykem -- 'Elohey'Abraham 'Elohey Yitschaq we-'Elohey Ya`qob --
shlachaniy'leykem. Zeh- shmiy l`olam wzeh zikriy ldor dor.”
OT : Ya Guru....
YESUS : Apa yang dikatakan hambaKu Petrus dalam tulisannya meng-enai hal
itu..?
OT : “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-
perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari
kegelapan kepada terangNya yang ajaib.” ( 1 Petrus 2:9).
OT : Ya, Guru...
OT : Dulu Philipus bertanya kepadaMu tentang Bapa itu dan Ia ingin tahu lebih
...
OT : “Kata Filipus kepadaNya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu
sudah cukup bagi kami." ( Yohanes 14:8)
OT : "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak
mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat AKu, ia telah melihat Bapa;
bagaimana engkau berkata: “Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.” (Yohanes
14:9).
YESUS : Sejak pertama kehadiranKupun hambaKu Yohanes telah me-nyatakan
keberadaan Allah yang sesungguhnya bukan?
YESUS : Ya benar katamu itu, sudah cukup semuanya dan tidak perlu menengok
panggilan siapapun, manapun dan kapanpun sebab panggilan Allah kepadaMu
jauh lebih berharga dan bernilai dari panggilan nabi manapun juga!
OT : Jadi Engkau sudah menyatakan seluruhnya apa yang ada di dalam diri
Allah.
YESUS : Ya, didalam diriKu terdapat semua hal yang Allah miliki!
YESUS : Benar yang ditulis oleh HambaKu Paulus itu dan memang tidak
dibutuhkan lagi pengalaman manapun lagi.
OT : Maaf Guru, sekali lagi yang menjadi renungan bagi umatMu bahwa Engkau
sendiri tidak menyebutkan pengalaman Musa dengan nama Allah yang
menciptakan langit dan bumi itu bukan?
YESUS : Itu pertanyaan sia-sia yang tidak perlu. Bukankah umatKu sekarang
karena kegagalan Israel mentaati perintahKu? Engkau mau menjadi umat yang
gagal?
OT : Tidak mau Guru, dan lagi Engkau tidak hidup di zaman Musa dengan
bahasa Ibraninya bukan?
OT : Jadi Engkau menggunakan bahasa apa pada waktu Engkau tinggal di bumi
ini?
YESUS : Tanyakankanlah bahasa apakah yang Aku pergunakan pada waktu itu
kepada orang-orang di sekitarmu.
YESUS : Dia adalah sesembahan bagi seluruh bangsa, apakah gunanya Aku
memaksakan nama YHWH itu kepada umatKu?
OT : Ya Guru, Engkau lebih tertarik hubungan anak dengan BapaNya, jadi Allah
adalah Bapa yang baik!
OT : Ayat itu dalam bahasa Ibraninya demikian Guru: Lo' tisa' 'et- shem-
Yahweh 'Eloheyka lashaw'. Kiylo' ynaqeh Yahweh 'et 'sher- yisa' 'et- shmow
lashaw'.
OT : “Thou shalt not take the name of the Lord thy God in vain; for the Lord will
not hold him guiltless that taketh his name in vain.” (King James Version).
OT : Tidak Guru.....
YESUS : Bukankah jelas aku mengindentikkan diriKu dengan Allah yang sejati
yang aku beritakan dengan nama bahasa dimana Aku tinggal bukan?
OT : “Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi,
lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau
meninggalkan Aku?” (Markus 15:34).
YESUS : Ya, benar. Lalu apanya yang dipersoalkan?
OT : Benar, Guru...
YESUS : Hal yang sama telah terkonsep didalam diri wanita Samaria ketika Aku
datang kepadaNya, tahuKah engkau?
YESUS : Lebih jelas lagi Aku telah mengatakan bahwa , “..... saatnya akan datang
dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan
menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki
penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah
Dia harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran." (Yohanes 4:23).
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan
mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
Dunia Kekristenan semenjak era reformasi dimulai hingga saat ini telah
dipenuhi oleh berbagai aliran dan denominasi dalam gereja, dengan beragam
pengajaran dan pemahaman iman masing-masing, yang kadang berbeda satu
dengan yang lain. Perbedaan yang sangat mencolok adalah ketika mereka
memiliki suatu pemahaman iman atau pengajaran yang sama sekali
bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan, yakni Alkitab Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru.
The Watchtower Bible and Tract Society(Lembaga Alkitab dan Risalah Menara
Pengawal) didirikan pada tahun 1886. Gerakan “Fajar Milenial” mulai
membagikan pandangan mereka kepada orang-orang lain. Kelompok ini dikenal
sebagai “Russelites” (pengikut/kaum Russell). Sampai tahun 1931, karena
perpecahan dalam organisasi ini, namanya diubah menjadi “Saksi-Saksi
Yehovah.” Mereka yang tetap setia kepada gerakan ini kemudian dikenal dengan
nama “Bible Students” (Siswa-siswa Alkitab).”
Mikhael sang Penghulu Malaikat mungkin adalah yang tertinggi di antara semua
malaikat. Mikhael adalah satu-satunya malaikat dalam Alkitab yang dinamai
"sang Penghulu Malaikat" (Yud 1:9). Mikhael sang Penghulu Malaikat,
bagaimanapun juga, hanyalah seorang malaikat. Dia bukan Allah. Perbandingan
kuasa dan otoritas Mikhael dengan Yesus dapat dilihat dengan jelas
perbedaannya dengan membandingkan pernyataan di Injil Matius 4:10 dan
surat Yudas ayat 9. Yesus bisa menegur setan, tetapi Mikhael sang Penghulu
Malaikat "tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan" ketika
bertengkar dengan Setan dan memohon kepada Allah untuk menegur dia.
Yesus adalah Allah yang berinkarnasi (Yoh 1:1,14). Mikhael sang Penghulu
Malaikat memang malaikat yang punya kuasa, namun tetap hanyalah seorang
malaikat.
The Watchtower Bible and Tract Society (Lembaga Alkitab dan Risalah Menara
Pengawal) mengganti teks Alkitab supaya bisa disesuaikan dengan doktrin
mereka yang salah – bukannya mengajarkan apa yang diajarkan Alkitab. The
New World Translation (Terjemahan Dunia Baru) telah direvisi berkali-kali
karena Saksi Yehowa menemukan lebih banyak lagi ayat-ayat Alkitab yang
bertentangan dengan doktrin-doktrin mereka.
Dengan jelas terlihat, Saksi Yehowa merupakan ajaran sesat yang hanya
bersumber dari Alkitab yang diinterpretasikan sesuai pemahaman mereka.
Doktrin yang disebarkan melalui The Watchtower (Menara Pengawal) hanya
didasari pemikiran awal dan yang dikembangkan dari Charles Taze Russell,
Hakim Joseph Franklink Rutherford dan penerus-penerus mereka. Badan
Pimpinan Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal merupakan satu-
satunya lembaga dalam ajaran sesat ini yang memiliki otoritas untuk
menafsirkan Alkitab.
Dengan kata lain, apa yang dinyatakan oleh Badan Pimpinan ini, terkait ayat-
ayat Alkitab tertentu, dianggap sebagai keputusan final. Pemikiran jemaat
secara independen tidak diijinkan.
Ini bertentangan langsung dengan nasehat Paulus kepada Timotius (dan juga
kepada kita) untuk “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai
seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan
perkataan kebenaran itu.” Nasehat ini ditemukan dalam 2 Timotius 2:15, sebagai
instruksi dari Allah kepada setiap anak-anakNya, secara individu dalam tubuh
Kristus, supaya meniru orang-orang Kristen di Berea; yang menyelidiki Alkitab
setiap hari untuk menguji apakah yang diajarkan kepada mereka sudah sesuai
dengan apa yang dikatakan Firman Tuhan.
(5): MORMONISME
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan
mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
Seperti yang tertulis dalam artikel yang lalu, dunia Kekristenan memang sedang
mengalami pencobaan dan ujian dengan munculnya berbagai pengajaran yang
menyimpang dari kebenaran firman Tuhan. Mereka membentuk kelompok-
kelompok atau Sekte-Sekte untuk menjaga eksistensi mereka.
Salah satu dari banyak sekte yang bermunculan dalam Kekristenan, adalah
Salah satu dari banyak sekte yang bermunculan dalam Kekristenan, adalah
Gereja Mormon atau atau Gereja Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Gereja ini
berakar dari aliran Mormonisme, suatu sistem kepercayaan yang berakar pada
Gereja ini berakar dari aliran Mormonisme, suatu sistem kepercayaan yang
berakar pada Kitab Mormon, sebuah kitab suci yang menurut penganut
Mormonisme diterjemahkan oleh Joseph Smith, Jr. Pada tahun 1829. Pada 1830
Smith menerbitkan Kitab Mormon dan pengikutnya disebut Orang-orang Suci
Zaman Akhir.
Joseph Smith Jr., putra ke-empat dari sepuluh bersaudara pasangan Josephdan
Lucy Mack Smith ini dilahirkan pada 23 Desember 1805 di Sharon (Vermont,
AS), di lingkungan keluarga kaum petani yang miskin. Menurut pengakuan
ibunya, sewaktu remaja Joseph Smith adalah seorang yang buta huruf dan tidak
paham isi Alkitab dan diakui pula bahwa ia seorang pemuda yang suka
berkhayal.
Menurut pengakuan Joseph Smith bahwa pada 21 September 1823, dalam usia
18 tahun ia mendapat kunjungan dari malaikat yang bernama Moroni. Malaikat
tersebut memberitahukannya bahwa pada tahun 420 M di sebuah bukit dekat
Manchester, suatu perkampungan yang terletak di daerah New York, pernah
ditanam lempengan-lempengan emas, dan ia disuruh untuk mengambilnya.
Setelah Joseph Smith berhasil memperoleh pengakuan atas buku terjemahan itu
sebagai dasar dari satu perhimpunan keagamaan yang baru, maka ia lebih lanjut
menulis buku-buku lain. Menurut pengakuannya bahwa buku-buku ini ditulis
atas dasar ilham yang diperoleh dari kunjungan malaikat kepadanya, ia juga
mengatakan pernah dikunjungi oleh Yohanes Pembaptis, Petrus, Yakobus,
Yohanes, Musa, dan Elia.
Ada pula yang menyatakan karena kasus pengerusakan kantor penerbitan lokal
"Nauvoo Expositor" yang dikomandonya, harus berurusan dengan pihak
berwajib, dan dimasukkan ke penjara di Carthage. Dan, pada 27 Juni 1844,
massa yang berjumlah kurang lebih 200 orang menerobos masuk dan menurut
cerita, Smith masih sempat melawan dengan menembakkan senjata yang
dibawanya ke arah massa, tetapi pada akhirnya ia mati di bawah berondongan
senjata. Kematian Joseph Smith dan saudaranya bagi para pengikut dihargai
sebagai mati syahid.
DOKTRIN/PENGAJARAN MORMONISME
Pada tahun 1831, gerakan Mormon mengumumkan pengakuan mereka dalam 13
(tiga belas) pasal kepercayaan dan di bawah ini merupakan ringkasan dari
beberapa pasal pengajaran mereka yang perlu diketahui.
1. Doktrin Allah.
Menurut mereka, Allah itu adalah superman, mempunyai badan, dapat dilihat
dan diraba tetapi mempunyai kekuatan luar biasa. Allah itu adalah Adam yang
sudah dipermuliakan. Orang-orang yang beriman setelah meninggal dunia akan
sama seperti Adam menjadi ilah dan ilah itu masing-masing mempunyai isteri
yang dikawinkan semasa di dunia.
2. Doktrin Kristus.
Yesus adalah saudara malaikat Lucifer yang dilahirkan karena hubungan antara
Allah (Adam yang sudah dipermuliakan) dan Maria. Yesus di Kana menikah
dengan Marta dan Maria sehingga dapat melihat keturunannya sebelum
disalibkan (Yesaya 53:10). Jikalau tidak menikah, minimal Ia mempunyai
hubungan istimewa dengan Marta, Maria, dan Maria lainnya. Allah lebih besar
dari Kristus, Kristus lebih besar dari Roh Kudus yang menjadi pesuruh-Nya.
Joseph Smith adalah keturunan dari Tuhan Yesus.
Roh Kudus itu semacam benda yang kekal keberadaanya yang disalurkan dari
atas dan menyebar ke berbagai tempat. Roh Kudus dapat dikaruniakan kepada
seseorang melalui upacara-upacara yang dipimpin oleh pendeta Mormon.
Pribadi Roh Kudus yang sesungguhnya tidak dapat hadir lebih dari satu tempat.
Allah adalah satu pribadi, Yesus Kristus juga satu pribadi, demikian pula dengan
Roh Kudus. Mereka memiliki pribadi yang berbeda-beda. Mereka bukan Allah
Tritunggal, melainkan tiga Allah.
5. Doktrin Dosa.
6. Doktrin Keselamatan.
7. Doktrin Gereja.
8. Doktrin Pernikahan.
9. Doktrin Alkitab.
Mereka mengajarkan bahwa ada tiga buku yang mempunyai otoritas yang
sejajar dengan Alkitab, yaitu:
Orang yang tidak termasuk dalam gerakan Mormon akan diadili, demikian juga
orang-orang yang menerima sakramen-sakramen dari gereja lain.
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan
mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
-----------------------------------------------------
Satu lagi bidat modern di dalam Kekristenan yang menggunakan nama “gereja”
yakni Christian Science Church, yang dalam bahasa Indonesia adalah Gereja
Kristus, Ahli Ilmu Pengetahuan. Atau dengan istilah lainnya dalam bahasa
Inggris : The Church of Christ, Scientist.
Christian Science dirintis oleh Mary Baker Eddy (1821-1910) yang mempelopori
ide baru mengenai hubungan antara spiritualitas dan kesehatan. Terinspirasi
oleh pengalamannya sendiri soal kesembuhan pada 1866, bertahun-tahun
lamanya Eddy melakukan penelitian terhadap berbagai metode penyembuhan
melalui pendekatan Alkitab dan doa.
Pada usia 40-an tahun, Ny. Eddy berjumpa dengan Phineas P. Quimbyyang
melakukan banyak percobaan dengan penyembuhan alamiah melalui kekuatan
pikiran. Ny. Eddy yang saat itu mengalami penderitaan tulang belakang,
meminta pertolongan Quimby. Ia begitu terkesan oleh “kesembuhannya”
sehingga ia yakin bahwa Quimby telah menemukan metode penyembuhan yang
dilakukan oleh Yesus.
Pada bulan Februari 1866, sebulan setelah kematian Quimby, Ny. Eddy
tergelincir di kaki lima yang licin karena es yang mencair, sehingga
punggungnya luka parah. Beberapa hari setelah kecelakaan itu, Ny. Eddy
membaca kisah penyembuhan orang lumpuh di dalam Injil Matius, dan ia
memperoleh ilham bahwa hanya Allah sajalah, yakni Pikiran Ilahi, yang
mempunyai kuasa untuk menyembuhkan punggungnya. Ny. Eddy langsung
sembuh dan ia pun membagikan penemuannya kepada orang lain.
Ny. Eddy percaya bahwa penyembuhan itu terjadi karena ia menyadari bahwa
materi, dan itu termasuk penyakit, sesungguhnya tidak ada. Karena penyakit
tidak ada, maka obat-obatan yang juga termasuk materi, tidak akan berguna
untuk menyembuhkannya. Sebaliknya, penyakit hanya dapat dikalahkan dengan
menggunakan kuasa pikiran.
2. Kami mengakui dan memuji satu Allah yang Mahatinggi dan tak terbatas.
Kami mengakui Putera-Nya, satu Kristus; Roh Kudus atau Penghibur ilahi; dan
manusia di dalam citra dan rupa Allah.
3. Kami mengakui pengampunan dosa oleh Allah, pada pemusnahan dosa dan
pengertian rohani yang mengusir kejahatan sebagai yang nyata. Tetapi
kepercayaan akan dosa akan dihukum sampai tidak dengan berakhirnya
kepercayaan itu.
4. Kami mengakui penebusan oleh Kristus sebagai bukti Kasih yang ilahi dan
mujarab, yang membentangkan kesatuan manusia dengan Allah melalui Kristus
Yesus Sang Penunjuk-Jalan, dan kami mengakui bahwa manusia diselamatkan
melalui Kristus, melalui Kebenaran, Kehidupan, dan Kasih sebagaimana
diperlihatkan oleh Nabi Galilea itu di dalam penyembuhan orang sakit dan
penaklukan dosa dan maut.
5. Dan kami dengan sepenuh hati berjanji untuk memperhatikan, dan berdoa
agar Pikiran (Mind) itu berada di dalam kami sebagaimana berada di dalam
Kristus Yesus; berbuat kepada orang lain sebagaimana kami ingin mereka
perbuat kepada kami; dan menjadi penuh belas-kasihan, adil, dan murni.
Membaca rumusan pokok-pokok ajaran di atas kita bisa mendapat kesan bahwa
tidak ada yang luar biasa atau yang kelewat berbeda dari rumusan ajaran atau
pernyataan iman dari gereja atau aliran di lingkungan Protestan, paling tidak
menyangkut butir 1-4. Namun, kita akan melihat banyaknya perbedaan
pemahaman, kendati seringkali istilah yang digunakan sama atau mirip. Dan,
harus dicatat pula bahwa penjelasan Mary Baker Eddy menggunakan bahasa
yang sulit dimengerti, yang mengingatkan kita kepada Swedenborg, Quimby,
ataupun Emerson. Untuk jelasnya baiklah kita mencoba melihat beberapa pokok
ajaran Christian Science ini secara lebih sistematis, dengan mengacu pada
tulisan Mary Baker sendiri maupun tulisan beberapa pengamat (a.l. Gottschalk,
Hoekema, Harm, Backman, Braswell, dan Gruss).
"Aku adalah Yang Agung, mengetahui semua, melihat semua, melakukan semua,
bijaksana semua, mengasihi semua dan kekal; Prinsip; Pikiran; Jiwa; Roh;
Kehidupan; Kebenaran; Kasih; Hakikat semua, kecerdasan."
Membaca penjelasan ini kita tentu bisa bingung, apa persisnya yang
dimaksudkan. Namun menurut para pengamat, setidak-tidaknya penjelasan ini
telah memuat sejumlah kata-kata kunci yang nantinya juga digunakan untuk
menjelaskan banyak hal, baik mengenai Allah maupun mengenai hal-hal lain.
Pada bagian-bagian lain dari tulisan yang sama, ataupun pada tulisan-tulisan
lain, Mary sangat menekankan bahwa Allah Bapa dan Yesus Kristus, sama
seperti Roh Kudus, adalah Roh atau Prinsip yang rohani; karena itu hakikat
ciptaan-Nya pun adalah roh atau rohani. Baginya benda atau materi adalah
sesuatu yang semu. Lebih lanjut digambarkan juga bahwa Allah bukan hanya
sebagai Bapa, melainkan juga Ibu, atau Ibu-Bapa. Konsep "Ibu" menjadi sangat
penting bagi pengertian Mary dan Christian Science tentang Allah.
Yesus didefinisikan oleh glosari itu sebagai "konsep tertinggi yang dibutuhkan
manusia mengenai gagasan ilahi, yang menghardik dan menghancurkan
kesalahan serta membawa kebakaan manusia kepada terang".Di tempat lain
kemudian dijelaskan juga bahwa Yesus itu manusia, bukan Ilah, yang lahir dari
wanita, berjalan di bumi, yang memampukan manusia untuk memperoleh
pengetahuan pengertian tentang Allah. Ia menjadi contoh tentang manusia yang
mampu mencapai status "satu dengan Allah". Sedangkan Kristus didefinisikan
sebagai "pewujudnyataan tertinggi dan ilahi dari, yaitu, sang Pikiran, yang
datang kepada daging untuk menghancurkan kesalahan yang bersarang di
dalamnya". Dengan demikian, Christian Science membedakan Yesus dari
Kristus. Berdasarkan pemahaman ini pula Christian Science tidak mengakui
kematian Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia dan mendamaikan
manusia dengan Allah, demikian pula kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga,
dan dengan sendirinya tidak mengakui kedatangan-Nya kembali kelak.
[2]. Manusia.
Baker Eddy sendiri dalam Science and Health (hlm. 475-477) menulis sebagai
berikut:
"Manusia bukanlah materi; ia tidak terbuat dari otak, darah, tulang, dan unsur
umur bendawi lainnya. Alkitab memberitahu kita bahwa manusia dibuat
menurut citra dan rupa Allah. Materi bukanlah rupa itu. ... Manusia itu rohani
dan sempurna.... Manusia adalah ide, citra, dari Kasih; ia bukan jasmani. Ia
adalah perpaduan ide Allah, termasuk semua ide yang benar; ungkapan asli bagi
segala yang memantulkan citra dan rupa Allah ... Manusia adalah pantulan
Allah, atau Pikiran (Mind) dan karena itu bersifat kekal dan tidak mempunyai
pikiran yang terpisah dari Allah.... Ia tidak mempunyai hidup, kecerdasan,
ataupun daya cipta milik sendiri, tetapi memantulkan secara rohani apa yang
merupakan milik Pembuatnya....
Karena Allah adalah baik, "Semua di dalam semua", berupa Mind dan tidak
bersifat material, maka dosa, penyakit dan maut; sama seperti materi,
sebenarnya tidak ada, atau bukan merupakan hal-hal yang nyata. Kepercayaan
akan adanya hal-hal tersebut hanya disebabkan oleh kekeliruan penglihatan
atau salah tangkap belaka, atau karena orang itu menolak mengakui fakta bahwa
Allah adalah Semua di dalam semua. Orang seperti itu dianggap masih memiliki
mortal mind (pikiran yang fana) dan masih terikat pada mortal error (kekeliruan
yang fana). Untuk membebaskan diri dari pikiran dan kekeliruan yang fana itu,
Mary Baker Eddy memberi resep yang sederhana: "Ubah pikiranmu (tentang
kenyataan) dan ubah hidupmu."
Christian Science menyatakan bahwa Allah – Bapa dan Ibu segalanya – itu
sangat baik dan rohani . Semua ciptaan Allah, termasuk natur yang sejati dari
setiap orang, merupakan keserupaan dengan Allah secara rohani tanpa cela.
Karena ciptaan Allah itu baik adanya, kejahatan seperti penyakit, kematian dan
dosa bukanlah bagian dari realitas fundamental. Sebaliknya, kejahatan ini
merupakan akibat dari hidup terpisah dari Allah. Doa merupakan jalan utama
bagi seseorang supaya bisa lebih dekat kepada Allah, sehingga bisa
menyembuhkan penyakit manusia.
Ini berbeda dengan ajaran Alkitab yang mengajarkan bahwa manusia dilahirkan
dalam dosa, yang diwarisi dari kejatuhan Adam, yang sekaligus telah
memisahkan kita dari Allah. Tanpa anugerah penyelamatan Allah, melalui
kematian Kristus di atas kayu salib, kita tidak akan pernah disembuhkan dari
penyakit yang paling utama - dosa.
Dari semua bidat "Kristen” yang ada, “Christian Science” merupakan yang
paling tidak akurat untuk diberi nama seperti itu. Christian Science sama sekali
tidak bisa dikategorikan sebagai salah satu aliran dalam kekristenan. Christian
Science menyangkal semua doktrin inti yang membuat sistem kepercayaan itu
bisa disebut "Kristen."
Christian Science, pada faktanya, justru berlawanan dengan sains dan lebih
mirip kepada spiritualitas zaman-baru yang mistis sebagai jalan bagi
kesembuhan fisik dan rohani. Dengan demikian, Christian Science harusnya
dilihat sebagai bidat, dan karena itu harus ditolak.
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan
mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
------------------------------------------------------------------------------
Saat ini kita hidup di suatu zaman di mana dunia terus berupaya menyajikan
kemudahan, kenyamanan, kepuasan dan ketenteraman bagi manusia. Pada saat
yang sama, di dalam Kekristenan pun telah muncul suatu pengajaran dengan
karakter tersebut. Salah satu pengajaran yang muncul adalah suatu penghajaran
yang disebut sebagai “Hyper Grace”, atau sering juga disebut “Radical Grace”.
Kata “hyper” berarti melampaui atau berlebihan. Kata “grace” berarti anugerah.
Pengajaran tentang “Kasih Karunia” yang biasa disebut “Hyper Grace, Grace
Revolution, Gospel Revolusion atau pun Radical Grace”, dikembangkan dan
dipopulerkan oleh Joseph Prince, Gembala Senior di New Creation Church,
Singapura.
Buku “Destined to Reign” adalah salah satu bukunya yang terkenal dan
membahas doktrin hyper-grace. Pada saat buku ini ditulis tahun 2007 jumlah
jemaatnya mencapai sekitar 19.000-an jiwa. Program TV-nya yg berjudul
“Destined to Reign” disiarkan ke lebih dari 150 negara. Programnya disiarkan
online dengan internet. Ia mencetak buku-buku, CD dan DVD. Berita tentang
dirinya menonjol di majalah Charisma yg terkenal. Istrinya bernama Wendy
Prince. Mereka punya anak perempuan: Jessica Shayna Prince dan seorang anak
laki: Justin David Prince.
Jika Anda berada di sebuah gereja seperti ini, Anda akan melihat bahwa kata
‘dosa’ biasanya hanya disebutkan dalam konteks pengampunan dosa di dalam
Kristus, tetapi hampir tidak pernah dalam konteks mengambil sikap terhadap
dosa, kecuali tentu saja ketika mereka mengutuk dosa dari “legalis” dan “orang-
orang Farisi” yang merupakan pelayanan mereka yang menghakimi untuk
berkhotbah melawan dosa.
Ketika isu-isu seperti aborsi datang, pendeta ini akan menghindar dari
menyebutkan hal itu karena mereka takut menyinggung orang-orang baru. Kita
sebagai pelayan Kristus diwajibkan untuk setidaknya menyebutkan posisi kita
secara terbuka sehingga kita menggunakannya sebagai momen pembelajaran
bagi domba-dombanya mengikuti kita. Bukan menutup-nutupi dosa tersebut
dan tidak berani mengucapkan kebenaran. Saat mereka tidak mengatakan apa-
apa tentang masalah seperti aborsi berarti mereka memperbolehkan hal itu dan
para jemaatnya juga tidak tahu bahwa itu salah !
Di gereja ini, Perjanjian Lama diperlakukan hanya sebagai jenis dan bayangan
untuk ilustrasi khotbah tetapi tidak memiliki nilai nyata mengenai standar
hidup kita saat ini. Seperti yang saya tampilkan dalam artikel ini, posisi saya
adalah bahwa Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama secara organik terhubung,
dengan bangunan baru pada Lama, bukan memberantasnya sama sekali tapi
melengkapi dan saling menguatkan !
Di bawah ini kita catat berbagai statement Joseph Prince dalam bukunya
“Destined to Reign” yang kita perhadapkan dengan Kebenaran firman Tuhan.
Tanggapan:
Rasul Paulus menuliskan di dalam 2 Kor 7:8-10, “Meskipun surat saya membuat
hatimu menjadi sedih, saya tidak menyesal menulis surat itu. Memang pada
waktu saya melihat bahwa surat saya itu menjadikan kalian sedih -- meskipun
kesedihanmu itu hanya sementara -- saya agak menyesal juga. Tetapi saya
senang sekarang -- bukan karena hatimu menjadi sedih, melainkan karena
kesedihanmu itu membuat kelakuanmu berubah. Memang kesedihanmu itu
sejalan dengan kehendak Allah. Jadi, kami tidak merugikan kalian. Sebab
kesedihan seperti itu menghasilkan perubahan hati yg mendatangkan
keselamatan. Dan orang tidak akan menyesal atas hal itu. Sebaliknya, kesedihan
yang hanya sejalan dengan kehendak manusia menghasilkan kematian (BIS).
Prince menuliskan:
“Bagi orang-orang percaya, pada saat kita terima Yesus, semua dosa kita
diampuni. Kita tidak perlu hidup dari pengakuan dosa ke pengakuan dosa, tetapi
dari iman kepada iman di dalam Yesus dan karyaNya telah genap” (hlm 106).
Pada hlm. 41, “Kita memang melihat Allah marah di PL dan di kitab Wahyu,
dimana amarah Allah ditujukan kepada mereka yang menolak Yesus. Namun
untuk kalian dan saya, orang-orang percaya di PB, kita bukanlah bagian dari PL
dan kita tidak akan dihukum karena kita telah menerima Yesus. Sebagai orang-
orang percaya, Allah tidak lagi marah kepada kita karena semua amarahNya
terhadap dosa-dosa kita sudah dijatuhkan kepada Yesus di atas salib.”
Tanggapan:
Lima dari tujuh jemaat yg disurati Tuhan (Why 2-3) menerima tegoran yg keras.
Why 2:4-5 tegoran kepada jemaat Efesus—”Namun demikian Aku mencela
engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu
ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi
apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang
kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau
engkau tidak bertobat.”
Tuhan Yesus itu penuh kasih karunia dan kebenaran (Yoh. 1:14). Kasih karunia
dan kebenaran seimbang. Jika hanya salah satu yg ditekankan, maka akan
menghasilkan: Injil yg salah.
Prince menganggap, bahwa 1 Yoh 1:9 ditulis untuk kaum gnotics, bukan untuk
orang-orang Kristen (p. 106).
Tanggapan:
1 Yoh. 1:9—”Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga
Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala
kejahatan.”
Perhatikan kata ‘kita’ dlm ayat tsb. Umat Tuhan secara STATUS adalah sebagai
‘umat yang dibenarkan’, tetapi secara kehidupan sesehari masih berdosa,
sehingga perlu pengakuan dosa.
Tuhan Yesus sendiri mengajarkan dalam doa ‘Bapa kami’ (cat: sbg pola doa
untuk umat Tuhan) untuk memohon pengampunan dosa: “Ampunilah akan
segala kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah
kepada kami” (Mat. 6:12).
Para pengkotbah hyper-grace berkata, bahwa Roh Kudus tidak akan pernah
menghukum orang-orang Kristen akan dosa mereka.
Tanggapan:
Roh Kudus disebut sebagai ‘Roh Kebenaran’ (Yoh. 15:26). Berarti: Roh Kudus
akan menegor setiap umat Tuhan yg hidup tidak benar.
Para guru hyper-grace telah memutar balik angerah Allah menjadi suatu lisensi
untuk kehidupan yg immoral. Prince disenangi oleh kelompok gay, sex bebas
(karena tak perlu ada pengakuan dosa).
Yudas 1:4a, “Sebab tanpa kita sadari, ada oknum-oknum tertentu yg menyelusup
masuk ke tengah-tengah kita. Mereka orang-orang bejat yg memutar-balikkan
berita tentang rahmat Allah kita, untuk mendapat kesempatan melampiaskan
hawa nafsu mereka.” Bnd. ajaran antinomianisme.
Tanggapan:
Mat. 5:18, “Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap
langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari
hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.”
Taurat secara ritual (korban binatang) sudah digenapi oleh Tuhan Yesus; namun
Taurat secara etika masih berlaku.
Menurut Prince: Kasih karunia adalah pribadi Yesus sendiri, ”Kasih karunia
bukan suatu teologi. Itu bukan suatu topik yg dibicarakan. Itu bukan suatu
doktrin. Itu adalah suatu Pribadi dan nama-Nya adalah Yesus. Itulah sebabnya
Tuhan ingin anda menerima kelimpahan kasih karunia karena mempunyai
kelimpahan kasih karunia adalah mempunyai kelimpahan Yesus! (DTR,
hal.24).”
Tanggapan:
Kasih karunia bukan pribadi Tuhan Yesus, tetapi adalah bagian dari karya Allah.
Karya pengorbanan Tuhan Yesus adalah wujud kasih karunia Allah itu. Alkitab
tidak pernah mengajarkan untuk menyembah kasih karunia. Allah Tritunggal-
lah yg kita harus sembah.
Tanggapan:
Prince berusaha untuk membantah, bahwa rasul Paulus mengalami sakit. Prince
menuliskan, “Paul did not suffer any sickness or disease” (=Paulus tidak
menderita suatu penyakit”, p. 71).
Tanggapan:
“Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu oleh
karena aku sakit pada tubuhku. Sungguhpun demikian keadaan tubuhku itu, yg
adalah pencobaan bagi kamu, namun kamu tidak menganggapnya sebagai
sesuatu yg hina dan yg menjijikkan (=you did not spit at me = kalian tidak buang
ludah terhadap aku), tetapi kamu telah menyambut aku, sama seperti
menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti menyambut Kristus
Yesus sendiri.”
Pada masa Paulus hidup, penyakit epilepsi dianggap sebagai gangguan Setan.
Jadi, orang-orang yang sehat jasmani bila bertemu dengan orang yang terkena
epilepsi, mereka akan membuang ludah untuk menghalau Setan. Apakah rasul
Paulus mengalami sakit epilepsi? Mungkin saja.
Tanggapan:
Kata “orang-orang lain” (ay. 35b) menunjuk pada sesama hamba Tuhan dan
umatNya yang mengalami kondisi berbeda dan kontras dibanding dengan
mereka yang tertulis di dalam ay. 32-35a.
KESIMPULAN
Ketiga, perlu untuk memberikan pengajaran bagi setiap hamba Tuhan ataupun
para jemaat berkaitan mengenai fenomena Gerakan Hyper-Grace. Pengajaran
Hyper-Grace memberikan suatu kajian yang extra-biblical atau sesuatu yang
ditambahkan dan tidak sesuai dengan apa yang dimaksud oleh penulis 34 kitab.
Hal ini patut untuk diperhatikan karena menimbulkan kekeliruan pemahaman
yang sangat mendasar terhadap doktrin keselamatan dan pengertian/maksud
dalam memandang Hukum Taurat secara keseluruhan. Kiranya kita semua
dapat memahami secara komprehensif mengenai Pengajaran dari Gerakan
Hyper-Grace yang berbahaya bagi gereja masa kini.