Anda di halaman 1dari 40

7 BIDAT MODERN DALAM KEKRISTENAN

- TEOLOGIA REFORMED

TEOLOGIA REFORMED Team

7 BIDAT MODERN DALAM KEKRISTENAN. Sebab Mesias-mesias palsu dan


nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang
dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan
orang-orang pilihan juga. (Matius 24:24)

Definisi bidat secara umum adalah "penerimaan pendapat agama yang


berseberangan dengan kepercayaan yang dianut gereja." Menurut DR. H.
Berkhof dan Dr. I.H. Enklaar, "Bidat ditinjau dari sudut historis adalah
persekutuan Kristen (yang kecil) yang dengan sengaja memisahkan diri dari
gereja besar dan ajarannya menekankan iman Kristen secara berat sebelah,
sehingga teologinya dan praktik kesalehannya pada umumnya membengkokkan
kebenaran Injil."

Dengan demikian, Bidat adalah sesuatu yang ditambahkan kepada apa yang
tidak terdapat di dalam ketentuan-ketentuan yang sudah digariskan. Jadi segala
sesuatu yang ditambahkan dari luar apa yang sudah ditetapkan di dalam Alkitab
atau mengurangi/menghilangkan apa yang sudah tertulis di dalam Alkitab
(Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) dapat disebut sebagai bidat.

2 Petrus 2:1 mengajar, "Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-


tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu.
Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan,
bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan
dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka." Dari
ayat ini, kita belajar bahwa bidat adalah apapun yang menyimpang dan
bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.

Di dalam 1 Korintus 11:19, Paulus mencela gereja atas bidat yang ditemukan di
antara mereka - bidat yang menyebabkan perpecahan di antara mereka. Di sini
bidat dan pengajarannya berpotensi menghasilkan perpecahan dalam gereja.
Bidaat sangat berbahaya dan merusak, dan berulang kali dibahas dalam Alkitab
(Contoh: 1 Yohanes 4:1-6; 1 Timotius 1:3-6; 2 Timotius 1:13-14; dan Yudas 1).

Ciri-ciri pengajaran bidat deapat diketahui dari beberapa hal, antara lain:

1). Membawa kebenaran baru atau wahyu yang baru.


Salah satu ciri ajaran bidat adalah adanya suatu keyakinan bahwa adanya
kebenaran baru atau wahyu baru yang kehadirannya lebih baik daripada yang
sudah ada sebelumnya. Mereka mengajarkan bahwa kebenaran dalam Alkitab
belum cukup, sehingga dibutuhkan wahyu baru untuk melengkapi apa yang
sudah ada.

2). Membawa penafsiran yang baru.

Pengajaran bidat juga menggunakan penafsiran baru seperti prinsip


hermeneutis. Penggunaan prinsip hermeneutis hanya menggunakan pada
pendekatan tertentu saja dan bersifat eisegesis. Dengan demikian penafsiran
yang dilakukan tanpa mengikuti kaidah-kaidah Hermeneutis secara benar, pasti
akan menghasilkan penafsiran yang menyimpang dari kebenaran firman Tuhan.

3). Mempunyai pandangan yang salah terhadap Alkitab.

Perkembangan ajaran bidat sepertinya tetap berpatok pada Alkitab, namun ada
beberapa yang mengabaikan adanya kebenaran firmjan Tuhan di dalam Alkitab,
dan mereka berfikir bahwa hal itu tidak sesuai dengan ajaran yang mereka
yakini atau dapat dikatakan sebagai “Injil minus”. serta menambahkan beberapa
pemahaman atau kitab lain pada Alkitab atau dikatakan sebagai “Injil plus”.

4). Ajaran Trinitas yang tidak seimbang.

Pengajaran bidat selalu nampak dalam penolakan mereka terhadap pemahaman


Allah Tritunggal (Trinitas). Mereka mempunyai pemahaman sendiri terhadap
Allah, Yesus, Roh Kudus, keselamatan, dan lainnya.

5). Adanya gerakan zaman baru.

Gerakan-gerakan baru dalam Kekristenan sangat mewabah pada era millenial


ini. Bagi seorang yang belum dewasa pemahaman imannya, akan mudah
terpengaruh oleh pengajaran-pengajaran dari gerakan-gerakan zaman baru
tersebut. Mereka membawa sumber otoritas tertulis baru selain alkitab,
menggambarkan sosok Yesus yang baru, menggunakan istilah Alkitab dengan
makna non-Alkitabiah, mereka sering mengkultuskan pimpinan dan membuat
kepalsuan-kepalsuan. Jadi apa yang mereka ajarkan seakan-akan adalah
kebenaran tetapi pada ujungnya mereka menyesatkan jemaat.

Lalu, bagaimana cara kita dalam menanggapi bidat dan pengajarannya, sesuai
dengan petunjuk Alkitab? Titus 3:10 mengajar, "Seorang bidat yang sudah satu
dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi." Ketika seorang jemaat gereja
menjauh dari ajaran alkitabiah, respon yang benar adalah pertama, berusaha
mengkoreksinya, namun jika ia menolak setelah dihimbau dua kali, jauhilah
orang itu. Tersirat disini bahwa orang itu harus dikucilkan. Kebenaran Kristus
selalu menyatukan orang percaya (Yohanes 17:22-23), namun seorang bidat
tidak dapat tinggal berdamai bersama Kebenaran.

Bagaimana cara berlindung terhadap bidaah? Filipi 2:2-3 adalah langkah


permulaan yang baik: "Karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini:
hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan
tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya
hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama
dari pada dirinya sendiri."

Ketika kita menundukkan diri kepada otoritas Firman Allah dan berinteraksi
dengan sesama dalam kasih dan sikap hormat, maka kita dijauhkan dari
pengajaran-pengajaran bidat serta terhindar dari perselisihan dan perpecahan.
Dibawah ini kami rangkumkan beberapa sumber mengenai “Bidat Modern
Dalam Kekristenan” yang pada akhir zaman ini merambah seluruh kehidupan
dan dunia Kekristenan. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita
bersama.

BIDAT MODERN DALAM KEKRISTENAN

(1) : GEREJA TUHAN YANG MAHA KUASA

“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan
mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)

Semakin dekat dengan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya di bumi ini,
maka bermuncullah berbagai aliran dalam Kekristenan sejak gereja yang mula-
mula didirikan hingga sekarang ini. Dan di antara aliran-aliran yang
bermunculan itu, ternyata banyak sekali pengajaran-pengajaran yang
menyimpang secara prinsip dari kebenaran firman Tuhan yang tertulis di dalam
Alkitab. Perbedaan-perbedaan pemahaman dan pengajaran yang bermunculan
dalam dunia Kekristenan dari masa ke masa, telah mengakibatkan perpecahan
jemaat, sehingga hal itu sangat membingungkan bagi umat yang masih awam
karena sama sekali tidak menyadari bahwa dibalik pengajaran-pengajaran yang
kelihatannya benar dan lurus ternyata tersembunyi suatu upaya penyesatan
yang justru malah menjauhkan umat dari kebenaran.

Berbagai cara dilakukan Sekte-Sekte atau kelompok-kelompok yang sebenarnya


anti-Kristen untuk menjatuhkan Kekristenan. Selain dengan menantang
langsung Kekristenan, mereka juga menyerang dengan memasukkan hal-hal
yang memiliki nilai-nilai Kekristenan. Salah satunya adalah dengan
menyalahgunakan kata “Gereja” yang dipelintir sebagai bagian dari penyesatan
mereka.

Kata “Gereja” yang secara umum berarti tempat berkumpulnya orang-orang


yang percaya kepada Yesus Kristus, kini seolah mudah untuk dikaitkan dengan
berbagai hal, meski itu berlawanan dengan makna sejati dari “Gereja” itu
sendiri.

GEREJA TUHAN YANG MAHA KUASA

Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa adalah salah satu contoh dari Sekte-Sekte
dalam Kekristenan yang menjadikan kata “Gereja” sebagai bagian dalam agama
dan kepercayaan mereka, baik agama dan kepercayaan yang nyata maupun
parodi (fiksi). Sayangnya, walaupun dinilai berlawanan dengan Kekristenan,
banyak orang telah mengikuti ajaran-ajaran gereja sesat ini.

Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa (Quannengshen dalam bahasa Cina) adalah
gerakan keagamaan yang sembunyi-sembunyi dan teologis yang dimulai di Cina
pada tahun 1991. Meskipun telah dilarang oleh Partai Komunis Tiongkok karena
sikap anti-pemerintahnya, ia terus tumbuh dan dianggap sebagai kultus kiamat
yang berpengaruh.

Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa juga dikenal sebagai “Eastern Lightning” atau
“Kilat dari Timur”, sebuah istilah berdasarkan Injil Matius 24:27: "Karena
seperti kilat yang datang dari timur terlihat bahkan di barat, demikian juga
dengan kedatangan Anak Manusia." Sekte ini mempercayai bahwa Tuhan Yesus
telah kembali menjelma, kali ini sebagai wanita Cina bernama Yang Xiang-bin,
yang juga menyebut dirinya "Petir Deng." Yang adalah kepala nominal Petir
Timur, tetapi pemimpin sejati mungkin adalah "imam besar" dan kekasihnya,
Zhao Wei-shan, pria yang pertama kali mulai menyatakan bahwa Yang adalah
ilahi.

Pada tahun 2000, Zhao Wei-shan dan Yang Xiang-bin pindah ke Amerika
Serikat, dan mereka saat ini mengawasi operasi Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa
dari Kota New York. Yang Xiang-bin disebut "Kristus dari hari-hari terakhir"
dan "Tuhan Yang Maha Kuasa" dalam keyakinan bahwa ia adalah Kristus yang
datang untuk kedua kalinya untuk menyelesaikan pekerjaan Allah. Yang
memberikan ucapan yang dicatat sebagai firman Tuhan untuk hari-hari
terakhir. (Meskipun Yang dipandang sebagai inkarnasi Allah, ia dianggap
terpisah dari Yesus Kristus, yang merupakan inkarnasi Allah yang berbeda).

Gereja Tuhan Yang Mahakuasa hadir di Hong Kong, New York, dan San
Francisco, serta daratan Cina. Ada laporan yang mengganggu dari kelompok
tersebut menggunakan rayuan seksual, penculikan, suap, cuci otak, dan
pemerasan untuk memaksa anggota baru ke dalam kelompok dan
menyimpannya di sana. Kelompok ini terutama menargetkan ibu rumah tangga,
orang miskin, dan gereja rumah di Cina, pertama berteman dengan orang
percaya dan kemudian perlahan berusaha meyakinkan mereka bahwa Yang
Xiang-bin adalah penjelmaan Tuhan.

Pada tahun 2002, anggota Lightning Timur diduga menculik 34 pemimpin


jaringan Kristen bawah tanah, Persekutuan Injil China, dan menahan mereka
selama dua bulan. Pada Agustus 2014, lima anggota Gereja Tuhan Yang Maha
Kuasa diadili di Yantai, Shandong, atas pembunuhan seorang wanita berusia 37
tahun di sebuah restoran — wanita itu dipukuli hingga mati karena menolak
bergabung dengan kelompok mereka. Pada Februari 2015, dua dari lima orang
dieksekusi karena kejahatan tersebut.

Di Indonesia, gerakan mereka merambah masuk ke dalam media-media sosial


seperti Facebook, WhatsApp, Twitter, Instagram, You Tube, dsbnya, dan melalui
postingan-postingan yang dibaca oleh banyak orang, sepertinya bagus sehingga
banyak yang memberikan “like” dan komentar “amin” tanpa menyadari untuk
memeriksa lebih jauh dan menguji pengajaran yang disampaikan. Artikel
mereka yg panjang2 sulit dimengerti oleh awam, cenderung tidak akan dibaca
dan tidak terpantau kesesatannya. Padahal jika kita meneliti postingan2 di
fanpagenya, akan jelas terlihat bagaimana mereka menyelipkan pengajaran
sesat itu sehingga mengelabuhi banyak umat.

PENGAJARAN SESAT GEREJA TUHAN YANG MAHA KUASA

Sekte ini memandang Alkitab sebagai catatan usang tentang karya Allah di masa
lalu. "Ini tidak lebih dari catatan sejarah pekerjaan Tuhan, dan bukti dari dua
tahap pekerjaan Tuhan sebelumnya, dan tidak memberi Anda pemahaman
tentang tujuan pekerjaan Tuhan" (dari situs web resmi Eastern Lightning).
Dengan demikian, Alkitab tidak cukup dan harus dilengkapi dengan ucapan-
ucapan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, atau "Kristus pada hari-hari terakhir."

Sekte ini mengajarkan bahwa dalam Perjanjian Lama, Allah dikenal dengan
nama Yehuwa. Di era Perjanjian Baru, Tuhan dikenal sebagai Yesus Kristus.
Sekarang, di hari-hari terakhir, Dia dikenal sebagai Tuhan Yang Mahakuasa. Di
Indonesia mereka baru mengatakan bahwa kedatangan Kristus kedua kali
adalah lewat inkarnasi kedua, dan pernah juga mengatakan bisa berwujud laki2
atau perempuan. Singkatnya mereka menganggap Tuhan datang 2 kali dalam
wujud berbeda. Pertama dalam wujud Yesus, kedua dalam wujud manusia lain
(Yang Xiang-bin). Kenapa dua kali, karena karya Yesus tidak lengkap menurut
mereka. Kebangkitan Yesus dalam tubuh spiritual, sepertinya ini mereka salah
terjemahkan menjadi kebangkitan roh, sehingga pd waktu datang kembali,
Tuhan membutuhkan tubuh manusia lagi, sehingga perlu berinkarnasi lagi.
Pekerjaannya, melalui Kristus perempuan, secara kualitatif berbeda dari
pekerjaan para rasul. Meskipun Tuhan menggunakan para rasul, mereka hanya
dapat melakukan apa yang dapat dilakukan oleh manusia yang digunakan oleh
Allah.

Sekte ini mempercayai bahwa Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa adalah karya
Allah Sendiri. Menurut situs web resmi mereka, kelompok itu ”sepenuhnya
didirikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa secara pribadi, dan secara pribadi
dipimpin dan digembalakan oleh-Nya, dan itu tidak pernah diatur oleh siapa
pun. Saat ini, di Zaman Kerajaan, Allah melaksanakan Pengadilan Tahta Putih-
Nya. Semua denominasi dan sekte Kristen telah kehilangan Roh Kudus, dan
kuasa-Nya sekarang terkonsentrasi di Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa.”

Satu hal yang perlu dicatat, Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa menyangkal
Trinitas atau Allah Tritunggal, melainkan mengajarkan suatu bentuk
modalisme. Ayah, Anak, dan Roh Kudus dipandang sebagai tiga manifestasi
berbeda dari Allah Yang Esa, bukan tiga Pribadi yang berbeda. “Trinitas tidak
ada di mana pun di alam semesta ini. Allah tidak memiliki Bapa dan Anak,
apalagi ada konsep instrumen yang digunakan bersama oleh Bapa dan Anak:
Roh Kudus. Semua ini adalah kekeliruan terbesar dan tidak ada di dunia ini!”

Menurut ajaran Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa, Yesus mengampuni dosa umat
manusia di Zaman Kasih Karunia, tetapi keselamatan-Nya tidak lengkap, karena
natur dosa tetap ada dalam umat manusia. Sekarang, di Zaman Kerajaan,
melalui pengajaran Kristus di zaman akhir, umat manusia akhirnya dapat
dibebaskan dari dosa dan disucikan sepenuhnya. Ini adalah keselamatan sejati,
tersedia bagi mereka yang akan mematuhi ajaran Tuhan Yang Maha Kuasa
seperti yang diungkapkan di hari-hari terakhir. Dari situs web resmi grup, sulit
untuk menentukan dengan tepat apa yang memungkinkan seseorang mencapai
tingkat penyelamatan sejati yang terakhir ini. Tampaknya hal yang paling
penting adalah mempercayai ajaran-ajaran Gereja Tuhan Yang Mahakuasa.

Singkatnya, Gereja Tuhan Yang Mahakuasa adalah kelompok berbahaya yang


menyangkal kecukupan Alkitab dan menambahkannya dengan ajaran-ajaran
tambahan yang diduga diilhami. Ajaran baru ini datang dari seorang wanita
yang dipandang sebagai inkarnasi kedua dari Tuhan dan yang benar-benar
menyebut dirinya Tuhan Yang Maha Kuasa. Trinitas ditolak. Pengorbanan Yesus
direndahkan, dan pekerjaan-Nya di kayu salib dianggap tidak berdaya untuk
diselamatkan sepenuhnya. Sementara kelompok itu membayar pengorbanan
untuk pengorbanan Kristus, keselamatan yang sejati dan terakhir hanya tersedia
melalui kepatuhan pada pengajaran baru mereka.

Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa diselimuti kerahasiaan, dan para anggotanya
menggunakan taktik yang kuat dan telah melakukan kejahatan mengerikan atas
nama kelompok mereka. Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa memiliki semua ciri
khas sekte, dan orang-orang Kristen akan melakukannya dengan baik untuk
mengindahkan peringatan Kitab Suci: "Orang-orang tertentu. . . diam-diam
menyelinap di antara kamu. Mereka adalah orang-orang yang tidak saleh, yang
memutarbalikkan kasih karunia Allah kita menjadi suatu lisensi untuk tidak
bermoral dan menyangkal Yesus Kristus sebagai satu-satunya Penguasa dan
Tuhan kita. . . . Inilah orang-orang yang memecah belah kamu, yang hanya
mengikuti naluri alami dan tidak memiliki Roh.” (Yudas 1: 4, 19).

(2) : JESUS ONLY MOVEMENT


“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan
mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)

Di kalangan jemaat Kristen, banyak yang tidak menyadari bahwa dalam dunia
Kekristenan ini telah disusupi suatu pengajaran yang menyimpang dari
kebenaran firman Tuhan, yakni Alkitab. Pengajaran yang menyimpang itu
berasal dari suatu gerakan yang sebenarnya sudah ada selama berabad, hanya
pada masa kini gerakan itu seakan mendapatkan tempat di dalam Kekristenan.

Salah satu Gerakan itu bernama “Jesus Only Movement” atau dalam bahasa
Indonesia disebut “Gerakan Hanya Yesus”. Bagi yang tidak paham akan gerakan
ini, akan menganggapnya sebagai gerakan yang biasa saja, tetapi bagi yang peka
dan paham terhadap gerakan ini, maka akan menganggap bahwa pengajaran
gerakan “Jesus Only Movement” ini sebagaui suatu pengajaran yang sangat
berbahaya khususnya bagi pertumbuhan iman jemaat Tuhan yang belum
dewasa.

SEJARAH DAN PENGAJARAN “JESUS ONLY MOVEMENT”

Gerakan “Jesus Only Movement” dikenal juga sebagai “Oneness Pentecostalism”


yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai “Pentakostalisme Keesaan”
atau theologi keesaan. Kemunculan theologi Oneness Pentecostalism
sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1911 oleh Clan Cook dan Frank Ewart,
namun baru pada tahun 1914 dalam gerakan Sidang Jemaat Allah (Assemblies
of God) lahir sebuah aliran doktrinal yang hingga kini disebut “Oneness
Pentecostalism”. Kelahiran “Oneness Pentecostalism” sebenarnya sudah dimulai
sejak tahun 1911 oleh Glan Cook dan Frank Ewart.

Dalam pengajarannya, Oneness Pentecostalism menolak doktrin Allah


Tritunggal (Trinitas), di mana mereka meyakini bahwa Allah adalah Satu baik
dalam esensi maupun pribadi-Nya. Jadi, dengan demikian gerakan Oneness
Pentecostalisme secara umum lebih condong mempercayai theologia
Unitarianisme. Namun, rumusan Unitarianisme yang dianut gerakan ini
berkiblat kepada ajaran Sabelianisme atau Modalisme yang sudah muncul pada
paruh akhir abad kedua melalui ajaran Noetus dari Smirna dan pada awal abad
ketiga Masehi oleh Praxeus(juga Epigonus dan Cleomenes). Kita mengetahui
mengenai ajaran Praxeus dari tulisan apologetika Tertulianus berjudul: Against
Praxeus.

Ringkasnya, Modalisme atau Sabelianisme percaya bahwa Allah adalah SATU


PRIBADI yang menyatakan diri dalam TIGA PERAN yang berbeda. Gerakan
“Oneness Pentecostalism” atau gerakan “Jesus Only Movement” menerima
rumusan ini dan mengajarkan bahwa Allah menyatakan diri dalam penciptaan
sebagai Bapa, dalam karya penebusan sebagai Anak, dan dalam karya kelahiran
baru sebagai Roh Kudus. Dengan kata lain, “Oneness Pentecostalism” mengaku
bersama Modalisme dan Sabelianisme bahwa: Bapa, Anak, dan Roh Kudus,
hanyalah sebutan yang berbeda untuk Pribadi yang sama.

Theologia Modalisme dikutuk sesat sejak abad kedua Masehi. Gereja mula-mula
sangat menentang pandangan bahwa Allah benar-benar orang tunggal yang
bertindak dalam berbagai bentuk pada waktu yang berbeda. Sedangkan
pengajaran theologia Trinitarian berpegang pada kebenaran Alkitab bahwa
eksistensi Allah Tritunggal sering muncul secara bersamaan, dan mereka sering
berinteraksi satu sama lain (contoh: Kejadian 1:26; 3: 22; 11: 7; Mazmur 2: 7;
104: 30; 110: 1; Matius 28:19; Yohanes 14:16). Dengan demikian, jelas bahwa
theologia yang dianut oleh gerakan “Oneness Pentecostalisme” atau “Jesus Only
Movement” merupakan doktrin yang tidak Alkitabiah.

Lebih lanjut kita perlu memahami sepintas lalu tentang ciri-ciri khas gerakan
“Jesus Only Movement” ini:

(1) Gerakan “Jesus Only Movement” hanya mengakui bahwa Allah hanya
memiliki 1 Pribadi yakni Allah Yang Esa MUTLAK, sehingga menyangkal
pemahaman Allah Tritunggal, di mana Allah Yang Esa memiliki 3 pribadi:
AllahBapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus.

Doktrin “Jesus Only Movement” menolak pemahaman Allah Tritunggal dan


mempercayai dan mengakui Yesus adalah Bapa dan Yesus adalah Roh Kudus (1
oknum dan 1 pribadi). Menurut mereka, yang menyuatakan diri-Nya dalam
“mode” yang berbeda. Gerakan “Jesus Only Movement” menyatakan bahwa
hanya ada satu orang di dalam Ketuhanan, yaitu Yesus.

Satu pandangan yang dipegang oleh gerakan “Yesus Only Movement” adalah
bahwa pribadi Bapa menjelma menjadi pribadi Anak yang kemudian menjelma
lagi menjadi pribadi Roh Kudus dan bahwa pribadi - pribadi itu berturut-turut
hadir, tidak secara bersamaan atau dengan kata lain adalah bahwa Bapa, Anak,
dan Roh Kudus tidak berurutan tetapi merupakan manifestasi dari satu pribadi
yang terjadi pada waktu dan situasi yang berbeda.

Pemahaman gerakan ini yang menganut theologia Modalisme sungguh tidak


masuk akal. Bagaimana mungkin Yesus berdoa atau berkomunikasi dengan
Allah Bapa, jika Yesus dan Bapa adalah pribadi yang sama? Silahkan baca di
Matius 26 36 - 46. Perhatikan juga perkataan Yesus: “Jawab Yesus: "Akulah Dia,
dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa
dan datang di tengah - tengah awan -awan di langit.” (Markus 14:62).

Gereja mula-mula sendiri memiliki pendapat bahwa Ketritunggalan Allah, jelas


lebih dari satu Pribadi. Ketuhanan sering terlihat secara bersamaan, dan mereka
sering berinteraksi antara satu dengan yang lain (contoh: Kejadian 1:26; 3:22;
11:07; Mazmur 2:7; 104:30, 110:1,Matius 28:19, Yohanes 14:16).

Jadi intinya, Gerakan “Jesus Only Movement” adalah gerakan yang ingin
membawa gereja Tuhan keluar dari ajaran Kitab Suci yang mengakui bahwa
Bapa dan Anak dan Roh Kudus adalah 1 Oknum Allah dengan 3 Pribadi yang
berbeda.

(2) Gerakan “Jesus Only Movement” memiliki pandangan menyimpang tentang


Baptisan.

Doktrin/pengajaran “Jesus Only Movement” menganut theologi non-trinitarian,


yaqng ditandai dengan keyakinan bahwa baptisan harus dilakukan hanya
"dalam nama Yesus Kristus", daripada formula Tritunggal yang lebih umum dan
yang sering dipakai dalam gereja-gereja mainstream, yakni dibaptis "dalam
nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus". Gerakan “Jesus Only Movement”
mengacu pada firman Tuhan dalam Kis.3:38; 8:16. Mereka menganggap bahwa
Bapa, Anak dan Roh Kudus hanya nama-nama dari Tuhan yang esa yaitu Yesus.
Jadi mereka menganggap sudah cukup sah jika formula Baptisan hanya
menggunakan nama Yesus saja. Kadang-kadang dalam prakteknya, mereka
menggunakan formulasi: “Dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yaitu
Tuhan Yesus Kristus ” . Perhatikanlah bahwa formulasi ini tetap
mengintonasikan penekanan pada SATU PRIBADI dengan tiga sebutan yang
berbeda.

Pengajaran gerakan “Yesus Only Movement” menegaskan bahwa "dalam nama


Yesus Kristus" adalah satu-satunya formula yang berlaku untuk baptisan.
Mereka mengklaim bahwa perkembangan baptisan "dalam nama Bapa, dan
Anak, dan RohKudus" adalah interpolasi pasca-Apostolik dan korupsi. Beberapa
menyatakan bahwa "Trinitas" klausul dalam Matius 28:19 telah ditambahkan
kedalam teks Matius pada abad kedua dan ketiga. Mereka mengutip sebagai
bukti bahwa tidak ada catatan dalam Perjanjian Baru seseorang dibaptis dengan
formula Tritunggal. Mereka percaya keaslian Matius 28:19, tapi mereka juga
meyakini bahwa perintah dengan benar dipenuhi dengan membaptis hanya
dalam nama Yesus. Penganut tersebut umumnya percaya bahwa Bapa, Anak,
dan Roh Kudus tidak dianggap sebagai pribadi yang berbeda dalam Ketuhanan,
dan bahwa nama "Yesus" adalah nama penyataan tertinggi dari satu Allah yang
adalah Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Satu hal lagi yang perlu diketahui adalah bahwa penganut gerakan “Jesus Only
Movement” ini mempercayai bahwa Baptisan diperlukan untuk keselamatan,
dan Bahasa Roh adalah bukti pertobatan sejati.

(3) Doktrin “Jesus Only Movement” tidak Alkitabiah.

Konsep Allah Tritunggal ada di seluruh Alkitab. Ini bukan konsep yang mudah
dipahami oleh pikiran yang terbatas. Dan karena manusia suka semuanya harus
logis dan masuk akal dalam teologinya, maka gerakan “Jesus Only Movement”,
dan juga sekte lain seperti Saksi-Saksi Yehovah, muncul untuk mencoba
menjelaskan sifat Allah. Tentu saja, ini hanya tidak dapat dilakukan tanpa
melakukan perombakan terhadap teks Alkitab. Kekristenan mengajarkan
Kristen bahwa sifat Allah tidak tunduk pada keterbatasan manusia. Iman
Kekristenan mendasari pengajarannya pada kepercayaan mutlak kepada Allah.
“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku,
demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah
tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yesaya
55:8-9).

Penganut Gerakan “Jesus Only Movement” sering mendasari keyakinannya


berdasar Ibrani 13:8 : “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini
dan sampai selama-lamanya.” Bagi mereka, satu ayat ini dianggap meyakinkan
bahwa YESUS itu adalah Tuhan Semesta Alam dari DULU, SEKARANG dan
SELAMANYA.

Mereka lupa (atau pura-pura tidak tahu) bahwa ayat-ayat di Kitab Perjanjian
Lama, juga menyatakan bahwa YHWH juga tetap sama, misalnya: “… tetapi
Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mutidak berkesudahan.” (Mazmur
102:28). “Dengarkanlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israelyang Kupanggil!
Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang
terkemudian!” (Yesaya 48:12)

Jelas, kitab Mazmur dan Yesaya tidak menunjuk pada Yesus, melainkan YHWH.
Pada zaman Kitab Yesaya dan Mazmur itu ditulis, Yesus belum lahir dari rahim
Maria.

Di dunia Kekristenan masa kini memang banyak bermunculan Gerakan-


Gerakan atau Sekte-Sekte, dengan menyebarluaskan pengajaran-pengajaran
yang kelihatannya baik dan lurus, tetapi berujung menyesatkan jemaat Tuhan.
Untuk itu kita perlu mewaspadai, dan menguji setiap pengajaran yang ada,
dengan memperhadapkannya dengan kebenaran firman Tuhan di dalam
Alkitab.

(3): YAHWEHISME.
“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan
mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)

Kali ini kita akan membahas pengajaran sebuah sekte yang sekarang telah
merambah dalam Kekristenan, termasuk juga di Indonesia. Gerakan mereka
disebut sebagai “Gerakan Nama Suci” atau “Sacred Name Movement” atau
“Yahweisme”. Gerakan ini berkembang dari kalangan Kristen yang dipengaruhi
Yudaisme yang popiler di Amerika Serikat dan kemudian dipopulewrkan di
Indonesia sejak dua dasa warsa lalu. Gerakan ini juga dikenal sebagai ‘Hebraic
Roots Movement’,’ yang pada dasarnya menekankan usaha kembali ke akar
yudaik praktek ibadat Yahudi dengan adat-istiadat ritualnya.

Latar belakang gerakan Yahwehisme ini sebenarnya sudah terjadi jauh seabad
sebelumnya. Pada abad-19, ada gerakan internasional kebangkitan Yahudi
(Zionisme) yang kala itu hidup dalam diaspora khususnya di Asia Utara (Rusia),
Eropah dan Amerika. Puncaknya adalah dibentuknya World Zionist
Organization dengan kongres pertama di Basel (1897). Gerakan ini semula
bersifat politik dengan tujuan mendirikan negara Yahudi di Palestina (Erets
Yisrael), dan dari gerakan ini terdapat beberapa aliran termasuk yang
menekankan Religious Zionism. Umumnya kalangan Yahudi perantauan sudah
hidup secara sekular, namun ada kalangan orthodox yang berpendapat bahwa
zionisme harus dicapai dengan mengembalikan orang Yahudi kepada agama dan
bahasa mereka, yaitu Ibrani.

Misi Religious Zionism adalah mengajak umat Yahudi sedunia untuk menggali
lagi agama Yahudi dengan Taurat mereka dan menghidupkan kembali bahasa
Ibrani bukan sekedar sebagai bahasa tulis tetapi juga sebagai bahasa percakapan
yang selama berabad-abad menjadi bahasa lisan yang mati. Pengaruh Zionisme
dengan kekuatan uang mereka menyebar ke Eropah dan Amerika Serikat.
Dalam kelompok orthodox Yahudi itu ada juga sekte yang lebih jauh ingin
mengembalikan “Nama Yahweh”, nama yang menurut mereka diterjemahkan
dari YHWH, tetragrammaton), sebagai nama diri TUHAN Sang Pencipta.

Padahal nama YHWH itu selama ini di kalangan Yahudi tradisional dianggap
terlalu suci untuk diucapkan sehingga disebut dengan nama “Adonai” (Tuhan)
atau “Ha-Shem” (Nama Itu) dan di kalangan Yahudi berbahasa Inggers disebut
“The Lord” (LORD). Semangat fundamentalisme agama Yahudi ini bukan saja
terjadi di kalangan orang Yahudi sendiri, namun dengan mulainya banyak orang
berziarah ke Israel, mereka juga mempengaruhi orang-orang Kristen yang
datang ke Palestina dan terutama yang ada di Amerika Serikat.

Perkembangan di Amerika Serikat

Abad-19 terjadi kekosongan rohani di Amerika Serikat sehingga banyak aliran


baru tumbuh yang menekankan khususnya nubuatan tentang Akhir Zaman,
yaitu Adventis (1844), Saksi-Saksi Yehovah (1874), dan kemudian Pentakosta
(Church of God, 1886). Disamping nubuatan Akhir Zaman, Adventisme
menekankan hari Sabat dan kesucian makanan, Saksi-Saksi Yehovah
mengajarkan ajaran Unitarian/Arian, dan Church Of God menekankan karunia
roh. Saksi-Saksi Yehovah--lah yang pertama kali terpengaruh nama YHWH
(tetragramammaton) sehingga pada pertemuan mereka di Ohio (1931) mereka
secara resmi menggunakan nama Jehovah Witnesses (Saksi-Saksi Yehovah) dan
menganggap nama YHWH itu suci dan bahwa penerjemahan nama itu adalah
perbuatan setan.

Dari kalangan Church of God, ada yang kemudian terpengaruh Adventisme dan
menekankan hari Sabat dan membentuk Church of God, 7thday. Tiga tokoh
dibelakang gerakan yang merintis pemujaan nama Yahweh berasal dari gereja
COG, 7thday, yang kemudian memisahkan diri di tahun 1933 menjadi COG,
7thday, Salem, yaitu Andrew N. Dugger, Clarence O. Dodd dan Herbert W.
Armstrong.Dodd setelah mengklaim didatangi dua malaekat dan dikeluarkan
dari COG, 7thday, mendirikan Assembly of Yahweh yang menggunakan kembali
nama Yahweh, merayakan hari Sabat, dan menjalankan bulan baru dan hari-
hari raya Yahudi, dan menerbitkan majalah ‘The Faith’ (1937) untuk
menyebarkan pandangannya itu.

Herbert W.Amstrong sefaham dengan Dodd dan ditahbis menjadi pendeta di


COG, 7thday, Oregon. Pandangannya kontroversial karena sama seperti Dodd,
yang merayakan hari Sabat, kesucian makanan, dan merayakan bulan baru dan
hari-hari raya Yahudi sesuai hukum Musa, ia menubuatkan bahwa orang-orang
Inggeris dan Amerika adalah keturunan dari 10 suku Israel yang terhilang. Ia
dikeluarkan dari COG, 7thday, karena ajarannya yang ekstrim, dan ia kemudian
mendirikan Worldwide Church of God (1946) dan Ambassador College dan
menerbitkan majalah Ambassador dan The Plain Truth yang disebarkan ke
seluruh dunia. Pandangannya mengenai keadaan sesudah mati sama dengan
Saksi-Saksi Yehovah, yaitu bahwa orang mati dalam keadaan tidur rohani dan
pada saat penghakiman akan dibangkitkan atau dimusnahkan. Ia menolak
Trinitas dan beranggapan bahwa roh kudus bukan pribadi hanya kekuatan ilahi
sama dengan pandangan Saksi-Saksi Yehovah (Binitarian).

Pada umumnya penganut Yahwehisme atau pemuja nama Yahweh menolak


Trinitas dan menganut paham Unitarian Modalism (Sabelian-isme, yaitu
Yahweh itu Esa dan menyatakan diri [modal] sebagai Bapa dan Firman), atau
Unitarian Subordinasionis (Arianisme, pandangan SSY bahwa Yahshua (Yesus)
itu ciptaan lebih rendah dari Yahweh). Dan sekalipun kepercayaan mereka
bervariasi, pada umumnya mereka sepakat bahwa nama Yahweh, Elohim dan
Yahshua harus dipulihkan dan tidak menyebut diri sebagai Kristen karena nama
itu dianggap berasal kafir. Penganut Yahwehisme mudah terpecah-belah dan
cenderung mendirikan gereja dengan kekhasannya sendiri seperti House of
Yahweh yang menolak pre-eksistensi Yahshua. The Assembly of Yahvah lebih
memilih nama Yahvah dan The Assemblies of Yah memilih nama Yah daripada
Yahweh, yang lainnya memilih ejaan sendiri untuk menyebut nama Yahweh dan
Yahshua.

Angelo B. Triana, murid Dodd, menolak surat-surat Paulus, namun kemudian ia


menjiplak King James Bible dan mengganti nama-nama ‘LORD’ dengan
Yahweh, ‘God’ dengan Elohim, dan ‘Jesus’ dengan Yahshua dan menyebutnya
Holy Name Bible (PB-1950 dan PL&PB-1963) sejalan dengan terbitnya Alkitab
versi terjemahan lain yakni New World Translation dari Jehovah Witnesses /
Saksi-Saksi Yehovah (PB-1950 dan PL&PB-1961) yang memunculkan kembali
nama YHWH. John Briggs,murid Triana mempopulerkan nama Yahshua dan
kemudian mendirikan Yahveh Beth Israel.

Murid Triana lainnya, Jacob O Meyer terpecah dari Assembly of Yahweh dan
mendirikan Assemblies of Yahweh (1960), dan gereja ini pecah lagi dan dibawah
Donald Mansager mendirikan Yahweh’s Assembly in Messiah (1980). Adanya
skandal seks beberapa pendeta mendorong Mansager memisahkan diri dan
mendirikan Yahweh’s New Covenant Assembly (1985), dan pecah lagi menjadi
Yahweh’s Assembly in Yahshua (2006) yang percaya bahwa “bahasa Ibrani
adalah bahasa yang digunakan Yahweh di surga dan di taman Eden dan
digunakan dalam penulisan kitab suci PL dan PB. Bahasa Ibrani adalah induk
semua bahasa di dunia.” Anaknya, Alan Mansager berbeda pendapat dengan
ayahnya dan mendirikan Yahweh’s Restoration Ministry. Assembly of Yahweh
kemudian pecah lagi dan Robert Wirl mendirikan Yahweh’s Philadelphia Truth
Conggregation (2002).

Dari perkembangan sidang jemaat pemuja nama Yahweh yang bertebaran


dimana-mana yang umumnya tidak berhubungan satu dengan lainnya itu, kita
dapat melihat bahwa mereka mudah sekali terpecah-pecah menjadi berbagai
fraksi dan memberi nama baru sesuai dengan penekanan mereka, namun
sekalipun begitu, ada beberapa butir yang sejalan, yaitu:

(1) Adanya pengaruh Adventisme soal memelihara Sabat dan Kesucian Makanan
dan Saksi-Saksi Yehovah dan sekte Yahudi (Yudaisme) yang menekankan
perlunya dikembalikannya nama ‘YHWH’ (tetragrammaton) sekalipun
ditafsirkan berbeda-beda (Yahweh/Yahvah/Yah dll.) dan kembali kepada bahasa
Ibrani. Ada juga yang menekankan kembali nama Elohim dan Yahshua;

(2) Mereka menolak Kitab Suci yang memuat nama-nama Lord, God, dan Jesus
dan menggantinya dengan nama-nama Ibrani Yahweh, Elohim, dan Yahshua.
Saat ini ada belasan versi ‘Kitab Suci’ yang diterbitkan pemuja nama Yahweh’ di
Amerika Serikat;

(3) Menjalankan hukum Musa dengan konsekwen seperti merayakan Sabat,


Kesucian makanan (halal-haram), dan merayakan bulan baru dan hari-hari raya
Yahudi, dengan ibadat seperti agama Yahudi. Perjamuan Kudus dirayakan
setahun sekali pada malam sebelum Pasah Yahudi dan menolak perayaan Natal
sama halnya dengan Saksi-Saksi Yehovah;

(4) Menolak Trinitas, ada yang menganggap Yahweh sebagai Unitarian Modalis
(Sabellianisme, Yahweh itu esa dan firmannya menjadi manusia Yahshua) atau
Unitarian Subordinasionis (Arianisme, Yahshua itu lebih rendah dari Yahweh
seperti pandangan SSY), atau berbagai ajaran non-trinitarian lainnya seperti
tidak mempercayai pre-eksistensi Yahshua dll. Namun, sekalipun demikian
banyak yang mensyaratkan agar dibaptis kembali dalam nama Yahshua;

(5) Tidak merupakan satu organisasi yang solid melainkan merupakan sidang-
sidang jemaat yang independen dengan ke khasannya masing-masing, namun
jelas membedakan diri dengan kekristenan pada umumnya dan lebih bercorak
agama Yahudi dengan semua ritualnya.

Dari beberapa butir kesimpulan ini menjadi jelas apa yang diyakini oleh
penganut Yahwehisme atau Pemuja Nama Yahweh yang kemudian masuk ke
Indonesia sekitar tahun 1990.

Perkembangan di Indonesia

Pengaruh sekte ‘Yahwis’ Yahudi yang dialami beberapa orang yang berziarah ke
Israel dan Pemuja Nama Yahweh dari Amerika Serikat, mempengaruhi beberapa
kalangan kristen di Indonesia sejak dua dasawarsa yang lalu. Sekalipun mirip
dengan gerakan itu di mancanegara, di Indonesia ada ciri khas yang
ditunjukkan, yaitu semangat anti Arab/Islam dengan penolakan mereka akan
nama “Allah” yang dianggap nama berhala, mengingat bahwa tokoh-tokoh awal
Pemuja Nama Yahweh di Indonesia umumnya berasal dari penganut agama
Islam. Ini berimbas pada semangat anti-Kristen karena umat Kristen juga
menyembah “Allah”.

Di tahun 1980-an, Hamran Ambrie, tokoh muslim yang masuk Kristen merintis
usaha penginjilan untuk menobatkan umat Islam melalui wadah ‘The Good
Way’, kemudian bersama dengan dr. Suradi yang ditobatkannya pada tahun
1982, mendirikan Christian Centre Nehemia (1987) dan menerbitkan majalah
dengan judul Gema Nehemia dan brosur dan traktat. Semula mereka masih
menggunakan nama Tuhan dan Allah, namun setelah kematian Hamran Ambrie
(1987) dan berziarah ke Israel, Suradi terpengaruh Yudaisme dan menekankan
penggunaan bahasa Ibrani khususnya nama ‘Yahweh, Elohim & Yesua.’

Misi Nehemia ditujukan untuk menginjili umat Islam dan membina mereka
menjadi penginjil untuk menjangkau umat Islam. Dr. Suradi (yang kemudian
berganti nama menjadi Suradi ben Abrahamlalu diganti lagi dengan Eliezer ben
Abraham) kemudian dengan nama ‘Iman Taqwa Kepada Shiraatal Mustaqien’
lalu ‘Bet Yesua Hamasiah’ pada akhir tahun 1990-an menerbitkan lima seri
traktat berjudul ‘Siapakah yang Bernama Allah itu?’ Kelima traktat itu kemudian
disatukan, dan lalu terbit traktat ke-6 dan ke-7.

Pada umumnya dalam traktat itu disebutkan bahwa “Allah” adalah nama dewa
Arab (dewa bulan/pengairan) masa jahiliah, ini didasarkan penafsiran harfiah
potongan kutipan dari beberapa buku, padahal kalau kutipan itu dibaca
selengkapnya pengertiannya berbeda. Karena itu bila umat Kristen
menggunakan nama itu berarti menghujat Yahweh. Puncak dari penerbitan seri
traktat itu adalah pada tahun 2000 diterbitkan ‘Kitab Suci Taurat dan Injil’
(Kitab Suci 2000). Kitab Suci ini 99,9% merupakan plagiat dari Alkitab (TB)
yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) dan hanya beberapa
nama diganti seperti ‘TUHAN’ dengan YAHWE, Allah dengan Eloim, Yesus
dengan Yesua, dan beberapa nama lain seperti ‘Musa’ dengan Mose, ‘Daud’
dengan Dawid, Yohanes dengan ‘Yokhanan,’ dll.

Sekalipun dr. Suradi menunjukkan kepedulian sosial dengan mengadakan


makanan gratis di rumahnya, ternyata dalam hal agama, fanatismenya
menjadikannya bersikap anti sosial. Fanatisme akan ‘nama Yahwe’ yang radikal,
dilakukan dengan menyerang secara frontal agama Islam dan juga Kristen. Ia
tidak segan menggunakan ayat-ayat Al-Quran sesuai penafsirannya untuk
menyerang Islam. Karena sikapnya yang mengganggu kerukunan itu, oleh
Forum Ulama Umat, Bandung, Suradi bersama Poernama Winangun dikenai
Fatwa Mati (Gatra, 10 Maret 2001).

Kenyataan ini menyebabkan Nehemia tutup dan Suradi menghindar ke


mancanegara. Beberapa pengikut Suradi mengidap fanatisme yang sama bahkan
Endang Yesaya sempat masuk penjara selama empat tahun. Beberapa pengikut
lainnya menjalankan militansi yang sama, bahkan tim UKS yang membelanya
menyebut ‘Allah’ itu nama berhala Iblis, dari kalangan ini juga keluar plesetan
LAI sebagai Lembaga Alat Iblis, karena LAI menerbitkan Alkitab yang menyebut
nama “Allah”.

Pada tahun 2002, kelompok sejenis bernama Pengagung Nama Yahweh


menerbitkan Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan, yang sama dengan KS-2000
melakukan plagiat terjemahan LAI dan hanya mengganti nama ‘TUHAN’
dengan YAHWEH, dan ‘Allah’ dengan Tuhan. Sekalipun mengaku bahwa
usahanya dihasilkan oleh gerakan Roh Kudus, namun dari buahnya diragukan
apakah itu Roh Kudus yang diberitakan Alkitab, soalnya mereka melakukan
plagiat Alkitab (TB) terjemahan LAI tanpa izin dan mengikuti terjemahan nama
Yahweh sesuai The Word of Yahweh yang diterbitkan oleh The Assembly of
Yahweh, gerakan pelopor pemuja nama Yahweh di Amerika Serikat, tetapi tidak
sehurufpun ada penghargaan terhadap Lembaga Alkitab Indonesia yang nyaris
semua terjemahannya diplagiasinya tanpa izin itu.

Pembenaran diri kelompok ini terlihat dalam Prakata Kitab Suci Umat
Perjanjian Tuhan dimana mereka menyalahkan:
(1) Yudaisme orthodok, karena mengganti nama YHWH dengan Adonai;

(2) Septuaginta, karena menerjemahkan nama ‘Yahweh’ ke bahasa Yunani


Kurios; dan

(3) Perjanjian Baru Yunani, yang mengikuti jejak Septuaginta.

Tahun-tahun berikutnya, berkembang generasi baru yang dipimpin pendeta-


pendeta muda yang umumnya bergelar teologia. Pdt. Yakub Sulityo
diberhentikan dari GBI karena memaksakan pengajaran ‘Nama Yahweh’ dan
menganggap nama Allah nama berhala yang menghujat Yahweh, dan
mendirikan jemaat sendiri dengan nama Gereja Rohulkudus Surya Kebenaran.
Pendeta inilah yang disebut-sebut berada di balik peristiwa keluarnya surat
teguran keras yang dikeluarkan oleh Majlis Ta’lim Al-Rodd, Wonosobo, disusul
yang dikeluarkan oleh Badan Pengurus Pusat Ikatan Mubaligh Seluruh
Indonesia pada tahun 2004.

Teguran keras yang dikeluarkannya ‘Majlis Ta’lim Al-Rodd’ (Wonosobo, 28 Mei


2004) ditujukan kepada Pimpinan Lembaga Alkitab Indonesia, dan yang kedua
dikirim oleh ‘Badan Pengurus Pusat Ikatan Mubaligh Seluruh Indonesia’
(Jakarta, 1 Nopember 2004) yang ditujukan Dirjen Bimas Kristen Protestan
Depag RI dan Lembaga Alkitab Indonesia, dengan tembusan kebanyak pihak
pemerintah. Isi surat kedua itu pada prinsipnya menegur dengan keras umat
Kristen berdasarkan pertimbangan:

1. Bahwa Allah adalah nama sesembahan umat muslim;

2. Agar menarik semua Alkitab dan buku rohani yang menggunakan nama
Allah;

3. Agar menegur dengan keras Gereja-Gereja yang masih memakai nama Allah;

4. Agar memberikan peringatan keras kepada para pendeta, pendeta muda,


pendeta pembantu dan para Evangelis untuk tidak menggunakan kata Allah
dalam menyampaikan Firman, Seminar dll.

Kelihatan sekali Pemuja Nama Yahweh menempuh segala cara untuk


membenarkan diri dan memaksakan pendapat dan kehendak mereka, ini
terlihat jelas ketika pada awal tahun 2008, ada Pemuja Nama Yahweh yang
memejahijaukan Lembaga Alkitab Indonesia ke pengadilan dengan tuduhan
bahwa LAI telah mengubah nama YHWH menjadi Allah dan menuntut agar
“Bimas Kristen dan LAI segera menarik semua Alkitab dan buku rohani yang
memakai nama Allah. Kedua lembaga ini juga diminta untuk memberikan
peringatan keras kepada para pendeta untuk tidak lagi menggunakan nama
Allah dalam khotbahnya.”(Reformata, edisi 80, 1-15 Maret 2008).

Sungguh tidak dapat dimengerti bahwa Pemuja Nama Yahweh bisa


membuahkan provokasi adu-domba bermotif SARA yang membahayakan itu.
Roh apakah yang berada di balik semua ini? Sikap mau benar sendiri,
memaksakan pendapat dan kehendak sendiri kelihatannya merupakan
mentalitas inheren yang diakibatkan fanatisme nama ‘Yahweh’ itu. Dapat
dimaklumi kalau banyak pembicara kristen yang semula terbuka untuk
berdiskusi dengan Pemuja Nama Yahweh kemudian enggan meneruskan karena
mereka menghadapi orang-orang yang tertutup yang tidak bisa diajak berdiskusi
untuk meluruskan kebenaran. Kebenaran tentang ‘nama Yahweh’ mereka adalah
harga mati, termasuk anggapan mereka bahwa bahasa Ibrani adalah bahasa
surga yang sudah ada dari kekal sampai kekal dan Perjanjian Baru ditulis dalam
bahasa Ibrani. Klaim-klaim yang melawan pendapat penemuan arkaeologis dan
penyelidikan sejarah Alkitab.

Kelihatan sekali penganut Yahwehisme atau Pemuja Nama Yahweh itu merasa
diri “lebih Arab dari Orang Arab sendiri dan lebih Yahudi daripada orang Yahudi
sendiri.” Bila umumnya para tokoh Islam termasuk 29 juta orang Kristen
berbahasa Arab mengaku Allah sebagai Tuhan Abraham dan nama Allah sebagai
kontraksi Al-Ilah dan merupakan alih bahasa Arab dari El/Elohim/Eloah Ibrani
atau elah/alaha Arami (dalam Ezra 5:1;6:14 ditulis ‘Elah Yisrael’), Pemuja Nama
Yahweh berusaha sekuat tenaga mengemukakan argumentasi bahwa ‘Allah’ itu
bukan ‘Al-Ilah’! Dan bila Orang Yahudi tradisional, Septuaginta, Yesus & Rasul,
dan umat Kristen sejak awal berdirinya gereja sampai sekarang sudah banyak
dibangunkan kerohaniannya dengan menyebut Yahweh/El/Elohim/Eloah
dalam bahasa mereka masing-masing, Pemuja Nama Yahweh menyatakan itu
semua adalah salah dan merekalah yang benar, sehingga mereka merasa berhak
menghakimi Lembaga Alkitab Indonesia yang menerjemahkan nama Ibrani
‘El/Elohim/Eloah’ menjadi ‘Allah’ itu!

Seperti diketahui dikalangan umat Kristen berbahasa Arab, jauh sebelum Islam
lahir, nama “Allah” sudah digunakan baik sebagai bahasa lisan maupun ketika
dituliskan sebagai Alkitab dalam bahasa Arab. Pada abad-6 SM dalam kitab Ezra
5:1/6:14 ditulis ‘Elah Yisrael’ dalam bahasa Aram, dan bahasa Aram merupakan
nenek moyang bahasa Arab Nabati dan kata ‘Elah’ itu disebut ‘Ilah’ dalam
bahasa Arab. Sejak itu banyak inskripsi dari kalangan Kristen pra-Islam sudah
menggunakan nama ‘Allah’ bahkan dalam konsili di Efesus (431 M) sudah ada
uskup Arab Haritz bernama ‘Abdullah’ (Abdi Allah). Masa kini 29 juta orang
Kristen berbahasa Arab menggunakan empat versi Alkitab Arab yang semuanya
menggunakan nama ‘Allah’ (a.l. Arabic Bible, Todays Arabic Version), ini belum
termasuk puluhan juta umat Kristen di Indonesia dan Malaysia yang selama
empat abad sudah menyebut nama ‘Allah’ yang tertuju kepada El/Elohim
/Eloah.

Marilah kita mendoakan saudara/i kita yang terpengaruh ajaran Pemuja Nama
Yahweh, dan menyadarkan mereka, agar:

(1) Menyadari agar tidak terkecoh daya tarik ‘kembali ke Ibrani’ karena simpati
kembali menggunakan nama ‘Yahweh’ akan menyeret mereka menjadi bagian
dari sekte Yahudi yang fanatik dan meninggalkan agama Kristen;

(2) Menyadari bahwa dengan mengikuti ‘Pemuja Nama Yahweh,’ mereka jatuh
dalam dosa ‘menghujat nama Allah, nama El/Elohim/Eloah dalam bahasa Arab’
yang selama ini sudah digunakan oleh 29 juta orang kristen berbahasa Arab
selama dua milenium dan puluhan juta orang Kristen Indonesia selama empat
abad;

(3) Menyadari agar tidak terseret keluar dari iman yang didasarkan Injil Kasih
ke arah iman yang dilandasi hukum Taurat yang konfrontatif;

(4) Menyadari bahwa mereka sedang ditarik keluar dari kerukunan beragama
dengan sesama penganut umat beragama di Indonesia untuk masuk dalam sikap
eksklusif Yahudi yang bersikap kontra dengan semua yang berbau Arab/Islam
dan juga yang berbau Kristen. Bagi mereka nama Yesus dan Kristenpun bisa
dianggap kafir karena bukan bahasa Ibrani;

(5) Menyadari bahwa dengan mengikuti faham Pemuja Nama Yahweh, mereka
akan ditarik keluar dari keyakinan bahwa Yesus itu Tuhan dan merupakan
pribadi bagian dari Tritunggal untuk masuk ke dalam ajaran Sabelian yang
beranggapan bahwa Yeshua adalah Yahweh sendiri, jelmaan firman yang keluar
dari Yahweh; dan

(6) Menyadari bahwa mereka akan ditarik meninggalkan kekristenan historis


yang am dengan perayaan Natal, Paskah, dan kebaktian minggunya, dan dibawa
masuk ke ritual Yahudi yang berpusat kepada Yudaisme yang berbau Ibrani dan
merayakan hari Sabat sabtu, kesucian makanan, bulan baru dan hari-hari raya
Yahudi!

Marilah kita doakan penganut Yahwehisme atau Pemuja Nama Yahweh, karena
mereka juga tidak mencerminkan sifat Roh Kudus yang menyatukan, sebab
mereka sendiri mudah sekali terpecah-belah (di Indonesia, dalam 7 tahun 3
versi Kitab Suci diterbitkan kalangan ini dan ketiganya tidak seragam). Ini
terbukti dari ucapan salah satu sumber Pemuja Nama Yahweh, bahwa: “Akhir-
akhir ini rasa frustasi mengghinggapi komunitas Qahal Mesianik di Indonesia.
Frustasi terhadap apa? Frustasi terhadap kondisi komunitas ini yang semakin
tidak jelas arah dan tujuan pergerakannya. Beberapa orang mulai mengeluh
mengenai perselisihan diantara pemimpin, beberapa orang lainnya mengeluh
tidak siap melihat perubahan demi perubahan dan pembenahan demi
pembenahan. Sebagian yang lain mulai tidak nyaman dengan berbagai
pengajaran tentang “tefilah” [doa harian], “ibadah shabat”, “pembaruan tata
ibadah”. Sementara yang lain hanya berpuas diri dengan penggunaan nama
Yahweh namun pemahaman teologis maupun tata cara ibadah masih
mencerminkan denominasi yang lama [pentakostal, kharismatik, protestan dll]”
(Buletin Nafiri Yahshua Ministry, No.32, Februari 2007, hlm.4).

Di sekitar kita memang ada banyak pengajaran dan tafsiran yang beraneka
ragam tentang pengajaran tentang Allah, Sang Pencipta namun alangkah
baiknya sebelum mengakhiri artikel ini, kita membaca percakapan imajinatif
antara Guru Agung kita, Yesus Kristus, dengan Pdt. Timotius Bekti Sarono, yang
termuat dalam buku “Bincang-Bincang Dengan Guru Agung, terbitan Andi
Ofseet, Yogyakarta. Semoga menjadi berkat bagi kita semuanya.

OT (Oom Timotius) : Guru, sudah berapa lama Engkau bersama dengan Allah
Sang Pencipta?

YESUS : Tidak salah engkau bertanya demikian?

OT : Tidak Guru......!

YESUS : Bukankah Firman itu bersama dengan Allah dan firman itu juga Allah (
Yohanes 1:1) ?

OT : Jadi sejak semula Engkau sudah bersama Dia?

YESUS : Sudah sekian lama engkau menikmati kebenaran masih juga belum
mengerti?

OT : e.....

YESUS : Tidak engkau percaya akan keberadaanKu sebelum kehadiran-

Ku di bumi ini?

OT : Engkaulah Alfa dan Omega, yang awal dan yang akhir (Wahyu 1:8)

YESUS : Lalu, apakah maksud pertanyaanmu?

OT : Begini Guru, melihat keberadaanMu yang kekal dari kekal itu sudah dapat
dipastikan Engkaulah satu-satunya pribadi yang dapat memberikan informasi
secara akurat tentang nama Sang Pencipta ini!

YESUS : Aku telah memperkenalkan Allah sebagai Bapa yang di sorga belumlah
itu lebih dari cukup?

OT : Jadi Bapa merupakan alamat doa yang tepat?

YESUS : Bukankah Aku mengajarkan kalau kamu mau berdoa katakan-lah


“Bapa kami yang ada di Sorga”?

OT : Tapi Guru, itu kan nama jabatan, sedangkan Bapa ‘kan harus ada nama-
Nya?

YESUS : Apakah Aku memberitakan sesuatu yang kurang bagi umatKu?

OT : Jelas tidak Guru, jadi apakah tidak perlu menyebut “personal name”nya?
YESUS : Bagaimana doa-Ku di Getsemani?

OT : Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: "Ya BapaKu, jikalau
sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti
yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39).

YESUS : Dia yang sangat mengasihi adalah Pencipta langit dan bumi cukup Aku
panggil Bapa!

OT : Ya, Guru....

YESUS : Apa yang telah Aku sampaikan akan tetap menjadi kebenaran dan itu
sudah sangat cukup untuk dipahami dan dimengerti bagi seluruh umatKu!

OT : Benar Guru, Engkau begitu dekat dengan Dia Sang Bapa.

YESUS : Aku dan Bapa adalah satu (Yohanes 10:30), mengertikah engkau?

OT : Sangat mengerti Guru, Engkau sendiri mengklaim bahwa sebelum


Abraham lahir Engkau sudah ada.

YESUS : Ya benar, tunjukkan kebenaran itu!

OT : Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya


sebelum Abraham jadi, Aku ada." (Yohanes 8:58). Mengapa Engkau tidak
menggunakan nama YHWH dalam pengajaranMu?

YESUS : Apakah nama itu perlu bagimu?

OT : emmm......

YESUS : Apakah Aku pernah menyebutkanNya dalam doaKu atau peng-


ajaranKu?
OT : Tidak, Guru.....

YESUS : Nama itu adalah penyataan BapaKu kepada Musa bagi umat pilihanKu.

OT : Ya Guru, ayat itu mengatakan demikian: “Firman Allah kepada Musa:


"AKU ADALAH AKU." Lagi firmanNya: "Beginilah kaukatakan kepada orang
Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu. Selanjutnya
berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel:
TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub,
telah mengutus aku kepadamu: itulah namaKu untuk selama-lamanya dan
itulah sebutanKu turun-temurun.” (Keluaran 3:14-15).

YESUS : Ya benar, itukebenaran yang disampaikan unrtuk hamba-Ku Musa...

OT : Dalam bahasa Ibrani dimana bahasa dimana suara Tuhan sendiri yang
mengatakanNya demikian : “Wayo'mer 'Elohiym 'el- Mosheh, 'EHYEH 'SHER
'EHYEH. Wayo'mer koh to'mar libney Yisra'el: 'EHYEH shlachaniy'leykem.
Wayo'mer `owd 'Elohiym 'el- Mosheh, Koh- to'mar 'el-bney Yisra'el: Yahweh
'Elohey 'boteykem -- 'Elohey'Abraham 'Elohey Yitschaq we-'Elohey Ya`qob --
shlachaniy'leykem. Zeh- shmiy l`olam wzeh zikriy ldor dor.”

YESUS : Bukankah itu merupakan pengalaman rohani Musa ketika Ia dipanggil


menjadi hambaKu bukan?

OT : Ya Guru....

YESUS : Bukankah engkau juga umat pilihan-Ku juga?

OT : Umat tebusanMu mempercayai sepenuhNya bagai keadaan kami sekarang


telah menjadi umat pilihan sekelas Israel.

YESUS : Apa yang dikatakan hambaKu Petrus dalam tulisannya meng-enai hal
itu..?

OT : “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-
perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari
kegelapan kepada terangNya yang ajaib.” ( 1 Petrus 2:9).

YESUS : Bukankah pengalaman perjumpaanmu dengan diriKu lebih berharga


dari perjumpaan Musa dengan BapaKu?

OT : Ya, Guru...

YESUS : Seluruh umat-Ku berkenan kepada Bapa-Ku, bukan karena


pengalaman Musa bukan?

OT : Tetapi berangkat dari pengalaman kelahiran baru dibaptis di dalam


Engkau!

YESUS : Jadi pengalamanmu itu lebih menyatukan Bapa-Ku dengan seluruh


umat-Ku.

OT : Dulu Philipus bertanya kepadaMu tentang Bapa itu dan Ia ingin tahu lebih
...

YESUS : Ya, sebutkanlah itu...

OT : “Kata Filipus kepadaNya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu
sudah cukup bagi kami." ( Yohanes 14:8)

YESUS : Lalu apa jawab-Ku?

OT : "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak
mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat AKu, ia telah melihat Bapa;
bagaimana engkau berkata: “Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.” (Yohanes
14:9).
YESUS : Sejak pertama kehadiranKupun hambaKu Yohanes telah me-nyatakan
keberadaan Allah yang sesungguhnya bukan?

OT : Ya Guru, firmanMu berkata : “Tidak seorangpun yang pernah melihat


Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang
menyatakanNya.” (Yohanes 1:18)

YESUS : Ya benar katamu itu, sudah cukup semuanya dan tidak perlu menengok
panggilan siapapun, manapun dan kapanpun sebab panggilan Allah kepadaMu
jauh lebih berharga dan bernilai dari panggilan nabi manapun juga!

OT : Jadi Engkau sudah menyatakan seluruhnya apa yang ada di dalam diri
Allah.

YESUS : Ya, didalam diriKu terdapat semua hal yang Allah miliki!

OT : FirmanMu sendiri berkata : “Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan


diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu
dengandiriNya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia
mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.” (Kolose 1:19).

YESUS : Benar yang ditulis oleh HambaKu Paulus itu dan memang tidak
dibutuhkan lagi pengalaman manapun lagi.

OT : Maaf Guru, sekali lagi yang menjadi renungan bagi umatMu bahwa Engkau
sendiri tidak menyebutkan pengalaman Musa dengan nama Allah yang
menciptakan langit dan bumi itu bukan?

YESUS : Itu pertanyaan sia-sia yang tidak perlu. Bukankah umatKu sekarang
karena kegagalan Israel mentaati perintahKu? Engkau mau menjadi umat yang
gagal?

OT : Tidak mau Guru, dan lagi Engkau tidak hidup di zaman Musa dengan
bahasa Ibraninya bukan?

YESUS : Semua orang tahu itu!

OT : Jadi Engkau menggunakan bahasa apa pada waktu Engkau tinggal di bumi
ini?

YESUS : Tanyakankanlah bahasa apakah yang Aku pergunakan pada waktu itu
kepada orang-orang di sekitarmu.

OT : Menurut sarjana-sarjana Alkitab, Engkau berkata-kata dalam bahasa


Yunani dan sebagian bahasa Aram.

YESUS : Bukankah sudah jelas apa yang Aku sampaikan?

OT : Dan Engkau tidak memaksakan nama ibrani masuk dalam pengajaranMu


sekalipun itu nama Yahweh bukan?

YESUS : Dia adalah sesembahan bagi seluruh bangsa, apakah gunanya Aku
memaksakan nama YHWH itu kepada umatKu?

OT : Ya Guru, Engkau lebih tertarik hubungan anak dengan BapaNya, jadi Allah
adalah Bapa yang baik!

YESUS : Kebenaran-Ku sudah jelas tidak perlu dipersoalkan lagi bukan?


OT : Maaf Guru, tapi firmanMu berkata bahwa nama itu harus dijadikan turun
temurun dan tidak berubah?

YESUS : Coba tunjukkanlah ayatNya...!

OT : “Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab


TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan
sembarangan.” (Keluaran 20:7), dan masih banyak ayat yang lain...

YESUS : Ya, memang benar... itu tidak salah..

OT : Ayat itu dalam bahasa Ibraninya demikian Guru: Lo' tisa' 'et- shem-
Yahweh 'Eloheyka lashaw'. Kiylo' ynaqeh Yahweh 'et 'sher- yisa' 'et- shmow
lashaw'.

YESUS : Lihatlah lagi dalam bahasa-bahasa lain di dunia ini...

OT : “Thou shalt not take the name of the Lord thy God in vain; for the Lord will
not hold him guiltless that taketh his name in vain.” (King James Version).

YESUS : Apakah nama itu diterjemahkan, atau tidak?

OT : Tidak Guru.....

YESUS : Lalu untuk apa engkau mempertahankan nama BapaKu harus


disebutkan...?

OT : Memang ada beberapa istilah dalam kebenaranMu yang tidak


diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa lain tetapi nama Yahweh itu
diterjemahkan dalam bahasa manapun juga!

YESUS : Mengapa itu dipersoalkan kembali?

OT : Jadi memang Engkau sendiri tidak memaksakan nama itu dalam


pengajaranMu bukan?

YESUS : Itulah pertanyaan yang berangkat dari keraguanmu itu. Tunjukkanlah


kepadaKu kebenaran mengenai Allah yang Aku ajarkan!

OT : Ada beberapa contohnya: Markus 11:22, Yesus menjawab mereka:


"Percayalah kepada Allah! [Kai apokritheis ho Iesous legei autois, "Echetepistin
Theou!]; Yohanes14:1, "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah,
percayalah juga kepadaKu.” [Me tarassestho humon he kardia. Pisteuete eiston
Theon kai eis eme pisteuete]; Yohanes 17:3, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu
bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal
Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” [Haute de estin he aionios zoe --hina
ginoskosin se ton monon alethinon Theon kai honapesteilas Iesoun Christon].

YESUS : Bukankah jelas aku mengindentikkan diriKu dengan Allah yang sejati
yang aku beritakan dengan nama bahasa dimana Aku tinggal bukan?

OT : Ya Guru, bahkan seruanMu diatas salib bahasanya berbeda juga ya?

YESUS : Sebutkanlah itu..!

OT : “Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi,
lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau
meninggalkan Aku?” (Markus 15:34).
YESUS : Ya, benar. Lalu apanya yang dipersoalkan?

OT : Dalam bahasa Aram kalimat yang Engkau ucapkan berbunyi demikian:


“Kai' tee'ena'tee hoo'ra ebo'eesen ho Ieesou's foonee' mega'lee, "Elooi',Elooi'
lema sabachthani?" [ho'-estin methermeeneuo'menon "hoTheo's mou, ho Theo's
mou, eis ti' engkate'lipe's me?”].

YESUS : Mengapa Aku tidak berkata : “Yahweh... Yahweh mengapa Engkau


meninggalkan Aku?” Begitukah?

OT : Benar, Guru...

YESUS : Hal yang sama telah terkonsep didalam diri wanita Samaria ketika Aku
datang kepadaNya, tahuKah engkau?

OT : “Kata perempuan itu kepadaNya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa


Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini,
tetapi kamu katakan bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” (Yohanes
4:19-20).

YESUS : lalu, apa yang Aku ucapkan?

OT : "Percayalah kepadaKu, hai perempuan, saatnya akan tiba; bahwa kamu


akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.” (
Yohanes 4:21).

YESUS : Lebih jelas lagi Aku telah mengatakan bahwa , “..... saatnya akan datang
dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan
menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki
penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah
Dia harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran." (Yohanes 4:23).

OT : Jadi Guru tidak perlu dipersoalkan tentang penggunaaan nama itu?

YESUS : Tidakkah Engkau mengerti kebenaran-Ku? Yang tersirat dari Allah


telah digenapi didalam diri-Ku, apakah perlunya kembali ke dalam Perjanjian
Lama?

OT : Terima kasih, Guru...!

(4): SAKSI-SAKSI YEHOVAH

“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan
mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)

Dunia Kekristenan semenjak era reformasi dimulai hingga saat ini telah
dipenuhi oleh berbagai aliran dan denominasi dalam gereja, dengan beragam
pengajaran dan pemahaman iman masing-masing, yang kadang berbeda satu
dengan yang lain. Perbedaan yang sangat mencolok adalah ketika mereka
memiliki suatu pemahaman iman atau pengajaran yang sama sekali
bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan, yakni Alkitab Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru.

Pengertian yang salah terhadap firman Tuhan tersebut mengakibatkan


kekeliruan penafsiran sehingga pada akhirnya pemahaman iman mereka sudah
banyak menyimpang dari prinsip-prinsip kebenaran Alkitab.
Salam satu kelompok atau Sekte yang hampir 200 tahun ini mempengaruhi
jemaat Kristen adalah Sekte Saksi Yehovah. Sekte in memasuki dani merambah
Indonesia pada beberapa dekade yang lalu hingga sekarang.

Sekte yang sekarang lazim disebut sebagai Saksi-Saksi Yehovah dimulai di


Pennsylvania pada tahun 1870, berupa kelas pendalaman Alkitab yang dimulai
oleh Charles Taze Rusell.

Russell menamai kelompoknya “Millenial Dawn Bible Study” (Pemahaman


Alkitab Fajar Milenial). Charles T. Russell menulis seri buku yang diberi judul
“The Millenial Dawn” (Fajar Milenial), yang kemudian dikembangkan menjadi 6
jilid sebelum kematiannya, berisikan dasar teologi yang sekarang ini dipegang
oleh Saksi Yehovah. Setelah kematian Russell di tahun 1916, Hakim J. F.
Rutherford, sahabat dan penerus Russell, menulis jilid ke tujuh dan terakhir dari
seri “Millenial Dawn, yaitu “The Finished Mystery” pada tahun 1917.

The Watchtower Bible and Tract Society(Lembaga Alkitab dan Risalah Menara
Pengawal) didirikan pada tahun 1886. Gerakan “Fajar Milenial” mulai
membagikan pandangan mereka kepada orang-orang lain. Kelompok ini dikenal
sebagai “Russelites” (pengikut/kaum Russell). Sampai tahun 1931, karena
perpecahan dalam organisasi ini, namanya diubah menjadi “Saksi-Saksi
Yehovah.” Mereka yang tetap setia kepada gerakan ini kemudian dikenal dengan
nama “Bible Students” (Siswa-siswa Alkitab).”

Dahulu, pengajaran Saksi-Saksi Yehovah di Indonesia secara resmi dilarang


melalui Surat Keputusan Jaksa Agung Nomor 129 Tahun 1976, lewat SK itu,
Jaksa Agung telah melarang kegiatan Saksi Yehuwa atau Siswa Alkitab di
seluruh wilayah Indonesia. Sebab, Saksi-Saksi Yehovah memuat hal-hal yang
bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku, seperti menolak salut
bendera dan menolak ikut berpolitik. Pada Februari 1994 ada upaya untuk
mencabut SK ini dengan berlandaskan Pasal 29 UUD 1945, Tap MPR Nomor
XVII/1998 tentang HAM, dan Instruksi Presiden No. 26 Tahun 1998. Pada 1
Juni 2001 SK ini kemudian dicabut. Walaupun begitu, sebenarnya sejak tanggal
19 Juli 1996, Saksi-Saksi Yehovah telah membuka kantor cabang Indonesia
berupa gedung yang dipergunakan sebagai tempat pertemuan dan pusat
kegiatan.

Pengajaran Saksi-Saksi Yehovah

Apa yang dipercaya oleh Saksi-Saksi Yehovah? Mencermati doktrin mereka


dalam topik-topik seperti Keillahian Yesus, Keselamatan, Trinitas, Roh Kudus,
Penebusan, dan sebagainya, tanpa diragukan memperlihatkan bahwa mereka
tidak percaya pada posisi kekristenan ortodoks dalam topik-topik itu.

1. Saksi-Saksi Yehovah percaya bahwa Yesus adalah Mikhael, sang penghulu


malaikat, ciptaan yang tertinggi. Hal ini bertentangan dengan banyak ayat
Alkitab yang dengan jelas menyatakan bahwa Yesus itu Allah (Yohanes 1:1, 14;
8:58; 10:30).

Yesus bukanlah Mikhael sang Penghulu Malaikat. Alkitab tidak pernah


mengidentifikasi Yesus sebagai Mikhael (ataupun malaikat lainnya). Surat
Ibrani 1:5-8 menggambarkan perbedaan yang jelas antara Yesus dengan para
malaikat: "Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia
katakan: 'Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?' dan 'Aku
akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?' Dan ketika Ia
membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: 'Semua malaikat
Allah harus menyembah Dia.' Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: 'Yang
membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya
menjadi nyala api.' Tetapi tentang Anak Ia berkata: 'Takhta-Mu, ya Allah, tetap
untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat
kebenaran.”

Hirarki mengenai makhluk-makhluk di surga dipertegas melalui pernyataan


“malaikat menyembah Yesus yang, sebagai Allah, memang layak disembah.”
Alkitab tidak pernah sekalipun menyatakan ada malaikat yang disembah. Oleh
karena itu, Yesus (yang layak disembah) tidak mungkin adalah Mikhael ataupun
malaikat lainnya (yang tidak layak disembah). Para malaikat memang disebut
anak-anak Allah (Kej 6:2-4; Ay 1:6; 2:1; 38:7), namun Yesus adalah Anak Allah
(Ibr 1:8; Mat 4:3-6).

Mikhael sang Penghulu Malaikat mungkin adalah yang tertinggi di antara semua
malaikat. Mikhael adalah satu-satunya malaikat dalam Alkitab yang dinamai
"sang Penghulu Malaikat" (Yud 1:9). Mikhael sang Penghulu Malaikat,
bagaimanapun juga, hanyalah seorang malaikat. Dia bukan Allah. Perbandingan
kuasa dan otoritas Mikhael dengan Yesus dapat dilihat dengan jelas
perbedaannya dengan membandingkan pernyataan di Injil Matius 4:10 dan
surat Yudas ayat 9. Yesus bisa menegur setan, tetapi Mikhael sang Penghulu
Malaikat "tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan" ketika
bertengkar dengan Setan dan memohon kepada Allah untuk menegur dia.

Yesus adalah Allah yang berinkarnasi (Yoh 1:1,14). Mikhael sang Penghulu
Malaikat memang malaikat yang punya kuasa, namun tetap hanyalah seorang
malaikat.

2. Saksi-Saksi Yehovah percaya keselamatan seseorang didapatkan melalui


kombinasi antara iman, perbuatan baik, dan ketaatan.Ini berlawanan dengan
begitu banyaknya ayat-ayat Alkitab yang mengatakan bahwa keselamatan hanya
diterima dengan iman (Yohanes 3:16; Efesus 2:8-9; Titus 3:5).

3. Saksi-Saksi Yehovah menolak Trinitas, percaya bahwa Yesus hanyalah


makhluk ciptaan, sementara Roh Kudus itu hanyalah kuasa Allah.Saksi-Saksi
Yehovah menolak konsep penebusan oleh penggantian Kristus dan sebaliknya
percaya pada teori pembayaran, bahwa kematian Yesus itu untuk membayar
hutang dosa Adam.

Apa dasar Saksi Yehowa membenarkan doktrin-doktrin yang tidak Alkitabiah


ini? (1) Mereka mengklaim bahwa gereja dalam kurun waktu berabad-abad telah
memalsukan Alkitab;dan (2) mereka menerjemahkan ulang Alkitab dalam versi
yang mereka sebut the New World Translation (Terjemahan Dunia Baru).

The Watchtower Bible and Tract Society (Lembaga Alkitab dan Risalah Menara
Pengawal) mengganti teks Alkitab supaya bisa disesuaikan dengan doktrin
mereka yang salah – bukannya mengajarkan apa yang diajarkan Alkitab. The
New World Translation (Terjemahan Dunia Baru) telah direvisi berkali-kali
karena Saksi Yehowa menemukan lebih banyak lagi ayat-ayat Alkitab yang
bertentangan dengan doktrin-doktrin mereka.

Dengan jelas terlihat, Saksi Yehowa merupakan ajaran sesat yang hanya
bersumber dari Alkitab yang diinterpretasikan sesuai pemahaman mereka.
Doktrin yang disebarkan melalui The Watchtower (Menara Pengawal) hanya
didasari pemikiran awal dan yang dikembangkan dari Charles Taze Russell,
Hakim Joseph Franklink Rutherford dan penerus-penerus mereka. Badan
Pimpinan Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal merupakan satu-
satunya lembaga dalam ajaran sesat ini yang memiliki otoritas untuk
menafsirkan Alkitab.

Dengan kata lain, apa yang dinyatakan oleh Badan Pimpinan ini, terkait ayat-
ayat Alkitab tertentu, dianggap sebagai keputusan final. Pemikiran jemaat
secara independen tidak diijinkan.

Ini bertentangan langsung dengan nasehat Paulus kepada Timotius (dan juga
kepada kita) untuk “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai
seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan
perkataan kebenaran itu.” Nasehat ini ditemukan dalam 2 Timotius 2:15, sebagai
instruksi dari Allah kepada setiap anak-anakNya, secara individu dalam tubuh
Kristus, supaya meniru orang-orang Kristen di Berea; yang menyelidiki Alkitab
setiap hari untuk menguji apakah yang diajarkan kepada mereka sudah sesuai
dengan apa yang dikatakan Firman Tuhan.

Saksi-Saksi Yehovah patut dipuji untuk “usaha penginjilan” mereka. Barangkali


tidak ada kelompok agama yang lebih setia dari Saksi-Saksi Yehovah dalam
menyebarkan doktrin mereka. Sayangnya, berita itu penuh dengan distorsi, tipu
muslihat dan doktrin-doktrin yang salah.

(5): MORMONISME

“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan
mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)

Seperti yang tertulis dalam artikel yang lalu, dunia Kekristenan memang sedang
mengalami pencobaan dan ujian dengan munculnya berbagai pengajaran yang
menyimpang dari kebenaran firman Tuhan. Mereka membentuk kelompok-
kelompok atau Sekte-Sekte untuk menjaga eksistensi mereka.

Berbagai cara dilakukan Sekte-Sekte atau kelompok-kelompok yang sebenarnya


anti-Kristen untuk menjatuhkan Kekristenan. Selain dengan menantang
langsung Kekristenan, mereka juga menyerang dengan memasukkan hal-hal
yang memiliki nilai-nilai Kekristenan. Salah satunya adalah dengan
menyalahgunakan kata “Gereja” yang dipelintir sebagai bagian dari penyesatan
mereka.

Salah satu dari banyak sekte yang bermunculan dalam Kekristenan, adalah
Salah satu dari banyak sekte yang bermunculan dalam Kekristenan, adalah
Gereja Mormon atau atau Gereja Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Gereja ini
berakar dari aliran Mormonisme, suatu sistem kepercayaan yang berakar pada
Gereja ini berakar dari aliran Mormonisme, suatu sistem kepercayaan yang
berakar pada Kitab Mormon, sebuah kitab suci yang menurut penganut
Mormonisme diterjemahkan oleh Joseph Smith, Jr. Pada tahun 1829. Pada 1830
Smith menerbitkan Kitab Mormon dan pengikutnya disebut Orang-orang Suci
Zaman Akhir.

Joseph Smith Jr., putra ke-empat dari sepuluh bersaudara pasangan Josephdan
Lucy Mack Smith ini dilahirkan pada 23 Desember 1805 di Sharon (Vermont,
AS), di lingkungan keluarga kaum petani yang miskin. Menurut pengakuan
ibunya, sewaktu remaja Joseph Smith adalah seorang yang buta huruf dan tidak
paham isi Alkitab dan diakui pula bahwa ia seorang pemuda yang suka
berkhayal.

Menurut pengakuan Joseph Smith bahwa pada 21 September 1823, dalam usia
18 tahun ia mendapat kunjungan dari malaikat yang bernama Moroni. Malaikat
tersebut memberitahukannya bahwa pada tahun 420 M di sebuah bukit dekat
Manchester, suatu perkampungan yang terletak di daerah New York, pernah
ditanam lempengan-lempengan emas, dan ia disuruh untuk mengambilnya.

Setelah ditemukan, ia melihat di atas lempengan emas tersebut tertulis huruf-


huruf Mesir. Untuk menerjemahkan huruf-huruf tersebut, ia mendapat bantuan
"URIM" dan "TUMIM" (dua batu undian yang ada dalam tutup dada pernyataan
keputusan pada baju "efod" yang dipakai imam dan dipergunakan untuk
mencari tahu kehendak Allah) (Keluaran 28:30), yang dipinjam dari malaikat.

Setelah menerjemahkan, malaikat mengambil kembali lempengan- lempengan


emas tersebut. Karya terjemahan ini kemudian dijadikan kitab suci kaum
Mormon dan pada tahun 1830 dicetak sebanyak lima ribu eksemplar di Palmyra,
New York.

Setelah Joseph Smith berhasil memperoleh pengakuan atas buku terjemahan itu
sebagai dasar dari satu perhimpunan keagamaan yang baru, maka ia lebih lanjut
menulis buku-buku lain. Menurut pengakuannya bahwa buku-buku ini ditulis
atas dasar ilham yang diperoleh dari kunjungan malaikat kepadanya, ia juga
mengatakan pernah dikunjungi oleh Yohanes Pembaptis, Petrus, Yakobus,
Yohanes, Musa, dan Elia.

Kesaksian hidup moralnya tidak baik. Ia memegang pandangan poligami, dan


menganjurkan para penganutnya untuk mengambil banyak istri. Ia pernah
mengawini empat wanita sekaligus dan menyebut perkawinan ini sebagai
“Perkawinan Rohani”. Pada waktu meninggal ia meninggalkan 17 istri dan 56
anak.

Kasus meninggalnya Smith karena pembunuhan yang dilakukan oleh massa


yang berjumlah kurang lebih 200 orang mempunyai banyak alasan versi. Ada
yang menyebutkan karena masalah "perkawinan rohani", ia harus berurusan
dengan polisi dan dipenjarakan. Kemudian ia diperbolehkan pulang dengan
uang jaminan, tetapi tidak berani meninggalkan rumah penjara karena rumah
penjara tersebut sudah dikepung oleh massa yang marah melihat perbuatan
amoralnya. Akhirnya, massa yang marah itu berhasil menerobos masuk dan
Joseph Smith beserta saudaranya Hyrum Smith ditembak mati di sana.

Ada pula yang menyatakan karena kasus pengerusakan kantor penerbitan lokal
"Nauvoo Expositor" yang dikomandonya, harus berurusan dengan pihak
berwajib, dan dimasukkan ke penjara di Carthage. Dan, pada 27 Juni 1844,
massa yang berjumlah kurang lebih 200 orang menerobos masuk dan menurut
cerita, Smith masih sempat melawan dengan menembakkan senjata yang
dibawanya ke arah massa, tetapi pada akhirnya ia mati di bawah berondongan
senjata. Kematian Joseph Smith dan saudaranya bagi para pengikut dihargai
sebagai mati syahid.

Gereja Mormon ini boleh dikatakan mempunyai anggota terbanyak


dibandingkan dengan bidat-bidat lainnya. Pada tahun 1960 anggotanya
berjumlah 1.650.000 orang. Pada April 1981 dilaporkan bahwa jumlah anggota
mereka sudah mencapai 4.638.000 orang dan tersebar di 83 negara. Sebanyak
30.000 orang misionaris tersebar di mana-mana dengan rajin menarik orang
untuk menjadi anggotanya. Kebanyakan para misionaris atau pekerja mereka
berstatus sukarela dengan tidak mendapat imbalan apa-apa.

Di berbagai tempat didirikan bangunan-bangunan mewah. Pengaruh gerakan ini


makin lama makin hebat. Propaganda gerakan ini makin lama makin luar biasa.

DOKTRIN/PENGAJARAN MORMONISME
Pada tahun 1831, gerakan Mormon mengumumkan pengakuan mereka dalam 13
(tiga belas) pasal kepercayaan dan di bawah ini merupakan ringkasan dari
beberapa pasal pengajaran mereka yang perlu diketahui.

1. Doktrin Allah.

Menurut mereka, Allah itu adalah superman, mempunyai badan, dapat dilihat
dan diraba tetapi mempunyai kekuatan luar biasa. Allah itu adalah Adam yang
sudah dipermuliakan. Orang-orang yang beriman setelah meninggal dunia akan
sama seperti Adam menjadi ilah dan ilah itu masing-masing mempunyai isteri
yang dikawinkan semasa di dunia.

2. Doktrin Kristus.

Yesus adalah saudara malaikat Lucifer yang dilahirkan karena hubungan antara
Allah (Adam yang sudah dipermuliakan) dan Maria. Yesus di Kana menikah
dengan Marta dan Maria sehingga dapat melihat keturunannya sebelum
disalibkan (Yesaya 53:10). Jikalau tidak menikah, minimal Ia mempunyai
hubungan istimewa dengan Marta, Maria, dan Maria lainnya. Allah lebih besar
dari Kristus, Kristus lebih besar dari Roh Kudus yang menjadi pesuruh-Nya.
Joseph Smith adalah keturunan dari Tuhan Yesus.

3. Doktrin Roh Kudus.

Roh Kudus itu semacam benda yang kekal keberadaanya yang disalurkan dari
atas dan menyebar ke berbagai tempat. Roh Kudus dapat dikaruniakan kepada
seseorang melalui upacara-upacara yang dipimpin oleh pendeta Mormon.
Pribadi Roh Kudus yang sesungguhnya tidak dapat hadir lebih dari satu tempat.

4. Doktrin Allah Tritunggal.

Allah adalah satu pribadi, Yesus Kristus juga satu pribadi, demikian pula dengan
Roh Kudus. Mereka memiliki pribadi yang berbeda-beda. Mereka bukan Allah
Tritunggal, melainkan tiga Allah.

5. Doktrin Dosa.

Menurut penganut Mormonisme, Adam terpaksa berbuat dosa dengan makan


buah pengetahuan baik dan jahat, karena jika Adam tidak makan buah itu, maka
ia tidak mungkin mengetahui hal yang baik dan jahat, dan tidak mungkin pula ia
mempunyai keturunan. Dengan demikian, bararti ia tidak mentaati perintah
Allah yang menghendaki manusia beranak-cucu untuk memenuhi bumi ini.

Perintah Allah yang terutama adalah beranak-cuculah dan perintah kedua


adalah jangan makan buah terlarang. Adam, demi mentaati perintah yang
pertama, maka dengan terpaksa melanggar perintah yang kedua. Yang berbuat
dosa bukanlah Adam, melainkan Hawa. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan
Rasul Paulus dalam 1Timotius 2:14 yang berbunyi, "Lagi pula bukan Adam yang
tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa."

6. Doktrin Keselamatan.

Menurut pendapat mereka, kematian Yesus tidak dapat menyelamatkan orang


lain, melainkan hanya Adam saja. Keselamatan yang sesungguhnya hanya
diperoleh melalui ketaatan pada peraturan-peraturan, sakramen-sakramen dari
Mormon, dan perbuatan baik. Baptisan yang dilaksanakan pendeta Mormon
dapat menghapus dosa. Dengan kata lain, baptisan merupakan syarat mutlak
untuk mendapat keselamatan.
Mereka juga mengajarkan bahwa anggota Mormon ini dapat menggantikan
sanak saudara yang sudah meninggal untuk dibaptiskan dan ini berarti bahwa
orang yang sudah meninggal masih mempunyai kesempatan untuk
diselamatkan, asalkan ada orang yang hidup mau dibaptiskan untuk mereka.

7. Doktrin Gereja.

Mereka berpendapat bahwa gereja Mormon merupakan gereja satu-satunya


yang sejati dan benar, sedangkan gereja yang berada di luar Mormon hanya
mengajarkan kebohongan dan berada di bawah kutukan Allah. Mereka
mengklaim gereja Mormon merupakan penjelmaan Allah dan Kristus dan
didirikan oleh malaikat, Petrus dan Yohanes.

8. Doktrin Pernikahan.

Mormonisme mengajarkan praktik poligami dan berpendapat hubungan suami


istri tidak terbatas hanya di dunia ini, melainkan juga sampai ke akhirat.
Seorang anggota Mormonisme yang meninggal akan masuk ke dalam kemuliaan
dan istri-istrinya menurut urutan juga akan masuk ke dalam kemuliaan. Jika ia
diangkat sebagai raja untuk menguasai satu daerah, maka istrinya akan menjadi
permaisuri.

Oleh karena sistem poligami mendapat tantangan di berbagai negara, maka


mulailah mereka mengkaji ulang sistem tersebut. Pada 25 September 1890,
ketua mereka yang bernama Wilford Woodruff mengemukakan makalah yang
isinya antara lain menyatakan agar para penganut Mormonisme harus mentaati
hukum dengan hanya beristri satu. Walaupun pemimpinnya telah
memerintahkannya, tetapi masih adalah pula anggota yang melanggarnya.

9. Doktrin Alkitab.

Mereka mengajarkan bahwa ada tiga buku yang mempunyai otoritas yang
sejajar dengan Alkitab, yaitu:

- Kitab Mormon (The Book of Mormon)

- Doktrin dan Perjanjian (Doctrin and Covenants)

- Mutiara yang Bernilai (Pearl of Great Price)

Joseph Smith juga mengumumkan bahwa pendeta Mormon yang berbicara


dengan gerakan Roh Kudus itu adalah Firman Allah yang bisa mendatangkan
keselamatan.

10. Doktrin Penghakiman.

Orang yang tidak termasuk dalam gerakan Mormon akan diadili, demikian juga
orang-orang yang menerima sakramen-sakramen dari gereja lain.

Keberadaan bidat ini dikomentari oleh beberapa mantan penganutnya, di


antaranya dari Oliver Cowdery dan David Whitmer dengan mengatakan,
"Latter-day Saints Church was not God's true church" (Gereja Orang-orang
Kudus pada Akhir Zaman bukan gereja sejati Allah). Dalam bukunya yang
berjudul 'An Address to All Belivers in Christ' (1887) menyatakan, "Joseph
Smith by 1833 had became a false prophet" (Sejak tahun 1833, Smith telah
menjadi nabi palsu).

Sekalipun penganut Mormonisme itu biasanya adalah orang-orang yang


bersahabat, pengasih dan baik, mereka telah mengambil bagian dalam
pengajaran yang sesat, yang mengubah natur Allah, Pribadi Yesus Kristus dan
jalan keselamatan.

(6) : CHRISTIAN SCIENCE CHURCH

“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan
mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
-----------------------------------------------------
Satu lagi bidat modern di dalam Kekristenan yang menggunakan nama “gereja”
yakni Christian Science Church, yang dalam bahasa Indonesia adalah Gereja
Kristus, Ahli Ilmu Pengetahuan. Atau dengan istilah lainnya dalam bahasa
Inggris : The Church of Christ, Scientist.

SEJARAH CHRISTIAN SCIENCE CHURCH

Christian Science dirintis oleh Mary Baker Eddy (1821-1910) yang mempelopori
ide baru mengenai hubungan antara spiritualitas dan kesehatan. Terinspirasi
oleh pengalamannya sendiri soal kesembuhan pada 1866, bertahun-tahun
lamanya Eddy melakukan penelitian terhadap berbagai metode penyembuhan
melalui pendekatan Alkitab dan doa.

Pada usia 40-an tahun, Ny. Eddy berjumpa dengan Phineas P. Quimbyyang
melakukan banyak percobaan dengan penyembuhan alamiah melalui kekuatan
pikiran. Ny. Eddy yang saat itu mengalami penderitaan tulang belakang,
meminta pertolongan Quimby. Ia begitu terkesan oleh “kesembuhannya”
sehingga ia yakin bahwa Quimby telah menemukan metode penyembuhan yang
dilakukan oleh Yesus.

Pada bulan Februari 1866, sebulan setelah kematian Quimby, Ny. Eddy
tergelincir di kaki lima yang licin karena es yang mencair, sehingga
punggungnya luka parah. Beberapa hari setelah kecelakaan itu, Ny. Eddy
membaca kisah penyembuhan orang lumpuh di dalam Injil Matius, dan ia
memperoleh ilham bahwa hanya Allah sajalah, yakni Pikiran Ilahi, yang
mempunyai kuasa untuk menyembuhkan punggungnya. Ny. Eddy langsung
sembuh dan ia pun membagikan penemuannya kepada orang lain.

Ny. Eddy percaya bahwa penyembuhan itu terjadi karena ia menyadari bahwa
materi, dan itu termasuk penyakit, sesungguhnya tidak ada. Karena penyakit
tidak ada, maka obat-obatan yang juga termasuk materi, tidak akan berguna
untuk menyembuhkannya. Sebaliknya, penyakit hanya dapat dikalahkan dengan
menggunakan kuasa pikiran.

Diilhami oleh keyakinannya bahwa penyembuhannya itu terjadi sebagai akibat


dari kesadaran rohaninya terhadap Allah, Ny. Eddy mulai bekerja sebagai
penyembuh ilahi. Ny. Eddy mulai menata prinsip-prinsip pemikiranannya dan
menerbitkannya pada tahun 1875 dengan judul Science and Health, yang
kemudian direvisinya menjadi “Science and Health with Key to Scriptures”.

Buku tersebut membuka pengertian baru mengenai hubungan antara jiwa-


tubuh-roh. Dia juga mendirikan perguruan tinggi, gereja, perusahaan
penerbitan dan surat kabar ternama, “The Christian Science Monitor.” Karena
kesamaannya dengan kelompok-kelompok bidat lainnya, banyak pihak yang
memandang Christian Science sebagai bidat.

PENGAJARAN CHRISTIAN SCIENCE CHURCH


Kendati Alkitab selalu disebut sebagai pedoman utama ajarannya, namun dalam
praktiknya tulisan-tulisan Mary Baker Eddy-lah, terutama Science and Health,
yang dijadikan Christian Science atau Gereja Kristus Ahli Ilmu Pengetahuan
sebagai pedoman ajarannya. Sebagai intisari tulisan-tulisan dan ajarannya,
bersamaan dengan penyusunan Manual of The Mother Church, Mary
merumuskan pokok-pokok ajaran (tenets) gereja itu. Berikut ini disajikan
terjemahan dari rumusan ajaran itu, lalu akan kita coba membicarakannya
bersama dengan beberapa pokok ajaran lain.

Beberapa Pokok Ajaran

Untuk ditandatangani oleh barangsiapa yang bergabung dengan Gereja Kristus


Ahli Ilmu Pengetahuan di Boston, Massachusetts.

1. Sebagai penganut Kebenaran, kami menjadikan Firman yang diilhamkan di


dalam Alkitab sebagai penuntun kami yang lengkap menuju Kehidupan kekal.

2. Kami mengakui dan memuji satu Allah yang Mahatinggi dan tak terbatas.
Kami mengakui Putera-Nya, satu Kristus; Roh Kudus atau Penghibur ilahi; dan
manusia di dalam citra dan rupa Allah.

3. Kami mengakui pengampunan dosa oleh Allah, pada pemusnahan dosa dan
pengertian rohani yang mengusir kejahatan sebagai yang nyata. Tetapi
kepercayaan akan dosa akan dihukum sampai tidak dengan berakhirnya
kepercayaan itu.

4. Kami mengakui penebusan oleh Kristus sebagai bukti Kasih yang ilahi dan
mujarab, yang membentangkan kesatuan manusia dengan Allah melalui Kristus
Yesus Sang Penunjuk-Jalan, dan kami mengakui bahwa manusia diselamatkan
melalui Kristus, melalui Kebenaran, Kehidupan, dan Kasih sebagaimana
diperlihatkan oleh Nabi Galilea itu di dalam penyembuhan orang sakit dan
penaklukan dosa dan maut.

Kami mengakui bahwa penyaliban Kristus dan kebangkitan-Nya bertujuan


meningkatkan iman agar memahami Kehidupan kekal, bahkan kesemestaan
Jiwa, Roh, dan ketiadaan materi.

5. Dan kami dengan sepenuh hati berjanji untuk memperhatikan, dan berdoa
agar Pikiran (Mind) itu berada di dalam kami sebagaimana berada di dalam
Kristus Yesus; berbuat kepada orang lain sebagaimana kami ingin mereka
perbuat kepada kami; dan menjadi penuh belas-kasihan, adil, dan murni.

Membaca rumusan pokok-pokok ajaran di atas kita bisa mendapat kesan bahwa
tidak ada yang luar biasa atau yang kelewat berbeda dari rumusan ajaran atau
pernyataan iman dari gereja atau aliran di lingkungan Protestan, paling tidak
menyangkut butir 1-4. Namun, kita akan melihat banyaknya perbedaan
pemahaman, kendati seringkali istilah yang digunakan sama atau mirip. Dan,
harus dicatat pula bahwa penjelasan Mary Baker Eddy menggunakan bahasa
yang sulit dimengerti, yang mengingatkan kita kepada Swedenborg, Quimby,
ataupun Emerson. Untuk jelasnya baiklah kita mencoba melihat beberapa pokok
ajaran Christian Science ini secara lebih sistematis, dengan mengacu pada
tulisan Mary Baker sendiri maupun tulisan beberapa pengamat (a.l. Gottschalk,
Hoekema, Harm, Backman, Braswell, dan Gruss).

Berikut ini ulasan singkat dari butir 1-4 di atas:

[1]. Allah, Yesus Kristus, dan Roh Kudus


Butir 2 di atas bisa memberi kesan bahwa Christian Science sepertinya
mempercayai Allah yang Tritunggal. Namun kenyataannya tidak sesederhana
itu. Dalam glosari yang terdapat pada buku Science and Health(Mary Baker
Eddy, hlm. 587), Allah Bapa digambarkan sbb.:

"Aku adalah Yang Agung, mengetahui semua, melihat semua, melakukan semua,
bijaksana semua, mengasihi semua dan kekal; Prinsip; Pikiran; Jiwa; Roh;
Kehidupan; Kebenaran; Kasih; Hakikat semua, kecerdasan."

Membaca penjelasan ini kita tentu bisa bingung, apa persisnya yang
dimaksudkan. Namun menurut para pengamat, setidak-tidaknya penjelasan ini
telah memuat sejumlah kata-kata kunci yang nantinya juga digunakan untuk
menjelaskan banyak hal, baik mengenai Allah maupun mengenai hal-hal lain.
Pada bagian-bagian lain dari tulisan yang sama, ataupun pada tulisan-tulisan
lain, Mary sangat menekankan bahwa Allah Bapa dan Yesus Kristus, sama
seperti Roh Kudus, adalah Roh atau Prinsip yang rohani; karena itu hakikat
ciptaan-Nya pun adalah roh atau rohani. Baginya benda atau materi adalah
sesuatu yang semu. Lebih lanjut digambarkan juga bahwa Allah bukan hanya
sebagai Bapa, melainkan juga Ibu, atau Ibu-Bapa. Konsep "Ibu" menjadi sangat
penting bagi pengertian Mary dan Christian Science tentang Allah.

Yesus didefinisikan oleh glosari itu sebagai "konsep tertinggi yang dibutuhkan
manusia mengenai gagasan ilahi, yang menghardik dan menghancurkan
kesalahan serta membawa kebakaan manusia kepada terang".Di tempat lain
kemudian dijelaskan juga bahwa Yesus itu manusia, bukan Ilah, yang lahir dari
wanita, berjalan di bumi, yang memampukan manusia untuk memperoleh
pengetahuan pengertian tentang Allah. Ia menjadi contoh tentang manusia yang
mampu mencapai status "satu dengan Allah". Sedangkan Kristus didefinisikan
sebagai "pewujudnyataan tertinggi dan ilahi dari, yaitu, sang Pikiran, yang
datang kepada daging untuk menghancurkan kesalahan yang bersarang di
dalamnya". Dengan demikian, Christian Science membedakan Yesus dari
Kristus. Berdasarkan pemahaman ini pula Christian Science tidak mengakui
kematian Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia dan mendamaikan
manusia dengan Allah, demikian pula kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga,
dan dengan sendirinya tidak mengakui kedatangan-Nya kembali kelak.

Lalu Roh Kudus digambarkan sebagai Ilmu Pengetahuan Ilahi, pengembangan


dari Kehidupan, Kebenaran, dan Kasih. Berdasarkan itu Science and Health.
menjelaskan "Tritunggal Ilahi" sebagai berikut:

"Kehidupan, Kebenaran, dan Kasih merupakan Pribadi tritunggal yang disebut


Allah, yakni Prinsip ilahi rangkap-tiga, Kasih. Mereka menampilkan suatu
ketritunggalan di dalam keesaan; tiga di dalam satu, sama dalam hakikat,
kendati pelbagai di dalam jabatan: Allah sang Bapa-Ibu; Kristus sang gagasan
rohani tentang keanakan; Ilmu Pengetahuan ilahi atau Penghibur Suci.
Ketiganya ini terungkap tiga kali ganda di dalam ilmu pengetahuan ilahi, kodrat
hakiki dari yang tak terbatas. Mereka juga menandai Prinsip ilahi dari wujud
ilmiah, hubungan yang cerdas antara Allah dengan manusia dan alam semesta."

[2]. Manusia.

Sebagaimana disinggung pada ayat 2 rumusan ajaran di atas, Christian Science


memahami manusia pertama sebagai citra Allah memiliki keserupaan dengan
Allah. Karena Allah adalah Roh maka manusia pada hakikatnya adalah roh.
Dalam buku Facts About Christian Science (dikutip dalam Braswell 1986:202)
dikatakan sbb.: Manusia di dalam citra Allah, Roh, harus seluruhnya rohani dan
sama sempurnanya dengan penciptanya. Karena itu orang sakit dan berdosa
yang tampak dalam penampilan jasmani adalah perwakilan yang salah dari
manusia, bahkan dalam kenyataannya merupakan salah paham yang bersifat
bendawi.

Baker Eddy sendiri dalam Science and Health (hlm. 475-477) menulis sebagai
berikut:

"Manusia bukanlah materi; ia tidak terbuat dari otak, darah, tulang, dan unsur
umur bendawi lainnya. Alkitab memberitahu kita bahwa manusia dibuat
menurut citra dan rupa Allah. Materi bukanlah rupa itu. ... Manusia itu rohani
dan sempurna.... Manusia adalah ide, citra, dari Kasih; ia bukan jasmani. Ia
adalah perpaduan ide Allah, termasuk semua ide yang benar; ungkapan asli bagi
segala yang memantulkan citra dan rupa Allah ... Manusia adalah pantulan
Allah, atau Pikiran (Mind) dan karena itu bersifat kekal dan tidak mempunyai
pikiran yang terpisah dari Allah.... Ia tidak mempunyai hidup, kecerdasan,
ataupun daya cipta milik sendiri, tetapi memantulkan secara rohani apa yang
merupakan milik Pembuatnya....

Ketika berbicara tentang anak-anak Allah, bukan anak-anak manusia, Yesus


berkata: "Kerajaan Allah ada di dalam dirimu"; itu berarti bahwa Kebenaran dan
Kasih memerintah di dalam manusia sejati, yang menunjukkan bahwa manusia
di dalam citra Allah tidaklah jatuh [ke dalam dosa] dan adalah kekal.... Di dalam
manusia sempurna ini Sang Juruselamat menemukan rupa Allah sendiri dan
pandangan yang benar tentang manusia ini menyembuhkan si sakit. Jadi, Yesus
mengajarkan bahwa Kerajaan Allah itu utuh, universal, dan bahwa manusia
adalah murni dan suci. Manusia bukanlah tempat human yang bersifat bendawi
bagi Jiwa; ia sendiri adalah rohani."

[3]. Dosa dan Penyakit.

Karena Allah adalah baik, "Semua di dalam semua", berupa Mind dan tidak
bersifat material, maka dosa, penyakit dan maut; sama seperti materi,
sebenarnya tidak ada, atau bukan merupakan hal-hal yang nyata. Kepercayaan
akan adanya hal-hal tersebut hanya disebabkan oleh kekeliruan penglihatan
atau salah tangkap belaka, atau karena orang itu menolak mengakui fakta bahwa
Allah adalah Semua di dalam semua. Orang seperti itu dianggap masih memiliki
mortal mind (pikiran yang fana) dan masih terikat pada mortal error (kekeliruan
yang fana). Untuk membebaskan diri dari pikiran dan kekeliruan yang fana itu,
Mary Baker Eddy memberi resep yang sederhana: "Ubah pikiranmu (tentang
kenyataan) dan ubah hidupmu."

Segera sesudah seseorang melihat kehidupan dan kenyataan melalui lensa


menurut resep itu, maka dosa, penyakit, dan maut akan menghilang (karena
semua itu toh bersifat maya) dan ia akan menjadi Allah, dan segala sesuatu
menjadi baik. Sederhana, bukan? Di sini sekaligus terlihat bahwa Mary dan
Christian Science sangat dipengaruhi kaum Transendentalis di New England
yang sudah disebut di atas, yang gemar berkata: "Gampangkan saja!", kendati
mereka itu tidak bicara tentang Allah ataupun agama.

[4]. Keselamatan dan Penyembuhan.

Keselamatan berarti memahami Allah, Kehidupan, Kebenaran, dan Kasih, dan


mendemonstrasikan keyakinan akan semua itu sebagai yang unggul atas dosa,
kesakitan, dan maut pada kehidupan masa kini. Sehubungan dengan itu,
diyakini bahwa bagi manusia yang sejati tidak ada penyakit dan maut, dalam arti
bahwa kehidupan tidak bisa dirusak. Yang mengalami penyakit, maut, ataupun
neraka hanyalah manusia jasmani, yang tidak sejati dan yang jahat.
"Orang berdosa membuat nerakanya sendiri dengan berbuat jahat, sedangkan
orang suci membuat surganya dengan berbuat baik. Bila pemikiran kita jahat,
kita berada di neraka, yang merupakan kemalangan yang didatangkan sendiri,
termasuk dosa, kesakitan dan maut," demikian ajaran Mary (dikutip dalam
Backman 1982:212). Dengan demikian, keselamatan mencakup pengetahuan
atau science tentang Allah dan praktik penyembuhan (bnd. istilah Yunani,
sozein,yang punya arti ganda: menyembuhkan dan menyelamatkan).

Christian Science berbicara tentang keselamatan kini dan di sini, membebaskan


seseorang agar memiliki kelimpahan energi, tujuan hidup, jati diri, dan sukacita.
Istilah "penyembuhan" sebagaimana digunakan Christian Science mencakup
penyembuhan masalah-masalah keluarga dan bisnis, ketidak-adilan sosial,
keterbatasan intelektual, ketegangan jiwa, dan kerancuan moral (Facts about
Christian, Science, hlm. 6).

Penyembuhan merupakan fungsi yang paling penting dalam Christian Science.


Sama seperti Mary Baker Eddy disembuhkan melalui pembacaan Alkitab dan
doa, begitu pula para practitioner Christian Science harus menjalankan praktik
penyembuhan dengan juga mengandalkan kedua hal ini; tentu menurut
petunjuk, tafsiran, dan metode yang sudah digariskan Mary dalam buku Science
and Health buku-buku pegangan lainnya. Dengan demikian, bagi para practiner
yang bekerja penuh waktu untuk gereja ini, praktik penyembuhan itu
merupakan pelayanan rohani sekaligus profesi. Karena praktik penyembuhan
ini mengandalkan kedua sarana dan metode `rohani` itu, maka praktik itu tidak
boleh dikombinasikan dengan pengobatan dan pertolongan dokter, kecuali
menyangkut kasus-kasus usus, antara lain patah tulang dan melahirkan (yang
toh tak boleh menggunakan obat-obatan modern). "Hanya melalui pengandalan
Kebenaran secara radikallah kuasa penyembuhan ilmiah dapat
diwujudnyatakan"(Science and Health, hlm. 167).

Christian Science menyatakan bahwa Allah – Bapa dan Ibu segalanya – itu
sangat baik dan rohani . Semua ciptaan Allah, termasuk natur yang sejati dari
setiap orang, merupakan keserupaan dengan Allah secara rohani tanpa cela.
Karena ciptaan Allah itu baik adanya, kejahatan seperti penyakit, kematian dan
dosa bukanlah bagian dari realitas fundamental. Sebaliknya, kejahatan ini
merupakan akibat dari hidup terpisah dari Allah. Doa merupakan jalan utama
bagi seseorang supaya bisa lebih dekat kepada Allah, sehingga bisa
menyembuhkan penyakit manusia.

Ini berbeda dengan ajaran Alkitab yang mengajarkan bahwa manusia dilahirkan
dalam dosa, yang diwarisi dari kejatuhan Adam, yang sekaligus telah
memisahkan kita dari Allah. Tanpa anugerah penyelamatan Allah, melalui
kematian Kristus di atas kayu salib, kita tidak akan pernah disembuhkan dari
penyakit yang paling utama - dosa.

Bukannya mengajarkan bahwa Yesus menyembuhkan sakit rohani kita (lihat


Yesaya 53:5), penganut Christian Science melihat pelayanan Yesus sebagai
paradigma mereka mengenai penyembuhan; percaya bahwa hal itu
menunjukkan sentralitas penyembuhan dalam kaitannya dengan keselamatan.
Penganut Christian Science berdoa supaya bisa mewujudkan realitas dan kasih
Allah setiap harinya; supaya ia bisa mengalami sendiri sehingga bisa menolong
orang lain mengalami dampak pengharmonisan dan penyembuhan melalui
pemahaman ini.

Bagi kebanyakan penganut Christian Science, kesembuhan rohani merupakan


pilihan pertama yang efektif. Karena itu, mereka lebih memilih percaya pada
kuasa doa, alih-alih perawatan medis.
Christian Science tidak memiliki pendeta. Sebaliknya, Alkitab dan Science and
Health berperan sebagai pendeta dan pengkhotbah. Pelajaran Alkitab dilakukan
setiap hari dan dibacakan secara nyaring pada hari Minggu oleh dua orang
awam yang dipilih di setiap jemaat setempat. “Gereja” Christian Science juga
melakukan kebaktian kesaksian mingguan, di mana anggota jemaat
menceritakan pengalaman mereka dengan penyembuhan dan regenerasi.

Dari semua bidat "Kristen” yang ada, “Christian Science” merupakan yang
paling tidak akurat untuk diberi nama seperti itu. Christian Science sama sekali
tidak bisa dikategorikan sebagai salah satu aliran dalam kekristenan. Christian
Science menyangkal semua doktrin inti yang membuat sistem kepercayaan itu
bisa disebut "Kristen."

Christian Science, pada faktanya, justru berlawanan dengan sains dan lebih
mirip kepada spiritualitas zaman-baru yang mistis sebagai jalan bagi
kesembuhan fisik dan rohani. Dengan demikian, Christian Science harusnya
dilihat sebagai bidat, dan karena itu harus ditolak.

(7) : GERAKAN HYPER GRACE

“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan
mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.” (Matius 24:24)
------------------------------------------------------------------------------
Saat ini kita hidup di suatu zaman di mana dunia terus berupaya menyajikan
kemudahan, kenyamanan, kepuasan dan ketenteraman bagi manusia. Pada saat
yang sama, di dalam Kekristenan pun telah muncul suatu pengajaran dengan
karakter tersebut. Salah satu pengajaran yang muncul adalah suatu penghajaran
yang disebut sebagai “Hyper Grace”, atau sering juga disebut “Radical Grace”.
Kata “hyper” berarti melampaui atau berlebihan. Kata “grace” berarti anugerah.

Pengajaran tentang “Kasih Karunia” yang biasa disebut “Hyper Grace, Grace
Revolution, Gospel Revolusion atau pun Radical Grace”, dikembangkan dan
dipopulerkan oleh Joseph Prince, Gembala Senior di New Creation Church,
Singapura.

Nama lama dari Joseph Prince adalah Xenonamendar Jegahusiee Singh. Ia


dilahirkan pada tg 15 Mei 1963 dalam kepercayaan Sikhisme. Ia tumbuh sebagai
anak dari imam Sikh yang menikah dengan seorang perempuan Cina.

Sebagai seorang muda, Xenonamendar Jegahusiee Singh pernah terlibat dlm


ilmu gaib yg disebutnya sebagai “pengalaman supranatural”, yang membawanya
kepada penyelidikan akan Kekristenan. Setelah lebih dari 6 th menjadi Kristen,
Singh tetap memakai nama Sikh-nya, sampai dengan sebelum ia dilantik
menjadi Senior Pastor dari Singapore’s New Creation Church th 1990. Ia
selanjutnya menggunakan nama barunya: Joseph Prince.

Joseph Prince telah berkhotbah di berbagai gereja di Australia, Kanada, Inggris


Raya, Itali, Indonsia, Belanda, Norwegia, Afrika Selatan dan USA. Prince
memikat masyarakat dengan kalimat di cover bukunya “Destined to Reign”: The
secret to effortless success, wholeness and victorious living (Rahasia untuk
sukses dengan tanpa usaha, keutuhan dan hidup berkemenangan).

Buku “Destined to Reign” adalah salah satu bukunya yang terkenal dan
membahas doktrin hyper-grace. Pada saat buku ini ditulis tahun 2007 jumlah
jemaatnya mencapai sekitar 19.000-an jiwa. Program TV-nya yg berjudul
“Destined to Reign” disiarkan ke lebih dari 150 negara. Programnya disiarkan
online dengan internet. Ia mencetak buku-buku, CD dan DVD. Berita tentang
dirinya menonjol di majalah Charisma yg terkenal. Istrinya bernama Wendy
Prince. Mereka punya anak perempuan: Jessica Shayna Prince dan seorang anak
laki: Justin David Prince.

Pengajaran Hyper Grace adalah doktrin/ajaran mengenai Kasih Karunia yang


mudah dicerna dan diterima logika, memberi memotivasi dan inspirasi,
berpandangan positif dengan menghindari segala hal negatif yang bersifat
memberatkan, menyengsarakan, menuduh, menghakimi dan menuntut
seseorang. Tentu saja bagi jemaat awam, pengajaran semacam ini akan mudah
memikat mereka. Padahal jika kita mau meneliti dengan seksama, maka akan
terlihat bagaimana prengajaran-pengajaran itu menyimpang dari Kebenaran
firman Tuhan, yakni Alkitab.

Istilah “Hyper Grace” digunakan untuk menggambarkan suatu gelombang


pengajaran baru yg menekankan pada anugerah Allah, dan mengeluarkan
ajaran-2 penting lainnya, yakni: pertobatan dan pengakuan dosa. Para guru
Hyper Grace berpendapat: semua dosa (yg lalu, sekarang dan yad) telah
diampuni, sehingga orang yg percaya tidak perlu mengakui dosanya lagi. Mereka
berkata: ketika Allah memandang kepada kita, Ia hanya melihat kita sebagai
umat yg kudus dan benar.

8 CIRI KHAS GERAKAN HYPER GRACE

1. Pengkhotbah tidak pernah berbicara menentang dosa.

Jika Anda berada di sebuah gereja seperti ini, Anda akan melihat bahwa kata
‘dosa’ biasanya hanya disebutkan dalam konteks pengampunan dosa di dalam
Kristus, tetapi hampir tidak pernah dalam konteks mengambil sikap terhadap
dosa, kecuali tentu saja ketika mereka mengutuk dosa dari “legalis” dan “orang-
orang Farisi” yang merupakan pelayanan mereka yang menghakimi untuk
berkhotbah melawan dosa.

2. Gembalanya tidak pernah berdiri tegas atas sikap Kebenaran.

Ketika isu-isu seperti aborsi datang, pendeta ini akan menghindar dari
menyebutkan hal itu karena mereka takut menyinggung orang-orang baru. Kita
sebagai pelayan Kristus diwajibkan untuk setidaknya menyebutkan posisi kita
secara terbuka sehingga kita menggunakannya sebagai momen pembelajaran
bagi domba-dombanya mengikuti kita. Bukan menutup-nutupi dosa tersebut
dan tidak berani mengucapkan kebenaran. Saat mereka tidak mengatakan apa-
apa tentang masalah seperti aborsi berarti mereka memperbolehkan hal itu dan
para jemaatnya juga tidak tahu bahwa itu salah !

3. Alkitab Perjanjian Lama hampir benar-benar diabaikan.

Di gereja ini, Perjanjian Lama diperlakukan hanya sebagai jenis dan bayangan
untuk ilustrasi khotbah tetapi tidak memiliki nilai nyata mengenai standar
hidup kita saat ini. Seperti yang saya tampilkan dalam artikel ini, posisi saya
adalah bahwa Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama secara organik terhubung,
dengan bangunan baru pada Lama, bukan memberantasnya sama sekali tapi
melengkapi dan saling menguatkan !

4. Orang yang hidupnya bermoral kacau diizinkan untuk mengajar dan


memimpin pelayanan atau gereja.

Salah satu pendeta itu mengatakan bahwa percabulan dan kemabukan


merajalela di banyak gereja penginjilan bahkan di antara para pemimpin
kelompok kecil dan para pemimpin lainnya di gereja-gereja lokal ! Hal ini terjadi
!

5. Gembalanya sering berbicara mengenai hal-hal yang melawan Gereja yang


institusional atau gereja lama yang ada.

Banyak pendeta hypergrace terus mengecam gereja yang konservatif dalam


nilai-nilai mereka karena mereka percaya gereja yang mewakili “sekolah tua”
yang tidak lagi relevan dengan budaya saat ini.

6. Gembala ini berkhotbah yang melawan persepuluhan.

Doktrin Hyper Grace mengecam persepuluhan sebagai hukum yang sudah


dilakukan jaman dulu oleh Kristus.

7. Gembala atau Pemimpin rohani mereka hanya berkhotbah tentang pesan


motivasi positif atau ‘Motivation’ saja.

Mereka yang menghadiri gereja hypergrace hanya mendengar pesan-pesan


positif tentang bagaimana hidup sehat, miliki kekayaan, kemakmuran, kasih
Allah, pengampunan Allah dan bagaimana untuk berhasil dalam hidup.

8. Anggota pengerja penting dalam gereja masih secara teratur menjalani


kehidupan yang penuh dosa dengan tanpa rasa berdosa.

Mereka yang menghadiri sebuah gereja hypergrace kemungkinan besar akan


menemukan bahwa, karena ‘penekanan kuat pada kasih karunia’ – tanpa
mengajar terhadap dosa atau pertobatan, penghakiman atau neraka-ada
suasana hidup yang santai penuh kasih karunia tanpa ada rasa takit akan Tuhan,
dengan banyak terlibat dalam percabulan dan kemabukan serta berbagai
kejahatan fisik lainnya.

Di bawah ini kita catat berbagai statement Joseph Prince dalam bukunya
“Destined to Reign” yang kita perhadapkan dengan Kebenaran firman Tuhan.

Menurut Prince, kita sedang bekerja di bawah penghukuman diri. Ia berkata,


“Akar yg terdalam adalah penghukuman” (hlm 131). “Banyak orang percaya
sedang menderita sakit karena rasa bersalah. Ada atau tidak ada dasar yg nyata
dari rasa bersalah dan penghukuman, namun keduanya bersifat destruktif. Injil
sangat berkuasa. Injil adalah berita baik dari anugerah Allah dan pengampunan
yang membebaskan orang percaya dari setiap perasaan kotor atau
penghukuman dan memberi kekuatan untuk bebas dari lingkaran yang kejam
dari penghukuman dan dosa” (hlm 290).

Tanggapan:

Rasul Paulus menuliskan di dalam 2 Kor 7:8-10, “Meskipun surat saya membuat
hatimu menjadi sedih, saya tidak menyesal menulis surat itu. Memang pada
waktu saya melihat bahwa surat saya itu menjadikan kalian sedih -- meskipun
kesedihanmu itu hanya sementara -- saya agak menyesal juga. Tetapi saya
senang sekarang -- bukan karena hatimu menjadi sedih, melainkan karena
kesedihanmu itu membuat kelakuanmu berubah. Memang kesedihanmu itu
sejalan dengan kehendak Allah. Jadi, kami tidak merugikan kalian. Sebab
kesedihan seperti itu menghasilkan perubahan hati yg mendatangkan
keselamatan. Dan orang tidak akan menyesal atas hal itu. Sebaliknya, kesedihan
yang hanya sejalan dengan kehendak manusia menghasilkan kematian (BIS).

Prince menuliskan:
“Bagi orang-orang percaya, pada saat kita terima Yesus, semua dosa kita
diampuni. Kita tidak perlu hidup dari pengakuan dosa ke pengakuan dosa, tetapi
dari iman kepada iman di dalam Yesus dan karyaNya telah genap” (hlm 106).

Dengan sangat menekankan pada ‘grace’ (=anugerah_, Prince menyatakan,


“Allah tidak lagi marah kepada orang-orang Kristen.”

Pada hlm. 41, “Kita memang melihat Allah marah di PL dan di kitab Wahyu,
dimana amarah Allah ditujukan kepada mereka yang menolak Yesus. Namun
untuk kalian dan saya, orang-orang percaya di PB, kita bukanlah bagian dari PL
dan kita tidak akan dihukum karena kita telah menerima Yesus. Sebagai orang-
orang percaya, Allah tidak lagi marah kepada kita karena semua amarahNya
terhadap dosa-dosa kita sudah dijatuhkan kepada Yesus di atas salib.”

Tanggapan:

Lima dari tujuh jemaat yg disurati Tuhan (Why 2-3) menerima tegoran yg keras.
Why 2:4-5 tegoran kepada jemaat Efesus—”Namun demikian Aku mencela
engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu
ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi
apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang
kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau
engkau tidak bertobat.”

Tuhan Yesus itu penuh kasih karunia dan kebenaran (Yoh. 1:14). Kasih karunia
dan kebenaran seimbang. Jika hanya salah satu yg ditekankan, maka akan
menghasilkan: Injil yg salah.

Prince menganggap, bahwa 1 Yoh 1:9 ditulis untuk kaum gnotics, bukan untuk
orang-orang Kristen (p. 106).

Tanggapan:

1 Yoh. 1:9—”Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga
Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala
kejahatan.”

Perhatikan kata ‘kita’ dlm ayat tsb. Umat Tuhan secara STATUS adalah sebagai
‘umat yang dibenarkan’, tetapi secara kehidupan sesehari masih berdosa,
sehingga perlu pengakuan dosa.

Tuhan Yesus sendiri mengajarkan dalam doa ‘Bapa kami’ (cat: sbg pola doa
untuk umat Tuhan) untuk memohon pengampunan dosa: “Ampunilah akan
segala kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah
kepada kami” (Mat. 6:12).

Para pengkotbah hyper-grace berkata, bahwa Roh Kudus tidak akan pernah
menghukum orang-orang Kristen akan dosa mereka.

Tanggapan:

Roh Kudus disebut sebagai ‘Roh Kebenaran’ (Yoh. 15:26). Berarti: Roh Kudus
akan menegor setiap umat Tuhan yg hidup tidak benar.

Menurut doktrin Hyper-grace: Kita tidak di bawah Taurat; umat yg percaya


tidak bertanggung untuk segala dosa mereka. Mereka yg tidak setuju dengan
ajaran hyper-grace ini disebut sbg kaum Farisi yg legalis.
Tanggapan:

Para guru hyper-grace telah memutar balik angerah Allah menjadi suatu lisensi
untuk kehidupan yg immoral. Prince disenangi oleh kelompok gay, sex bebas
(karena tak perlu ada pengakuan dosa).

Yudas 1:4a, “Sebab tanpa kita sadari, ada oknum-oknum tertentu yg menyelusup
masuk ke tengah-tengah kita. Mereka orang-orang bejat yg memutar-balikkan
berita tentang rahmat Allah kita, untuk mendapat kesempatan melampiaskan
hawa nafsu mereka.” Bnd. ajaran antinomianisme.

Joseph Prince berpandangan negatip terhadap Taurat. Bagi Prince, Taurat


diberikan untuk tujuan negatip, yakni agar dunia sadar akan dosa, untuk
menyadarkan manusia tentang kebutuhan akan Juruselamat. Ia berkesimpulan
bahwa Tanpa Taurat, tidak ada dosa (p. 16). Kapan saja Anda membaca atau
berpikir tentang Taurat, maka Anda berpikir tentang hukuman (p 151).

Perkataan-perkataan Yesus yg dikatakan sebelum kebangkitanNya adalah


bagian dari PL dan tidak dapat dipakai oleh orang percaya yg sudah dilahir-
barukan. Kutipan dari buku ‘Destined to Reign’— ”They don’t realize that even
some of the words which Jesus spoke in the four gospels (Matthew, Mark, Luke,
and John) are part of the old covenant. They were spoken before the cross as He
had not yet died. The new covenant begins only after the cross, when the Holy
Spirit was given on the Day of Pentecost” (p. 92, emphasis in original) (=mereka
tidak menyadari, bahkan sebagian dari perkataan yang Yesus ucapkan di dalam
keempat Injil—Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, adalah bagian dari
Perjanjian Lama. Perkataan tsb diucapkan sebelum salib, seperti pada masa
sebelum Yesus mati. Perjanjian Baru barulah dimulai setelah salib, ketika Roh
Kudus turun pada hari Pentakosta—hlm 92).

Tanggapan:

Mat. 5:18, “Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap
langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari
hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.”

Dengan berkata, “Instruksi Yesus yg dikatakan sebelum salib tidaklah


mengikat,” mereka bersikap hyper-Paulisme (=mengutamakan ajaran Paulus di
atas ajaran Tuhan Yesus). Berarti: mereka menempatkan seorang hamba di atas
Tuhan.

Para pengkotbah hyper-grace men-diskon PL dan 10 Perintah Tuhan. Mereka


menganggapnya sebagai tidak relevan bagi umat PB. Padahal, Yesus datang
untuk menggenapi Taurat, bukan untuk meniadakannya (Mat. 5:17).

Taurat secara ritual (korban binatang) sudah digenapi oleh Tuhan Yesus; namun
Taurat secara etika masih berlaku.

Menurut Prince: Kasih karunia adalah pribadi Yesus sendiri, ”Kasih karunia
bukan suatu teologi. Itu bukan suatu topik yg dibicarakan. Itu bukan suatu
doktrin. Itu adalah suatu Pribadi dan nama-Nya adalah Yesus. Itulah sebabnya
Tuhan ingin anda menerima kelimpahan kasih karunia karena mempunyai
kelimpahan kasih karunia adalah mempunyai kelimpahan Yesus! (DTR,
hal.24).”

Tanggapan:

Kasih karunia bukan pribadi Tuhan Yesus, tetapi adalah bagian dari karya Allah.
Karya pengorbanan Tuhan Yesus adalah wujud kasih karunia Allah itu. Alkitab
tidak pernah mengajarkan untuk menyembah kasih karunia. Allah Tritunggal-
lah yg kita harus sembah.

Ajaran Prince tentang Kesembuhan: Kesembuhan adalah topik yg besar di


dalam Alkitab, dan hal itu bukanlah topik utama dalam buku Prince. Namun
dalam bab terakhir bukunya, ia menuliskan “Good Things Happen” (=hal-hal
yang baik terjadi, p 287, dst). Prince menghubung-kan kesaksian dari orang-
orang yg disembuhkan ketika mereka menerima anugerah dan pengampunan
Allah. Prince menuliskan, “Sekali Anda tahu telah diampuni dari dosa-dosa
masa lalu, sekarang & yang, kesembuhan dari semua penyakitmu mengikuti” (p
290).

Tanggapan:

Memang ada penyakit yg disebut psycho-somatic (=penyakit jasmani yang


dikarenakan adanya berbagai pergumulan dalam kejiwaan).

Rasul Paulus, yg sangat diagungkan ajarannya oleh kelompok hyper-grace,


mengalami ‘duri dalam daging’ (2 Kor 12:7)—yakni penyakit jasmani.

Prince berusaha untuk membantah, bahwa rasul Paulus mengalami sakit. Prince
menuliskan, “Paul did not suffer any sickness or disease” (=Paulus tidak
menderita suatu penyakit”, p. 71).

Tanggapan:

Paulus alami sakit di tubuhnya (Gal. 4:13-14).

“Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu oleh
karena aku sakit pada tubuhku. Sungguhpun demikian keadaan tubuhku itu, yg
adalah pencobaan bagi kamu, namun kamu tidak menganggapnya sebagai
sesuatu yg hina dan yg menjijikkan (=you did not spit at me = kalian tidak buang
ludah terhadap aku), tetapi kamu telah menyambut aku, sama seperti
menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti menyambut Kristus
Yesus sendiri.”

Pada masa Paulus hidup, penyakit epilepsi dianggap sebagai gangguan Setan.
Jadi, orang-orang yang sehat jasmani bila bertemu dengan orang yang terkena
epilepsi, mereka akan membuang ludah untuk menghalau Setan. Apakah rasul
Paulus mengalami sakit epilepsi? Mungkin saja.

Gal. 6:11, “Lihatlah, bagaimana besarnya huruf-huruf yang kutulis kepadamu


dengan tanganku sendiri.” Kemungkinan besar ada masalah pada penglihatan
fisik dari rasul Paulus.

Buku ‘Destined to Reign’, karangan Prince dipengaruhi oleh kelompok ‘Word of


Faith’. Kalimat yg khas dari mereka: “Kalian dipanggil Tuhan untuk sukses,
menikmati kekayaan, kesehatan, hidup yg berkemenangan. Adalah bukan
keinginan Tuhan untuk kalian hidup dalam kekalahan, kemiskinan dan
kegagalan. Dia memanggil kalian untuk menjadi kepala bukan ekor.”

Tanggapan:

‘Faith’ (=iman) yg dimaksudkan mereka bukanlah pistis (=kesetiaan kepada


kehendak Allah), tetapi sebagai ‘sugesti diri’. Pistis selalu berpusat pada
kehendak Allah (=God’s oriented); sedangkan sugesti diri berpusat pada
kemauan diri sendiri (=self-oriented).
Perhatikanlah Ibr. 11:32-39, “Dan apakah lagi yg harus aku sebut? Sebab aku
akan kekurangan waktu, jika aku hendak menceriterakan tentang Gideon,
Barak, Simson, Yefta, Daud, Samuel dan para nabi, yg karena iman telah
menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yg
dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yg dahsyat. Mereka
telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah
menjadi kuat dlm peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan
tentara asing. Ibu-Ibu telah menerima kembali orang-orangnya yg telah mati,
sebab dibangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan
tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yg lebih
baik. Ada pula yg diejek dan didera, bahkan yg dibelenggu dan dipenjarakan.
Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara
dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita
kekurangan, kesesakan dan siksaan. Dunia ini tidak layak bagi mrk. Mereka
mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua & celah-celah
gunung. Dan mereka semua tidak memperoleh apa yg dijanjikan itu, sekalipun
iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yg baik.”

Kata “orang-orang lain” (ay. 35b) menunjuk pada sesama hamba Tuhan dan
umatNya yang mengalami kondisi berbeda dan kontras dibanding dengan
mereka yang tertulis di dalam ay. 32-35a.

Jadi, yang terpenting bukanlah kondisi: kaya/miskin, lancar/terhambat,


sehat/sakit, dilepaskan/dianiaya yang Tuhan ijinkan untuk dialami oleh
umatNya selama di dunia ini. Yang terpenting adalah: apakah Tuhan berkenan
akan jalan hidup umatNya, dan apakah mereka tetap setia untuk mengiring dan
menaatiNya sampai Tuhan memanggil mereka ke rumahNya yang kekal?

KESIMPULAN

Secara biblika, penganut Hyper Grace memiliki kekeliruan terhadap analisanya


kepada doktrin-doktrin yang sangat mendasar. Ada 2 (dua) kesimpulan dasar
yang harus diperhatikan bagi orang-orang percaya.

Pertama, pemahaman keselamatan dalam Gerakan Hyper-Grace memiliki


kekeliruan yang cukup besar.Memang perlu diketahui bahwa Hyper Grace
menjaminkan keselamatan secara rohani di sorga. Keselamatan ini dijamin bagi
setiap orang percaya, namun begitu pandangan yang keliru adalah keselamatan
secara jasmani turut diperhatikan bagi pengagum Hyper-Grace. Dalam hal ini,
keselamatan tersebut juga dapat memberikan “berkat, keberhasilan,
kesembuhan, terobosan keuangan, dll.” Penambahan arti ini dipandang sebagai
sesuatu yang Memang perlu diketahui bahwa Hyper Grace menjaminkan
keselamatan secara rohani di sorga. Keselamatan ini dijamin bagi setiap orang
percaya, namun begitu pandangan yang keliru adalah keselamatan secara
jasmani turut diperhatikan bagi pengagum Hyper-Grace. Dalam hal ini,
keselamatan tersebut juga dapat memberikan “berkat, keberhasilan,
kesembuhan, terobosan keuangan, dll.” Penambahan arti ini dipandang sebagai
sesuatu yang extra-biblical, yakni menambahkan sesuatu dari luar apa yang
sudah tertulis di dalam Alkitab, karena tidak ada dasar yang kuat secara
eksegesis terhadap pemahaman keselamatan seperti pemahaman Hyper-Grace.

Extra-biblical ini terjadi ketika Andrew Wommack memahami Roma 1:16-17


bahwa Injil 32 adalah kekuatan Allah yang dapat memperoleh kesembuhan,
pembebasan, kemakmuran, untuk memperoleh segala sesuatu yang datang
kepada orang percaya sejak dilahirkan kembali. Eksegesis terhadap Efesus
2:11-12 memberikan suatu pemahaman bahwa keselamatan didasarkan kepada
pengorbanan Kristus di kayu salib, sehingga menciptakan komunitas yang baru
yaitu tubuh Kristus. Keselamatan ini didasarkan pada jaminan yang kekal
bersama-sama dengan Tuhan di sorga (Fil. 3:20). Memang perlu untuk
dibedakan antara keselamatan ini dan pemeliharaan Allah bagi orang percaya,
karena hal tersebut terkait dengan providensi Allah kepada orang percaya.

Kedua, pengajaran Hyper-Grace sangat menolak Hukum Taurat baik dalam


dasar terhadap keselamatan ataupun kegunaannya bagi orang percaya masa
kini. Hal ini masih dipandang sebagai legalitas bagi orang-orang Yahudi yang
tidak tepat keberlakuannya bagi orang percaya masa kini. Hukum Taurat
dianggap sesuatu yang menghalang anugerah Allah bagi umat manusia untuk
melihat dan menerima Sang Juruselamat yaitu Yesus Kristus. Namun begitu,
kita patut memperhatikan Efesus 2:14-15 sebagai kajian yang penting berkaitan
pemahaman tentang maksud dari “tembok pemisah” dan “pembatalan hukum
taurat.” Maksud dari “pembatalan hukum taurat” pada ayat 15 bukan merujuk
kepada ketidakberlakuan hukum itu sendiri bagi orang percaya, melainkan
paparan yang menjelaskan bahwa Yesus membatalkan hukum Taurat bukan
sebagai syarat dalam memperoleh keselamatan di dalam diri-Nya. “Pembatalan
hukum” menciptakan orang Yahudi dan non-Yahudi menjadi satu manusia baru
di dalam diriNya (ay.15b) dan (2) memperdamaikan keduanya di dalam satu
tubuh dengan Allah oleh salib (16a).

Keberlakuan Hukum Taurat bagi masa kini harus diperhatikan secara


keseluruhan, karena ada 3 (tiga) sifat pokok dalam hukum tersebut, yaitu:
Keberlakuan Hukum Taurat bagi masa kini harus diperhatikan secara
keseluruhan, karena ada 3 (tiga) sifat pokok dalam hukum tersebut, yaitu:
hukum ceremonial 33 (upacara/ibadah), sipil dandanmoral. Memang hukum
ceremonial dan sipil tidak berlaku bagi masa kini karena memang kegunaannya
bagi umat Israel, namun begitu masih ada prinsip-prinsip rohani yang patut
diberlakukan bagi orang-orang percaya masa kini. Dari sisi yang lain, Hukum
moral tetap berlaku bagi orang percaya masa kini sebagai pelajaran-pelajaran
etika yang patut untuk diperhatikan dan diterapkan. Tampaknya gerakan
Hyper-Grace tidak memperhatikan bagian ini sebagai sesuatu benang merah
yang memiliki tujaun bagi orang percaya. Gerakan tersebut terlalu memandang
legalisme terhadap hukum Taurat yang dipandang terlalu mengikat atau
keterpaksaan yang harus diperbuat oleh orang-orang percaya masa kini.

Pada akhirnya, perlu kiranya setiap orang percaya benar-benar memperoleh


pengajaran yang benar sesuai dengan kebenaran firman Tuhan di dalam Alkitab.
Ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi pengajaran
Hyper Grace yang mewabah dalam dunia Kekristenan masa kini:

Pertama, adalah perlu untuk memberikan kesadaran bahwa keselamatan dalam


Kristus Yesus sudah dikerjakan sempurna di kayu salib untuk menebus manusia
yang percaya. Keselamatan ini diberikan secara khusus oleh Tuhan kepada
manusia yang percaya terkait hanya pada konteks keselamatan secara rohani.

Kedua, adalah perlu untuk memberikan bahwa pemahaman hukum Taurat


masih dapat memberikan prinsip-prinsip rohani, walaupun secara ceremonial
dan sipil tidak berlaku bagi orang percaya masa kini, tetapi hukum moral
memilki kugunaan sebagai pelajaran-pelajaran etika yang sangat mendasar.

Ketiga, perlu untuk memberikan pengajaran bagi setiap hamba Tuhan ataupun
para jemaat berkaitan mengenai fenomena Gerakan Hyper-Grace. Pengajaran
Hyper-Grace memberikan suatu kajian yang extra-biblical atau sesuatu yang
ditambahkan dan tidak sesuai dengan apa yang dimaksud oleh penulis 34 kitab.
Hal ini patut untuk diperhatikan karena menimbulkan kekeliruan pemahaman
yang sangat mendasar terhadap doktrin keselamatan dan pengertian/maksud
dalam memandang Hukum Taurat secara keseluruhan. Kiranya kita semua
dapat memahami secara komprehensif mengenai Pengajaran dari Gerakan
Hyper-Grace yang berbahaya bagi gereja masa kini.

Anda mungkin juga menyukai