html
Efesus 2:8-9 - “(8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh
iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan
hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”.
1 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Luther mengalami masa kecil yang keras, tanpa kenangan manis, dan ia
dibesarkan dibawah disiplin yang sangat keras. Ibunya pernah
menghajarnya sehingga mengeluarkan darah hanya karena ia mencuri
kacang, dan ayahnya pernah mencambuknya dengan begitu hebat
sehingga menyebabkan ia lalu lari meninggalkan rumahnya, tetapi ia
mengerti akan maksud baik mereka.
Dalam hal rohani ia diajar untuk berdoa kepada Allah dan para orang
suci, menghormati gereja dan pastor, dan cerita-cerita mengerikan
tentang setan dan ahli-ahli sihir, yang menghantuinya sepanjang
hidupnya.
Pada tahun 1502, ia mendapat gelar B.A. (Bachelor of Arts), dan pada
tahun 1505 ia mendapat gelar M.A. (Master of Arts).
2 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Pada usia antara 21-22 tahun, ia lolos dari kematian akibat sambaran
petir, sementara teman seperjalanannya yang ada di sebelahnya, mati
tersambar (Catatan: ada yang mengatakan bahwa temannya bukan mati
kena petir tetapi karena suatu duel). Tidak lama setelah itu, pada
tanggal 2 Juli 1505, ia mengalami hujan badai yang sangat hebat di
dekat Erfurt setelah kembali dari perkunjungan terhadap orang tuanya.
Ia menjadi begitu takut sehingga ia menjatuhkan diri ke tanah dan
berdoa dan bernazar dengan gemetar:
• “Martin Luther himself declared in later years, that his monastic vow
was forced from him by terror and the fear of death and the judgment
to come; yet he never doubted that God’s hand was in it” [= Dalam
3 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
• “He was never an infidel, nor a wicked man, but a pious Catholic from
early youth; but now he became overwhelmed with a sense of the
vanity of this world and the absorbing importance of saving his soul,
which, according to the prevailing notion of his age, he could best
secure in the quiet retreat of a cloister” [= Ia tidak pernah menjadi
orang kafir, atau orang jahat, tetapi ia adalah orang Katolik yang saleh
sejak masa kecilnya; tetapi sekarang ia diliputi oleh suatu perasaan akan
kesia-siaan dari dunia ini dan kepentingan untuk menyelamatkan
jiwanya, yang, menurut pemikiran umum jaman itu, bisa ia pastikan
dengan cara yang terbaik dalam pengunduran diri / pengucilan diri
yang tenang dalam biara] - David Schaff, ‘History of the Christian
Church’, vol VII, hal 113.
• “If there was ever a sincere, earnest, conscientious monk, it was Martin
Luther. His sole motive was concern for his salvation. To this supreme
object he sacrificed the fairest prospects of life. He was dead to the
world and was willing to be buried out of the sight of men that he
might win eternal life. His latter opponents who knew him in convent,
have no charge to bring against his moral character except in certain
pride and combativeness, and he himself complained of his temptations
to anger and envy” [= Jika pernah ada seorang biarawan yang tulus dan
sungguh-sungguh, maka itu adalah Martin Luther. Motivasi satu-
satunya adalah perhatian untuk keselamatannya. Untuk tujuan tertinggi
ini ia mengorbankan harapan terbaik hidupnya. Ia mati terhadap dunia,
dan rela dikubur terhadap pandangan manusia supaya ia bisa
mendapatkan hidup yang kekal. Penentang-penentangnya, yang
4 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
• “He assumed the most menial offices to subdue his pride: he swept
the floor, begged bread through the streets, and submitted without
murmur to the ascetic severities” [= Ia menerima jabatan-jabatan yang
paling rendah untuk menundukkan kesombongannya: ia mengepel
lantai, mengemis roti di jalan-jalan, dan tunduk tanpa menggerutu pada
kekerasan / kesederhanaan hidup pertapa] - David Schaff, ‘History of
the Christian Church’, vol VII, hal 115.
• “He said twenty-five Paternosters with the Ave Maria in each of the
seven appointed hours of prayer. He was devoted to the Holy Virgin ...
He regularly confessed his sins to the priests at least once a week. At
the same time a complete copy of the Latin Bible was put into his hands
for study, ... At the end of the year of probation Luther solemnly
promised to live until death in poverty and chastity according to the
rules of the holy father Augustin, to render obedience to Almighty God,
to the Virgin Mary, and to the prior of the monastery. ... His chief
concern was to become a saint and to earn a place in heaven. ‘If ever,’
he said afterward, ‘a monk got to heaven by monkery, I would have
gotten there’. He observed with minutest details of discipline. No one
surpassed him in prayer, fasting, night watches, self-mortification” [= Ia
mengucapkan 25 x doa Bapa Kami dengan Salam Maria dalam setiap
dari 7 jam doa yang ditetapkan. Ia berbakti kepada Perawan yang
Kudus ... Ia mengaku dosa secara rutin kepada imam / pastor sedikitnya
sekali seminggu. Pada saat yang sama suatu copy Alkitab Latin yang
lengkap ada di tangannya untuk dipelajari, ... Pada akhir dari tahun
percobaan Luther berjanji dengan khidmat / sungguh-sungguh untuk
hidup sampai mati dalam kemiskinan dan kesederhanaan / kesucian
menurut peraturan-peraturan bapa kudus Agustinus, taat kepada Allah
yang mahakuasa, kepada Perawan Maria, dan kepada kepala biara. ...
Perhatiannya yang terutama adalah untuk menjadi orang suci dan
mendapatkan tempat di surga. ‘Jika ada,’ katanya belakangan, ‘seorang
biarawan mencapai surga melalui kebiarawanan, Aku sudah sampai di
sana’. Ia menjalankan disiplin dengan sangat terperinci. Tidak
seorangpun melampaui dia dalam doa, puasa, jaga malam (?),
5 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
• “He sought by the means set forth by the Church and the monastic
tradition to make himself acceptable to God and to earn salvation of his
soul. He mortified his body. He fasted, sometimes for days on end and
without a morsel of food. He gave himself to prayers and vigils beyond
those required by the rule of his order. He went to confession, often
daily and for hours at a time. Yet assurance of God’s favour and inward
peace did not come and the periods of depression were acute” [= Ia
mencari melalui cara-cara yang dinyatakan oleh Gereja dan tradisi biara
untuk membuat dirinya sendiri diterima oleh Allah dan mendapatkan
keselamatan jiwanya. Ia mematikan dirinya. Ia berpuasa, kadang-kadang
selama berhari-hari tanpa makanan sedikitpun. Ia menyerahkan dirinya
untuk berdoa dan berjaga-jaga melebihi apa yang dituntut oleh
peraturan ordonya. Ia mengaku dosa, seringkali setiap hari dan untuk
berjam-jam dalam satu kali pengakuan. Tetapi keyakinan akan perkenan
Allah dan damai di dalam tidak datang dan ia mengalami masa depresi
yang parah] - Kenneth Scott Latourette, ‘A History of Christianity’, vol II,
hal 705.
6 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
• “He entered the confessional and stayed for hours every day. On one
occasion Luther spent six hours confessing the sins he had committed
in the last day!” [= Ia masuk ke dalam ruang pengakuan dosa dan
berada di sana berjam-jam setiap hari. Pada suatu kali Luther
menghabiskan waktu 6 jam untuk mengaku dosa-dosa yang ia lakukan
pada hari terakhir] - R.C. Sproul, ‘The Holiness of God’, hal 114.
“‘Look here,’ he said, ‘if you expect Christ to forgive you, come in with
something to forgive - parricide, blasphemy, adultery - instead of all
these peccadilloes. ... Man, God is not angry with you. You are angry
with God. Don’t you know that God commands you to hope?’” [=
‘Lihatlah,’ katanya, ‘Jika kamu berharap supaya Kristus mengampuni
kamu, datanglah dengan sesuatu untuk diampuni - pembunuhan orang
tua, penghujatan, perzinahan - dan bukannya semua dosa-dosa remeh
ini. ... Bung, Allah tidak marah kepadamu. Kamu yang marah kepada
Allah. Tidak tahukah kamu bahwa Allah memerintahkan kamu untuk
berharap?’] - R. C. Sproul, ‘The Holiness of God’, hal 114, dimana ia
mengutip dari Roland Bainton, dalam bukunya ‘Here I Stand’.
7 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Kristus lakukan di kayu salib, dari hukum Taurat kepada salib, dan usaha
berbuat baik kepada iman. Ia juga yang mendorong Luther untuk
belajar Kitab Suci. Melalui bantuan biarawan tua dan Staupitz, dan
khususnya melalui penyelidikannya terhadap surat-surat Paulus,
perlahan-lahan Luther sadar bahwa orang berdosa bisa dibenarkan
bukan karena mentaati hukum, tetapi hanya karena iman kepada Yesus
Kristus.
“He pondered day and night over the meaning of ‘the righteousness of
God’ (Rom. 1:17), and thought that it is the righteous punishment of
sinners; but toward the close of his convent life he came to the
conclusion that it is the righteousness which God freely gives in Christ
to those who believe in him. Righteousness is not acquired by man
through his own exertions and merits; it is complete and perfect in
Christ, and all the sinner has to do is to accept it from Him as a free gift”
[= Ia merenungkan siang dan malam tentang arti dari ‘kebenaran Allah’
(Ro 1:17), dan mengira bahwa itu adalah hukuman yang adil terhadap
orang-orang berdosa; tetapi menjelang akhir dari kehidupan biaranya ia
sampai pada kesimpulan bahwa itu adalah kebenaran yang Allah
berikan dengan cuma-cuma dalam Kristus kepada mereka yang percaya
kepadaNya. Kebenaran tidak didapatkan oleh manusia melalui usaha
dan kebaikan / jasanya sendiri; kebenaran itu lengkap dan sempurna
dalam Kristus, dan semua yang harus dilakukan oleh orang berdosa
adalah menerimanya dari Dia sebagai pemberian cuma-cuma] - David
Schaff, ‘History of the Christian Church’, vol VII, hal 122.
8 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
attached to his ascetic performance since the days of Pope Leo IV. in
850, but at every step the word of the Scripture sounded as a significant
protest in his ears: ‘The just shall live by faith’ (Rom. 1:17). Thus at the
very height of his medieval devotion he doubted its efficacy in giving
peace to the troubled conscience” [= Dengan menggunakan lututnya ia
menaiki 28 anak tangga dari Scala Santa yang terkenal (dikatakan
bahwa Scala Santa itu telah dipindahkan dari Ruang Pengadilan Pontius
Pilatus di Yerusalem), supaya ia bisa memastikan pengampunan dosa
yang dicantelkan pada pelaksanaan pertapaannya sejak jaman Paus Leo
IV pada tahun 850, tetapi pada setiap langkah kata-kata Kitab Suci
terngiang di telinganya sebagai suatu protes: ‘Orang benar akan hidup
oleh iman’ (Ro 1:17). Jadi, pada puncak dari kebaktian keagamaannya ia
meragukan kemujarabannya dalam memberikan damai pada hati nurani
yang kacau] - David Schaff, ‘History of the Christian Church’, vol VII, hal
129.
“The most damnable and pernicious heresy that has ever plagued the
mind of men was the idea that somehow he could make himself good
enough to deserve to live with an all-holy God” [= Ajaran sesat yang
paling terkutuk dan jahat / merusak yang pernah menggoda pikiran
manusia adalah gagasan bahwa entah bagaimana ia bisa membuat
dirinya sendiri cukup baik sehingga layak untuk hidup dengan Allah
yang mahasuci] - Dr. D. James Kennedy, ‘Evangelism Explosion’, hal
31-32.
V) Reformasi.
9 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Dalam bulan Juli 1519 Luther dan teman sejawatnya yang bernama
Andreas Carlstadt bertemu dengan John Eck, yang merupakan ahli
debat top pada saat itu. Mereka mengadakan debat di depan umum di
Leipzig. Dalam perdebatan itu John Eck menunjukkan bahwa beberapa
pandangan Luther sesuai dengan pandangan John Hus, yang saat itu
10 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
“Among the condemned beliefs of John Hus and his disciples, there are
many which are truly Christian and evangelical and which the Catholic
Church cannot condemn” [= Di antara kepercayaan-kepercayaan John
Hus dan murid-muridnya yang dikecam, ada banyak yang adalah
benar-benar Kristen dan injili dan yang Gereja Katolik tidak bisa
mengecam] - Dr. Albert Freundt, ‘History of Modern Christianity’, hal 31.
Catatan / keterangan:
Dan pada bulan Februari 1520 Martin Luther mengakui lebih jauh dari
11 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Pada bulan Juni 1520, Roma mengeluarkan ‘the Bull’ [= surat keputusan
dari Paus], yang diberi nama ‘Exsurge Domine’, yang mengecam 41 usul
/ gagasan Luther sebagai sesat, dan memerintahkan orang yang setia
kepada Roma Katolik untuk membakar buku-buku Luther dimanapun
bisa ditemukan. Luther diberi waktu 2 bulan untuk menarik kembali
ucapan / tulisannya atau ia akan dikucilkan.
“I said (at the Leipzig disputation of 1519) that the Council of Constance
condemned some propositions of Hus that were truly Christian. I
retract. All his propositions were Christian, and in condemning him the
Pope has condemned the Gospel” [= Aku berkata (pada perdebatan
Leipzig pada tahun 1519) bahwa Council of Constance mengecam
beberapa pernyataan dari Hus yang adalah benar-benar Kristen. Aku
menarik kembali. Semua pernyataannya adalah Kristen, dan dalam
mengecam dia Paus sudah mengecam Injil] - Dr. Albert Freundt,
‘History of Modern Christianity’, hal 33.
Luther berkata:
12 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
the roofs” [= Aku akan pergi ke Worms, sekalipun di sana ada setan-
setan sebanyak genteng pada atap-atap] - David Schaff, ‘History of the
Christian Church’, vol VII, hal 298.
“‘You may expect every thing from me,’ he wrote Spalatin, ‘except fear
or recantation. I shall not flee, still less recant. May the Lord Jesus
strengthen me’” [= ‘Kamu boleh mengharapkan segala sesuatu dari
aku,’ tulisnya kepada Spalatin, ‘kecuali rasa takut atau penarikan
kembali / pengakuan kesalahan. Aku tidak akan lari, dan lebih-lebih aku
tidak akan menarik kembali / mengaku salah. Kiranya Tuhan Yesus
menguatkan aku’] - David Schaff, ‘History of the Christian Church’, vol
VII, hal 294.
Dalam Diet of Worms itu, pada waktu ia diminta untuk menarik kembali
buku-bukunya / ajarannya, ia berkata:
13 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
“‘I expected,’ he wrote to the artist Cranach, ‘that his Majesty the
Emperor would have collected fifty doctors of divinity to confute the
monk in argument. But all they said was: ‘Are these books yours?’. ‘Yes’.
‘Will you recant?’. ‘No’. ‘Then get out!’” [= ‘Aku berharap,’ tulisnya
kepada artis Cranach, ‘bahwa Yang Mulia Kaisar telah mengumpulkan
50 doktor theologia untuk membantah / membuktikan kesalahan
biarawan ini dalam perdebatan. Tetapi semua yang mereka katakan
adalah: ‘Apakah buku-buku ini milikmu?’. ‘Ya’. ‘Maukah kamu
menariknya kembali?’. ‘Tidak’. ‘Kalau begitu keluarlah!’] - Dr. Albert
Freundt, ‘History of Modern Christianity’, hal 34.
14 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
“Was Luther crazy? Perhaps. But if he was, our prayer is that God would
send to this earth an epidemic of such insanity that we too may taste of
the righteousness that is by faith alone” [= Apakah Martin Luther gila?
Mungkin. Tetapi kalau ia gila, doa kita adalah supaya Allah akan
mengirimkan ke dunia ini suatu epidemi kegilaan seperti itu supaya kita
juga boleh merasakan kebenaran yang hanya karena iman] - R.C.
Sproul, ‘The Holiness of God’, hal 126.
Martin Luther (tentang Ro 1:16): “he who does not truly believe is even
today not merely ashamed of the Gospel, but he also contradicts it, at
least in his heart and in his action. The reason for this is the following.
He who finds pleasure and enjoyment in the things that are of the flesh
and of the world cannot have a taste or pleasure for the things that are
of the Spirit of God. Therefore he is not only ashamed to proclaim the
Gospel to others, but he fights against it and does not want it to be
spoken to him. He hates the light and loves the darkness. For this
15 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Bdk. 1Korintus 2:14 - “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang
berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan;
dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai
secara rohani.”.
Siapapun yang malu atau takut karena Injil atau diam dan tidak
memberitakan Injil, harus memperhatikan ayat-ayat di bawah ini.
16 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Bdk. Markus 8:38 - “Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena
perkataanKu di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa
ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang
kelak dalam kemuliaan BapaNya, diiringi malaikat-malaikat kudus.’”.
Dari pada ‘malu’ atau ‘takut’ pada saat kita memberitakan Injil dan
ditolak, sikap yang benar diberikan dalam text di bawah ini:
Memang ‘diam’ tentang Injil, bukanlah suatu sikap yang netral, tetapi
suatu sikap yang negatif.
Bdk. Matius 12:30 - “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan
siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”.
Dan kalau pengkhotbah itu diam, karena takut atau malu karena Injil,
itu tentu lebih buruk lagi!
17 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
NIV: ‘that is by faith from first to last’ [= yaitu oleh iman dari awal
sampai akhir].
KJV: ‘For therein is the righteousness of God revealed from faith to faith:
as it is written, The just shall live by faith.’ [= Karena di dalamnya
kebenaran Allah dinyatakan dari iman kepada iman: seperti ada tertulis,
Orang benar akan hidup oleh iman.].
18 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Catatan: bagian akhir yang saya beri warna hijau ini merupakan suatu
illustrasi yang bagus.
19 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
believed the same as we do. There is only one faith, even though it may
have been less clear then; just as educated people now believe the
same things as the uneducated, but more clearly. Therefore, the
meaning of this passage seems to be: The righteousness of God is
completely from faith, but in such a way that through its development it
does not make its appearance but becomes a clearer faith according to
that expression in 2 Cor. 3:18: ‘We are being changed … from one
degree of glory to another,’ and also in Ps. 84:8: ‘They go from strength
to strength.’ So also ‘from faith to faith,’ by growing more and more, so
that ‘he that is righteous, let him be made righteous still’ (Rev. 22:11). In
other words, no one should be of the opinion that he has already
obtained (Phil. 3:12) and thus stops growing, that is, starts declining.
Blessed Augustine says in chapter 11 of his On the Spirit and the Letter:
‘From the faith of those who confess with their mouth to the faith of
those who are obedient.’ Paul of Burgos says: ‘From the faith of the
synagog (as a starting point) to the faith of the church (as a goal).’ But
the apostle says that righteousness comes from faith, yet the heathen
had no faith from which they could have been led to another faith in
order to be justified.” [= Kedua, kita harus memperhatikan bahwa apa
yang dikatakan di sini, ‘dari iman kepada iman’, ditafsirkan dengan cara
berbeda-beda. Lyra mau mengertinya seperti ini: ‘Dari iman yang belum
dibentuk kepada iman yang sudah dibentuk’. Tetapi ini tak akan
berhasil, karena tak ada orang benar hidup dari ‘iman yang belum
dibentuk’, juga kebenaran Allah tidak akan datang darinya. Tetapi ia
mengatakan kedua hal ini dalam text ini. Bisa jadi ia mau mengerti
‘iman yang belum dibentuk’ sebagai iman dari seorang pemula dan
‘iman yang sudah dibentuk’ sebagai iman dari seorang percaya yang
sempurna. Tetapi ‘iman yang belum dibentuk’ bukanlah iman sama
sekali tetapi obyek dari iman. Saya tidak percaya bahwa seseorang bisa
percaya dengan ‘iman yang belum dibentuk’. Tetapi ini yang bisa ia
lakukan dengan baik: Ia bisa melihat apa yang harus dipercaya tetapi
tetap tinggal dalam ketidak-pastian. Orang-orang lain menafsirkannya
dengan cara ini: ‘Dari iman bapa-bapa dari hukum yang lama kepada
iman dari hukum yang baru’. Exegesis ini mungkin bisa diterima,
sekalipun itu jelas bisa diserang dan dibantah oleh argumentasi bahwa
orang benar itu tidak hidup oleh iman dari generasi-generasi yang
sudah lalu, sekalipun ia berkata: ‘Orang benar akan hidup oleh
imannya’. Bapa-bapa percaya hal yang sama seperti kita percaya. Di
sana hanya ada satu iman, sekalipun itu bisa kurang jelas pada saat itu;
sama seperti orang-orang berpendidikan sekarang percaya hal-hal yang
20 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
KJV: ‘are changed into the same image from glory to glory,’ [= diubah
menjadi gambar yang sama dari kemuliaan kepada kemuliaan,].
21 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
KJV: ‘and he that is righteous, let him be righteous still:’ [= dan ia yang
adalah benar, hendaklah ia tetap benar:].
Fil 3:12 - “Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah
sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga
menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.”.
Ayat ini dikutip oleh Paulus dalam Ro 4:3, untuk membuktikan doktrin
‘justification by faith alone’ [= pembenaran oleh iman saja].
Roma 4:1-5 - “(1) Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa
leluhur jasmani kita? (2) Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena
perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di
hadapan Allah. (3) Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? ‘Lalu
percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal
itu kepadanya sebagai kebenaran.’ (4) Kalau ada orang yang bekerja,
upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya.
(5) Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada
Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan
menjadi kebenaran.”.
Martin Luther (tentang Kej 15:6): “And Paul has not only expounded this
passage most carefully; he also takes great pains to commend it to the
22 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
church when he adds this statement (Rom. 4:23): "But the words ‘it was
reckoned to him’ were written not for his (Abraham’s) sake alone" - who
later on died - but (Rom. 15:4) ‘for our instruction, that … we might
have hope.’” [= Dan Paulus bukan hanya telah menjelaskan dengan
mendetail text ini dengan sangat hati-hati / teliti; ia juga berusaha keras
untuk merekomendasikannya kepada gereja pada waktu ia
menambahkan pernyataan ini (Ro 4:23): "Tetapi kata-kata ‘itu
diperhitungkan kepadanya’ dituliskan bukan demi / bagi Abraham saja"
- yang belakangan mati - tetapi (Ro 15:4) ‘bagi pengajaran kita, supaya
... kita bisa mempunyai pengharapan’.] - ‘Luther’s Works, Vol 3, Lectures
on Genesis’ (Libronix).
Roma 15:4 - “Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis
untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada
pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.”.
Martin Luther (tentang Kej 15:6): “At this point there arises an important
debate concerning the Law and faith: whether the Law justifies, whether
faith does away with the Law, etc.” [= Pada titik ini muncul suatu
perdebatan yang penting berkenaan dengan hukum Taurat dan iman:
apakah hukum Taurat membenarkan, apakah iman menyingkirkan
hukum Taurat, dsb.] - ‘Luther’s Works, Vol 3, Lectures on Genesis’
(Libronix).
Martin Luther (tentang Kej 15:6): “In this connection Paul learnedly
stresses the matter of time: that in this chapter Moses is speaking about
righteousness and a righteous or justified Abraham prior to the Law,
prior to the works of the Law, yes, prior to the people of the Law and
before Moses, the lawgiver, was born. Accordingly, he says that
righteousness is not only not from the Law but is prior to the Law, and
that neither the Law nor the works of the Law contribute anything
toward it.” [= Dalam hubungan ini Paulus secara terpelajar menekankan
persoalan waktu: bahwa dalam pasal ini Musa sedang berbicara tentang
23 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Martin Luther (tentang Kej 15:6): “Then what? Is the Law useless for
righteousness? Yes, certainly. But does faith alone, without works,
justify? Yes, certainly. Otherwise you must repudiate Moses, who
declares that Abraham is righteous prior to the Law and prior to the
works of the Law, not because he sacrificed his son, who had not yet
been born, and not because he did this or that work, but because he
believed God who gave a promise.” [= Lalu bagaimana? Apakah hukum
Taurat tak berguna untuk kebenaran? Ya, tentu. Tetapi apakah iman
saja, tanpa pekerjaan-pekerjaan / perbuatan-perbuatan baik,
membenarkan? Ya, tentu. Kalau tidak, kamu harus menolak otoritas
Musa, yang menyatakan bahwa Abraham adalah benar sebelum hukum
Taurat dan sebelum pekerjaan-pekerjaan dari hukum Taurat, bukan
karena ia mengorbankan anaknya, yang belum dilahirkan, dan bukan
karena ia melakukan pekerjaan / perbuatan baik ini atau itu, tetapi
karena ia percaya kepada Allah yang memberi suatu janji.] - ‘Luther’s
Works, Vol 3, Lectures on Genesis’ (Libronix).
24 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Apakah Kej 15:2-3 yang menunjukkan bahwa Abraham takut dan ragu-
ragu bertentangan dengan Ro 4:18-19?
25 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Abraham percaya apa yang Allah katakan. Lebih lagi / selanjutnya, Roh
Kudus datang sebagai saksi yang layak dipercaya dan menyatakan
bahwa kepercayaan atau iman ini adalah kebenaran atau
diperhitungkan oleh Allah sendiri sebagai kebenaran dan dianggap
olehNya seperti itu. Tetapi karena kata-kata yang Tuhan katakan itu
berhubungan secara khusus dengan Kristus, Benih / Keturunan rohani
itu, Paulus menyingkapkan misteri ini dan menyatakan bahwa
kebenaran datang melalui iman kepada Kristus (Gal 2:16). Maka,
hendaklah kita menerima pernyataan ini dan tidak mengijinkan diri kita
sendiri dikeluarkan / disingkirkan darinya oleh kemarahan / kekejaman
dari Iblis dan para Paus.] - ‘Luther’s Works, Vol 3, Lectures on Genesis’
(Libronix).
Catatan: bagian yang saya garis-bawahi itu menunjuk pada Kej 12:1-3,
dan memang Kej 15:4-5 merupakan pengulangan dari Kej 12:1-3.
Kej 12:2-3 - “(2) Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang
besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan
engkau akan menjadi berkat. (3) Aku akan memberkati orang-orang
yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk
engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat
berkat.’”.
Catatan: bagian yang saya garis-bawahi itu tidak bisa tidak menunjuk
kepada Kristus!
Gal 2:16 - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh
karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam
Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus,
supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan
oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada seorangpun
yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat.”.
26 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Martin Luther (tentang Kej 15:6): “This is the source from which Paul has
drawn his discussions in Romans and Galatians, where he ascribes
righteousness to faith, not to works or the Law.” [= Ini adalah sumber
dari mana Paulus telah mengambil diskusinya dalam Roma dan Galatia,
dimana ia menganggap kebenaran berasal dari iman, bukan dari
pekerjaan-pekerjaan / perbuatan-perbuatan baik, atau dari hukum
Taurat.] - ‘Luther’s Works, Vol 3, Lectures on Genesis’ (Libronix).
Martin Luther (tentang Kej 15:6): “Moreover, we must give heed to Holy
Scripture, which proves abundantly that nobody can satisfy the Law. The
Law demands that you love God with all your heart and your neighbor
as yourself (Lev. 19:18). But who, I ask, is there who does this? Even the
love of the saints is imperfect and is often troubled by fear, often by
lack of trust, and often by impatience in misfortune. At such times what
becomes of faith produced by love? If God will not consider you just
unless you have loved Him with all your heart and have fulfilled the Law,
you will never be justified.” [= Lebih lagi / selanjutnya, kita harus
memperhatikan Kitab Suci Kudus, yang membuktikan dengan
berlimpah-limpah bahwa tak seorangpun bisa memuaskan hukum
Taurat. Hukum Taurat menuntut bahwa kamu mengasihi Allah dengan
segenap hatimu dan sesamamu seperti dirimu sendiri (Im 19:18). Tetapi
siapa, saya bertanya, yang melakukan ini? Bahkan kasih dari santo-
santo tidak sempurna dan sering diganggu oleh rasa takut, sering oleh
27 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Martin Luther (tentang Kej 15:6): “This is the sound and true doctrine.
On the other hand, the scholastic doctrine concerning an unformed and
a formed faith is of the devil; it destroys the doctrine of faith ...
Therefore let us reject it as a hellish pest.” [= Ini adalah doktrin yang
sehat dan benar. Di sisi lain, doktrin Gereja Katolik berkenaan dengan
iman yang belum dibentuk dan iman yang sudah dibentuk adalah DARI
SETAN; itu menghancurkan doktrin tentang iman ... Karena itu
hendaklah kita menolaknya sebagai SUATU WABAH DARI NERAKA.] -
‘Luther’s Works, Vol 3, Lectures on Genesis’ (Libronix).
28 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Martin Luther (tentang Kej 15:6): “Therefore the only difference between
Abraham’s faith and ours is this: Abraham believed in the Christ who
was to be manifested, but we believe in the Christ who has already
been manifested; and by that faith we are all saved.” [= Karena itu satu-
satunya perbedaan antara iman Abraham dan iman kita adalah ini:
Abraham percaya kepada Kristus yang akan dimanifestasikan, tetapi kita
percaya kepada Kristus yang sudah dimanifestasikan; dan oleh iman itu
kita semua diselamatkan.] - ‘Luther’s Works, Vol 3, Lectures on Genesis’
(Libronix).
Jadi, iman orang-orang jaman Perjanjian Lama dan iman kita adalah
sama. Perbedaannya hanyalah mereka percaya kepada Kristus yang
akan datang, sedangkan kita percaya kepada Kristus yang sudah
datang! Kita mempunyai terang yang lebih banyak, sehingga kita
mempunyai tanggung jawab yang lebih besar, untuk percaya kepada
Kristus!
Catatan: kalau menurur Dr. Albert Freundt Jr. dalam kutipan dalam
pelajaran yang sudah lalu, ia bertobat pada sekitar tahun 1512-1513.
Kalau demikian, maka pada saat ia pergi ke Roma ini, ia memang belum
betul-betul bertobat, dan masih dalam tahap pergumulan.
29 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
30 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
dirinya sejak jaman Paus Leo IV pada tahun 850, tetapi pada setiap
langkah kata-kata Kitab Suci terngiang di telinganya sebagai suatu
protes: ‘Orang benar akan hidup oleh iman’ (Ro 1:17). Jadi, pada puncak
dari kebaktian keagamaannya ia meragukan kemujarabannya dalam
memberikan damai pada hati nurani yang kacau.] - ‘History of the
Christian Church’, vol VII, hal 126-129.
Wikipedia (tentang Scala Sancta): “The Scala Sancta (English: Holy Stairs,
Italian: Scala Santa) ... According to Roman Catholic tradition, the Holy
Stairs are the steps leading up to thepraetorium of Pontius Pilate in
Jerusalem on which Jesus Christ stepped on his way to trial during his
Passion. The Stairs reputedly were brought to Rome by St. Helena in the
fourth century. For centuries, the Scala Sancta has attracted Christian
pilgrims who wish to honor the Passion of Jesus Christ. ... In the Roman
Catholic Church, a plenary indulgence has been conceded for climbing
the stairs on the knees. Pope Pius VII on 2 September 1817 granted
those who ascend the Stairs in the prescribed manner an indulgence of
nine years for every step. Finally, Pope St. Pius X, on 26 February 1908,
conceded a plenary indulgence as often as the Stairs are devoutly
ascended after Confession and Holy Communion. ... Martin Luther
climbed these steps on his knees in 1510. As he did so, he repeated the
Our Father on each step. It was said, by doing this work one could
‘redeem a soul from purgatory.’ But when Luther arrived at the top he
could not suppress his doubt, ‘Who knows whether this is true?’” [= The
Scala Sancta (Inggris: Holy Stairs / Tangga Kudus, Italia: Scala Santa) ...
Menurut tradisi Roma Katolik, Tangga Kudus adalah anak-anak tangga
yang mengarah pada praetorium / ruang pengadilan Pontius Pilatus di
Yerusalem pada mana Yesus Kristus melangkah pada jalanNya pada
pengadilan selama penderitaanNya. Tangga itu pada umumnya
dianggap telah dibawa ke Roma oleh Santa Helena pada abad keempat.
Selama berabad-abad, Tangga Kudus itu telah menarik peziarah-
peziarah Kristen yang ingin menghormati Penderitaan Yesus Kristus. ...
Dalam Gereja Roma Katolik, suatu pengampunan dosa yang lengkap /
sempurna telah diberikan untuk menaiki tangga itu dengan
menggunakan lutut. Paus Pius VII pada tanggal 2 September 1817
31 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
memberikan mereka yang menaiki Tangga itu dengan cara yang sudah
ditetapkan suatu pengampunan dosa dari 9 tahun untuk setiap langkah.
Akhirnya, Paus Santo Pius X, pada tanggal 26 Februari 1908,
memberikan suatu pengampunan dosa yang lengkap / sempurna
sesering Tangga itu dinaiki dengan sungguh-sungguh percaya setelah
Sakramen Pengakuan dosa dan Perjamuan Kudus. ... Martin Luther
menaiki anak-anak tangga dengan menggunakan lututnya pada tahun
1510. Pada saat ia melakukan hal itu, ia mengulang Doa Bapa Kami
pada setiap langkah. Dikatakan, dengan melakukan pekerjaan ini
seseorang bisa ‘menebus satu jiwa dari api penyucian’. Tetapi pada
waktu Luther sampai pada puncak ia tidak bisa menekan keragu-
raguannya, ‘Siapa tahu apakah ini benar?’] - https://en.wikipedia.org
/wiki/Scala_Sancta
32 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
tangga ini dengan cara yang ditetapkan suatu pengampunan dosa dari
9 tahun untuk setiap langkah. Akhirnya Paus Pius X, pada tanggal 26
Februari 1908, memberikan suatu pengampunan dosa lengkap / penuh
untuk didapatkan sesering tangga itu dinaiki secara berbakti setelah
pengakuan dosa dan komuni.] - http://www.newadvent.org/cathen
/13505a.htm
Catatan:
KJV: ‘praetorium’.
3. Lent adalah masa 40 hari yang dimulai pada Rabu Abu, selama sekitar
6 minggu, sampai menjelang Paskah.
33 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Alkitabnya?
34 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
David Schaff: “Wittenberg was a poor and badly built town of about
three thousand inhabitants in a dull, sandy, sterile plain on the banks of
the Elbe, and owes its fame entirely to the fact that it became the
nursery of the Reformation theology. Luther says that it lay at the
extreme boundary of civilization, a few steps from barbarism, and
speaks of its citizens as wanting in culture, courtesy and kindness. He
felt at times strongly tempted to leave it. Melanchthon who came from
the fertile Palatinate, complained that he could get nothing fit to eat at
Wittenberg. Myconius, Luther’s friend, describes the houses as ‘small,
old, ugly, low, wooden.’ Even the electoral castle is a very unsightly
structure. The Elector laughed when Dr. Pollich first proposed the town
as the seat of the new university. But Wittenberg was one of his two
residences (the other being Torgau), had a new castle-church with
considerable endowments and provision for ten thousand masses per
annum and an Augustinian convent which could furnish a part of the
teaching force, and thus cheapen the expenses of the institution.” [=
Wittenberg adalah suatu kota miskin dan dibangun dengan buruk
dengan sekitar 3000 penghuni di suatu dataran yang tidak menarik /
tidak aktif, berpasir, tidak subur di tepi Sungai Elbe, dan berhutang
kemasyhurannya sepenuhnya pada fakta bahwa itu menjadi tempat
pertumbuhan / perkembangan dari theologia Reformasi. Luther berkata
bahwa kota itu terletak di perbatasan yang extrim dari kebudayaan,
beberapa langkah dari barbarisme / kebiadaban, dan berbicara tentang
warganya sebagai kekurangan kebudayaan, kesopanan dan kebaikan.
Kadang-kadang ia mempunyai perasaan yang kuat untuk
meninggalkannya. Melanchthon yang datang dari kota Palatinate yang
subur, mengeluh bahwa ia tidak bisa mendapatkan apapun yang cocok
untuk dimakan di Wittenberg. Myconius, sahabat Luther,
menggambarkan rumah-rumah sebagai ‘kecil, tua, jelek, rendah, dari
kayu’. Bahkan benteng pemilihan / pemerintahan adalah suatu struktur
yang sangat tidak menarik / tidak menyenangkan. Sang Pangeran
tertawa ketika Dr. Pollich pertama-tama mengusulkan kota itu sebagai
tempat dari Universitas yang baru. Tetapi Wittenberg adalah salah satu
dari dua tempat (yang lain adalah Torgau), yang mempunyai suatu
gereja-benteng yang baru dengan banyak dana dan penyuplaian untuk
10.000 missa per tahun dan suatu biara Augustinian yang bisa
menyediakan sebagian tenaga pengajar, dan dengan demikian
mempermurah pengeluaran dari institusi itu.] - ‘History of the Christian
35 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
2) Universitas Wittenberg.
David Schaff: “The university was opened October 18, 1502. The
organization was intrusted to Dr. Pollich, the first rector, who on
account of his extensive learning was called ‘lux mundi,’ and who had
accompanied the Elector on a pilgrimage to Jerusalem (1493), and to
Staupitz, the first Dean of the theological faculty, who fixed his eye at
once upon his friend Luther as a suitable professor of theology.” [=
Universitas itu dibuka pada tanggal 18 Oktober tahun 1502.
Pengorganisasiannya dipercayakan pada Dr. Pollich, rektor yang
pertama, yang karena pembelajarannya yang luas / banyak disebut ‘lux
mundi’, dan yang telah menemani Sang Pangeran dalam perjalanan
ziarah ke Yerusalem (1493), dan pada Staupitz, dekan yang pertama dari
fakultas theologia, yang segera mengarahkan matanya pada
sahabatnya, Luther, sebagai seorang yang cocok untuk menjadi
profesor theologia.] - ‘History of the Christian Church’, vol VII, hal 134.
36 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
karena wabah, lalu mulai naik lagi pada tahun 1507, dan pada waktu
Luther dan Melanchthon berdiri pada puncak kejayaan mereka, mereka
menarik ribuan murid dari semua negara Eropah. Melanchthon kadang-
kadang mendengar 11 bahasa digunakan di meja tamu /
penerimaannya.] - ‘History of the Christian Church’, vol VII, hal 134-135.
David Schaff: “He lived in the convent, even after his marriage. ... The
lowliness of his work-shop forms a sublime contrast to the grandeur of
his work. From their humble dwellings Luther and Melanchthon exerted
a mightier influence than the contemporary popes and kings from their
gorgeous palaces.” [= Ia tinggal di biara, bahkan setelah pernikahannya.
... Kerendahan dari tempat kerjanya membentuk suatu kontras yang
mengesankan dengan kemegahan dari pekerjaannya. Dari tempat
tinggalnya yang rendah, Luther dan Melanchthon menghasilkan suatu
pengaruh yang lebih hebat dari pada paus-paus dan raja-raja yang
sejaman dari istana-istana indah mereka.] - ‘History of the Christian
Church’, vol VII, hal 135-136.
37 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
David Schaff: “With the year 1512 his academic teaching began in
earnest and continued till 1546, at first in outward harmony with the
Roman church, but afterward in open opposition to it.”[= Pada tahun
1512 pengajaran akademisnya mulai serius dan berlanjut sampai tahun
1546, mula-mula dalam keharmonisan lahiriah dengan Gereja Roma,
tetapi belakangan dalam pertentangan terbuka dengannya.] - ‘History
of the Christian Church’, vol VII, hal 137.
38 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Catatan:
David Schaff: “Luther opened his theological teaching with David and
Paul, who became the pillars of his theology. The Psalms and the
Epistles to the Romans and Galatians remained his favorite books. His
academic labors as a commentator extended over thirty-three years,
from 1513 to 1546, his labors as a reformer embraced only twenty-nine
years, from 1517 to 1546. Beginning with the Psalms, 1513, he ended
with Genesis, November 17th, 1545, three months before his death.” [=
Luther membuka / memulai pengajaran theologianya dengan Daud dan
Paulus, yang menjadi tiang-tiang utama dalam theologianya. Mazmur
dan Surat-surat Roma dan Galatia tetap merupakan kitab-kitab
favoritnya. Jerih payah akademisnya sebagai seorang penafsir mencapai
lebih dari 33 tahun, dari tahun 1513 sampai 1546, jerih payahnya
sebagai seorang Tokoh Reformasi mencakup hanya 29 tahun, dari
tahun 1517 sampai 1546. Mulai dengan kitab Mazmur, pada tahun
1513, ia mengakhiri dengan kitab Kejadian, tanggal 17 Nopember 1545,
3 bulan sebelum kematiannya.] - ‘History of the Christian Church’, vol
VII, hal 138.
39 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
David Schaff: “Luther and Mysticism. ... There are various types of
mysticism, orthodox and heretical, speculative and practical. Luther
came in contact with the practical and catholic type through Staupitz
and the writings of St. Augustin, St. Bernard, and Tauler. It deepened
and spiritualized his piety and left permanent traces on his theology. ...
But mysticism alone could not satisfy him, especially after the
Reformation began in earnest. It was too passive and sentimental and
shrunk from conflict. It was a theology of feeling rather than of action.
Luther was a born fighter, and waxed stronger and stronger in battle.
His theology is biblical, with such mystic elements as the Bible itself
contains.” [= Luther dan Mysticisme. ... Ada bermacam-macam jenis dari
Mysticisme, ortodox dan bersifat bidat, bersifat spekulasi dan praktis.
Luther mendapatkan kontak dengan jenis yang bersifat praktis dan
Katolik melalui Staupitz dan tulisan-tulisan dari Santo Agustinus, Santo
Bernard, dan Tauler. Itu memperdalam dan merohanikan kesalehannya
dan meninggalkan jejak-jejak permanen pada theologianya. ... Tetapi
hanya Mysticisme tidak bisa memuaskan dia, khususnya setelah
Reformasi mulai menjadi serius. Itu terlalu pasif dan sentimentil /
bersifat perasaan dan mengkerut dari konflik. Itu lebih merupakan suatu
theologia dari perasaan dari pada dari tindakan. Luther adalah seorang
40 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
41 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Dari kutipan di atas ini bisa kita pelajari bahwa dalam terjadinya suatu
gerakan rohani yang besar seperti ini, tokoh seperti Luther
membutuhkan orang-orang, yang pada umumnya di belakang layar,
yang membantu dia. Dan pada jaman sekarang atau jaman kapanpun
juga sama. Tuhan sering menggunakan satu orang yang ditonjolkan,
dan banyak orang di belakang layar, untuk membantu orang itu. Kalau
orang-orang di belakang layar itu tak mau bekerja, semua itu tak akan
terjadi.
David Schaff: “The working forces of the Reformation were thus fully
prepared and ready for action. The scholastic philosophy and theology
were undermined, and a biblical, evangelical theology ruled in
Wittenberg. It was a significant coincidence, that the first edition of the
Greek Testament was published by Erasmus in 1516, just a year before
the Reformation.” [= Jadi kekuatan bekerja dari Reformasi dipersiapkan
secara penuh dan siap untuk beraksi. Filsafat dan theologia scholastic
(Katolik) dilemahkan secara bertahap, dan suatu theologia yang
Alkitabiah dan injili memerintah / menguasai di Wittenberg. Merupakan
suatu kebetulan yang berarti, bahwa edisi pertama dari Perjanjian Baru
bahasa Yunani dipublikasikan oleh Erasmus pada tahun 1516, hanya
satu tahun sebelum Reformasi.] - ‘History of the Christian Church’, vol
VII, hal 144.
42 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Catholic even in 1517, and was so in fact. He still devoutly prayed to the
Virgin Mary from the pulpit; he did not doubt the intercession of saints
in heaven for the sinners on earth; he celebrated mass with full belief in
the repetition of the sacrifice on the cross and the miracle of
transubstantiation; he regarded the Hussites as ‘sinful heretics’ for
breaking away from the unity of the church and the papacy which
offered a bulwark against sectarian division.” [= Luther belum / tidak
mempunyai pemikiran tentang mereformasi gereja Katolik, dan lebih-
lebih memisahkan diri darinya. Semua akar dari kehidupan dan
kesalehannya ada dalam gereja yang dikenal, dan ia menganggap
dirinya sendiri seorang Katolik yang baik bahkan pada tahun 1517, dan
dalam faktanya memang demikian. Ia tetap secara berbakti berdoa
kepada Perawan Maria dari mimbar; ia tidak meragukan pengantaraan
dari santo-santo (atau santa-santa) di surga untuk orang-orang berdosa
di bumi; ia melaksanakan missa dengan kepercayaan penuh dalam
pengulangan pengorbanan di salib dan mujijat transubstantiation; ia
menganggap para pengikut John Huss sebagai ‘bidat-bidat / orang-
orang sesat berdosa’ karena memisahkan diri dari kesatuan gereja dan
kepausan yang menawarkan suatu benteng terhadap perpecahan yang
bersifat sekte.] - ‘History of the Christian Church’, vol VII, hal 144.
43 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
dalam ketakutan. ... Ini adalah kasus dari semua orang dari Providensia:
mereka dibimbing oleh suatu tangan Ilahi pada waktu mereka
memimpin sesama manusia mereka.] - ‘History of the Christian Church’,
vol VII, hal 144-145.
Catatan: ini mirip seperti kasus dari Pdt. Esra Alfred Soru dari Kupang,
pada waktu keluar dari GMIT dan akhirnya mendirikan GKIN Revival. Ia
tidak ingin, dan dengan segan, melakukan hal itu.
44 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
45 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Ini harus menjadi peringatan bagi kita. Adanya suatu doktrin yang salah
/ sesat bisa menyebabkan dibangunnya doktrin lain yang lebih salah
lagi di atasnya. Dengan demikian sebuah gereja bisa makin lama makin
salah / sesat. Karena itu semua gereja / pendeta harus waspada
terhadap setiap ajaran yang salah / sesat.
David Schaff: “St. Peter’s Dome is at once the glory and the shame of
papal Rome. It was built over the bones of the Galilaean fisherman, with
the proceeds from the sale of indulgences which broke up the unity of
Western Christendom. The magnificent structure was begun in 1506
under Pope Julius II., and completed in 1626 at a cost of forty-six
millions scudi, and is kept up at an annual expense of thirty thousand
scudi (dollars).” [= Kathedral Santo Petrus sekaligus merupakan
kemuliaan / kemegahan dan sesuatu yang memalukan dari kepausan
Roma. Itu dibangun di atas tulang-tulang dari nelayan-nelayan Galilea,
dengan banyak uang dari penjualan surat pengampunan dosa yang
memecah kesatuan kekristenan Barat. Bangunan yang megah itu mulai
dibangun pada tahun 1506 di bawah Paus Julius II, dan diselesaikan
pada tahun 1526 dengan biaya 46 juta scudi, dan dipelihara dengan
biaya tahunan 30 ribu scudi (dollar).] - ‘History of the Christian Church’,
vol VII, hal 146.
Catatan:
46 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
47 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
48 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
hal 28.
49 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
David Schaff: “Tetzel was born between 1450 and 1460, at Leipzig, and
began his career as a preacher of indulgences in 1501. He became
famous as a popular orator and successful hawker of indulgences. He
was prior of a Dominican convent, doctor of philosophy, and papal
inquisitor (haereticae pravitatis inquisitor). At the end of 1517 he
acquired in the University of Frankfurt-on-the-Oder the degree of
Licentiate of Theology, and in January, 1518, the degree of Doctor of
Theology, by defending, in two disputations, the doctrine of
indulgences against Luther. He died at Leipzig during the public debate
between Eck and Luther, July, 1519. He is represented by Protestant
writers as an ignorant, noisy, impudent, and immoral charlatan, who
was not ashamed to boast that he saved more souls from purgatory by
his letters of indulgence than St. Peter by his preaching. On the other
hand, Roman Catholic historians defend him as a learned and zealous
servant of the church. He has only an incidental notoriety, and our
estimate of his character need not affect our views on the merits of the
Reformation. We must judge him from his published sermons and anti-
theses against Luther. They teach neither more nor less than the usual
scholastic doctrine of indulgences based on an extravagant theory of
papal authority. He does not ignore, as is often asserted, the necessity
of repentance as a condition of absolution. But he probably did not
emphasize it in practice, and gave rise by unguarded expressions to
damaging stories. His private character was certainly tainted, if we are
to credit such a witness as the papal nuncio, Carl von Miltitz, who had
the best means of information, and charged him with avarice,
dishonesty, and sexual immorality.” [= Tetzel dilahirkan antara 1450 dan
1460, di Leipzig, dan memulai karirnya sebagai seorang pengkhotbah
dari pengampunan dosa pada tahun 1501. Ia menjadi terkenal sebagai
seorang orator yang populer dan penjual agresif yang sukses dari
pengampunan dosa. Ia adalah petugas / pejabat biara dari suatu biara
Dominican, Doktor filsafat, dan penyelidik kesesatan dari kepausan
(haereticae pravitatis inquisitor). Pada akhir dari tahun 1517 ia
50 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
51 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Bdk. Lukas 6:26 - “Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu;
karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah
memperlakukan nabi-nabi palsu.’”.
David Schaff: “The common people eagerly embraced this rare offer of
salvation from punishment, and made no clear distinction between the
guilt and punishment of sin; after the sermon they approached with
burning candles the chest, confessed their sins, paid the money, and
received the letter of indulgence which they cherished as a passport to
heaven. But intelligent and pious men were shocked at such scandal.
52 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
The question was asked, whether God loved money more than justice,
and why the Pope, with his command over the boundless treasury of
extra-merits, did not at once empty the whole purgatory for the
rebuilding of St. Peter’s, or build it with his own money.” [= Orang-
orang awam dengan tak sabar / dengan keinginan yang besar
menerima tawaran yang jarang dari keselamatan dari hukuman ini, dan
tak membedakan antara kesalahan dan hukuman dari dosa; setelah
khotbah mereka mendekati kotak dengan lilin menyala, mengakui
dosa-dosa mereka, membayar uangnya, dan menerima surat
pengampunan dosa yang mereka hargai sebagai suatu paspor ke surga.
Tetapi orang-orang yang pandai dan saleh terkejut oleh skandal seperti
itu. Pertanyaan ditanyakan, apakah Allah mencintai uang lebih dari
keadilan, dan mengapa Paus, dengan otoritasnya atas dana yang tak
terbatas dari jasa / perbuatan baik yang kelebihan, tidak segera
mengosongkan seluruh api penyucian untuk pembangunan kembali /
renovasi (gereja) Santo Petrus, atau membangunnya dengan uangnya
sendiri.] - ‘History of the Christian Church’, vol VII, hal 154.
53 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Dr. Albert H. Freundt Jr.: “The Elector of Saxony, Luther’s prince, forbade
the sale of Tetzel’s indulgence in his territory. ... but his people went
across the border a few miles to hear Tetzel preach in neighboring
towns.” [= Pangeran dari Saxony, pangeran dari Luther, melarang
penjualan pengampunan dosa Tetzel di wilayahnya. ... tetapi orang-
orangnya / rakyatnya menyeberangi perbatasan beberapa mil untuk
mendengar Tetzel berkhotbah di kota-kota yang berdekatan.] - ‘History
of Modern Christianity’, hal 28.
David Schaff: “Luther had experienced the remission of sin as a free gift
of grace to be apprehended by a living faith. This experience was
diametrically opposed to a system of relief by means of payments in
money. It was an irrepressible conflict of principle. He could not be
silent when that barter was carried to the very threshold of his sphere of
labor. As a preacher, a pastor, and a professor, he felt it to be his duty
to protest against such measures: to be silent was to betray his
theology and his conscience.” [= Luther telah mengalami pengampunan
dosa sebagai suatu pemberian cuma-cuma dari kasih karunia untuk
dimengerti oleh suatu iman yang hidup. Pengalaman ini bertentangan
secara frontal dengan suatu sistim pengurangan dengan cara
pembayaran dengan uang. ITU MERUPAKAN SUATU KONFLIK
TENTANG PRINSIP YANG TAK BISA DITEKAN / DIKEKANG. Ia tidak bisa
diam pada waktu barter / pertukaran itu dibawa persis ke ambang pintu
dari ruang lingkup jerih payahnya. Sebagai seorang pengkhotbah,
seorang gembala, dan seorang profesor, ia merasakannya sebagai
kewajibannya untuk memprotes terhadap / menentang ukuran (?)
seperti itu: DIAM BERARTI MENGKHIANATI THEOLOGIANYA DAN HATI
NURANINYA.] - ‘History of the Christian Church’, vol VII, hal 154-155.
a) Roma 3:23-24 - “(23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan
54 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
telah kehilangan kemuliaan Allah, (24) dan oleh kasih karunia telah
dibenarkan DENGAN CUMA-CUMA karena penebusan dalam Kristus
Yesus.”.
b) Yes 55:1-2 - “(1) Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan
minumlah air, dan hai orang YANG TIDAK MEMPUNYAI UANG, marilah!
Terimalah gandum TANPA UANG PEMBELI dan makanlah, juga anggur
dan susu TANPA BAYARAN! (2) Mengapakah kamu belanjakan uang
untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu
yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan
memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling
lezat.”.
Edmund Burke: “All that is necessary for the triumph of evil is that good
men do nothing.” [= Semua yang dibutuhkan supaya kejahatan menang
adalah bahwa orang-orang yang baik tidak melakukan apa-apa.] -
‘Streams in the Desert’, vol 2, June 13.
55 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Catatan:
http://www.religious-vocation.com
/differences_religious_orders.html#.Wg5XqHlx0dU
https://en.wikipedia.org/wiki/Augustinians
https://en.wikipedia.org/wiki/Dominican_Order
Dr. Albert H. Freundt Jr.: “The crude way in which Tetzel hawked these
indulgences didn’t help reassure Luther, who for some years had been
troubled over the doctrine and practice of indulgences. Said Tetzel, who
gave this invitation at the end of his emotional appeals: ‘The moment
the coin in the collection box rings, that moment the souls from
purgatory springs.’” [= Cara yang kasar / terang-terangan dalam mana
Tetzel berkeliling sambil menjual pengampunan dosa itu secara agresif,
tidak membantu untuk meyakinkan kembali Luther, yang untuk banyak
tahun telah diganggu oleh doktrin dan praktek dari pengampunan
dosa. Kata Tetzel, yang memberikan undangan ini pada akhir dari
permohonan emosionilnya: ‘Saat koin berdenting dalam kotak kolekte,
saat itu jiwa meloncat dari api penyucian’.] - ‘History of Modern
Christianity’, hal 28.
56 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Bdk. Gal 1:15-17 - “(15) Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak
kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karuniaNya, (16)
berkenan menyatakan AnakNya di dalam aku, supaya aku
memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, MAKA
SESAATPUN AKU TIDAK MINTA PERTIMBANGAN KEPADA MANUSIA;
(17) juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah
menjadi rasul sebelum aku, tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari
situ kembali lagi ke Damsyik.”.
57 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Catatan:
Dr. Albert H. Freundt Jr.: “Luther was troubled over the theory of
indulgence, and his heart ached to hear that ignorant people supposed
they had no more need for penitence because they had bought the
indulgence. Luther was shown a copy of the Archbishop’s instruction to
Tetzel, and he was shoched. On All Saints’ Eve, October 31, 1517, he
nailed to the door of the castle church at Wittenberg a placard
inscribed with ‘Ninity-Five Theses upon Indulgences.’ He announced
thereby that he was ready to defend these theses at a public
disputation. The placard was not intended to be revolutionary or to
appeal to the general public. The theses were designed to be debated
by theologians.” [= Luther terganggu oleh teori pengampunan dosa,
dan hatinya sakit mendengar bahwa orang-orang yang bodoh / tidak
mempunyai pengertian menganggap bahwa mereka tak lagi
memerlukan pertobatan karena mereka telah membeli pengampunan
dosa itu. Luther ditunjuki satu salinan dari instruksi Uskup Agung
kepada Tetzel, dan ia terkejut. Pada malam dari hari ‘All Saints’, tanggal
31 Oktober 1517, ia memakukan pada pintu dari gereja di Wittenberg
suatu poster bertuliskan dengan ‘Sembilan puluh lima Thesis tentang
58 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Dr. Albert H. Freundt Jr.: “Luther main three points: He objected to the
object of expenditure (St. Peter’s in Rome), for German would not profit
from it. He denied the power of the Pope over purgatory; the Pope has
no jurisdiction over purgatory, if he does, why not just release everyone
from it. He claimed that indulgences gave a sinner a false sense of well-
being. ... The most radical proposition is that ‘Any Christian whatever,
who is truly repentant, enjoys full remission from penalty and guilt, and
this is given him without letters of indulgence.’” [= Tiga pokok utama
Luther: Ia keberatan terhadap tujuan dari pengeluaran / biaya (Gereja
Santo Petrus di Roma), karena Jerman tidak akan mendapatkan manfaat
darinya. Ia menyangkal kuasa Paus atas api penyucian; Paus tidak
mempunyai hak hukum atas api penyucian, jika ia punya, mengapa
tidak membebaskan semua orang dari api penyucian itu. Ia mengclaim
bahwa pengampunan dosa itu memberi seorang berdosa suatu
perasaan yang salah / palsu tentang kebahagiaan / kondisi yang baik. ...
Persoalan / pokok yang paling radikal adalah bahwa ‘Orang Kristen
manapun, yang bertobat dengan sungguh-sungguh, menikmati
pengampunan penuh dari hukuman dan kesalahan, dan ini diberikan
kepadanya tanpa surat pengampunan dosa’.] - ‘History of Modern
Christianity’, hal 29.
Dr. Albert H. Freundt Jr.: “Luther does not overstep the frontier between
frank criticism and defiance of papal authority. In fact, as Luther looked
back on this in 1545, he said: ‘When I first took up this cause I was a
most vehement Papist, so intoxicated - so drowned - in papal dogmas
that I stood ready beyond all others to kill, if I could, or at least to
consent to and work with the killers, of every one who depreciated even
by a single syllable the obedience due to the Pope ... This is why you
will find in my earlier writings such a multitude of grovelling
concessions to the Pope, which as time has proceeded I abominate and
repudiate for extreme blasphemy ... In those early days I stood alone; I
was fitted neither by experience nor education for dealing with such
momentous subjects; and I call God to witness that I plunged into these
controversies neither by choice nor conviction, but by chance. When,
59 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Dr. Albert H. Freundt Jr.: “From 1517 to 1521, however, Luther was in
60 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
constant conflict with the papal party. He sent a copy of the Theses to
Archbishop Albert of Mainz, who had not the slightest interest in the
fine points of indulgence theology. He was interested in the revenue
from the indulgence and found that the protest from this hitherto
unknown Luther to be hurting the sales. He reported the Theses to the
Pope, who thought that the quarrel was trivial - a monks’ squabble
between Dominican and Augustinians - and simply told the head of the
Friars to keep his men quiet. The Dominican theologians considered
themselves the guardians of orthodoxy; they believed Luther was a
heretic and tried to prove it. Since the doctrine of indulgence was
doubtful, they had to demonstrate that Luther was assailing papal
power. He had questioned the absolute authority of the Pope; to
question the absolute authority of the Pope is heretical. The argument
rapidly turned itself into a controversy over papal authority and its
limits, and the debate over indulgences was left behind in a wider
argument.” [= Tetapi, dari tahun 1517 sampai tahun 1521, Luther
berada dalam konflik terus menerus dengan golongan Katolik. Ia
mengirim sebuah copy / salinan dari Thesis itu kepada Uskup Agung
dari Mainz, yang tidak mempunyai interest / kesenangan yang
terkecilpun dalam pokok-pokok halus / tajam dari theologia
pengampunan dosa. Ia punya interest dalam penghasilan dari
pengampunan dosa dan mendapati bahwa protes dari Martin Luther
yang tidak dikenal sampai saat itu merugikan penjualan. Ia melaporkan
thesis itu kepada Paus, yang menganggap bahwa pertengkaran itu
adalah sesuatu yang remeh - pertengkaran biarawan antara Dominican
dan Augustinian - dan hanya memberitahu kepala biarawan untuk
menjaga orang-orangnya supaya diam. Ahli-ahli theologia Dominican
menganggap diri mereka sebagai penjaga-penjaga dari keortodoxan;
mereka percaya Luther adalah seorang bidat dan berusaha untuk
membuktikannya. Karena doktrin tentang pengampunan dosa
merupakan sesuatu yang meragukan, mereka harus menunjukkan
bahwa Luther sedang menyerang kekuasaan Paus. Ia telah
mempertanyakan otoritas mutlak dari Paus; mempertanyakan otoritas
mutlak dari Paus adalah sesuatu yang bersifat bidat. Argumentasi
dengan cepat membelokkan dirinya sendiri ke dalam kontroversi
tentang otoritas Paus dan batasan-batasannya, dan debat tentang
pengampunan dosa ditinggalkan di belakang dalam suatu argumentasi
yang lebih lebar.] - ‘History of Modern Christianity’, hal 29-30.
Yer 6:13-14 - “(13) Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di
61 of 62 9/26/2021, 1:21 PM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2018/01/martin-luther.html
Catatan: dalam debat, orang yang tak bisa menjawab argumentasi, lalu
mengalihkan pada sesuatu yang lain, merupakan hal biasa. Saya juga
pernah ‘menyerang’ suatu gereja, dan karena mereka tak bisa
serangannya, maka mereka mengalihkan pada hal-hal yang lain, seperti
menyalahkan cara saya dalam menyerang / mengkritik dan sebagainya.
Di face book ‘pengecut yang tidak fair’ seperti itu luar biasa banyak.
62 of 62 9/26/2021, 1:21 PM