Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH AGAMA

KRISEN
D
I
S
U
S
U
N
Oleh: Anastasya Melyana Baringbing
X MIA

Tentang: - Kisah Peter Waldo, Martin Luther, Jhon


Hus, Yohanes Calvin
-Sejarah terpecahnya Kristen Katolik & Kristen
Protestan
Kisah Peter Waldo
Tahun 1173 Peter Waldo memulai gerakan Kaum Waldens
sebelum Reformasi, beberapa kelompok orang Kristen merasa
keberatan atas jalan yang ditempuh Gereja Katolik. Salah satunya
ialah kaum Waldens, yang dimulai seorang saudagar Perancis, yang
merasa kecewa terhadap gereja Abad Pertengahan.Pada suatu hari,
Peter Waldo mendengar seorang penyanyi keliling bernyanyi tentang
seorang muda yang kaya, yang meninggalkan keluarganya dan
kembali setelah bertahun-tahun lamanya.

Orang muda itu kembali dengan berpakaian seperti seorang


pengemis dan menjadi begitu kurus sehingga sanak keluarganya
sendiri tidak mengenalinya. Hanya saat ia menemui ajalnya ia
menampakkan identitas sesungguhnya. Ia telah hidup di antara orang-
orang miskin dan mati dengan gembira, gembira akan menemui Allah
yang selalu tersenyum kepada orang miskin.Tergerak oleh cerita itu,
Waldo segera bertindak, menyisihkan dana secukupnya untuk
istrinya, dan menempatkan kedua putrinya di asrama. Sisa
kekayaannya ia bagikan kepada orang miskin.

Ia mempekerjakan dua orang imam untuk menerjemahkan


Alkitab dalam bahasa Perancis dan mulai menghafal tulisan-tulisan
panjang. Kemudian ia mulai mengajar orang-orang biasa tentang
Kristus.Meskipun para biarawan dan biarawati telah mengajar tentang
kemiskinan dan penyangkalan diri – walaupun mereka sendiri sering
gagal berpegang pada sumpah mereka – gereja melihat hal ini sebagai
sesuatu yang perlu mereka praktikkan. Tidak banyak orang berharap
bahwa orang-orang biasa dapat hidup suci.

Waldo dan para pengikutnya – yang menamakan dirinya sebagai


Orang-orang Miskin dari Lyons – yakin bahwa Yesus menginginkan
ajaran-Nya dijalankan semua orang. Dengan berpasangan para
Waldens mengunjungi tempat-tempat umum, mengajarkan Perjanjian
Baru kepada orang-orang awam.Perbedaan antara Gereja dan para
pengajar ini tampak jelas bagi uskup agung Lyons. Ia memerintahkan
mereka menghentikannya. Waldo menyitir Rasul Petrus: “Kita harus
lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia” (Kis. 5:29).
Meskipun uskup agung mengucilkan Waldo, hal itu tidak
menghentikan dia ataupun gerakan yang menyandang namanya. Para
Waldens mengajukan banding kepada Paus Alexander II.

Meskipun ia dapat dikejar sampai pada Persidangan Lateran


Ketiga (1179), orang-orang Waldens yang sibuk “berpasangan,
berjalan tanpa alas kaki, berpakaian wol, tanpa memiliki apa pun,
dengan anggapan semua benda milik bersama seperti para rasul”,
mengesankan Paus. Karena mereka hanyalah orang-orang awam
belaka, walau bagaimanapun, ia tidak dapat mengizinkan mereka
mengajar tanpa persetujuan seorang uskup – suatu hal yang tidak
mungkin mereka capai.

Mengingat perkataan dalam Kisah Para Rasul, Waldo dan


pengikutnya melanjutkan pengajarannya. Ini mengakibatkan
pengucilan mereka oleh Paus Lucius III pada tahun 1184.Kaum
Waldens tidak mengajarkan ajaran sesat, walaupun Gereja menuduh
mereka demikian. Mereka bersifat ortodoks. Namun, karena mereka
berada di luar struktur gereja, para pengikut Waldo ini tidak mendapat
pengakuan hierarki Gereja. Bagi orang-orang gerejawi Abad
Pertengahan, apa pun yang ada di luar Gereja adalah ajaran sesat.

Banyak orang Kristen Perancis dan Italia, yang telah kecewa


dengan Gereja yang bersifat duniawi, berpaling ke Waldensian, yang
mengajarkan imamat bagi setiap orang percaya. Mereka menolak
relikwi, ziarah dan paraphernalia seperti air suci dan pakaian-pakaian
rohaniwan, hari-hari para santo dan perayaan lainnya,
serta purgatory. Komuni bukanlah sesuatu untuk dilaksanakan setiap
hari Minggu, dan para pengkhotbah Waldens berbicara serta
membacakan Injil kepada orang-orang dalam bahasa mereka sendiri.

Pada tahun 1207, Paus Innocentius III menawarkan bahwa para


Waldens akan diterima jika mereka mau tunduk pada para pejabat
Gereja Katolik. Banyak yang kembali – tetapi yang lain tidak. Pada
tahun 1214 Paus mengutuk mereka sebagai orang-orang berhaluan
ajaran sesat dan menyerukan agar mereka ditindas.

Inkuisisi(penyelidikan dan pengadilan Gereja Katolik)


melaksanakan tugasnya dengan melenyapkan mereka.Kendati
mengalami semua penindasan ini, namun kaum Waldens tidak jera,
dan tetap meneruskannya. Mereka menyebar di seluruh Eropa, dan
ketika Reformasi muncul, mereka disambut hangat oleh sebagian
kaum Protestan. Sekarang mereka menganggap dirinya sebagai orang-
orang Protestan. Kaum Waldens adalah saksi hidup bahwa pada
masa-masa suram sejarah Gereja, gerakan perbaikan baru selalu akan
muncul dari dalam Gereja.

Kisah Martin Luther


Sejarah agama adalah sejarah umat manusia, sebagaimana
dikatakan Joachim Wach dalam buku The Comparative Study of
Religion (1969). Dalam sejarah tersebut terpercik konflik, perang,
damai, perpecahan agama ke dalam berbagai aliran, dan seterusnya.
Perjalanan agama Kristen selama abad pertama Masehi sampai saat
ini pun tidak steril dari dinamika itu. Di daratan Eropa sejak abad ke-5
Gereja Katolik Roma menjadi pusat politik dan budaya Kekristenan
yang amat dominan. Namun pada abad ke-15, Gereja Katolik harus
menghadapi kenyataan perkembangan zaman yang begitu pesat di
Eropa. Selama periode Abad Pertengahan hingga Renaissance,
berbagai penemuan ilmiah baru telah membuka mata tentang
kompleksitas alam semesta.
Aktivitas pelayaran dan perdagangan antar samudera jadi hal
lumrah dibandingkan abad-abad sebelumnya ketika laut dipandang
sebagai sarang monster dan tepi dunia. Perlahan-lahan peradaban
Eropa Abad Pertengahan mulai mengalami krisis. Pada 1347-1351,
wabah pes merenggut sekitar 75 juta populasi. Kota-kota Eropa
dilanda kepanikan. Sementara itu, aliansi politik tradisional antara
Paus sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma dan pangeran-
pangeran Eropa mulai retak. Ambruknya peradaban abad pertengahan
dan kebangkitan era Renaisans yang bermula dari Italia turut
melahirkan para pemikir Kristen yang mulai menentang otoritas
tinggi Gereja Katolik. Pada 31 Oktober 1517, tepat hari ini 503 tahun
silam, seorang biarawan tak dikenal bernama Martin Luther berdiri di
depan sebuah gereja di Wittenberg--kota kecil yang kini masuk
wilayah Jerman.
Di pintu gereja, dia nekat memaku daftar 95 dalil berisi kritik
terhadap otoritas Gereja Katolik. Peristiwa itu dicatat dalam sejarah
sebagai awal mula gerakan Reformasi di daratan Eropa dan seluruh
dunia yang melahirkan Protestantisme.Berbekal pendidikan magister
hukum dari Universitas Erfurt, Luther memutuskan jadi biarawan
ketika usianya masih 21 tahun. Perilakunya sangat asketik. Dia rajin
berdoa, puasa, bertapa, menahan hawa dingin tanpa selimut, dan
melakukan ritual biarawan lainnya. Praktik indulgensi sendiri muncul
pada abad ke-11 dan ke-12 saat Perang Salib masih berkobar.
Gereja menjelaskannya sebagai "proses penghapusan siksa-
siksa temporal di depan Tuhan untuk dosa-dosa yang sudah
diampuni". Aturan indulgensi, sudah tertuang khususnya dalam
Katekismus Gereja Katolik 1471. Seiring perjalanan waktu, para
pemimpin Gereja memutuskan bahwa membayar sejumlah uang
untuk proses indulgensi bisa dilakukan setiap orang, tidak hanya
mereka yang terjun ke Perang Salib. Selama beberapa abad
berikutnya, penjualan indulgensi menyebar luas dan mencakup
pengampunan dosa atas orang-orang yang sudah meninggal. Hal ini
terutama diserukan dalam khotbah-khotbah biarawan Ordo
Dominikan John Tetzel.
Praktik jual beli indulgensi pun jadi jamak. Di bawah
kepemimpinan Paus Leo X, Gereja meraup pemasukan besar dari
umat yang kemudian dialokasikan untuk membangun kembali
Basilika Santo Petrus di Roma. Luther memandang praktik tersebut
sebagai perilaku korup. Dari sanalah 95 dalil Luther bermula. Dalam
sebuah debat publik di Leipzig pada 1519, Luther menyatakan bahwa,
“Orang awam yang dipersenjatai kitab suci lebih unggul dari Paus
beserta dewan kardinalnya.” Akibatnya, Luther langsung mendapat
ancaman ekskomunikasi; tak boleh ikut sakramen. Pada 1520, Luther
menjawab ancaman tersebut dengan menerbitkan tiga risalah
terpentingnya.
Risalah pertama berkepala Seruan kepada Bangsawan Kristen
yang menekankan bahwa semua orang Kristen adalah imam dan
mendesak para penguasa untuk mengambil jalan Reformasi gereja.
Kedua, Tawanan Babilonia Gereja yang mengurangi tujuh sakramen
menjadi hanya dua berupa pembaptisan dan Perjamuan Kudus.
Ketiga, Tentang Kebebasan Seorang Kristen yang mengatakan kepada
orang-orang Kristen bahwa mereka sudah terbebas dari hukum Taurat
dan kini telah digantikan ikatan cinta pada hukum tersebut.
Dewan Gereja lalu memanggil Martin Luther dan dia pun segera
terlibat perdebatan sengit dengan para pemuka Gereja Katolik hingga
dicap bidah dan sesat. Luther sempat melarikan diri ke Kastil
Wartburg dan bersembunyi selama sepuluh bulan. Gerakan Reformasi
Luther menuntut menerjemahkan Alkitab dari bahasa Latin ke bahasa
Jerman. Dampaknya besar karena orang tidak lagi perlu bergantung
pada seorang imam untuk membaca dan menafsirkan Alkitab.
Walhasil, legitimasi para padri Katolik pun terancam tergerus.
Selain itu, Luther mengkampanyekan pendidikan universal
untuk anak perempuan dan laki-laki di zaman ketika pendidikan
hanya bisa diakses oleh orang kaya. Dia juga banyak menulis
nyanyian rohani, traktat, berkhotbah tentang pandangan Reformasi,
dan melakukan serangkaian perjalanan hingga kematiannya pada
1546. Namun, gerakan Reformasi yang melahirkan pecahan Kristen
Protestan ternyata harus dibayar mahal. Serangkaian perang antara
kubu Katolik Roma dan Reformis Protestan meletus pada 1524-1648.
Puncak dari konflik berdarah tersebut adalah Perang Tiga Puluh
Tahun di Jerman antara 1618- 1648 yang menewaskan sekitar 7,5 juta
jiwa. Konflik kedua kubu berakhir dengan perjanjian damai
Westfalen. Tiga aliran Kristen akhirnya diakui: Katolik Roma,
Lutheran, dan Calvinis.
Warisan intelektual dan politik Luther mengilhami para tokoh
pembaharu Protestan di zamannya seperti Calvin, Zwingli, Knox, dan
Cranmer. Pemikiran para pembaharu ini pun pada gilirannya
melahirkan berbagai jenis denominasi Protestan, misalnya Gereja
Lutheran, Reformed, Anglikan, Anabaptis, dan banyak lagi lainnya
yang terus berkembang sampai sekarang.
500 Tahun Setelah Reformasi
Tiap 31 Oktober, berbagai aliran gereja Protestan--khususnya
Lutheran--memperingati Reformasi. Pew Research Center
menyambut 500 tahun Reformasi dengan menggelar jajak pendapat
yang melibatkan penganut Protestan dan Katolik. Salah satu yang
ditanyakan adalah pendangan umat tentang sola fide dan sola
scriptura. Baik sola fide (keselamatan hanya melalui iman), dan sola
scriptura (Alkitab sebagai otoritas tertinggi dan tidak memerlukan
otoritas gereja) adalah dua dari lima ide revolusioner Martin Luther
ketika berjuang melawan otoritas Katolik.
Hasilnya, perbedaan teologis yang pernah memecah Kekristenan
di Barat pada abad ke-16 itu kini dipahami dengan cara yang sangat
berbeda. Umat Protestan di Amerika Serikat memiliki sejumlah
pandangan berbeda dalam memaknai Reformasi: 52 persen percaya
bahwa selain dari Alkitab, orang Kristen harus mencari panduan dari
ajaran dan tradisi gereja, sebuah posisi yang secara resmi diambil
Gereja Katolik. Sementara soal iman dan keselamatan, jawaban
mayoritas orang Katolik dan Protestan di Eropa merepresentasikan
pandangan tradisional Katolik bahwa iman dan amal baik diperlukan
untuk mencapai keselamatan.
Hanya Norwegia—dengan 51 persen penduduk penganut
Protestan—yang mengatakan bahwa hanya imanlah yang
mengantarkan manusia pada keselamatan. Sebanyak 57 persen
penganut Protestan di Amerika juga mengatakan bahwa ajaran
Katolik lebih punya banyak kemiripan dengan Protestan. Namun
ketika diminta untuk mendefinisikan Protestan dalam kata-kata
mereka sendiri, 32 persen responden dewasa mengatakan bahwa
Protestan bukan Katolik dan 12 persen menyebut mereka sebagai
orang Kristen.
Data demografi yang dihimpun oleh Center for The Study of
Global Christianity menunjukkan pada 2017 terdapat 560 juta
pengikut Kristen Protestan di seluruh dunia. Jumlah ini menyumbang
sepertiga dari total populasi umat Kristen dunia. Benua Afrika
menduduki peringkat tertinggi dalam jumlah umat Protestan
(228.300.000 jiwa) dan disusul Asia (99.040.000). Di Jerman, tempat
asal Martin Luther dan Reformasi dilancarkan, Katolik masih
mendominasi dengan 42 persen populasi, sementara Protestan sendiri
dianut 28 persen penduduk, dan sisanya mengaku tidak terafiliasi
dengan keduanya.
Dari data 2015, Amerika Serikat masih menduduki peringkat
pertama negeri dengan populasi Protestan terbanyak di dunia
(56.177.000), disusul Nigeria (53.106.000) dan Brazil (34.836.000).
Indonesia sendiri menempati peringkat ke-9 (18.213.000).Dalam
ibadah peringatan 500 tahun Reformasi yang diadakan di Stadtkirche,
Wittenberg, Di Jerman, Para pemimpin gereja dari berbagai
denominasi seperti Katolik Reformed, Lutheran, dan Methodis turut
hadir. Sedangkan saat peringaran Hari Reformasi ke-499 pada 2016
lalu, Paus Fransiskus hadir bergabung bersama para pemimpin
Federasi Lutheran Dunia di Swedia.
"Kita berkesempatan untuk memperbaiki momentum masa lalu
dengan bergerak melampaui kontroversi dan perselisihan yang
seringkali menghalangi kita untuk saling memahami satu sama lain,”
kata Paus pertama yang terpilih dari benua Amerika Latin tersebut.
Lalu, bagaimana dengan ide unifikasi antara Katolik Roma dan
Protestan sendiri? Dalam sebuah survei yang diadakan di Jerman oleh
kantor berita Idea, 45 persen responden menjawab tidak peduli, dan
17 persen tidak bisa/mau menjawab.
Hanya 20 persen orang mendukung unifikasi, sementara 18
persen menentangnya. Sebagian besar dari mereka yang
menginginkan persatuan adalah para penganut Katolik Roma (66
persen), sementara para anggota gereja Protestan masih menentang
unifikasi (59 persen dari keseluruhan penentang). Pada perayaan
Reformasi tahun 2015 lalu di Jerman, suvenir karakter tokoh Martin
Luther laris manis. Sebanyak 34 ribu karakter Martin Luther terjual
dalam waktu 72 jam. Dikutip Time, seorang juru bicara perusahaan
produsen karakter Luther menyebut fenomena itu sebagai "misteri
besar".

Kisah John Hus


John Huss adalah seorang filsuf, teolog dan tokoh reformator
mula-mula. Ia lahir pada Juli 1369 di Hussinetz, Chekoslovakia.
Pengajaran John Wycliffe sangat mempengaruhi John Huss, sehingga
mendorongnya untuk mereformasi gereja Roma Katolik di daerah
Chekoslovakia.Pada 1393 ia mendapatkan gelar Bachelor of Arts dari
Prague Univerity dan gelar S2-nya pada tahun 1396 dan ditahbiskan
sebagai pastor pada 1400.

Pada 1402 Huss diangkat menjadi pengkotbah di gereja


Bethlehem di Praha, ia pun mulai secara aktif menghidupkan kembali
ajaran-ajaran John Wycliffe yang mengkritik beberapa doktrin gereja
Roma Katolik. Antara lain, penggunaan uang berlebihan untuk
kepentingan gereja, transubstantiation, indulgences (penghapusan
dosa dengan perbuatan baik, doa dan surat penghapus dosa), serta
pengakuan dosa lewat pastor. Huss juga diangkat menjadi rektor di
Universitas Prague, bahkan diterima di istana raja. Secara bersamaan,
Huss juga menerjemahkan dan membantu penerbitan serta distribusi
buku-buku John Wycliffe di Chekoslovakia.

Pada 1410 secara tegas Paus melarang beredarnya buku-buku


Wycliffe, namun demikian Huss masih saja terus menyuarakan ide-
ide baru ini yang mengkritik gereja Roma Katolik. Bahkan saat itu
sudah mulai terbentuk kelompok pengikut John Huss di kota Praha
yang dinamakan “The Hussites” yang akhirnya diusir keluar dari kota
Praha.Setelah diselidiki oleh para Bishop utusan Paus, pada 1414
John Huss dicekal dan dijebloskan ke dalam penjara istana di Rhine.
Selama masa ini Huss tetap bersikeras menolak menarik segala ajaran
yang sudah ia sebarkan.

Maka pada 1415 Huss diadili dan dinyatakan sebagai bidat, dan
sebagai hukumannya ia dibakar hidup-hidup.Sebelum kematiannya ini
ada satu perkataan Huss yang terkenal sebagai semacam nubuat. Ia
berkata: “Dalam 100 tahun Tuhan akan membangkitkan seseorang
dimana panggilannya untuk mereformasi tidak akan bisa dibendung.”
Dan perkataannya itu ternyata menjadi kenyataan. Hampir 100 tahun
kemudian, pada tahun 1517, Martin Luther memakukan 95 Tesis
Keberatan pada pintu gereja di Wittenberg.

Kisah Yohanes Calvin


Johanes Calvin adalah seorang pemimpin gerakan reformasi
gereja di Swiss. Ia merupakan generasi yang kedua dalam jajaran
pelopor dan pemimpin gerakan reformasi gereja pada abad ke-16,
tetapi peranannya sangat besar dalam gereja-gereja reformatoris.
Gereja-gereja yang mengikuti ajaran dan tata gereja yang digariskan
Calvin tersebar di seluruh dunia. Gereja-gereja itu diberi nama Gereja
Calvinis. Di Indonesia, gereja-gereja yang bercorak Calvinis
merupakan golongan gereja yang terbesar.Johanes Calvin dilahirkan
pada tanggal 10 Juli 1509 di Noyon, sebuah desa di sebelah utara kota
Paris, Perancis. Ayahnya bernama Gerard Cauvin. Ibunya bernama
Jeanne Lefranc. Ibunya adalah seorang wanita yang cantik dan saleh.
Ia meninggal dunia tatkala Johanes Calvin masih muda. Gerard
Cauvin bekerja sebagai pegawai uskup Noyon. Calvin memiliki
empat saudara lelaki dan dua orang saudara perempuan. Keluarga
Calvin mempunyai hubungan yang erat dengan keluarga bangsawan
Noyon. Oleh karena itu, pendidikan elementernya ditempuh dalam
istana bangsawan Noyon, Mommor, bersama-sama dengan anak-anak
bangsawan itu. Itulah sebabnya maka Calvin memperlihatkan sifat-
sifat kebangsawanan.

Pada mulanya ayah Calvin menginginkan anaknya untuk


menjadi imam. Pada umur 12 tahun Calvin sudah menerima "tonsur"
(pencukuran rambut dalam upacara inisiasi biarawan), dan ia sudah
menerima upah dari paroki St. Martin de Marteville. Dengan
penghasilan tersebut Calvin dapat meneruskan pendidikannya pada
jenjang yang tinggi. Pada tahun 1523, Calvin memasuki College de la
Marche di Park. Di sini ia belajar retorika dan Bahasa Latin. Bahasa
Latin dipelajarinya pada seorang ahli bahasa Latin yang terkenal,
yaitu Marthurin Cordier. Kemudian, ia pindah ke College de
Montague. Di sini Calvin belajar filsafat dan theologia. Di sekolah
inilah Calvin belajar bersama dengan Ignatius dari Loyola, yang pada
kemudian hari menjadi musuh besar gerakan reformasi.Setelah Calvin
menyelesaikan pendidikannya itu, tiba-tiba ayahnya tidak
menginginkan anaknya lagi untuk menjadi imam.
Ayahnya menginginkan Calvin menjadi seorang ahli hukum.
Oleh karena itu, Calvin memasuki Universitas Orleans untuk belajar
ilmu hukum. Kemudian, ia belajar juga di Universitas Bourges dan
Paris. Bahasa Yunani dan Ibrani dipelajarinya dari Melchior Wolmar,
seorang ahli bahasa terkenal pada abad itu. Dengan demikian Calvin
menjadi seorang ahli hukum. Studi hukumnya sangat
mempengaruhinya dalam usaha pembaharuan dan penataan gereja
reformasi yang dipimpinnya. Calvin sangat menekankan ketertiban
dan keteraturan dalam gereja.April 1532, Calvin menerbitkan
bukunya yang pertama, yaitu: Komentar Kitab De Clementia. Dalam
buku ini dipersembahkan kepada Claude de Hangest, sahabat
sekolahnya di keluarga bangsawan Mommer di Noyon dahulu. Buku
itu memperlihatkan Calvin sebagai seorang humanisme sejati.
Dalam buku ini tidak terdapat tanda-tanda bahwa Calvin telah
beralih ke pihak reformasi di Perancis. Dapat diduga bahwa Calvin
telah membaca tulisan-tulisan Luther dan para reformator Swiss
lainnya. Bilamana Calvin menjadi pengikut gerakan reformasi tidak
dapat ditentukan dengan tepat. Pertobatannya kemungkinan terjadi
pada akhir 1532 dan awal 1533. Hal ini didasarkan kepada suratnya
kepada Bucer, yang meminta kepada Bucer di Strausburg untuk
memberi perlindungan kepada orang-orang reformatoris yang
melarikan diri karena dihambat di Perancis. Surat tersebut ditulis
Oktober 1533. Mengenai pertobatannya, Calvin menulis sebagai
berikut: "... muncullah suatu ajaran yang baru, yang tidak
membelokkan kami dari pengakuan Kristen, malah justru membawa
kami kembali kepada sumbernya yang asli, menyucikannya dari
segala noda, mengembalikan kepadanya kemurniannya yang semula.
Tetapi aku benci kepada hal hal yang baru itu, dan sukar
mendengarnya sekalipun. Dan, pada mulanya aku menentangnya
sekeras-kerasnya, karena aku telah menempuh jalan yang sesat dan
penuh kebodohan. Tetapi, berkat pertobatan yang tiba- tiba, Allah
menujukan hatiku kepada kepatuhan".Pada tahun 1534, golongan
reformatoris di Perancis dihambat dengan keras. Orang-orang
reformatoris menyelamatkan dirinya dengan melarikan diri ke Swiss.
Calvin pun ikut melarikan diri ke Strausburg, di mana ia diterima
dengan hangat oleh Bucer. Kemudian, Calvin meneruskan
perjalanannya ke Basel. Calvin tinggal di Basel setahun lebih
lamanya. Selama itu, Calvin masih pergi ke Perancis mengunjungi
sahabat-sahabatnya dengan memakai nama-nama samaran seperti:
Martianus Lucanius, Carolus Passelius, Calpunius, dan sebagainya. Di
Basel inilah Calvin menerbitkan bukunya yang terkenal itu,
yaitu: Religionis Christianae Institutio (Pengajaran tentang Agama
Kristen), tahun 1536. Biasanya dikenal dengan sebutan Institutio.
Buku ini kemudian direvisi berkali-kali dan menjadi buku dogmatika
yang terutama dalam gereja-gereja Calvinis. Institutio adalah
karangan teologia yang kedua yang keluar dari tangan Calvin. Buku
teologia yang pertama adalah berjudul: Psychopannychia (Mengenai
Tidurnya Jiwa-Jiwa), suatu karangan melawan ajaran Anabaptis yang
mengajarkan bahwa jiwa manusia tidur hingga Kristus datang
kembali setelah manusia itu meninggal.
Pada tahun 1536, Calvin pergi ke Italia. Dalam perjalanan
pulang ke Basel ia terpaksa melalui Jenewa dan menginap di sana.
Farel mendengar bahwa Calvin berada di Jenewa sehingga Farel
mencari Calvin. Farel meminta kepada Calvin untuk tinggal di
Jenewa dan bersama-sama dengan Farel menata kota Jenewa menjadi
kota reformasi. Dua bulan sebelumnya Dewan Kota Jenewa telah
memutuskan untuk menganut paham reformasi. Permintaan Farel
ditolak oleh Calvin. Calvin mau hidup tenang dan terus menulis
karya-karya teologia. Ia merasa tidak cocok dengan pekerjaan praktis
dalam jemaat. Namun, Farel mendesaknya dengan berkata: "Dengan
nama Allah yang mahakuasa aku katakan kepadamu: jikalau engkau
tidak mau menyerahkan dirimu kepada pekerjaan Tuhan ini, Allah
akan mengutuki engkau karena engkau lebih mencari kehormatan
dirimu sendiri daripada kemuliaan Kristus".
Calvin melihat panggilan Allah kepadanya lewat Farel sehingga
ia tinggal di Jenewa. Kini, Calvin tinggal di Jenewa bersama-sama
dengan Farel mengatur gereja reformatoris di sana. Mereka
merancangkan sebuah tata gereja yang mengatur seluruh kehidupan
warga kota menurut cita-cita theokrasi. Menurut rancangan tata gereja
itu dikatakan, bahwa Perjamuan Kudus diadakan sebulan sekali dan
berhubungan dengan itu akan dijalankan disiplin yang keras. Setiap
penduduk diwajibkan menandatangani sehelai surat pengakuan
sebagai tanda bahwa mereka sungguh-sungguh sadar akan iman dan
pengakuannya. Hal yang terakhir ini tidak disetujui oleh banyak
warga kota. Pada tahun 1538, Dewan Kota dikuasai oleh orang-orang
yang menolak pengakuan itu sehingga Calvin dan Farel dilarang
berkhotbah di mimbar-mimbar gereja di Jenewa, dan pada akhirnya
keduanya diusir dari Jenewa. Kemudian, Calvin dipanggil oleh jemaat
Strausburg. Ia menjadi pendeta di sana tahun 1539-1541.
Dalam jemaat ini, Calvin bersama-sama Butzer dapat
menerapkan cita-cita yang gagal di Jenewa dahulu. Di sini, Calvin
mengusahakan nyanyian Mazmur dengan bantuan ahli musik
terkenal; yaitu Clement Marot, Louis Bourgois dan Maitre Piere. Di
sini pula Calvin mulai menulis tafsiran-tafsiran Alkitab serta
merevisi Institutio. Di sinilah pula Calvin menikah dengan Idelette de
Bure, seorang janda bangsawan. Pernikahannya hanya berlangsung
sembilan tahun lamanya, karena kemudian istrinya meninggal tanpa
memberi keturunan kepada Calvin.Namun, tahun 1541 Calvin
dipanggil kembali oleh jemaat Jenewa sehingga kita menemukannya
lagi di sana. Calvin tinggal dan bekerja di sini hingga meninggalnya,
27 Mei 1564, karena mengidap TBC.Segera sesudah ia bekerja dalam
jemaat Jenewa, Calvin menyusun suatu tata gereja baru yang
bernama: Ordonnances Ecclesiastiques (Undang- undang Gerejani),
1541.
Calvin adalah seorang teolog besar dalam kalangan gereja-
gereja reformatoris. Pandangan-pandangan teologianya
dituangkannya dalam bukunya, Institutio.Calvin mengajarkan tentang
pembenaran hanya oleh iman (Sola Fide), sama seperti Luther.
Namun, Calvin sangat menekankan penyucian, kehidupan baru yang
harus ditempuh oleh orang-orang Kristen yang bersyukur, karena
Allah telah menyelamatkan mereka. Calvin menegaskan bahwa
anggota-anggota jemaat yang berkumpul untuk mendengarkan Firman
Allah dan untuk ikut ambil bagian dalam Perjamuan Kudus haruslah
suci. Disiplin gereja diawasi dengan ketat. Pengawasan atas tingkah
laku anggota jemaat bukan saja dilaksanakan oleh penatua, tetapi juga
oleh pemerintah (Dewan Kota).
Hubungan gereja dan negara dalam teologia Calvin sangat erat.
Calvin bercita-cita suatu negara theokrasi. Seluruh kehidupan
masyarakat harus diatur sesuai dengan kehendak Allah. Pemerintah
bertugas juga untuk mendukung gereja dan menghilangkan segala
sesuatu yang berlawanan dengan berita Injil yang murni. Namun, ini
tidak berarti bahwa negara berada di bawah gereja. Gereja dan negara
berdampingan. Keduanya bertugas untuk melaksanakan kehendak
Allah dan mempertahankan kehormatan Tuhan Allah. Mengenai tugas
negara, Calvin menulis sebagai berikut: "Pemerintah diberi tugas
untuk, selama kita hidup di tengah-tengah orang-orang, mendukung
serta melindungi penyembahan Allah yang lahiriah, mempertahankan
ajaran yang sehat tentang ibadah dan kedudukan gereja, mengatur
kehidupan kita dengan melihat kepada pergaulan masyarakat,
membentuk kesusilaan kita sesuai dengan keadilan seperti yang
ditetapkan oleh Undang-undang negara, menjadikan kita rukun dan
memelihara damai serta ketentraman umum .... "
Mengenai jabatan-jabatan dalam gereja, Calvin mengenal empat
jabatan, yaitu: pendeta, pengajar, penatua dan diaken. Pendeta-
pendeta bersama-sama dengan para penatua merupakan konsistori,
yaitu majelis gereja yang memimpin jemaat dan yang menjalankan
disiplin gereja. Peraturan pemilihan dan penahbisan pejabat-pejabat
gereja itu diatur dengan teliti, terutama jabatan pendeta.Mengenai
Perjamuan Kudus, Calvin mengajarkan bahwa Perjamuan Kudus
adalah pemberian Allah dan bukan perbuatan manusia. Roti dan
anggur bukan saja lambang, melainkan alat yang dipakai untuk
memberikan tubuh dan darah Kristus kepada umat-Nya. Akan tetapi,
Kristus kini ada di surga. Roti dan anggur tidak bisa dianggap sama
saja dengan tubuh dan darah yang di dalam surga itu, melainkan harus
dianggap sebagai tanda dan meterai dari anugerah dan kasih Tuhan
dalam Yesus Kristus. Calvin membedakan tanda dengan apa yang
ditandakan oleh tanda itu. Calvin menjelaskannya sebagai berikut:
"Sebagaimana orang yang percaya itu sungguh menerima
tanda-tanda itu dengan mulutnya, demikianlah pada waktu itu juga ia
sungguh dihubungkan oleh Roh Kudus dengan tubuh Kristus yang di
surga". Dalam pelaksanaan Perjamuan Kudus, Calvin sangat
teliti.Calvin di dalam ajarannya juga menekankan predestinasi di
samping pembenaran oleh iman. Menurut Calvin, bahwa sejak kekal
Allah di dalam diri-Nya sendiri telah menetapkan orang-orang mana
yang diberi-Nya keselamatan dan yang mana yang dibinasakan.
Orang-orang yang dipilih Tuhan itu diberi anugerah dengan cuma-
cuma, sedangkan orang-orang yang ditolak Allah, Allah menutup
jalan masuk ke dalam kehidupan. Calvin mengatakan bahwa hal ini
sungguh sulit dipahami. Tanda-tanda bahwa seseorang ditetapkan
Allah untuk kehidupan yang kekal ialah bahwa ia (mereka) dipanggil
oleh Tuhan Allah dan mereka menerima pembenaran dari Allah.
Ajaran Calvin mengenai predestinasi ini menyebabkan timbulnya
perpecahan dalam gereja-gereja Calvinis di kemudian hari. Pada masa
Calvin masih hidup, Hieronymus Bolsec telah menyerang ajaran
predestinasi ini. Calvin membela kebenaran ajarannya dan ia
menganjurkan kepada Dewan Kota untuk membuang Bolsec. Dengan
demikian Bolsec diusir dari kota Jenewa.
Calvin juga melawan ajaran Antitrinitarian yang diajarkan oleh
Michael Servet. Pada waktu Servet berada di Jenewa dalam pelarian
dari hukuman mati yang telah dijatuhkan oleh Gereja Katolik Roma
ke atasnya, Dewan Kota Jenewa menangkap dan memenjarakan
Servet atas permintaan Calvin. Atas anjuran para pendeta dan
tentunya termasuk Calvin di dalamnya supaya kepala Servet
dipenggal, maka Dewan Kota memenggal kepala Servet pada tahun
1553.Di Jenewa, Calvin juga mendirikan sekolah-sekolah. Di Jenewa
didirikan sebuah Akademi yang memiliki dua bagian, yaitu
gymnasium dan teologia. Theodorus Beza diangkat menjadi direktur
Akademi tersebut. Di Akademi inilah dipersiapkan pemuda-pemuda
Calvinis yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin gereja Calvinis
yang terkenal, seperti John Knox, Caspar Olevianus, pengarang
Katekismus Heidelberg yang terkenal itu.
Banyak sekali pekerjaan yang dikerjakan oleh Calvin tanpa
mengenal lelah. Sejak tahun 1558 penyakitnya mulai berat. Sebelum
meninggalnya, ia meninggalkan banyak pesan kepada jemaatnya dan
kepada Theodorus Beza, yang akan menggantikan kedudukannnya di
jemaat Jenewa. Dewan Kota dan para pendeta dipanggilnya untuk
mendengarkan nasihat-nasihatnya. Pada tanggal 27 Mei 1564, Calvin
meninggal dunia dengan tenang. Ia pergi dengan meninggalkan
pekerjaan yang berat kepada Theodorus Beza. Namanya dikenang
sepanjang sejarah di seluruh dunia dengan terpatrinya gereja Calvinis.
Sejarah Terpecahnya Kristen Katolik &
Kristen Protestan
Tokoh sejarawan Martin Luther memiliki hubungan yang kuat
dengan penyebab terpisahnya Katolik dan Protestan. Menurut asal-
usulnya, sebenarnya Katolik dan Protestan merupakan satu agama
pada mulanya, yaitu masuk dalam agama Katolik. Namun, karena
beberapa perbedaan pendapat dengan pandangan gereja saat itu,
seseorang bernama Martin Luther memutuskan untuk keluar
dari Gereja Katolik dan membangun jemaat sendiri dengan doktrin
yang menurutnya benar. Martin LutherLuther adalah seorang pria
berkewarganegaraan Jerman dan pernah mengambil jurusan hukum di
Universitas Efurt semasa mudanya. Namun, pendidikan di bangku
kuliah tidak bertahan lama, karena di tengah-tengah masa studinya,
Luther memutuskan untuk masuk biara Augustinian di Efurt.
Keputusan ini dikarenakan oleh panggilan hatinya dan keinginan
untuk mencari jati.
Dalam biara ini, Luther belajar mengenai kajian-kajian teologis
dan mempersiapkan diri untuk pentasbihan. Dan pada tahun 1506,
Luther memutuskan untuk menjadi seorang biarawan.Selain tentang
keselamatan, terdapat hal-hal lain yang memicu pergerakan reformasi
gereja oleh Martin Luther. Sejarah terpisahnya Katolik dan Protestan
tidak lepas dari kebijakan gereja masa itu. Luther berpendapat, bahwa
kebijakan-kebijakan gereja sudah tidak lurus lagi dan banyak sekali
aturan yang menyimpang, diantaranya disebabkan oleh beberapa hal
berikut:

 Penyogokkan

Saat itu, banyak sekali pemuka agama yang melakukan


penyogokkan demi memperoleh kekuasaan dan kedudukan sosial
yang tinggi.

 Perilaku Amoral Paus

Dalam hierarki gereja Katolik, seorang paus adalah tokoh yang


sangat dihormati dan akan selalu dijadikan teladan. Dia adalah
pemimpin tertinggi dalam struktural kedudukan pemuka agama
Katolik. Pada masa jabatannya, Paus Alexander VI memiliki
hubungan amoral dengan wanita dan memiliki delapan anak haram.
Padahal, dalam ajaran Katolik seorang paus tidak boleh menikah
supaya bisa lebih fokus untuk melayani Tuhan.

 Penyalahgunaan Sakramen Suci

Sakramen dalam gereja Katolik adalah ritual yang sakral dan


harus dilakukan dengan benar. Sayangnya, pada jaman Luther ini,
terdapat pandangan-pandangan yang salah terhadap makna sakramen.
Contohnya, pemujaan berlebihan terhadap benda-benda keramat yang
menimbulkan pemikiran dan kepercayaan yang tidak masuk akal.
Padahal, menurut ajaran Kristen yang benar, benda-benda dalam
sakramen hanyalah simbol atau lambang saja. Sakramen hanyalah alat
untuk membantu memperoleh iman, bukan sebagai jalan untuk
memperoleh keselamatan. Dan apabila manusia menganggap benda
tertentu memiliki kekuatan gaib, maka itu artinya dia telah
menyembah berhala.

 Penjualan Surat Pengampunan Dosa

Pada jaman itu, Paus Leo X menjual surat pengampunan dosa


untuk menambah kas gereja, dimana uang tersebut akan digunakan
untuk membangun Gereja Katolik termegah. Surat pengakuan dosa ini
banyak terjual di Jerman. Karena pada saat itu, negara Jerman adalah
negara agraris yang terbelakang. Katolisisme yang konservatif masih
sangat berpengaruh di negara ini. Sehingga, mayoritas masyarakatnya
mudah percaya dengan benda-benda keramat, salah satunya adalah
surat pengakuan dosa. Hal ini membuat Luther kesal, karena ajaran
Alkitab sudah dinodai oleh orang-orang yang hanya mencari
kekuasaan. Menurutnya, pengampunan dosa hanya didapatkan
melalui Tuhan Yesus Kristus.Alasan-alasan di atas memicu puncak
kontroversi Martin Luther .

Dia menempelkan 95 tesis di depan Gereja Wittenberg pada


tahun 1517. Tesis tersebut berisi tentang penolakan Martin Luther
terhadap surat pengakuan dosa.Penjualan surat tersebut adalah hal
yang korup dan tidak sesuai dengan Alkitab. Kemudian pada tahun
1520, Martin Luther meminta Kaisar Roma untuk segera mereformasi
gereja dan berhenti tunduk pada kekuasaan paus.

Tetapi Paus Leo X tidak menyetujuinya, dan bahkan sangat


marah terhadap Marthin Luther. Untuk meredamkan perseteruan
tersebut, Charles X memanggi Luther dan memintanya untuk minta
maaf serta mengakui kesalahannya. Martin Luther tetap keukeh
bahwa dia benar, dan alhasil terjadilah konfrontasi dengan kaisar yang
memaksa Luther untuk bersembunyi di Kastil Wartburg.Perjuangan
Luther masih berlanjut, di kastil tersebut dia menerjemahkan Kitab
Injil ke dalam bahasa Jerman. Dan seiring dengan berkembangnya
teknologi mesin cetak, ajaran-ajaran Luther pun semakin meluas dan
diketahui banyak orang. Kebanyakan dari mereka setuju dengan
pemahaman Luther. Mereka mendukungnya, dan bahkan
menganggapnya sebagai seorang pahlawan.
Dan pengikut-pengikut Luther inilah yang dinamakan Protestan.
Sehingga kini, Katolik dan Protestan merupakan dua agama yang
berbeda. Wajar saja kalau keduanya memiliki banyak persamaan
karena dulunya berasal dari satu agama. Namun jangan salah,
walaupun begitu, Katolik dan Protestan tetap tidak bisa disatukan.
Terdapat beberapa perbedaan mendasar antara keduanya.
Contohnya, perbedaan sakramen Katolik dan Protestan.Kemudian,
dalam hal Alkitab, yaitu bahwa Katolik mengakui Kitab
Deuterokanonika sedangkan Protestan menganggap bahwa kitab
tersebut adalah kitab yang tidak diwahyukan oleh Allah. Selanjutnya,
dalam hal penafsiran. Dalam gereja Katolik, yang boleh menafsirkan
Alkitab adalah ahli-ahli teolog yang berpusat di Roma saja,
sedangkan dalam Protestan semua orang boleh menafsirkan Alkitab.

Anda mungkin juga menyukai