Anda di halaman 1dari 23

REFORMASI GEREJA

LATAR BELAKANG
• Pengaruh masa renaissance tidak hanya pada bidang kesenian, kebudayaan,
politik, maupun ilmu pengetahuan, tetapi juga menyebabkan sikap kritis
terhadap kehidupan gereja atau agama. Faktor munculnya reformasi gereja salah
satunya adalah keinginan untuk membebaskan diri dari kepemimpinan paus
terhadap kehidupan beragama di negara Eropa.
• Reformasi Gereja di Eropa tidak terlepas dari gagasan Renessaince yang mulai
berkembang di Italia pada awal abad ke-15 Masehi. Paham-paham baru seperti
sekulerisme, individualisme dan humanisme berusah untuk meruntuhkan
dominasi gereja dari tatanan kehidupan masyarakat Eropa.
• Reformasi Gereja adalah upaya untuk melakukan perubahan ajaran kekristenan,
agar sesuai dengan Alkitab. Reformasi Gereja di Eropa berlangsung pada
pertengahan abad ke-15 Masehi.
• Adanya penyimpangan ajaran Kristen, terutama karena adanya praktik
penjualan surat pengampunan dosa.
• Korupsi yang dilakukan oleh uskup dan petinggi agama Kristen
• Adanya keinginan dari negara Eropa untuk membebaskan diri dari
kepemimpinan Paus
• Sikap gereja lama yang cenderung otoriter
DIAMBAG REFORMASI
• Paus Bonifasius vs Philip IV :
• Raja Philip berniat memusatkan seluruh kekuasaan dibawah
tangannya sendiri. Paus tidak berhak turut campur urusan monarki
kerajaan Perancis.
• Para klerus (rohaniawan gereja) tidak boleh ikut dalam pembuatan
UU dan diwajibkan membayar pajak kepada negara.
• Paus Bonifasius membalas dengan mengeluarkan peraturan dimana
raja – raja di Eropa dilarang menarik pajak pada para klerus tanpa
persetujuan Paus
• Paus Bonifasius mengucilkan Philip IV.
• Philip IV membalas dengan melarang pengiriman emas, perak, batu
berharga dan makanan ke Roma. Ia juga mengusir klerus pegumpul
dana Perang Salib yang diutus oleh Paus.
• Ketika krisis keuangan terjadi, Paus Bonifasius mengumumkan bahwa
tahun 1300 sebagai tahun jubilee, tahun istimewa bagi seluruh umat
Katolik untuk mendoakan kerabatnya yang sudah meninggal agar
diperkenankan masuk surga dengan cara membeli surat indulgensi
dari Paus yang bisa didapat dari para klerus.
• Tiap surat indulgensi ini tidak diberikan gratis melainkan harus
“dibeli”. Akibatnya Roma berhasil keluar dari krisis.
• Perseteruan antara paus dan Philip kian memucak ketika Philip giat
melancarkan kampanye anti-otoritas kepausan atas Perancis.
Akibatnya, Paus Bonifasius mengeluarkan aturan berbunyi kekuasaan
spiritual dan duniawi ada ditangan Paus dan raja adalah bawahannya
pada 1302.
• Pada 1303 Philip IV dikucilkan. Paus ditangkap ditahun yang sama dan
kemudian disusul kematian Philip IV secara misterius.
• Pasca perseteruan tersebut, serangan atas otoritas gereja semakin
menguat karena desakan negara – negara yang ingin terlepas dari
kungkungan Roma.
• Faktor lainnya adalah masalah internal Gereja Katolik seperti korupsi,
penyalahgunaan kekuasaan, jual-beli sakramen, dan hidup serba
keduniawian.
• Paus – paus pada masa renaisans dianggap lebih sibuk mengurus dan
mengoleksi barang seni daripada mereformasi institusi gereja.
John Wycliffe & Jan Hus
• Menjelang abad ke-15, muncul 2 teolog terkemuka yaitu John Wycliffe
dari Inggris dan jan Hus dari Bohemia (Ceko).
• John mempertanyakan hak gereja atas kuasa duniawi. Gereja
seharusnya miskin seperti pada awal – awal berdirinya institusi ini.
Pada saat itu, Gereja Inggris sangat kaya raya dimana gereja memiliki
lebih dari 1/3 tanah di Inggris serta bebas dari membayar pajak.
• Kritik lainnya adalah, kekuasaan tertinggi spiritual seharusnya berada
di tangan Yesus Kristus sebagai raja diatas raja, bukan Paus. Selain itu
praktik penualan skaramen pengampunan dosa, pengisian jabatan
gereja dan penyebahan relikui orang suci dianggap sebagai takhayul.
• Meski demikian, gerakan tersebut belum berhasil mengoyang
kekuasan gereja katolik. Baru pada 1517, seorang teolog Jerman,
bernama Martin Luther berhasil menghasilkan perpecahan besar
dalam tubuh Gereja Katolik dengan hadirnya Protestanisme. Skisma
ini merupakan perpecahan besar gereja setelah munculnya patriarch
Gereja Timur (Ortodoks). Kemunculan protestanisme ini kemudian
memicu lahirnya gereja Anglikan Inggris pada pertengahan abad ke-
16.
Catatan Sebelum Lahirnya Protestanisme
• 1. Terjadi penyimpangan kekuasaan oleh para pejabat gereja.
• 2. Perkembangan nasionalisme.
• 3. Kekecewaan terhadap kepemimpinan Roma dan mendesak adanya
reformasi
• 4. ketidakpuasan dibidang ekonomi sebagai akibat dari bertambahnya
kelas menengah dan para borjuis yang mengalami erosi dalam system
feodalnya.
LAHIRNYA PROTESTANISME
• Reformasi Gereja Prostestan adalah gerakan besar di Eropa Barat pada
abad ke-16 (1517). Reformasi ini dipelopori oleh biarawan Agustinian,
Martin Luther.
• Tujuan dari Reformasi Gereja adalah untuk mereformasi kepercayaan,
doktrin, dan praktik – praktik Gereja Katholik Roma.
• Gerakan Reformasi Gereja Protestan ini ditandai dengan pemakuan 95
dalil Martin Luther didepan pintu Gereja Wittenburg, Jerman. Dalam dalil
tersebut Martin Luther menuliskan beberapa pokok penting tentang
kepercayaan, doktrin, dan praktik Gereja Katholik yang harus direformasi.
Disana juga terdapat daftar kebobrokan para pejabat-pejabat gereja.
• Luther menilai begitu banyak penyalahgunaan yang telah dilakukan
oleh pihak Gereja Katolik terhadap ajaran Kristiani seperti, penjualan
indulgensi, penyimpangan sakramen suci, mitologisasi dan takhayul,
bahkan praktik korupsi berupa pajak yang membebani masyarakat.
• Atas tindakan Martin Luther itu, Dewan Gereja lalu memanggil Martin
Luther dan dia pun segera terlibat perdebatan sengit dengan para
pemuka Gereja Katolik hingga dicap bidah dan sesat. Luther menolak
dan mempertahankan thesis / dalilnya itu dan kemudian melarikan
diri ke Kastil Wartburg dan bersembunyi selama sepuluh bulan atas
bantuan Paneran Frederick.
• Pengucilan Martin Luther tidak membuat gerakan Reformasi Gereja
surut. Gerakan Martin Luther yang mendapatkan dukungan dari
pemimpin-pemimpin Jerman mampu meruntuhkan kekuasaan Paus di
wilayah Jerman. Untuk mengganti gereja lama, Martin Luther
mendirikan Gereja Lutheran yang menjadi gereja negara Jerman.
Reformasi Gereja juga berkembang di negara-negara Eropa lain seperti
negara Skandinavia, Denmark, Kawasan Baltik, Swis & Perancis.
• Mesin – mesin cetak yang ada di Leipzig, Nurenburg & Basel berhasil
memperluas cakupan ide – ide protestanisme Martin Luther secara
luas.
• Gerakan Reformasi Luther menuntut menerjemahkan Alkitab dari
bahasa Latin ke bahasa Jerman. Dampaknya besar karena orang tidak
lagi perlu bergantung pada seorang imam untuk membaca dan
menafsirkan Alkitab. Walhasil, legitimasi para padri Katolik pun
terancam tergerus.
• Selain itu, Luther mengkampanyekan pendidikan universal untuk anak
perempuan dan laki-laki di zaman ketika pendidikan hanya bisa
diakses oleh orang kaya. Dia juga banyak menulis nyanyian rohani,
traktat, berkhotbah tentang pandangan Reformasi, dan melakukan
serangkaian perjalanan hingga kematiannya pada 1546.
• Di Zurich & Jenewa, Reformasi Gereja diprakarsai oleh Ulrich Zwingli dan
John Clavin yang memunculkan aliran protestan Zwingli dan Calvinis yang
memiliki pemahaman atas alkitab yang berbeda antara satu dan lainnya.
• Dari sini kemudian muncul denomiasi protestan yang lebih banyak lagi
dalam perkembangannya seperti Anglikan, Reformed, Puritan, Anabaptis,
Prebiterian, dan lainnya.
• Meskipun demikian, para penganut protestan memiliki kesamaan faham
meliputi, menolak otoritas paus, idulgensi, doktrin purgatory, tradisi
hidup bakti, selibat, penghormatan terhadap relik dan symbol agama
serta mengurangi jumlah sakramen.
• https://www.youtube.com/watch?v=IATyzSAjC1w

• https://www.youtube.com/watch?v=FhGGjRjvq7w
Dampak Reformasi Gereja
• A. Lahirnya Protestanisme
• Reformasi yang dimulai di jerman tersebut mengakibatkan skisma baru di dalam
tubuh gereja pasca perpecahan Gereja Katholik Roma dan Ortodoks. Tekana gereja
Katholik terhadap jamaat luther pada akhirnya memunculkan protestanisme.
• B. Menguatnya negara & pemerintahan Sekuler
• Salah satu gagasan Martin Luther adalah menggugat kedudukan Paus sebagai
penguasa sekuler. Menurutnya, Paus harus mengakui kekuasaan para raja menurut
perinsip nasionalisme. Atas dasar ini maka banyak penguasa Eropa yang
mendukung gagasan Luther. Gagasan ini akhirnya melahirkan federalism,
nasionalisme, separatism yang mendegradasi kuasa Paus atas Kekaisaran Tahta Suci
Roma yang sudah bercokol selama 800 tahun dimana Eropa adalah sebuah entitas
politik dengan Gereja adalah pusatnya.
• C. Lahirnya Gereja Anglikan
• https://www.youtube.com/watch?v=UaSaricxMTE
• Reformasi Inggris terjadi sebagai akibat dari rangkaian peristiwa yang
berpuncak pada pemisahan gereja Inggris dengan gereja Katholik di
Roma pada abad ke-16.
• Henry VIII mendirikan Gereja Anglikan dan mengangkat dirinya
sebagai kepala gereja Inggris. Gagasan pemisahan diri dari gereja
katholik Roma sedikit banyak terinspirasi dari gerakan protestan
Matin Luther.
• D. Reformasi & Demokrasi
• Gagasan inti dari Reformasi Protestan adalah kebebasan individu dari
otoritas paus dan perjuangan kesetaraan didalam tubuh hierarki
gereja. Kebebasan individu dipraktikan melalui kebebasan
menafsirkan alkitab yang dulunya hanya bisa dilakukan para klerus
• E. Reformasi Gereja Katholik, Perang 30 Tahun & kebebasan beragama
• Perang 30 Tahun terjadi antara penganut Katholik dan Protestan antara
1618-1648 yang banyak terjadi di Inggris dan Jerman. Meskipun
demikian, motif peperangan ini tidak hanya melulu menyoal agama,
terdapat juga persaingan antara keluarga Habsburg dan Dinasti Valois di
Perancis.
• Perang ini diakhiri dengan perjanjian Westphalia pada 1848 yang berisi,
• Pengakuan kedaulatan tiap negara untuk menentukan nasibnya sendiri
• Pengakuan kebebasan memeluk agama di tiap negara
• Kebebasan tiap negara memutuskan agama resminya masing - masing
Etika Protestan
• Dampak dari Etika Protestan secara tidak langsung menjadi
pendorong lahirnya kapitalisme. Menurut Max Weber etika protestan
memengaruhi sejumlah orang untuk bekerja dalam dunia sekuler
untuk mengembangkan perusahaan mereka sendiri serta turut serta
dalam perdagangan dan pengumpulan kekayaan untuk investasi.
Reformasi Gereja Katholik
• Reformasi Gereja Katholik berlangsung sejak masa Paus Paulus III
(1534) hingga akhir Perang 30 Tahun. Gerakan Martin Luther secara
tidak langsung menggunggah institusi gereja untuk mereformasi
dirinya secara sadar dalam upaya pembaruan cara hidup dan perilaku
Gereja berhadapan dengan dunia, bukan pada dogma dan doktrin
agama. Atau dengan kata lain, Gereja menata kembali institusinya
sesuai dengan semangat Injil.

Anda mungkin juga menyukai