Anda di halaman 1dari 6

MERKANTILISME

&
REFORMASI GEREJA

DISUSUN OLEH

NAMA: MUHAMMAD FADHIL

NIS: 199253

KELAS: XI – 2

SEKOLAH MENENGAH ATAS

TARUNA NUSANTARA

2020
Merkantilisme

Merkantilisme merupakan praktik dan teori ekonomi yang sangat dominan terjadi di
Eropa pada abad ke-16 sampai ke-18. Konsep ini dipromosikan melalui aturan-aturan ekonomi
pemerintahan suatu negara dengan tujuan menambah kekuasaan negara dengan mengorbankan
kekuatan nasional saingannya.

Konsep merkantilisme merupakan bagian dari ekonomi absolutisme atau monarki


absolut. Kebijakan merkantilisme ini bertujuan untuk mengumpulkan cadangan moneter
sebanyak-banyaknya lewat keseimbangan perdagangan positif, terutama perdagangan barang
jadi. Pada masanya, kebijakan yang satu ini seringkali menyebabkan perang dan memotivasi
suatu negara untuk melakukan ekspansi kolonial.

Sejarah Merkantilisme

Pada awal periode modern, abad ke-16 hingga ke-18, ajaran ini sangat dominan diajarkan
di seluruh sekolah Eropa. Kebijakan ini untuk pertama kalinya memicu intervensi suatu negara
dalam mengatur perekonomiannya. Pada masa ini pula sistem kapitalisme mulai lahir.

Dalam menjalani kebijakan merkantilisme, negara-negara Eropa ini melakukan banyak


melakukan kebijakan-kebijakan seperti:

 Mengenakan bea cukai masuk yang sangat tinggi


 Menciptakan koloni di luar negeri
 Melarang daerah koloni untuk melakukan perdagangan dengan negara lain
 Memonopoli pasar dengan port pokok
 Melarang perdagangan untuk dibawa pulang dalam kapal asing
 Subsidi ekspor
 Membatasi upah
 Dan lain-lain.

Latar Belakang Merkantilisme

Ada beberapa hal yang jadi pemicu lahir dan berkembangnya merkantilisme pada masa itu,
yakni:

1. Adanya keberadaan negara-negara merdeka di Eropa seperti Prancis, Jerman, Inggirs,


Belanda, dan Italia.
2. Negara-negara tersebut ingin mempertahankan kesejahteraan, kebebasan, dan kedaulatan
rakyatnya.
3. Negara-negara tersebut memerlukan kondisi ekonomi yang kuat agar bisa bertahan.
4. Ditetapkannya logam mulia sebagai standar ukuran kekayaan suatu negara.
5. Adanya jaringan perdagangan, pelayaran, dan eksplorasi ke wilayah-wilayah baru.
Reformasi Gereja

Sejarah menyebutkan bahwa telah terjadi reformasi gereja pada tahun 1483-1546.
Reformasi adalah suatu cara untuk mengubah berbagai nilai-nilai dan perbuatan yang
menyimpang dengan tujuan memperoleh suatu bentuk pedoman yang lebih baik lagi. Refomasi
itulah yang membentuk suatu aliran Kristen yang baru yaitu, Kristen Protestan. Menurut
sebagian orang,

reformasi membawa suatu kebebasan dari beban-beban kekuasaan yang diberikan. Selain
itu, reformasi gereja berdampak pada munculnya suatu aliran yang lebih dinamis dan mengarah
pada kebebasan.

Latar belakang reformasi Gereja, latar belakang dari reformasi gereja dapat diuraikan
sebagai berikut :

1) Penyogokan yang dilakukan oleh pemuka-pemuka agama kepada petinggi gereja


dengan tujuan untuk mendapatkan jabatan yang tinggi di bidang sosial dan agama.
2) Paus yang dianggap suci memiliki perilaku yang menyimpang. Contoh : Paus
Alexander VI mempunyai delapan anak dari wanita-wanita simpanannya.
3) Adanya penjualan surat pengampunan dosa (indulgencies).
4) Melakukan korupsi yang mengatasnamakan negara.
5) Pajak-pajak yang dibuat memberatkan karena adanya ambisi kekuasaan oleh
kaum bangsawan.
6) Terjadinya Revolusi di Eropa.
7) Pesatnya kapitalisme berkembang dan krisis ekonomi di wilayah imperium Roma.

Tokoh-tokoh Reformasi Gereja

Sejarah Reformasi gereja terjadi karena adanya tokoh-tokoh yang mencetuskan ide-ide
dan gagasan-gagasan serta melihat adanya penyimpangan yang tidak bisa di toleransi kembali.
Sehingga lahir lah suatu agama atau aliran baru yang kita kenal dengan Kristen Protestan.
Mereka dengan gigih dan berani menentang berbagai peraturan yang dianggap telah melenceng
dari ajaran Alkitab. Berikut tokoh-tokoh dari reformasi gereja:

1) Martin Luther
Tokoh yang satu ini pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Marthin Luther
adalah seorang tokoh yang lahir di Jerman pada tanggal 10 November 1483. Marthin
Luther adalah seseorang yang pertama kali menerjemahkan kitab perjanjian baru ke
dalam bahasa Jerman secara diam-diam. Karena, pada zaman itu tidak semua orang boleh
untuk menafsirkannya sendiri. Hanya paus atau pastur di Roma lah yang boleh dan
mereka harus memakai tafsiran tersebut. Dengan adanya terjemahan kitab perjanjian baru
ke bahasa Jerman, membuat adanya pemikiran-pemikiran baru dan perubahan yang baru
di bidang agama, sosial, dan ekonomi.

2) Erasmus Desiderius Roterodamus


Dia dikenal sebagai tokoh reformasi karena memang dia lah yang pertama kali
mencetuskan ide rformasi. Erasmus Desiderius Roterodamus lah yang memberi inspirasi
Marthin Luther untuk melakukan reformasi. Dia banyak menulis puisi-puisi yang berisi
kritik-kritik kepada gereja. Eramus mengkritik gereja dan memberi nasihat kepada paus
atau pastur untuk melakukan perubahan di dalam gereja.

3) Zwingli
Zwingli merupakan tokoh pemimpin reformasi di Swiss. Selain pemimpin
reformasi Swiss, Zwingli juga merupakan pendiri dari Gereja Reformasi Swiss.
Reformasi Zwingli mendapat dukungan dari pemerintah dan penduduk Zürich sehingga
membawa perubahan besar didalam kehidupan masyarakat serta segala urusan negara di
Zürich. Reformasi yang dibawa oleh Zwingli terus menyebar dari hingga lima kanton
Swiss lainnya.

4) John Calvin
John Calvin adalah seorang teolog yang lahir di Novon, 10 Juli 1509. Pada
zamannya, dia adalah teolog Kristen yang terkenal di Prancis. John juga merupakan
pemimpin reformasi gereja di Swiss. Walaupun dia adalah generasi kedua dalam
pemimpin reformasi gereja, namun John membawa peranan yang besar. Gereja yang
mengikuti ajaran dari John Calvin dikenal dengan nama gereja Calvinisme. Dia banyak
menyebarkan ide-ide dan gagasannya mengenai kaidah-kaidah yang harus dilakukan
sebagai gereja reformasi yang benar. Gereja Calvinisme sudah tersebar di Skotlandia,
Belanda, dan sebagian dari Jerman serta memberi dampak yang luar biasa di Perancis,
Hongaria khususnya di Transilvania dan Polandia.

5) John Knox
John Knox adalah seorang imam Katolik pada tahun 1563 dan juga notaris
keuskupan di tahun 1540. Knox adalah seorang tokoh reformasi di Skotlandia. Ia masih
ada hubungan dekat dengan John Calvin. John adalah murid dari John Calvin sendiri di
Jenewa. Tak heran jika pengaruh Calvin ada didalam dirinya.

6) John Wycliff
Wycliff memiliki latar belakang yang berbeda dari tokoh-tokoh reformasi lainnya.
John Wycliff merupakan seorang dosen di Universitas Oxford, Inggris. Selain sebaagai
seorang dosen, dia juga dikenal dikenal sebagai teolog, filsuf, penerjemah, pengkhotbah,
dan juga sebagai tokoh reformasi Kristen di Inggris. Karyanya yang sangat populer
adalah penerjemahan Alkitab dari Latin ke bahasa Inggris. Tahun 1371, ajaran-ajaran
Wycliff dianggap cocok bagi pemerintah saat itu. Ajaran-ajaran Wycliffe digunakan
untuk memaksa para rohaniawan untuk rajin mmembayar, sehingga pemerintah dapat
memiliki dana perang untuk melawan Prancis.

Sejarah Perkembangan Bentuk Gagasan Peristiwa Reformasi Gereja

Peristiwa refomasi di mulai dari negara Jerman dengan tokoh reformasi yaitu Marthin
Luther. Faktor-faktor yang menimbulkan adanya reformasi gereja di negara Jerman adalah pada
abad 15-16 Jerman merupakan negara yang masih tertinggal dari negara-negara Eropa yang lain,
masih kentalnya pengaruh dari agama Katolik di negara Jerman, merupakan negara dengan
penjualan terbanyak untuk surat pengampuan dosa dan juga masyarakat yang banyak mengalami
kesengsaraan akibat dari kekuasaan Katolik yang membebankan pajak yang besar.

Faktor lainnya yang mendasari terciptanya reformasi di Jerman adalah terjadi masa
peralihan ekonomi di negara Jerman yaitu perubahan dari masyarakat feodal menuju masyarakat
ekonomi profit atau menuju masyarakat kapitalis. Maka lahir lah tokoh reformasi Marthin Luther
dengan segala gagasannya yang juga melahirkan banyak gereja reformasi di Jerman yang
berkembang hingga ke kawasan Eropa yang lain:

Gagasan-gagasan Marthin Luther untuk melakukan protes terhadap kekuasaan Katolik


Roma adalah:

1) Adanya penolakan dari Marthin Luther mengenai surat pengampunan dosa oleh Paus
karena menurut Luther gereja tidak memiliki kewenangan untuk memberikan
pengampunan kepada rakyat akan tetapi hanya Tuhan lah yang bisa memberikan kepada
orang tersebut sebuah pengampunan yang sejati dan juga pengampunan tersebut
didasarkan pada tekad dan kemauan dari dalam hati untuk berubah.

2) Marthin Luther memiliki pandangan bahwa sakramen yang digunakan dalam gereja
Katolik hanya lah sebagai simbol iman saja dan bukan sebagai jembatan untuk mencapai
keselamatan yang dari Tuhan.

Dampak Reformasi Gereja


Sejarah reformasi gereja ada dan terjadi karena adanya bentuk-bentuk penyimpangan
yang dianggap tidak sesuai dan menimbulkan adanya suatu gejolak untuk mengalami perubahan
yang dipimpin oleh para tokoh reformasi gereja.

Reformasi gereja menimbulkan dampak yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat
terutama di daerah Eropa. Karena, sebagian besar masyarakat daerah Eropa menganut aliran
Katolik. Reformasi gereja juga telah membuat terpecahnya agama Kristen menjadi beberapa
aliran. Pengaruh yang ditimbulkan dari adanya reformasi gereja yang dipelopori oleh Marthin
Luther dan tokoh-tokoh reformasi lainnya adalah :

1) Menimbulkan dampak di bidang sosial dan politik di negara Eropa. Reformasi gereja
tersebut membuat adanya negara-negara kecil yang tidak memiliki pusat kekuasaan
seperti lembaga keuskupan yang ada di Roma.

2) Menyebabkan negara-negara kecil tersebut tumbuh dan berkembang sendiri.


Menumbuhkan demokrasi politik, adanya kesadaran individu akan pentingnya hak
politik, kebebasan individu.

3) Membuat hal ini yang mendasari adanya gerakan-gerakan demokrasi, menolak kekuasaan
yang totaliter serta timbulnya keberanian masyrakat untuk selalu melakukan kontrol
terhadap pemerintah dan kekuasaan.
4) Selain itu, gerakan reformasi gereja juga melahirkan kekuasaan yang absolut di daerah
Eropa. Munculnya banyak pertikaina antara kaum Calvinisme dengan Katolik, terjadinya
perang saudara dan adanya karya seni baik patung, lukisan yang terkait dengan Katolik
yang dihancurkan.

5) Reformasi juga menyebabkan terjadinya pembantaian pada malam St. Bartholomeus.


Bukan hanya hal itu saja, di Belanda pun timbul suatu pemberontakan yang diprakarsai
oleh petani setempat yang menolak untuk membayar pajak kepada Pangeran Philip waktu
itu dan berakhir dengan tragedy pembantaian. Hal ini menyebabkan pengikut Kristen
Protestan yang dianggap pengkhianat serta menimbulkan terror terhadap pengikut Kristen
Protestan.

Reformasi menyebabkan terpecahnya agama Kristen menjadi banyak aliran-aliran atau


kepercayaan. Aliran tersebut seperti Lutherisme, Calvinisme, Anglicanisme, Quakerisme, dan
Katholikisme. Meskipun memiliki nama aliran yang berbeda-beda akan tetapi tetap saja dasar
dari aliran tersebut adalah sama. Akibat dari adanya aliran atau kepercayan yang banyak ini,
Eropa terpecah secara keagamaan. Jerman Utara dan negara-negara Skandinavia (Swedia dan
Norwegia), menganut aliran Lutheranisme; Skotlandia, Belanda, Switzerland dan Prancis
menganut aliran Calvinisme dan negara-negara Eropa lainnya seperti Spanyol dan Italia
menganut aliran Katolik atau Ortodoks.

Selain itu, dengan adanya reformasi gereja menimbulkan reformasi-reformasi yang lain di
segala bidang. Sehingga adanya perubahan yang mengarah pada tuntutan zaman dan
meninggalkan tradisi-tradisi lama yang dianggap sudah menyimpang serta mengarah kepada
kehidupan yang merdeka.

Anda mungkin juga menyukai