Anda di halaman 1dari 24

Revormasi Protestan

Pemikiran Luther dan Calvin

Frans W Muskanan
Latar belakang sejarah munculnya gerakan
Reformasi
• Gerakan reformasi protestan yang dipelopori martin
Luther, Johanes calvin, john knox dan lain-lain
berdampak luas terhadap sejarah pemikiran sosial,
keagamaan dan politik Eropa
• Gerakan ini pada mulanya hanyalah rangkaian protes
kaum agamawan dan penguasa jerman terhadap
kekuasaan inperium katolik roma
• Tetapi pada perkembangan selanjutnya memiliki
konotasi lain : gerakan menentang kekuasaan Paus di
Roma
• Meskipun tetap mempertahankan prinsip-prinsip
utama katolisisme seperti kepercayaan pada
ketuhanan dan dwisifat yesus dan Trinitas (Tuhan
Allah, Bapak, dan Roh Kudus), reformasi ini
melahirkan paradigma baru dalam melihat ritus-ritus
keagamaan dan etos kapitalisme Barat
• Gerakan ini telah meletakkan dasar filosofis
keagamaan perkembangan kapitalisme dan negara
bangsa di Barat. Maka tidak berlebihan bila Niebuhr
menyebut Reformasi sebagai fase keagamaan modern
peradaban Barat.
• Gerakan reformasi protestan merupakan tahap lanjutan dari gerakan
Renaisans Italia, Meskipun demikian terhadap perbedaan ciri
fundamental antara keduanya.
• Gerakan Renainsans melahirkan prinsip nikmat hidup, manusia pada
hakikatnya baik, percaya pada akal toleransi
• gerakan Reformasi menekankan prinsip bahwa akhirat dan kehidupan
spiritual lebih penting dari pada kehidupan dunia, manusia pada
dasarnya corrupt dan bejat moralnya, percaya pada keiimanan dan
konformitas.
• Keduanya juga lahir karena pengaruh perkembangan kapitalisme,
perdagangan dan markantilisme yang marak berkembang pada abad
XIV-XVI. Selain itu Renaisans dan Reformasi muncul sebagai akibat
perlawanan gigih terhadap dominasi lembaga kepausan dan gereja
abad pertengahan.
• Berdasarkan tulisan Burns dan Ralph, World Civilization
(1964) dan beberapa karya lain bahwa munculnya Reformasi
protestan Eropa karena alasan-alasan keagamaan. Gerakan
reformasi protestan pada hakikatnya merupakan produk
terhadap perlawanan gereja katolisisme
• Yang melatar belakanginya adalah karena selam berabad-
abad gereja dan lembaga kepausan telah melakukan
berbagai penyimpangan keagamaan. Penyimpangan itu
terjadi dalam berbagai bentuk
• Banyak pemuka katolik yang memperoleh posisi keagamaan
melalui cara tidak etis dan amoral (menyogok petinggi gereja untuk
berkuasa)
• Contoh : dalam kasus Paus Leo X yang menjual jabatan-jabatan
gerejawai sehingga memperoleh sejumlah uang ( $ 5.250.000) per
tahunya
• Ada juga Paus berperilaku amoral menyangkut hubungan dengan
wanita seperti yang terjadi dalam kasus Alexander VI ( memiliki
delapan anak haram. Tujuh diantaranya dimiliki sebelum menjadi
Paus dengan kata lain ia hidup bersama tanpa menikah sebelum
menjadi paus
• Penjualan surat-surat pengampunan dosa merupakan
penyimpangan lainya yang turut memicunya gerakan reformasi
protestan
• Penyimpangan keagaman juga terjadi dalam acara
sakramen suci. Gereja katolik dianggap menjadi agen
utama terjadinya veneretaon of relics; sakramen suci
atau ritus pemujaan terhadap benda-benda keramat
atau tokoh-tokoh suci (Yesus, Bunda Maria dan para
Santo). Menurut kaum Reformator, saakramen,
pemujaan, dan kultus itu menimbulkan Takhayul dan
mitologisasi yang tidak masuk akal
• Penyimpangan agama tidak dengan sendirinya bisa
melahirkan gerakan reformasi protestan seandainya tanpa
diiringi terjaadinya perkembangan kapitalisme dan krisis-
krisis ekonomi dikawasan inperium roma. Inilah faktor
ekonomis yang mengakselarasi kelahiran gerakan reformasi,
sejak abad (XIV-XVI) membawa dampak serius terhadap
doktrin keagamaan, dari segi doktrin keagamaan
perkembangan kapitalisme menuntut rinterpretasi
(penafsiran uang) terhadap doktrin katoliksisme, misalnya
tentang ajaran pembungaan uang
• Gerakan Reformasi, sebagai gerakan-gerakan sosial lainnya,
timbul akibat penarikan pajak-pajak yang dirasakan berat.
Dalam kasus Reformasi, masalah pajak ternyata
menimbulkan krisis ekonomi serius. Kewajiban membayar
pajak kepada lembaga-lembaga keagamaan meneybabkan
kas gereja(Roma Vatikan) melimpah ruah dan dibangun
gereja-gereja vatikan. Tuntutan itu semakian menguat ketika
mereka mengetahui sebagai pajak digunakan kepentingan
pribadi pengemuka agama.
• Gerakan reformasi yang mentuntut penghentian
pajak itu tentu saja mendapat dukungan kaum
bangsawan ini. Dengan motivasi sama-sama anti
kewajiban pajak, kaum reformator dan kaum
bangsawan lokal menetang kekuasaan kepausan.
Kaum bangsawan atau penguasa lokal
mempunyai peran penting dalam membidani
lahirnya gerakan reformasi protestan
Tokoh Reformasi Protestan
Martin Luther (1483-1546)

Marthin Luther lahir pada tanggal 10 Nopember


1483,di kota Eisleben, propinsi Saxony (sekarang
wilayah Jerman). Martin adalah nama baptisan
yang diperolehnya karena hari pembabtisannya
bertepatan dengan Hari Santo Martin, pelindung
kaum pengemis.
Reformasi Protestan Jerman di Bawah Luther
• Mengapa awal gerakan Reformasi Protestan terjadi di
Jerman ?
• Pertama Katolisisme yang paling konservatif yang paling
kuat dijerman sehingga penyembahan terhadap benda
dan tokoh-tokoh keramat di anggap sebagai kepercayaan
yang wajib diyakini, Penjualan surat pengampunan dosa
paling banyak dilakukan di jerman, rakyat jerman yang
dulunya sebagai besar merupakan kaum tani paling
menderita akibat penarikan pajak dan pengambil alih
harta kekayaan para bangsawan dan penguasa lokal oleh
kekuasan gereja katolisisme.
• Kedua rakyat jerman yang sebagian besar adalah
petani merupakan kelompok sosial yang yang
paling menderita akibat kekuasaan gereja
katolisisme.

Pajak yang memberatkan para pekerja dan petani

Gereja Memonopoli kekayaan para bangsawan dan


pengusaha
• Faktor transisi ekonomi. Faktor inilah yang merupakan
factor fundamental munculnya gerakan reformasi
• (jerman sedang dalam fase transisi dari masyarakat
feudal ke masyarakat ekonomi profit (menuju
masyarakat kapitalis ) fase ini merupakan fase yang
kritis dan rawan, apabilla ada gerakan sosial
keagamaan, atau politik akan mudah terjadi hanya
karena dimulai oleh kerusuhan-kerusuhan kecil.
Gerakan Reformasi Luther dimulai ketika ai membacakan 99
pernyataan protes terhadap gereja dan lembaga kepeusan
yang menjual surat-surat pengampunan dosa itu. Martin
Luther menilai penjualan surat-surat itu bertentangan dengan
ajaran Yesus Kristus. Pembelia surat-surat itu tidak boleh
dipaksakan, harus didasarkan atas kesukarelaan. Berbuat
kebajikan seperti memberi makan fakir miskin dan
meminjamkan uang kepada yang membutuhkan jauh lebih
utama dari membeli surat-surat pengampunan dosa. Gereja
atau pemuka agama tidak memiliki hak memberikan
pengampunan dosa. Hanya Tuhan, atas dasar kepercayaan
dan amal soleh individu, yang berhak memberikan
pengampunan dosa. Inilah yang dinamakan doktrin
Justification by Faith.
Selain itu, Luther juga menolak tradisi keagamaan yang
sudah berlangsung ratusan tahun lamanya, yakni hak
istimewa pastor dalam membacakan dan menafsirkan
kitab suci. Menurutnya siapa pun pengikut Kristus, bukan
hanya kaum pendeta saja, berhak membaca dan
menafsirkan Alkitab. Alkitab harus terbuka bagi semua
orang agar isi kebenarannya diketahui semua orang, tidak
terbatas kaum pendeta saja. Sehingga tidak terjadi
monopoli kebenaran oleh segelintir pemuk agama. Dan
protes ini berdampak luas, kebenaran agama kemudian
menjadi bersifat interpretable dan multi-interpretasi.
Pastor dan pemuka agama bukan satu-satunya penafsir
kebenaran.
Johannes Calvin (1509-1564)
Calvin lahir di Noyon, Picardy, Prancis, 1509. Calvin belajar di Universitas Paris
dan mendalami kajian hukum di Orlens. Kemudian pada tahun 1541 ia mulai
aktif sebagai penginjil
John Calvin merupakan tokoh penting dalam gerakan reformasi gereja Protestan.
Calvin telah meletakan dasar-dasar teologis, filosofis dan intelektual yang kokoh
bagi keberhasilan gerakan reformasi Protestan di Eropa. Calvinisme sangat
berpengaruh terhadap perjalanan sejarah Eropa modern. Ia merupakan salah satu
fondasi doktrinal terpenting kemajuan peradaban kapitalis Eropa di Abad
modern.
Pemikiran Calvin yang kemudian menjadi basis
teologis terpenting Protestantisme adalah adanya gagasan
tentang takdir (predestination). Takdir manusia menurut
Calvin telah ditentukan oleh Tuhan. Manusia yang
selamat atau celaka di dunia mana pun di akhirat kelak
memang telah ditulis nasibnya demikian. Nasib manusia
sepenuhnya ditentukan oleh ibadah dan Tuhan.
Konsep Doktrin Calvin memiliki dasar bahwa semua manusia
berdosa akibat kejatuhan dan dosa adam. Jadi dalam Calvinisme
dibenarkan adanya ”dosa warisan”. Menurut doktrin ini semua
manusia telah terkutuk semenjak dilahirkan, namun menurutnya
manusia bisa selamat seandainya ia memperoleh rahmat Tuhan
(Grace of God). Untuk itu manusia dituntut untuk selalu berbuat
amal kebajikan, hidup mulia demi keagungan Tuhan.
Manusia juga harus melawan hawa nafsunya, tetapi caranya
bukan dengan menjadi biarawan atau biarawati, tetapi ujian
keselamatan menurut Calvin selalu ada dalam aktivitas
sehari-hari, maka manusia harus selalu dituntut memiliki
kemampuan untuk menghadapi ujian hidup setiap saat. Hal
ini ia rumuskan dalam ajaran tentang asetisme duniawi
(Suhelmi,2001:157-158).
Calvin pun anti sakramen suci. Doktrin anti
sakramen Calvin menurut Weber dalam
Suhelmi,2001:158 lebih jauh memperkuat
semangat individualisme. Manusia bisa langsung
berhadapan dengan tuhan tanpa pelantaraaan gereja
ataupun pemuka agama.
Dampak dari adanya Gerakan Reformasi Protestan
dibawah Luther dan Calvin :

• Dampak sosial dan politik terhadap Eropa dan negara-negara Barat


pada umumnya. Reformasi ini menimbulkan Western Christendom
sehingga munculnya negara-negara nasional kecil tanpa memiliki
pusat kekuasaan atau gembala politik seperti lembaga Kepausan
Roma. Menumbuhkan benih-benih demokratisasi politik, kesadaran
individual akan pentingnya hak-hak politik, kebebasan individu.
Tetapi dengan adanya gerakan reformasi Protestan ini juga lahirnya
kekuasaan absolut di Eropa.
• Reformasi juga mengakibatkan terbelahnya agama Kristen
menjadi sekte-sekte kecil; Lutherisme, Calvinisme,
Anglicanisme, Quakerisme, Katholikisme. Akibat adanya
sekte-sekte ini, Eropa terbelah secara keagamaan; Jerman Utara
dan negara-negara Skandinavia (dan Norwegia), menganut
Lutheranisme; Skotlandia, Belanda, Switzerland dan Prancis
menganut Calvinisme dan negara-negara Eropa lainnya seperti
Spanyol dan Italia menganut katolisisme (Ortodoks).
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai