Halo, Quipperian!
Jika kamu sedang belajar mengenai sejarah Reformasi Gereja, artikel ini dapat menjadi referensi
tambahan yang penting untuk disimak. Peristiwa Reformasi Gereja yang dimulai pada tahun 1517
berhasil mengubah kepercayaan di Eropa Barat dari Katolik menjadi Protestan.
Banyak masyarakat dan juga pemerintah mengadopsi gagasan baru pada kepercayaan Protestan, meski
sebagian lainnya tetap berpegang teguh kepada Gereja Katolik. Nah, hal inilah yang memicu Reformasi
Gereja kemudian. Lalu, bagaimana sejarah peristiwa Reformasi Gereja, latar belakang, hingga dampak
yang ditimbulkannya? Quipper Blog akan menyajikan informasi tersebut di sini. Simak terus, ya!
Luther menilai begitu banyak penyalahgunaan yang telah dilakukan oleh pihak Gereja Katolik terhadap
ajaran Kristiani seperti, penjualan indulgensi, penyimpangan sakramen suci, mitologisasi dan takhayul,
bahkan praktik korupsi berupa pajak yang membebani masyarakat.
Awal Pergerakan
Pada tahun 1519, Luther mengkritik Gereja Katolik dalam debat publik di Leipzig yang menyebutkan
bahwa, “orang awam yang dipersenjatai kitab suci lebih unggul dari Paus beserta dewan kardinalnya.”
Atas kritiknya tersebut, Luther mendapatkan ancaman pengucilan dari anggota gereja dan tidak boleh
ikut sakramen.
Kemudian pada tahun 1520, Luther menerbitkan tiga risalah sebagai jawaban dari ancaman yang
diterimanya, antara lain:
“Seruan kepada Bangsawan Kristen”, yang berpendapat bahwa semua orang Kristen adalah imam dan
mendesak pihak penguasa gereja untuk melakukan reformasi.
“Tawanan Babilonia Gereja”, yang berisi pengurangan tujuh sakramen menjadi dua yakni pembaptisan
dan perjamuan kudus.
“Tentang Kebebasan Seorang Kristen”, yang menyatakan bahwa orang-orang Kristen sudah terbebas
dari hukum Taurat dan seorang Kristen adalah tuan semua orang yang bebas sepenuhnya, tidak tunduk
pada siapapun.
Selanjutnya Luther mendirikan Gereja Protestan yang dinamakan Lutheran Church. Di gereja ini ia
menerjemahkan Alkitab dari bahasa Latin ke dalam bahasa Jerman agar lebih banyak orang yang dapat
membacanya dan juga mengerti.
Hingga abad ke-16, gagasan Luther tersebut semakin berkembang dan tersebar ke seluruh dunia
menjadi sebuah reformasi yang juga menimbulkan revolusi, perang, dan persekusi. Berikut beberapa
catatan peristiwa sejarahnya:
Berkembangnya Protestanisme dengan berbagai nama di beberapa Negara Eropa seperti Calvinis di
Belanda, Presbyterianism di Skotlandia, dan Puritans di Inggris.
Di Jerman terjadi konflik berdarah yang lebih dikenal dengan Perang Tiga Puluh Tahun (1618-1648) dan
menewaskan sekitar 7,5 juta jiwa.
Dengan segala keadaan tersebut yang telah berlangsung lama, Reformasi Gereja pastinya memberikan
dampak yang memengaruhi banyak sektor bahkan mengakibatkan konflik, kerusuhan, dan juga perang
yang memakan banyak korban jiwa.
Dampak Reformasi Gereja juga berhasil menerjemahkan Alkitab ke berbagai bahasa sehingga
pemaknaannya tidak hanya dipegang oleh satu pihak. Selain itu, Reformasi Gereja juga melahirkan
berbagai praktik gereja seperti Lutherisme, Calvinisme, Evangelis, Anglikan, Methodis, Pentakosta, dan
lain sebagainya.
Hingga saat ini, populasi masyarakat dunia yang menganut kepercayaan Protestan berjumlah 560 juta
pada tahun 2017. Setiap tanggal 31 Oktober diperingati sebagai Reformasi Gereja untuk berbagai aliran
gereja Protestan, khususnya Lutheran.