Anda di halaman 1dari 2

Marthin Luther merupakan tokoh yang melahirkan Reformasi Protestan atau bapak pendiri

gereja Protestan. Ia lahir di Kota Eisleben, Jerman pada tanggal 10 November tahun 1483.
Putra pasangan Hans Luther dan Margarethe Libdemann. Di tahun 1512 dia meraih gelar
doktor dalam Teologi dari Universitas Wittenberg dan terjun aktif dalam jurusannya.

Peranan Marthin Luthor dalam reformasi pada abad ke 16 dengan 96 Tesis dan dia
bukanlah pemikir Protestan pertama. Motivasi utama di balik perubahan- perubahan tersebut
bersifat teologis, kendati banyak faktor lain yang berperan termasuk bangkitnya
nasionalisme. Luther mengutuk ekses dan korupsi gereja Katolik Roma khususnya praktik
kepausan meminta pembayaran yang disebut indulgensi untuk pengampunan dosa. Pada saat
itu seorang pendeta Dominika bernama Johann Tetzel, ditugaskan Uskup Agung Mainz dan
Paus Leo X berada di tengah-tengah kampanye untuk penggalangan dana besar di Jerman
untuk membiayai renovasi Basilika Santo Petrus di Roma. Pada tahun 1521 Paus X secara
resmi mengucilkan Luther dari Gereja Katolik. Pada Tahun yang sama Luher menolak untuk
menyangkal tulisannya di hadapan Kaisar Romawi Suci Charles V dari Jerman yang
menyatakan bahwa Luther seorang pelanggar hukum yang memberikan izin bagi siapa saja
untuk membunuhnya tanpa konsekuensi. Dilindungi oleh Pangeran Frederick, Luther mulai
mengerjakan terjemahan Alkitab dalam bahasa Jerman sehingga banyak orang dapat
memahami isi kitab suci, sebuah tugas yang membutuhkan waktu 10 tahun untuk
menyelesaikannya.

Menurut Marthin Luther dan Johannes Calvin, gereja saat itu telah kehilangan visi, sebuah
penyelewengan dari paham-paham utama dan khas dalam iman kristen, serta kegagalan
dalam menangkap makna sebenarnya dari kekristenan. Sudah saatnya bagi gereja untuk
memutar haluan meninggalkan karya abad pertengahan dan kembali kepada kekristenan yang
murni dan segar. Luther menyerang ajaran substansiasi (pemahaman tentang hakekat
Perjamuan Kudus yang di anut oleh Gereja Katolik Roma). Gereja merupakan perkumpulan
orang percaya dan Yesuslah Kepalanya sehingga kedudukan Paus selaku pimpinan agama
tdiak dapat di terimanya. Kondisi tersebut memicu tuntunan pembaharuan untuk melakukan
reformasi gereja dalam bidang adnministratif, moral dan hukum. Gejolak historis biasanya
melahirkan banyak pemikiran baru tentang bagaimana masyarakat seharusnya ditata. Hal ini
mengakibatkan tercetusnya Reformasi Kristen. Reformasi ini berakhir dengan pembagian dan
pendirian institusi-institusi baru diantaranya gereja Lutheran, gereja- gereja Reformasi dan
Anabaptis.

Anda mungkin juga menyukai