Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, ilmu pengetahuan dan tekhnologi terus
mengalami perkembangan. Bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi tentu saja pengetahuan manusia juga ikut meningkat. Tapi dengan meningkatnya
pengetahuan manusia, hal ini dapat menyebabkan menurunnya norma-norma kita dalam
beragama. Selain itu juga hal-hal tersebut, membawa dampak negatif yang di antaranya
munculnya agama-agama baru di dunia.
Agama yang di anut umat manusia terbagi menjadi menjadi 2,yaitu agama yang hak
dan agama yang batil. Agama terdiri dari dua unsur pokok, yaitu akidah (keyakinankeyakinan) yang merupakan prinsip agama, dan hukum-hukum praktis yang merupakan
konsekuensi logis dari prinsip agama tersebut. Oleh karena itu, penyusun membuat makalah
ini yang mengangkat tema Agama Khususnya, tentang Agama Kristen Protestan.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa pengertian dari Kristen Protestan?


Bagaimana asal-usul agama Kristen Protestan?
Siapa pendiri agama Kristen Protestan?
Bagaimana perkembangan Kristen Protestan di belahan dunia?
Apa sajakah pokok ajaran Kristen Protestan?
Bagaimana perpecahan dan sekte yang ada dalam Kristen Protestan?

C. Tujuan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mampu mengetahui pengertian dari Kristen Protestan


Mampu mengetahaui asal-usul agama Kristen Protestan
Mampu mengetahui pendiri agama Kristen Protestan
Mampu mengetahui perkembangan Kristen Protestan yang ada di belahan dunia
Mampu mengetahui pokok ajaran Kristen Protestan
Mampu mengetahui perpecahan dan sekte yang ada dalam Kristen Protestan
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kristen Protestan


Agama Kristen mengandung arti orang yang diurapi yaitu orang yang digosok
dengan minyak suci sebagai suatu upacara konsekrasi (pensucian). Jadi kata Kristen
mengandung arti orang-orang yang telah dibaptiskan dengan perminyakan suci itu. Dengan
pembaptisan tersebut orang telah diakui syah sebagai pengikut kristus (orang yang

diurapi).Sesuai dengan kitab injil sebagai berikut: . dan tiada Engkau beri orang
sucimu.
Dalam kalangan umat Kristen terdapat juga berbagai aliran dan golongan,yaitu bukan
sedikit pula jumlahnya.Aliran-aliran itu timbul karena perbedaan faham tentang ketuhanan
Tritunggal,tentang injil,dan tentang hak kekuasaan gereja dan pedeta yaitu salah satunya
adalah agama Kristen Protestan.
Protestan adalah sebuah mashab dalam agama kisten. Mashab atau denominasi ini
muncul setelah protes Martin Luther pada tahun 1517 dengan 95 dalilnya. Kata Protetan
berarti Pro-testanum yang berarti kembali ke Injil (testanum). Kristen Protestan memiliki 2
ciri khas yang paling menonjol, yaitu pembenaran karena iman, dan Asas Protestan. Dalam
konsepsi Protestan,iman bukan sekedar masalah kepercayaan, yaitu diterimanya suatu
pengetahuan sebagai hal yang pasti,tanpa perlu ada bukti.Iman adalah suatu tanggapan
seluruh diri manusia,yang dalam kata-kata Emil Brunner disebut sebagai: suatu keseluruhan
tindakan dari seluruh pribadi.Dengan demikian,iman menyangkut suatu gerak naikdari
pikiran:khususnya suatu keyakinan akan kekutan kreatif tuhan yang tidak terbatas dan berada
dimana-mana.[1]
2. Asal Usul Kristen Protestan
Berawal dari dunia Katholik yang memberikan kekuasaan yang begitu besar kepada
Paus ternyata menimbulkan masalah. Terutama dari kalangan raja-raja yang merasa tersaingi
khususnya dalam hal kekayaan. Disamping itu beberapa factor lain seperti factor ekonomi,
politik, nasionalisme, paham individualism Renainsans, dan keperhatinan yang semakin
meningkat terhadap penyalahgunaan wewenang gereja, semua itu memang peranan penting
terhadap timbulnya perpecahan agama Roma Khatolik. Puncak krisis gereja Khatolik Roma
adalah ketika Paus Leo X menganjurkan penjualan surat-surat penebusan dosa secara besarbesaran untuk mengisi kah gereja.
Anjuran Paus Leo X ini ditentang oleh seorang rahib bernama Luther (1483-1546 M).
Dua tokoh lainnya yaitu Zwingli (1484-1531M), dan Jhon Calvin (1509-1564 M) mengikuti
Luther untuk menentang gereja dengan mengadakan gerakan yang dikenal dengan
Reformasi. Gerakan Reformasi atau pembaharuan ini memperoleh sambutan dari raja-raja
di sebelah Utara yang mulai tidak mengakui wewenang Paus di Roma. Sampai akhirnya
timbul perang tiga puluh tahun lamanya di daratan Eropa mulai tahun 1618 M. Kesengsaraan
rakyat sebagai akibat perang yang cukup lama itu, yang akhirnya di akhiri dengan
perundingan perdamaian di Westphalis, yang menghasilkan diakuinya Negara-negara

Protestan di Jerman, Netherland, Denmark, Norwegia, Swedia dan Inggris. Dan demikian
resmilah perpisahan dua sekte besar kembali dalam dunia Kristen yaitu Gereja Rum Khatolik
pada satu pihak dan Gereja Reformasi pada pihak lain, yang dikenal pula dengan Protestan.
[2]
3. Pendiri Agama Kristen Protestan
a) Martin Luther
Tokoh pendiri agama Kristen Protestan dapat dikatakan tidak lain adalah Martin Luther.
Ia berasal dari keluarga petani di Thuringen dan dilahirkan pada 10 November 1483 di
Eisleben Jerman. Ayahnya Hans Luther menginginkan agar Martin menjadi sarjana hokum,
maka ia harus mempelajari filsafat terlebih dahulu. Ketika itu di Erfurt yang dominan adalah
mata ajaran skolastik. Setelah ia menyelesaikan pelajarannya, maka suatu ketika ditengah
perjalanannya ke Erfurt ia tertimpa Hujan deras dengan halilintar yang sambar menyambar.
Karena ia merasa takut lalu ia berdoa, katanya Santa Anna yang baik, tolonglah aku, aku
ingin menjadi Rahib. Dua minggu setelah itu ditepati janjinya, ia masuk biara ordo Eremit
Agustin yang disiplinnya keras.
Selama dalam biara ia mendalami teologis dan pada tahun 1507 ia ditahbiskan menjadi
imam. Sesungguhnya ia adalah Rahib yang serius, namun setiap kali ia melakukan perjalanan
batinya menjadi gelisah melihat apa yang dialaminya. Pada tahun 1510 ia diutus ke Roma,
namu apa yang dilihatnya di kapel-kapel, di gereja-gereja di Roma, ialah prilaku para klerius
yang menggetarkan hatinya. Dilihatnya para rohaniawan yang bermewah-mewah dan boros,
dilihatnya para musafir yang dating mendapatkan berbagai indulgensi dan absolusi dengan
mudah.
Pada tahun 1512 dia berhasil meraih gelar doctor dalam teologi dari Universitas
Wittenberg. Berangsur-angsur ia melepaskan kebimbangan dan keraguannya dan menemukan
kepastian bahwa Rahmat Tuhan itu bukanlah dicurahkan dengan sekramen ke dalam jiwa
manusia, melainkan kepada firman keampunan Tuhan semata. Tuhan dapat memberikan
kebebasan kepada menusia dari dosa-dosanya, namun Tuhan tidak menuntut sesuatu dari
manusia. Yang penting adalah iman. Luther menyerang cita hidup mistik dalam gereja, yang
berusaha mendapatkan keselamatan dan persekutuan rohani langsung dari Yesus. Ia
mendasarkan ajarannya pada iman danRahmat sebagai sumber hidup manusia.
Titik dasar ajaran Luther ialah pertemuannya dengan Tuhan di dalam Al Kitab yang
berbeda dengan ajaran Katolik tentang hubungan Tuhan dengan manusia. Ia berpendirian
bahwa Tuhan itu hanya di atas tidak ada Tuhan yang menjelma dalam diri manusia,
pengalaman manusia tidak akan dapat mencapai kemauan Tuhan, perbuatan manusia itu

mempunyai nilai sedangkan Tuhan tidak dapat dinilai. Manusia hanya dapat mencari jalan
keselamatan dengan imannya.
b) Ulrich Zwingi
Sejak peristiwa 13 Oktober 1517 di Wittenberg di mana Luther mengumumkan 95
dalilnya, perkembangan reformasi gereja berjalan terus walaupun banyak mengalami
hambatan. Pada tahun 1915 Ulrich Zwingli, mendukung gerakan Luther dan sejak tahun1520
mulai aktif menyebarkan kegiatan pembaharuan, sehingga pada tahun 1522 kegiatannya itu
dilarang oleh Dewan Kota Zurich (Swiss). Zwingli bukan mundur melainkan mengajukan
suatu perdebatan umum. Dalam perdebatan itu ia mengemukakan 27 dalil dari Al-Kitab.
Selanjutnya Dewan Kota mengambil kebijaksanaan agar para pengkhotbah mulai saat itu
hanya mengabarkan injil yang sejati.
Pada tahun 1523 dilaksanakan lagi perdebatan yang kedua, setelah selesai perdebatan
Dewan Kota memerintahkan agar mengeluarkan salib, mezbah, patung dan orgel dari
bangunan gereja, dan misa dihilangkan. Akibat pertentangan Zwingli dengan golongan
Katolik Roma, terjadilah perang. Peperangan itu dimenangkan gereja Roma dan Zwingili
mati dalam pertempuran di dekat Kapel pada tanggal 11 Oktober 1531. Jenazahnya dipotongpotong dan dibakar habis. Kaum Protestan terpaksa menerima syarat-syarat perdamaian yang
merugikan.
Antara Luther dan Zwingli terdapat perbedaan. Luther masih mempertahankan gereja
lama asal isinya berubah, sedangkan Zwingili menghendaki perubahan kesemuanya, baik isi
maupun bentuknya. Menurut Luther soal perjamuan kudus adalah bukan perbuatan manusia
tetapi suatu anugrah Tuhan yang dikaruniakanNya untuk menyatakan bahwa Tuhan telah
mampu membenarkan manusia yang berdosa karena kasihNya Dan anugrahNya. Sedangkan
menurut Zwingili bahwa perjamuan kudus itu adalah hubungan persaudaraan dan sebagai
pernyataan jemaat Kristen yang oleh Tuhan disadarkan sebagai kepunyaannya dan tugasnya.
c) Jean Calvin
Jean Calvin (1509-1564) adalah seorang sarjana hokum dari Prancis yang sebagaimana
Zwingli adalah juga pengikut dan juga Erasmus. Ia memasuki gerakan reformasi sejak tahun
1533, dikarenakan ajarannya yang mengarah pada bentuk pemerintahan tokrasi yang
berdisiplin keras maka ia diusir dari Prancis. Pada tahun 1536-1538 ia melanjutkan ajarannya
di Geneva, dikarenakan di sini juga tidak dapat diterima masyarakat maka ia diusir pula dan
pindah ke Strassburg, di kota ini ajarannya mendapat sambutan baik, kemudian ia kembali
lagi ke Genava tahun 1541 sampai akhir hayatnya pada tahun 1564.
Ajaran Calvin yang dikenal dengan sebutan Institusio merupakan suatu buku
katekisasi yang kecil bagi jemaat Kristen. Bukunya menjadi pegangan bagi kaum Protestan
selain buku besar dari Luther.

Dalam hal ajaran pembenaran oleh iman, Calvin sejalan dengan Luther, tetapi Calvin
menekankan pentingnya penyucian bagi kehidupan baru umat Kristen. Perbedaan antara
a.

ajaran Luther dan Calvin berkisar sebagai berikut:


Semuanya yang bertentangan dengan Al-Kitab menyrut Luther boleh dipakai, misalnya lilin,
patung, salib dan sebagainya, sedangkan menurut Calvin semua yang tidak diatur oleh Al-

Kitab harus ditinggalkan.


b. Luther lebih menekankan pada iman, yaitu pembenaran. Sedangkan Calvin menekankan
pada akar pembenaran, yaitu predistinasi dan buah pembenaran adalah pengudusan.
c. Menurut Luther gereja dan penataannya adalah sesuatu yang objektif, sebagai apa yang
diberikan Tuhan, sebagai tempat mengabarkan Injil tentang pembenaran manusia atas
anugerah Tuhan yang disampaikan dalam khotbah dan sakramen. Sedangkan menurut Calvin
gereja itu bukan sekedar tempat yang objektif untuk memberitakan keselamatan orang yang
beriman tetapi juga subjektif merupakan persekutuan orang-orang beriman dengan Kristus
satu sama lain. Jemaah kudus itu hanya diperintah oleh Kristus saja dan wajib mengajarkan
d.

kehormatan Kerajaan Allah di dunia.


Organisasi gereja menurut Luther telah menyerahkan diri sepenuhnya kepada pemerintah,
sedangkan menurut Calvin gereja itu tidak bergantung dengan pemerintah. Gereja itu

memerintah diri sendiri karena Yesus Kristus satu-satunya pemerintah mereka.


e. Menurut Luther dalam perjamuan kudus bahwa roti dan anggur hanya lambang, dan tubuh
Kristus yang dimuliakan itu hadir di mana-mana. Menurut Calvin, roti dan anggur adalah alat
yang di gunakan untuk memberikan tubuh dan darah Kristus yang sebenarnya kepada umat
Kristiani, oleh karena tubuh itu sudah mati dan bangkit kembali untuk kehidupan Kristiani
yang sekarang di dalam Surga, maka roti dan anggur tidak boleh dianggap sama dengan
tubuh dan darahnya, melainkan hanya sebagai tanda anugerah dan kasih Tuhan dalam Yesus
Kristus.[3]
4. Perkembangan Protestan
a. Perkembangan di dunia Barat
Timbulnya berbagai aliran dan sekte-sekte gereja Protestan adalah karena dipengaruhi
oleh adanya gereja Pencerahan (Aufklarung) pada pertengahan abad ke-17 dan
revivalisme (kebangkitan kembali). Selain itu terdapat beberapa paham yang rasional yang
telah menyebabkan manusia semakin kritis terhadap segala sesuatu yang berasal dari nenek
moyangnya, dan melahirkan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat di Eropa.
Menurut paham pencerahan kepercayaan agama Kristen adalah bersifat kuno dan tidak
rasional, maka harus diganti yang ilmiah, dengan ilmu agama yang modern dan liberal di

mana gereja harus terpisah dengan Negara Sebagian masyarakat Barat ada yang telah
menerima teologi modern, tetapi sebagian juga masih bertahan pada Al-Kitab.
Hal tersebut menyebabkan timbulnya gerakan-gerakan keagamaan yang bersifat reviva
(kebangkitan kembali) seperti di Inggris dan Amerika, yang di Belanda atau Jerman disebut
pletisme.
b. Perkembangan di Amerika
Gereja Kristen di Amerika sampai tahun 1783 dipengaruhi oleh gereja Angklikan Inggris,
oleh karena Amerika jajahan Inggris. Sejak abad 18 agama Kristen Protestan di Amerika
meningkat, dikarenakan usaha dari Jonathan Edwards (1703-1758). Tokoh bangkitnya The
Great Awakening dalam tahun 1740 dengan gerakan reveval. Tujuannya ialah untuk
memperbaiki kerusakan sebagai akibat kekacauan ortodoksi sebagai akibat Pencerahan yang
angkuh.
Dalam abad 19-20 masyarakat Kristen Protestan di Amerika lalu terpecah-pecah di antara
penganut yang liberal dan fundamental. Aliran liberal terbuka dalam rangka pengembangan
ilmiah, sehingga timbul pandangan bahwa antara ajaran Kristen dan ilmu pengetahuan adalah
sejajar dan selaras. Kaum liberal yang radikal dipimpin oleh William Channing dalam
membahas Al-Kitab menyerang Trinitas. Dari aliran liberal ini lahirlah yang disebut Social
Gospel(Injil Sosial) dengan latar belakang perkembangan industry di mana keadaan buruh
tetap dalam keadaan menyedihkan, sehingga gereja bergerak di bawah pimpinan Walter
Rauschenbusch (1861-1918) memberantas kemiskinan kaum buruh.
Sedangkan aliran fundamental bergerak dan mengusahakan kembali agar gereja
berpegang teguh kepada asas-asas iman Kristen dan menolak pikiran yang modern. Pada
tahun 1906 di Calnifornia muncul pula sekte Pantekosta yang ajarannya menitikberatkan
pada kegiatan bernubuat, berbahasa lidah, berusaha menyembuhkan orang sakit, dan
sebagainya. Dengan ciiri-ciri khasnya kegembiraan dan ekstae, Pantekosta memasuki
Indonesia sekitar tahun 1925 dengan salah satu cabangnya yang disebut Gereja Bethel Injil
Penuh.
c.

Perkembangan di Afrika
Masuknya Kristen di benua hitam ini sejalan dengan masa penjajahan orang-orang Barat
terutama pada abad ke-18. Tercatat tokoh perintis Kristen seperti Samuel Crowter (18101892) di daerah Afrika Barat dan David Livingstonem (1813-1892) di bagian selatan.
Di negara-negara terutama bekas jajahan Inggris kebanyakan yang menonjol adalah
Kristen Protestan seperti di negara-negara Nigeria, Kenya, dan juga Afrika Selatan.
Sedangkan dinegara-negara seperti Angola, Mozambiquee, Zaire, yang lebih berpengaruh
adalah Katolik.

Tantangan yang dihadapi oleh misi Kristen di Afrika adalah sebagai berikut:
Keadaan social ekonomi yang lahir dari pila kehidupan yang tidak sesuai dengan budaya

Afrika.
Adanya kesenjangan di kalangan buruh industry dan masalah urbanisasi.
Nilai-nilai kristiani yang berasal dari dunia Barat yang dianggap merusak nilai-nilai budaya

asli.
Kesulitan gerja menghadapi masalah poligami, kepercayaan terhadap roh-roh leluhur yang

masih kuat.
Gereja-gereja Ethiopia yang reflektif terhadap gereja-gereja Barat.
Gereja-gereja Zionis (yang berlainan dari gereja Yahudi) yang bercorak sinkretis, dan
sebagainya.

d. Perkembangan di Asia
Agama Kristen Protestan mulai berkembang di Asia pada abad 17-18 beriringan dengan
masuknya kolonialisme dari Eropa dan Inggris.
a) Di India
Kristen Protestan masuk di India mulai dari India Selatan, terutama sejak datangnya
Bartholomeus Ziegenbalg (1684-1719) yang membawa ajaran yang sudah dipengaruhi
gerakan Pietis dan Revival. Yang penyebarannya dilanjutkan oleh William Casey yang

terkenal dengan lima pokok ajarannya, sebagai berikut:


Gereja dan sekolah harus berjalan berdampingan dan setiap orang Kristen diusahakan agar

dapat membaca Al-Kitab.


Al-Kitab harus diterjemahkan ke dalam bahasa setempat.
Pemberitaan Injil harus didasarkan pada hasil penelitian terhadap masyarakat yang akan

mendengarnya.
Tujuan pemberitaan Injil agar ditekankan kepada pertobatan pribadi.
Harus cepat didirikan gereja pribumi yang berdiri sendiri dengan pelayan-pelayan orang

pribumi.
b) Di Sri Langka
Pada tahun 1650 Sri Lngka dikuasai oleh Perserikatan Dagang Belanda (V.O.C),
maka agama Kristen Protestan mulai masuk dengan pengaruh dari India Selatan. Tantangan
yang dihadapi ialah kuatnya agama asli (Budha) yang sudah membudaya dikalangan
masyarakat, disamping itu ada juga agama Katolik. Oleh Belanda orang-orang Katoli dipaksa
masuk Protestan. Namun kenyataannya walaupun mereka sudah menyatakan menjadi
Protestan, hanya luarnya saja, mereka masih mempertahankan agama Katoliknya. Hingga
sekarang diperkirakan agama Protestan di sini hanya 1% dan 9% adalah Katolik sedangkan
yang 90% agama asli dan lainnya.
c) Di Cina

Penyebar agama Kristen Protestan di Cina agaknya ialah pendeta dari Inggris bernama
Robert Marrison, namun usahanya kurang mendapat sambutan. Kemudian pada tahun 1833
datang lagi penginjil Inggris yang lain ialah Hudson Tylor yang menyebarkan ajarannya
dengan cara baru, yaitu dengan membentuk organisasi yang disebut China Inland Mission.
Gara-gara diusirnya orang asing dari Cina pada tahun 1949 maka nama organisasi tersebut
diubah menjadi Overseas Missionary Fellowship.
d) Di Jepang
Pembawa agama Kristen Protestan di Jepang belum diketahui, hanya diberitakan ada
beberapa guru Injil. Namun diantara orang Jepang yang menjadi tokohnya disebut Toyohiko
Kagawa (1888-1960). Sistem penyebaran Injil di Jepang adalah bersifat individual, dengan
pendekatan perorangan, dan dengan lembaga pendidikan system Barat. Di samping itu
dilakukan pula pendekatan terhadap masyarakat kelas bawah yang menderita kepincangankepincangan social sebagai akibat program industrialisasi besar-besaran. Aliran Kristen di
Jepang ini kebanyakan dipengaruhi oleh Protestan Inggris terutama gerakan Methodis.
e) Di Indonesia
Orang-orang Belanda memasuki Indonesia sejak tahun 1596, pada tahun 1602 mereka
mendirikan perserikatan dengan nama V.O.C. Setelah berakhirnya V.O.C dan kekuasaan
pemerintahan diambil oleh pemerintah Belanda, barulah agama Kristen Protestan mendapat
peluang yang terbuka. Di kota-kota besar berdirilah gereja-gereja atas prakarsa pemerintah
dan dengan guru-guru Injil yang mendapat gaji dari pemerintah.
Pada abad ke-20 setelah gereja-gereja Protestan mengalami pembaruan, terlepasnya
gereja dan Negara, maka secara berangsur-angsur tumbuhlah berbagai aliran dan sekte
Protestan di Indonesia. Misi Protestan bukan saja dating dari Belanda tetapi juga dari Jerman.
Misalnya Rasul Orang Batak ialah bermukim tetapnya Ludwing Ingwer Nommensen
(1834-1918) selama 56 tahu sejak tahun 1862 yang memasuki tanah Batak dikirim oleh
Rheinische Missionsgesellschaft sampai wafatnya di Sigumpar tanggal 13 Mei 1918.
Di masa sekarang umat Kristen Protestan yang terpecah-pecah dalam berbagai macam
gereja sedah bersatu dalam bimbingan Dewan Gereja-Gereja se-Dunia yang lahir sejak
oikumnenedalam konferensi Pekabaran Injil se-Dunia di Edinburg tahun 1910, yang
diperkuat pada tahun 1948, dengan anggota 200 gereja lebih.[4]
5. Pokok Ajaran Kristen Protestan
Dasar-dasar dari kepercayaan dalam agama Kristen adalah Kristosentrisme, artinya
bahwa Yesus itu berkedudukan sebagai sentral dari seluruh kehidupan orang Kristen. Ajaran
tersebut terwujud dalam konsepsi Inkarnasi, Penebusan, dan Trinitas, sehingga menjadi suatu
system kepercayaan yang terdiri dari 12 pasal.

Sistem Kepercayaan
Asas yang menonjol menurut kepercayaan ajaran Protestan adalah arti pemutlakan
terhadap hal-hal yang relative dan pembenaran iman, di mana setiap umat Kristiani

sebagai manusia dapat bertemu dengan Allah dalam tiga tempat, yaitu:
Dalam tatanan dan keagungan alam,
Dalam pribadi Yesus Kristus yang hidup dalam sejarah
Dalam hati nurani manusia.
Segi-segi kehidupan tersebut masing-masing ada pada Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan
Roh Tuhan.

(a) Pengakuan Iman Rasuli


Adanya pengakuan iman ini asalnya dibuat para Rasul yang kemudian disusun secara
bertahap sejak tahun 150 M dengan bunyinya sebai berikut:
I.
1. Aku percaya kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa, penguasa
langit dan bumi.
II.
2. Dan kepeda Yesus Kristus, anak Tuhan yang tunggal, Tuhan kita.
3. Yang terakndungn dalam Roh Kudus, lahir dari perawan Maria.
4. Yang menderita dibawah pemerintahan Pointus Pilatus, disalibkan, wafat dan dikuburkan
turun dalam kerajaan maut.
5. Pada hari ketiga bangkit pula dari antara orang mati.
6. Naik ke surga, duduk di sebalah kanan Allah Bapa yang Maha Kuasa.
7. Dan akan dating dari sana untuk menghakimi orang-orang yang hidup dan mati.
III.
8. Aku percaya kepada Roh Kudus.
9. Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus.
10. Pengampunan dosa.
11. Kebangkitan daging.
12. Dan hidup yang kekal.
Dari urutan di atas maka dapat diuraikan bahwa pada mulanya pengakuan gereja Kristen
cukup dengan rumusan singkat Yesus adalah Tuhan atau Yesus adalah Kristus. Dengan
pengakuan tersebut maka seseorang dapat dibabtis. Saat itu gereja Kristen masih berada di
tengah kaum Yahudi. Tapi karena orang Yahudi sudah mempercayai Tuhannya Israel,
sedangkan umat Kristen percaya kepada Yesus Kristus, maka untuk pelaksanaan
pembabtisan diperlukan satu pasal tambahan yaitu pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah
Anak Allah, Sang Mesias yang telah dijanjikan Tuhan.
Kemudian yang menumbuhkan pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Roh Kudus.
Dalam hal ini Roh Kudus menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan. Jadi Roh Kudus adalah
Tuhan yang berbicara dalam hati manusia. Demikian seterusnya, sehingga pengakuan itu
terdiri dari tiga bagian, yaitu tentang Tuhan Bapa, Yesus Kristus dan tentang Roh Kudus.
Yang mana diyakini dalam Tritunggal.
(b) Kepercayaan tentang Tuhan

Menurut ajaran Kristen tentang Tuhan harus dilihat dari dua pihak, di satu pihak bahwa
Allah itu tidak boleh turun dari surga di lain pihak Allah menjadi manusia di dalam diri
Yesus. Hal ini digambarkan dalam kedatangan Yesus, bahwa Allah yang hidup itu telah
menyatakan diri sebagai Dia yang sungguh-sungguh Allah dan yang sungguh-sungguh
manusia. Sebagaimana dikatakan dalam Yohanes 4: 24, bahwa:
Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam Roh dan
kebenaran.
Artinya Allah itu bukan makhluk yang tidak dibatasi ole ruang dan waktu.
Allah itu Esa (U1. 6:4; 1 Kor. 8:4) artinya bahwa Allah itu tidak dua atau tidak lebih dari
satu.
Allah itu kekal, artinya tidak berubah karena keadaan dan waktu, tidak pernah
bergantung dengan makhluk lain, tidak pernah tidak ada, baik dulu maupun sekarang.
Allah itu mempunyai sifat, dalam keadaanNya yang selalu tepat dan benar, dan tidak
terbatas, maka sifat-sifatnya tidak diketahui oleh manusia.
Allah berada dalam Kristus, khusus tentang nisbah antara Allah Bapa dan Anak
Allah, menurut dogma Kristen adalah rahasia Illahi.
(c) Yesus Kristus
Sebagaimana dinyatakan dalam bagian kedua Pengakuan Iman Rasuli, Yesus Kristus
mendapat kehormatan yang sama dengan Allah Bapa, dalam arti gereja menyakini bahwa
Yesus adalah sesungguhnya Allah dan sekaligus manusia. Ditemukan dua segi pokok dalam
diri Yesus, yaitu pertama Yesus adalah manusia seperti halnya manusia pada umumnya, hanya
saja tanpa dosa. Ia lahir dari wanita, ia merasa haus dan lapar, suka dan duka, dan mati yang
dikuburkan. Kedua Yesus tergolong Allah (Yosua: penolong), karena ia adalah juru selamat
yang dating dari Allah untuk menyelamatkan dunia dan manusia adalah anak Allah yang
sudah dibangkitkan dan hidup, maka Dia berkata Aku dan Bapa adalah Satu.
Yesus juga disebut Anak Allah Yang Tunggal kata Anak Allah bukan berarti Allah
mempunyai anak kandung, melainkan Allah Yang Anak, dalam arti Allah yang datang
dalam diri manusia Yesus.
Kedatangan Yesus merupakan berita gembira sebagai tanda Allah mengasihi manusia.
Betapa besar cinta kasih Allah kepada manusia, sehingga Yesus melaksanakan

penderitaannya, menurut apa yang sudah direncanakan Allah untuk menebus dosa manusia.
Sehingga maksud penderitaan dan kematian Yesus adalah:
Untuk mencukupkan apa yang telah dalam Al-Kitab,
Untuk menyatakan cinta kasih kepada manusia,
Untuk memikul dan menanggung dosa manusia yang percaya kepadanya
Untuk mendamaikan manusia dengan Allah melalui dirinya.
Sedangkan kebangkitan Yesus menurut umat Kristen mengandung arti sebagai berikut:

Memperoleh pengampunan dosa dan menjadi orang yang benar di hadapan Tuhan

berdasarkan kemenangan yang diperjuangkan Kristus sebagai penebus.


Karena manusia lama itu sudah disalib bersama Kristus, maka dalam kehidupan manusia

dibangkitkan untuk memulai kehidupan yang baru.


Karena Yesus adalah manusia pertama yang sudah dibangkitkan maka setiap umat Kristen

emnantikan kebangkitan mereka pada waktu kemenangan Yesus yang akan dinyatakan kelak.
(d) Roh Kudus
Di dalam bahasa arab/ibrani Ruhuk kudus artinya roh suci, semangat kekuatan yang di
berikan oleh Allah. Kalimat roh terkadang-kadang di artikan nyawa atau malaikat. Nabi Isa di
beri oleh Tuhan Roh Kudus. Tidak saja beliau tapi Tuhan telah memberikan roh kudus kepada
nabi-nabi dan orang yang di kehendakinya. [5]
Dilihat dari namanya, sifat dan peranan karyanya Roh Kudus juga adalah Allah.Karya

dan peranan Roh Kudus adalah dalam rangka menuju keselamatan manusia sebagai berikut:
Menginsafkan manusia akan pertemuannya dengan Yesus Kristus melalui penginsafan dosa
manusia karena tidak percaya kepadanya. Penginsafan tentang kebenaran karena Yesus telah
pergi kepada Bapa dan penginsafan tentang penghakiman karena penguasa dunia, yaitu iblis

sudah dihukum.
Melahirkan kembali manusia secara rohani dengan syarat menusia harus beriman terlebih

dahulu kepada Yesus, sehingga ia menjadi ciptaan baru dan menerima hidup baru.
Mencap manusia sebagai kepunyaan Allah bagi yang percaya dan bertobat.
Membabtiskan orang yang percaya untuk menjadi anggota tubuh Kristus, yang terjadi hanya

satu kali.
Mendiami orang yang percaya artinya didiami Roh Kudus dalam hidupnya.
Memenuhi hidup orang yang percaya yang meliputi perasaan, kemauan, pikiran, yang
dipimpin dan dikuasai oleh Roh Kudus, yaitu dengan cara hidup penuh penyerahan,

melaksanakan firman Allah, sepenuhnya tergantung pada Allah dan mengakui segala dosa.
(e) Sakramen
Sakramen adalah merupakan pusat dari ibadah (liturgy) yang merupakan perbuatan lahir
yang ilahi (firman yang nyata). Sakramen disusun dan ditetapkan di Konsili Trente yang
menyimpulkan bahwa sakramen adalah alat anugerah yang bukan saja sebagai tanda dan cap
anugerah tetapi juga mengandung anugerah.
Diperlukannya sakramen adalah untuk keselamatan agar manusia mendapat anugerah
pembenaran. Menurut Kristen Protestan sakramen itu ada dua macam yaitu sakramen
pemandian atau sakramen pembabtisan dan sakramen ekaristi atau sakramen
perjamuan suci yang juga disebut komuni suci, jamuan suci, misa, atau korban
suci dan sebagainya.
Sakramen perjamuan suci berarti ucapan syukur, dimana ketika pelaksanannya Yesus
secara rohani dan maknawi berbentuk roti dan anggur yang menjadi makanan. Yang

merupakan santapan rohani adalah roti (Yesus Kristus) dimaksudkan agar ikatan batin antara
orang-orang yang percaya bertambah erat dengan Yesus. Di dalam perjamuan suci itu Yesus
hadir dalam rohnya dan dia akan berada dalan diri manusia yang percaya. Roti
melambangkan tubuh Yesus dan anggur melambangkan tubuh Yesus sebagai air hidup yang
harus diminum.[6]
6. Sekte-Sekte Agama Kristen Protestan
Akibat dari berpisahnya umat Kristen Protestan dari gereja Katolik dengan ciri-ciri
Protestianismenya yang membuat tradisi tunduk pada Al-Kitab sebagai dasar doktrin dan
menegaskan justification by faith (pembenaran atau kebenaran melalui agama), dengan
cara menghotbah Al-Kitab dan ketinggian moral atau peradaban pribadi, serta menolak
kekuasaan Paus, menolak Mis dan memuja para Santa. Maka sejak perlawanan tersebut
lahirlah berbagai sekte agama Kristen yang pada mulanya merupakan sekte-sekte aliran
Luther, Calvin, Anglican, Zwingli dan sekte-sekte Anabaptis.
Akibat dari cara pembahasan Al-Kitab secara perorangan dengan penekanan ajaran
tertentu, maka cenderung melahirkan berbagai macam sekte keagamaan yang kecil-kecil
seperti adanya Gereja gereja Kongregasi, Baptis, Quaker, Metodis, Moravia, Tentara Bala
Keselamatan, Advent, Pantekosta dan lainnya.Gereja tersebut juga Nampak di Indonesia.[7]

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Agama Kristen mengandung arti orang yang diurapi yaitu orang yang digosok dengan
minyak suci sebagai suatu upacara konsekrasi (pensucian). Jadi kata Kristen mengandung arti
orang-orang yang telah dibaptiskan dengan perminyakan suci.
2. Nama Protestan berasal dari kata protes yang dilancarkan oleh raja atau pangeran Jerman
yang mendukung reformasi melawan keputusan mayoritas yang beragama Katolik. Pangeran
Jerman tersebut ialah pengikut Injil kaum Luther yang menentang tekanan yang kuat dari
penguasa Roma Katolik. Dari adanya protes mereka dalam siding di Speyer itu, maka lahirlah
kaum Protestan.
3. Pendiri agama Kristen Protestan yaitu; Martin Luther, Ulrich Zwingli, dan Jean Calvin.
4. Perkembangan agama Kristen protestan terjadi di berbagai dunia, di antaranya:di dunia
barat,Amerika,Afrika dan Asia (India,Srilanka,Jepang,cina, Indonesia)
5. Pokok ajaran Kristen Protestan adalah Pengakuan Iman Rasuli,

Kepercayaan tentang

Tuhan, Yesus Kristus, Roh Kudus, Sakramen.


6. Sekte-Sekte Agama Kristen Protestan melahirkan berbagai macam sekte keagamaan yang
kecil-kecil seperti adanya Gereja gereja Kongregasi, Baptis, Quaker, Metodis, Moravia,
Tentara Bala Keselamatan, Advent,dan Pantekosta.
B. Saran
Sebaiknya para pembaca dapat menyeimbangkan antara ilmu teknologi dengan
agama, sehingga tidak menyalahi norma-norma agama.
DAFTAR PUSTAKA

http://tugassekolahonline.blogspot.com/2008/11/9 agama-kristen-protestan.html
Abdul Manaf Mudjahid.1994, Sejarah Agama-Agama. Jakarta
Hadikusuma Hilman,1993. Antropologi Agama.citra aditia bakti,Bandung
Hakim agus,2009. Perbandingan agama. Penerbit di penogoro, Bandung

[1] http://tugassekolahonline.blogspot.com/2008/11/9 agama-kristen-protestan.html


[2] Drs. Mudjahid Abdul Manaf. Sejarah Agama-Agama. Jakarta 1994. Hal: 100
[3] Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H. Antropologi Agama. Bandung 1993. Hal: 132-140
[4] Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H. Antropologi Agama. Bandung 1993. Hal: 142-148
[5] .agus hakim, perbandingan agama, hal 100
[6] Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H. Antropologi Agama. Bandung 1993. Hal: 149-159

Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H. Antropologi Agama.


Bandung 1993. Hal: 164
[7]

1. ASAL USUL AGAMA KRISTEN

Agama Kristen bermula dari pengajaran Yesus Kristus sebagai tokoh utama agama
ini. Yesus lahir di kota Betlehem yang terletak di Palestina sekitar tahun 4-8 SM, pada
masa kekuasaan raja Herodes. Yesus lahir dari rahim seorang wanita perawan, Maria,
yang dikandung oleh Roh Kudus.
Sejak usia tiga puluh tahun, selama tiga tahun Yesus berkhotbah dan berbuat
mukjizat pada banyak orang, bersama keduabelas rasulnya. Yesus yang semakin populer
dibenci oleh orang-orang Farisi, yang kemudian berkomplot untuk menyalibkan Yesus.
Yesus wafat di salib pada usia 33 tahun dan bangkit dari kubur pada hari yang ketiga
setelah kematiannya. Setelah kebangkitannya, Yesus masih tinggal di dunia sekitar empat
puluh hari lamanya, sebelum kemudian naik ke surga. Setelah naiknya Yesus Kristus ke
surga, rasul-rasul mulai menyebarkan ajaran Yesus ke mana-mana, dan sebagai hasilnya,
jemaat pertama Kristen, sejumlah sekitar tiga ribu orang, dibaptis. Namun, pada masa-

masa awal berdirinya, agama Kristen cenderung dianggap sebagai ancaman hingga terusmenerus dikejar dan dianiaya oleh pemerintah Romawi saat itu. Banyak bapa Gereja yang
menjadi korban kekejaman kekaisaran Romawi dengan menjadi martir, yaitu rela disiksa
maupun dihukum mati demi mempertahankan imannya, salah satu contohnya adalah
Ignatius dari Antiokia yang dihukum mati dengan dijadikan makanan singa.
Saat itu, kepercayaan yang berkembang di Romawi adalah paganisme, di mana
terdapat konsep balas jasa langsung. Namun dengan gencarnya para rasul menyebarkan
ajaran Kristen, perlahan agama ini mulai berkembang jumlahnya, sehingga pemerintah
Romawi semakin terancam oleh keberadaan agama Kristen. Romawi pun berusaha
menekan, dan bahkan melarang agama Kristen, karena umat Kristen saat itu tidak mau
menyembah Kaisar, dan hal ini menyulitkan kekuasaan Romawi. Selain itu, paganisme
dan ramalan-ramalan yang sejak zaman Republik sudah dipakai sebagai alat-alat
propaganda dan pembenaran segala tingkah laku penguasa atau alasan kegagalan
penguasa, sudah tidak efektif lagi dengan keberadaan agama Kristen. Maka, di masamasa ini, banyak umat Kristen yang dibunuh sebagai usaha pemerintah Romawi untuk
menumpas agama Kristen. Penyebar utama agama Kristen pada masa itu adalah Rasul
Paulus, yang paling gencar menyebarkan ajaran Kristen ke berbagai pelosok dunia.

Pada masa inilah, datang masa-masa kegelapan (192-284), mulai dari Kaisar
Commodus hingga Kaisar Diocletian. Pada masa inilah orang-orang masa itu kehilangan
kepercayaan terhadap konsep balas jasa langsung yang dianut di Paganisme, sehingga
agama Kristen pun semakin diminati. Hingga akhirnya pada tahun 313, Kaisar
Konstantinus melegalkan agama Kristen dan bahkan minta untuk dipermandikan, dan 80
tahun setelahnya, Kaisar Theodosius melarang segala bentuk paganisme dan menetapkan
agama Kristen sebagai agama negara.
Sebagai agama resmi negara Kekristenan menyebar dengan sangat cepat. Namun
Gereja juga mulai terpecah-pecah dengan munculnya berbagai aliran (bidaah). Salah satu
upaya untuk menekan bidaah adalah dengan diadakannya Konsili Nicea yang pertama
pada tahun 325 M. Konsili Nicea mencetuskan pengakuan iman umat Kristen keseluruhan
pertama kali, sebagai tanda persatuan Kristen universal yang dibedakan dari umat-umat
Kristen yang bidaah. Salah satu contohnya adalah bidaah Arianisme, yang merupakan

salah satu krisis bidaah terbesar saat itu yang menjadi alasan utama diadakannya Konsili
Nicea yang pertama. Ketika Kerajaan Romawi runtuh dan tercerai-berai, Gereja Kristen
tetap bertahan. ada abad ke-11 terjadilah Perang Salib, di mana kekejaman prajurit perang
salib menjadi sejarah kelam Kristen yang hingga kini masih banyak disesali.
Perang Salib adalah perang agama antara Kristen dan Islam. Dicetuskan pertama
kali oleh Paus Urbanus II, Perang Salib I bertujuan merebut kembali kota

suci Yerusalem dari kekuasaan Islam, yang merupakan tempat penting umat Kristen
sebagai tujuan ziarah saat itu. Sementara itu, bagian timur dari Kerajaan Romawi,
bertahan sebagai Gereja yang disebut Yunani atau Ortodoks, yang mewartakan kabar
gembira di Rusia dan memisahkan diri dari belahan barat yang berada di bawah pimpinan
Gereja Roma. Pemisahan ini terjadi pada tahun 1054. Sementara itu, pada tahun 1460
penemuan percetakan oleh Gutenberg membuat Kitab Suci terjangkau bagi semua orang.
Sebelumnya, Kitab Suci dibatasi oleh Gereja kepada umat dengan tujuan untuk menekan
bidaah yang merupakan salah satu krisis besar dalam tubuh Gereja saat itu. Kitab Suci
hanya dibacakan di Gereja dan menjadi sumber kotbah.

Saat itu, banyak pihak-pihak tidak bertanggungjawab memanfaatkan kedudukan


di dalam Gereja Barat (Katolik) sebagai sumber kekuasaan, sehingga secara tidak
langsung mencoreng nama baik Gereja. Pejabat-pejabat tinggi di dalam Gereja semakin
terpengaruh untuk mementingkan kepentingan duniawi sehingga semakin menyeleweng
dari ajaran dasar Gereja Katolik. Banyak oknum yang menduduki posisi penting di dalam
Gereja menggunakan kekuasaannya secara semena-mena sehingga merugikan banyak
umat saat itu. Hal ini membuat banyak umat Kristen kecewa dan memprotes serta
menuntut pembaharuan. Banyak umat yang berpikir bahwa salah satu cara mendatangkan
pembaharuan di dalam Gereja ialah dengan memberikan Kitab Suci kepada semua orang.
Puncak dari penyalahgunaan ajaran Gereja diawali dengan jual beli surat
indulgensia. Praktik ini sendiri sesungguhnya bertentangan dengan ajaran iman Gereja

Katolik. Martin Luther, seorang rahib, memutuskan untuk melakukan pembaharuan


dengan melakukan pemberontakan terhadap Gereja Katolik dan membangun gereja
tandingan baru. Sedangkan Ignatius Loyola, pendiri ordo Jesuit dalam Gereja Katolik,
berusaha melakukan pembaharuan dari dalam, salah satunya adalah dengan memberikan
pendidikan teologi Kristen yang ketat kepada para klerus, terutama dalam kepatuhan
penuh pada otoritas dan ajaran Gereja, agar praktek korup dalam Gereja berkurang dan
tidak menjadi-jadi.
Konsili Trente merupakan konsili yang diadakan sebagai reaksi dari reformasi
Martin Luther, di mana reformasi Martin Luther dianggap oleh Gereja Katolik sebagai
tindakan yang memperparah kondisi kekristenan.
Dalam Konsili Trente-lah ajaran iman Gereja Katolik dipertegas (termasuk
kanonisasi terakhir Alkitab Katolik) demi menekan dan mengurangi berbagai macam
penyalahgunaan yang sewenang-wenang dalam tubuh Gereja.
A. Istilah Protestan
Protestan dalam bahasa latin yaitu protestari, yang kemudian melahirkan
istilah protes, sering diartikan secara neganif. Sampai pertengahan abad ke-18
(250 tahun setelah Martin Luther memperkenalkan 95 dalilnya dipintu gereja
Wittenburg). Istilah itu diartikan dengan Mengakui atau Menyatakan secara
terbuka atau Suatu pernyataan yang khidmat tentang resolusi, fakta atau
pendapat. Secara negative istilah itu diartikan sebagai Berkeberatan atau
Menyanggah. Nada yang negative ini muncul selama kurang lebih 2 abad.
Protestanisme adalah sebuah gerakan dalam gereja yang didalamnya terkandung 2
arti tersebut diatas yaitu :
1. Berkeberatan atas beberapa pokok kepercayaan dan praktek gereja Roma katolik
2. Menyatakan kepercayaan yang dianggap essensial bagi kepercayaan Kristen.
Dalam Protestanisme selalu ada 2 unsur, yaitu Rejection negative dan
Restorationpositif. Protestanisme sekarang ini harus dilihat dari 2 unsur
tersebut. Baik protetanisme (Kristen) dan Roma (katolik) mempinyai reciprocal
significance yang satuy terhadap yang lain.

B. Sejarah mula-mula Protestanisme


Protestanisme, dalam pemunculannya sebagai geraka yang spesipik dan
dikenal didalam gereja Kristen, merupakan konsekuensi dari gerakan repormasi
yang terjadi pada abad ke-16. Selama lebih kurang 3 abad keberadaan
protestanisme menyebar kebagian utara benua eropa dan inggris, dan kemudin ke
Amerika utara. Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, protestanisme tersebar
hampir keseluruh dunia.
Gerakan repormasi gereja memang dikenal sejak Martin Luther (1483-1556)
dan Yohanes Calvin, tetapi sebenarnya sudah ada tokoh-tokoh pra-repormasi,
seperti Wyclif di Inggris dan Johannes Hus di Buhemia. Pengaruh Martin Luther dan
Calvin memang sangat menentukan pemikiran-pemikiran para repormator yang
hingga masa sekarang ini. Ketika Martin Luther menerbitkan 95 dalilnya, ia tidak
menduga kalau dirinya sedang memulai suatu gerakan diluar gereja katolik.
Dalilnya itu

merupakan

protes

terhadap praktek-praktek

penjualan

surat

Indolgensia yang dilakukan oleh gereja. Pengembangan dari dalil-dalilnya itu


akhirnya merupakan suatu Challenge bagi seluruh sistem sacramental-klerikalhierarkhikal gereja katolik.
Pada kuliah-kuliahnya di Universitas Wittenberg (ia mengggantikan Johann
Staupitz) mengenai Al-kitab, ia menemukan kenyataan bahwa God is primary
actor in salvation and that all human beings has to do is accept Gods promised
deliverance. Pada salib Yesus kristus, Allah mendamaikan manusia Once for all.
Pada 1520, melalui tulisan-tulisannya ia menjelaskan posisinya yaitu:
1. Keselamatan oleh iman melalui anugerah.
2. otoritas kekristenan terletak pada Al-kitab, bukan pada pejabat atau penguasa
gereja.
3. Jumlah sakramen (an outward and visible sign of an inward and spiritual grace)
dikurangi, tidak lagi 7 melainkan hanya 2, yaitu Baptisan dan penjamuan kudus.

Khusus mengenai protestanisme di Indonesia, pada tahun 1979 lembaga


penelitian dan study dewan gereja-gereja di Indonesia (DGI) menerbitkan buku
jerih dan juang, laporan nasional survey menyeluruh gereja di Indonesia. Dalam
buku ini diuraikan secara detail mengenai gereja protestan di Indonesia, yang
merupakan hasil dari sebuah penelitian yang panjang. Memang kurun waktu
penelitinnya hanya sampai tahun 1975, namun informasi yang diberikannya sangat
luas, sehingga tetap merupakan informasi yang sangat berharga.
C. Pokok-pokok Ajaran Protestan
Membicarakan pokok-pokok ajaran protestan, terutama ajaran-ajaran awal
sebelum berkembang lebih jauh, tentu tidak dapat dilepaskan dari pokok-pokok
ajaran gereja katolik. Pertama-tama karena memang protestan berasal dari
katolik, dan disamping itu dalam hubungannya masing-masing akan saling
memperkuat, dari pada mengingkarinya. Keduanya mempercayai Allah yang sama,
pencipta alam semesta dan penebus manusia, yang sudah menyatakan diri dan
kehendaknya melalui kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus kristus.
Keduanya menekankan tanggung jawab manusia kepada Allah sebagai jawaban atas
tuntutannya untuk menciptakan sebuh hubungan yang Trustful dengan-Nya, serta
hubungan yang bertanggungjawab dan murah hati dengan sesama manusia. Area
agreement antara protestan dan katolik memang sangat luas. Namun demikian,
karena sifat-sifat protestan yang khas sudah barang tentu ada beberapa butir
krusial, yaitu :
1.

Pembenaran karena iman (Sola fide) yang menjadi fopmulasi klasik ajaran
protestan. Sebenarnya ini bukan Barang baru yang diperkenalkan oleh protestan
kedalam dunia Kristen, tetapi lebih merupakan penemuan kembali hal yang sangat
penting dalam kepercayaan Kristen, yaitu penerimaan pengorbanan kristus sebagai
dasar satu-satunya dan yang mencakupi agar manusia dapat diterima oleh Allah
yang maha benar.manusia dibenarkan dan diterima oleh Allah bukannya karena
kekuatan dari sakramen yang ada didalam gereja, tetapi hanya karena iman atau
kepercayaan yang mengakui bahwa yesus kristus adalah anak Allah dan juru
selamat bagi manusia. Berdasarkan roma 1:17, pembenaran karena iman berarti

menerima karya kristus yang mendamaikan dan menebus, dengan keyakinan yang
serius.
2. Hanya karena anugrah (sola gratia), merupakan korelasi dan tuntutan dari butir 1
diatas. Iman pada satu sisi memang merupakan keputusan seseorang untuk
menerima kristus, dan pada sisi lain keputusan seseorang itu hanya dapat
dilakukan karena Allah didalam anugrahnya telah membuat hal itu terjadi. Anugrah
itu merupakan hakekat tindakan Allah yang menyatakan kepenuhan kebenarannya.
Hal itu tidak terikat oleh institusi atau upacara tertentu, tetapi dapat terjadi kalau
manusia didalam iman atau percaya menerima.
3. Mengenai hakekat manusia, disebutkan bahwa manusia pada saat yang sama adalah
orang berdosa tetapi juga orang yang dibenarkan. Manusia berusaha untuk
memenuhi arti kehidupannya, yaitu melakukan apa yang dikehendaki oleh Allah.
Tetapi, di sisi lain Allah melaui pendamaian kristus menerima manusia itu sebagai
mana adanya. Manusia wajib untuk berbuat baik, hidup dalam kasih dan damai
dengan sesamannya, tetapi hal-hal itu dilakukan bukannya untuk mendapat kan
anugrah Allah, melainkan sebagai persembahan syukur dan sebagai perwujudan
dari kebebasannya yang dianugrahkan oleh karena pengampunan Allah.
4. Kedudukan al-kitab yang central harus dibedakan antara medium wahyu dan
wahyu itu sendiri. Medium wahyu, itu adalah firman yang tertulis, dan itu adalah
kristus. Al-kitab sebagai the concrete historical of shrists life, death and
resurrection is normative for cristian faith. Sementara itu, what is offered in the
preaching of the world is Christ, what is offered in the living of the world is Christ,
what is offered in the lords supper is crist.
5. Imamat am orang-orang beriman. Semua orang beriman memiliki imamat am.
Artinya, seseorang mempunyai panggilan menjadi imam bagi yang lain. Semua
orang beriman mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Allah. Semua orang
beriman mempunyai tanggung jawab maksimum sebagai saksi atas kebaikan dan
anugrah Allah, demi sesamanya, tanpa melupakan bahwa dalam gereja terdapat
jabatan-jabatan keagamaan tertentu.
6. Gereja, menurut protestan, adalah persekutuan orang beriman sebagai sebuah
persekutuan dimana setiap orang adalah imam bagi sesame dan juga saksi bagi
sesama. Oleh karena itu tidak diperlukan adanya hierarkhai seperti yang terdapat

dalam gereja katolik. Memang kewibawaan gereja tidak dikurangi, hanya saja
kewibawaan itu diletakan dibawah kewibawaan kristus.
7. Sehubungan dengan pelayanan gereja terhadap dunia, adalah protestan yang
meyakini bahwa sebagai yang sudah menerima pendamaiaan dan pengampunan
Allah melalui kristus, maka gereja wajib melakukan pelayanan pendamaian itu
terhadap dunia. Ini berarti bahwa gereja protestan harus mendorong umatnya
untuk melakukan pelayanan terhadap dunia, dalam berbagai pekerjaan yang
menyangkut civil life.
8. Pada akhirnya, sehubungan dengan keesaan gereja, protestan selalu menunjukan
perlunya keesaan gereja secara esensial.
D. Dogma dalam protestan
Pernyataan dogmatis dalam protestan pada masa yang mula-mula selalu
dihubungkan dengan pentingnya kebenaran itu bagi keselamatan manusia. Dalam
gereja protestan masa kini, paling sedikit ada dua posisi yang harus dibedakan,
meskipun diantara keduannya terdapat hubungan yang bermacam-macam, yaitu:
1. Posisi yang menolak pemikiran tentang kebenaran iman yang harus dituruti. Disini
dogma hanyalah objek dari kritik ilmiah, khususnya secara histories.
2. Sikap yang bersedia menerima kebenaran-kebenaran iman yang harus dituruti.
Dalam hal ini, pemberlakuan dan formulasinnya tidak bersifat kekal, melainkan
secara terus menerus perlu diformulasikan kembali.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, perlu diperhatikan mengenai fungsi
teologi dogmatika. Palin sedikit ada dua fungsi yang dapat dilakukan, dua fungsi
yazng saling melaengkapi dan mengoreksi, yaitu:
1. Fungsi refroduktif tradisional. Ayat-ayat dalam al- kitab dan keputusan serta
pengakuan tertentu gereja purba hingga saat ini masih menjadi dasar pemikiran
dogmatis gereja modern. Dogmatika berfungsi memadukan tafsiran al-kitab dan
penjelasan dogma gereja. Fungsi refroduktif tradisional ini tampak dengan jelas
dalm buku-buku dogmatika yang berasal dari masa lalu.

2. Fungsi froduktif kontekstual. Yang tidak kalah pentingnya adalah bagaymana


hubungan antar dogmatika dengan situasi dan kondisi masa kini. Dogmatika harus
menafsirkan al-kitab secara terus-menerus, secara baru. Dogmatika tidak boleh
tinggal dalm pertimbangan-pertimbangan histiris saja. Apa yang sudah berlangsung
pada masa lalu, memerlukan penerjemahan kebenarannya kedalam situasi masa
kini (kontekstual).
Hal penting dalm kontekstualisasi adalh cara atau metode yang dipakai,
sehingga dogmatika betul-betul memenuhi tugasnya. Dalam hubungan ini, langkahlangkah metodis yang perlu diperhatikan adalah :
1. Menentukan masalah dalam situasi sekarang. Dogmatika harus meinta gereja untuk
memikirkan sittuasi tertentu yang berkembang dalam masyarakat. Apa yang
dianggap masalah dogmatis tidak mungkin diputuskan hanya melihat kebutuhan
interen gereja.
2. Mengerjakan masalah secara eksegesis dan histories. Dalam melakukan tugasnya,
dogmatika sangat erat hubungannya dengan tradisi dogma yang sudah ada.
Dogmatika mencari kembali pertanyaan-pertannyaan dan usulan-usulan dari masa
lalu. Dogmatika memetik hasil dari tradisi dogma dan kemudian meneruskan serta
mengembangkannya.
3. Menentukan tanggapan yang kontekstual. Pada tahap ini ditentukan kearah mana
konsep dogmatis itu dapat dikembangkan secara umum, dan jawaban apa yang
dapat diberikan secar konkrit. Pekerjaan pokok yang harus di lakuakn ialah
memeriksa apakah semau bahan (a+b) dapat didasarkan pada al-kitab dan
memeriksa apakah semua formulasi yang sudah ada itu masih dapat dimengerti dan
diterima untuk masa kini.
Dengan demikian, pekerjaan dogmatika tergantung pada suatu tolak ukur
ganda, kesesuaiannya terhadap al-kitab dan kesesuaiannya terhadap masa kini.

PENUTUP
A. Kesimpulan.
Protestan dalam bahasa latin yaitu protestari, yang kemudian melahirkan
istilah protes, sering diartikan secara neganif. Sampai pertengahan abad ke-18
(250 tahun setelah Martin Luther memperkenalkan 95 dalilnya dipintu gereja
Wittenburg). Istilah itu diartikan dengan Mengakui atau Menyatakan secara
terbuka atau Suatu pernyataan yang khidmat tentang resolusi, fakta atau
pendapat. Secara negative istilah itu diartikan sebagai Berkeberatan atau
Menyanggah. Nada yang negative ini muncul selama kurang lebih 2 abad.
B. Saran-Saran.
Sebagai umat Islam, kita harus saling menghargai antar agama, baik agama
samawi maupun agama ardi,kita tidak boleh saling melecehkan atau menghina
antar agama karena semua telah diatur oleh undang-undang.

DAFTAR PUSTAKA
Djamannuri, Agama Kita (Perspektip Sejarah Agama-agama), LESFI, Yogyakarta : 2000
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Ajaran Kristen Protestan
Protestan adalah sebuah mazhab dalam agama Kristen. Mazhab atau
denominasi ini muncul setelah protes Martin Luther pada tahun 1517 dengan 95
dalil nya.
Kata Protestan sendiri diaplikasikan kepada umat Kristen yang menolak ajaran
maupun otoritas Gereja Katolik.
Pada kenyataannya, gerakan Reformasi (Pembaharuan) yang dilakukan oleh
Martin Luther bukanlah yang pertama kali terjadi di kalangan Gereja Katolik,
sebab sebelumnya sudah ada gerakan-gerakan serupa seperti yang terjadi di
Perancis yang dipimpin oleh Peter Waldo (dan kini para pengikutnya tergabung
dalam Gereja Waldensis) pada pertengahan abad ke-12, dan di Bohemia (kini
termasuk Ceko) di bawah pimpinan Yohanes Hus (1369-1415). Gereja Waldensis
banyak terdapat di Italia dan negara-negara yang mempunyai banyak imigran
dari Italia, seperti Uruguay. Sementara para pengikut Yohanes Hus di Bohemia
kemudian bergabung dengan Gereja Calvinis.
Pada 2005, sekitar 5,9%14.276.459 dari 241.973.879 penduduk Indonesia,
beragama Protestan1. Karena pengaruh para misionaris dari Belanda,
kebanyakan gereja Protestan di Indonesia sangat diwarnai oleh ajaran Calvin,
dan sebagian lagi mempunyai corak Lutheran.
Doktrin-doktrin
Meskipun doktrin dari denominasi-denominasi Protestan jauh dari seragam, ada
beberapa keyakinan yang tersebar pada Protestantisme yaitu doktrin sola
scriptura dan sola fide.

Sola scriptura mempertahankan bahwa Alkitab (bukan tradisi gereja atau


interpretasi gerejawi dari Alkitab) adalah sumber otoritas final untuk
semua orang Kristen.

Sola fide berpegang bahwa keselamatan yang datang hanya melalui iman
di dalam Yesus sebagai Kristus, bukan melalui perbuatan baik.

Gereja-gereja Protestan umumnya menolak doktrin Katolik dan Ortodoks


mengenai pewarisan apostolik dan pelayanan sakramental dari klerus. Kecuali
yang ditemukan pada banyak negara, seperti di bagian selatan Eropa, yang
berada di bawah pengaruh non-Katolik jauh sebelum Reformasi.
Pendeta Protestan dan pemimpin gereja memiliki peran dan otoritas yang sedikit
berbeda di dalam komunitas mereka dibandingkan dengan pastor dan uskup
pada Katolik, Anglikan dan Ortodok

Anda mungkin juga menyukai