PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, ilmu pengetahuan dan tekhnologi terus
mengalami perkembangan. Bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi tentu saja pengetahuan manusia juga ikut meningkat. Tapi dengan meningkatnya
pengetahuan manusia, hal ini dapat menyebabkan menurunnya norma-norma kita dalam
beragama. Selain itu juga hal-hal tersebut, membawa dampak negatif yang di antaranya
munculnya agama-agama baru di dunia.
Agama yang di anut umat manusia terbagi menjadi menjadi 2,yaitu agama yang hak
dan agama yang batil. Agama terdiri dari dua unsur pokok, yaitu akidah (keyakinankeyakinan) yang merupakan prinsip agama, dan hukum-hukum praktis yang merupakan
konsekuensi logis dari prinsip agama tersebut. Oleh karena itu, penyusun membuat makalah
ini yang mengangkat tema Agama Khususnya, tentang Agama Kristen Protestan.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
C. Tujuan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
diurapi).Sesuai dengan kitab injil sebagai berikut: . dan tiada Engkau beri orang
sucimu.
Dalam kalangan umat Kristen terdapat juga berbagai aliran dan golongan,yaitu bukan
sedikit pula jumlahnya.Aliran-aliran itu timbul karena perbedaan faham tentang ketuhanan
Tritunggal,tentang injil,dan tentang hak kekuasaan gereja dan pedeta yaitu salah satunya
adalah agama Kristen Protestan.
Protestan adalah sebuah mashab dalam agama kisten. Mashab atau denominasi ini
muncul setelah protes Martin Luther pada tahun 1517 dengan 95 dalilnya. Kata Protetan
berarti Pro-testanum yang berarti kembali ke Injil (testanum). Kristen Protestan memiliki 2
ciri khas yang paling menonjol, yaitu pembenaran karena iman, dan Asas Protestan. Dalam
konsepsi Protestan,iman bukan sekedar masalah kepercayaan, yaitu diterimanya suatu
pengetahuan sebagai hal yang pasti,tanpa perlu ada bukti.Iman adalah suatu tanggapan
seluruh diri manusia,yang dalam kata-kata Emil Brunner disebut sebagai: suatu keseluruhan
tindakan dari seluruh pribadi.Dengan demikian,iman menyangkut suatu gerak naikdari
pikiran:khususnya suatu keyakinan akan kekutan kreatif tuhan yang tidak terbatas dan berada
dimana-mana.[1]
2. Asal Usul Kristen Protestan
Berawal dari dunia Katholik yang memberikan kekuasaan yang begitu besar kepada
Paus ternyata menimbulkan masalah. Terutama dari kalangan raja-raja yang merasa tersaingi
khususnya dalam hal kekayaan. Disamping itu beberapa factor lain seperti factor ekonomi,
politik, nasionalisme, paham individualism Renainsans, dan keperhatinan yang semakin
meningkat terhadap penyalahgunaan wewenang gereja, semua itu memang peranan penting
terhadap timbulnya perpecahan agama Roma Khatolik. Puncak krisis gereja Khatolik Roma
adalah ketika Paus Leo X menganjurkan penjualan surat-surat penebusan dosa secara besarbesaran untuk mengisi kah gereja.
Anjuran Paus Leo X ini ditentang oleh seorang rahib bernama Luther (1483-1546 M).
Dua tokoh lainnya yaitu Zwingli (1484-1531M), dan Jhon Calvin (1509-1564 M) mengikuti
Luther untuk menentang gereja dengan mengadakan gerakan yang dikenal dengan
Reformasi. Gerakan Reformasi atau pembaharuan ini memperoleh sambutan dari raja-raja
di sebelah Utara yang mulai tidak mengakui wewenang Paus di Roma. Sampai akhirnya
timbul perang tiga puluh tahun lamanya di daratan Eropa mulai tahun 1618 M. Kesengsaraan
rakyat sebagai akibat perang yang cukup lama itu, yang akhirnya di akhiri dengan
perundingan perdamaian di Westphalis, yang menghasilkan diakuinya Negara-negara
Protestan di Jerman, Netherland, Denmark, Norwegia, Swedia dan Inggris. Dan demikian
resmilah perpisahan dua sekte besar kembali dalam dunia Kristen yaitu Gereja Rum Khatolik
pada satu pihak dan Gereja Reformasi pada pihak lain, yang dikenal pula dengan Protestan.
[2]
3. Pendiri Agama Kristen Protestan
a) Martin Luther
Tokoh pendiri agama Kristen Protestan dapat dikatakan tidak lain adalah Martin Luther.
Ia berasal dari keluarga petani di Thuringen dan dilahirkan pada 10 November 1483 di
Eisleben Jerman. Ayahnya Hans Luther menginginkan agar Martin menjadi sarjana hokum,
maka ia harus mempelajari filsafat terlebih dahulu. Ketika itu di Erfurt yang dominan adalah
mata ajaran skolastik. Setelah ia menyelesaikan pelajarannya, maka suatu ketika ditengah
perjalanannya ke Erfurt ia tertimpa Hujan deras dengan halilintar yang sambar menyambar.
Karena ia merasa takut lalu ia berdoa, katanya Santa Anna yang baik, tolonglah aku, aku
ingin menjadi Rahib. Dua minggu setelah itu ditepati janjinya, ia masuk biara ordo Eremit
Agustin yang disiplinnya keras.
Selama dalam biara ia mendalami teologis dan pada tahun 1507 ia ditahbiskan menjadi
imam. Sesungguhnya ia adalah Rahib yang serius, namun setiap kali ia melakukan perjalanan
batinya menjadi gelisah melihat apa yang dialaminya. Pada tahun 1510 ia diutus ke Roma,
namu apa yang dilihatnya di kapel-kapel, di gereja-gereja di Roma, ialah prilaku para klerius
yang menggetarkan hatinya. Dilihatnya para rohaniawan yang bermewah-mewah dan boros,
dilihatnya para musafir yang dating mendapatkan berbagai indulgensi dan absolusi dengan
mudah.
Pada tahun 1512 dia berhasil meraih gelar doctor dalam teologi dari Universitas
Wittenberg. Berangsur-angsur ia melepaskan kebimbangan dan keraguannya dan menemukan
kepastian bahwa Rahmat Tuhan itu bukanlah dicurahkan dengan sekramen ke dalam jiwa
manusia, melainkan kepada firman keampunan Tuhan semata. Tuhan dapat memberikan
kebebasan kepada menusia dari dosa-dosanya, namun Tuhan tidak menuntut sesuatu dari
manusia. Yang penting adalah iman. Luther menyerang cita hidup mistik dalam gereja, yang
berusaha mendapatkan keselamatan dan persekutuan rohani langsung dari Yesus. Ia
mendasarkan ajarannya pada iman danRahmat sebagai sumber hidup manusia.
Titik dasar ajaran Luther ialah pertemuannya dengan Tuhan di dalam Al Kitab yang
berbeda dengan ajaran Katolik tentang hubungan Tuhan dengan manusia. Ia berpendirian
bahwa Tuhan itu hanya di atas tidak ada Tuhan yang menjelma dalam diri manusia,
pengalaman manusia tidak akan dapat mencapai kemauan Tuhan, perbuatan manusia itu
mempunyai nilai sedangkan Tuhan tidak dapat dinilai. Manusia hanya dapat mencari jalan
keselamatan dengan imannya.
b) Ulrich Zwingi
Sejak peristiwa 13 Oktober 1517 di Wittenberg di mana Luther mengumumkan 95
dalilnya, perkembangan reformasi gereja berjalan terus walaupun banyak mengalami
hambatan. Pada tahun 1915 Ulrich Zwingli, mendukung gerakan Luther dan sejak tahun1520
mulai aktif menyebarkan kegiatan pembaharuan, sehingga pada tahun 1522 kegiatannya itu
dilarang oleh Dewan Kota Zurich (Swiss). Zwingli bukan mundur melainkan mengajukan
suatu perdebatan umum. Dalam perdebatan itu ia mengemukakan 27 dalil dari Al-Kitab.
Selanjutnya Dewan Kota mengambil kebijaksanaan agar para pengkhotbah mulai saat itu
hanya mengabarkan injil yang sejati.
Pada tahun 1523 dilaksanakan lagi perdebatan yang kedua, setelah selesai perdebatan
Dewan Kota memerintahkan agar mengeluarkan salib, mezbah, patung dan orgel dari
bangunan gereja, dan misa dihilangkan. Akibat pertentangan Zwingli dengan golongan
Katolik Roma, terjadilah perang. Peperangan itu dimenangkan gereja Roma dan Zwingili
mati dalam pertempuran di dekat Kapel pada tanggal 11 Oktober 1531. Jenazahnya dipotongpotong dan dibakar habis. Kaum Protestan terpaksa menerima syarat-syarat perdamaian yang
merugikan.
Antara Luther dan Zwingli terdapat perbedaan. Luther masih mempertahankan gereja
lama asal isinya berubah, sedangkan Zwingili menghendaki perubahan kesemuanya, baik isi
maupun bentuknya. Menurut Luther soal perjamuan kudus adalah bukan perbuatan manusia
tetapi suatu anugrah Tuhan yang dikaruniakanNya untuk menyatakan bahwa Tuhan telah
mampu membenarkan manusia yang berdosa karena kasihNya Dan anugrahNya. Sedangkan
menurut Zwingili bahwa perjamuan kudus itu adalah hubungan persaudaraan dan sebagai
pernyataan jemaat Kristen yang oleh Tuhan disadarkan sebagai kepunyaannya dan tugasnya.
c) Jean Calvin
Jean Calvin (1509-1564) adalah seorang sarjana hokum dari Prancis yang sebagaimana
Zwingli adalah juga pengikut dan juga Erasmus. Ia memasuki gerakan reformasi sejak tahun
1533, dikarenakan ajarannya yang mengarah pada bentuk pemerintahan tokrasi yang
berdisiplin keras maka ia diusir dari Prancis. Pada tahun 1536-1538 ia melanjutkan ajarannya
di Geneva, dikarenakan di sini juga tidak dapat diterima masyarakat maka ia diusir pula dan
pindah ke Strassburg, di kota ini ajarannya mendapat sambutan baik, kemudian ia kembali
lagi ke Genava tahun 1541 sampai akhir hayatnya pada tahun 1564.
Ajaran Calvin yang dikenal dengan sebutan Institusio merupakan suatu buku
katekisasi yang kecil bagi jemaat Kristen. Bukunya menjadi pegangan bagi kaum Protestan
selain buku besar dari Luther.
Dalam hal ajaran pembenaran oleh iman, Calvin sejalan dengan Luther, tetapi Calvin
menekankan pentingnya penyucian bagi kehidupan baru umat Kristen. Perbedaan antara
a.
mana gereja harus terpisah dengan Negara Sebagian masyarakat Barat ada yang telah
menerima teologi modern, tetapi sebagian juga masih bertahan pada Al-Kitab.
Hal tersebut menyebabkan timbulnya gerakan-gerakan keagamaan yang bersifat reviva
(kebangkitan kembali) seperti di Inggris dan Amerika, yang di Belanda atau Jerman disebut
pletisme.
b. Perkembangan di Amerika
Gereja Kristen di Amerika sampai tahun 1783 dipengaruhi oleh gereja Angklikan Inggris,
oleh karena Amerika jajahan Inggris. Sejak abad 18 agama Kristen Protestan di Amerika
meningkat, dikarenakan usaha dari Jonathan Edwards (1703-1758). Tokoh bangkitnya The
Great Awakening dalam tahun 1740 dengan gerakan reveval. Tujuannya ialah untuk
memperbaiki kerusakan sebagai akibat kekacauan ortodoksi sebagai akibat Pencerahan yang
angkuh.
Dalam abad 19-20 masyarakat Kristen Protestan di Amerika lalu terpecah-pecah di antara
penganut yang liberal dan fundamental. Aliran liberal terbuka dalam rangka pengembangan
ilmiah, sehingga timbul pandangan bahwa antara ajaran Kristen dan ilmu pengetahuan adalah
sejajar dan selaras. Kaum liberal yang radikal dipimpin oleh William Channing dalam
membahas Al-Kitab menyerang Trinitas. Dari aliran liberal ini lahirlah yang disebut Social
Gospel(Injil Sosial) dengan latar belakang perkembangan industry di mana keadaan buruh
tetap dalam keadaan menyedihkan, sehingga gereja bergerak di bawah pimpinan Walter
Rauschenbusch (1861-1918) memberantas kemiskinan kaum buruh.
Sedangkan aliran fundamental bergerak dan mengusahakan kembali agar gereja
berpegang teguh kepada asas-asas iman Kristen dan menolak pikiran yang modern. Pada
tahun 1906 di Calnifornia muncul pula sekte Pantekosta yang ajarannya menitikberatkan
pada kegiatan bernubuat, berbahasa lidah, berusaha menyembuhkan orang sakit, dan
sebagainya. Dengan ciiri-ciri khasnya kegembiraan dan ekstae, Pantekosta memasuki
Indonesia sekitar tahun 1925 dengan salah satu cabangnya yang disebut Gereja Bethel Injil
Penuh.
c.
Perkembangan di Afrika
Masuknya Kristen di benua hitam ini sejalan dengan masa penjajahan orang-orang Barat
terutama pada abad ke-18. Tercatat tokoh perintis Kristen seperti Samuel Crowter (18101892) di daerah Afrika Barat dan David Livingstonem (1813-1892) di bagian selatan.
Di negara-negara terutama bekas jajahan Inggris kebanyakan yang menonjol adalah
Kristen Protestan seperti di negara-negara Nigeria, Kenya, dan juga Afrika Selatan.
Sedangkan dinegara-negara seperti Angola, Mozambiquee, Zaire, yang lebih berpengaruh
adalah Katolik.
Tantangan yang dihadapi oleh misi Kristen di Afrika adalah sebagai berikut:
Keadaan social ekonomi yang lahir dari pila kehidupan yang tidak sesuai dengan budaya
Afrika.
Adanya kesenjangan di kalangan buruh industry dan masalah urbanisasi.
Nilai-nilai kristiani yang berasal dari dunia Barat yang dianggap merusak nilai-nilai budaya
asli.
Kesulitan gerja menghadapi masalah poligami, kepercayaan terhadap roh-roh leluhur yang
masih kuat.
Gereja-gereja Ethiopia yang reflektif terhadap gereja-gereja Barat.
Gereja-gereja Zionis (yang berlainan dari gereja Yahudi) yang bercorak sinkretis, dan
sebagainya.
d. Perkembangan di Asia
Agama Kristen Protestan mulai berkembang di Asia pada abad 17-18 beriringan dengan
masuknya kolonialisme dari Eropa dan Inggris.
a) Di India
Kristen Protestan masuk di India mulai dari India Selatan, terutama sejak datangnya
Bartholomeus Ziegenbalg (1684-1719) yang membawa ajaran yang sudah dipengaruhi
gerakan Pietis dan Revival. Yang penyebarannya dilanjutkan oleh William Casey yang
mendengarnya.
Tujuan pemberitaan Injil agar ditekankan kepada pertobatan pribadi.
Harus cepat didirikan gereja pribumi yang berdiri sendiri dengan pelayan-pelayan orang
pribumi.
b) Di Sri Langka
Pada tahun 1650 Sri Lngka dikuasai oleh Perserikatan Dagang Belanda (V.O.C),
maka agama Kristen Protestan mulai masuk dengan pengaruh dari India Selatan. Tantangan
yang dihadapi ialah kuatnya agama asli (Budha) yang sudah membudaya dikalangan
masyarakat, disamping itu ada juga agama Katolik. Oleh Belanda orang-orang Katoli dipaksa
masuk Protestan. Namun kenyataannya walaupun mereka sudah menyatakan menjadi
Protestan, hanya luarnya saja, mereka masih mempertahankan agama Katoliknya. Hingga
sekarang diperkirakan agama Protestan di sini hanya 1% dan 9% adalah Katolik sedangkan
yang 90% agama asli dan lainnya.
c) Di Cina
Penyebar agama Kristen Protestan di Cina agaknya ialah pendeta dari Inggris bernama
Robert Marrison, namun usahanya kurang mendapat sambutan. Kemudian pada tahun 1833
datang lagi penginjil Inggris yang lain ialah Hudson Tylor yang menyebarkan ajarannya
dengan cara baru, yaitu dengan membentuk organisasi yang disebut China Inland Mission.
Gara-gara diusirnya orang asing dari Cina pada tahun 1949 maka nama organisasi tersebut
diubah menjadi Overseas Missionary Fellowship.
d) Di Jepang
Pembawa agama Kristen Protestan di Jepang belum diketahui, hanya diberitakan ada
beberapa guru Injil. Namun diantara orang Jepang yang menjadi tokohnya disebut Toyohiko
Kagawa (1888-1960). Sistem penyebaran Injil di Jepang adalah bersifat individual, dengan
pendekatan perorangan, dan dengan lembaga pendidikan system Barat. Di samping itu
dilakukan pula pendekatan terhadap masyarakat kelas bawah yang menderita kepincangankepincangan social sebagai akibat program industrialisasi besar-besaran. Aliran Kristen di
Jepang ini kebanyakan dipengaruhi oleh Protestan Inggris terutama gerakan Methodis.
e) Di Indonesia
Orang-orang Belanda memasuki Indonesia sejak tahun 1596, pada tahun 1602 mereka
mendirikan perserikatan dengan nama V.O.C. Setelah berakhirnya V.O.C dan kekuasaan
pemerintahan diambil oleh pemerintah Belanda, barulah agama Kristen Protestan mendapat
peluang yang terbuka. Di kota-kota besar berdirilah gereja-gereja atas prakarsa pemerintah
dan dengan guru-guru Injil yang mendapat gaji dari pemerintah.
Pada abad ke-20 setelah gereja-gereja Protestan mengalami pembaruan, terlepasnya
gereja dan Negara, maka secara berangsur-angsur tumbuhlah berbagai aliran dan sekte
Protestan di Indonesia. Misi Protestan bukan saja dating dari Belanda tetapi juga dari Jerman.
Misalnya Rasul Orang Batak ialah bermukim tetapnya Ludwing Ingwer Nommensen
(1834-1918) selama 56 tahu sejak tahun 1862 yang memasuki tanah Batak dikirim oleh
Rheinische Missionsgesellschaft sampai wafatnya di Sigumpar tanggal 13 Mei 1918.
Di masa sekarang umat Kristen Protestan yang terpecah-pecah dalam berbagai macam
gereja sedah bersatu dalam bimbingan Dewan Gereja-Gereja se-Dunia yang lahir sejak
oikumnenedalam konferensi Pekabaran Injil se-Dunia di Edinburg tahun 1910, yang
diperkuat pada tahun 1948, dengan anggota 200 gereja lebih.[4]
5. Pokok Ajaran Kristen Protestan
Dasar-dasar dari kepercayaan dalam agama Kristen adalah Kristosentrisme, artinya
bahwa Yesus itu berkedudukan sebagai sentral dari seluruh kehidupan orang Kristen. Ajaran
tersebut terwujud dalam konsepsi Inkarnasi, Penebusan, dan Trinitas, sehingga menjadi suatu
system kepercayaan yang terdiri dari 12 pasal.
Sistem Kepercayaan
Asas yang menonjol menurut kepercayaan ajaran Protestan adalah arti pemutlakan
terhadap hal-hal yang relative dan pembenaran iman, di mana setiap umat Kristiani
sebagai manusia dapat bertemu dengan Allah dalam tiga tempat, yaitu:
Dalam tatanan dan keagungan alam,
Dalam pribadi Yesus Kristus yang hidup dalam sejarah
Dalam hati nurani manusia.
Segi-segi kehidupan tersebut masing-masing ada pada Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan
Roh Tuhan.
Menurut ajaran Kristen tentang Tuhan harus dilihat dari dua pihak, di satu pihak bahwa
Allah itu tidak boleh turun dari surga di lain pihak Allah menjadi manusia di dalam diri
Yesus. Hal ini digambarkan dalam kedatangan Yesus, bahwa Allah yang hidup itu telah
menyatakan diri sebagai Dia yang sungguh-sungguh Allah dan yang sungguh-sungguh
manusia. Sebagaimana dikatakan dalam Yohanes 4: 24, bahwa:
Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam Roh dan
kebenaran.
Artinya Allah itu bukan makhluk yang tidak dibatasi ole ruang dan waktu.
Allah itu Esa (U1. 6:4; 1 Kor. 8:4) artinya bahwa Allah itu tidak dua atau tidak lebih dari
satu.
Allah itu kekal, artinya tidak berubah karena keadaan dan waktu, tidak pernah
bergantung dengan makhluk lain, tidak pernah tidak ada, baik dulu maupun sekarang.
Allah itu mempunyai sifat, dalam keadaanNya yang selalu tepat dan benar, dan tidak
terbatas, maka sifat-sifatnya tidak diketahui oleh manusia.
Allah berada dalam Kristus, khusus tentang nisbah antara Allah Bapa dan Anak
Allah, menurut dogma Kristen adalah rahasia Illahi.
(c) Yesus Kristus
Sebagaimana dinyatakan dalam bagian kedua Pengakuan Iman Rasuli, Yesus Kristus
mendapat kehormatan yang sama dengan Allah Bapa, dalam arti gereja menyakini bahwa
Yesus adalah sesungguhnya Allah dan sekaligus manusia. Ditemukan dua segi pokok dalam
diri Yesus, yaitu pertama Yesus adalah manusia seperti halnya manusia pada umumnya, hanya
saja tanpa dosa. Ia lahir dari wanita, ia merasa haus dan lapar, suka dan duka, dan mati yang
dikuburkan. Kedua Yesus tergolong Allah (Yosua: penolong), karena ia adalah juru selamat
yang dating dari Allah untuk menyelamatkan dunia dan manusia adalah anak Allah yang
sudah dibangkitkan dan hidup, maka Dia berkata Aku dan Bapa adalah Satu.
Yesus juga disebut Anak Allah Yang Tunggal kata Anak Allah bukan berarti Allah
mempunyai anak kandung, melainkan Allah Yang Anak, dalam arti Allah yang datang
dalam diri manusia Yesus.
Kedatangan Yesus merupakan berita gembira sebagai tanda Allah mengasihi manusia.
Betapa besar cinta kasih Allah kepada manusia, sehingga Yesus melaksanakan
penderitaannya, menurut apa yang sudah direncanakan Allah untuk menebus dosa manusia.
Sehingga maksud penderitaan dan kematian Yesus adalah:
Untuk mencukupkan apa yang telah dalam Al-Kitab,
Untuk menyatakan cinta kasih kepada manusia,
Untuk memikul dan menanggung dosa manusia yang percaya kepadanya
Untuk mendamaikan manusia dengan Allah melalui dirinya.
Sedangkan kebangkitan Yesus menurut umat Kristen mengandung arti sebagai berikut:
Memperoleh pengampunan dosa dan menjadi orang yang benar di hadapan Tuhan
emnantikan kebangkitan mereka pada waktu kemenangan Yesus yang akan dinyatakan kelak.
(d) Roh Kudus
Di dalam bahasa arab/ibrani Ruhuk kudus artinya roh suci, semangat kekuatan yang di
berikan oleh Allah. Kalimat roh terkadang-kadang di artikan nyawa atau malaikat. Nabi Isa di
beri oleh Tuhan Roh Kudus. Tidak saja beliau tapi Tuhan telah memberikan roh kudus kepada
nabi-nabi dan orang yang di kehendakinya. [5]
Dilihat dari namanya, sifat dan peranan karyanya Roh Kudus juga adalah Allah.Karya
dan peranan Roh Kudus adalah dalam rangka menuju keselamatan manusia sebagai berikut:
Menginsafkan manusia akan pertemuannya dengan Yesus Kristus melalui penginsafan dosa
manusia karena tidak percaya kepadanya. Penginsafan tentang kebenaran karena Yesus telah
pergi kepada Bapa dan penginsafan tentang penghakiman karena penguasa dunia, yaitu iblis
sudah dihukum.
Melahirkan kembali manusia secara rohani dengan syarat menusia harus beriman terlebih
dahulu kepada Yesus, sehingga ia menjadi ciptaan baru dan menerima hidup baru.
Mencap manusia sebagai kepunyaan Allah bagi yang percaya dan bertobat.
Membabtiskan orang yang percaya untuk menjadi anggota tubuh Kristus, yang terjadi hanya
satu kali.
Mendiami orang yang percaya artinya didiami Roh Kudus dalam hidupnya.
Memenuhi hidup orang yang percaya yang meliputi perasaan, kemauan, pikiran, yang
dipimpin dan dikuasai oleh Roh Kudus, yaitu dengan cara hidup penuh penyerahan,
melaksanakan firman Allah, sepenuhnya tergantung pada Allah dan mengakui segala dosa.
(e) Sakramen
Sakramen adalah merupakan pusat dari ibadah (liturgy) yang merupakan perbuatan lahir
yang ilahi (firman yang nyata). Sakramen disusun dan ditetapkan di Konsili Trente yang
menyimpulkan bahwa sakramen adalah alat anugerah yang bukan saja sebagai tanda dan cap
anugerah tetapi juga mengandung anugerah.
Diperlukannya sakramen adalah untuk keselamatan agar manusia mendapat anugerah
pembenaran. Menurut Kristen Protestan sakramen itu ada dua macam yaitu sakramen
pemandian atau sakramen pembabtisan dan sakramen ekaristi atau sakramen
perjamuan suci yang juga disebut komuni suci, jamuan suci, misa, atau korban
suci dan sebagainya.
Sakramen perjamuan suci berarti ucapan syukur, dimana ketika pelaksanannya Yesus
secara rohani dan maknawi berbentuk roti dan anggur yang menjadi makanan. Yang
merupakan santapan rohani adalah roti (Yesus Kristus) dimaksudkan agar ikatan batin antara
orang-orang yang percaya bertambah erat dengan Yesus. Di dalam perjamuan suci itu Yesus
hadir dalam rohnya dan dia akan berada dalan diri manusia yang percaya. Roti
melambangkan tubuh Yesus dan anggur melambangkan tubuh Yesus sebagai air hidup yang
harus diminum.[6]
6. Sekte-Sekte Agama Kristen Protestan
Akibat dari berpisahnya umat Kristen Protestan dari gereja Katolik dengan ciri-ciri
Protestianismenya yang membuat tradisi tunduk pada Al-Kitab sebagai dasar doktrin dan
menegaskan justification by faith (pembenaran atau kebenaran melalui agama), dengan
cara menghotbah Al-Kitab dan ketinggian moral atau peradaban pribadi, serta menolak
kekuasaan Paus, menolak Mis dan memuja para Santa. Maka sejak perlawanan tersebut
lahirlah berbagai sekte agama Kristen yang pada mulanya merupakan sekte-sekte aliran
Luther, Calvin, Anglican, Zwingli dan sekte-sekte Anabaptis.
Akibat dari cara pembahasan Al-Kitab secara perorangan dengan penekanan ajaran
tertentu, maka cenderung melahirkan berbagai macam sekte keagamaan yang kecil-kecil
seperti adanya Gereja gereja Kongregasi, Baptis, Quaker, Metodis, Moravia, Tentara Bala
Keselamatan, Advent, Pantekosta dan lainnya.Gereja tersebut juga Nampak di Indonesia.[7]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Agama Kristen mengandung arti orang yang diurapi yaitu orang yang digosok dengan
minyak suci sebagai suatu upacara konsekrasi (pensucian). Jadi kata Kristen mengandung arti
orang-orang yang telah dibaptiskan dengan perminyakan suci.
2. Nama Protestan berasal dari kata protes yang dilancarkan oleh raja atau pangeran Jerman
yang mendukung reformasi melawan keputusan mayoritas yang beragama Katolik. Pangeran
Jerman tersebut ialah pengikut Injil kaum Luther yang menentang tekanan yang kuat dari
penguasa Roma Katolik. Dari adanya protes mereka dalam siding di Speyer itu, maka lahirlah
kaum Protestan.
3. Pendiri agama Kristen Protestan yaitu; Martin Luther, Ulrich Zwingli, dan Jean Calvin.
4. Perkembangan agama Kristen protestan terjadi di berbagai dunia, di antaranya:di dunia
barat,Amerika,Afrika dan Asia (India,Srilanka,Jepang,cina, Indonesia)
5. Pokok ajaran Kristen Protestan adalah Pengakuan Iman Rasuli,
Kepercayaan tentang
http://tugassekolahonline.blogspot.com/2008/11/9 agama-kristen-protestan.html
Abdul Manaf Mudjahid.1994, Sejarah Agama-Agama. Jakarta
Hadikusuma Hilman,1993. Antropologi Agama.citra aditia bakti,Bandung
Hakim agus,2009. Perbandingan agama. Penerbit di penogoro, Bandung
Agama Kristen bermula dari pengajaran Yesus Kristus sebagai tokoh utama agama
ini. Yesus lahir di kota Betlehem yang terletak di Palestina sekitar tahun 4-8 SM, pada
masa kekuasaan raja Herodes. Yesus lahir dari rahim seorang wanita perawan, Maria,
yang dikandung oleh Roh Kudus.
Sejak usia tiga puluh tahun, selama tiga tahun Yesus berkhotbah dan berbuat
mukjizat pada banyak orang, bersama keduabelas rasulnya. Yesus yang semakin populer
dibenci oleh orang-orang Farisi, yang kemudian berkomplot untuk menyalibkan Yesus.
Yesus wafat di salib pada usia 33 tahun dan bangkit dari kubur pada hari yang ketiga
setelah kematiannya. Setelah kebangkitannya, Yesus masih tinggal di dunia sekitar empat
puluh hari lamanya, sebelum kemudian naik ke surga. Setelah naiknya Yesus Kristus ke
surga, rasul-rasul mulai menyebarkan ajaran Yesus ke mana-mana, dan sebagai hasilnya,
jemaat pertama Kristen, sejumlah sekitar tiga ribu orang, dibaptis. Namun, pada masa-
masa awal berdirinya, agama Kristen cenderung dianggap sebagai ancaman hingga terusmenerus dikejar dan dianiaya oleh pemerintah Romawi saat itu. Banyak bapa Gereja yang
menjadi korban kekejaman kekaisaran Romawi dengan menjadi martir, yaitu rela disiksa
maupun dihukum mati demi mempertahankan imannya, salah satu contohnya adalah
Ignatius dari Antiokia yang dihukum mati dengan dijadikan makanan singa.
Saat itu, kepercayaan yang berkembang di Romawi adalah paganisme, di mana
terdapat konsep balas jasa langsung. Namun dengan gencarnya para rasul menyebarkan
ajaran Kristen, perlahan agama ini mulai berkembang jumlahnya, sehingga pemerintah
Romawi semakin terancam oleh keberadaan agama Kristen. Romawi pun berusaha
menekan, dan bahkan melarang agama Kristen, karena umat Kristen saat itu tidak mau
menyembah Kaisar, dan hal ini menyulitkan kekuasaan Romawi. Selain itu, paganisme
dan ramalan-ramalan yang sejak zaman Republik sudah dipakai sebagai alat-alat
propaganda dan pembenaran segala tingkah laku penguasa atau alasan kegagalan
penguasa, sudah tidak efektif lagi dengan keberadaan agama Kristen. Maka, di masamasa ini, banyak umat Kristen yang dibunuh sebagai usaha pemerintah Romawi untuk
menumpas agama Kristen. Penyebar utama agama Kristen pada masa itu adalah Rasul
Paulus, yang paling gencar menyebarkan ajaran Kristen ke berbagai pelosok dunia.
Pada masa inilah, datang masa-masa kegelapan (192-284), mulai dari Kaisar
Commodus hingga Kaisar Diocletian. Pada masa inilah orang-orang masa itu kehilangan
kepercayaan terhadap konsep balas jasa langsung yang dianut di Paganisme, sehingga
agama Kristen pun semakin diminati. Hingga akhirnya pada tahun 313, Kaisar
Konstantinus melegalkan agama Kristen dan bahkan minta untuk dipermandikan, dan 80
tahun setelahnya, Kaisar Theodosius melarang segala bentuk paganisme dan menetapkan
agama Kristen sebagai agama negara.
Sebagai agama resmi negara Kekristenan menyebar dengan sangat cepat. Namun
Gereja juga mulai terpecah-pecah dengan munculnya berbagai aliran (bidaah). Salah satu
upaya untuk menekan bidaah adalah dengan diadakannya Konsili Nicea yang pertama
pada tahun 325 M. Konsili Nicea mencetuskan pengakuan iman umat Kristen keseluruhan
pertama kali, sebagai tanda persatuan Kristen universal yang dibedakan dari umat-umat
Kristen yang bidaah. Salah satu contohnya adalah bidaah Arianisme, yang merupakan
salah satu krisis bidaah terbesar saat itu yang menjadi alasan utama diadakannya Konsili
Nicea yang pertama. Ketika Kerajaan Romawi runtuh dan tercerai-berai, Gereja Kristen
tetap bertahan. ada abad ke-11 terjadilah Perang Salib, di mana kekejaman prajurit perang
salib menjadi sejarah kelam Kristen yang hingga kini masih banyak disesali.
Perang Salib adalah perang agama antara Kristen dan Islam. Dicetuskan pertama
kali oleh Paus Urbanus II, Perang Salib I bertujuan merebut kembali kota
suci Yerusalem dari kekuasaan Islam, yang merupakan tempat penting umat Kristen
sebagai tujuan ziarah saat itu. Sementara itu, bagian timur dari Kerajaan Romawi,
bertahan sebagai Gereja yang disebut Yunani atau Ortodoks, yang mewartakan kabar
gembira di Rusia dan memisahkan diri dari belahan barat yang berada di bawah pimpinan
Gereja Roma. Pemisahan ini terjadi pada tahun 1054. Sementara itu, pada tahun 1460
penemuan percetakan oleh Gutenberg membuat Kitab Suci terjangkau bagi semua orang.
Sebelumnya, Kitab Suci dibatasi oleh Gereja kepada umat dengan tujuan untuk menekan
bidaah yang merupakan salah satu krisis besar dalam tubuh Gereja saat itu. Kitab Suci
hanya dibacakan di Gereja dan menjadi sumber kotbah.
merupakan
protes
terhadap praktek-praktek
penjualan
surat
Pembenaran karena iman (Sola fide) yang menjadi fopmulasi klasik ajaran
protestan. Sebenarnya ini bukan Barang baru yang diperkenalkan oleh protestan
kedalam dunia Kristen, tetapi lebih merupakan penemuan kembali hal yang sangat
penting dalam kepercayaan Kristen, yaitu penerimaan pengorbanan kristus sebagai
dasar satu-satunya dan yang mencakupi agar manusia dapat diterima oleh Allah
yang maha benar.manusia dibenarkan dan diterima oleh Allah bukannya karena
kekuatan dari sakramen yang ada didalam gereja, tetapi hanya karena iman atau
kepercayaan yang mengakui bahwa yesus kristus adalah anak Allah dan juru
selamat bagi manusia. Berdasarkan roma 1:17, pembenaran karena iman berarti
menerima karya kristus yang mendamaikan dan menebus, dengan keyakinan yang
serius.
2. Hanya karena anugrah (sola gratia), merupakan korelasi dan tuntutan dari butir 1
diatas. Iman pada satu sisi memang merupakan keputusan seseorang untuk
menerima kristus, dan pada sisi lain keputusan seseorang itu hanya dapat
dilakukan karena Allah didalam anugrahnya telah membuat hal itu terjadi. Anugrah
itu merupakan hakekat tindakan Allah yang menyatakan kepenuhan kebenarannya.
Hal itu tidak terikat oleh institusi atau upacara tertentu, tetapi dapat terjadi kalau
manusia didalam iman atau percaya menerima.
3. Mengenai hakekat manusia, disebutkan bahwa manusia pada saat yang sama adalah
orang berdosa tetapi juga orang yang dibenarkan. Manusia berusaha untuk
memenuhi arti kehidupannya, yaitu melakukan apa yang dikehendaki oleh Allah.
Tetapi, di sisi lain Allah melaui pendamaian kristus menerima manusia itu sebagai
mana adanya. Manusia wajib untuk berbuat baik, hidup dalam kasih dan damai
dengan sesamannya, tetapi hal-hal itu dilakukan bukannya untuk mendapat kan
anugrah Allah, melainkan sebagai persembahan syukur dan sebagai perwujudan
dari kebebasannya yang dianugrahkan oleh karena pengampunan Allah.
4. Kedudukan al-kitab yang central harus dibedakan antara medium wahyu dan
wahyu itu sendiri. Medium wahyu, itu adalah firman yang tertulis, dan itu adalah
kristus. Al-kitab sebagai the concrete historical of shrists life, death and
resurrection is normative for cristian faith. Sementara itu, what is offered in the
preaching of the world is Christ, what is offered in the living of the world is Christ,
what is offered in the lords supper is crist.
5. Imamat am orang-orang beriman. Semua orang beriman memiliki imamat am.
Artinya, seseorang mempunyai panggilan menjadi imam bagi yang lain. Semua
orang beriman mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Allah. Semua orang
beriman mempunyai tanggung jawab maksimum sebagai saksi atas kebaikan dan
anugrah Allah, demi sesamanya, tanpa melupakan bahwa dalam gereja terdapat
jabatan-jabatan keagamaan tertentu.
6. Gereja, menurut protestan, adalah persekutuan orang beriman sebagai sebuah
persekutuan dimana setiap orang adalah imam bagi sesame dan juga saksi bagi
sesama. Oleh karena itu tidak diperlukan adanya hierarkhai seperti yang terdapat
dalam gereja katolik. Memang kewibawaan gereja tidak dikurangi, hanya saja
kewibawaan itu diletakan dibawah kewibawaan kristus.
7. Sehubungan dengan pelayanan gereja terhadap dunia, adalah protestan yang
meyakini bahwa sebagai yang sudah menerima pendamaiaan dan pengampunan
Allah melalui kristus, maka gereja wajib melakukan pelayanan pendamaian itu
terhadap dunia. Ini berarti bahwa gereja protestan harus mendorong umatnya
untuk melakukan pelayanan terhadap dunia, dalam berbagai pekerjaan yang
menyangkut civil life.
8. Pada akhirnya, sehubungan dengan keesaan gereja, protestan selalu menunjukan
perlunya keesaan gereja secara esensial.
D. Dogma dalam protestan
Pernyataan dogmatis dalam protestan pada masa yang mula-mula selalu
dihubungkan dengan pentingnya kebenaran itu bagi keselamatan manusia. Dalam
gereja protestan masa kini, paling sedikit ada dua posisi yang harus dibedakan,
meskipun diantara keduannya terdapat hubungan yang bermacam-macam, yaitu:
1. Posisi yang menolak pemikiran tentang kebenaran iman yang harus dituruti. Disini
dogma hanyalah objek dari kritik ilmiah, khususnya secara histories.
2. Sikap yang bersedia menerima kebenaran-kebenaran iman yang harus dituruti.
Dalam hal ini, pemberlakuan dan formulasinnya tidak bersifat kekal, melainkan
secara terus menerus perlu diformulasikan kembali.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, perlu diperhatikan mengenai fungsi
teologi dogmatika. Palin sedikit ada dua fungsi yang dapat dilakukan, dua fungsi
yazng saling melaengkapi dan mengoreksi, yaitu:
1. Fungsi refroduktif tradisional. Ayat-ayat dalam al- kitab dan keputusan serta
pengakuan tertentu gereja purba hingga saat ini masih menjadi dasar pemikiran
dogmatis gereja modern. Dogmatika berfungsi memadukan tafsiran al-kitab dan
penjelasan dogma gereja. Fungsi refroduktif tradisional ini tampak dengan jelas
dalm buku-buku dogmatika yang berasal dari masa lalu.
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Protestan dalam bahasa latin yaitu protestari, yang kemudian melahirkan
istilah protes, sering diartikan secara neganif. Sampai pertengahan abad ke-18
(250 tahun setelah Martin Luther memperkenalkan 95 dalilnya dipintu gereja
Wittenburg). Istilah itu diartikan dengan Mengakui atau Menyatakan secara
terbuka atau Suatu pernyataan yang khidmat tentang resolusi, fakta atau
pendapat. Secara negative istilah itu diartikan sebagai Berkeberatan atau
Menyanggah. Nada yang negative ini muncul selama kurang lebih 2 abad.
B. Saran-Saran.
Sebagai umat Islam, kita harus saling menghargai antar agama, baik agama
samawi maupun agama ardi,kita tidak boleh saling melecehkan atau menghina
antar agama karena semua telah diatur oleh undang-undang.
DAFTAR PUSTAKA
Djamannuri, Agama Kita (Perspektip Sejarah Agama-agama), LESFI, Yogyakarta : 2000
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Ajaran Kristen Protestan
Protestan adalah sebuah mazhab dalam agama Kristen. Mazhab atau
denominasi ini muncul setelah protes Martin Luther pada tahun 1517 dengan 95
dalil nya.
Kata Protestan sendiri diaplikasikan kepada umat Kristen yang menolak ajaran
maupun otoritas Gereja Katolik.
Pada kenyataannya, gerakan Reformasi (Pembaharuan) yang dilakukan oleh
Martin Luther bukanlah yang pertama kali terjadi di kalangan Gereja Katolik,
sebab sebelumnya sudah ada gerakan-gerakan serupa seperti yang terjadi di
Perancis yang dipimpin oleh Peter Waldo (dan kini para pengikutnya tergabung
dalam Gereja Waldensis) pada pertengahan abad ke-12, dan di Bohemia (kini
termasuk Ceko) di bawah pimpinan Yohanes Hus (1369-1415). Gereja Waldensis
banyak terdapat di Italia dan negara-negara yang mempunyai banyak imigran
dari Italia, seperti Uruguay. Sementara para pengikut Yohanes Hus di Bohemia
kemudian bergabung dengan Gereja Calvinis.
Pada 2005, sekitar 5,9%14.276.459 dari 241.973.879 penduduk Indonesia,
beragama Protestan1. Karena pengaruh para misionaris dari Belanda,
kebanyakan gereja Protestan di Indonesia sangat diwarnai oleh ajaran Calvin,
dan sebagian lagi mempunyai corak Lutheran.
Doktrin-doktrin
Meskipun doktrin dari denominasi-denominasi Protestan jauh dari seragam, ada
beberapa keyakinan yang tersebar pada Protestantisme yaitu doktrin sola
scriptura dan sola fide.
Sola fide berpegang bahwa keselamatan yang datang hanya melalui iman
di dalam Yesus sebagai Kristus, bukan melalui perbuatan baik.