PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 17 tahun 2007, tentang Rencana
Pembangunan Jangkah Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 - 2025 dan saat ini telah
memasuki periode Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-3
(2015-2019), Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Daerah (RPJMD), Provinsi Nusa
Tenggara Timur (2014-2018) dan Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Lembata (2011-2016) dan implikasi logis dari Undang-Undang No. 23
tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah dimana daerah diberikan kewenangan untuk
mengurus dan memajukan daerahnya sendiri. Hal ini diarahkan untuk mempercepat
pelayanan kepada masyarakat, baik di bidang Pemerintahan, Pembangunan, dan Pelayanan
Kemasyarakatan.
Dengan adanya
Otonomi
Daerah
diharapkan
Pemerintah
Daerah,
mampu
Disisi lain Rendahnya Kapasitas Penyuluh (Pertanian, Perikanan dan Kehutanan) dan
Pelaku Utama (Petani, Peternak, Nelayan dan Petani Hutan), di Kabupaten Lembata
menyebabkan belum optimalnya Fungsi Kelembagaan Penyuluhan (BP3K) tingkat
kecamatan, Kelembagaan Pelaku Utama, Kelembagaan Keuangan Mikro Agribisnis
(LKMA), Kelembagaan Lumbung Pangan Desa (LPD) dan rendahnya dukungan pemerintah
desa terhadap Kelembagaan Pelaku Utama, yang mengakibatkan kurang terwujudnya
peningkatan Pengetahuan, Keterampilan dan Perubahan Sikap (PKS) Penyuluh dan Pelaku
Utama yang berimpilikasi pada kurang terwujudnya peningkatan Produksi, Pendapatan dan
Kesejahteraan Pelaku Utama.
Selain itu kondisi yang terjadi bahwa kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat),
untuk Penyuluh dan Pelaku Utama locus kegiatannya berada diluar Kabupaten Lembata,
bahkan diluar Provinsi Nusa Tenggara Timur (data terlampir). Oleh karena itu pengiriman
peserta diklat, baik Penyuluh maupun Pelaku Utama, jumlahnya sangat terbatas (data
terlampir), tergantung pada jumlah peserta yang dipanggil dari balai diklat dan ketersediaan
dana pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelakasana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten
Lembata. Hal ini menjadi kendala untuk meningkatkan kapasitas Penyuluh dan Pelaku
Utama di Kabupaten Lembata.
Mencermati berbagai kondisi yang terjadi, maka perlu diatasi dengan melakukan
langkah perubahan, melalui sebuah Proyek Perubahan yang menghasilkan inovasi, untuk
mencapai kondisi ideal yang diharapkan oleh Penyuluh (Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan) dan Pelaku Utama (Petani, Peternak, Nelayan dan Petani Hutan), dengan
melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) antara lain Diklat TOT bagi Penyuluh dan
Diklat Teknis Agribisnis, Magang dan Demonstrasi Agribisnis di tingkat lapangan bagi
Pelaku Utama guna terwujudnya : " Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Pelaku Utama
di Kabupaten Lembata ".
Kondisi ideal yang diharapkan adalah Proses Penyuluhan (Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan), baik kualitas maupun kuantitas dapat terwujud dengan baik, Pelaku Utama
(Petani, Peternak, Nelayan dan Petani Hutan) dan kelembagaan Pelaku Utama menjadi Maju,
Berdaya Saing, Mandiri dan Sejahtera. Dengan demikian maka Ketahanan Pangan dan
Kedaulatan Pangan, dapat terwujud di Kabupaten Lembata.
Untuk mewujudkan kondisi ideal tersebut diatas maka Pemerintah Kabupaten
Lembata memandang perlu untuk membentuk Organisasi dan Tata Kerja Badan Ketahanan
Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata dengan Perda Nomor 4
2
Tahun 2008 dan ditetapkan sebagai salah satu Lembaga Teknis Daerah yang berwenang
mengatur segala hal yang berkaitan dengan masalah Ketahanan Pangan dan Pelaksana
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan di Kabupaten Lembata guna mengatasi
berbagai persoalan teknis tersaebut diatas.
Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata
sebagai Lembaga Teknis Daerah di bidang Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut :
1. Visi
Terwujudnya Masyarakat Lembata Mandiri Berbasis Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan dengan Membangun Sistem Ketahanan Pangan dan Penyuluhan yang
Handal serta Tangguh Guna Tercapainya Kesejahteraan Pelaku Utama dan Pelaku
Usaha serta Keluarga Intinya
2. Misi
1) Mengembangkan sistem Penyuluhan yang mendukung Ketahanan Pangan dan
pengembangan bisnis Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dalam nuansa Otonomi
Daerah.
2) Mengembangkan prasarana dan sarana pertanian dalam rangka pemanfaatan Sumber
Daya Alam (SDA).
3) Mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Penyuluh.
4) Mengembangkan Kepemimpinan, Keswadayaan Kelembagaan sosial ekonomi dan
Pelaku Utama serta Pelaku Usaha.
5) Mengembangkan Jejaring Informasi dan kerjasama antar Penyuluh, Peneliti dan Pelaku
Utama dalam rangka transfer teknologi tepat guna spesifik lokalita.
Untuk itu ditetapkan Strategi, Kebijakan, Tujuan dan Sasaran Badan Ketahanan
Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata adalah sebagai berikut :
I. Strategi dan Kebijakan
1.1. Strategi
a. Peningkatan peran Dewan Ketahanan Pangan.
b. Pendampingan yang tetap dan berkelanjutan bagi masyarakat pertanian, perikanan dan
kehutanan.
3
metode
pemantauan,
pengkajian,
dan
perumusan
kebijakan
Dalam mewujudkan Visi dan Misi tersebut tentu tidak lepas dari isu isu strategis
yang muncul dan merupakan bagian tahapan pembangunan Kabupaten Lembata yang terkait
erat dengan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
Tahapan dan skala prioritas yang di tetapkan mencerminkan urgensi permasalahan yang
hendak diselesaikan tanpa mengabaikan permasalahan lainnya untuk dilaksanakan dan
diselesaikan secara berkesinambungan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan kajian area bermasalah sebagai isu isu strategis
terkait tugas pokok dan fungsi pada Bidang Pengembangan Kapasitas Kelembagan, Badan
Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata maka ditentukan
Isu Isu Strategis yang harus ditangani secara berkesinambungan untuk mendukung Isu
Strategis Daerah (2011 2016) yaitu :
1. Rendahnya Kapasitas Penyuluh dan Pelaku Utama;
2. Belum Optimalnya Fungsi Kelembagaan Penyuluhan (BP3K) di Kecamatan;
3. Belum Optimalnya Fungsi Kelembagaan Pelaku Utama;
4. Belum Optimalnya Fungsi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA);
5. Belum Optimalnya Fungsi Kelembagaan Lumbung Pangan Desa (LPD);
6. Rendahnya dukungan Pemerintah Desa terhadap Kelembagaan Pelaku Utama;
Permasalahan ini memberikan tanggungjawab yang besar kepada, Badan Ketahanan
Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata, agar bias mewujudkan Visi
dan Misi tersebut menjadi kenyataan, terutama dapat mengatasi Isu Isu Strategis, yang
muncul lewat berbagai Program dan Kegiatan.
Menyadari akan berbagai kendala dan keterbatasan yang ada, tentu tidak semua
masalah bisa terselesaikan secara cepat dan tepat, namun yang terpenting adalah adanya
langkah langkah strategis yang dibuat sebagai jawaban atas kondisi riil yang terjadi. Salah
satu langkah strategis yaitu dengan membuat Program Inovasi di Bidang Pengembangan
Kapasitas Kelembagaan, dengan jalan melakukan Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan
Pelaku Utama pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten
Lembata, yang bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Penyuluh dan
Pelaku Utama Agribisnis, dan diharapkan dapat berimplikasi terhadap;
Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata mempunyai tugas
pokok dan fungsi yaitu :
1. Menyusun rencana kinerja tahunan berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Badan
Ketahanan dan Pelaksana Penyuluhan sebagai pedoman pelaksanaan tugas sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
2. Mengatur dan mendistribusikan tugas para Kepala Seksi di bidangnya secara tertulis
maupun lisan, sesuai dengan permasalahan dan bidang tugasnya masing masing;
3. Menyelia pelaksana kegiatan Kepala Seksi di bidangnya berdasarkan rencana
kegiatan yang telah ditetapkan, agar realisasinya sesuai dengan rencana;
4. Memberi petunjuk kepada para Kepala Seksi di bidangnya dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku;
5. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas para Kepala Seksi di bidangnya untuk
menemukan kesalahan kesalahan guna perbaikan;
6. Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan atasan secara seksama agar
terhindar dari kesalahan dan kekeliruan dalam pelaksanaannya;
7. Meningkatkan pengawasan pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis
Perdesaan (PUAP);
8. Menumbuhkembangkan dan memfasilitasi kelembagaan dan forum kegiatan bagi
pelaku utama dan pelaku usaha;
9. Melakukan pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB);
10. Melakukan pengembangan ketenagaan penyuluh;
11. Melakukan pengembangan sarana dan prasarana penyuluhan;
12. Melakukan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah;
13. Melakukan evaluasi dan pelaporan;
14. Membuat laporan pelaksanaan dan hasil kegiatan secara tertulis dan lisan kepada
atasan untuk memberikan gambaran akhir pelaksanaan kegiatan;
15. Melaksanakan tugas tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara
lisan maupun tertulis untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
Bidang Pengembangan Kapasitas Kelembagaan terdiri dari 2 (Dua) sub bidang:
8
memberikan pelayanan yang baik dan optimal kepada masyarakat. Bahwa untuk
membedakan apakah sebuah institusi telah memberikan pelayanan yang baik atau tidak maka
menurut Amirsyah Oke (2015) ada beberapa ciri kantor / institusi pemerintah yang
memberikan pelayanan yang baik, memuaskan dan bebas dari Pungutan Liar (Pungli) dan
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Adapun cirri cirri tersebut adalah :
1. Banyak slogan / himbauan anti Pungli dan KKN;
2. Pengumuman kode etik pegawai;
3. Pengumuman pakta integritas pegawai;
4. Pengumuman jenis pelayanan dan biaya yang harus dibayarkan;
5. Standart dan prosedure pelayanan yang jelas;
6. Adanya pemisahan petugas pelayanan dan petugas pemberi informasi;
7. Transparansi penyelesaian pelayanan;
8. Pelayanan yang ramah;
9. Mudah menemui pejabat yang berwewenang;
10. Adanya sarana / fasilitas pengaduan layanan;
11. Adanya pengawasan melekat untuk memastikan dan memantau pelayanan berjalan
dengan baik;
12. Fasilitas pelayanan yang relative lengkap dan nyaman;
Menyadari bahwa apa yang telah dipaparkan tersebut di atas, jika dibandingkan
dengan kondisi yang ada sekarang tentunya masih jauh dari harapan, namun sebagai Aparatur
Sipil Negara yang baik tentunya tidak berpangku tangan dan terpaku dengan keadaan yang
demikian, akan tetapi adanya keinginan untuk melakukan perbaikan dan perubahan.
Berangkat dari pemahaman tersebut di atas dan sejalan dengan kewajiban penyelenggaraan
Diklat Kepemimpinan Tingkat III, agar semua peserta wajib melakukan Proyek Perubahan yang
disesuiakan dengan tugas pokok dan fungsi dalam organisasi, maka hal ini memberikan dorongan dan
ruang bagi penulis untuk melakukan sedikit perbaikan melalui pelaksanaan Proyek Perubahan ini
guna menjawab tuntutan Revormasi Birokrasi dan juga memenuhi harapan dan tujuan dari
dikeluarkannya regulasi regulasi tersebut di atas.
Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional Umum di lingkungan Badan
Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata.
Dalam konteks pelaksanaan Proyek Perubahan dan dengan mencermati kondisi dari
Area Organisasi yang Bermasalah serta Tugas Pokok dan Fungsi penulis sebagai Kepala
Bidang Pengembangan Kapasitas Kelembagaan maka terdapat beberapa hal yang sangat
relevan dan menjadi dasar dilaksanakannya Proyek Perubahan ini adalah :
1. Peningkatan kapasitas Penyuluh dan Pelaku Utama;
2. Optimalisasi fungsi Kelembagaan Penyuluhan (BP3K) di kecamatan;
3. Optimalisasi fungsi Kelembagaan Pelaku Utama;
4. Optimalisasi fungsi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA);
5. Optimalisasi fungsi kelembagaan Lumbung Pangan Desa (LPD);
6. Peningkatan dukungan Pemerintah Desa terhadap Kelembagaan Pelaku Utama;
1.3. Tujuan dan Manfaat Proyek Perubahan
a. Tujuan
Meningkatnya Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Penyuluh (Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan) dan Pelaku Utama (Petani, Peternak, Nelayan dan Petani hutan) di
Kabupaten Lembata.
Selain tujuan umum tersebut ada juga tujuan tujuan khusus yang hendak dicapai
dalam rangka mewujudkan tujuan umum, dan diarahkan untuk mengatasi berbagai
permasalahan yang diuraikan diatas :
1. Jangka Pendek
Penataan Administrasi,Koordinasi dan Kebijakan Peningkatan Kapasitas Penyuluh
dan Pelaku Utama
a) Meningkatkan SDM Penyuluh Pertanian sebagai Fasilitator Diklat Teknis Agribisnis
b) Meningkatkan SDM Pelaku Utama Agribisnis
c) Membangun pemahaman dan kesepakatan bersama dalam mendukung dan
mensukseskan Proyek Perubahan
d) Membangun pemahaman dan kesepakatan bersama untuk melaksanakan Diklat yang
berkualitas yakni :
- Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian
- Diklat Teknis Agribisnis bagi Pelaku Utama
e) Melaksanakan proses Diklat sesuai dengan ketentuan yang diharapkan agar output
yang dihasilkan berdaya guna dan berhasil guna yakni :
- Membuat dan mengirimkan surat penyampaian rencana kerjasama Diklat TOT
bagi Penyuluh Pertanian kepada BBPP Kupang
12
Penyuluh Pertanian
Membuat nasakah perjanjian kerjasama / MOU antara BBPP Kupang dengan
BKP3 Kabupaten Lembata tentang Diklat TOT Agribisnis ternak Ayam Buras bagi
Penyuluh Pertanian
f) Memberikan legitimasi dan kepastian penyelenggaraan Diklat melalui :
- Kepastian Anggaran (RKA)
- Naskah perjanjian kerjasama (MOU) antara BBPP Kupang dengan BKP3
Kabupaten Lembata
- Panitia Pelaksana kegiatan Diklat
- Narasumber, Fasilitator / Widyaswara dan petugas monev kegiatan Diklat
2. Jangka Menengah
Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Pelaku Utama
a) Meningkatkan SDM Penyuluh Pertanian sebagai Fasilitator Diklat Agribisnis
(memanfaatkan dana desa)
b) Membangun pemahaman dan kesepakatan bersama dalam perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan pelaporan agar kegiatan Diklat TOT Agribisnis bagi Penyuluh Pertanian
dapat dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan dengan baik
c) Memantau/mengawasi, mempertanggung jawabkan dan Melaporkan kegiatan Diklat
yang telah dilaksanakan
d) Meningkatkan Sumber daya Pelaku Utama Agribisnis
e) Membangun pemahaman dan kesepakatan bersama dalam perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan pelaporan agar kegiatan Diklat Teknis Agribisnis bagi Pelaku Utama
dapat dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan dengan baik
f) Memantau/mengawasi, mempertanggung jawabkan dan melaporkan kegiatan Diklat
yang telah dilaksanakan
3. Jangka Panjang
Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Pelaku Utama Agribisnis
a) Meningkatkan SDM Penyuluh Pertanian
b) Membangun pemahaman dan kesepakatan bersama dalam perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan pelaporan agar kegiatan Diklat TOT Agribisnis bagi Penyuluh Pertanian
dapat dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan dengan baik
c) Memantau/mengawasi, mempertanggung jawabkan dan melaporkan kegiatan Diklat
yang dilaksanakan
d) Meningkatkan SDM Pelaku Utama Agribisnis
13
Lembata.
Adanya peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pemerintah
Adanya peningkatan fungsi kelembagaan yaitu fungsi penyuluhan dan pendampingan
(SKPD)
Bidang
Pengembangan
Kapasitas
Kelembagaan
BKP3
15
10. Tersedianya surat persetujuan dan kesediaan dari Balai Besar Pelatihan Peternakan
(BBPP) Kupang untuk memfasilitasi kegiatan Diklat TOT;
11. Terlaksananya koordinasi dengan Stakeholder Eksternal (SKPD Terkait) yang
berwewenang menetapkan Anggaran Diklat Tahun 2017;
12. Terlaksananya pertemuan Sosialisasi Diklat TOT Agribisnis kepada Penyuluh
Pertanian se- Kabupaten Lembata;
13. Terlaksananya pertemuan Pengisian Kuisioner Identifikasi Kebutuhan Diklat (IKD)
TOT;
14. Terlaksananya proses pengiriman Kuisioner IKD TOT ke Balai Besar Pelatihan
Peternakan (BBPP) Kupang untuk ditindaklanjuti sebagai data dukung penyusunan
Standard Kompetensi Kerja (SKK);
15. Tersedianya Kurikulum dan Petunjuk Teknis (Juknis) Diklat TOT Agribisnis Ternak
Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata TA. 2017;
16. Tersedianya Term Of Return (TOR) / Kerangka Acuan Kerjasama antara Balai Besar
Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang dengan BKP3 Kabupaten Lembata tentang
Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian (Peternakan) di
Kabupaten Lembata TA. 2017;
17. Tersedianya Draf SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan Panitia
Pelaksana Kegiatan Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh
Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata TA. 2017;
18. Tersedianya Draf SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan
Narasumber, Fasilitator, dan petugas Monev Kegiatan Diklat TOT Agribisnis Ternak
Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata T.A 2017;
19. Tersedianya Draf SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan Panitia
Pelaksana Diklat Teknis Petani sebagai Pelaku Utama Agribisnis di Kabupaten
Lembata TA. 2017;
20. Tersedianya Draft SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan
Narasumber dan Fasilitator kegiatan Diklat Teknis Petani sebagai Pelaku Utama
Agribisnis di Kabupaten Lembata TA. 2017;
21. Terlaksananya koordinasi dengan Stakeholder Eksternal (Kepala BPMD, Camat dan
Kepala Desa) terkait Peningkatan Kualitas SDM Pelaku Utama Agribisnis
memanfaatkan Dana Desa;
22. Tersedianya Naskah Perjanjian Kerjasama / Memorandum Of Understanding (MOU)
antara BBPP Kupang dengan BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penyelenggaraan
kegiatan Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian
(Peternakan) di Kabupaten Lembata TA. 2017;
23. Tersedianya Surat Keputusan (SK) Bupati Lembata tentang pengangkatan dan
penetapan Penyuluh Pertanian lapangan (KSO);
19
BAB II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
2.1. Roadmap / Milestone Proyek Perubahan
Dalam rangka penyelesaian Proyek Perubahan dengan Judul Peningkatan Kapasitas
Penyuluh dan Pelaku Utama pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan
(BKP3) Kabupaten Lembata yang meliputi 3 (Tiga) tahap yaitu : Jangka Penddek, Jangka
20
Menengah dan Jangka Panjang. Tahapan Jangka Pendek waktu pelaksanaan Proyek
Perubahan adalah 2 (Dua) bulan terhitung mulai tanggal 12 September 2016 sampai dengan
12 Nopember 2016 atau pada saat pelaksanaan Laboratorium Kepemimpinan / Breaktrought
II, Jangka Menengah terhitung mulai 01 Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017.
Sedangkan Jangka Panjang terhitung mulai 01 Januari 2018 sampai dengan 31 Desember
2018.
Pentahapan dan Jadwal Kegiatan Proyek Perubahan
TAHAP UTAMA
WAKTU
12 September 2016
13 September 2016
14 September 2016
15 September 2016
16, 19 - 20 September 2016
21 September 2016
22 - 23 September 2016
26 - 27 September 2016
28 - 30 September 2016
03 - 04 Oktober 2016
12 Oktober 2016
13 Oktober 2016
(Peternakan);
Diklat Teknis Petani sebagai Pelaku Utama
Agribisnis;
12. Menerima surat persetujuan dan kesediaan dari Balai
Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang untuk
20 - 21 Oktober 2016
24 Oktober 2016
25 - 27 Oktober 2016
01 02 November 2016
03 November 2016
04 November 2016
TA. 2017;
20. Pembuatan Term Of Return (TOR) / Kerangka Acuan
Kerjasama antara Balai Besar Pelatihan Peternakan
07 November 2016
07 November 2016
TA. 2017;
21. Pembuatan Draf Naskah Perjanjian Kerjasama /
Memorandum Of Understanding (MOU) antara BBPP
08 - 10 November 2016
11 November 2016
5. Melaksanakan Rencana Aksi Proyek Perubahan bersama Tim Kerja dan Stakeholder
terkait.
2.3. Perbandingan Kondisi Perubahan
Pelaksanaan Proyek Perubahan ini bertujuan untuk mengatasi berbagai masalah / isu
strategis yang terjadi selama ini pada Bidang Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Badan
Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata, dengan
melakukan perubahan perubahan yang signifikan yang dianggap perlu dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya kepada Pelaku Utama, Pelaku Usaha
dan Masyarakat Pertanian sebagai penerima layanan dan aparatur Penyuluh yang ada di
Pemerintah Kabupaten Lembata.
COACH
PROJECT LEADER
KABID PENGEMBANGAN
KAPASITAS KELEMBAGAAN
TIM
KERJA
KASUBBID
KASUBBID
PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA
MANUSIA
25
PENGEMBANGAN
KELEMBAGAAN
1.
2.
Penjabat Bupati
Ketua DPRD
(Ketua Komisi III)
3.
4.
Kepala BAPPEDA
Kepala DISPENDA
PKAD
5. Kepala BKD
6. Kepala BPMD
7. KaBag Hukum Setda
8. Ketua TPAD
9. CAMAT
10. Kepala Desa
11. BBPP Noelbaki
Kupang
KOORDINATOR
PENYELIA MITRA
TANI (PMT)
STAF
STAF
STAF / PMT
Keterangan :
:
Garis Koordinasi
Garis Komando
Deskripsi
1. Kepala Badan : Merupakan Atasan langsung yang berfungsi sebagai project sponsor dan
bertanggung jawab memberikan dukungan, arahan dan bimbingan kepada project leader
(Kabid) atas pelaksanaan proyek perubahan (Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Pelaku
Utama di Kabupaten Lembata)
2. Coach : Berkerja sama dengan project sponsor memberikan bimbingan kepada project
leader dalam merencanakan dan melaksanakan proyek perubahan
3. Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Kelembagaan (project leader) : Merancang dan
melaksanakan proyek perubahan : Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Pelaku Utama di
Kabupaten Lembata
4. Tim Kerja : Bekerja sama dengan project sponsor dalam Tim untuk mensukseskan proses
pelaksanaan proyek perubahan
5. Stakeholder Kunci/Utama : Pihak-pihak yang berkepentingan dalam kebijakan umum dan
anggaran.
2.4.b. Identifikasi Stakeholder
Nama dan Posisi Stakeholder
A. Stakeholder Primer
1. Penjabat Bupati Lembata
Deskripsi
2. Kepala Badan
3. Sekretaris Badan
26
2. Penyuluh Perikanan
3. Penyuluh Kehutanan
4. Petani
5. Nelayan
6. Kelompok Tani (Poktan)
7. Kelompok Nelayan
8. Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan)
9. Pers
C. Stakeholder Kunci/Utama
1. Ketua DPRD (Ketua Komisi III)
2. Kepala BAPPEDA
5. Kepala BPMD
6. Kepala Bagian Hukum Sekda
7. Ketua TPAD
8. CAMAT
9. Kepala Desa
10. BBPP Noelbaki Kupang NTT
29
15. Tersedianya Kurikulum dan Petunjuk Teknis (Juknis) Diklat TOT Agribisnis Ternak
Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata TA. 2017;
16. Tersedianya Term Of Return (TOR) / Kerangka Acuan Kerjasama antara Balai Besar
Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang dengan BKP3 Kabupaten Lembata tentang
Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian (Peternakan) di
Kabupaten Lembata TA. 2017;
17. Tersedianya Draf SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan Panitia
Pelaksana Kegiatan Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh
Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata TA. 2017;
18. Tersedianya Draf SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan
Narasumber, Fasilitator, dan petugas Monev Kegiatan Diklat TOT Agribisnis Ternak
Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata T.A 2017;
19. Tersedianya Draf SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan Panitia
Pelaksana Diklat Teknis Petani sebagai Pelaku Utama Agribisnis di Kabupaten
Lembata TA. 2017;
20. Tersedianya Draft SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan
Narasumber dan Fasilitator kegiatan Diklat Teknis Petani sebagai Pelaku Utama
Agribisnis di Kabupaten Lembata TA. 2017;
21. Terlaksananya koordinasi dengan Stakeholder Eksternal (Kepala BPMD, Camat dan
Kepala Desa) terkait Peningkatan Kualitas SDM Pelaku Utama Agribisnis
memanfaatkan Dana Desa;
22. Tersedianya Naskah Perjanjian Kerjasama / Memorandum Of Understanding (MOU)
antara BBPP Kupang dengan BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penyelenggaraan
kegiatan Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian
(Peternakan) di Kabupaten Lembata TA. 2017;
23. Tersedianya Surat Keputusan (SK) Bupati Lembata tentang pengangkatan dan
penetapan Penyuluh Pertanian lapangan (KSO);
24. Tersedianya Memorandum Of Understanding (MOU) antara Desa dengan Badan
Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata;
31
5. Melakukan koordinasi dan komunikasi secara efektif untuk mengetahui secara pasti
keberadaan pimpinan;
6. Melakukkan
32
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Bahwa dalam melaksanakan Proyek Perubahan dengan judul Peningkatan Kapasitas
Penyuluh dan Pelaku Utama pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan
(BKP3) Kabupaten Lembata, tentunya diharapkan dapat menciptakan suatu sistem
pendidikan dan pelatihan (Diklat) serta penyuluhan yang lebih baik kepada para penyuluh
dan pelaku utama agribisnis sehingga dapat terwujudnya peningkatan Pengetahuan,
Keterampilan dan Perubahan Sikap (PKS) yang berimplikasi pada peningkatan produksi,
pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama di Kabupaten Lembata.
Dengan mencermati keseluruhan proses pelaksanaan Proyek Perubahan pada masa
Breaktrought II (Laboratorium Kepemimpinan) yang telah berjalan selama 60 (enam puluh)
hari kalender dan telah diuraikan diatas maka penulis dapat menyampaikan beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
a) Bahwa dalam rangka mewujudkan aparatur penyuluh yang Handal, Disiplin,
Professional dan Sejahtera maka perlu dilakukan peningkatan kapasitas Sumber
Daya Manusia (SDM) aparatur penyuluh melalui Diklat TOT Agribisnis bagi
Penyuluh.
b) Bahwa dalam rangka mewujudkan Pelaku Utama Agribisnis yang Maju, Berdaya
saing, Mandiri dan Sejahtera maka perlu dilakukan peningkatan kapasitas Sumber
Daya Manusia (SDM) Pelaku Utama melalui Diklat Teknis Agribisnis bagi
Pelaku Utama.
c) Bahwa dalam rangka mengatasi kendala yang terjadi tersebut maka penulis telah
berusaha mengupayakan :
Tersedianya Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) T.A 2017 untuk 2 (Dua)
kegiatan Diklat dimaksud;
Tersedianya Naskah Perjanjian Kerjasama / Memorandum Of Understanding
(MOU) antara BBPP Kupang dengan BKP3 Kabupaten Lembata tentang
33
Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi 20 (dua puluh) orang
Penyuluh Pertanian (Peternakan) T.A 2017 di Kabupaten Lembata;
Tersedianya Surat Keputusan (SK) Kepala Badan Ketahanan Pangan dan
Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata tentang penetapan Panitia
Pelaksana, Narasumber, Fasilitator / Widyswara dan Petugas monev Diklat
TOT Agribisnis bagi Penyuluh dan Diklat Teknis Agribisnis bagi Pelaku
Utama T.A 2017 di Kabupaten Lembata;
4.2. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka penulis perlu merekomendasikan
beberapa hal untuk mendapat perhatian sekaligus perbaikan sebagai berikut :
a. Perlu adanya perhatian Pemerintah Kabupaten Lembata khususnya Badan Ketahanan
Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata dalam meningkatkan
Kapasitas Penyuluh dan Pelaku Utama melalui Diklat TOT Agribisnis bagi Penyuluh
dan Diklat Teknis Agribisnis bagi Pelaku Utama dengan menambah jumlah anggaran /
dana pada kegiatan Pendidikan dan Pelatihan petani pelaku Agribisnis, Program
Pemberdayaan Penyuluh dan Petani T.A 2017;
b. Perlu adanya perhatian Pemerintah Kabupaten Lembata khususnya Badan Ketahanan
Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata dalam menyiapkan
prasarana dan sarana Diklat guna meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia
(SDM) dan Revolusi Mental bagi Penyuluh dan Pelaku Utama T.A 2018 di Kabupaten
Lembata.
c. Perlu adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi pemahaman dan kesepakatan bersama
antara Kepala Desa, Camat, Kepala BPMD dengan Kepala Badan Ketahanan Pangan
dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata tentang Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat) Teknis Agribisnis kepada masyarakat desa (petani, peternak,
nelayan dan petani hutan) sebagai Pelaku Utama, dalam rangka meningkatkan
Sumber Daya Manusia (SDM) dan Ekonomi Rakyat serta Revolusi Mental Pelaku
Utama dengan memanfaatkan peluang adanya Dana Desa (Undang Undang Nomor
4 Tahun 2014 Tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 Tentang
Pemanfaatan Dana Desa).
34