Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 17 tahun 2007, tentang Rencana
Pembangunan Jangkah Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 - 2025 dan saat ini telah
memasuki periode Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-3
(2015-2019), Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Daerah (RPJMD), Provinsi Nusa
Tenggara Timur (2014-2018) dan Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Lembata (2011-2016) dan implikasi logis dari Undang-Undang No. 23
tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah dimana daerah diberikan kewenangan untuk
mengurus dan memajukan daerahnya sendiri. Hal ini diarahkan untuk mempercepat
pelayanan kepada masyarakat, baik di bidang Pemerintahan, Pembangunan, dan Pelayanan
Kemasyarakatan.
Dengan adanya

Otonomi

Daerah

diharapkan

Pemerintah

Daerah,

mampu

meningkatkan daya saing melalui prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dalam


pembangunan, meningkatkan daya guna, potensi dan keanekaragaman sumber daya daerah.
Berdasarkan hal tersebut dan sejalan dengan amanat Undang-Undang No. 18 tahun
2012 tentang Pangan dan Undang-Undang No. 16 tahun 2006 tentang Sistim Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dan Perpres No. 154 tahun 2014 tentang Kelembagaan
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan maka Pembangunan Sektor Pertanian yang
digerakan dan ditumbuh kembangkan, melalui kegiatan Penyuluhan Pertanian dalam arti
luas, guna mewujudkan Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan di Kabupaten Lembata,
memegang peran yang strategis dalam perekonomian nasional, regional dan daerah. Peran
strategis ini digambarkan, melalui kontribusi nyata dalam peningkatan pendapatan,
penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi, penyerap tenaga kerja
dan pelestarian lingkungan hidup.
Dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan akan Pangan, adalah tugas yang tidak
ringan untuk dilaksanakan, oleh karena berbagai kondisi yang terjadi yakni Perubahan Iklim
(climate change), perkembangan penduduk yang semakin hari semakin meningkat. Data
statistik Kabupaten Lembata Tahun 2010 mencatat angka jumlah penduduk sebanyak 61.091
orang/jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,13%/tahun. Dan ketersediaan
lahan garapan pertanian, untuk menghasilkan produksi pertanian cenderung berkurang,
karena alih fungsi lahan pertanian serta belum optimalnya pemanfaatan lahan pertanian
(lahan tidur).

Disisi lain Rendahnya Kapasitas Penyuluh (Pertanian, Perikanan dan Kehutanan) dan
Pelaku Utama (Petani, Peternak, Nelayan dan Petani Hutan), di Kabupaten Lembata
menyebabkan belum optimalnya Fungsi Kelembagaan Penyuluhan (BP3K) tingkat
kecamatan, Kelembagaan Pelaku Utama, Kelembagaan Keuangan Mikro Agribisnis
(LKMA), Kelembagaan Lumbung Pangan Desa (LPD) dan rendahnya dukungan pemerintah
desa terhadap Kelembagaan Pelaku Utama, yang mengakibatkan kurang terwujudnya
peningkatan Pengetahuan, Keterampilan dan Perubahan Sikap (PKS) Penyuluh dan Pelaku
Utama yang berimpilikasi pada kurang terwujudnya peningkatan Produksi, Pendapatan dan
Kesejahteraan Pelaku Utama.
Selain itu kondisi yang terjadi bahwa kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat),
untuk Penyuluh dan Pelaku Utama locus kegiatannya berada diluar Kabupaten Lembata,
bahkan diluar Provinsi Nusa Tenggara Timur (data terlampir). Oleh karena itu pengiriman
peserta diklat, baik Penyuluh maupun Pelaku Utama, jumlahnya sangat terbatas (data
terlampir), tergantung pada jumlah peserta yang dipanggil dari balai diklat dan ketersediaan
dana pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelakasana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten
Lembata. Hal ini menjadi kendala untuk meningkatkan kapasitas Penyuluh dan Pelaku
Utama di Kabupaten Lembata.
Mencermati berbagai kondisi yang terjadi, maka perlu diatasi dengan melakukan
langkah perubahan, melalui sebuah Proyek Perubahan yang menghasilkan inovasi, untuk
mencapai kondisi ideal yang diharapkan oleh Penyuluh (Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan) dan Pelaku Utama (Petani, Peternak, Nelayan dan Petani Hutan), dengan
melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) antara lain Diklat TOT bagi Penyuluh dan
Diklat Teknis Agribisnis, Magang dan Demonstrasi Agribisnis di tingkat lapangan bagi
Pelaku Utama guna terwujudnya : " Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Pelaku Utama
di Kabupaten Lembata ".
Kondisi ideal yang diharapkan adalah Proses Penyuluhan (Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan), baik kualitas maupun kuantitas dapat terwujud dengan baik, Pelaku Utama
(Petani, Peternak, Nelayan dan Petani Hutan) dan kelembagaan Pelaku Utama menjadi Maju,
Berdaya Saing, Mandiri dan Sejahtera. Dengan demikian maka Ketahanan Pangan dan
Kedaulatan Pangan, dapat terwujud di Kabupaten Lembata.
Untuk mewujudkan kondisi ideal tersebut diatas maka Pemerintah Kabupaten
Lembata memandang perlu untuk membentuk Organisasi dan Tata Kerja Badan Ketahanan
Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata dengan Perda Nomor 4
2

Tahun 2008 dan ditetapkan sebagai salah satu Lembaga Teknis Daerah yang berwenang
mengatur segala hal yang berkaitan dengan masalah Ketahanan Pangan dan Pelaksana
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan di Kabupaten Lembata guna mengatasi
berbagai persoalan teknis tersaebut diatas.
Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata
sebagai Lembaga Teknis Daerah di bidang Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut :
1. Visi
Terwujudnya Masyarakat Lembata Mandiri Berbasis Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan dengan Membangun Sistem Ketahanan Pangan dan Penyuluhan yang
Handal serta Tangguh Guna Tercapainya Kesejahteraan Pelaku Utama dan Pelaku
Usaha serta Keluarga Intinya
2. Misi
1) Mengembangkan sistem Penyuluhan yang mendukung Ketahanan Pangan dan
pengembangan bisnis Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dalam nuansa Otonomi
Daerah.
2) Mengembangkan prasarana dan sarana pertanian dalam rangka pemanfaatan Sumber
Daya Alam (SDA).
3) Mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Penyuluh.
4) Mengembangkan Kepemimpinan, Keswadayaan Kelembagaan sosial ekonomi dan
Pelaku Utama serta Pelaku Usaha.
5) Mengembangkan Jejaring Informasi dan kerjasama antar Penyuluh, Peneliti dan Pelaku
Utama dalam rangka transfer teknologi tepat guna spesifik lokalita.
Untuk itu ditetapkan Strategi, Kebijakan, Tujuan dan Sasaran Badan Ketahanan
Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata adalah sebagai berikut :
I. Strategi dan Kebijakan
1.1. Strategi
a. Peningkatan peran Dewan Ketahanan Pangan.
b. Pendampingan yang tetap dan berkelanjutan bagi masyarakat pertanian, perikanan dan
kehutanan.
3

c. Peningkatan ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan.


d. Fasilitasi kelompok usaha pertanian, perikanan dan kehutanan menuju terbentuknya
koperasi tani.
e. Penguatan kelembagaan penyuluhan yang handal.
f. Penguatan ketenagaan penyuluh yang professional.
g. Koordinasi lintas sektor :
Kementrian Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
SKPD Terkait
TP PKK
Lembaga Keuangan
Lembaga Diklat
Balai Penelitian
Pengusaha Agroinput, Pengolahan Hasil dan Pemasaran
1. 2. Kebijakan
a. Kebijakan Internal :
Kebijakan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan dalam mengelola
pelaksanaan program program pembangunan :
Pengembangan kemampuan kelembagaan Ketersediaan Pangan dan Cadangan Pangan
melalui penyediaan dan pemanfaatan sarana prasarana serta peningkatan kemampuan
SDM.
Pengembangan dan peningkatan koordinasi kelembagaan yang mengelola cadangan
pangan masyarakat serta pengembangan kemampuan kelompok masyarakat.
Deteksi dini kondisi kerawanan pangan melalui optimalisasi fungsi SKPG dan
pengembangan komoditi spesifik lokal dalam rangka optimalisasi penanganan
kerawanan pangan.
Pengembangan kelembagaan konsumsi dan keamanan pangan serta pengembangan
motivasi dan partisipasi masyarakat dalam penganekaragaman pangan.
Percepatan peningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian dalam rangka
penyelenggaraan penyuluhan yang tepat sasaran dan tepat aturan.
Pengembangan

metode

pemantauan,

ketersediaan dan kerawanan pangan.

pengkajian,

dan

perumusan

kebijakan

Terlaksananya pengembangan metode dan perumusan kebijakan percepatan


difersivikasi konsumsi dan keamanan pangan.
Terlaksananya pengembangan metode pemantauan, pengkajian, pengembangan
ketenagaan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.
Terlaksanaya perumusan kebijakan ketenagaan penyuluhan pertanian, perikanan dan
kehutanan.
Terlaksnanya pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan.
Terlaksananya upaya pengembangan koordinasi yang harmonis antara lembaga terkait
dalam kegiatan perencanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan ketahanan pangan.
Terlaksanya upaya peningkatan dan pengembangan koordinasi yang harmonis antar
lembaga terkait dalam kegiatan perencanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan dan
penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.
b. Kebijakan Eksternal :
Kebijakan yang diterbitkan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana
Penyuluhan dalam rangka mengatur, mendorong dan memfasilitasi kegiatan masyarakat :
Advokasi perumusan kebijakan yang mengatur kewaspadaan pangan untuk
mendukung peran serta instansi, lembaga terkait dan masyarakat.
Pengembangan kelembagaan konsumsi dan keamanan pangan serta pengembangan
motivasi dan partisipasi masyarakat dalam penganekaragaman pangan.
Terlaksananya upaya pengembangan metode pemantauan, pengkajian, pengembangan
distribusi pangan dan perumusan kebijakan distribusi pangan.
II. Tujuan dan Sasaran
2.1. Tujuan
Adapun Tujuan yang ingin dicapai adalah :
a) Meningkatnya kemandirian berpikir petani di dalam melakukan kegiatan usaha
taninya
b) Meningkatnya kemandirian berpikir, bertindak dan bertanggungjawab dalam
pelaksanaan program / kegiatan pembangunan pertanian.
c) Termanfaatnya potensi sumber daya lahan, air, tenaga kerja, modal secara optimal
dalam usaha agribisnis.
d) Terwujudnya perwilayahan komoditas unggulan lokalitas.
5

e) Meningkatnya mutu pangan serta keamanan produksi usaha agribisnis.


f) Tersedianya infrastruktur pertanian yang memadai.
g) Terwujudnya peningkatan produksi, produktifitas dan mutu produk agribisnis secara
berkesinambungan.
h) Terciptanya hubungan kemitraan yang menguntungkan antara petani dan pihak swasta
dalam pelaksanaan usaha agribisnis.
i) Meningkatkan ketersediaan pangan dengan memaksimalkan sumber daya yang
dimiliki.
j) Mencegah dan menanggulangi kerawanan pangan dengan pengembangan lumbung
pangan desa.
2.2. Sasaran
Adapun Sasaran yang ingin dicapai adalah :
a. Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang Efektif dan Efisien.
b. Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat.
c. Meningkatkan usaha ekonomi masyarakat.
d. Meningkatkan kualitas penyuluhan kepada kelompok tani atau pelaku agribisnis.
e. Meningkatkan pemanfaatan teknologi tepat guna.
f. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam yang berdaya guna dan berhasil guna.
Visi dan Misi tersebut termaktub dalam tugas pokok dan fungsi Kepala Bidang
Pengembangan Kapasitas Kelembagaan sebagai berikut :
a. Menumbuh kembangkan dan memfasilitasi kelembagaan dan forum kegiatan bagi
pelaku utama dan pelaku usaha;
b. Melakukan pengembangan ketenagaan penyuluh;
c. Melakukan pengembangan prasarana dan sarana penyuluhan;
d. Meningkatkan pengawasan pelaksanaan program Pengembangan Usaha Agribisnis
Perdesaan (PUAP);
e. Melakukan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah;
f. Melakukan pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB);
Berdasarkan Visi dan Misi tersebut, maka muncul isu isu strategis sebagai dampak
dari perkembangan yang terjadi dan perlu mendapat perhatian dan penanganan secara terpadu
dan berkesinambungan agar bisa tercapai apa yang menjadi tujuan dari Visi dan Misi
tersebut.
6

Dalam mewujudkan Visi dan Misi tersebut tentu tidak lepas dari isu isu strategis
yang muncul dan merupakan bagian tahapan pembangunan Kabupaten Lembata yang terkait
erat dengan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
Tahapan dan skala prioritas yang di tetapkan mencerminkan urgensi permasalahan yang
hendak diselesaikan tanpa mengabaikan permasalahan lainnya untuk dilaksanakan dan
diselesaikan secara berkesinambungan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan kajian area bermasalah sebagai isu isu strategis
terkait tugas pokok dan fungsi pada Bidang Pengembangan Kapasitas Kelembagan, Badan
Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata maka ditentukan
Isu Isu Strategis yang harus ditangani secara berkesinambungan untuk mendukung Isu
Strategis Daerah (2011 2016) yaitu :
1. Rendahnya Kapasitas Penyuluh dan Pelaku Utama;
2. Belum Optimalnya Fungsi Kelembagaan Penyuluhan (BP3K) di Kecamatan;
3. Belum Optimalnya Fungsi Kelembagaan Pelaku Utama;
4. Belum Optimalnya Fungsi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA);
5. Belum Optimalnya Fungsi Kelembagaan Lumbung Pangan Desa (LPD);
6. Rendahnya dukungan Pemerintah Desa terhadap Kelembagaan Pelaku Utama;
Permasalahan ini memberikan tanggungjawab yang besar kepada, Badan Ketahanan
Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata, agar bias mewujudkan Visi
dan Misi tersebut menjadi kenyataan, terutama dapat mengatasi Isu Isu Strategis, yang
muncul lewat berbagai Program dan Kegiatan.
Menyadari akan berbagai kendala dan keterbatasan yang ada, tentu tidak semua
masalah bisa terselesaikan secara cepat dan tepat, namun yang terpenting adalah adanya
langkah langkah strategis yang dibuat sebagai jawaban atas kondisi riil yang terjadi. Salah
satu langkah strategis yaitu dengan membuat Program Inovasi di Bidang Pengembangan
Kapasitas Kelembagaan, dengan jalan melakukan Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan
Pelaku Utama pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten
Lembata, yang bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Penyuluh dan
Pelaku Utama Agribisnis, dan diharapkan dapat berimplikasi terhadap;

penyelenggaraan penyuluhan, Pendampingan dan pemberdayaan Pelaku Utama


Agribisnis yang efektif, efisien dan produktif.

Memanfaatkan dana Desa untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat desa khusunya


petani, pelaku Agribisnis melalui Diklat Teknis Agribisnis, Magang dan Demonstrasi
Agribisnis di tingkat lapangan.
Menyikapi kondisi ini penulis sebagai salah satu perangkat yang berada di Badan

Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata mempunyai tugas
pokok dan fungsi yaitu :
1. Menyusun rencana kinerja tahunan berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Badan
Ketahanan dan Pelaksana Penyuluhan sebagai pedoman pelaksanaan tugas sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
2. Mengatur dan mendistribusikan tugas para Kepala Seksi di bidangnya secara tertulis
maupun lisan, sesuai dengan permasalahan dan bidang tugasnya masing masing;
3. Menyelia pelaksana kegiatan Kepala Seksi di bidangnya berdasarkan rencana
kegiatan yang telah ditetapkan, agar realisasinya sesuai dengan rencana;
4. Memberi petunjuk kepada para Kepala Seksi di bidangnya dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku;
5. Memeriksa hasil pelaksanaan tugas para Kepala Seksi di bidangnya untuk
menemukan kesalahan kesalahan guna perbaikan;
6. Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan atasan secara seksama agar
terhindar dari kesalahan dan kekeliruan dalam pelaksanaannya;
7. Meningkatkan pengawasan pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis
Perdesaan (PUAP);
8. Menumbuhkembangkan dan memfasilitasi kelembagaan dan forum kegiatan bagi
pelaku utama dan pelaku usaha;
9. Melakukan pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB);
10. Melakukan pengembangan ketenagaan penyuluh;
11. Melakukan pengembangan sarana dan prasarana penyuluhan;
12. Melakukan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah;
13. Melakukan evaluasi dan pelaporan;
14. Membuat laporan pelaksanaan dan hasil kegiatan secara tertulis dan lisan kepada
atasan untuk memberikan gambaran akhir pelaksanaan kegiatan;
15. Melaksanakan tugas tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara
lisan maupun tertulis untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
Bidang Pengembangan Kapasitas Kelembagaan terdiri dari 2 (Dua) sub bidang:
8

a. Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia


Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas pokok dan
fungsi sebagai berikut :
1) Menyusun langkah langkah kegiatan tahun berjalan berdasarkan kegiatan tahun
sebelumnya baik rutin maupun pembangunan serta sumber data yang ada sebagai
bahan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan;
2) Membagi tugas kepada bawahan dibawah sub bagiannya sesuai dengan petunjuk
dengan ketentuan yang berlaku sehingga tercapai efektivitas pelaksanaan tugas;
3) Memberi petunjuk kepada bawahan dibawah sub bagiannya untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan sub bagiannya untuk menemukan
kesalahan kesalahan guna penyempurnaan lebih lanjut;
5) Menilai prestasi kerja bawahan di lingkungan sub bagiannya sebagai bahan dalam
peningkatan karier;
6) Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan atasan secara seksama agar
terhindar dari kesalahan dan kekeliruan dalam pelaksanaannya;
7) Melakukan pengembangan ketenagaan dan peningkatan kapasitas sumber daya
manusia penyuluh;
8) Melakukan pengembangan kapasitas sumber daya manusia pelaku utama dan pelaku
usaha;
9) Melakukan evaluasi dan pelaporan;
10) Membuat laporan pelaksanaan dan hasil kegiatan secara tertulis dan lisan kepada
atasan untuk memberikan gambaran akhir pelaksanaan kegiatan;
11) Melaksanakan tugas tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara
lisan maupun tertulis untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
b. Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan :
Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai
berikut :
1) Menyusun langkah langkah kegiatan tahun berjalan berdasarkan kegiatan tahun
sebelumnya baik rutin maupun pembangunan serta sumber data yang ada sebagai
bahan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan;
2) Membagi tugas kepada bawahan dibawah sub bagiannya sesuai dengan petunjuk
dengan ketentuan yang berlaku sehingga tercapai efektivitas pelaksanaan tugas;
9

3) Memberi petunjuk kepada bawahan dibawah sub bagiannya untuk kelancaran


pelaksanaan tugas;
4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan sub bagiannya untuk menemukan
kesalahan kesalahan guna penyempurnaan lebih lanjut;
5) Menilai prestasi kerja bawahan di lingkungan sub bagiannya sebagai bahan dalam
peningkatan karier;
6) Mempelajari tugas dan petunjuk kerja yang diberikan atasan secara seksama agar
terhindar dari kesalahan dan kekeliruan dalam pelaksanaannya;
7) Menumbuhkembangkan dan memfasilitasi kelembagaan dan forum kegiatan bagi
pelaku utama dan pelaku usaha;
8) Melakukan pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) dan Pos
Pelayanan Penyuluhan (POSYANLUH);
9) Melakukan pengembangan kepemimpinan, manajerial dan kewirausahaan bagi pelaku
utama dan pelaku usaha;
10) Melakukan evaluasi dan pelaporan;
11) Membuat laporan pelaksanaan dan hasil kegiatan secara tertulis dan lisan kepada
atasan untuk memberikan gambaran akhir pelaksanaan kegiatan;
12) Melaksanakan tugas tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik secara
lisan maupun tertulis untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
Berdasarkan kondisi ideal dan tujuan yang hendak dicapai yang tergambar dari Visi
dan Misi, tujuan organisasi yang di implementasikan dalam uraian tugas pokok dan fungsi
tersebut maupun amanat dari berbagai regulasi / aturan khususnya Undang Undang Nomor
18 Tahun 2012 Tentang Pangan, Undang Undang Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2014
Tentang Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Peraturan
Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal, Peraturan Pemerintah Nomor 43Tahun 2009 Tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Peraturan Mentri
Pertanian Nomor 49 / Permentan / OT. 140 / 8 / 2013 Tentang Pedoman Pembinaan
Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN).
Semua regulasi seperti dipaparkan diatas tentunya mempunyai maksud dan tujuan
untuk memberikan kepastian dan jaminan agar semua institusi pemerintah baik pusat maupun
daerah dalam memberikan pelayanan perlu melakukan langkah langkah perbaikan guna
10

memberikan pelayanan yang baik dan optimal kepada masyarakat. Bahwa untuk
membedakan apakah sebuah institusi telah memberikan pelayanan yang baik atau tidak maka
menurut Amirsyah Oke (2015) ada beberapa ciri kantor / institusi pemerintah yang
memberikan pelayanan yang baik, memuaskan dan bebas dari Pungutan Liar (Pungli) dan
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Adapun cirri cirri tersebut adalah :
1. Banyak slogan / himbauan anti Pungli dan KKN;
2. Pengumuman kode etik pegawai;
3. Pengumuman pakta integritas pegawai;
4. Pengumuman jenis pelayanan dan biaya yang harus dibayarkan;
5. Standart dan prosedure pelayanan yang jelas;
6. Adanya pemisahan petugas pelayanan dan petugas pemberi informasi;
7. Transparansi penyelesaian pelayanan;
8. Pelayanan yang ramah;
9. Mudah menemui pejabat yang berwewenang;
10. Adanya sarana / fasilitas pengaduan layanan;
11. Adanya pengawasan melekat untuk memastikan dan memantau pelayanan berjalan
dengan baik;
12. Fasilitas pelayanan yang relative lengkap dan nyaman;
Menyadari bahwa apa yang telah dipaparkan tersebut di atas, jika dibandingkan
dengan kondisi yang ada sekarang tentunya masih jauh dari harapan, namun sebagai Aparatur
Sipil Negara yang baik tentunya tidak berpangku tangan dan terpaku dengan keadaan yang
demikian, akan tetapi adanya keinginan untuk melakukan perbaikan dan perubahan.
Berangkat dari pemahaman tersebut di atas dan sejalan dengan kewajiban penyelenggaraan
Diklat Kepemimpinan Tingkat III, agar semua peserta wajib melakukan Proyek Perubahan yang
disesuiakan dengan tugas pokok dan fungsi dalam organisasi, maka hal ini memberikan dorongan dan
ruang bagi penulis untuk melakukan sedikit perbaikan melalui pelaksanaan Proyek Perubahan ini
guna menjawab tuntutan Revormasi Birokrasi dan juga memenuhi harapan dan tujuan dari
dikeluarkannya regulasi regulasi tersebut di atas.

1.2. Area Proyek Perubahan


Dalam menentukan Area Proyek Perubahan, maka tidak terlepas dari Tugas Pokok
dan Fungsi penulis seperti yang tercantum dalam Perda Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan tata kerja Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan
(BKP3) Kabupaten Lembata dan Keputusan Bupati Lembata Nomor 597 Tahun 2009 tentang
11

Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional Umum di lingkungan Badan
Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata.
Dalam konteks pelaksanaan Proyek Perubahan dan dengan mencermati kondisi dari
Area Organisasi yang Bermasalah serta Tugas Pokok dan Fungsi penulis sebagai Kepala
Bidang Pengembangan Kapasitas Kelembagaan maka terdapat beberapa hal yang sangat
relevan dan menjadi dasar dilaksanakannya Proyek Perubahan ini adalah :
1. Peningkatan kapasitas Penyuluh dan Pelaku Utama;
2. Optimalisasi fungsi Kelembagaan Penyuluhan (BP3K) di kecamatan;
3. Optimalisasi fungsi Kelembagaan Pelaku Utama;
4. Optimalisasi fungsi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA);
5. Optimalisasi fungsi kelembagaan Lumbung Pangan Desa (LPD);
6. Peningkatan dukungan Pemerintah Desa terhadap Kelembagaan Pelaku Utama;
1.3. Tujuan dan Manfaat Proyek Perubahan
a. Tujuan
Meningkatnya Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Penyuluh (Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan) dan Pelaku Utama (Petani, Peternak, Nelayan dan Petani hutan) di
Kabupaten Lembata.
Selain tujuan umum tersebut ada juga tujuan tujuan khusus yang hendak dicapai
dalam rangka mewujudkan tujuan umum, dan diarahkan untuk mengatasi berbagai
permasalahan yang diuraikan diatas :
1. Jangka Pendek
Penataan Administrasi,Koordinasi dan Kebijakan Peningkatan Kapasitas Penyuluh
dan Pelaku Utama
a) Meningkatkan SDM Penyuluh Pertanian sebagai Fasilitator Diklat Teknis Agribisnis
b) Meningkatkan SDM Pelaku Utama Agribisnis
c) Membangun pemahaman dan kesepakatan bersama dalam mendukung dan
mensukseskan Proyek Perubahan
d) Membangun pemahaman dan kesepakatan bersama untuk melaksanakan Diklat yang
berkualitas yakni :
- Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian
- Diklat Teknis Agribisnis bagi Pelaku Utama
e) Melaksanakan proses Diklat sesuai dengan ketentuan yang diharapkan agar output
yang dihasilkan berdaya guna dan berhasil guna yakni :
- Membuat dan mengirimkan surat penyampaian rencana kerjasama Diklat TOT
bagi Penyuluh Pertanian kepada BBPP Kupang
12

Melakukan Identifikasi Kebutuhan Diklat (IKD) TOT Agribisnis ternak Ayam

Buras bagi Penyuluh Pertanian


Koordinasi pembuatan Kurikulum dan Juknis Diklat TOT Agribisnis ternak Ayam

Buras bagi Penyuluh Pertanian


Membuat TOR / kerangka acuan kerjasama antara BBPP Kupang dengan BKP3
Kabupaten Lembata tentang Diklat TOT Agribisnis ternak Ayam Buras bagi

Penyuluh Pertanian
Membuat nasakah perjanjian kerjasama / MOU antara BBPP Kupang dengan
BKP3 Kabupaten Lembata tentang Diklat TOT Agribisnis ternak Ayam Buras bagi

Penyuluh Pertanian
f) Memberikan legitimasi dan kepastian penyelenggaraan Diklat melalui :
- Kepastian Anggaran (RKA)
- Naskah perjanjian kerjasama (MOU) antara BBPP Kupang dengan BKP3
Kabupaten Lembata
- Panitia Pelaksana kegiatan Diklat
- Narasumber, Fasilitator / Widyaswara dan petugas monev kegiatan Diklat
2. Jangka Menengah
Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Pelaku Utama
a) Meningkatkan SDM Penyuluh Pertanian sebagai Fasilitator Diklat Agribisnis
(memanfaatkan dana desa)
b) Membangun pemahaman dan kesepakatan bersama dalam perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan pelaporan agar kegiatan Diklat TOT Agribisnis bagi Penyuluh Pertanian
dapat dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan dengan baik
c) Memantau/mengawasi, mempertanggung jawabkan dan Melaporkan kegiatan Diklat
yang telah dilaksanakan
d) Meningkatkan Sumber daya Pelaku Utama Agribisnis
e) Membangun pemahaman dan kesepakatan bersama dalam perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan pelaporan agar kegiatan Diklat Teknis Agribisnis bagi Pelaku Utama
dapat dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan dengan baik
f) Memantau/mengawasi, mempertanggung jawabkan dan melaporkan kegiatan Diklat
yang telah dilaksanakan
3. Jangka Panjang
Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Pelaku Utama Agribisnis
a) Meningkatkan SDM Penyuluh Pertanian
b) Membangun pemahaman dan kesepakatan bersama dalam perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan pelaporan agar kegiatan Diklat TOT Agribisnis bagi Penyuluh Pertanian
dapat dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan dengan baik
c) Memantau/mengawasi, mempertanggung jawabkan dan melaporkan kegiatan Diklat
yang dilaksanakan
d) Meningkatkan SDM Pelaku Utama Agribisnis

13

e) Membangun pemahaman dan kesepakatan bersama untuk melaksanakan Diklat


Teknis Agribisnis, Magang dan Demonstrasi bagi Pelaku Utama yang berkualitas
f) Memantau / mengawasi, mempertanggung jawabkan dan melaporkan kegiatan Diklat,
Magang dan Demonstrasi yang dilaksanakan sebagai fasilitator
B. Manfaat
Manfaat Proyek Perubahan ini adalah :
1) Bagi Pemerintah.
Mendukung program pemerintah dibidang pembangunan Ketahanan Pangan dan

Penyelenggaraan Penyuluhan di Kabupaten Lembata.


Terjadinya peningkatan Kinerja Aparatur Pemerintah baik ditinggkat SKPD maupun

ditingkat pemerintah Kabupaten Lembata.


Meningkatkan pelayanan Aparatur yang berkualitas kepada publik (Pelaku Utama,

Pelaku Usaha dan Masyarakat Pertanian).


Meningkatkan kepercayaan (Trust) masyarakat kepada pemerintah.
2) Bagi Organisasi (SKPD)
Optimalisasi Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pengembagan Kapasitas Kelembagaan
pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten

Lembata.
Adanya peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pemerintah
Adanya peningkatan fungsi kelembagaan yaitu fungsi penyuluhan dan pendampingan

kepada Pelaku Utama, Pelaku Usaha dan Masyarakat Umum.


3) Bagi Aparatur Sipil Negara (Penyuluh Pertanian, Penyuluh Perikanan dan Penyuluh
Kehutanan)
Adanya peluang untuk mengembangkan diri.
Adanya peluang untuk berkarya dan berprestasi dibidangnya masing-masing
4) Bagi Masyarakat (Pelaku Utama, Pelaku Usaha dan Masyarakat Pertanian)
Adanya peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Adanya peluang mendekatkan pelayanan Diklat dan Magang kepada masyarakat desa
Adanya peluang untuk meningkatkan Produksi, Produktivitas dan Pendapatan
Agribisnis;

1.4. Ruang Lingkup Proyek Perubahan


Ruang lingkup kegiatan Proyek Perubahan yang telah dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan tujuan akhir (Goal) yang hendak dicapai adalah tersedianya berbagai perangkat
aturan dan persyaratan sebagai dasar pelaksanaan program dan kegiatan yang ada pada
14

bidang Pengembangan Kapasitas Kelembagaan. Selanjutnya diuraikan dalam ruang lingkup


jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang sebagai berikut :
A. Jangka Pendek
Penataan administrasi, Koordinasi dan Kebijakan Peningkatan Kapasitas Penyuluh
dan Pelaku Utama :
1. Pertemuan dengan Kepala BKP3 (Mentor) untuk menyampaikan maksud dan
tujuan kegiatan Diklat terkait Laboratorium Kepemimpinan (Breakthrough II)
selama 60 (enam puluh) hari;
2. Pertemuan dengan Sekretaris BKP3 untuk menyampaikan tentang Rencana
Kebutuhan Anggaran Proyek Perubahan yang akan dimasukan dan direncanakan
pada Rencana Kerja (Renja) SKPD dan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA)
TA. 2017;
3. Pembuatan Jadwal Kegiatan Proyek Perubahan;
4. Persiapan rapat Stakeholder Internal terkait integrasi pemahaman dan kesepakatan
bersama dalam mensukseskan Proyek Perubahan;
5. Rapat Stakeholder Internal terkait integrasi pemahaman dan kesepakatan bersama
dalam mensukseskan Proyek Perubahan
6. Rapat Pembentukan Tim Kerja;
7. Pembuatan dan pengiriman surat penyampaian kerjasama Diklat TOT bagi
Penyuluh Pertanian kepada Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang;
8. Pembuatan Surat Keputusan (SK) Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang
penetapan Tim Kerja Proyek Perubahan lingkup BKP3 Kabupaten Lembata;
9. Rapat Tim Kerja terkait proses kegiatan Proyek Perubahan;
10. Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) Satuan Kerja Perangkat
Daerah

(SKPD)

Bidang

Pengembangan

Kapasitas

Kelembagaan

BKP3

Kabupaten Lembata TA. 2017 terkait :


- Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi 20 (Dua Puluh) orang
Penyuluh Pertanian (Peternakan);
Diklat Teknis Petani sebagai Pelaku Utama Agribisnis;
11. Menerima surat persetujuan dan kesediaan dari Balai Besar Pelatihan Peternakan
(BBPP) Kupang untuk memfasilitasi kegiatan Diklat TOT Agribisnis bagi
Penyuluh Pertanian (Peternakan);
12. Koordinasi dengan Stakeholder Eksternal (SKPD Terkait) yang berwewenang
menetapkan Anggaran Diklat Tahun 2017;
13. Persiapan kegiatan pertemuan Sosialisasi Diklat TOT Agribisnis kepada Penyuluh
Pertanian se-Kabupaten Lembata;
14. Pertemuan Sosialisasi Diklat TOT Agribisnis kepada Penyuluh Pertanian seKabupaten Lembata;

15

15. Persiapan Pertemuan Pengisian Kuisioner Identifikasi Kebutuhan Diklat (IKD)


TOT kepada 25 (Dua Puluh Lima) orang Responden Penyuluh Pertanian;
16. Pertemuan Pengisian Kuisioner Identifikasi Kebutuhan Diklat (IKD) TOT kepada
25 (Dua Puluh Lima) orang Responden Penyuluh Pertanian Disiplin Ilmu / Basic
Peternakan yang bertugas pada 9 (Sembilan) Kecamatan di Kabupaten Lembata;
17. Pengiriman Kuisioner IKD TOT ke Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP)
Kupang untuk ditindaklanjuti sebagai data dukung guna membuat Standard
Kompetensi Kerja (SKK) Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi 20
(Dua Puluh) orang Penyuluh Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata;
18. Pembuatan Kurikulum dan Petunjuk Teknis (Juknis) Diklat TOT Agribisnis
Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata
TA. 2017;
19. Pembuatan Term Of Return (TOR) / Kerangka Acuan Kerjasama antara Balai
Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang dengan BKP3 Kabupaten Lembata
tentang Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian
(Peternakan) di Kabupaten Lembata TA. 2017;
20. Pembuatan Draf Naskah Perjanjian Kerjasama / Memorandum Of Understanding
(MOU) antara BBPP Kupang dengan BKP3 Kabupaten Lembata tentang
penyelenggaraan Kegiatan Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi
Penyuluh Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata T.A 2017;
21. Pembuatan Draf SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan Panitia
Pelaksana Kegiatan Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh
Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata TA. 2017;
22. Pembuatan Draf SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan
Narasumber, Fasilitator, dan petugas Monev Kegiatan Diklat TOT Agribisnis
Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata
T.A 2017;
23. Pembuatan Draf SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan Panitia
Pelaksana Diklat Teknis Petani sebagai Pelaku Utama Agribisnis di Kabupaten
Lembata TA. 2017;
24. Pembuatan Draft SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan
Narasumber dan Fasilitator kegiatan Diklat Teknis Petani sebagai Pelaku Utama
Agribisnis di Kabupaten Lembata TA. 2017;
25. Koordinasi dengan Stakeholder Eksternal (Kepala BPMD, Camat dan Kepala
Desa) terkait Peningkatan Kualitas SDM Pelaku Utama Agribisnis melalui
kegiatan Diklat Agribisnis dan Magang dalam rangka meningkatkan ekonomi
Pelaku Utama dengan memanfaatkan Dana Desa;
16

26. Penandatanganan Naskah Perjanjian Kerjasama / Memorandum Of Understanding


(MOU) antara BBPP Kupang dengan BKP3 Kabupaten Lembata tentang
Penyelenggaraan kegiatan Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi
Penyuluh Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata TA. 2017;
B. Jangka Menengah
Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Pelaku Utama :
1. Rapat persiapan panitia pelaksana kegiatan Diklat (TOT) Agribisnis Ternak Ayam
Buras bagi Penyuluh Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata TA. 2017;
persiapan prasarana dan sarana Diklat (ATK, modul/materi, tempat/aula,
bahan praktek, lokasi praktek/Field Trip, konsumsi dan dokumentasi dll).
2. Pelaksanaan Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian
(Peternakan) di Kabupaten Lembata TA. 2017;
3. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan pelaksanaan Diklat TOT Agribisnis Ternak
Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata TA.
2017;
4. Rapat persiapan Panitia Pelaksana kegiatan Diklat Teknis bagi Pelaku Utama
Agribisnis;
persiapan prasarana dan sarana Diklat (ATK, modul/materi, tempat/aula,
bahan praktek, lokasi praktek/Field Trip, konsumsi dan dokumentasi dll).
5. Pelaksanaan Diklat Teknis bagi Pelaku Utama Agribisnis;
6. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan pelaksanaan Diklat Teknis bagi Pelaku
Utama Agribisnis;
7. Pelaksanaan Demonstrasi Plot (Demplot) Agribisnis sebagai Tindak Lanjut
Diklat;
C. Jangka Panjang
Penambahan jumlah Penyuluh Pertanian Lapangan (One Man - One Village) dan
penempatan pada Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP) :
1. Koordinasi dengan Stakeholder Internal dan Eksternal (DPRD, BKD, BAPPEDA
dan DISPENDA-PKAD serta TPAD Kabupaten Lembata);
2. Pembuatan Telaahan staf/Nota Pertimbangan kepada Bupati Lembata perihal
usulan penambahan tenaga fungsional Penyuluh Pertanian Lapangan (PNS);
3. Pembuatan Surat Keputusan Bupati Lembata tentang penempatan Penyuluh
Pertanian Lapangan di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP);
4. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan realisasi penambahan dan penempatan
Penyuluh Pertanian Lapangan;
Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Pelaku Utama :
1. Pembuatan Surat Keputusan Kepala BKP3 tentang Penetapan Panitia Pelaksana
Diklat Teknis bagi Penyuluh Pertanian;
2. Pembuatan Surat Keputusan Kepala BKP3 tentang Penetapan Narasumber dan
Fasilitator Diklat Teknis bagi Penyuluh Pertanian;
17

3. Rapat persiapan Panitia Pelaksana kegiatan Diklat teknis bagi Penyuluh


Pertanian;
persiapan prasarana dan sarana Diklat (ATK, modul/materi, tempat/aula,
bahan praktek, lokasi praktek/Field Trip, konsumsi dan dokumentasi dll).
4. Pelaksanaan Diklat teknis bagi Penyuluh Pertanian;
5. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Diklat teknis bagi Penyuluh Pertanian;
6. Koordinasi dengan Stakeholder Eksternal (Kepala BPMD, Camat dan Kades)
terkait pemanfaatan Dana Desa untuk Diklat dan Magang Agribisnis peningkatan
Sumber Daya Manusia (SDM) Pelaku Utama;
7. Pembuatan Memorandum Of Understanding (MOU) Desa dengan Badan
Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata
sebagai Fasilitator Diklat dan Magang Petani / Pelaku Utama Agribisnis
(menggunakan Dana Desa);
8. Penandatanganan Momerandum Of Undestanding (MOU) Desa dengan Badan
Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembatan
sebagai Fasilitator Diklat dan Magang Petani / Pelaku Utama Agribisnis;
9. Pelaksanaan Diklat Teknis dan Magang kepada Petani / Pelaku Utama Agribisnis
di Desa desa Kabupaten Lembata;
10. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan keterlibatan Badan Ketahanan Pangan dan
Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata sebagai Fasilitator Diklat dan
Magang Petani / Pelaku Utama Agribisnis;
1.5. Kriteria Keberhasilan Proyek Perubahan
1. Terlaksananya pertemuan dengan Kepala BKP3 Kabupaten Lembata (Mentor) terkait
maksud dan tujuan kegiatan Diklat / Breaktrought II (Laboratorium Kepemimpinan)
selama 60 (enam puluh) hari;
2. Terlaksananya pertemuan dengan Sekretaris BKP3 Kabupaten Lembata terkait
Rencana Kebutuhan Anggaran pada Proyek Perubahan;
3. Tersedianya Jadwal Kegiatan Proyek Perubahan;
4. Terlaksanya rapat Stakeholder Internal terkait integrasi pemahaman dan kesepakatan
bersama dalam mensukseskan Proyek Perubahan;
5. Terlaksananya rapat Pembentukan Tim Kerja;
6. Tersedianya surat penyampaian kerjasama Diklat TOT bagi Penyuluh Pertanian
kepada Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang;
7. Tersedianya Surat Keputusan (SK) Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang
penetapan Tim Kerja Proyek Perubahan lingkup BKP3 Kabupaten Lembata;
8. Terlaksananya rapat Tim Kerja;
9. Tersedianya Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) dari 2 (Dua) kegiatan Diklat
dimaksud;
18

10. Tersedianya surat persetujuan dan kesediaan dari Balai Besar Pelatihan Peternakan
(BBPP) Kupang untuk memfasilitasi kegiatan Diklat TOT;
11. Terlaksananya koordinasi dengan Stakeholder Eksternal (SKPD Terkait) yang
berwewenang menetapkan Anggaran Diklat Tahun 2017;
12. Terlaksananya pertemuan Sosialisasi Diklat TOT Agribisnis kepada Penyuluh
Pertanian se- Kabupaten Lembata;
13. Terlaksananya pertemuan Pengisian Kuisioner Identifikasi Kebutuhan Diklat (IKD)
TOT;
14. Terlaksananya proses pengiriman Kuisioner IKD TOT ke Balai Besar Pelatihan
Peternakan (BBPP) Kupang untuk ditindaklanjuti sebagai data dukung penyusunan
Standard Kompetensi Kerja (SKK);
15. Tersedianya Kurikulum dan Petunjuk Teknis (Juknis) Diklat TOT Agribisnis Ternak
Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata TA. 2017;
16. Tersedianya Term Of Return (TOR) / Kerangka Acuan Kerjasama antara Balai Besar
Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang dengan BKP3 Kabupaten Lembata tentang
Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian (Peternakan) di
Kabupaten Lembata TA. 2017;
17. Tersedianya Draf SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan Panitia
Pelaksana Kegiatan Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh
Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata TA. 2017;
18. Tersedianya Draf SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan
Narasumber, Fasilitator, dan petugas Monev Kegiatan Diklat TOT Agribisnis Ternak
Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata T.A 2017;
19. Tersedianya Draf SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan Panitia
Pelaksana Diklat Teknis Petani sebagai Pelaku Utama Agribisnis di Kabupaten
Lembata TA. 2017;
20. Tersedianya Draft SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan
Narasumber dan Fasilitator kegiatan Diklat Teknis Petani sebagai Pelaku Utama
Agribisnis di Kabupaten Lembata TA. 2017;
21. Terlaksananya koordinasi dengan Stakeholder Eksternal (Kepala BPMD, Camat dan
Kepala Desa) terkait Peningkatan Kualitas SDM Pelaku Utama Agribisnis
memanfaatkan Dana Desa;
22. Tersedianya Naskah Perjanjian Kerjasama / Memorandum Of Understanding (MOU)
antara BBPP Kupang dengan BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penyelenggaraan
kegiatan Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian
(Peternakan) di Kabupaten Lembata TA. 2017;
23. Tersedianya Surat Keputusan (SK) Bupati Lembata tentang pengangkatan dan
penetapan Penyuluh Pertanian lapangan (KSO);
19

24. Tersedianya Memorandum Of Understanding (MOU) antara Desa dengan Badan


Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata;
1.6. Faktor Kunci Keberhasilan
1. Komitmen dan kepercayaan diri yang kuat dari Pemimpin Perubahan/Project Leader;
2. Dukungan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3)
Kabupaten Lembata ;
3. Dukungan dan kerjasama Sekretaris Badan, para Kepala Bidang, para Kepala Sub
Bidang, para Kepala Sub Bagian, Koordinator dan Kelompok Jabatan Fungsional
serta Staf sebagai Stakeholder Internal dan Tim Kerja;
4. Dukungan SDM aparatur pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan
5.
6.
7.
8.
9.

(BKP3) Kabupaten Lembata;


Dukungan dan partisipasi Stakeholder Eksternal;
Dukungan prasarana dan sarana pendukung;
Dukungan anggaran;
Dukungan Pemerintah Daerah;
Dukungan regulasi / peraturan;

BAB II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
2.1. Roadmap / Milestone Proyek Perubahan
Dalam rangka penyelesaian Proyek Perubahan dengan Judul Peningkatan Kapasitas
Penyuluh dan Pelaku Utama pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan
(BKP3) Kabupaten Lembata yang meliputi 3 (Tiga) tahap yaitu : Jangka Penddek, Jangka
20

Menengah dan Jangka Panjang. Tahapan Jangka Pendek waktu pelaksanaan Proyek
Perubahan adalah 2 (Dua) bulan terhitung mulai tanggal 12 September 2016 sampai dengan
12 Nopember 2016 atau pada saat pelaksanaan Laboratorium Kepemimpinan / Breaktrought
II, Jangka Menengah terhitung mulai 01 Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017.
Sedangkan Jangka Panjang terhitung mulai 01 Januari 2018 sampai dengan 31 Desember
2018.
Pentahapan dan Jadwal Kegiatan Proyek Perubahan
TAHAP UTAMA

WAKTU

1. Hari Raya Idhul Adha (Libur Nasional)


2. Pertemuan dengan Kepala BKP3 (Mentor) untuk

12 September 2016
13 September 2016

menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan Diklat


terkait Laboratorium Kepemimpinan (Breakthrough II)
selama 60 (Enam Puluh Hari);
3. Pertemuan dengan Sekretaris BKP3 untuk

14 September 2016

menyampaikan tentang Rencana Kebutuhan Anggaran


Proyek Perubahan yang akan dimasukan dan
direncanakan pada Rencana Kerja (Renja) SKPD dan
Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) TA. 2017;
4. Pembuatan Jadwal Kegiatan Proyek Perubahan;
5. Persiapan rapat Stakeholder Internal terkait integrasi

15 September 2016
16, 19 - 20 September 2016
21 September 2016

pemahaman dan kesepakatan bersama dalam


mensukseskan Proyek Perubahan;
6. Rapat Stakeholder Internal terkait integrasi pemahaman

22 - 23 September 2016
26 - 27 September 2016

dan kesepakatan bersama dalam mensukseskan Proyek


Perubahan;
7. Rapat Pembentukan Tim Kerja;
8. Pembuatan dan pengiriman surat penyampaian

28 - 30 September 2016
03 - 04 Oktober 2016

kerjasama Diklat TOT bagi Penyuluh Pertanian kepada


Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang;
9. Pembuatan Surat Keputusan (SK) Kepala BKP3

05 - 07 Oktober 2016 dan


10 11 Oktober 2016

Kabupaten Lembata tentang penetapan Tim Kerja


Proyek Perubahan lingkup BKP3 Kabupaten Lembata;
10. Rapat Tim Kerja terkait proses kegiatan Proyek
Perubahan;
11. Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA)
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Bidang
21

12 Oktober 2016

Pengembangan Kapasitas Kelembagaan BKP3


Kabupaten Lembata TA. 2017 terkait :
- Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi

13 Oktober 2016

20 (Dua Puluh) orang Penyuluh Pertanian


-

(Peternakan);
Diklat Teknis Petani sebagai Pelaku Utama

Agribisnis;
12. Menerima surat persetujuan dan kesediaan dari Balai
Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang untuk

14 dan 17 Oktober 2016


18 Oktober 2016
19 Oktober 2016

memfasilitasi kegiatan Diklat TOT Agribisnis bagi


Penyuluh Pertanian (Peternakan);
13. Koordinasi dengan Stakeholder Eksternal (SKPD

20 - 21 Oktober 2016

Terkait) yang berwewenang menetapkan Anggaran


Diklat Tahun 2017;
14. Persiapan kegiatan pertemuan Sosialisasi Diklat TOT

24 Oktober 2016

Agribisnis kepada Penyuluh Pertanian se-Kabupaten


Lembata;
15. Pertemuan Sosialisasi Diklat TOT Agribisnis kepada
Penyuluh Pertanian se- Kabupaten Lembata;
16. Persiapan Pertemuan Pengisian Kuisioner Identifikasi
Kebutuhan Diklat (IKD) TOT kepada 25 (Dua Puluh

25 - 27 Oktober 2016

Lima) orang Responden Penyuluh Pertanian;


17. Pertemuan Pengisian Kuisioner Identifikasi Kebutuhan
Diklat (IKD) TOT kepada 25 (Dua Puluh Lima) orang

28 dan 31 Oktober 2016

Responden Penyuluh Pertanian Disiplin Ilmu / Basic


Peternakan yang bertugas pada 9 (Sembilan) Kecamatan
di Kabupaten Lembata;
18. Pengiriman Kuisioner IKD TOT ke Balai Besar

01 02 November 2016

Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang untuk


ditindaklanjuti sebagai data dukung guna membuat
Standard Kompetensi Kerja (SKK) Diklat TOT
Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi 20 (Dua Puluh)

03 November 2016

orang Penyuluh Pertanian (Peternakan) di Kabupaten


Lembata;
19. Pembuatan Kurikulum dan Petunjuk Teknis (Juknis)
Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi
Penyuluh Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata
22

04 November 2016

TA. 2017;
20. Pembuatan Term Of Return (TOR) / Kerangka Acuan
Kerjasama antara Balai Besar Pelatihan Peternakan

07 November 2016

(BBPP) Kupang dengan BKP3 Kabupaten Lembata


tentang Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi
Penyuluh Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata

07 November 2016

TA. 2017;
21. Pembuatan Draf Naskah Perjanjian Kerjasama /
Memorandum Of Understanding (MOU) antara BBPP

08 - 10 November 2016

Kupang dengan BKP3 Kabupaten Lembata tentang


penyelenggaraan Kegiatan Diklat TOT Agribisnis
Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian
(Peternakan) di Kabupaten Lembata T.A 2017;
22. Pembuatan Draf SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata
tentang Penetapan Panitia Pelaksana Kegiatan Diklat
TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh
Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata TA.
2017;
23. Pembuatan Draf SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata
tentang Penetapan Narasumber, Fasilitator, dan petugas
Monev Kegiatan Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam
Buras bagi Penyuluh Pertanian (Peternakan) di
Kabupaten Lembata T.A 2017;
24. Pembuatan Draf SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata
tentang Penetapan Panitia Pelaksana Diklat Teknis
Petani sebagai Pelaku Utama Agribisnis di Kabupaten
Lembata TA. 2017;
25. Pembuatan Draft SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata
tentang Penetapan Narasumber dan Fasilitator kegiatan
Diklat Teknis Petani sebagai Pelaku Utama Agribisnis di
Kabupaten Lembata TA. 2017;
26. Koordinasi dengan Stakeholder Eksternal (Kepala
BPMD, Camat dan Kepala Desa) terkait Peningkatan
Kualitas SDM Pelaku Utama Agribisnis melalui
kegiatan Diklat Agribisnis dan Magang dalam rangka
meningkatkan ekonomi Pelaku Utama dengan
23

11 November 2016

memanfaatkan Dana Desa;


27. Penandatanganan Naskah Perjanjian Kerjasama /
Memorandum Of Understanding (MOU) antara BBPP
Kupang dengan BKP3 Kabupaten Lembata tentang
Penyelenggaraan kegiatan Diklat TOT Agribisnis
Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian
(Peternakan) di Kabupaten Lembata TA. 2017;

2.2. Kegiatan dan Pelaksanaan Proyek Perubahan


Kegiatan kegiatan yang dilaksanakan dalam Proyek Perubahan ini terlaksana dalam
2 (dua) tahap yakni selama Breaktrought I (Taking Ownership) dan Breaktrought II
(Laboratorium Kepemimpinan).
Pada Breaktrought I (Taking Ownership) kegiatan yang dilaksanakan adalah :
1. Mengidentifikasi dan menentukan masalah masalah prioritas / isu strategis terkait
Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) pada Bidang Pengembangan Kapasitas
Kelembagaan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3)
Kabupaten Lembata.
2. Berkoordinasi dengan Kepala BKP3 selaku Mentor dan Sekretaris BKP3 selaku Tim
Kerja untuk menetapkan kesepakatan Area Perubahan yang akan diintervensi pada
pelaksanaan Proyek Perubahan.
3. Menyusun Project Charter atau Rencana Aksi Proyek Perubahan.
4. Melakukan konsultasi dan bimbingan dengan Coach / Pembimbing maupun Mentor
dalam rangka penyusunan Project Charter.
5. Melaksanakan seminar Rencana Aksi Proyek Perubahan dalam rangka mendapatkan
masukan saran, pendapat sebelum pelaksanaan Proyek Perubahan.
Pada Breaktrought II (Laboratorium Kepemimpinan) kegiatan yang dilaksanakan adalah :
1. Melapor diri sekaligus berkoordinasi dengan Mentor selaku atasan langsung penulis
perihal pelaksanaan Rencana Aksi Proyek Perubahan.
2. Membentuk Tim Kerja Proyek Perubahan.
3. Melakukan koordinasi dengan Stakeholder baik Internal maupun Eksternal dalam
rangka penyamaan persepsi sekaligus menerima masukan

saran, pendapat yang

berkaitan dengan pelaksanaan Proyek Perubahan.


4. Membentuk dan menetapkan Panitia Pelaksana, Narasumber, Fasilitator / Widyaswara
dan petugas monev Diklat Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Pelaku Utama.
24

5. Melaksanakan Rencana Aksi Proyek Perubahan bersama Tim Kerja dan Stakeholder
terkait.
2.3. Perbandingan Kondisi Perubahan
Pelaksanaan Proyek Perubahan ini bertujuan untuk mengatasi berbagai masalah / isu
strategis yang terjadi selama ini pada Bidang Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Badan
Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata, dengan
melakukan perubahan perubahan yang signifikan yang dianggap perlu dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya kepada Pelaku Utama, Pelaku Usaha
dan Masyarakat Pertanian sebagai penerima layanan dan aparatur Penyuluh yang ada di
Pemerintah Kabupaten Lembata.

2.4. Stakeholder Proyek Perubahan


2.4.a. Struktur Proyek Perubahan
PROJECT SPONSOR
KEPALA BKP3 KABUPATEN
LEMBATA
STAKEHOLDER KUNCI /
UTAMA

COACH

PROJECT LEADER

DRS. NICOLAUS NONOAGO, MSI

KABID PENGEMBANGAN
KAPASITAS KELEMBAGAAN

TIM

KERJA

KASUBBID

KASUBBID

PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA
MANUSIA

25
PENGEMBANGAN
KELEMBAGAAN

1.
2.

Penjabat Bupati
Ketua DPRD
(Ketua Komisi III)

3.
4.

Kepala BAPPEDA
Kepala DISPENDA
PKAD
5. Kepala BKD
6. Kepala BPMD
7. KaBag Hukum Setda
8. Ketua TPAD
9. CAMAT
10. Kepala Desa
11. BBPP Noelbaki
Kupang

KOORDINATOR
PENYELIA MITRA
TANI (PMT)

STAF

STAF

STAF / PMT

Keterangan :
:

Garis Koordinasi

Garis Komando

Deskripsi
1. Kepala Badan : Merupakan Atasan langsung yang berfungsi sebagai project sponsor dan
bertanggung jawab memberikan dukungan, arahan dan bimbingan kepada project leader
(Kabid) atas pelaksanaan proyek perubahan (Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Pelaku
Utama di Kabupaten Lembata)
2. Coach : Berkerja sama dengan project sponsor memberikan bimbingan kepada project
leader dalam merencanakan dan melaksanakan proyek perubahan
3. Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Kelembagaan (project leader) : Merancang dan
melaksanakan proyek perubahan : Peningkatan Kapasitas Penyuluh dan Pelaku Utama di
Kabupaten Lembata
4. Tim Kerja : Bekerja sama dengan project sponsor dalam Tim untuk mensukseskan proses
pelaksanaan proyek perubahan
5. Stakeholder Kunci/Utama : Pihak-pihak yang berkepentingan dalam kebijakan umum dan
anggaran.
2.4.b. Identifikasi Stakeholder
Nama dan Posisi Stakeholder
A. Stakeholder Primer
1. Penjabat Bupati Lembata

Deskripsi

2. Kepala Badan

baik langsung maupun tidak langsung dengan

3. Sekretaris Badan

proyek perubahan atau terlibat langsung

Pihak-pihak yang mempunyai keterkaitan

26

4. Kepala Bidang Penyuluhan

dalam pelaksanaan proyek perubahan

5. Kepala Bidang Ketahanan Pangan


6. Kasubbag Perencanaan Program
7. Kasubbag Administrasi Keuangan
8. Kasubbag Umum dan Kepegawaian
9. Kasubbid Pengembangan SDM
10. Kasubbid Pengembangan
Kelembagaan
11. Kasubbid Penyelenggaraan
Penyuluhan
12. Kasubbid Informasi dan Penerapan
Teknologi
13. Kasubbid Kewaspadaan Pangan dan
Gisi
14. Kasubbid Penganekaragaman dan
Keamanan Pangan
15. Koordinator Jabatan Fungsional
16. Kepala DISTANHUT
17. Kepala DKP
B. Stakeholder Sekunder
1. Penyuluh Pertanian

Pihak-pihak yang berkepentingan atau

2. Penyuluh Perikanan

keterlibatannya tidak secara langsung

3. Penyuluh Kehutanan

terhadap proyek perubahan

4. Petani
5. Nelayan
6. Kelompok Tani (Poktan)
7. Kelompok Nelayan
8. Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan)
9. Pers
C. Stakeholder Kunci/Utama
1. Ketua DPRD (Ketua Komisi III)
2. Kepala BAPPEDA

Pihak-pihak yang berkepentingan dalam


kebijakan umum dan anggaran

3. Kepala DISPENDA PKAD


4. Kepala BKD
27

5. Kepala BPMD
6. Kepala Bagian Hukum Sekda
7. Ketua TPAD
8. CAMAT
9. Kepala Desa
10. BBPP Noelbaki Kupang NTT

2.5. Strategi Komunikasi


Strategi komunikasi yang dipergunakan dalam melakukan pendekatan kepada
Stakeholder baik Internal maupun Eksternal dalam menyelesaikan Proyek Perubahan ini
ditempuh melalui langkahh langkah sebagai berikut :
1. Melaksanakan konsultasi secara intensif dengan Coach dalam rangka mendapatkan
penjelasan dan masukan masukan yang berhubungan dengan penulisan dan
menyelesaikan Proyek Perubahan ini.
2. Melaksanakan konsultasi dengan Mentor dalam hal ini Kepala Badan Ketahanan
Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata tentang hal hal
teknis sekaligus mohon dukungannya dalam menyelesaikan Proyek Perubahan ini.
3. Melaksanakan koordinasi bersama Sekretaris BKP3, para Kepala Bidang, para
Kasubbid, para Kasubbag, Koordinator dan Kelompok Jabatan Fungsional serta Staf
sebagai Stakeholder Internal dalam rangka integrasi pemahaman dan kesepakatan
bersama serta mohon bantuan dalam pelaksanaan Proyek Perubahan.
4. Melaksanakan koordinasi, konsultasi dengan berbagai Stakeholder terkait secara
formal maupun informal dalam rangka penyelesaian berbagai kegiatan yang terkait.
5. Memberikan motifasi / dorongan kepada Tim Kerja dengan cara melakukan rekreasi /
refresing bersama agar Tim Kerja tidak merasa jenuh dan terbeban dengan tugas yang
diberikan dan bisa bekerja lebih aktif agar seluruh pekerjaan dapat berjalan sesui
jadwal kegiatan yang telah ditetapkan.
6. Melaksanakan rapat koordinasi baik dengan Tim Kerja maupun dengan Stakeholder
Internal.
7. Melaksanakan Surat -

menyurat, Telepon, SMS, WA dan Email sebagai sarana

komunikasi dengan Coach, Mentor, Stakeholder Internal dan Eksternal untuk


penyelesaian Proyek Perubahan.
28

8. Melakukan pengawasan dan pengendalian.


9. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap progres yang telah dicapai.
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
3.1. Capaian Proyek Perubahan
Melalui beberapa pentahapan Proyek Perubahan sesuai jadwal yang telah ditetapkan
sebelumnya pada tahap Breaktrought II (Laboratorium Kepemimpinan) selama 60 (enam
puluh) hari kelender kerja, maka pemimpin proyek dapat melaporkan hasil yang dicapai
dalam Proyek Perubahan adalah :
1. Terlaksananya pertemuan dengan Kepala BKP3 Kabupaten Lembata (Mentor) terkait
maksud dan tujuan kegiatan Diklat / Breaktrought II (Laboratorium Kepemimpinan)
selama 60 (enam puluh) hari;
2. Terlaksananya pertemuan dengan Sekretaris BKP3 Kabupaten Lembata terkait
Rencana Kebutuhan Anggaran pada Proyek Perubahan;
3. Tersedianya Jadwal Kegiatan Proyek Perubahan;
4. Terlaksanya rapat Stakeholder Internal terkait integrasi pemahaman dan kesepakatan
bersama dalam mensukseskan Proyek Perubahan;
5. Terlaksananya rapat Pembentukan Tim Kerja;
6. Tersedianya surat penyampaian kerjasama Diklat TOT bagi Penyuluh Pertanian
kepada Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang;
7. Tersedianya Surat Keputusan (SK) Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang
penetapan Tim Kerja Proyek Perubahan lingkup BKP3 Kabupaten Lembata;
8. Terlaksananya rapat Tim Kerja;
9. Tersedianya Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) T.A 2017 dari 2 (Dua) kegiatan
Diklat dimaksud;
10. Tersedianya surat persetujuan dan kesediaan dari Balai Besar Pelatihan Peternakan
(BBPP) Kupang untuk memfasilitasi kegiatan Diklat TOT;
11. Terlaksananya koordinasi dengan Stakeholder Eksternal (SKPD Terkait) yang
berwewenang menetapkan Anggaran Diklat Tahun 2017;
12. Terlaksananya pertemuan Sosialisasi Diklat TOT Agribisnis kepada Penyuluh
Pertanian se- Kabupaten Lembata;
13. Terlaksananya pertemuan Pengisian Kuisioner Identifikasi Kebutuhan Diklat (IKD)
TOT;
14. Terlaksananya proses pengiriman Kuisioner IKD TOT ke Balai Besar Pelatihan
Peternakan (BBPP) Kupang untuk ditindaklanjuti sebagai data dukung penyusunan
Standard Kompetensi Kerja (SKK);

29

15. Tersedianya Kurikulum dan Petunjuk Teknis (Juknis) Diklat TOT Agribisnis Ternak
Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata TA. 2017;
16. Tersedianya Term Of Return (TOR) / Kerangka Acuan Kerjasama antara Balai Besar
Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang dengan BKP3 Kabupaten Lembata tentang
Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian (Peternakan) di
Kabupaten Lembata TA. 2017;
17. Tersedianya Draf SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan Panitia
Pelaksana Kegiatan Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh
Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata TA. 2017;
18. Tersedianya Draf SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan
Narasumber, Fasilitator, dan petugas Monev Kegiatan Diklat TOT Agribisnis Ternak
Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian (Peternakan) di Kabupaten Lembata T.A 2017;
19. Tersedianya Draf SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan Panitia
Pelaksana Diklat Teknis Petani sebagai Pelaku Utama Agribisnis di Kabupaten
Lembata TA. 2017;
20. Tersedianya Draft SK Kepala BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penetapan
Narasumber dan Fasilitator kegiatan Diklat Teknis Petani sebagai Pelaku Utama
Agribisnis di Kabupaten Lembata TA. 2017;
21. Terlaksananya koordinasi dengan Stakeholder Eksternal (Kepala BPMD, Camat dan
Kepala Desa) terkait Peningkatan Kualitas SDM Pelaku Utama Agribisnis
memanfaatkan Dana Desa;
22. Tersedianya Naskah Perjanjian Kerjasama / Memorandum Of Understanding (MOU)
antara BBPP Kupang dengan BKP3 Kabupaten Lembata tentang Penyelenggaraan
kegiatan Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi Penyuluh Pertanian
(Peternakan) di Kabupaten Lembata TA. 2017;
23. Tersedianya Surat Keputusan (SK) Bupati Lembata tentang pengangkatan dan
penetapan Penyuluh Pertanian lapangan (KSO);
24. Tersedianya Memorandum Of Understanding (MOU) antara Desa dengan Badan
Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata;

3.2. Kendala Internal dan Eksternal


3.2.a. Kendala Internal :
1. Belum tersedianya anggaran / dana khususnya kegiatan Diklat TOT kepada Penyuluh
dalam DPA Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten
Lembata untuk membiayai Proyek Perubahan ini;
30

2. Kurangnya prasarana dan sarana penunjang Proyek Perubahan;


3. Benturan waktu antara Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) sebagai Kepala Bidang
dengan pelaksanaan kegiatan Proyek Perubahan;
4. Adanya pelaksanaan kegiatan yang berbeda pada waktu yang bersamaan kepada Tim
Kerja di internal SKPD maupun Stakeholder terkait di SKPD lain;
5. Pimpinan sering tidak berada di tempat karena tugas penting yang tidak dapat
ditinggalkan;
6. Rendahnya tingkat pemahaman Penyuluh dan Pelaku Utama Agribisnis;
7. Belum optimalnya komitmen Penyuluh dan Pelaku Utama dalam melaksanakan Tugas
Pokok dan Fungsinya selaku ujung tombak / motivator dan pelaksana pembangunan
pertanian;
3.2.b. Kendala Eksternal :
1. Terbatasnya waktu pelaksanaan Proyek Perubahan;
2. Terbatasnya alokasi dana bagi kegiatan pengembangan kapasitas kelembagaan,
penyuluh dan pelaku uatama;
3. Perubahan regulasi terkait Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah khususnya Organisasi Pemerintah Daerah (OPD);
3.3. Strategi Mengatasi Kendala
Adapun strategi yang dilakukan penulis dalam mengatasi setiap hambatan yang terjadi
adalah :
1. Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Badan dan Sekretaris BKP3
Kabupaten Lembata serta Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten
Lembata terkait kebijakan penambahan anggaran khusnya Diklat TOT bagi Penyuluh;
2. Melakukan koordinasi dengan Kepala Badan dan Sekretaris BKP3 Kabupaten
Lembata guna menambah prasarana dan sarana pada Bidang Pengembangan
Kapasitas Kelembagaan;
3. Malakukan koordinasi dengan Kepala BKP3 Kabupaten Lembata (Mentor) secara
intensif dalam hal pengelolaan / pemanfaatan waktu secara efektif untuk kegiatan
Proyek Perubahan;
4. Melakukan koordinasi dan komunikasi secara internal tentang rencana kegiatan
Proyek Perubahan sehingga dapat disepakati waktu yang tepat untuk melakukan
kegiatan / pertemuan Stakeholder;

31

5. Melakukan koordinasi dan komunikasi secara efektif untuk mengetahui secara pasti
keberadaan pimpinan;
6. Melakukkan

pendekatan, membangun pemahaman dan komitmen bersama, serta

sosialisasi secara efisien, efektif dan berkesinambungan;


7. Melakukan peningkatkan frekwensi Diklat teknis dan non teknis secara efisien, efektif
dan berkesinambungan;
8. Melakukan koordinasi dan memberikan masukan berupa usul - saran konstruktif
kepada atasan pengambil kebijakan yang berhubungan dengan keterbatasan waktu
pelaksanaan Proyek Perubahan, ketersediaan dana dan perubahan regulasi yang
berpengaruh pada Proyek Perubahan.

32

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Bahwa dalam melaksanakan Proyek Perubahan dengan judul Peningkatan Kapasitas
Penyuluh dan Pelaku Utama pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan
(BKP3) Kabupaten Lembata, tentunya diharapkan dapat menciptakan suatu sistem
pendidikan dan pelatihan (Diklat) serta penyuluhan yang lebih baik kepada para penyuluh
dan pelaku utama agribisnis sehingga dapat terwujudnya peningkatan Pengetahuan,
Keterampilan dan Perubahan Sikap (PKS) yang berimplikasi pada peningkatan produksi,
pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama di Kabupaten Lembata.
Dengan mencermati keseluruhan proses pelaksanaan Proyek Perubahan pada masa
Breaktrought II (Laboratorium Kepemimpinan) yang telah berjalan selama 60 (enam puluh)
hari kalender dan telah diuraikan diatas maka penulis dapat menyampaikan beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
a) Bahwa dalam rangka mewujudkan aparatur penyuluh yang Handal, Disiplin,
Professional dan Sejahtera maka perlu dilakukan peningkatan kapasitas Sumber
Daya Manusia (SDM) aparatur penyuluh melalui Diklat TOT Agribisnis bagi
Penyuluh.
b) Bahwa dalam rangka mewujudkan Pelaku Utama Agribisnis yang Maju, Berdaya
saing, Mandiri dan Sejahtera maka perlu dilakukan peningkatan kapasitas Sumber
Daya Manusia (SDM) Pelaku Utama melalui Diklat Teknis Agribisnis bagi
Pelaku Utama.
c) Bahwa dalam rangka mengatasi kendala yang terjadi tersebut maka penulis telah
berusaha mengupayakan :
Tersedianya Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) T.A 2017 untuk 2 (Dua)
kegiatan Diklat dimaksud;
Tersedianya Naskah Perjanjian Kerjasama / Memorandum Of Understanding
(MOU) antara BBPP Kupang dengan BKP3 Kabupaten Lembata tentang

33

Diklat TOT Agribisnis Ternak Ayam Buras bagi 20 (dua puluh) orang
Penyuluh Pertanian (Peternakan) T.A 2017 di Kabupaten Lembata;
Tersedianya Surat Keputusan (SK) Kepala Badan Ketahanan Pangan dan
Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata tentang penetapan Panitia
Pelaksana, Narasumber, Fasilitator / Widyswara dan Petugas monev Diklat
TOT Agribisnis bagi Penyuluh dan Diklat Teknis Agribisnis bagi Pelaku
Utama T.A 2017 di Kabupaten Lembata;
4.2. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka penulis perlu merekomendasikan
beberapa hal untuk mendapat perhatian sekaligus perbaikan sebagai berikut :
a. Perlu adanya perhatian Pemerintah Kabupaten Lembata khususnya Badan Ketahanan
Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata dalam meningkatkan
Kapasitas Penyuluh dan Pelaku Utama melalui Diklat TOT Agribisnis bagi Penyuluh
dan Diklat Teknis Agribisnis bagi Pelaku Utama dengan menambah jumlah anggaran /
dana pada kegiatan Pendidikan dan Pelatihan petani pelaku Agribisnis, Program
Pemberdayaan Penyuluh dan Petani T.A 2017;
b. Perlu adanya perhatian Pemerintah Kabupaten Lembata khususnya Badan Ketahanan
Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata dalam menyiapkan
prasarana dan sarana Diklat guna meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia
(SDM) dan Revolusi Mental bagi Penyuluh dan Pelaku Utama T.A 2018 di Kabupaten
Lembata.
c. Perlu adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi pemahaman dan kesepakatan bersama
antara Kepala Desa, Camat, Kepala BPMD dengan Kepala Badan Ketahanan Pangan
dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Lembata tentang Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat) Teknis Agribisnis kepada masyarakat desa (petani, peternak,
nelayan dan petani hutan) sebagai Pelaku Utama, dalam rangka meningkatkan
Sumber Daya Manusia (SDM) dan Ekonomi Rakyat serta Revolusi Mental Pelaku
Utama dengan memanfaatkan peluang adanya Dana Desa (Undang Undang Nomor
4 Tahun 2014 Tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 Tentang
Pemanfaatan Dana Desa).

34

Anda mungkin juga menyukai