Anda di halaman 1dari 49

TRADISI SUCI DAN MARIA

DALAM SEJARAH
KESELAMATAN
Tujuan Perkuliahan.

Mahasiswa mampu:

 menjelaskan makna dan hakikat tradisi suci dalam Gereja Katolik;


 menyebut dan menganalisis teks-teks Kitab Suci apa saja yang
berbicara tentang Maria;
 memberikan analisis tentang peranan Maria dalam Karya
Keselamatan;
 menyimpulkan Ajaran-ajaran Gereja tentang Maria;
 menjelaskan ajaran Gereja tentang Devosi kepada Maria;
 membuat refleksi dan merencanakan dan melaksanakan kegiatan
devosi kepada Maria.
A. TRADISI SUCI
DALAM GEREJA KATOLIK
Sebelum terangkat ke surga, Yesus memberi perintah kpd para murid-
Nya untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia (Mat 28:19-30).

Pemberitaan Injil itu bermula dilakukan secara lisan, karena tulisan


mengenai Pribadi Yesus dan karya-Nya belum tersedia secara tertulis.
Ajaran yang mereka terima dari mulut
Yesus sendiri, teladan, kebiasaan yang
1 mereka lihat, alami dan rasakan dalam
APA pergaulan, dan karya Kristus sendiri,
YANG
DISAMPAIKAN Hal-hal yang muncul atas dorongan
SECARA LISAN Roh Kudus telah mereka pelajari
sebagai sesuatu yang dipikirkan,
2 dikehendaki oleh Allah Bapa maupun
oleh Yesus sendiri, yang kemudian
dihidupi dan dipraktekkan dalam
kehidupan mereka sebagai Gereja
Contoh
• Doa jemaat dalam Kis 4:24-30 pasti tidak diajarkan Yesus secara
langsung.
• Penetapan Tujuh orang dipilih untuk melayani orang miskin (Kis 6:
1-7) pasti tidak diperintahkan langsung oleh Yesus, tapi mereka
menghayatinya bahwa hal itu sesuai dengan ajaran Yesus yang
selama hidupnya selalu memperhatikan yang miskin.
• Kis 1: 23-26 Penetapan Matias sebagai pengganti Yudas, juga tidak
berasal dari Yesus, tetapi mereka lakukan demi soliditas dalam
melaksanakan pesan Yesus
Dalam perkembangannya,
para pengganti kedua belas
Rasul Yesus senantiasa
menggali inspirasi-inspirasi Penerusan yang hidup
Iman itu, dan ini yang berlangsung
menetapkannya (baik secara
lisan maupun tertulis) dengan bantuan Roh
sebagai ajaran resmi Gereja. Kudus, dinamakan
Baik yang dirumuskan secara
pribadi, atau melalui
“Tradisi”
penetapan melalui Konsili
suci.
Ketika pengikut Kristus makin
berkembang, maka demi menjaga
keutuhan ajaran Yesus, beberapa orang
yang didorong dan diilhami Roh Kudus,
menuliskan apa yang selama ini
disampaikan secara lisan. Yang akhirnya
disebut Kitab Suci

Tetapi ketika menulis injilnya: bukan untuk


mendaftar semua ajaran kristen atau
membuat daftar lengkap ucapan dan
perbuatan Yesus.

Yang dia tulis hanyalah hal-hal yang


paling mendasar untuk keselamatan
manusia,
KITAB SUCI MENEGASKAN ADANYA TRADISI
SELAIN KITAB SUCI

 Yoh 21:25 “Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat


Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per
satu, maka agaknya dunia ini tidak memuat semua kitab
yang harus ditulis itu.”

 2 Tes 2:15 Rasul Paulus menasihati umatnya agar jemaat


menerima keduanya sebagai kebenaran. “Berdirilah teguh
dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari
kami, baik itu secara lisan maupun secara tertulis.”
HUBUNGAN ANTARA TRADISI SUCI DENGAN KITAB SUCI
SEBAGAI BERIKUT:
KGK 80: “Tradisi Suci dan Kitab Suci KGK 81: “Kitab Suci adalah
berhubungan erat sekali dan terpadu. pembicaraan Allah sejauh itu termaktub
Sebab keduanya mengalir dari sumber dengan ilham Roh ilahi”.”Dan Tradisi
ilahi yang sama, dan dengan cara Suci, menyalurkan secara keseluruhan
tertentu bergabung menjadi satu dan Sabda Allah, yang oleh Kristus Tuhan
menjurus ke arah tujuan yang sama” dan Roh Kudus dipercayakan kepada
(DV 9). Kedua-duanya menghadirkan para Rasul. Tradisi menyalurkan Sabda
dan mendayagunakan misteri Kristus di Allah kepada para pengganti Rasul,
dalam Gereja, yang menjanjikan akan supaya mereka ini dalam terang Roh
tinggal bersama orang-orang-Nya kebenaran dengan pewartaan mereka,
“sampai akhir zaman” (Mat. 28:20). memelihara, menjelaskan, dan me­
nyebarkannya­­dengan setia” (DV 9).
KGK 82: “Dengan demikian maka KGK 83: Tradisi yang kita bicarakan di
Gereja”, yang dipercayakan untuk sini, berasal dari para Rasul, yang
meneruskan dan menjelaskan wahyu, meneruskan apa yang mereka ambil dari
ajaran dan contoh Yesus dan yang mereka
“menimba kepastian­nya tentang
dengar dari Roh Kudus. Generasi Kristen
segala sesuatu yang diwahyukan yang pertama ini belum mempunyai
bukan hanya melalui Kitab Suci. Maka Perjanjian Baru yang tertulis, dan Perjanjian
dari itu keduanya [baik Tradisi mau­ Baru itu sendiri memberi kesaksian tentang
pun Kitab Suci] harus diterima dan proses tradisi yang hidup itu. Tradisi-tradisi
dihormati dengan­cita rasa kesalehan teologis, disipliner, liturgis atau religius,
dan hormat yang sama” (DV 9). yang dalam gelindingan waktu terjadi di
Gereja-gereja setempat, bersifat lain.
Mereka merupakan ungkapan-ungkapan
Tradisi besar yang disesuaikan dengan
tempat­dan zaman yang berbeda-beda.
Dalam terang Tradisi utama dan di bawah
bimbingan Wewenang Mengajar Gereja,
tradisi-tradisi konkret itu dapat
dipertahankan, diubah, atau juga dihapus.
CONTOH TRADISI SUCI

 Doktrin-doktrin yang diajarkan Gereja


Katolik melalui Konsili-konsili; Banyak dogma dan doktrin
 Doktrin/ajaran yang diajarkan oleh Bapa yang diajarkan scr definitif
Paus, selaku penerus Rasul Petrus, dan (de fide) oleh Gereja, yg
yang juga diajarkan oleh para uskup dalam bersumber dari Tradisi Suci
kesatuan­dengan Bapa Paus; dan Kitab Suci.
 Tulisan pengajaran dari para Bapa Gereja
dan para orang kudus (Santo/Santa) yang Salah satu dogma dan
sesuai dengan pengajaran Magisterium; doktrin : ttg Maria Bunda
 Katekismus Gereja Katolik; Yesus.
 Liturgi dan sakramen-sakramen.
B. MARIA
DALAM SEJARAH KESELAMATAN
 Nama Maria tidak pernah disebutkan secara
langsung atau diramalkan secara eksplisit
dalam Perjanjian Lama, tetapi gambaran
Maria (typologi) tentang pribadi yang mirip Maria
dapat ditemukan pada beberapa teks
dalam Perjanjian Lama.

Perjanjian  Sosok dan peran tokoh-tokoh Perjanjian


Lama dilihat sebagai gambaran (Yun.: typos),
Lama sedangkan sosok dan peran Maria sendiri
dilihat sebagai pemenuhan atau kenyataan
(Yun.: antitypos). Cara menafsirkan demikian
itu disebut metode penafsiran tipologi.
 Kej. 3:15 “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan
perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya
akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan­
tumitnya,“
 Yes 7:14 “... Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung­
dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan­
Dia Imanuel “ artinya Allah menyertai kita. (Thn 740-680)
 Nubuat Mikha 5:1-4a,­“.... Hai Betlehem di wilayah Efrata, hai engkau
yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit
bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya
sudah sejak purbakala, yang sudah ada sejak dahulu kala. Ia akan
membiarkan mereka sampai saatnya perempuan yang mengandung itu
telah melahirkan; lalu saudara-saudaranya yang masih ada akan
kembali kepada orang Israel....” (Thn. 742-687)
1. Maria, disebut dalam Silsilah Yesus Kristus (Mat. 1:1-17,
Luk. 3:23-38)
2. Maria, menerima kabar dari malaikat Tuhan (Luk. 1:26-38)
3. Maria, mengunjungi Elisabet saudarinya (Luk. 1:39-45)
Maria 4. Maria, melahirkan Yesus di kandang Bethlehem (Luk. 2:1-
20, Mat. 1:18-25)

dalam 5. Maria, mengungsi ke Mesir bersama Putranya dan Yosep


(Mat. 2:13-23)
6. Maria, diramal oleh Simeon (Luk. 2:21-38)
Perjanjian 7. Maria, hidup bersama Yesus dan Yosep di Nazaret (Luk.
2:39-40, 51)
8. Maria, mencari Putranya di Bait Allah (Luk. 2:41-52)
Baru 9. Maria, hadir dalam pesta di Kana (Yoh. 2:1-11)
10. Maria, bersama saudara-saudara Yesus mencari-Nya (Mrk.
3:31-35; Mat. 12:46-50; Luk. 8:19-21)
11. Maria, dipuji sebagai yang bahagia (Luk 11:27-28)
12. Maria, berdiri di kaki salib Yesus (Yoh. 19:25-27)
MARIA MEMPUNYA PERANAN YANG CUKUP
PENTING DALAM TATA KESELAMATAN ALLAH.
IA TIDAK HANYA MELAHIRKAN YESUS
KRISTUS, TETAPI MENDAMPINGI YESUS
SAMPAI KESUDAHANNYA. BAHKAN IA
DENGAN SETIA MENDAMPINGI PARA RASUL
SETELAH DITINGGALKAN YESUS DAN
BERSAMA MEREKA MENANTIKAN ROH KUDUS

SANGATLAH WAJAR BILA GEREJA MEMBERI


PENGHORMATAN BAGI MARIA
PERAN MARIA
DALAM GEREJA
(bdk. KGK 969)

Rekan Penebus (Coredemptrix)


Pengantara (Mediatrix)
Pembela (Advocate)
Rekan Penebus (Coredemptrix)

 Maria turut terlibat dalam penebusan manusia


dengan Yesus Kristus, Putra ilahinya.
 Kej 3:15 - Maria dianggap pemenuhan profetis janji
Allah tentang kemenangan atas ular” (LG 55), yang
terlaksana dalam diri Yesus Kristus
 Penyelamatan Kristus itu tidak bisa dilepaskan dari
kesediaan dan kerjasama Maria sejak menerima
khabar dari malaikat Gabriel “Terjadilah padaku
menurut perkataanmu” (Luk. 1:38).
Pengantara Rahmat
(Mediatrix)
 Status ini diperolehnya karena persatuannya yang
sempurna dengan Kristus. “Setelah diangkat ke surga,
ia tidak mengesampingkan tugas penyelamatan,
tetapi dengan doa syafaatnya yang tak terputus, terus
menerus membawa bagi kita karunia-karunia
keselamatan kekal…” (LG 62).
 “Karena kurnia serta peran keibuannya yang ilahi,
yang menyatukannya dengan Putranya Sang Penebus,
pun pula karena segala rahmat serta tugas-tugasnya,
Santa Perawan juga erat berhubungan dengan Gereja.
Seperti telah diajarkan oleh St. Ambrosius, Bunda
Allah itu pola Gereja, yakni dalam hal iman, cinta
kasih, dan persatuan sempurna dengan Kristus.” (LG
63)
Kesaksian para Bapa Gereja ttg Maria sebagai Bunda Pengantara
(Mediatrix)
1 St. Irenaeus (180): “Sebab Hawa terpedaya oleh perkataan malai­ kat [Iblis =
fallen angel] untuk lari dari Tuhan, memberontak melawan­ Sabda-Nya, namun
Maria menerima dengan gembira perkataan­ malai­ kat bahwa ia akan
melahirkan Tuhan, dengan menaati Sabda-Nya. Yang pertama terpedaya untuk
tidak taat kepada Tuhan, sedang­kan­ yang kedua terpengaruh untuk menaati
Tuhan, sehingga Perawan Maria dapat menjadi pembela bagi perawan Hawa.
Seperti umat manusia tunduk kepada kematian melalui tindakan seorang
perawan maka ia diselamatkan oleh seorang perawan. (St. Irenaeus, Against
Heresies, V:19, 1).
St. Gregorius dari Nazianze (379): “Ingatlah akan hal-hal ini dan kesempatan-
2 kesempatan yang lain dan mohonlah kepada Perawan Maria untuk memberikan
bantuan, sebab ia juga, adalah seorang perawan dan pernah berada di dalam
bahaya ….” (St. Gregory Nazianzen, Oration 24:11)
St. Germanus dari Konstantinopel (733): “Maria tetap Perawan, pertama-
3 tama sebagai mediatrix (pengantara) melalui peristiwa me­lahirkan­[Kristus]
yang supernatural, dan sekarang sebagai mediatrix karena bantuan
keibuannya melalui doa syafaat”
Katekismus Gereja Katolik (KGK) Maria disebut “Pengantara” karena segala
4 rahmat berasal dari Kristus dan Kristus datang hanya melalui Maria oleh kuasa
Roh Kudus. ” Adapun dalam tata rahmat itu peran Maria sebagai Bunda tiada
henti-hentinya terus berlangsung, sejak persetujuan yang dengan setia
diberikannya pada saat Warta Gembira, dan yang tanpa ragu-ragu
dipertahankannya di bawah salib, hingga penyempurnaan kekal semua para
terpilih. Sebab, sesudah diangkat ke surga, ia tidak meninggalkan peran yang
membawa keselamatan itu, melainkan dengan aneka perantaraannya ia
terus-menerus memperolehkan bagi kita karunia-karunia yang meng­hantar
kepada keselamatan kekal... Oleh karena itu di dalam Gereja santa Perawan
disapa dengan gelar: pengacara, pembantu, penolong, dan perantara” (LG
62) (KGK 969).
Pembela Umat Beriman
(Advocate)

Konsili Vatikan II melanjutkan praktik kepercayaan dan


penghayatan Gereja akan Maria sebagai penolong dan
pengantara bagi Umat Allah dalam masa-masa sulit:
“Oleh karena itu dalam Gereja, Santa Perawan Maria
disapa (dengan gelar) Pembela…” (LG 62).
Maria tidak hanya menjadi pengantara rahmat Allah
bagi umat manusia sebagai Pengantara, tetapi juga
menjadi pengantara permohonan-permohonan
manusia
C. Dogma Gereja
tentang Maria
Dogma adalah pengajaran Gereja
yang dirumuskan dalam bimbingan Roh Kudus,
yang bersumber dari Kitab Suci atau Tradisi Suci
( baik secara implisit maupun eksplisit)
yang dipercaya oleh umat beriman
karena pemakluman agung dari Kuasa Mengajar Gereja.

Oleh karena itu, perlu diterima oleh umat beriman


demi keselamatan.
1 Keibuan Ilahi | Divine Motherhood

 Diumumkan pada Konsili Efesus tahun 431.


Keibuan Ilahi Maria diumumkan pada Konsili Efesus tahun 431.
Berbagai nama digunakan untuk menjelaskan peran Maria sebagai
Bunda Yesus. Maria disebut “Bunda Allah” yang dalam istilah
Yunani disebut sebagai “Theotokos” atau “Birthgiver of God”
[Yang Melahirkan Allah].
 Dalam Kristus terdapat dua kodrat: ilahi dan manusia. Perawan
Suci Maria adalah Bunda Allah karena dia memperanakkan Sabda
Allah yang menjadi daging. Dogma ini diperkuat lebih lanjut oleh
Konsili Khalsedon (451) berkaitan dengan keibuan Ilahi Maria.
 Keibuan Ilahi Maria terkait erat dengan teks-teks yang
mendefinisikan pribadi dan kodrat Yesus Kristus; dengan
demikianmenjadi bagian integral dari dogma kristologis. Dogma
Keibuan Ilahi ini secara umum diterima oleh hampir semua
denominasi Kristen.
 Penghormatan kepada Maria disebabkan karena perannya sebagai
Bunda Allah. Hal ini diajarkan oleh St. Cyrilus dari Alexandria pada
Konsili Efesus (431). Namun tentu saja penghormatan ini harus
dibeda­kan dengan penyembahan. St. Epiphanus (403)
mengajarkan, “Maria harus dihormati, tetapi Allah Bapa, Putra, dan
Roh Kudus harus disembah. Tak seorang pun boleh menyembah
Maria” (St. Epiphanus, Haer 79, 7).
2 Keperawanan Abadi | Perpetual Virginity
 Diumumkan oleh Paus Pius IX Pada tanggal 8 Desember 1854 yang menyatakan
bahwa Bunda Maria dikandung tanpa noda dosa asal. Bunyi dogma tersebut
antara lain sebagai berikut:
Dengan inspirasi Roh Kudus, untuk kemuliaan Allah Tritunggal, untuk
penghormatan kepada Bunda Perawan Maria, untuk meninggikan iman Katolik
dan kelanjutan agama Katolik, dengan kuasa dari Yesus Kristus Tuhan kita, dan
Rasul Petrus dan Paulus, dan dengan kuasa kami sendiri: “Kami menyatakan,
mengumumkan dan mendefinisikan bahwa doktrin yang mengajarkan bahwa
Bunda Maria yang terberkati, seketika pada saat pertama ia terbentuk sebagai
janin, oleh rahmat yang istimewa dan satu-satunya yang diberikan oleh Tuhan
yang Maha Besar, oleh karena jasa-jasa Kristus Penyelamat manusia,
dibebaskan dari semua noda dosa asal, adalah doktrin yang dinyatakan oleh
Tuhan dan karenanya harus diimani dengan teguh dan terus-menerus oleh
semua umat beriman.”
Dasar dari Kitab Suci Dogma Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa
(Ineffabilis Deus),

 Gelar Bunda Maria dikandung tanpa noda ini berhubungan dengan


peran istimewanya yang melahirkan Yesus. Gereja mengakui bahwa Yesus
Kristus dikandung tanpa benih manusia melainkan oleh kuasa Roh Kudus
saja.. Kristus itu Allah, dan Allah itu kudus, maka sudah selayaknya Allah
mengu­duskan terlebih dahulu seseorang yang akan melahirkan Kristus.

 Kej. 3:15. “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perem­
puan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan
meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya”
Perempuan yang dimaksud adl Hawa yang baru. Ayat ini merupakan
nubuat akan kelahiran Yesus (Adam yang baru) melalui Bunda Maria
(Hawa yang baru).
3 Dikandung Tanpa Dosa | “Ineffabilis Deus”
 Diumumkan oleh Paus Pius IX melaui Konstitusi Apostolik “Ineffabilis
Deus” (8 Desember 1854).
 Dogma ini menyatakan “bahwa Perawan Maria Yang Paling
Terberkati, sejak saat pertama dia dikandung, oleh kasih karunia yang
luar biasa dan hak istimewa dari Allah Yang Maha Kuasa dan
mengingat jasa Yesus Kristus, telah dijaga bebas dari setiap noda
dosa asal.”
 Dogma ini memiliki arti “negatif” dan “positif” yang saling
melengkapi satu sama lain. Arti “negatif” menekankan bebasnya
Maria dari dosa asal berkat kasih karunia yang mendahului atau yang
berlaku surut (di sini disebut pencegah) dari tindakan penebusan
Kristus.
 Arti “positif” ini merupakan konsekuensi dari ketiadaan dosa
asal. Hidup Maria terkait secara permanen dan intim dengan
Allah, dan dengan demikian dia adalah suci secara
keseluruhan. Maria adalah manusia yang tidak pernah
membantah Allah. Jadi, dogma ini menyatakan bahwa dari
awalnya Maria sangat suci dan dalam persatuan yang tetap
dengan rahmat pengudusan dari Roh Kudus.
4 Pengangkatan | The Assumption
 Dogma ini ditetapkan oleh Paus Pius XII pada 1 November 1950 dalam Konstitusi
Apostolik Munificentissimus Deus (MD=Tuhan yang Maha Pemurah ). Perayaan
Liturgi Maria diangkat ke surga dilaksanakan seiap 15 Agustus.
 Dua istilah yang berbeda makna: Kenaikan dan Pengangkatan. Yesus Kristus, Putera
Allah dan Tuhan Yang Bangkit, telah naik ke Surga, sebuah tanda kekuasaan Ilahi.
Maria, sebaliknya, dinaikkan atau diangkat ke Surga oleh kuasa dan kasih karunia
Allah.
 Dogma ini menyatakan bahwa “Maria, Bunda Allah Yang Tak Bercela, Perawan
Selamanya, setelah menyelesaikan perjalanan hidupnya di bumi, diangkat tubuh
dan jiwanya ke dalam kemuliaan surgawi”.
 Dogma ini tidak memiliki dasar langsung dalam Kitab Suci. Pengangkatan Maria ini
bisa dilihat sebagai konsekuensi dari Keibuan Ilahi. Sebagai Ibu, kebersamaan Maria
tidak hanya di bumi, tetapi berlanjut di Surga berkat jasa Yesus.
 “Diangkat ke Surga, dia tidak mengesampingkan tugas
penyelamatannya … Dengan cinta kasih keibuannya ia
memperhatikan saudara-saudara Puteranya yang masih
dalam peziarahan perjalanan di bumi” (LG). Dalam berbagai
penampakkannya, Bunda Maria selalu memberi pesan agar
umat percaya alan Putra-Nya. Dengan demikian, Maria
adalah model pengharapan eskatologis Gereja (KGK 972),
yang berarti Gereja kehidupan kekal itu ada dan setiap
orang dipanggil mengarahka hidup ke sana.
Apakah Ada hipostesis bahwa Maria tidak benar-benar mati, namun hanya
tertidur dalam sebuah mimpi yang mendalam. Oleh karena itu di
Maria mati Gereja Timur, dogma Maria diangkat ke surga dikaitkan dengan
terlebih tertidurnya Perawan Maria (Dormitio Mariae) dalam sebuah
istirahat panjang menjelang diangkat ke surga.
dahulu? Tapi penafsiran seperti itu kurang diterima dalam tradisi Gereja Katolik Roma
karena lebih meyakini bahwa Maria juga mengalami kematian seperti dialami
Apakah ia manusia, meksipun kematiannya itu bukan sebagai hukuman akibat dosa.
terangkat ke
Cerita lain yang berkembang. Menjelang kematian Maria,
surga tanpa Malaikat Gabriel mendatanginya, membawa kabar gembira bahwa
terpisahnya ia akan segera berjumpa dengan Putra­nya. Setelah kematiannya,
ia dibawa oleh para rasul dalam sebuah prosesi menuju wilayah
jiwa dari sekitar lembah Kedron. Dikisahkan bahwa setelah tiga hari, Yesus
tubuh datang mengambil tubuh Maria, membawanya ke surga, diiringi
para rasul dan malaikat surgawi. Dari kisah-kisah legenda inilah kemudian
terlebih muncul berbagai bentuk devosi kepada Maria.
dahulu?
 Beberapa Kesaksian . Baru sekitar abad VII muncul banyak kesaksian tentang
Maria, yang mengarah pada informasi tentang saat akhir hidup Maria di dunia.
Ada kesaksian yang mengatakan bahwa Maria meninggal sekitar satu tahun
setelah kebangkitan Yesus (mungkin sekitar tahun 34).di Yerusalem, di sebuah
rumah yang digunakan Yesus untuk melakukan Perjamuan Akhir bersama para
murid-Nya
 Contoh beberapa Kesaksian Bapak Gereja tentang Maria diangkat ke surge adalahy kesaksian kuno dari Santo
Gregorius dari Tours (538-dalam De Gloria Beatorum Martyrum [4]. Ia menulis demikian:
“Akhirnya, ketika Perawan Yang Terberkati akan menyelesaikan perjalanan hidupnya di bumi,
menjelang saat ia dipanggil dari dunia ini, berkumpullah di rumahnya semua Rasul yang datang
dari berbagai daerah yang berbeda. Ketika mereka mendengar bahwa dia akan meninggalkan
dunia, mereka berjaga bersama dengannya. Ketika itu juga datanglah Tuhan Yesus disertai
malaikat-malaikat-Nya, mengambil jiwanya lalu memberikannya kepada malaikat Agung Mikhael
dan pergi. Pada waktu subuh para Rasul membaringkan­tubuhnya, lalu meletakkannya di di atas
sebuah kubur dan menjaganya, sambil menanti kedatangan Tuhan. Maka Tuhan menampakkan
diri-Nya sekali lagi kepada mereka, mengam­bil tubuh suci dan memerintahkan agar tubuhnya
dibawa dengan iringan awan-awan menuju Firdaus, di mana jiwanya diangkat, mulia bersama
para pilihan, masuk dalam hidup kekal yang tak akan berakhir” (Gagliardi, La Verità è Sintetica,
475).
 Kesaksikan lain datang dari Yohanes Damaskus (†749) dalam Encomium
in Dormitionem Dei Genitricis Semperque Virginis Mariae [II, 14]. Ia
menulis demikian:

“Niscaya bahwa dia yang ketika melahirkan tetap menjaga kepera­


wanannya, juga menjaga tubuhnya dari ketercelaan apa pun pada saat
kematiannya. Niscaya bahwa dia yang telah mengandung dalam
rahimnya Sang Penebus yang menjadi bayi, tinggal dalam tabut suci.
Niscaya bahwa pengantin Allah Bapa tinggal di langit surgawi. Niscaya
bahwa dia yang telah melihat Putranya di salib, ibarat menerima
pedang yang menusuk, yang telah melahirkan Dia, namun tetap murni,
sekarang memandang Dia duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Niscaya
bahwa Ibu Tuhan turut mengalami apa yang dialami Putra, dan
hendaknya segenap ciptaan memujinya sebagai Ibu dan Hamba Allah”
(Gagliardi, La Verità è Sintetica, 474-5).
Kesaksian dari para bapak Gereja atau pujangga Gereja tentang Maria diangkat ke
surga, antara lain Pseudo-St. Melito (300) yang mengatakan:

“Oleh karena itu, jika hal itu berada dalam kuasaMu, adalah tampak benar bagi kami
pelayan-pelayan-Mu, bahwa seperti Engkau yang telah mengatasi maut, bangkit
dengan mulia, maka Engkau seharus­nya mengangkat tubuh Bundamu dan
membawanya dengan-Mu, dengan suka cita ke dalam surga. Lalu kata Sang
Penyelamat [Yesus]: “Jadilah seperti perkataanmu”. (The Passing of the Virgin 16:2-17).

Timotius dari Yerusalem (400) bersaksi,


“Oleh karena itu Sang Perawan [Maria] tidak mati sampai saat ini, melihat bahwa Ia
yang pernah tinggal di dalamnya memindahkannya ke tempat pengangkatannya. (St.
Timothy of Jerusalem, Homily on Simeon dan Anna, 400) (lihat Stefanus Tay, MTS dan
Ingrid Listiati, MTS dalam katolisitas. org)
Kesaksian Lain:
Maria meninggal di rumah terakhirnya di Selcuk, di Provinsi Izmir Turki,
sekitar 7 km dari kota Efesus pusat kota Yunani kuno, dimana di situ juga
terdapat jemaat Kristen. . Maria sampai di tempat itu karena dibawa oleh
Rasul Yohanes, pada saat Yerusalem ada dalam situasi tidak aman. Di kota
ini, ada sebuah rumah tua, yang dipercaya sebagai rumah terakhir Bunda
Maria, sekaligus di tempat itu Bunda Maria wafat.
Tetapi kisah ini banyak diragukan
Berbagai kesaksian di atas
memperlihatkan bahwa Dogma
Maria tersebut dirumuskan
bukan secara tiba-tiba.
melainkan didasarkan pada
kesaksian-kesaksian awal dari
para Bapak Gereja serta bentuk-
bentuk kesalehan­yang hidup
dalam penghayatan komunitas-
komunitas Gereja awal.
GELAR-GELAR MARIA
Bunda Gereja
Konsili Vatikan II dalam Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, Lumen Gentium, mengajarkan:
“Ia [Maria] dianugerahi kurnia serta martabat yang amat luhur, yakni menjadi Bunda Putra Allah,
maka juga menjadi Putri Bapa yang terkasih dan kenisah Roh Kudus. Karena anugerah rahmat yang
sangat istimewa itu ia jauh lebih unggul dari semua makhluk lainnya, baik di surga maupun di bumi.
Namun sebagai keturunan Adam, ia termasuk golongan semua orang yang harus diselamatkan.
Bahkan “ia [Maria] memang Bunda para anggota (Kristus). Karena dengan cinta kasih ia
menyumbangkan kerjasamanya, supaya dalam Gereja lahirlah kaum beriman, yang menjadi anggota
Kepala itu”. Oleh karena itu ia menerima salam sebagai anggota Gereja yang serba unggul dan
sangat istimewa, pun juga sebagai pola-teladannya yang mengagumkan dalam iman dan cinta kasih.
Menganut bimbingan Roh Kudus Gereja Katolik menghadapinya penuh rasa kasih-sayang sebagai
bundanya yang tercinta” (LG 53).

“Dengan mengandung Kristus, melahirkan-Nya, membesarkan-Nya, menghadapkan-Nya kepada


Bapa di kenisah, serta dengan ikut menderita dengan Putranya yang wafat di kayu salib, ia secara
sungguh istimewa bekerja sama dengan karya Juru selamat, dengan ketaatannya, iman,
pengharapan serta cinta kasihnya yang berkobar, untuk membaharui hidup adikodrati jiwa-jiwa.
Oleh karena itu dalam tata rahmat ia [Maria] menjadi Bunda kita” (LG 61).
Beberapa kesakisan Bapa Gereja tentang Maria sebagai Bunda Gereja
 Origen (244) mengatakan:
“Putra Maria hanya Yesus sendiri; dan ketika Yesus berkata kepada Ibu-Nya, “Lihatlah,
anakmu,” seolah-olah Ia berkata, “Lihatlah orang ini adalah Yesus sendiri, yang engkau
lahirkan.” Sebab setiap orang yang dibaptis, hidup tidak lagi dirinya sendiri, tetapi Kristus hidup
di dalamnya. Dan karena Kristus hidup di dalamnya, perkataan kepada Maria ini berlaku
baginya, “Lihatlah anakmu-Kristus yang diurapi” (Origen, Commentary on John I, 4, 23, PG 14,
32).

 St. Ephrem dari Syria (306-373):


“Kelahiran-Mu yang ilahi, O Tuhan, melahirkan semua ciptaan; Umat manusia dilahirkan
kembali darinya [Maria], yang melahirkan Engkau. Manusia melahirkan Engkau di dalam
tubuh; Engkau melahirkan manusia di dalam roh…” (St. Ephrem, Hymn 3 on the Birth of the
Lord, v. 5., ed. Lamy, II, pp 464 f).

 St. Agustinus (416)


“Maria adalah sungguh ibu dari anggota-anggota Kristus, yaitu kita semua. Sebab oleh karya
kasihnya umat manusia telah dilahirkan di Gereja, [yaitu] para umat beriman yang adalah
Tubuh dari Sang Kepala, yang telah dilahirkannya ketika Ia menjelma menjadi manusia.” (St.
Augustine, De Sancta Virginitate, 6 (PL 40, 399)).
Ratu Alam Semesta
Gelar Maria sebagai Ratu tidak terlepas dari pengakuan Gereja akan Kristus sebagai
Raja.

Dalam Perjanjian Lama, ratu kerajaan bukanlah istri sang raja, melainkan ibu sang
raja, yang disebut geḇiyrāh (ibu suri) Geb.̱iyrāh ini dihormati bersama raja (lih. Yer.
13:18), dan namanya dicantumkan bersama dengan setiap raja Yehuda (1 Raj. 14:21,
15:9-10, 22:42; 2 Raj. 12:2; 14:2; 15:2; 15:33; dan seterusnya), yang merupakan
keturunan Raja Daud. Demikian juga dalam kitab Raja-raja yang pertama, ketika
Ratu Batsyeba menghadap Raja Salomo, Raja memberikan tempat duduk/tahta
kepada bundanya di sebelah kanan-nya (lih. 1 Raj. 2:19).

Maria adalah geḇiyrāh yang dihormati bersama Putra-Nya. Maria sebagai Bunda
adalah permaisuri yang berpakaian emas, berada di sebelah kanan sang Raja, yang
mengacu kepada Kristus sendiri (lih. Mzm. 45:10), yang tahtanya tetap untuk
selama-lamanya (Mzm. 45:7; lih. Luk. 1:32-33).
Bunda Maria yang adalah orang kudus yang terbesar. Tuhan memberikan mahkota kebenaran kepada
orang-orang yang telah mengakhiri pertandingan dalam kehidupan ini dengan baik dengan
memelihara iman (lih. 2 Tim. 4:8). Kesetiaan Bunda Maria yang bertahan sampai akhir, mendatangkan
mahkota kehidupan yang dijanjikan Tuhan (lih. Yak. 1:12, 1 Ptr. 5:4, Why. 2:10). Di dalam diri Maria
dipenuhi janji Tuhan yang memberikan, “kerajaan yang mulia dan mahkota yang indah dari tangan
Tuhan” kepada orang-orang yang benar (Keb. 5:16).

Konsili Vatikan II dalam Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, Lumen Gentium, mengajarkan:

“Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah
menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat melalui kemuliaan di surga beserta
badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih
penuh menyerupai Putranya, Tuan di atas segala tuan (lih. Why 19:16), yang telah mengalahkan dosa
dan maut” (LG 59).

Dalam upaya mewujudkan keutuhan ciptaan, kita juga senantiasa menjadikan Maria sebagai
pelindung. Paus Fransiskus, dalam Ensiklik Laudato Si menempatkan Maria sebagai Ratu seluruh
Dunia Ciptaan.

“Maria, Bunda yang merawat Yesus, sekarang merawat dunia yang terluka ini dengan kasih sayang
Dalam upaya “Maria, Bunda yang merawat Yesus, sekarang merawat dunia yang
terluka ini dengan kasih sayang dan rasa sakit seorang ibu. Sama
mewujudkan seperti hatinya yang tertusuk telah meratapi kematian Yesus,
keutuhan ciptaan, sekarang dia merasa kasihan dengan penderitaan orang-orang
kita juga miskin yang disalibkan dan makhluk-makhluk dari dunia yang
senantiasa dihancurkan oleh kuasa manusia. Sepenuhnya telah berubah rupa,
dia hidup dengan Yesus, dan semua makhluk menyanyikan
menjadikan Maria keelokannya. Dia adalah “perempuan berselubungkan matahari,
sebagai pelindung. dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas
Paus Fransiskus, bintang di atas kepalanya” (Why. 12:1). Terangkat ke surga, dia
dalam Ensiklik adalah Ibu dan Ratu seluruh ciptaan. Dalam tubuh kemuliaannya,
bersama dengan Kristus yang bangkit, sebagian dari ciptaan telah
Laudato Si mencapai kepenuhan keindahannya. Ia tidak hanya menyimpan
menempatkan dalam hatinya seluruh kehidupan Yesus yang ia asuh dengan setia
Maria sebagai (bdk. Luk. 2:19, 51), tetapi sekarang pun ia memahami arti segala
sesuatu. Oleh karena itu, kita dapat meminta dia untuk membantu
Ratu seluruh kita memandang dunia ini dengan mata yang lebih bijaksana” (LS
Dunia Ciptaan. 241).
Devosi Kepada Maria
Pengertian Devosi

Devosi Maria (hyperdulia) adalah seluruh


kebaktian kepada Maria Ibu Yesus dari Nazaret
dalam bentuk puji-pujian, hormat, dan cinta
dengan meneladani cara hidupnya sambil
memohon bantuan pengan­taraan doanya bagi
Gereja yang masih dalam perjalanan ziarah
menuju persatuan dengan Allah di tanah air
surgawi (bdk. LG 66). Setelah mendapat kabar
gembira dari Malaikat Tuhan (Luk. 1:26-38),
Maria
Pertama, Maria dipilih Tuhan secara istimewa untuk
menjadi Bunda Tuhan Yesus Kristus Juru Selamat manusia.
meng­apa
Maria dapat Kedua, sebagaimana dijelaskan dalam Lumen Gentium
nomor 62, keibuan Maria dalam tata rahmat berlangsung
dihormati terus tanpa putus, mulai dari persetujuan yang
secara khusus diberikannya dengan setia pada saat menerima kabar
gembira dari malaikat Gabriel dan yang dipertahankannya
dan dapat tanpa ragu sampai di kaki salib sampai pada kesempurnaan
dimintakan abadi semua orang beriman. Karena setelah diangkat ke
surga, Maria tidak meninggalkan tugas ini, melainkan
pengan­taraan melanjutkannya melalui peraantaraan berlimpah dengan
doanya oleh memberi kita anugerah keselamatan abadi. Hal itu
menunjukkan bahwa peran Maria dalam tata
umat beriman. penyelamatan tetap aktual sepanjang sejarah Gereja tanpa
terhenti oleh hilangnya Maria secara fisik dari panggung
sejarah dunia.
MEMUJI
Seperti Elisabet dan anak dalam rahimnya mengagumi dan menghormati
Maria karena perannya sebagai ibu Tuhan, Bunda Mesias. Bunda Maria dipuji
karena karya agung Allah dalam diri-Nya. Maria tidak dihormati seakan-akan
karena dia berprestasi atas usaha-usahanya sendiri, melainkan karena di
dalam dia Allah berkarya secara luar biasa.
3 elemen
devosi MENELADAN MARIA
Kita bisa belajar kepada Maria tentang cara menjawab panggilan Allah dan
kepada hidup seturut firmanNya, tentang bagaimana mengikuti Yesus secara
sempurna, dan bagaimana melaksanakan kehendak Allah dengan setia.
Maria,
MEMOHON PENGANTARAAN DOA MARIA
Umat beriman dapat berdoa kepada Maria, tapi jangan seakan-
akan Maria dapat menganugerahi sesuatu tanpa diketahui Allah
sendiri.
TUGAS MANDIRI

1. Buatlah uraian tentang bentuk-bentuk devosi kepada Bunda


Maria !
2. Jelaskan makna Gelar Maria (cukup 5 saja) yang terdapat dapat
Litani Santa Perawan Maria
3. Buatlah refleksi tertulis atas bentuk Devosi kepada Bunda
Maria yang pernah atau sering Anda lakukan!

Waktu pengerjaan tugas : 1 minggu


Paling lambat Hari Kamis, 4 November, pk. 15.00 WIB

SALAM SEHAT. Tuhan MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai