DALAM SEJARAH
KESELAMATAN
Tujuan Perkuliahan.
Mahasiswa mampu:
Kej. 3:15. “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perem
puan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan
meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya”
Perempuan yang dimaksud adl Hawa yang baru. Ayat ini merupakan
nubuat akan kelahiran Yesus (Adam yang baru) melalui Bunda Maria
(Hawa yang baru).
3 Dikandung Tanpa Dosa | “Ineffabilis Deus”
Diumumkan oleh Paus Pius IX melaui Konstitusi Apostolik “Ineffabilis
Deus” (8 Desember 1854).
Dogma ini menyatakan “bahwa Perawan Maria Yang Paling
Terberkati, sejak saat pertama dia dikandung, oleh kasih karunia yang
luar biasa dan hak istimewa dari Allah Yang Maha Kuasa dan
mengingat jasa Yesus Kristus, telah dijaga bebas dari setiap noda
dosa asal.”
Dogma ini memiliki arti “negatif” dan “positif” yang saling
melengkapi satu sama lain. Arti “negatif” menekankan bebasnya
Maria dari dosa asal berkat kasih karunia yang mendahului atau yang
berlaku surut (di sini disebut pencegah) dari tindakan penebusan
Kristus.
Arti “positif” ini merupakan konsekuensi dari ketiadaan dosa
asal. Hidup Maria terkait secara permanen dan intim dengan
Allah, dan dengan demikian dia adalah suci secara
keseluruhan. Maria adalah manusia yang tidak pernah
membantah Allah. Jadi, dogma ini menyatakan bahwa dari
awalnya Maria sangat suci dan dalam persatuan yang tetap
dengan rahmat pengudusan dari Roh Kudus.
4 Pengangkatan | The Assumption
Dogma ini ditetapkan oleh Paus Pius XII pada 1 November 1950 dalam Konstitusi
Apostolik Munificentissimus Deus (MD=Tuhan yang Maha Pemurah ). Perayaan
Liturgi Maria diangkat ke surga dilaksanakan seiap 15 Agustus.
Dua istilah yang berbeda makna: Kenaikan dan Pengangkatan. Yesus Kristus, Putera
Allah dan Tuhan Yang Bangkit, telah naik ke Surga, sebuah tanda kekuasaan Ilahi.
Maria, sebaliknya, dinaikkan atau diangkat ke Surga oleh kuasa dan kasih karunia
Allah.
Dogma ini menyatakan bahwa “Maria, Bunda Allah Yang Tak Bercela, Perawan
Selamanya, setelah menyelesaikan perjalanan hidupnya di bumi, diangkat tubuh
dan jiwanya ke dalam kemuliaan surgawi”.
Dogma ini tidak memiliki dasar langsung dalam Kitab Suci. Pengangkatan Maria ini
bisa dilihat sebagai konsekuensi dari Keibuan Ilahi. Sebagai Ibu, kebersamaan Maria
tidak hanya di bumi, tetapi berlanjut di Surga berkat jasa Yesus.
“Diangkat ke Surga, dia tidak mengesampingkan tugas
penyelamatannya … Dengan cinta kasih keibuannya ia
memperhatikan saudara-saudara Puteranya yang masih
dalam peziarahan perjalanan di bumi” (LG). Dalam berbagai
penampakkannya, Bunda Maria selalu memberi pesan agar
umat percaya alan Putra-Nya. Dengan demikian, Maria
adalah model pengharapan eskatologis Gereja (KGK 972),
yang berarti Gereja kehidupan kekal itu ada dan setiap
orang dipanggil mengarahka hidup ke sana.
Apakah Ada hipostesis bahwa Maria tidak benar-benar mati, namun hanya
tertidur dalam sebuah mimpi yang mendalam. Oleh karena itu di
Maria mati Gereja Timur, dogma Maria diangkat ke surga dikaitkan dengan
terlebih tertidurnya Perawan Maria (Dormitio Mariae) dalam sebuah
istirahat panjang menjelang diangkat ke surga.
dahulu? Tapi penafsiran seperti itu kurang diterima dalam tradisi Gereja Katolik Roma
karena lebih meyakini bahwa Maria juga mengalami kematian seperti dialami
Apakah ia manusia, meksipun kematiannya itu bukan sebagai hukuman akibat dosa.
terangkat ke
Cerita lain yang berkembang. Menjelang kematian Maria,
surga tanpa Malaikat Gabriel mendatanginya, membawa kabar gembira bahwa
terpisahnya ia akan segera berjumpa dengan Putranya. Setelah kematiannya,
ia dibawa oleh para rasul dalam sebuah prosesi menuju wilayah
jiwa dari sekitar lembah Kedron. Dikisahkan bahwa setelah tiga hari, Yesus
tubuh datang mengambil tubuh Maria, membawanya ke surga, diiringi
para rasul dan malaikat surgawi. Dari kisah-kisah legenda inilah kemudian
terlebih muncul berbagai bentuk devosi kepada Maria.
dahulu?
Beberapa Kesaksian . Baru sekitar abad VII muncul banyak kesaksian tentang
Maria, yang mengarah pada informasi tentang saat akhir hidup Maria di dunia.
Ada kesaksian yang mengatakan bahwa Maria meninggal sekitar satu tahun
setelah kebangkitan Yesus (mungkin sekitar tahun 34).di Yerusalem, di sebuah
rumah yang digunakan Yesus untuk melakukan Perjamuan Akhir bersama para
murid-Nya
Contoh beberapa Kesaksian Bapak Gereja tentang Maria diangkat ke surge adalahy kesaksian kuno dari Santo
Gregorius dari Tours (538-dalam De Gloria Beatorum Martyrum [4]. Ia menulis demikian:
“Akhirnya, ketika Perawan Yang Terberkati akan menyelesaikan perjalanan hidupnya di bumi,
menjelang saat ia dipanggil dari dunia ini, berkumpullah di rumahnya semua Rasul yang datang
dari berbagai daerah yang berbeda. Ketika mereka mendengar bahwa dia akan meninggalkan
dunia, mereka berjaga bersama dengannya. Ketika itu juga datanglah Tuhan Yesus disertai
malaikat-malaikat-Nya, mengambil jiwanya lalu memberikannya kepada malaikat Agung Mikhael
dan pergi. Pada waktu subuh para Rasul membaringkantubuhnya, lalu meletakkannya di di atas
sebuah kubur dan menjaganya, sambil menanti kedatangan Tuhan. Maka Tuhan menampakkan
diri-Nya sekali lagi kepada mereka, mengambil tubuh suci dan memerintahkan agar tubuhnya
dibawa dengan iringan awan-awan menuju Firdaus, di mana jiwanya diangkat, mulia bersama
para pilihan, masuk dalam hidup kekal yang tak akan berakhir” (Gagliardi, La Verità è Sintetica,
475).
Kesaksikan lain datang dari Yohanes Damaskus (†749) dalam Encomium
in Dormitionem Dei Genitricis Semperque Virginis Mariae [II, 14]. Ia
menulis demikian:
“Oleh karena itu, jika hal itu berada dalam kuasaMu, adalah tampak benar bagi kami
pelayan-pelayan-Mu, bahwa seperti Engkau yang telah mengatasi maut, bangkit
dengan mulia, maka Engkau seharusnya mengangkat tubuh Bundamu dan
membawanya dengan-Mu, dengan suka cita ke dalam surga. Lalu kata Sang
Penyelamat [Yesus]: “Jadilah seperti perkataanmu”. (The Passing of the Virgin 16:2-17).
Dalam Perjanjian Lama, ratu kerajaan bukanlah istri sang raja, melainkan ibu sang
raja, yang disebut geḇiyrāh (ibu suri) Geb.̱iyrāh ini dihormati bersama raja (lih. Yer.
13:18), dan namanya dicantumkan bersama dengan setiap raja Yehuda (1 Raj. 14:21,
15:9-10, 22:42; 2 Raj. 12:2; 14:2; 15:2; 15:33; dan seterusnya), yang merupakan
keturunan Raja Daud. Demikian juga dalam kitab Raja-raja yang pertama, ketika
Ratu Batsyeba menghadap Raja Salomo, Raja memberikan tempat duduk/tahta
kepada bundanya di sebelah kanan-nya (lih. 1 Raj. 2:19).
Maria adalah geḇiyrāh yang dihormati bersama Putra-Nya. Maria sebagai Bunda
adalah permaisuri yang berpakaian emas, berada di sebelah kanan sang Raja, yang
mengacu kepada Kristus sendiri (lih. Mzm. 45:10), yang tahtanya tetap untuk
selama-lamanya (Mzm. 45:7; lih. Luk. 1:32-33).
Bunda Maria yang adalah orang kudus yang terbesar. Tuhan memberikan mahkota kebenaran kepada
orang-orang yang telah mengakhiri pertandingan dalam kehidupan ini dengan baik dengan
memelihara iman (lih. 2 Tim. 4:8). Kesetiaan Bunda Maria yang bertahan sampai akhir, mendatangkan
mahkota kehidupan yang dijanjikan Tuhan (lih. Yak. 1:12, 1 Ptr. 5:4, Why. 2:10). Di dalam diri Maria
dipenuhi janji Tuhan yang memberikan, “kerajaan yang mulia dan mahkota yang indah dari tangan
Tuhan” kepada orang-orang yang benar (Keb. 5:16).
Konsili Vatikan II dalam Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, Lumen Gentium, mengajarkan:
“Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah
menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat melalui kemuliaan di surga beserta
badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih
penuh menyerupai Putranya, Tuan di atas segala tuan (lih. Why 19:16), yang telah mengalahkan dosa
dan maut” (LG 59).
Dalam upaya mewujudkan keutuhan ciptaan, kita juga senantiasa menjadikan Maria sebagai
pelindung. Paus Fransiskus, dalam Ensiklik Laudato Si menempatkan Maria sebagai Ratu seluruh
Dunia Ciptaan.
“Maria, Bunda yang merawat Yesus, sekarang merawat dunia yang terluka ini dengan kasih sayang
Dalam upaya “Maria, Bunda yang merawat Yesus, sekarang merawat dunia yang
terluka ini dengan kasih sayang dan rasa sakit seorang ibu. Sama
mewujudkan seperti hatinya yang tertusuk telah meratapi kematian Yesus,
keutuhan ciptaan, sekarang dia merasa kasihan dengan penderitaan orang-orang
kita juga miskin yang disalibkan dan makhluk-makhluk dari dunia yang
senantiasa dihancurkan oleh kuasa manusia. Sepenuhnya telah berubah rupa,
dia hidup dengan Yesus, dan semua makhluk menyanyikan
menjadikan Maria keelokannya. Dia adalah “perempuan berselubungkan matahari,
sebagai pelindung. dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas
Paus Fransiskus, bintang di atas kepalanya” (Why. 12:1). Terangkat ke surga, dia
dalam Ensiklik adalah Ibu dan Ratu seluruh ciptaan. Dalam tubuh kemuliaannya,
bersama dengan Kristus yang bangkit, sebagian dari ciptaan telah
Laudato Si mencapai kepenuhan keindahannya. Ia tidak hanya menyimpan
menempatkan dalam hatinya seluruh kehidupan Yesus yang ia asuh dengan setia
Maria sebagai (bdk. Luk. 2:19, 51), tetapi sekarang pun ia memahami arti segala
sesuatu. Oleh karena itu, kita dapat meminta dia untuk membantu
Ratu seluruh kita memandang dunia ini dengan mata yang lebih bijaksana” (LS
Dunia Ciptaan. 241).
Devosi Kepada Maria
Pengertian Devosi