Anda di halaman 1dari 3

Tugas Mandiri 3

Nama : Rivaldo M. Sekeon.


Kelas/ Semester : Biblika B/ V (Lima).
Mata Kuliah : PASTORAL.
Dosen Pengampuh : Made Astika, Ph.D.

Analisis Konsep Dasar Pastoral dalam Perjanjian Baru

Dalam Perjanjian Baru, sangat jelas bahwa motif gembala yang terdapat pada

Yesus. Mulai dari kelahiranNya, pelayananNya, kematianNya, kebangkitanNya dan

sampai pada kemenanganNya. Dalam hubungan dengan Yesus di Lukas 1:52

“seorang gembala adalah orang yang memiliki kerendahan hati.”

Dalam hal ini penulis akan lebih menjelaskan tentang konsep pastoral dalam
Surat Titus.

Surat Titus berisi nasehat praktis dalam penggembalaan jemaat dan


peringatan akan bahayanya pengajara sesat. Surat ini ditulis kira-kira pada waktu
yang sama dengan surat pertama Timotius. 1 Paulus tidak lagi terlalu banyak
memberikan berbagai aturan khusus. Hal ini memberikan kesan bahwa karakter
Titus lebih kuat dibandingkan Timotius, sehingga ”dalam istilah modernkita dapat
menggambarkan Titus sebagai “pendobrak” orang yang mampu menghadapi daerah
rawan.2 Meskipun demikian, Paulus tetap merasa perlu untuk memberikan berbagai
nasehatnya, yaitu:
Ajaran Yang Sehat (Tit. 1:1-16)

Pemberitaan Ajaran Yang Sehat (Tit. 2:1-15)

Nasehat-nasehat Khusus (Tit. 3:1-15)

Rasul Paulus dalam suratnya yang ditunjukan kepada jemaat di Efesus

mengingatkan bahwa: “Yesus Kristus adalah batu penjuru pembangunan dan


1
Chapman, Pengantar Perjanjian Baru, (Bandung: Penerbit Kalam Hidup, 1980), hal. 124
2
H. Carl Shank, The Pastoral Letters Revisited: Behavior and Belief A Thematic Study, 15-17; Tom Thatcher,
The Relational Matrix of The Pastoral Epistles: 41-45; Stanley E. Porter, The Pastoral Epistles: Common Themes,
Individual Compositions. Concluding Reflections: 167-182.
pelayanan jemaat, karena Dialah tumbuh seluruh bangunan dan menjadi tempat

kediaman Allah didalam Roh” (Efesus 2:20-22). Kata-kata Paulus ini menarik untuk

dianalisa apalagi bila dihubungkan dengan pidato perpisahannya kepada para

penatua jemaat Efesus yang terjadi di Miletus dalam Kis 20:17-20. 3

Ada dua hal yang menarik untuk diamati dalam nats ini, Pertama dalam ayat

18b, “Kamu tahu bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di

Asia ini” ini merupakan suatu petunjuk bahwa dalam menjalankan pelayanannya,

Paulus berada di tengah- tengah anggota jemaat dan merasa satu dengannya dan

anggota jemaat mengenal dia dengan akrab. Prinsip pelayanan Paulus adalah ia

melayani ditengah-tengah orang banyak, ia bersama mereka, berkomunikasi dengan

mereka dan menjadi teladan bagi mereka. Dari sikap yang ditunjukan Paulus

tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk melaksanakan pelayanan kepada

jemaat dengan lebih Yesus membangun kehidupan orang percaya dan sekaligus

menyerahkan tugas itu kepada manusia. “kami adalah kawan sekerja Allah.” 1

Korintus 3:9.

Dengan Kristus membangun jemaat, maka berarti disediakan tugas bagi

manusia untuk membongkar rintangan yang menghalangi karya Allah. Roh Allah

diberikan kepada manusia untuk bertindak dengan sadar dan bijaksana, sehingga

manusia tidak saling menguasai, mendominasi melainkan saling menolong dan

menjadi mitra yang sepadan.

3
E. Martasudjita, Kepemimpinan Transformatif : Makna dan spiritualnya secara Kristiani
(Yogyakarta: Kanisius, 2001), hal. 60
Referensi

Chapman, Pengantar Perjanjian Baru, Bandung: Penerbit Kalam Hidup, 1980.

E. Martasudjita, Kepemimpinan Transformatif : Makna dan spiritualnya secara Kristiani,

Yogyakarta: Kanisius, 2001.

H. Carl Shank, The Pastoral Letters Revisited: Behavior and Belief A Thematic Study, 15-17;

Tom Thatcher, The Relational Matrix of The Pastoral Epistles: 41-45; Stanley E.

Porter, The Pastoral Epistles: Common Themes, Individual Compositions.

Concluding Reflections.

Anda mungkin juga menyukai