Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hedonism terhadap gaya
hidup mahasiswa FPBS dan FPOK Unversitas Pendidikan Indonesia. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan pendekatan multidisipliner (banyak ilmu dalam rumpun yang sama),
agar dapat melihat masalah dari sisi ilmu keolahragaan, budaya, dan sosial. Untuk
pengambilan data, peneliti menggunakan metode kualitatif, dimana peneliti melakukan
wawancara (dalam jaringan dengan objek yang diteliti: mahasiswa FPBS dan FPOK,
maupun luar jaringan dengan beberapa tenaga kependidikan). Dari hasil penelitian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa hedonisme bisa memengaruhi gaya hidup beberapa mahasiswa
UPI yang mengalaminya. Namun pandangan ini tergantung pada diri mereka sendiri,
karena Hedonisme ini juga memberikan dampak positif dan negatif terhadap gaya hidup
mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Dampak negatif nya yaitu ketika mahasiswa
terdorong untuk mendambakan hal-hal yang bersifat material dan kesenangan yang
sebenarnya tidak mempunyai banyak manfaat bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang
lain, dalam hal ini kami mengambil contoh hedonisme terhadap game online, kemudian
mereka hanya akan mengejar kesenangan tersebut sehingga mereka mungkin akan
mengabaikan hal hal lain yang bersifat lebih penting.
The purpose of this research is to determine the effect of hedonism on the lifestyle of FPBS
and FPOK students at Indonesia University of Education. This research used a
multidisciplinary approach, in order to see problems from the side of sports, culture, and
social sciences. For data collection, researchers use qualitative methods, where researchers
conduct interviews (in networks with the object: FPBS and FPOK students, as well as
outside the network with several education staff). From the results of this research, it can be
concluded that hedonism can influence the lifestyle of some UPI students who experience
it. But this view depends on themselves, because Hedonism also has a positive and negative
impact. The negative impact is when students are motivated to crave material things. In this
case we take the example of hedonism towards online games, then they will only pursue the
pleasure, so that they might ignore other things that are more important.
I. PENDAHULUAN
Kekurangan Hedonisme :
1. Sifat egois dan individualis sehingga tak punya kepekaan sosial
2. Menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan
3. Seringkali merugikan orang lain demi mencapai tujuannya.
2.4 Perbedaan Konsumerisme dan Hedonisme
Bila mendengar kata konsumerisme dan hedonisme, umumnya hal yang langsung terbesit
adalah ketamakan manusia dalam memenuhi kebutuhan. Sekilas pun antara keduanya tidak
memiliki perbedaan karena sama-sama berkonotasi negatif pada perilaku pemenuhan kebutuhan
manusia yang irrasional. Berikut penjelasan mengenai perbedaan konsumerisme dan hedonisme.
Konsumerisme dan hedonisme telah menjadi falsafah hidup baru di berbagai negara
termasuk Indonesia. Keduanya menjadi contoh fenomena sosial yang terjadi di masyarakat masa
kini. Masyarakat berlomba-lomba memenuhi kebutuhan yang sifatnya kurang penting secara
besar-besaran demi kepuasan diri. Adapun perbedaan konsumerisme dan hedonisme dapat
diidentifikasi melalui beberapa aspek di antaranya :
1. Pengertian
Konsumerisme adalah falsafah atau paham yang merujuk pada upaya seseorang atau
kelompok yang melakukan kegiatan konsumsi (pemakaian barang-barang hasil produksi) secara
berlebihan. Adapun hedonisme ialah falsafah atau paham yang menganggap pencapaian
kebahagiaan semaksimal mungkin sebagai tujuan hidup. Berdasarkan definisi kedua istilah,
dapat disimpulkan bahwa konsumerisme mutlak berasal dari kegiatan konsumsi dan berwujud
tindakan, sedangkan hedonisme dapat dilakukan melalui upaya lain selama seseorang atau
kelompok mencapai kebahagiaan.
2. Kondisi Pelaku
Perbedaan konsumerisme dan hedonisme selanjutnya terletak pada kondisi pelaku. Ciri-
ciri konsumerisme tertanam pada seseorang mayoritas tidak disadari keberadaannya. Misalnya
seorang ibu yang tadinya hanya hendak membeli kebutuhan rumah tangga ke supermarket tiba-
tiba jadi menambah belanjaannya karena melihat diskon kosmetik. Berbeda dengan
konsumerisme, hedonisme justru memang terjadi saat kondisi pelaku sadar. Seseorang atau
kelompok hedonis dengan sadar melakukan upaya apapun demi mencapai kebahagiaan tersendiri
dan sebisa mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan serta bentuk-bentuk
konflik sosial lain. Misalnya Feni membeli tas branded untuk dipakai saat arisan bersama teman-
temannya. Feni melakukan itu demi merasa setara dengan teman-temannya dan menghindari
3. Upaya Pelaku
Konsumerisme identik dengan gaya hidup boros. Konsumerisme didukung adanya modal
yang dimiliki seseorang atau kelompok, dalam kata lain jika seseorang memiliki banyak
tabungan lalu ia hidup bermewah-mewahan, jalan-jalan ke luar negeri, dan sebagainya, maka
tindakannya dikategorikan konsumerisme. Adapun hedonisme lebih menghalalkan segala cara
demi mencapai kebahagiaan. Misalnya seseorang yang hidupnya pas-pasan rela meminjam uang
berjuta-juta demi membeli mobil mewah
Maxmanroe. [n.d]. Pengertian Hedonisme dalam Sosiologi, Penyebab, Dampak, dan Ciri-
ciri Hedonisme. [online]. Tersedia:
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-hedonisme.html# [11 April
2019]
Nurmiati. (2018). 3 Perbedaan Konsumerisme dan Hedonisme. [Online]. Tersedia:
https://materiips.com/perbedaan-konsumerisme-dan-hedonisme. [20 Juni 2019]
Alkhawarizmi. [n.d]. Manusia dan Pandangan Hidup. [Online]. Tersedia:
https://mamz.weebly.com/manusia-dan-pandangan-hidup.html [20 Maret 2019]
Maftuhin et al (2016). Pendidikan Sosial Budaya. Bandung: CV. Maulana Media Grafika
Koentjaraningrat. (1980). Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara Baru
Gem, Collins. (2005). Book of Facts. England: Harpercollins Pub Ltd