Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH HEDONISME TERHADAP GAYA HIDUP

MAHASISWA FPBS DAN FPOK UNIVERSITAS PENDIDIKAN


INDONESIA DALAM SUDUT PANDANG EKONOMI
Firly Asyifa, Siti Arusah Rusydah, Lolita Ikhsania Pasaribu

Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris, Jurusan Pendidikan


Bahasa Inggris, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra,
Universitas Pendidikan Indonesia
E-mail: firlyasyifa@upi.edu, Sitiarusah@upi.edu, lolitaikhsania@upi.edu
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hedonism terhadap gaya
hidup mahasiswa FPBS dan FPOK Unversitas Pendidikan Indonesia. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan pendekatan multidisipliner (banyak ilmu dalam rumpun yang sama),
agar dapat melihat masalah dari sisi ilmu keolahragaan, budaya, dan sosial. Untuk
pengambilan data, peneliti menggunakan metode kualitatif, dimana peneliti melakukan
wawancara (dalam jaringan dengan objek yang diteliti: mahasiswa FPBS dan FPOK,
maupun luar jaringan dengan beberapa tenaga kependidikan). Dari hasil penelitian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa hedonisme bisa memengaruhi gaya hidup beberapa mahasiswa
UPI yang mengalaminya. Namun pandangan ini tergantung pada diri mereka sendiri,
karena Hedonisme ini juga memberikan dampak positif dan negatif terhadap gaya hidup
mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Dampak negatif nya yaitu ketika mahasiswa
terdorong untuk mendambakan hal-hal yang bersifat material dan kesenangan yang
sebenarnya tidak mempunyai banyak manfaat bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang
lain, dalam hal ini kami mengambil contoh hedonisme terhadap game online, kemudian
mereka hanya akan mengejar kesenangan tersebut sehingga mereka mungkin akan
mengabaikan hal hal lain yang bersifat lebih penting.

Kata kunci : Hedonisme, Pandangan Hidup, Mahasiswa, Konsumerisme, Ekonomi


.
ABSTRACT

The purpose of this research is to determine the effect of hedonism on the lifestyle of FPBS
and FPOK students at Indonesia University of Education. This research used a
multidisciplinary approach, in order to see problems from the side of sports, culture, and
social sciences. For data collection, researchers use qualitative methods, where researchers
conduct interviews (in networks with the object: FPBS and FPOK students, as well as
outside the network with several education staff). From the results of this research, it can be
concluded that hedonism can influence the lifestyle of some UPI students who experience
it. But this view depends on themselves, because Hedonism also has a positive and negative
impact. The negative impact is when students are motivated to crave material things. In this
case we take the example of hedonism towards online games, then they will only pursue the
pleasure, so that they might ignore other things that are more important.

Keywords: Hedonism, views of life, student, consumerism, economy.

I. PENDAHULUAN

Manusia sebagai individu dalam mejalani kehidupannya tentu membutuhkan


pedoman untuk menentukan perilaku dan tindakannya. Pedoman inilah yang disebut
sebagai pandangan hidup. Berdasarkan sumbernya, pandangan hidup terdiri atas tiga
macam. Dalam penelitian ini kami mengangkat salah satu dari tiga macam pandangan

Firly Asyifa, Siti Arusah Rusydah, Lolita Ikhsania P Halaman 1


tersebut yakni pandangan hidup yang bersumber dari renungan seseorang dan bersifat
relatif kebenarannya. Pada era modern seperti sekarang ini manusia cenderung memiliki
pandangan bahwa kebahagiaan adalah salah satu tujuan utama hidupnya. Manusia kerap
kali melakukan berbagai cara untuk mencapai kesenangan dan kepuasannya. Hal ini
dapat dikategorikan sebagai salah satu pandangan hidup renungan yang disebut
hedonisme. Maka dari itu penulis mengangkat hedonisme sebagai salah satu pandangan
hidup yang akan penulis kaji.
Pandangan hidup hedonisme biasanya dianut oleh masyarakat muda, karena diusia
muda manusia cenderung mencari kesenangan hidup, contohnya lebih banyak
menghabiskan waktu diluar rumah, bermain, berbelanja barang-barang mahal, dan ingin
menjadi pusat perhatian. Fenomena ini dapat kita saksikan di kalangan mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Adapun pengertian hedonism menurut Collins Gem (1993:97) pengertian hedonisme
adalah sebuah doktrin yang menyatakan bahwa kesenangan adalah hal yang paling
penting dalam hidup. Dengan kata lain, hedonisme adalah paham yang dianut oleh
orang-orang yang semata-mata hanya mencari kesenangan hidup. Sedangkan menurut
Etimologi kata hedonisme diambil dari Bahasa Yunani hēdonismos dari akar kata
hēdonē, artinya "kesenangan". Paham ini berusaha menjelaskan adalah baik apa yang
memuaskan keinginan manusia dan apa yang meningkatkan kuantitas kesenangan itu
sendiri.
Jadi, hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan
menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin
menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau
pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan
manusia.
Berangkat dari pengertian tersebut, penulis ingin membahas masalah yang berkaitan
dengan hedonisme, yakni pengaruhnya dalam sudut pandang ekonomi. Karena kaitannya
yang sangat erat dengan kesenangan dan materi, tentu hedonisme memiliki dampak yang
cukup berpengaruh dalam bidang tersebut.

Firly Asyifa, Siti Arusah Rusydah, Lolita Ikhsania P Halaman 2


II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hedonisme


Menurut Collins Gem (1993:97) pengertian hedonisme adalah sebuah doktrin yang
menyatakan bahwa kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup. Dengan
kata lain, hedonisme adalah paham yang dianut oleh orang-orang yang semata-mata
hanya mencari kesenangan hidup. Sedangkan menurut Etimologi kata hedonisme diambil
dari Bahasa Yunani hēdonismos dari akar kata hēdonē, artinya "kesenangan". Paham ini
berusaha menjelaskan adalah baik apa yang memuaskan keinginan manusia dan apa yang
meningkatkan kuantitas kesenangan itu sendiri.
Jadi, hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan
menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin
menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau
pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan
manusia.
2.2 Karakteristik Hedonisme yang ada di masyarakat
Psychological Hedonism
Menganggap bahwa manusia diciptakan secara lahiriah menginginkan
kesenangan. Secara naluri, manusia memang memiliki sifat menghindari rasa sakit dan
derita.
Evaluative Hedonism
Kesenangan adalah apa yang seseorang inginkan dan kejar. Dalam konsep
evaluative hedonism, hanya kesenanganlah yang berharga dan rasa sakit atau
ketidaksenangan adalah hal mengecewakan atau dianggap sesuatu yang tidak layak
untuk dirasakan.
Rationalizing Hedonism
Seseorang mencari kesenangan namun paham akan konsekuensinya. Misalnya
seseorang mengkonsumsi obat-obatan terlarang untuk mencari kesenangan dan lepas
dari masalah sejenak. Tapi ia tahu bahwa hal ini buruk untuk kesehatan dan bisa
membawanya ke ranah pidana.
2.3 Kelebihan dan kekurangan hedonisme
Kelebihan Hedonisme :
1. Punya motivasi kuat dalam mencapai keinginan

Firly Asyifa, Siti Arusah Rusydah, Lolita Ikhsania P Halaman 3


2. Suka bekerja keras dan pantang menyerah
3. Memanfaatkan setiap kesempatan dengan sebaik mungkin

Kekurangan Hedonisme :
1. Sifat egois dan individualis sehingga tak punya kepekaan sosial
2. Menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan
3. Seringkali merugikan orang lain demi mencapai tujuannya.
2.4 Perbedaan Konsumerisme dan Hedonisme
Bila mendengar kata konsumerisme dan hedonisme, umumnya hal yang langsung terbesit
adalah ketamakan manusia dalam memenuhi kebutuhan. Sekilas pun antara keduanya tidak
memiliki perbedaan karena sama-sama berkonotasi negatif pada perilaku pemenuhan kebutuhan
manusia yang irrasional. Berikut penjelasan mengenai perbedaan konsumerisme dan hedonisme.
Konsumerisme dan hedonisme telah menjadi falsafah hidup baru di berbagai negara
termasuk Indonesia. Keduanya menjadi contoh fenomena sosial yang terjadi di masyarakat masa
kini. Masyarakat berlomba-lomba memenuhi kebutuhan yang sifatnya kurang penting secara
besar-besaran demi kepuasan diri. Adapun perbedaan konsumerisme dan hedonisme dapat
diidentifikasi melalui beberapa aspek di antaranya :
1. Pengertian
Konsumerisme adalah falsafah atau paham yang merujuk pada upaya seseorang atau
kelompok yang melakukan kegiatan konsumsi (pemakaian barang-barang hasil produksi) secara
berlebihan. Adapun hedonisme ialah falsafah atau paham yang menganggap pencapaian
kebahagiaan semaksimal mungkin sebagai tujuan hidup. Berdasarkan definisi kedua istilah,
dapat disimpulkan bahwa konsumerisme mutlak berasal dari kegiatan konsumsi dan berwujud
tindakan, sedangkan hedonisme dapat dilakukan melalui upaya lain selama seseorang atau
kelompok mencapai kebahagiaan.

2. Kondisi Pelaku
Perbedaan konsumerisme dan hedonisme selanjutnya terletak pada kondisi pelaku. Ciri-
ciri konsumerisme tertanam pada seseorang mayoritas tidak disadari keberadaannya. Misalnya
seorang ibu yang tadinya hanya hendak membeli kebutuhan rumah tangga ke supermarket tiba-
tiba jadi menambah belanjaannya karena melihat diskon kosmetik. Berbeda dengan
konsumerisme, hedonisme justru memang terjadi saat kondisi pelaku sadar. Seseorang atau
kelompok hedonis dengan sadar melakukan upaya apapun demi mencapai kebahagiaan tersendiri
dan sebisa mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan serta bentuk-bentuk
konflik sosial lain. Misalnya Feni membeli tas branded untuk dipakai saat arisan bersama teman-
temannya. Feni melakukan itu demi merasa setara dengan teman-temannya dan menghindari

Firly Asyifa, Siti Arusah Rusydah, Lolita Ikhsania P Halaman 4


cibiran yang mungkin muncul jika ia tidak melakukan hal tersebut.

3. Upaya Pelaku
Konsumerisme identik dengan gaya hidup boros. Konsumerisme didukung adanya modal
yang dimiliki seseorang atau kelompok, dalam kata lain jika seseorang memiliki banyak
tabungan lalu ia hidup bermewah-mewahan, jalan-jalan ke luar negeri, dan sebagainya, maka
tindakannya dikategorikan konsumerisme. Adapun hedonisme lebih menghalalkan segala cara
demi mencapai kebahagiaan. Misalnya seseorang yang hidupnya pas-pasan rela meminjam uang
berjuta-juta demi membeli mobil mewah

2.5 Pengertian Pandangan Hidup


Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh sutau masyarakat, yang dipilih
secara selektif oleh para individu dan golongan di dalam masyarakat (Koentjaraningrat,
1980). Jadi, manusia sebagai individu ataupun anggota dalam suatu kelompok
masyarakat sudah tentu harus memiliki pandangan hidup sebagai pedoman dan arah yang
jelas untuk berperilaku dan bertindak dalam menjalani kehidupannya. Dengan pandangan
hidup, kehidupan manusia di dunia ini memiliki perspektif yang berbeda-beda. Maka
dapat dikatakan bahwa pandangan hidup ini merupakan dasar pembentukan cita-cita,
nilai kehidupan, kebajikan, dan segala macam perilaku manusia.

2.6 Macam-Macam Pandangan Hidup


Adapun berdasarkan sumbernya, pandangan hidup terdiri dari tiga macam, yaitu:
Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya. Contoh, pandangan muslim bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasul
(sikap, perkataan, dan perbuatan Nabi Muhammad SAW). Dengan demikian, pandangan
hidup muslim adalah kesetiaannya kepada Islam tentang berbagai masalah asasi hidup
manusia, yang merupakan jawaban muslim yang berorientasi terhadap Islam mengenai
berbagai persoalan pokok hidup manusia yang tersimpul dalam Al-Qur’an dan Hadits.
Pandangan hidup yang bersumber dari abstraksi dari nilai-nilai budaya suatu negara
atau bangsa. Misalnya berupa ideologi negara Indonesia yaitu Ideologi Pancasila
sebagai sumber pandangan hidup rakyat Indonesia.
Pandangan hidup yang bersumber dari hasil perenungan seseorang yang bersifat
relatif kebenarannya, yang kemudian dapat dijadikan ajaran atau etika untuk hidup.

2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pandangan Hidup


Firly Asyifa, Siti Arusah Rusydah, Lolita Ikhsania P Halaman 5
Secara umum ada dua factor yang mempengaruhi pandangan hidup, yaitu kejiwaan
dan situasi hidup.
Bila situasi hidup pribadi baik, maka baik juga pandangan hidupnya. Sebagai contoh
orang yang sehat akan berpandangan hidup lebih baik dari orang yang sakit-sakitan.
Orang kaya, apalagi sehat dan kuat memandang kehidupan lebih berarti dari pada orang
yang didera kemiskinan dan sakit-sakitan. Yang pasti, si kaya punya harapan lebih besar
ketimbang si miskin yang sakit-sakitan.
Sementara itu faktor lain yang mempengaruhi pandangan hidup manusia adalah
jiwanya masing-masing. Situasi jiwa akan berperan sangat besar terhadap pandangan
hidupnya. Sehingga jika ada dua orang yang menghadapi situasi yang sama baik itu
penderitaan maupun kebahagiaan akan bereaksi secara berlainan akan situasi yang
sedang terjadi tersebut.

III. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan multidisipliner (banyak ilmu


dalam rumpun yang sama), agar dapat melihat masalah dari sisi ilmu keolahragaan,
budaya, dan sosial. Untuk pengambilan data, peneliti menggunakan metode kualitatif,
dimana peneliti melakukan wawancara (dalam jaringan dengan objek yang diteliti:
mahasiswa FPBS dan FPOK, maupun luar jaringan dengan beberapa tenaga
kependidikan)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan metode wawancara dalam mendapat informasi terkait


dengan tema yang kami usung. Kami melakukan wawancara dengan berbagai sumber.
Narasumber yang kami wawancarai terdiri dari dosen dan mahasiswa. Kemudian hasil
penelitian dibahas secara kualitatif. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan
kepada narasumber sebagai berikut:
1. Bagaimana pendapat anda sebagai mahasiswa mengenai pandangan hidup
hedonisme ?
2. Apakah menurut anda pandangan hidup mahasiswa mengarah pada budaya
hedonisme ?

Firly Asyifa, Siti Arusah Rusydah, Lolita Ikhsania P Halaman 6


3. Apakah dengan adanya game PUBG tersebut akan mengakibatkan perubahan pola
hidup menjadi hedonisme?
4. Apakah fenomena ini (hedonisme) membawa dampak positif atau negatif terhadap
gaya hidup mahasiswa?
Apakah peran orangtua dan seberapa penting peran orang tua dalam fenomena ini?
Profil Narasumber dan Hasil Wawancara
a. Diah Gayuh Larasati
Diah Gayuh Larasati merupakan seorang mahasiswi di Universitas
Pendidikan Indonesia. Berdasarkan beberapa pertanyaan yang telah kami tanyakan
kepada beliau, beliau merasa bahwasanya Pandangan hidup hedonisme, merupakan
pengaruh dari lingkungan sekitar. Salah satu kesalahan dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru. Mereka yang memiliki pandangan ini, beranggapan bahwa
dengan mengikuti gaya hidup seperti lingkungannya, mereka bisa lebih diakui atau
diterima di lingkungannya yang baru.
Menurut Diah, pandangan hidup hedon tergantung kepada individu masing-
masing. Pada beberapa kasus, mungkin memang agak sulit bagi mahasiswa yang
berasal dari pelosok untuk mengikuti gaya hidup di lingkungan perkotaan. Jadi,
berpengaruh atau tidaknya, kembali ke individu masing-masing.
Selain itu, beliau juga berpendapat bahwa Game PUBG, tidak mengubah
pola hidup menjadi hedon. Memang game tersebut membutuhkan gawai yang
mumpuni, sesuai dengan spesifikasi minimal dari game tersebut. Tetapi, dengan
perkembangan zaman, semakin hari gawai pun semakin canggih dan sudah menjadi
kebutuhan bagi semua kalangan, terutama mahasiswa. Dan lagi, tergantung individu
tersebut, saat bermain PUBG, hanya ingin meningkatkan skill atau sekaligus ajang
pamer skin senjata dan juga pakaian sebagai kepuasan tersendiri bagi beberapa
kalangan gamers.
Menurutnya, game PUBG seharusnya bisa di pandang sebagai dampak
positif Karna dengan keinginan untuk mengikuti gaya hidup, mereka harus berpikir
bagaimana menghasilkan uang, dengan bekerja atau wirausaha. Diah juga
berpendapat bahwa Peran ortu amat sangat penting sekali. Karna jika ortu ikut
menyokong dana, bagi para mahasiswa yang salah memandang cara bergaul dengan
mengikuti gaya hidup hedon, justru akan membuat anak merasa benar.

b. Muhammad Rifqi Hervian Rahim


Firly Asyifa, Siti Arusah Rusydah, Lolita Ikhsania P Halaman 7
Muhammad Rifqi Hervian Rahim merupakan seorang mahasiswa di
Universitas Pendidikan Indonesia. Berdasarkan beberapa pertanyaan yang telah
kami tanyakan kepada beliau, beliau merasa bahwasanya Pandangan hidup
hedonisme merupakan hal yang biasa, selama hal itu tidak merugikan khalayak.
Menurut Rifqi, Mahasiswa UPI sedikit demi sedikit sudah mengarah kepada
pandangan hidup hedonisme Pada beberapa kasus, seperti maraknya selebgram
dadakan.
Selain itu, Rifqi juga berpendapat bahwa Game PUBG, bisa mengubah pola
hidup menjadi hedonisme. Karena di dalam game PUBG ada yang dinamakan in
game currency yaitu mata uang di dalam game yang bisa digunakan untuk membeli
item dalam game. Untuk beberapa pemain PUBG yang "passionate", ia akan
menyisihkan uangnya untuk membeli in game currency tersebut.
Menurutnya, game PUBG seharusnya bisa di pandang sebagai dampak
positif jika gaya hidup itu membuat mahasiswa merasa diakui (salah satu teori
hierarki kebutuhan manusia, ada kebutuhan untuk diakui yaitu aktualisasi diri). Dan
akan berkibat negatif jika gaya hidup itu membuat mahasiswa besar pasak daripada
tiang. Rifqi juga berpendapat bahwa Peran ortu amat sangat penting sekali dalam
mengatur uang jajan mahasiswa, tetapi sebaiknya orang tua tidak memberikan uang
secara berlebih kepada anak.

c. Rojab Siti Rodliyah, S.Pd.,M.Ed.


Rojab Siti Rodliyah, S.Pd.,M.Ed. merupakan seorang dosen Pendidikan
Bahasa Inggris di Universitas Pendidikan Indonesia. Berdasarkan beberapa
pertanyaan yang telah kami tanyakan kepada beliau, beliau merasa bahwasanya
Pandangan hidup hedonisme di kalangan mahasiswa cukup memprihatinkan karena
mereka hanya akan mengejar kesenangan materi sehingga mereka mungkin akan
mengabaikan hal hal lain yang bersifat spiritual. Beliau juga berpendapat bahwa
beberapa mahasiswa mungkin mempunyai gaya hidup yang mengarah pada
hedonisme, misal, merek terbiasa melakukan aktivitas yg lebih banyak untuk
kesenangan semata, misal nonton, karaoke, bilyar, dll. Hal ini sangat jauh berbeda
dengan kondisi pada zaman dulu. Perkembangan zaman memang semakin
mendukung pandangan hedonisme tersebut sehingga hal tersebut sebenarnya
bahkan sudah banyak dijumpai pd tingkat pendidikan dibawahnya (SMP/SMA).
Menurutnya, pandangan hidup hedonisme lebih banyak dampak negatifnya,
Firly Asyifa, Siti Arusah Rusydah, Lolita Ikhsania P Halaman 8
karena mahasiswa akan cenderung mengejar hal- hal yang bersifat materil dan
memberikan kesenangan saja, dan mungkin melalaikan hal-hal beyond material
things misalnya tentang nilai-nilai, norma, dan perjuangan hidup. Mungkin juga
karena pandangan hedonisme tersebut, mahasiswa jadi kurang empati terhadap
penderitaan atau kesusahan orang lain, atau kurang concern dengan persoalan
negara/yg lbh besar, karena mereka cenderung lebih fokus pada kepentingan dan
kesenangan mereka sendiri. Kemungkinan dampak positifnya adalah, mereka akan
berjuang supaya bisa mendapatkan materi/kesenangan tsb (keinginan utk
mendapatkan kesenangan mungkin akan mendorong mereka untuk berusaha dan
bekerja). Kebiasaan bermain game (apapun itu) ada dampak negatif dan
positifnya...walaupun menurut saya lebih banyak dampak negatifnya. Mereka akan
cenderung melalaikan urusan lain dan 'kecanduan' untuk bermain game dan hal ini
bisa berdampak pada performa mereka di kampus. Beliau juga berpendapat bahwa
Fitnes untuk kesehatan tidak masalah selama tidak memaksakan diri dan memang
ditujukan untuk kesehatan. Bahkan itu lebih baik daripada mengeluarkan uang
hanya untuk berfoya-foya.
Peran orang tua sangat penting, karena terkadang orang tua tidak sengaja
mengajarkan kebiasaan hidup 'hedon' dalam kehidupan sehari-harinya. Lingkungan
pun berperan penting. Contoh, anak saya bercerita kalau teman-temannya sebagian
besar hedon - menggunakan barang branded, uang saku yang banyak, dll. Dan
sedikit banyak hal tersebut berpengaruh dengan gaya hidupnya juga ,dan dia akan
rela 'mengorbankan' uang sakunya utk hal-hal yng memang dia sukai/inginkan.
Dlm hal ini ortu harus bisa mengerem supaya anak-anak tidak terbiasa dengan
segala kemudahan untuk mendapatkan hal yg diinginkannya dan memberikan
pandangan-pandangan untuk meng'counter' pandangan hedonisme tersebut.

d. Teten Hidayat, M.Pd


Teten Hidayat, M.Pd.. merupakan seorang dosen Pendidikan Olah Raga dan
Kesehatan di Universitas Pendidikan Indonesia. Berdasarkan beberapa pertanyaan
yang telah kami tanyakan kepada beliau, beliau berpendapat bahwasanya secara
kelembanggaan sebagai universitas pendidikan , dan sebagai stakeholder , gaya
hidup hedonisme tidak relevan untuk mahasiswa upi khususnnya , sebagai insan
penndidik , calon pendidik, seharusnnya bisa mencegah ,diri ke arah pola hidup
hedonis, karena hidul bukan semata kesenangan dan kenikmatan dunia, intinnya
Firly Asyifa, Siti Arusah Rusydah, Lolita Ikhsania P Halaman 9
harus bisa melawan arus, walau media masa, dan lingkungan sosial
memungkinnkan mahasiswaa terjerumuss ke pola hidup hedonisme. Tapi semua di
kembalikan pada proses dimana mahasiswa mengambil persepsi tentang itu.
Hedomnisme bisa membawa dampak negatif terhadap cara pandang dan gaya hidup
mahasiswa. Gaya hidup hedonis akan membuat individu jadi tertutup dan tidak
peduli. Tetapi sejatinya mahasiswa sebagai insan akademis, intinnya kembali pada
kontek khoeruna walfauhum linas, Sebaik-baiknya manusia adalah yang
bermanfaaat bagi lingkungannya. Jadi gaya hidup hedonis mempunyai presfektif
yang beragam apalagi jika di pesrsepsikan secara dangkal. Tapi jika kita bawa
terhadap hal positif fidunnya hasanah wafilahiroti hasanah.
Beliau juga berpendapat bahwa Manusia bugar sudah tentu sehat manusia
sehat tentunnya belum tentu bugar, jika fitnes dibawa oada kontek sosial yg
glamor, pergaulan menyimpang, rentan bagi anak anak mahasiswaa karena interaksi
sosial di lingkunga fitnes sangat beragam tapi jika fitnes untuk kebugaran, bugar
untuk ihktiar, dan untuk ibadah.
Dalam hal ini, Lingkungan orangtua adalah penentu untuk prilaku anak ,
sekolah kuliah untuk membetuk kepribadiann secara extrinsik dan membuka
wawasann, secara intrinsik lingkungan rumah menjadi pondasi bagi anak,
pengawasan, dan perhatiaan orang tua sangat krusial dalamm hal ini, pemberiann
fasilitas pribadi pada anak, yg berlebihann membuat peluang anak untuk melakukan
gaya hidup konsumtif dan glamor, bahkan fasilitas yg kurang apabila anak sudahh
terjerumus terhadap lingkungan hedonis, bisa menghalalkan bannyak cara.

V. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :


Hedonisme bisa memengaruhi gaya hidup beberapa mahasiswa UPI yang
mengalaminya. Namun pandangan ini tergantung pada diri mereka sendiri, karena
Hedonisme ini juga memberikan dampak positif dan negatif terhadap gaya hidup
mereka. Dalam dampak negatifnya, pandangan hidup hedonism tidak lepas dari
kesenangan dan kenikmatan yang bersifat materi. Dan dalam mendapatkannya, sangat
berpengaruh pada kondisi ekonomi setiap individu. Dalam hal ini kami mengambil
contoh hedonisme terhadap game online, terkadang sekali kecanduan terhadap game
online, maka seseorang cenderung melakukan apapun demi kepentingan game tersebut.

Firly Asyifa, Siti Arusah Rusydah, Lolita Ikhsania P Halaman 10


Kemudian mereka hanya akan mengejar kesenangan tersebut bahkan meskipun mereka
harus mengorbankan materi yang mereka miliki. Dalam sudut pandang ekonomi, hal
ini berkaitan dengan sifat konsumtif dan boros. Yakni kebiasaan membeli sesuatu yang
tidak ada nilai manfaatnya selain hanya untuk kesenangan semata.
Berdasarkan dari penelitian yang telah dilaksanakan, disarankan perbaikan untuk
masa yang akan datang, yaitu: mahhasiswa harus sadar betul tujuan utama mereka.
Sehingga mereka dapat lebih mengontrol segala sesuatu yang mereka lakukan sesuai
dengan kondisi ekonomi mereka, agar tidak terlalu terpengaruh terhadap pandangan
hidup hedonism.

Firly Asyifa, Siti Arusah Rusydah, Lolita Ikhsania P Halaman 11


DAFTAR PUSTAKA

Maxmanroe. [n.d]. Pengertian Hedonisme dalam Sosiologi, Penyebab, Dampak, dan Ciri-
ciri Hedonisme. [online]. Tersedia:
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-hedonisme.html# [11 April
2019]
Nurmiati. (2018). 3 Perbedaan Konsumerisme dan Hedonisme. [Online]. Tersedia:
https://materiips.com/perbedaan-konsumerisme-dan-hedonisme. [20 Juni 2019]
Alkhawarizmi. [n.d]. Manusia dan Pandangan Hidup. [Online]. Tersedia:
https://mamz.weebly.com/manusia-dan-pandangan-hidup.html [20 Maret 2019]
Maftuhin et al (2016). Pendidikan Sosial Budaya. Bandung: CV. Maulana Media Grafika
Koentjaraningrat. (1980). Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara Baru
Gem, Collins. (2005). Book of Facts. England: Harpercollins Pub Ltd

Firly Asyifa, Siti Arusah Rusydah, Lolita Ikhsania P Halaman 12

Anda mungkin juga menyukai