Anda di halaman 1dari 4

Nama : Widya Khairandi

Nim : 1193151021

Kelas : Bk Reguler C 2019

Fenomena : Perilaku Gaya Hidup Hedonisme (Konsumtif) Pada Remaja

Hedonisme berasal dari bahasa Yunani ‘Hedone’ yang berarti kesenangan, kenikmatan,
bersenangsenang. Hedonisme adalah sebuah kepercayaan bahwa kesenangan harus merupakan
tujuan utama dalam hidup. Menurut Amstrong (2003 : 15) mengatakan bahwa gaya hidup
hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup, seperti lebih
banyak menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota,
senang membeli barang mahal yang disenanginya, serta selalu ingin menjadi pusat perhatian.
Gaya hidup antara individu satu dengan yang lainnya akan berbeda. Gaya hidup menunjukkan
bagaimana seseorang mengatur kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat, perilku di depan
umum, dan upaya membedakan statusnya dari orang lain melalui lambanglambang sosial.

Gaya hidup berkaitan erat dengan perkembangan zaman dan teknologi. Semakin
bertambahnya zaman semakin canggih teknologi, maka semakin berkembang pula penerapan
gaya hidup oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Aspek-Aspek gaya hidup hedonisme
antara lain:

1. Kegiatan (Activities)

Tindakan nyata seperti banyak menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak membeli
barang-barang yang kurang diperlukan, pergi ke pusat perbelanjaan dan kafe. Walaupun tindakan
ini dapat dipahami, tetapi kegiatan ini tidak dapat diukur secara langsung.

2. Minat (Interest)
Seperti hal dalam fashion, makanan, bendabenda mewah, tempat kumpul, dan selalu
ingin jadi pusat perhatian.

3. Opini (Opinion)

Adalah “jawaban” lisan atau tertulis yang diberiakan sebagi respon terhadap situasi
stimulis dimana semacam “pertanyaan” diajukan. Opini digunakan untuk mendeskripsikan
pemikiran, harapan, dan evaluasi dalam perilaku.

Adapun karateristik gaya hidup hedonisme menurut Swastha (2009) yaitu karakteristik
dari individu yang memiliki gaya hidup hedonisme adalah:

• Suka mencari perhatian;

• Cenderung impulsif;

• Cenderung follower (ikutikutan);

• Kurang rasional; dan

• Mudah dipengaruhi.

Menurut Kotler (1993) secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup
hedonisme seseorang dibedakan menjadi dua faktor yang berasal dari dalam diri individu
(internal) dan dari luar diri individu (eksternal). Faktor Internal adalah faktor yang muncul dari
dalam diri individu yang didasarkan pada keyakinan diri sendiri untuk bergaya hidup sesuai
dengan keinginananya.

Faktor internal diantaranya sebagai berikut : (1) Sikap. Sikap berarti suatu keadaan jiwa
dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek
diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. (2)
Pengalaman dan Pengamatan. Pengalaman dapat mempengaruhi pengamtan sosial dalam
tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakaannya di masa lalu dan dapat
dipelajari, memalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. (3) Kepribadian.
Kepribadian adalah konfigurasi karakter individu dan cara berperilaku yang menentukan
perbedaan perilaku dari setiap individu. (4) Konsep Diri. Faktor lain yang menentukan
kepribadian individu adalah konsep diri. (5) Motif. Perilaku individu muncul karena adanya
motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa
contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan
membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis. (6) Persepsi.
Persepsi adalah proses dimana seseorang Memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi
untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.

Adapun faktor eksternal dijelaskan oleh Kotler (1997) sebagai berikut : (1) Kelompok
referensi. Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung langsung
atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. (2) Keluarga. Keluarga memegang
peran terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu. (3) Kelas Sosial.
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogeny dan bertahan lama dalam sebuah
masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang
itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. (4) Kebudayaan. Kebudayaan meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat, dan kebiasaankebiasaan yang
diperoleh individu sebagai anggota masyarakat.

Dapus :

Zadri, D. A. (2020). Pengaruh gaya hidup hedonis dan regulasi diri terhadap perilaku seksual
pranikah. Psikoborneo, 8(2), 228–237. http://e
journals.unmul.ac.id/index.php/psikoneo/article/view/4906

Trimartati, N. (2014). Studi Kasus Tentang Gaya Hidup Hedonisme Mahasiswa Bimbingan dan
Konseling Angkatan 2011 Universitas Ahmad Dahlan. PSIKOPEDAGOGIA Jurnal
Bimbingan Dan Konseling, 3(1), 20. https://doi.org/10.12928/psikopedagogia.v3i1.4462

Anggraini, R. T., & Santhoso, F. H. (2019). Hubungan antara Gaya Hidup Hedonis dengan
Perilaku Konsumtif pada Remaja. Gadjah Mada Journal of Psychology (GamaJoP), 3(3),
131. https://doi.org/10.22146/gamajop.44104

Jennyya Vionnalita, dkk (2021). Gaya Hidup Hedonisme Di Kalangan Mahasiswa Universitas
Sam Ratulangi. Jurnal Holistik, 14 (3).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/view/34482/32374

Tambingon, J., Tasik, F. C. M., & Purwanto, A. (2016). Universitas Sam Ratulangi Di Kota
Manado Joulanda Tambingon. Jurnal Administrasi Publik, 1(43).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JAP/article/view/17062
Prastiwi, I. E., & Fitria, T. N. (2020). Budaya Hedonisme dan Konsumtif dalam Berbelanja
Online Ditinjau dari Perpektif Ekonomi Syariah. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(3), 731.
https://doi.org/10.29040/jiei.v6i3.1486

Anda mungkin juga menyukai