Anda di halaman 1dari 3

ARTIKEL ILMIAH POPULER

Ratu Astrid Herera


19411072
Program Studi Psikologi
Kelas Psikologi 2 C

PENGARUH PERILAKU HEDONISME TERHADAP PEMBENTUKAN DAN


PENGUATAN KARAKTER MAHASISWA

Modernisasi merupakan proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga


masyarakat untuk dapat hidup sebagai tuntutan masa kini, yang pada setiap tahunnya akan
terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Hal ini disebabkan oleh masuknya
budaya luar kedalam suatu negara dan bercampurnya dua kebudayaan tersebut serta saling
mempengaruhi diantara keduanya. Tergerusnya karakteristik yang dimiliki oleh pemuda-
pemudi bangsa Indonesia karena pengaruh globalisasi sudah mulai dirasakan di zaman
sekarang ini. Pengaruh globalisasi yang paling terasa adalah ketika kapitalisme mulai masuk
dan perlahan menguasai penjuru negeri di belahan dunia ini. Oleh karena hal itu, munculah
gaya hidup konsumtif dan hedonisme. Dekan Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis Universitas
Indonesia (FEB UI) Ari Kuncoro mengatakan gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini
cenderung boros namun digunakan untuk kepentingan yang tak terlalu bermanfaat.
Masyarakat kelas menengah yang disebut-sebut mengurangi belanja ritel, namun
menghabiskan uang untuk berfoya-foya (hedonism) (metrotvnews.com 2017). Dalam
kesehariannya kita banyak melihat dari golongan remaja seperti mahasiswa/i ini yang
memiliki gaya hidup hedonisme, hal ini berkaitan pula dengan adanya Id, Ego dan Superego.
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan
kenikmatan materi adalah tujuan utama dari kehidupan. Bagi penganut paham ini, bersenang-
senang, pestapora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup. Entah itu menyenangkan
bagi orang lain atau tidak. Menyenangkan diri sendiri atau tidak. Mereka beranggapan bahwa
hidup ini hanyalah sekali, sehingga merasa ingin menikmati hidup semaunya sendiri. Dan
saat orang sudah terbiasa dengan menggunakan gaya kehidupan ini, maka akan sangat sulit
untuk mengubah hidupnya menjadi sederhana kembali. Gaya hidup seperti inilah yang
menjadi tujuan dari para mahasiswa pada saat ini, mereka akan mencari dan berlomba-lomba
untuk mencari kesenangan dan kebahagiaan serta menghindari diri dari perasaan yang tidak
enak tanpa perduli dengan akibat yang akan timbul setelahnya. Gaya hidup seperti ini
dipandang bebas dan berani. Hal inilah yang menjadi daya tarik sendiri bagi kalangan
mahasiswa.
Kusumanugraha dalam Nugraheni (2003: 3) memberikan gambaran mengenai
kecenderungan ciri khas gaya hidup hedonis pada mahasiswa antara lain dengan selalu
mengerjakan aktivitas maupun minatnya dengan cara berkelompok. Colemen dalam
Nugrahani (2003: 3) membuktikan dalam penelitiannya bahwa kecenderungan gaya hidup
mahasiswa saat ini mengarah pada gaya hidup hedonis. Hal tersebut dapat dilihat dari
dominannya budaya anak muda yang senang pesta, bermobil, punya banyak teman yang
senang hura-hura dan sebagainya. Mahasiswa pada zaman milenial ini sudah dibutakan oleh
popularitas, teknologi, dan segala hal yang praktis dalam kehidupan modern saat ini. Yang
lebih mementingkan ego nya masing-masing tanpa memikirkan kehidupan orang lain.
dikarenakan mahasiswa adalah iron stock bagi masyarakat di kehidupan yang akan datang,
maka mahasiswa perlu memiliki karakter yang kuat dalam berbagai bidang, dimulai dari
bidang pendidikan hingga sosial.
Ciri-ciri hedonismee menurut Cicerno (dalam Russell (2004) adalah sebagai berikut :
1. memiliki pandangan gaya hidup instan
2. melihat perolehan harta dari hasil akhir bukan proses untuk membuat hasil akhir
3. menjadi pengejar modernitas fisik
4. memiliki relativitas kenikmatan di atas rata-rata tinggi
5. memenuhi banyak keinginan-keinginan spontan yang muncul.
6. ketika mendapat masalah yang dianggap berat, muncul anggapan bahwa dunia
begitu membencinya
7. berapa uang yang dimilikinya akan habis
Melihat dari ciri-ciri tersebut, hedonismee lebih menitikberatkan kepada kebutuhan
jasmani daripada rohani. Hedonismee kurang lebih adalah berupa kesenangan sesaat yaitu
kesenangan duniawi. Dalam konteks penyelenggaraan pendidikan karakter, Perpres PPK ini
sesunguhnya hadir sebagai wujud penyelesaian atas sebagian dari sejumlah problem-problem
pendidikan yang terjadi. Lebih lanjut Kotler (1997) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya hidup seseorang ada dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal).
Oleh karena itu, jangan sampai kita kurang mengenali diri sendiri. Fenomena
hedonismee mengartikan bahwa masih banyak orang yang sulit untuk membedakan atau
memisahkan antara kebutuhan dengan keinginannya. Kesulitan akan memilih diantara dua
hal tersebut mengartikan bahwa orang tersebut belum bisa memahami inti dari dirinya
sendiri. Sehingga perlu adanya tindakan atau penguatan kesadaran akan motif aktualisasi diri.
Dapat disimpulkan bahwa perilaku hedonisme mahasiswa di zaman sekarang ini
terjadi akibat dari adanya globalisasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa di zaman milenial seperti
ini dapat kita lihat dan temukan bahwa banyak remaja-remaja dan para mahasiswa yang gaya
hidupnya penuh dengan foya-foya (hedonisme) yang didasari oleh adanya id, ego dan super
ego masing-masing individu. Masa remaja akhir adalah masa transisi perkembangan antara
masa remaja menuju dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 17-22 tahun. Pada masa
ini terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan
orang tua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses
pembentukan orientasi masa depan. Mahasiswa umumnya termasuk ke dalam kategorisasi
remaja akhir, di mana remaja akhir adalah remaja yang berumur rentang 18-21 tahun yang
mana pada masa remaja ini sudah mantap dan stabil.
Dampak perilaku hedonisme terhadap diri remaja pelaku hedonisme adalah tekanan
psikologis, perubahan identitas dan perubahan ideologi. Perilaku hedonisme juga berdampak
terhadap keluarga remaja hedonisme serta tanggapan masyarakat seperti pencemaran nama
baik keluarga, perilaku yang tidak sesuai harapan keluarga serta citra negatif di masyarakat.
Namun untuk meminimalisir dan menghindari terjadinya hedonisme di kalangan mahasiswa
ini hal yang kami rasa baik untuk menjadi langkah awal ini adalah adanya beberapa hal
penting yang mesti diterapkan dan perlu adanya kesiapan diri.

Daftar Referensi :
Baron, Robert A. dan Donn Byrne 2003. Psikologi Sosial. Jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga
Budhi Wibhawa, S. T. (2010). Dasar- Dasar Pekerjaan Sosial. Bandung: Widya Padjadjaran.
Haryono, Siswoyo dan Aris Ahmad Jaya. 2010. Motimorphosis Motivasi Menuju Perubahan.
Bogor: ABCo Publisher
Ibrahim, Idy Subandy. 1997. Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Praja Dan Damayantie. 2013. Potret Gaya Hidup Hedonismee Di Kalangan Mahasiswa.
Lampung: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UNILA.

Anda mungkin juga menyukai